Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
-
Upload
ningrumwahyusetyowati -
Category
Documents
-
view
3.185 -
download
1
description
Transcript of Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
Disusun Oleh :
Ningrum Wahyu. S
Putri Eka Setya. W
Rencana Asuhan Keperawatan
Stroke (CVA)
Data Obyektif
1. TD : 150/90 mmHg
2. Nadi : 95×/menit
3. Nafas :24×/menit
4. Suhu : 37oC
5. Pasien kehilangan motorik
6. Pasien sulit berkomunikasi
7. Pasien kehilangan keseimbangan
Pengkajian
Data Subyektif
1. Pasien merasa kehilangan rasa dan lemas
2. Pasien merasa bingung dan sulit
berbicara pada lawan bicara
3. Pasien kesulitan melihat pada sebelah
mata
4. Psien merasakan sakit kepala dengan
skala 8/10
Diagnosa Keperawatan (1)
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan denga
fungsi neurologis
Data Obyektif
a. Kehilangan motorik pada pasien
b. Pasien kehilangan keseimbangan
Data Suyektif
Pasien merasa kehilangan rasa dan lemas
Rencana Asuhan Keperawatan
Tujuan
Tujuan Umum
Kerusakan mobilitas fisik teratasi
Tujuan Khusus
1. Pasien dapat melakukan
mobilisasi/menggerakkan anggota tubuh
yang terkena stroke sedikit demi sedikit
2. Pasien bisa mengontrol keseimbangannya
3. Lemas yang dialami pasien bisa berkurang
Intervensi (Perencanaan)
1. Pertahankan kesejajaran tubuh
2. Pertahankan ekstremitas yang sakit dengan
menggunakan bantal
3. Pelaksanaan latihan ROM untuk semua ekstremitas
setiap 2-4 jam
4. Bantu pasien dengan menggunakan alat penyokong
sesuai indikasi
5. Pemberian dorongan kepada pasien untuk melakukan
aktivitas kebutuhan sehari hari
6. Penjagaan diet dan waktu makan pasien
7. Pemberian obat obatan sesuai petunjuk dokter
Pelaksanaan1. Mempertahankan Kesejajaran tubuh
2. Mempertahankan ekstremitas yang sakit dengan
menggunakan bantal
3. Melaksanakan latihan ROM untuk semua ekstremitas
setiap 2-4 jam
4. Membantu pasien dengan menggunakan alat
penyokong sesuai indikasi
5. Memberikan dorongan kepada pasien untuk melakukan
aktivitas kebutuhan sehari hari
6. Menjaga diet dan waktu makan pasien
7. Memberikan obat obatan sesuai petunjuk dokter
Evaluasi
Kerusakan mobilitas fisik dapat sedikit teratasi
1. Pasien sudah dapat melakukan
mobilisasi/menggerakkan anggota tubuh
yang terkena stroke sedikit demi sedikit
2. Pasien sudah bisa mengontrol
keseimbangannya sedikit demi sedikit
3. Lemas yang dialami pasien sudah bisa
berkurang
Diagnosa Keperawatan (2)
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
efek kerusakan pada hemisfer bahasa atau wicara
Data Obyektif
Pasien sulit berkomunikasi
Data Subyektif
Pasien merasa bingung dan sulit bicara pada
lawan bicara
Tujuan Tujuan Umum
Kerusakan komunikasi verbal teratasi
Tujuan Khusus
1. Pasien berkomunikasi sedikit demi sedikit
2. Pasien tidak merasa bingung
Intervensi (Perencanaan)
1. Pembuatan upaya untuk memahami komunikasi
pasien, mendengar penuh perhatian, ulangi
pesan kembali kepada pasien untuk memastikan
pengertian
2. Pengajaran teknik untuk memperbaiki wicara,
instruksikan bicara lambat dan dalam kalimat
pendek pada awal dan tanyakan pertanyaan
yangdijawab ya atau tidak
3. Penggunaan sentuhan dan perilaku untuk
berkomunikasi dengan tenang
Implementasi (Pelaksanaan)
1. Membuat upaya untuk memahami komunikasi
pasien, mendengar penuh perhatian, mengulangi
pesan kembali kepada pasien untuk memastikan
pengertian
2. Mengajaran teknik untuk memperbaiki wicara,
instruksikan bicara lambat dan dalam kalimat
pendek pada awal dan tanyakan pertanyaan yang
dijawab ya atau tidak
3. Menggunaan sentuhan dan perilaku untuk
berkomunikasi dengan tenang
Evaluasi
Kerusakan komunikasi verbal sudah dapat
teratasi
1. Pasien telah bisa berkomunikasi
dengan lancar sedikit demi sedikit
2. Pasien sudah tidak merasa bingung
Diagnosa Keperawatan (3)
Kurang perawatan diri berhubungan dengan
gangguan mobilitas fisik dan proses kognitif
Data Obyektif
1. Kehilangan motorik
2. Pasien kehilangan keseimbangan
Tujuan
Tujuan Umum
Kurangna perawatan diri teratasi
Tujuan Khusus
1. Kebersihan diri pasien terjaga
2. Nutrisi pasien terpenuhi
3. Harga diri pasien meningkat
Intervensi (Perencanaan)
1. Pelaksanaan perawatan kulit (masase punggung)
selama 4-5 jam sekali
2. Pemberian hygiene fisik total, mandi 2× sehari,
oral care 4-8 jam sekali keramas setiap minggu,
sisir rambut setiap hari dan perawatan kuku
3. Kaji, pantau dan pemberian nutrisi
4. Pemberian pertolongan kepada pasien dalam hal
eliminasi
Implementasi (Pelaksanaan)
1. Melaksanakan perawatan kulit (masase
punggung) selama 4-5 jam sekali
2. Memberikan hygiene fisik total, mandi 2× sehari,
oral care 4-8 jam sekali keramas setiap minggu,
menyisir rambut setiap hari dan perawatan kuku
3. Mengkaji, memantau dan memberikan nutrisi
4. Memberikan pertolongan kepada pasien dalam
hal eliminasi
Evaluasi
Kurangnya perawatan diri dapat teratasi
1. Kebersihan diri pasien sudah terjaga
2. Nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan
baik
3. Harga diri pasien meningkat
Diagnosa Keperawatan (4)
Perubahan persepsi sensori berhubungan
dengan stress psikologis
Data Subyektif
Pasien kesulitan melihat pada sebelah
mata
Tujuan
Tujuan Umum
Perubahan persepsi sensori teratasi
Tujuan Khusus
1. Kesulitan melihat yang dialami pasien tidak
membuat pasien drop
2. Kesulitan melihat yang dialami pasien bisa
sedikit berkurang
3. Kesulitan melihat yang dialami pasien tidak
membuat pasien bingung
4. Kesulitan melihat yang dialami pasien tidak
mencelakai diri pasien
Intervensi (Perencanaan)
1. Pengevaluasian terhadap adanya gangguan penglihatan
2. Penciptaan lingkungan yang sederhana, pemindahan
perabot yang membahayakan
3. Pemberian stimulus terhadap rasa dan sentuhan
4. Pengkajian kesadaran sensorik seperti pembedaan
panas dan dingin serta tajam dan tumpul
5. Biarkan lampu tetap menyala, letakkan benda dalam
jangkauan
6. Pemberiaan obat obatan sesuai petunjuk dokter
Implementasi (Pelaksanaan)
1. Mengevaluasi terhadap adanya gangguan
penglihatan
2. Menciptakan lingkungan yang sederhana,
memindahan perabot yang membahayakan
3. Memberikan stimulus terhadap rasa dan sentuhan
4. Mengkaji kesadaran sensorik seperti membedakan
panas dan dingin serta tajam dan tumpul
5. Membiarkan lampu tetap menyala, meletakkan
benda dalam jangkauan
6. Memberiakan obat obatan sesuai petunjuk dokter
Evaluasi
Perubahan persepsi sensori telah dapat teratasi
1. Kesulitan melihat yang dialami pasien sudah
tidak membuat pasien drop
2. Kesulitan melihat yang dialami pasien sudah
bisa sedikit berkurang
3. Kesulitan melihat yang dialami pasien sudah
tidak membuat pasien bingung
4. Kesulitan melihat yang dialami pasien tidak
mencelakai diri pasien
Diagnosa Keperawatan (5)
Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan denga
interupsi aliran darah, gangguan oklusif, hemoragi,
vaospasme serebral dan edema serebral
Data Obyektif
1. TD : 150/90 mmHg
2. Nadi : 95×/menit
3. Nafas :24×/menit
4. Suhu : 37oC
Data Subyektif
Pasien merasakan sakit kepala dengan skala 8/10
Tujuan
Tujuan Umum
Perubahan perfusi jaringan serebral teratasi
Tujuan Khusus
1. TTV dalam keadaan normal
2. Sistem neurologis pasien dalam keadaan
baik
3. Sakit kepala yang dialami pasien
berkurang menjadi skala 3/10
Intervensi (Perencanaan)
1. Pemantauan status neurologis sesering mungkin
dan bandingkan dengan keadaan normalnya atau
standart
2. Pemantauan TTV
3. Pencatatan perubahan penglihatan
4. Penggunaan posisi fowler/semi fowler
5. Penciptaan lingkungan yang tenang, pembatasan
pengunjung dan pembatasan aktivitas pasien
6. Kolaborasi dalam pemberian oksigen dan obat
dengan dokter
Implementasi (Pelaksanaan)
1. Memantau status neurologis sesering mungkin dan
bandingkan dengan keadaan normalnya atau
standart
2. Memantau TTV
3. Mencatat perubahan penglihatan
4. Menggunaan posisi fowler/semi fowler
5. Menciptakan lingkungan yang tenang, membatasi
pengunjung dan membatasi aktivitas pasien
6. Berkolaborasi dalam pemberian oksigen dan obat
dengan dokter
Evaluasi
Perubahan perfusi jaringan serebral sedikit
dapat teratasi
1. TTV sering dalam keadaan normal
2. Sistem neurologis pasien dalam keadaan
lumayan baik
3. Sakit kepala yang dialami pasien
berkurang menjadi skala 5/10