Rencana Strategi Kelompok 1
Click here to load reader
-
Upload
melia-tiarani -
Category
Documents
-
view
221 -
download
7
description
Transcript of Rencana Strategi Kelompok 1
Rencana Strategi terhadap Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal
Disusun Oleh:
Roully AzharsKartika Agustina Hasbi
Indah Puspita PutriPutri Irmayani
Teguh Agam MeutuahSafrizal
Reza FahleviRendi ThantawiDina Hudiana
Eri Miswar
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh 2013Rencana Strategi terhadap Peningkatan Pelayanan
Kesehatan di Daerah Tertinggal
1. Latar Belakang
Provinsi Aceh terletak di ujung Barat Laut Sumatera (2o00’00”- 6o04’30”
Lintang Utara dan 94o58’34”-98o15’03” Bujur Timur) dengan Ibukota Banda
Aceh, memiliki luas wilayah 56.758,85 km2 atau 5.675.850 Ha (12,26 persen dari
luas pulau Sumatera), wilayah lautan sejauh 12 mil seluas 7.479.802 Ha dengan
garis pantai 2.666,27 km2. Secara administratif pada tahun 2009, Provinsi Aceh
memiliki 23 kabupaten/kota yang terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, 276
kecamatan, 755 mukim dan 6.423 gampong atau desa. Total penduduk Provinsi
Aceh secara keseluruhan adalah 4,7 juta jiwa.
Provinsi Aceh memiliki topografi datar hingga bergunung. Wilayah
dengan topografi daerah datar dan landai sekitar 32 persen dari luas wilayah,
sedangkan berbukit hingga bergunung mencapai sekitar 68 persen dari luas
wilayah. Daerah dengan topografi bergunung terdapat dibagian tengah Aceh yang
merupakan gugusan pegunungan bukit barisan dan daerah dengan topografi
berbukit dan landai terdapat dibagian utara dan timur Aceh.
Masyarakat Aceh mengahadapi persoalan ganda di bidang kesehatan. Pada
satu sisi penduduk Aceh rentan terhadap serangan berbagai penyakit menular
akibat kondisi lingkungan dan fasilitas sanitasi yang belum memadai. Pada sisi
yang lain, kasus-kasus penyakit degeneratif pun meningkat tajam. Transisi
epidemiologi ini sejalan dengan gaya hidup masyarakat Aceh yang mulai berubah.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh berada pada urutan 18 dari 33 provinsi
di Indonesia.
Fasilitas kesehatan yang dimiliki Provinsi Aceh adalah rumah sakit
sejumlah 59 unit, dimana RS tipe A berjumlah 1 unit, RS tipe B sebanyak 4 unit,
RS tipe C sejumlah 53 unit, dan tipe D sebanyak 1 unit. Jumlah puskesmas yang
dimiliki oleh Provinsi Aceh saat ini adalah 330 unit meliputi 186 puskemas rawat
dan 144 unit puskesmas non-rawat yang tersebar di 23 kabupaten/kota.
Berdasarkan segi jarak menunjukkan bahwa 27,4% rumah tangga (RT)
berjarak kurang dari 1 km dan 61,8% RT berjarak 1-5 km dari fasilitas kesehatan.
Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 89,2% RT berada pada atau kurang dari 5 km
dari fasilitas kesehatan dan 10,8% berada lebih dari 5 km dari fasilitas kesehatan.
Secara umum, kualitas pelayanan kesehatan dilihat dari ketanggapan, keramahan,
kejelasan informasi dan persepsi lainnya dengan tingkat cukup baik.
Secara umum, rata-rata pelayanan kesehatan dapat dinikmati oleh
masyarakat setempat dengan jarak kurang dari 5 km dari fasilitas kesehatan.
Namun hal ini berbeda di beberapa daerah, terlebih pada daerah-daerah tertinggal,
dimana sulitnya akses pelayanan kesehatan yang diakibatkan oleh kurangnya
sarana prasarana menuju ke sarana kesehatan, tingkat pengetahuan dan
sosioekonomi masyarakatnya yang juga masih rendah. Ada 4 kabupaten yang
termasuk daerah tertinggal, yakni kabupaten Aceh Singkil, Aceh Selatan, Gayo
Lues, dan Aceh Jaya. Data dari Kemenkes pada tahun 2012 menunjukkan hanya
ada 11 unit untuk kabupaten Aceh Singkil, 22 unit pada kabupaten Aceh Selatan,
12 unit di daerah kabupaten Gayo Lues, serta 10 puskesmasuntuk abpaten Aceh
Jaya. Oleh karena itu harus dibuat rencana untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut demi tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerah
tertinggal.
2. Masalah
a. Manajemen puskesmas yang tidak optimal
Distribusi dan efektivitas sumber daya manusia (SDM) yakni petugas
kesehatan (dokter, dokter ahli, bidan, perawat, farmasi, teknisi kesehatan)
yang masih belum merata dan kurang
Jumlah tenaga kesehatan (epidemiolog, tenaga keuangan, ahli administrasi
kesehatan) yang sedikit
Perencanaan kebutuhan obat yang belum tepat
Kurangnya sarana dan prasarana pada pusat pelayanan kesehatan
Kurangnya dukungan masyarakat terhadap program kesehatan
b. Keterbatasan akses pelayanan kesehatan
Kurangnya informasi dan promosi kesehatan terhadap masyarakat
Jarak yang jauh ke pusat pelayanan kesehatan
Rendahnya tingkat pengetahuan, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat
Kurangnya sarana dan prasarana untuk mengunjungi pusat pelayanan
kesehatan
c. Rendahnya derajat kesehatan di daerah tertinggal
Letak geografis yang rumit dan terisolir
Sumber daya manusia yang masih kurang
Sarana dan prasarana kesehatan belum lengkap dan sedikit
Anggaran pembangunan yang sedikit pada bidang kesehatan dan
penggunaan dana yang tidak efektif
Tingkat pengetahuan dan informasi masyarakat yang kurang tentang
kesehatan dan jaminan kesehatan
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Menciptakan pelayanan kesehatan yang optimal di daerah tertinggal.
b. Tujuan khusus
• Mengupayakan optimalisasi manajemen kesehatan di puskesmas
• Mengupayakan akses pelayanan kesehatan yang lebih mudah
• Mengupayakan peningkatan derajat kesehatan di daerah tertinggal
4. Visi dan Misi
a. Visi
Tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal di daerah tertinggal.
b. Misi
Meningkatkan manajemen puskesmas yang optimal
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerah tertinggal
5. Strategi
a. Optimalisasi manajemen kesehatan di puskesmas
Penyusunan/ perencanaan program kerja puskesmas yang optimal serta
pemantauannya
Melakukan pelatihan terhadap tenaga kesehatan sesuai bidang terkait
Memberlakukan sistem reward dan punishment terhadap kinerja ttenaga
kesehatan
Monitoring dan evaluasi program kerja puskesmas
Melengkapi fasilitas, sarana, dan prasarana untuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan mulai dari yang primer sampai sentral pelayanan
kesehatan rujukan
Evaluasi kinerja tenaga kesehatan
b. Peningkatan akses pelayanan kesehatan
Meningkatkan promosi melalui "duek pakat" di desa-desa, brosur
kesehatan dan melibatkan tokoh-tokoh budaya dan agama
Meningkatkan penemuan kasus dan analisa kesehatan dengan surveillance
Home visit/ skrining/ penapisan pada masyarakat
Aktivasi puskesmas keliling
Aktivasi posyandu, polindes, pustu
Distribusi tenaga medis yang merata sesuai kebutuhan
c. Peningkatan derajat kesehatan di daerah tertinggal
Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui tindakan promosi
kesehatan
Pembinaan kader kesehatan
Mengadakan kerjasama dengan stakeholder dan instansi terkait
Penambahan alokasi anggaran kesehatan
6. Program Aksi
No Variabel Bentuk Kegiatan Waktu Budget (Rp) PJ1. optimalisasi
manajemen kesehatan di puskesmas
1. melakukan pelatihan terhadap tenaga kesehatan Puskesmas sesuai bidang terkait
3 kali/tahun 1.200,000,000.00 Ka.DinkesKetua: dr. RoullyAnggota: dr. Rendidr. Teguh
2. Pembuatan SOP dan algoritma pelayanan
1 kali/tahun 150,000,000.00 Ka.DinkesKetua; dr. KartikaAnggota: dr. Safrizaldr Reza
3. Memberlakukan sistem reward dan punishment terhadap kinerja
2 kali/tahun 600,000,000.00 Ka.DinkesKetua; dr. PutriAnggota: dr.Indah dr. Eri
4. Penyusunan program kerja puskesmas
1 Kali/tahun 250,000,000.00 Ka. DinkesKetua; dr. RendiAnggota: dr. Safrizaldr. Kartika
5. Monitoring dan evaluasi program kerja puskesmas
1 kali 300,000,000.00 Ka. DinkesKetua; dr. IndahAnggota: dr. Putridr. Teguh
6. Pembangunan pustu, polindes dan posyandu
1 kali/6 bulan
1,460,000,000.00 Ka. DinkesKetua; dr.RoullyAnggota :dr.Rendidr.Teguh
7. Melengkapi alat kesehatan puskesmas (alat-alat IGD, bedah minor, kamar bersalin, ruang tindakan
1 kali/6 bulan
1,500,000,000.00 Ka. DinkesKetua; dr. KartikaAnggota: dr. Safrizaldr Reza
8. Inventaris dan pemeliharaan alat-alat
2 kali/ tahun 100,000,000.00 Ka. DinkesKetua; dr. Putri
kesehatan Anggota: dr.Indah dr. Eri
9. Melengkapi sarana dan prasarana transportasi (ambulance)
1 Kali/tahun 1,250,000,000.00 Ka. DinkesKetua; dr. RendiAnggota: dr. Safrizaldr. Kartika
2
Peningkatan akses pelayanan kesehatan
1. Meningkatkan promosi melalui "duek pakat" di desa-desa, brosur kesehatan
1 desa/bulan 360,000,000,00 Ka. DinkesKetua; dr. IndahAnggota: dr. Putridr. Teguh
2. meningkatkan penemuan kasus dan analisa kesehatan dengan surveillance
1 kali/tahun 1,000,000,000,00 Ka. DinkesKetua: dr. TeguhAnggota: dr. Roulydr. Eri
3. home visit/ skrining/ penapisan pada masyarakat
1 kali/bulan 1,450,000,000,00 Ka. DinkesKetua: dr. RezaAnggota; dr. Kartikadr. Putri
4. Aktivasi puskesmas keliling
2 kali/bulan 96,000,000,00 Ka. DinkesKetua: dr. DinaAnggota: dr. Safrizaldr. Rendi
5. Aktivasi posyandu, polindes, pustu
900,000,000,00 Ka. DinkesKetua; dr. KartikaAnggota: dr. Safrizaldr. Reza
6. Penambahan jumlah tenaga medis
Sesuai kebutuhan daerah
Ka. DinkesKetua; dr.RoullyAnggota : dr.Rendi dr.Teguh
3
Peningkatan derajat
1. meningkatkan pengetahuan
1 kali/bulan 850,000,000,00 Ka. Dinkes Ketua; dr. Rouly
kesehatan di daerah tertinggal
masyarakat melalui tindakan promosi kesehatan
Anggota: dr. Rendidr. Teguh
2. Pembinaan kader kesehatan
2 kali/6 bulan
1,500,000,000,00 Ka. DinkesKetua; dr. KartikaAnggota: dr. Safrizaldr. Reza
3. Mengadakan kerjasama dengan stakeholder dan instansi terkait
Sesuai dengan kebutuhan
Ka. DinkesKetua; dr. PutriAnggota: dr.Indah dr. Eri
4. Penambahan alokasi anggaran
Sesuai dengan kebutuhan
Ka. DinkesKetua; dr. RendiAnggota: dr. Safrizaldr. Kartika