Makalah asuhan keperawatan stroke

49
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN STROKE BAB I LATAR BELAKANG Stroke atau gangguan perdarahan otak (GPDO) merupakan ppenyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya ganggan peredaran otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal ( global ) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam aau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, gangguan proses berfikir daya ingat, dan bentuk-bentu kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak. Badan kesehatan sedunia WHO memperkirakan sekitar 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya. Stroke merupakan penyebab kematian utama urutan kedua pada kelompok usia diatas 60 tahun, dan urutan kelima penyebab kematiian pada kelompok usia 15-59 tahun. Diindonesia prevalensi stroke terus meningkat setiap tahunnya, seiring dengan peningkatan usia harapan hidup dan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tidak diimbangi dengan perbaikan prilaku dan pola hidup yang sehat. BAB II KONSEP DASAR Definisi Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak.( brunner &suddarth) Stroke adalah deficite neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena ( WHO, 1989 ). Etiologi Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadia: 1) Trombosis Bekuan darah dalam pembuluh drah otak atau leher 2) Embolisme serebral Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain

description

http://ceritaberitasekolah.blogspot.com/ htpp://belajarmakalah.blogspot.com www.lagu-karo.tk

Transcript of Makalah asuhan keperawatan stroke

Page 1: Makalah asuhan keperawatan stroke

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

BAB I

LATAR BELAKANG

Stroke atau gangguan perdarahan otak (GPDO) merupakan ppenyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya ganggan peredaran otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal ( global ) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam aau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, gangguan proses berfikir daya ingat, dan bentuk-bentu kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak.

Badan kesehatan sedunia WHO memperkirakan sekitar 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya. Stroke merupakan penyebab kematian utama urutan kedua pada kelompok usia diatas 60 tahun, dan urutan kelima penyebab kematiian pada kelompok usia 15-59 tahun. Diindonesia prevalensi stroke terus meningkat setiap tahunnya, seiring dengan peningkatan usia harapan hidup dan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tidak diimbangi dengan perbaikan prilaku dan pola hidup yang sehat.

BAB II

KONSEP DASAR

Definisi

Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak.( brunner &suddarth)

Stroke adalah deficite neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena ( WHO, 1989 ).

Etiologi

Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadia:

1) Trombosis

Bekuan darah dalam pembuluh drah otak atau leher

2) Embolisme serebral

Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain

3) Iskemia

Penurunan aliran darah ke area otak

4) Hemoragi serebral

Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.

Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabka kehilangan sementara atau parmanen gerakan, berfikir, memori, bicara, atau sensasi. (brunner & suddarth)

Faktor resiko terjadinya stroke adalah:

Page 2: Makalah asuhan keperawatan stroke

1) Hipertensi

Dapat disebabkan oleh terosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dpat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah serebral.

2) Aneurisma pembuluh darah cerebral

Adanya kelainan pembuluh darah yakni nerupa penebalan pada satuu tempat yang diikuti oleh penipisan ditempat lain. Pada daerah penipisa yang maneuvertertentu dapat menimbulkan perdarahan.

3) Kelainn jantung

Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak

4) Diabetes melitus

Pada diabetes melitus viskositas darah meningkat sehingga memperlambat aliran darah kususnya serebral

5) Usia lanjut

Pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak

6) Polocitemia

Pada polocitemia viskositas dara meningkat dan aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi otak menurun

7) Peningkatan kolesterol

Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkn aterosklerosis danterbentuknya embolus dari lemak

8) Obesitas

Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningktan kadar kolesterol sehingga dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah

9) Perokok

Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis

10) Kurang aktivitas fisik

Kurang aktivitas fisik dapat mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh darah. (pembuluh darah menjadi kaku)

Klasifikasi stroke

Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi:

1) Stroke hemoragik

Terjadi perdarahan serebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaraan umumnya menurn dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.

2) Stroke non hemoragik

Page 3: Makalah asuhan keperawatan stroke

Dapat berupa iskemia, emboli spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelh istirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak. ( brunner & suddrrth)

Patofisiologi

· Stroke non hemoragik

Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Thrombus umumnya terjadi karena penkembangan ateroklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia, akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri karotis. Terjadiny blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.

· Stroke hemoragik

Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subaracnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabka herniasi otak sehingga timbul kematian. Disamping itu darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subracranoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.

Manifestasi klinis

· Defisit lapang penglihatan

Ø Kehilangan penglihatan perifer : kesulitan melihat pada malam hari

Ø Diplopia : penglihatan ganda

· Defisite motorik

Ø Hemiparesis : kelemahan wajah,lengan,dan kaki pada sisi yang sama

Ø Hemiplegia : paralisis wajah, lengan dan kaki

Ø Ataksia : berjalan tidak mantap

Ø Disartria : kesulitan dalam membentuk kata

· Defisit sensori

Ø Kebas dan semutan pada bagian tubuh

· Defisit verbal

Ø Afasia ekspresif : tidak mampu membetuk kata yang dapat dipahami

Ø Afasia reseptif : tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal.

Ø Afasia global : kombinasi afasia ekspresif dan afasi resptif

· Defisit kognitif

Ø Kehilangan memori jangka pendek dan panjang

Ø kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi

Page 4: Makalah asuhan keperawatan stroke

Ø perubahan penilaian

· defisit emosional

Ø kehilangan kontrol diri

Ø labilitas emosional

Ø penurunan tpleransi pada situasi yang menimbulkan stres

Ø depresi

Ø menarik diri

Ø rasa takut, bermusuhan dan marah

Pemeriksaan diagnostik

· Pemeriksaan laboratorium

Ø Lumbal fugsi : pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal

Ø Pemeriksaan darah rutin

Ø Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serumdan kemudian berangsur-angsurturun kembali

Ø Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada daerah itu sendiri

· CT scan kepala

Untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark

· MRI

Untuk mengetahui adanya edema, infark hematom dan bergesernya struktur otak

· Angiografi

Untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang terganggu

· USG Doppler

Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovana (masalah sistem karotis)

· EEG

Untuk melihat masalah yang timul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunkan implus listrik dalam jaringan otak.

Penatalaksanaan

· Penatalaksanaan

Ø Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil

Ø Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu berikan oksigen sesuai kebutuhan

Ø Tanda-tanda vital usahakan stabil

Page 5: Makalah asuhan keperawatan stroke

Ø Bed rest

Ø Perrtahankan keseimbangan cairan dan elektrlolit

Ø Kantung kemih yang penuh kosongkan

· Pencegahan

Yang dapat diperbuat untuk mencegah suatu stroke adalah dengan cara menghindari faktor resiko, seperti:

Ø Hipertensi

Ø Merokok

Ø Diabetes melitus

Ø Obesitas

· Pengobatan

Ø Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS)

Ø Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.

Ø Medikasi anti trombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan thrombus dan embolisasi

Ø Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskular.

Komplikasi

Komplikasi stroke meliputi:

1. hipoksia serebral

2. penurunan aliran darah serebral

3. luasnya area cidera.

(smeltzer C.Suzanne, 2002)

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Resiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan adanya peningkatan volume intrakranial, penekanan jaringan otak dan edema serebral.

2. Perubahan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral, okulasi otak vasospasme, dan edema otak.

3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubugan dengan akumulasi sekret, kemampuan batuk menurun, penurunan mobilitas fisik sekunder dan perubahan tingkat kesadaran.

4. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia, kelemahan neuromuskular pada ekstremitas.

5. Resiko tinggi terjadinya cidera berhubungan dengan penurunan luas lapang pandang, penurunan sensasi saraf ( panas/dingin)

6. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tira baring lama.

Page 6: Makalah asuhan keperawatan stroke

7. Kerusakan komuniksi verbal berhubungan dengan efek kerusakan pada area bicara di hemisfer otak, kehilangan kontrol tonus otot fasial atau oral.

8. Takut yang berhubungan denganparahnya kondisi

9. Gangguan konsep diri citra tubuh berhubungan dengan perubahan persepsi.

BAB III

TINJAUAN SKENARIO

Ny. D usia 60 tahun, agama islam, alamat Rt 02 Mendalo darat. Masuk Rumah Sakit Raden Mataher Jambi tanggal 05 februari 2012, Ny. D dirawat diruang Neuro kelas II dengan alasan masuk klien tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki klien. Keluarga klien mengatakan klien menderita penyakit darah tinggi. Saat dilakukan pengkajian klien tampak lemah, ekstremitas atas dan bawah pada daerah dekstra tidak bisa digerakkan, mulu sebelah kanan tampak miring, nafsu makan kurang, hanya ¼ porsi yang dimakan, akral teraba dingin, kapiler refil > 4 detik, mukosa bibir kering, wajah pucat. Keluarga klien mengatakan semua aktifitas klien dirumah sakit dibantu oleh keluarga, klien tampak bedrest total, keadaan oto menurun, sulit berkomunikasi. Dari pemeriksaan didapatkan hasil :

TD : 200/100 mmHg, Nd : 80x/i, S : 37 derajat celcius, RR : 20x/i

Pemeriksaan labor lengkap, CT scan.

BAB IV

PENUTUP

1. Apa pengertian dari stroke?

Jawab :

· Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak.

· Stroke adalah deficite neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena ( WHO, 1989 )

· Stroke menurut Iskandar Junaidi adalah merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/deficit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak.

2. Apa penyebab dan faktor resiko terjadinya stroke?

Jawab :

· Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadia:

5) Trombosis

Bekuan darah dalam pembuluh drah otak atau leher

6) Embolisme serebral

Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain

7) Iskemia

Penurunan aliran darah ke area otak

8) Hemoragi serebral

Page 7: Makalah asuhan keperawatan stroke

Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.

Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabka kehilangan sementara atau parmanen gerakan, berfikir, memori, bicara, atau sensasi.

· Faktor resiko terjadinya stroke adalah:

10. Hipertensi

Dapat disebabkan oleh terosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dpat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah serebral.

11. Aneurisma pembuluh darah cerebral

Adanya kelainan pembuluh darah yakni nerupa penebalan pada satuu tempat yang diikuti oleh penipisan ditempat lain. Pada daerah penipisa yang maneuvertertentu dapat menimbulkan perdarahan.

12. Kelainn jantung

Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak

13. Diabetes melitus

Pada diabetes melitus viskositas darah meningkat sehingga memperlambat aliran darah kususnya serebral

14. Usia lanjut

Pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak

15. Polocitemia

Pada polocitemia viskositas dara meningkat dan aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi otak menurun

16. Peningkatan kolesterol

Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkn aterosklerosis danterbentuknya embolus dari lemak

17. Obesitas

Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningktan kadar kolesterol sehingga dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah

18. Perokok

Paa perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis

19. Kurang aktivitas fisik

Kurang aktivitas fisik dapat mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh darah. (pembuluh darah menjadi kaku)

3. Klasifikasi stroke?

Jawab :

Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi:

3) Stroke hemoragik

Page 8: Makalah asuhan keperawatan stroke

Terjadi perdarahan serebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaraan umumnya menurn dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.

4) Stroke non hemoragik

Dapat berupa iskemia, emboli spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelh istirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.

4. Patofisiologi stroke?

Jawab :

· Stroke non hemoragik

Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Thrombus umumnya terjadi karena penkembangan ateroklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia, akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri karotis. Terjadiny blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pevahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.

· Stroke hemoragik

Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subaracnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabka herniasi otak sehingga timbul kematian. Disamping itu darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subracranoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.

5. Manifestasi klinis stroke?

Jawab :

· Defisit lapang penglihatan

Ø Kehilangan penglihatan perifer : kesulitan melihat pada malam hari

Ø Diplopia : penglihatan ganda

· Defisite motorik

Ø Hemiparesis : kelemahan wajah,lengan,dan kaki pada sisi yang sama

Ø Hemiplegia : paralisis wajah, lengan dan kaki

Ø Ataksia : berjalan tidak mantap

Ø Disartria : kesulitan dalam membentuk kata

· Defisit sensori

Ø Kebas dan semutan pada bagian tubuh

· Defisit verbal

Ø Afasia ekspresif : tidak mampu membetuk kata yang dapat dipahami

Page 9: Makalah asuhan keperawatan stroke

Ø Afasia reseptif : tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal.

Ø Afasia global : kombinasi afasia ekspresif dan afasi resptif

· Defisit kognitif

Ø Kehilangan memori jangka pendek dan panjang

Ø kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi

Ø perubahan penilaian

· defisit emosional

Ø kehilangan kontrol diri

Ø labilitas emosional

Ø penurunan tpleransi pada situasi yang menimbulkan stres

Ø depresi

Ø menarik diri

Ø rasa takut, bermusuhan dan marah

6. Pemeriksaan diagnostik stroke ?

Jawab :

· Pemeriksaan laboratorium

Ø Lumbal fugsi : pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal

Ø Pemeriksaan darah rutin

Ø Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serumdan kemudian berangsur-angsurturun kembali

Ø Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada daerah itu sendiri

· CT scan kepala

Untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark

· MRI

Untuk mengetahui adanya edema, infark hematom dan bergesernya struktur otak

· Angiografi

Untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang terganggu

· USG Doppler

Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovana (masalah sistem karotis)

· EEG

Untuk melihat masalah yang timul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunkan implus listrik dalam jaringan otak.

Page 10: Makalah asuhan keperawatan stroke

7. Penatalaksanaan ( pencegahan, pengobatan ) stroke?

Jawab :

· Penatalaksanaan

Ø Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil

Ø Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu berikan oksigen sesuai kebutuhan

Ø Tanda-tanda vital usahakan stabil

Ø Bed rest

Ø Perrtahankan keseimbangan cairan dan elektrlolit

Ø Kantung kemih yang penuh kosongkan

· Pencegahan

Yang dapat diperbuat untuk mencegah suatu stroke adalah dengan cara menghindari faktor resiko, seperti:

Ø Hipertensi

Ø Merokok

Ø Diabetes melitus

Ø Obesitas

· Pengobatan

Ø Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS)

Ø Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.

Ø Medikasi anti trombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan thrombus dan embolisasi

Ø Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskular.

8. Apa komplikasi dari stroke dan apakah stroke bisa disembuhkan secara total?

Jawab :

Komplikasi stroke meliputi:

4. hipoksia serebral

5. penurunan aliran darah serebral

6. luasnya area cidera.

(smeltzer C.Suzanne, 2002)

· Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami kecatatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau bicaranya pelo, namun gejala tsb masih bisa disembuhkan.

Page 11: Makalah asuhan keperawatan stroke

9. Jenis stroke apa yang diderita oleh Ny.D dan apa penyebabnya?

Jawab :

Nyonya D menderita stroke iskemik yaitu yang disebabkan oleh hipertensi

10. Obat traditional apa yang bisa diberikan pada penderita stroke?

Jawab :

Pengobatan trsdisional stroke dengan xamthone plus. Xamtone plus yang terbuat dari manggis mengandung antioksidan yang sangat kuat yaitu xanthones, melebihi beberapa kali lipat dari kekuatan vitamin C dan E.

11. Mengapa nyonya D mulut kanannya miring, akral teraba dingin dan keadaan otot menurun?

Jawab :

o Organ bagian kaan mengalami gangguan karena adanya gangguan /iskemia di otak sebelah kanan

o Akral teraba dingin karena penurunan perfusi perifer

o Keadaan otot menurun karena peurunan perfusi jaringan serebral

12. Mengapa stroke ini banyak terjadi pada lansia?

Jawab :

Karena pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuuh darah termasuk pembuluh darah otak. Dan juga karena proses degeneratif dan penurunan sistem imun pada lansia.

13. Mengap penderita darah tinggi bisa mengakibatkan stroke?

Jawab :

Karena pada hipertensi menyebabkan pecahnya pembulu darah atau timbulnya thrombus sehigga dapat mengganggu aliran darah cerebral

14. Apa penanganan pertama yang bisa dilakukan pada penderita stroke saat berada dirumah?

· Pederita Jangan langsung di pindahkan dari tempat kejadian,karena memindahkan dari tempat semula akan mempercepat perpecahan pembuluh darah halus di otak

· Bantu penderita mengambil posisi duduk yang baik agar tidak jauh lagi.

· Tusuk semua jari klien untuk pengeluaran darah dengan jarum steril. Kluar kan darah dari masing – masing jari 1 – 2 tetes.beberapa menit kemudian klien akan sadar.

· Apabila mulut klien tampak mencong / tidk normal , maka ke 2 daun telinga klien harus di tarik sampai kemerah – merahan, setelah itu lakukan 2 kali penusukan pada masing – masing ujung bawah daun telinga sehingga darah keluar sebanyak 2 tetes dari setiap ujung daun telinga. Maka dalam eberapa menit bentuk mulut klien akan normal kembali.

· Bawalah klien dengan hati hati kedokter atau rumah sakit terdekat untuk untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

ANALISA DATA

Page 12: Makalah asuhan keperawatan stroke

DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

DS : - Keluarga klien mengatakan semua aktifitas klien di RS dibantu oleh keluarga.

DO : -klien tampak lemah, ekstremitas atas bawah dekstra tidak bisa digerakkan, keadn otot menurun

Gangguan neurovaskular

Gangguan mobilitas fisik

DS : -

DO : -akral teraba dingin

- Mukosa bibir kering

- Wajah pucat

- TD:200/100 mmHg

Gangguan aliran darah Perubahan perfusi jaringan

DS : -

DO : - mulut sebelah kanan miring

- Klien sulit berkomunikasi

Gangguan sirkulasi ke serebral

Gangguan komunikasi verbal

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neurologik

Tujuan :

- Mempertahankan posisi dan fungsi optimal dengan tidak adanya kontraktur dan footdrop.

- Mempertahankan kekuatan dan fungsi area yang sakit serta kompensasi bagian tubuh yang lain

Kriteria hasil : Klien menunjukkan prilaku aktivitas yang lebih baik

INTERVENSI RASIONAL

Kaji kemampuan fungsi otot klasifikasi dg skala 0-4

Mengidentifikasi kekuatankelemahan dapat membantu memberi informasi yng diperlukan untuk pemilihan intervensi

Rubah posisi tiap 2 jam , terutama pada bagian yang sakit

Dapat menurunkan resikoiskemia jaringan injuri

Berikan posisi prone satu atau dua kali sehari Membantu memelihara fungsi ekstensi panggul dan membantu bernafas

Mulai ROM aktif/pasif untuk semua ekstremitas

Memiimalkan atropi otot, meningkatkan sirkulasi dan membantu mencegah kontraktur

Pilih metode komunikasi alternatif misalnya menulis pada papan tulis

Memberi komunikasi dasar sesuai dengan situasi individu

Antisipasi dn bantu kebutuhan klien Membantu menurunkan prustasi oleh karena ketergantungan

Page 13: Makalah asuhan keperawatan stroke

atau ketidakmampuan berkomunikasi

Berbicara dengan nada normal dan hindari ucapan yang terlalu cepat. Beri waktu pasien untuk berespon.

Pasien tidak dipaksa untuk mendegar, tidak menyebabkan pasien marah dan tidak menyebabkan pasien merasa prustasi.

2. Perubahan perfusi jaringan b.d gangguan aliran darah

Tujuan : kesadaran meningkat, kognitif dan fungsi motorik sensorik

Kriteria hasil : TTV stabil dan tidak adanya peningkatan TIK

INTERVENSI RASIONAL

Berikan penjelasan kepada keluarga pasie tentang sebab peningkatan TIK dan akibatnya

Keluarga lebih berpatisipasi dalam proses penyembuhan

Berikan klien bed rest total dengan posisi terlentang tanpa bantal

Perubahan pada tekanan intrakranilakan dapat menyebabkan resiko herniasi otak

Monitor tanda-tanda status neurologi dg GCS Dapt mengurangi kerusakan otak lebih lanjut

Monitot TTV seperti TD,nadi,suhu, respirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolik

Pada keadaan norml autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fliktuasi

Monitor input dan output Hipertemi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadar

Anjurkan klien untuk menghindri batuk dan mengejan berlebihan

Batuk dan mengejan dpat menyebabkan peningkatan intrakranial dan potensial terjadi perdarahn ulang

Berikan terapi sesuai intruksi dokter

Steroid

Aminofel

antibiotika

Menurunkan permeabilitas kafiler

Menurunkan edema serebri

Menurunkan metabolik sel/konsumsi dan kejang.

3. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan sirkulasi ke serebral

Tujuan :dalam waktu 2x24 jam klien dpat menunjukkan pengertian terhadap masalah komunikasi, mampu mengekspresika masalahnya.

Kriteria hasil : tercipta suatu komunikasi, klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun isyarat.

Intervensi Rasional

Page 14: Makalah asuhan keperawatan stroke

Kaji tipe disfungsi misalnya klien tidak megerti ttg kata-kata atau masalah bicara atau tidak mengerti bahasa sendiri

Membantu menentukan kerusakan area pada otak dan menentukan kesulitan klien dengan sebagian atau seluruh proses komunikasi

Bedakan afaisa dengan disartria Dapat menentukan pilihan intervensi sesuai dg tipe gangguan

Lakukan metode percakapan yang baik dan lengkap, beri kesempatan klien untuk mengklarisifikasi

Klien dapat kehilngan kemampuan untuk memonitor ucapnnya, komunikasinya secara tidak sadar, dg melengkapi dapat merealisasikan pengertian klien dan dapat mengklerisifikasikan perckapan

Katakan untuk megikuti perintah secara sederhana seperti tutup matamu dan lihat kepintu

Untuk menguji afasia reseptif

Perinthkan klien untuk menyebutkan nama suatu benda yang diperhatikn

Menguji afasia ekspresif mislnya klien dapat mengenal bend tsb tetapi tidak mampu menyebutkan namanya.

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang tua. sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak. (anaksehat.blogdrive.com).

Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare

Angka tersebut bahkan masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar jika digabung. Sayang, di beberapa negara berkembang, hanya 39 persen penderita mendapatkan penanganan serius.

Di Indonesia sendiri, sekira 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira 460 balita setiap harinya akibat diare. Daerah Jawa Barat merupakan salah satu yang tertinggi, di mana kasus kematian akibat diare banyak menimpa anak berusia di bawah 5 tahun. Umumnya, kematian disebabkan dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan perawatan pertama saat anak terkena diare.

Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly , Feces, dan Finger.

Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat

Page 15: Makalah asuhan keperawatan stroke

menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan. (lifestyle.okezone.com).

Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali per tahun

Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat. (piogama.ugm.ac.id).

Sedangkan di Provinsi Riau Pada 27 maret 2008 tercatat Diare 182 kasus yang diakibatkan adanya banjir di Provinsi Riau. Adapun kecamatan yang terkena banjir sebanyak 36 kecamatan, 164 desa, 29.950 Kepala Keluarga atau 60.950 Jiwa. (yankesriau.wordpress.com).

Sepintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi. Namun, ini bukan alasan untuk mengabaikannya, dehidrasi pada penderita diare bisa membahayakan dan ternyata ada beberapa jenis yang menular.Diare kebanyakan disebabkan oleh Virus atau bakteri yang masuk ke makanan atau minuman, makanan berbumbu tajam, alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan perubahan emosi juga dapat menyebabkan diare, begitu pula sejumlah penyakit tertentu. (lovenhealth.blogspot.com).

B. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan diare

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tinjauan teoritis diare

2. Untuk mengetahui Pengkajian pada anak dengan diare

3. Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan diare

4. Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak dengan diare

5. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak dengan diare

6. Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan diare

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Page 16: Makalah asuhan keperawatan stroke

Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.

Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.

Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

2. Etiologi

a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).

b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

c. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

d. Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

e. Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

3. Manifestasi klinis

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

4. Pemeriksaan Diagnostik

- Pemeriksaan tinja.

- Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.

Page 17: Makalah asuhan keperawatan stroke

- Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

- Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.

5. Penatalaksanaan

Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.

Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.

Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS. Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).

Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.

Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.

6. Komplikasi

Menurut Broyles (1997) komplikasi diare ialah: dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia, disritmia jantung (yang disebabkan oleh hipokalemia dan hipokalsemia), hiponatremia, dan shock hipovolemik.

Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaan fisik. Pengkaji data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

1. Identitas klien.

2. Riwayat keperawatan.

· Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.

· Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

3. Riwayat kesehatan masa lalu.

Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.

4. Riwayat psikososial keluarga.

Page 18: Makalah asuhan keperawatan stroke

Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

5. Kebutuhan dasar.

· Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.

· Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien.

· Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

· Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

· Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen.

6. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.

b. Pemeriksaan sistematik :

· Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.

· Perkusi : adanya distensi abdomen.

· Palpasi : Turgor kulit kurang elastis

· Auskultasi : terdengarnya bising usus.

c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.

d. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.

e. Pemeriksaan penunjang.

f.Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

2. Diagnosa yang Mungkin Muncul

a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual).

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.

c. Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

d. Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya

e. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

f. Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru

3. Intervensi dan Rasional

Page 19: Makalah asuhan keperawatan stroke

Dx.1 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual)

Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi

Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan

Pantau intake dan output. yang keluar bersama feses.

Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti.

Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa

Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif

Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahuiDx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat badan

Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.Menurunkan kebutuhan metabolic

Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet Memenuhi kebutuhan nutrisi klienKolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjuDx.3 : Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

Tujuan:NyeriberkurangdengankriteriatidakterdapatlecetpadaperirektalAtur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri

Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan kompres hangat abdomen

Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian klien dan meningkatkan kemampuan koping

Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan perawatan kulit

Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi

Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi

Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis

Page 20: Makalah asuhan keperawatan stroke

Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal

Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya

Dx.4 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.

Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat.

Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah

Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien yang anaknya mengalami masalah yang sama

Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah yang demikian

Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien.

Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasanDx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.

Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.

Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.

Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.

Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien

Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek samping yang mungkin timbul

Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.

Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi

Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya

Dx. 6 : Kecemasan anak b.d Perpisahan dengan orang tua, lingkugan yang baru

Tujuan : Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda kenyamanan

Anjurkan pada keluarga untuk selalu mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam perawatn yang dilakukan

Mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan

Page 21: Makalah asuhan keperawatan stroke

Berikan sentuhan dan berbicara pada anak sesering mungkin

Memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress

Lakukan stimulasi sensory atau terapi bermain sesuai dengan ingkat perkembangan klien

Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan secara optimum

4. Implementasi

Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah direncanakan sebelumnya.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Anak Arya

Umur : 4 bulan

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Kulim Jalan Harapan Raya

Tanggal Masuk: 23 oktober 2010

Diagnosa medis: gastroenteritis

Nama Ayah : Tuan Endang

Umur :35 tahun

Pekerjaan : wiraswasta

Pendidikan : SMA

Suku bangsa : sunda

Alamat : Kulim Jalan Harapan Raya

Nama Ayah : Bu Novi

Page 22: Makalah asuhan keperawatan stroke

Umur : 31 tahun

Pekerjaan : wiraswasta

Pendidikan : SMA

Suku bangsa : sunda

Alamat : Kulim Jalan Harapan Raya

1. Keluhan Utama

Alas an masuk dengan keluhan BAB berlendir dan berdarah sudah 4 hari yang lalu. BAB yang sedikit tapi sering sekitar 7-8 kali perhari.ps. masuk via IGD Rujukan dr. Arya Bunda.

3. Keadaan Umum

Tingkat kesadaran compos mentis, panjang badan 65 cm, BB 6 kg, LILA 35 cm, lingkar kepala 18 cm, TTV: Suhu: 36,6 C, Nadi 140 x/menit, RR 46 x/menit, keluhan lain BAB berlendir dan berdarah serta encer.

4. Riwayat kesehatan

keluhan utama BAB encer, berlendir dan berdarah,sehari bias 7-8 kali. Keluhan sudah ada 4 hari sebelum pasien masuk RS, factor pencetus adalah alergi susu sapi. Pada riwayat kesehatan dahulu tidak ada penyakit berat dan tidak ada dioperasi, keluarga tidak ada penyakit menular atau keturunan.

5. Riwayat Imunisasi

imunisasi belum lengkap, imunisasi yang didapat adalah BCG, DPT, Polio, imunisasi yang belum didapat adalah Campak, waktu imunisasi adalah sebelum dirawat di RS.

6. Psikososial

hubungan dengan anggota keluarga anak sangat dekat dengan ayah dan ibunya. ps tidak ada teman sebaya. karakter periang.

7. Riwayat Tumbuh Kembang

motorik halus, motorik kasar, kognitif dan bahasa berkembang dengan baik.

8. Jenis Kebutuhan

a. makanan, pada kondisi sehat nakan teratur, makanan air tajin, 3x/ hari. selama sakit ps tidak diperbolehkan minum susu sapi oleh dokter, intake inadekuat, mengisap putting susu lemah, ASI diberikan tidak adekuat, ibu jarang menyusui bayinya.

b. cairan, selama sehat ps minum susu teratur, selama sakit masukan oral sebayak 300cc dan pemasukan parenteral sebanyak 250cc total 550 cc.

c. eliminasi, selama sehat frekuensi BAK 5-6 kali perhari, warna kuning bening bau khas, jumlah 350- 400 cc/ hari. selama sakit frekuensi 6-7 kali perhari, warna kuning, bau khas, tidak terpasang kateter, ada tahana waktu BAK, ps tampak mengedan saat BAK. BAB selama sehat 1 x / hari, konsistensi lembek, mengikuti bentuk kolon. warna dan bau tidak terkaji. waktu sakit BAB 7-8 x / hari dengan konsistensi encer, tidak mengikuti bentuk kolon, warna kuning kemerahan, bau amis, jumlah tidak terkaji, ada lendir dan darah, ps tampak mengedan saat BAB dan meringis, tidak ada pemakaian laksatif.

Page 23: Makalah asuhan keperawatan stroke

d. tidur, selama sehat pola tidur teratur, malam 9-10 jam, siang 1,5 jam, jumlah jam tidur 11,5 jam. waktu sakit, pola teratur, malam 9-10 jam, siang 11,5 jam,

e. kebutuha bermain, waktu sehat, jenis permainan tepuk tangan frekuensi sering jika ps tidak bisa tidur, 16 menit tiap bermain, teman bermain ibu pasien. waktu sakit permainan sama.

9. Pemeriksaan Fisik

a. kepala : lingkar kepala 37 cm, distribusi rambut hanya dibagian atas saja tekstur rambut halus, warna hitam, tidak ada lesi, wajah agak pucat.

b. Mata : mata simetris, palpebra tidak ada pembengkakan, konjungtiva agak pucat, sclera putih,m ukuran pupil 2 cm, reaksi pupil +/+ kiri dan kanan..

c. Hidung : hidung simetris, warna sama dengan kulit sekitar, bersih, septumdan konka hidung tidak ada kelainan, tidak ada sekret dan polip.

d. Telinga: posis sejajar kiri dan kana, tidak ada secret, membrane timpani tidak ada peradangan, ketajaman penuh. Tidak ada nyri aurikel dan mastoid.

e. Mulut : simetris, bersih, bibir normal, gigi belum lengkap, tonsil normal.

f. Thorak / dada paru : bentuk normal chest, simetris, pernafasan dada, gerakan paru simetris, ekspansi dada simetris, taktil fremitus teraba, sura paru sonor, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.

g. Jantung: iktus kordis tidak terlihat, precordial fraction rub tidak terlihat, iktus kordis teraba, batas jantung jelas dan tidak ada pembesaran, suara organ jantung pekak, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar, intensitas S1>S2 dan bunyi reguler.Tidak ada bunyi jantung tambahan.

h. Abdomen dan anus : abdomen bentuk soepel, simetris, warna sama dengan kulit sekitar, tidak ada lesi dan asites. Bising usus 38 x / menit, bunyi bruit tidak terdengar. Suara abdomen tympani, tidak terdapat massa dan pembesaran, titik mc burney tidak ada nyeri, tanda peritonitis tidak ada. Palpasi dalam pada hepar dan limpa tidak terdapat pembesaran dan nyeri. Warna anus merah muda / kemerah-merahan. terdapat lesi, tidak ada fistula dan hemoroid.

i. Genitalia : simetris, tidak terpasang kateter dan tidak ada kelainan.

j. Ektremitas dan punggung : punggung tidak ada lesi, tidak ada nyeri dan kelainan tulang belakang. Ekstremitas simetris, tidak ada edema dan deformitas tulang. Palpasi tulang dan sendi normal. Kekuatan otot 5. Tidak ada keterbatasan gerak.

k. Kulit : lesi tidak ada, kulit lembab, turgor elastisitas, tekstur elastic, tidak ada kemerah merah.

10. Pemeriksaan Neurologis

Reflek fisiologis: babynski +, rooting +, soaking lemah, bayi malas mengisap putting susu ibunya, reflek meningeal: kejang + tiap sebentar,sekitar 5 detik.

11. Hasil Pemeriksaan Diagnostic

- Pemeriksaan Hb = 9,8 gr% ( 04 Nov. 2010)

- Pemeriksaan Hb = 10,2 gr% ( 05 Nov. 2010)

- Pemeriksaan Hb = 10,7 gr% ( 06 Nov. 2010)

Page 24: Makalah asuhan keperawatan stroke

12. Terapi Yang Diberikan

02-11-2010 :

Luminal 2 x 15 mg

Oralit 50 mg tiap mencret

Diit ML 700 kkal

IVFD Kaen IIIB 28 tts / i

03-11-2010 :

Luminal 2 x 15 mg

Oralit 50 mg tiap mencret

Diit ML 700 kkal

IVFD Kaen IIIB 28 tts / i

02-11-2010 :

Luminal 2 x 15 mg

Oralit 50 mg tiap mencret

Diit ML 700 kkal

IVFD Kaen IIIB 28 tts / i

B. Analisa Data

No.

Data Fokus Penyebab Masalah

1. DO:

· BAB encer, berlendir serta berdarah

· KU ps. Lemah

· Bising usus 38x/menit

· BAB 7-8 Perhari

· TTV: Suhu: 36,6 C, Nadi 140 x/menit, RR 46 x/menit

DS:

· Keluaga mengatakan BAB encer sudah 4 hari, jumlah sedikit.

Alergi susu sapi

Diare

2. DO: ekskresi/BAB sering

Kerusakan integritas

Page 25: Makalah asuhan keperawatan stroke

· Warna anus kemerahan

· Terdapat lesi disekitar anus

· Frekuensi diare 7-8 x/ hari

· Daerah sekitar anus lembab

DS:

· Keluarga mengatakan lesi dibagian anus sudah 2 hari.

kulit

3. Do:

· Bayi tampak malas menyusu kepada ibunya

· Reflek menyusu lemah

· BB turun = 6,5 kg – 6 kg dalam 3 hari

· KU lemah

· Ps. Hanya minum susu ASI

· Hb: 9,8 gr%

· Wajah bayi agak pucat

DS:

· Ibunya mengataka bahwa jarang menyusui anaknya

· Ibunya mengatakan mrnyusui anaknya tidak teratur

Kelemahan reflek menyusui

Menyusui tidak efektif

C. Diagnosa Keperawatan

Diare b.d Alergi susu sapi

kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering

Menyusui tidak efektif b.d Kelemahan reflek menyusui

D. Intervensi

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil

(NOC)

Intervensi

(NIC)

1 Diare b.d Alergi susu sapi

Ditandai dengan :

· Keluaga mengatakan BAB encer sudah 4 hari,

Setelah dilakukan tidakan keperawatan dalam 5 x 24 jam eliminasi BAB dan status hidrasi efektif.

Fluid management

· Timbang popok/pembalut jika diperlukan

· Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

· Monitor status hidrasi (kelembaban membran

Page 26: Makalah asuhan keperawatan stroke

jumlah sedikit.

· BAB encer, berlendir serta berdarah

· KU ps. Lemah

· Bising usus 38x/menit

· BAB 7-8 Perhari

· TTV: Suhu: 36,6 C, Nadi 140 x/menit, RR 46 x/menit

Kriteria hasil:

· Tidak ada diare

· Konsistensi tidak cair

· Ada ampas

· Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

· TTV dalam batas normal

· Bising usus dalam batas normal

mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan

· Monitor vital sign

· Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

· Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV

· Monitor status nutrisi

· Dorong masukan oral

· Kontrol bising usus

· Dorong keluarga untuk membantu pasien minum susu

· Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk

· Berikan oralit sesuai indikasi

2 kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering

DO:

· Warna anus kemerahan

· Terdapat lesi disekitar anus

· Frekuensi diare 7-8 x/ hari

· Daerah sekitar anus lembab

DS:

Keluarga mengatakan lesi dibagian anus sudah 2 hari.

Setelah dilakukan tidakan keperawatan dalam 5 x 24 jam membrane mukosa dan kulit kembali efektif

Kriteria Hasil :

v Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

v Tidak ada luka/lesi pada kulit

v Perfusi jaringan baik

v Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang

v Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

Skin care

§ Hindari kerutan padaa tempat tidur

§ Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

§ Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

§ Monitor kulit akan adanya kemerahan

§ Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan

§ Monitor status nutrisi pasien

§ Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

§ Jaga kulit tetap kering

3 Menyusui tidak efektif b.d Kelemahan reflek

Setelah dilakukan tidakan keperawatan dalam 7 x 24 jam status nutrisi dan

Nutrition Management

Page 27: Makalah asuhan keperawatan stroke

menyusui d.d:

Do:

· Bayi tampak malas menyusu kepada ibunya

· Reflek menyusu lemah

· BB turun = 6,5 kg – 6 kg dalam 3 hari

· KU lemah

· Ps. Hanya minum susu ASI

· Hb: 9,8 gr%

· Wajah bayi agak pucat

DS:

· Ibunya mengatakan bahwa jarang menyusui anaknya

· Ibunya mengatakan mrnyusui anaknya tidak teratur

menyusui efektif.

Kriteria Hasil :

· Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

· malnutrisi

· Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

· Ibu mau menyusui anaknya dengan teratur

· Reflek menyusui anak baik

· Hb dalam batas normal

· Bayi tidak lagi malas mengisap putting susu

· Bayi tidak lagi pucat

§ Kaji BB setiap hari

§ Kaji adanya kelemahan dan kelasan bayi dalam menyusui

§ Kaji kadar Hb

§ Ajarkan ibu pentingnya memberi susu secara teratur

§ Kaji adanya pucat

§ Beritahu ibu pentingnya ASI bagi bayi

E. Implementasi dan Evaluasi

Tanggal

/ hari

Jam No. Dx

Implementasi Evaluasi Paraf

04

Nov.

2010

Kamis

09.00

09.10

10.00

12.00

12.30

I · Mengukur TTV

· Mengkaji keadaan umum ps

· Memberikan cairan lewat infus

· Mengukur balance cairan

· Mengkaji BAB

S: -

O:

- berat popok 500 gr

- TTV: S: 36,6 C

N: 140x/menit

RR:46 X/menit

TTD

Page 28: Makalah asuhan keperawatan stroke

12.45

13.00

· Menimbang popok

· Mengukur bising usus

- IVFD=RL 20 tts / menit mikro.

- Balance cairan +150 ml

- KU ps lemah

- BAB encer, berlendir, dan berdarah

- Bisisng usus = 38 x / menit

A: Diare b.d Alergi susu sapi belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

04

Nov.

2010

Kamis

09.00

09.10

19.15

10.00

12.00

II · Mengkaji adnya lesi

· Mengkaji frekuensi diare setiap 24 jam

· Mengobservasi tanda – tanda kerusakan integritas kulit

· Memandikan ps

· Melakukan verbeden

S:

- keluaga mengatakan ada lesi dibagian anus

O:

- frekuensi diare 7-8 x/ hari

- terdapat kemerahan disekitar anus

- verbeden setiap hari

- ps. Tamapk tenag setelah dimandikan dan diberi lotion

A: kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

TTD

04

Nov.

2010

Kamis

10.00

12.00

12.10

12.15

12.30

12.45

III § mengkaji kekuatan menusui pada bayi

§ menimbang BB

§ Mengkaji turgor kulit

§ Mengkaji adanya alergi

§ Mengkaji tingkat kerajinan ibu dalam menyusui bayinya.

§ Memberiakn diit sesuai indikasi

§ Mengukur Hb

S:-

O:

- Ps. Alergi susu sapi

- Diit diberikan sesuai konsultasi ahli gizi

- BB: 6 kg

- Turgor kulit jelek

- Lingkungan nyaman selama pemberian diit

- Tidak ada perubahan pigmen kulit

- Hb 9,8 gr%

A: Menyusui tidak efektif b.d Kelemahan reflek menyusui belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

TTD

Page 29: Makalah asuhan keperawatan stroke

Tanggal

/ hari

Jam No. Dx

Implementasi Evaluasi Paraf

06

Nov.

2010

Sabtu

09.00

09.10

10.00

12.00

12.30

12.45

13.00

I · Mengukur TTV

· Mengkaji keadaan umum ps

· Memberikan cairan lewat infus

· Mengukur balance cairan

· Mengkaji BAB

· Menimbang popok

· Mengukur bising usus

S: -

O:

- berat popok 400 gr

- TTV: S: 36,8 C

N: 148 x /menit

RR:50 x /menit

- IVFD=RL 20 tts / menit mikro.

- Balance cairan +170 ml

- KU ps lemah

- BAB encer, berlendir, dan berdarah

- Bisisng usus = 36 x / menit

A: Diare b.d Alergi susu sapi belum teratasi

P=Intervensi dilanjutkan

TTD

06

Nov.

2010

Sabtu

09.00

09.10

19.15

10.00

12.00

II · Mengkaji adnya lesi

· Mengkaji frekuensi diare setiap 24 jam

· Mengobservasi tanda – tanda kerusakan integritas kulit

· Memandikan ps

· Melakukan verbeden

S:

- keluaga mengatakan masih ada lesi dibagian anus

O:

- frekuensi diare 6-7 x / hari

- terdapat kemerahan disekitar anus

- verbeden setiap hari

- ps. Tampak tenag setelah dimandikan dan diberi lotion

A: kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

TTD

06

Nov.

2010

Sabtu

10.00

12.00

12.10

12.15

III § mengkaji kekuatan menusui pada bayi

§ menimbang BB

§ Mengkaji turgor kulit

§ Mengkaji adanya alergi

§ Mengkaji tingkat

S:-

O:

- Ps. Alergi susu sapi

- Diit diberikan sesuai konsultasi ahli gizi

- BB: 6,1 kg

TTD

Page 30: Makalah asuhan keperawatan stroke

12.30

12.45

13.00

kerajinan ibu dalam menyusui bayinya.

§ Memberiakn diit sesuai indikasi

§ Mengukur Hb

- Turgor kulit jelek

- Lingkungan nyaman selama pemberian diit

- Tidak ada perubahan pigmen kulit

- Hb 10,2 gr%

A: Menyusui tidak efektif b.d Kelemahan reflek menyusui belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Tanggal

/ hari

Jam No. Dx

Implementasi Evaluasi Paraf

05

Nov.

2010

Jumat

09.00

09.10

10.00

12.00

12.30

12.45

13.00

I · Mengukur TTV

· Mengkaji keadaan umum ps

· Memberikan cairan lewat infus

· Mengukur balance cairan

· Mengkaji BAB

· Menimbang popok

· Mengukur bising usus

S: -

O:

- berat popok 350 gr

- TTV: S: 36,5 C

N: 140 x /menit

RR: 46 x /menit

- IVFD=RL 20 tts / menit mikro.

- Balance cairan +170 ml

- KU ps lemah

- BAB encer, berlendir, dan berdarah

- Bising usus = 32 x / menit

A: Diare b.d Alergi susu sapi belum teratasi

P=Intervensi dilanjutkan

TTD

05

Nov.

2010

Jumat

09.00

09.10

19.15

10.00

12.00

II · Mengkaji adnya lesi

· Mengkaji frekuensi diare setiap 24 jam

· Mengobservasi tanda – tanda kerusakan integritas kulit

· Memandikan ps

· Melakukan verbeden

S:

- keluaga mengatakan masih ada lesi dibagian anus

O:

- frekuensi diare 5 x / hari

- terdapat kemerahan disekitar anus

- verbeden setiap hari

- ps. Tampak tenag setelah dimandikan dan diberi lotion

TTD

Page 31: Makalah asuhan keperawatan stroke

A: kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

05

Nov.

2010

Jumat

10.00

12.00

12.10

12.15

12.30

12.45

13.00

III § mengkaji kekuatan menusui pada bayi

§ menimbang BB

§ Mengkaji turgor kulit

§ Mengkaji adanya alergi

§ Mengkaji tingkat kerajinan ibu dalam menyusui bayinya.

§ Memberiakn diit sesuai indikasi

§ Mengukur Hb

S:-

O:

- Ps. Alergi susu sapi

- Diit diberikan sesuai konsultasi ahli gizi

- BB: 6,3 kg

- Turgor kulit jelek

- Lingkungan nyaman selama pemberian diit

- Tidak ada perubahan pigmen kulit

- Hb 10,7 gr%

A: Menyusui tidak efektif b.d Kelemahan reflek menyusui belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

TTD

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Sesuai dengan pengkajian teoritis dibandingkan dengan Pengkajian pada Anak Arya dengan Gastroenteritis maka didapatkan data senajng sebagai berikut :

No. Data Senjang Penyebab Masalah

1. DO:

· BAB encer, berlendir serta berdarah

· KU ps. Lemah

· Bising usus 38x/menit

· BAB 7-8 Perhari

· TTV: Suhu: 36,6 C, Nadi 140 x/menit, RR 46 x/menit

DS:

· Keluaga mengatakan BAB encer sudah 4 hari, jumlah sedikit.

Alergi susu sapi Diare

Page 32: Makalah asuhan keperawatan stroke

2. DO:

· Warna anus kemerahan

· Terdapat lesi disekitar anus

· Frekuensi diare 7-8 x/ hari

· Daerah sekitar anus lembab

DS:

· Keluarga mengatakan lesi dibagian anus sudah 2 hari.

ekskresi/BAB sering Kerusakan integritas kulit

3. Do:

· Bayi tampak malas menyusu kepada ibunya

· Reflek menyusu lemah

· BB turun = 6,5 kg – 6 kg dalam 3 hari

· KU lemah

· Ps. Hanya minum susu ASI

· Hb: 9,8 gr%

· Wajah bayi agak pucat

DS:

· Ibunya mengatakan bahwa jarang menyusui anaknya

· Ibunya mengatakan mrnyusui anaknya tidak teratur

Kelemahan reflek menyusui

Menyusui tidak efektif

Data senjang diatas sesuai dengan pengkajian teoritis yang telah dibuat.

B. Diagnosa Keperawatan

Secara teoritis diagnosa keperawatan yang berkemungkinan muncul pada diare ada 6 diagnosa. Dari 6 diagnosa keperawatan tersebut, hanya 3 diagnosa yang kelompok temukan pada kasus ini. Adapun diagnosa yang muncul pada anak Arya Yaitu:

Diare b.d Alergi susu sapi

Diagnosa ini diangkat karena bayi tersebut diare disebabkan oleh alergi susu sapi.

kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering

Page 33: Makalah asuhan keperawatan stroke

Diagnosa ini diangkat karena pada anus pasien sudah terdapat lesi dan warnanya merah muda

Menyusui tidak efektif b.d Kelemahan reflek menyusui

Diagnosa ini diangkat karena bayi tampak malas menyusui dan menyusui tidak teratur

C. Perencanaan

1. Intervensi Fluid management diangkat diharapkan eliminasi BAB dan status hidrasi bias efektif

Intervensi Skin care diangkat diharapkan membrane mukosa dan kulit kembali efektif

Intervensi Nutrition Management diangkat diharapkan status nutrisi dan menyusui efektif.

Implementasi

Diare b.d Alergi susu sapi

1. Mengukur TTV

2. Mengkaji keadaan umum ps

3. Memberikan cairan lewat infus

4. Mengukur balance cairan

5. Mengkaji BAB

6. Menimbang popok

7. Mengukur bising usus

kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering

1. Mengkaji adnya lesi

2. Mengkaji frekuensi diare setiap 24 jam

3. Mengobservasi tanda – tanda kerusakan integritas kulit

4. Memandikan ps

5. Melakukan verbeden

Menyusui tidak efektif b.d Kelemahan reflek menyusui

1. mengkaji kekuatan menusui pada bayi

2. menimbang BB

3. Mengkaji turgor kulit

4. Mengkaji adanya alergi

5. Mengkaji tingkat kerajinan ibu dalam menyusui bayinya.

6. Memberiakan diit sesuai indikasi

7. Mengukur Hb

Page 34: Makalah asuhan keperawatan stroke

Dalam asuhan keperawatn hanya implementasi diatas saja yang dilaksanakan, ada beberapa intervensi yang tidak dilakukan karena keterbatasan waktu bagi kelompok untuk mengelola pasien.

E. Evaluasi

Dalam evaluasi ini tidak semua criteria hasil dapat tercapai karena keterbatasan waktu dari kelompok untuk mengelola asuhan keperawatan pada anak Arya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penerapan proses keperawatan yang kelompom lakukan pada An. A dengan Gastroenteritis diruangan Merak I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dapat ditemukan 3 diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:

Diare b.d Alergi susu sapi

kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering

Menyusui tidak efektif b.d Kelemahan reflek menyusui

Setelah Perencanaan keperawatan disusun, dalam pelaksanaan keperawatan, kelompok dapat melaksanakan semua rencana keperawatan yang telah disusun Dalam melaksanakan tindakan keperawatan kelompok bekerjasama dengan klien, keluarga, dan perawat ruangan. Selain itu, implementasi keperawatan tersebut disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas ruangan perawatan klien.

RESUME KEPERAWATAN

BAB IIRESUME KEPERAWATAN

A. PengkajianPengkajian dilakukan pada hari Minggu 22 Juni 2008, pukul 16.45 WIB di Rumah Sakit Purbowangi R. Handayani Ff .1. Identitas PasienNn. O umur 19 th, jenis kelamin perempuan, agama Islam suku bangsa Jawa/indonesia, pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas, pekerjaan Mahasiswa, beralamat Jetis 2/3 Nusawungu, Nomor Register 041759 tanggal masuk 20 Juni 2008.2. Riwayat penyakit sekarangPasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RS Purbowangi pada tanggal 20 Juni pukul 16.45 dengan post Kecelaaan Lalu Lintas (KLL) pasien mengeluh pusing dan mual muntah. Selain pusing pasien juga terdapat luka lecet di tangan sebelah kanan. Dan nyeri saat berdiri, nyerinya seperti ditususk- tusuk jarum, nyerinya di kepala bagian belakang skal nyeri 6 serta lamanya nyeri ± 3 menit.3. Riwayat penyakit dahuluPasien sebelumnya belum pernah mengalami sakit yang sama seperti yang di derita sekarang ini, belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya.4. Pengkajian FokusPengkajian dilakukan pada hari Minggu tanggal 22 Juni 2008 puul 16.45 WIB pada hari kedua perawatan pasien mengatakan nyeri kepala dengan skala nyeri 6, nyeri datang dan semakin bertambah saat duduk dan berkurang ketika sedang istirahat atau dengan tiduran, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, pasien juga mengatakan lemas

Page 35: Makalah asuhan keperawatan stroke

saat melakukan aktivitas dan berkurang jika istirahat. Pada tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes permenit dan pada bagian tangan sebelah kiri (pada siku) terdapat luka lecet.Pada saat pengkajian kesadaran umum Compos mentis, Glasglow Coma Scale (GCS) 15 dengan eye 4 verbal 5 dan motorik 6. Tanda-tanda Vital: Tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 81 kali permenit, respirasi rate 23 kali permenit, suhu 36oC. Dari pemeriksaan laboratorium pada tanggal 21 Juni 2008 ditemukan data Hemoglobin: 13,2 gr% (normal 12-18 gr%), Antal Leukosit 8.900 mm3 (normal 4.000-10.000 mm3 ), Golongan darah O.Terapi yang duberikan pada tanggal 22 Juni 2008 yaitu terapi Oral Mertigo 3x6 mg, Neuciti 1x1, Antasida syirup 3x1 sendok teh, Asam mefenamat 3x500 mg, dan terapi intra vena yaitu Ranitidin 2x1@250mg, Ampicilin 3x1gr, Primperan 3x1 dan Piracetam 3x1.B. Analisa Data dan DiagnosaDari data yang didapat pada tanggal 22 Juni 2008 maka diagnosa yang muncul pada Nn. O adalah sebagai berikut:Pertama, dari data subyektif pasien megatakan pasien mengatakan pusing banget dan data oyektif pasien didapatkan data Skala nyeri 6, pasien kelihatan pucat, nyeri berkurang saat duduk dan berkurang jika tiduran, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan lamanya nyeri ± 3 menit, Tekanan Darah: 120/90 mmHg, Nadi: 81X/mnt Respirate rate: 23 kali permenit Suhu: 36O Celcius. Dari kedua data maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan trauma kepala.Kedua, dari data subyektif pasien didapatkan data: pasien pusing saat melakukan aktivitas dan hilang saat istirahat sedangkan dari data obyektif pasien didapatkan data: pasien terlihat tiduran dan aktivitas dibantu keluarga. Dari kedua data maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring/ imobilitas.Ketiga, dari data obyektif pasien didapatkan data: terpasang infus Ringer Laktat 20 tetes permenit, terdapat luka lecet di tngan sebelah kiri. Dari kedua data maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan jalan masuk mikroorganisme.C. Intervensi, Implementasi, dan EvaluasiPenulis merangkaikan perencanaan, pelaksanaan, dan eveluasi menjadi satu bagian agar pembaca lebih mudah memehami masalah yang dihadapui olh pasien, rencana tindakan yang akan dilaukan untuk menyelesaikan masalah tersebut, bagaimana pelaksanaan tindakanya, serta bagaimana hasil akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan.

1. Nyeri berhubungan dengan trauma kepalaTujuan yang hendak dicapai adalah nyeri dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1X8 jam, dengan kriteria, skala nyeri turun menjadi 3, wajah tampak rilek dan tanda-tanda vital dalam batas normal.Sedangkan rencana tindakan untuk mengatasi masalah nyeri yaitu memonitor tanda-tanda vital, kaji skala, karakteristik, intensitas, kualitas dan kuantitas nyeri (PQRST), ajarkan teknik relaksasi dan distraksi, berikan posisi yang senyaman mungkin, ciptakan lingungan yang aman dan nyaman berikan analgtik sesuai dengan instrusi dokter (Asam Mefenamat 3X500 mg, Mertigo 3X6 mg).Adapun pelaksanaan dari rencana tindakan tersebut pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 09.00 WIB adalah mengkaji keadaan umum pasien baik, kesadaran Compos Mentis dengan Glasglow Coma Skale 15 (E4 V5 M6). Mengukur tanda-tanda vital dengan respon Tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 81 kali permenit, respirasi rate 23 kali permenit, suhu 36oC. Pada pukul 09.30 WIB mengkaji keluhan pasien dengan respon pasien mengatakan nyeri dengan skala 6 pada kepalanya, seperti ditusuk-tusuk, nyeri timbul dan bertambah ketika duduk dan berkurang jika tiduran atau dengan istirahat. Pada pukul 10.00 WIB mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi dengan respon pasien mengikuti dan tampak antusias mengikuti anjuran teknik relaksasi dan distraksi. Pada pukul 11.00 WIB memberikan obat oral Mertigo 6 mg, Asam Mefenamat 500 mg dan Neurodex.Evaluasi pada pukul tanggal 24 Juni 2008 yaitu data subyektif pasien mengatakan nyeri kepalanya masih ada. Data obyektifnya pasien masih telihat menahan nyeri dan sesekali masih memegang area nyeri, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 81 kali permenit, respirasi rate 23 kali permenit, suhu 36oC. Masalah keperawatan nyeri belum teratasi. Lanjutkan intervensi (megajarkan teknik relaksasi dan distraksi, juga melatih nafas dalam dan memberikan obat analgetik sesuai dengan indikasi).2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisikTujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam diharapkan kelemahan fisik pasien berkurang dengan kriteria: pasien tidak trlihat pucat dan lemes, pasien dapat beraktivitas secara bertahap dan mndiri.

Page 36: Makalah asuhan keperawatan stroke

Untuk mncapai tujuan tersebut, rencana tindakan yang akan dilaksanakan yaitu: kaji tingkat aktivitas pasien, instruksikan tentang beraktivitas secara bertahap, kaji respon terhadap aktivitasnya dan libatkan keluarga dalam melakukan aktivitas.Adapun pelaksanaan dan pengamatan respon pasien terhadap tindakan yang telah dilakukan pada pukul 11.00 WIB tanggal 23 Juni 2008 yaitu: mengajarkan pasien untuk melakukan aktivitas dengan berlahan (latihan duduk/ latihan imobilisasi) dengan respon pasien mau latihan duduk, menganjurkan keluarga membantu ADL (Aktivity Daily Living) pasien dengan respon keluarga bersedia membantu dan memenuhi ADL pasien.Evaluasi pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 09.00 WIB yaitu data subyektif pasien mengatakan sudah dapat duduk walaupun hanya sebentar. Masalah kedua sudah teratasi. Pertahankan intervensi.3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan jalan masuk mikroorganismeTujuan yang hendak dicapai yaitu tidak terjadi penyebaran infeksi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X8 jam dengan kriteria tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, calor,dolor, tumor dan penurunan fungsi), tanda-tanda vital dalam batas normal, luka lecet mengering, leukosit dalam batas normal.Untuk mencapai tujuan tersebut, rencana tindakan yang akan ilakukan adalah kaji tanda-tanda infeksi (rubor, calor,dolor, tumor dan penurunan fungsi), memonitor tanda-tanda vital, ganti balutan infus setiap hari, lakukan perawatan luka setiap hari dan berikan obat antibiotik sesuai dengan instruksi dokter.Adapun pelaksanaan dan pengamatan respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan pada pukul 12.00 WIB tanggal 23 Juni 2008 yaitu: memonitor tanda-tanda vital dengan respon pasien tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 81 kali permenit, respirasi rate 23 kali permenit, suhu 36oC. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi dengan respon dari tindakan ini adalah tidak ditemukan tanda-tanda infeksi (rubor, calor,dolor, tumor dan penurunan fungsi). Melakukan perawatan luka dengan respon luka pasien tampak bersih, balutan infus tampak bersih. Memberikan antibiotik sesuai dengan instruksi dokter (injeksi intra vena) dengan respon injeksi Ampicilin 1000 mg masuk serta tidak disertai reaksi alergi.Evaluasi pada tanggal 24 Juni 2008 yaitu mendapatkan data obyektif dan data obyektifnya yaitu: TTV dengan tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 81 kali permenit, respirasi rate 23 kali permenit, suhu 36oC, Leukosit 8.900 mm3, balutan infus tampak bersih, luka lecet terlihat sudah mengering, tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Masalah ketiga teratasi dan pertahankan intervensi.

ASKEP TB PARU

CONTOH KASUS TB Paru Seorang bapak datang ke RSUD ciamis pada hari selasa tanggal 5 Oktober 2010 pukul 09.00, ditemani oleh istrinya Ny. D dibawa ke IGD RSUD Ciamis, lalu Tn. R mendapat No. Register 454. Lalu Tn. R mendapatkan diagnosa dari dokter dia menderita TB Paru. Setelah dokter memberikan diagnosis medis lalu perawat bertanya kepada pasien tersebut dan didapatkan data dari pasien tersebut, nama pasien Tn. R, umur 30 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, Suku bangsa sunda, sehari – hari menggunakan bahasa sunda, Pendidikan SMA, Profesi sebagai buruh di pabrik rokok bagian gudang dan sekaligus penyuplai barang, status sudah menikah, alamat jalan sukasenang no. 3 Rt/Rw. 09/03 kecamatan cijeungjing kabupaten Ciamis. Setelah didapatkan data oleh perawat maka pasien dibawa ke ruang teratai RSUD ciamis. Dokter yang menanganinya bernama dr. Biyang. Pasien datang dengan keluhan batuk > 30 hari dan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas di tenggorokan, kadang Tn. R mengalami sesak napas dan nyeri dada. Setelah lewat dari 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu Tn. R mengalami demam pada sore dan malam hari disertai dengan keringat malam, anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 3 hari sebelum dibawa ke RSUD Ciamis. Tn. R hanya minum obat dari warung terdekat tanpa memeriksakan ke Dokter. Lalu Istri Tn. R mengeluh kalau sedang batuk Tn. R tidak ditutup. Sehari-hari pasien adalah seorang pekerja di bagian gudang rokok terkadang pasien mengantarkan barang karena pekerjaannya dengan menggunakan sepeda motor baik siang ataupun malam tanpa safety yang memadai. Tn.R terkadang batuk-batuk ketika bekerja disertai nyeri dada dan memakai obat untuk meredakan nyeri tersebut. Tn. R juga merupakan pecandu rokok yang berat. Pasien selalu merokok 2 bungkus/hari. Pasien sering jajan sembarangan. Pasien berada di daerah pedesaan dengan ekonomi lemah dan anggota keluarga yang hidup ditempat tinggalnya ada 8 orang yaitu pasien,istrinya, beserta ke 4 anaknya, dan saudara pasien 2 orang yang ikut tinggal dirumah pasien. Rumah pasien tergolong tidak sehat dan sempit, karena berukuran panjang 8m dan lebar 5m =40m2. Setelah dinyatakan riwayat

Page 37: Makalah asuhan keperawatan stroke

kesehatan keluarga, pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang mengalami TB paru. Pasien terlihat Letargi dengan Berat badan sebelum sakit 63 Kg dan BB pasien sekarang 55 Kg, Tinggi pasien 160 cm status gizi pasien kurang baik/ malnutrisi, mukosa bibir kering, turgor kulit (+), TD 110/80 MmHg, dengan suhu 37,50 C (oral), denyut nadi 70/menit, Frekuensi pernapasan 18 x/menit, setelah perawat melakukan inspeksi didapatkan data kulit kepala, kualitas rambut kasar, alis mata, leher normal, gerakan nafas tidak terjadi perubahan, batuknya produktif disertai produksi sekret dan sputum yang purulen. Dan setelah di palpasi didapat data gerakan dada saat bernafas normal dan seimbang antara bagian kanan dan kiri. Lalu setelah perawat melakukan perkusi kepada pasien terdapat sonor pada seluruh lapang paru. Serta ada ronkhi pada sisi yang sakit, bunyi jantung tambahan tidak didapatkan & pada abdomen terdapat bising usus setelah dilakukan auskultasi. Tulang belakang normal. Untuk data ekstremitas didapatkan data tangan kasar, pada kaki terasa dingin bilateral (masih hangat), warna kulit kaki pucat, integritas kulit kering, ekstremitas tonus otot lemah. Hasil mikturisi pasien warna kuning pucat. Setelah dilakukan pemeriksaan Lab yaitu dilakukan pemeriksaan darah tepi leukositosis ringan, pemeriksaan radiologis bayangan lesi radiologik yang terletak di lapangan atas paru,terlihat sebagian daerah dengan garis opaque yang ukurannya bervariasi denagn batas lesi tidak jelas. Pemeriksaan sputum BTA (+). Lalu setelah dilakukan pemeriksaan Lab, Tn.R diberikan terapi Isoniazid dengan dosis untuk Tn.R adalah 5mg/kb BB perhari (dengan 1,6 mg/BB per 1x makan). FORMAT PENGKAJIAN Tanggal/jam memeriksa : 5 Oktober 2010/ 09.00 WIB Ruang : Teratai RSUD Ciamis No. Register : 454 Dx. Medis : TB Paru Tgl Pengkajian : 5 oktober 2010 A. IDENTITAS KLIEN Nama : Tn. R Ibu/ Orang tua Umur : 30 Tahun Nama : Ny. D Jenis kelamin : Laki – laki Alamat : Jln.sukasenang no. 3, rt/rw 09/03 kec. Cijengjing kab ciamis Agama : Islam Pekerjaan : - Suku/ bangsa : Sunda Bahasa : Sunda Pendidikan : SMA Pekerjaan : pekerja di bagian gudang rokok Penanggung jawab Status : menikah Nama : Dr. Biyang Alamat : jalan sukasenang Alamat : jalan cimamut no. 5 rt/rw. 02/03 no. 3 Rt/Rw. 09/03 kec. maleber Kab. Ciamis kec cijeungjing kab Ciamis. B. KELUHAN UTAMA Tn. R mengalami batuk > 30 hari dengan konsintensi sputum yang pekat dan mengeluarkan darah. C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien mengalami batuk > 30 hari, mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas di tenggorokan, kadang Tn. R mengalami sesak napas dan nyeri dada. Setelah lewat dari 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu Tn. R mengalami demam pada sore dan malam hari disertai dengan keringat malam, anoreksia. Upaya yang sudah dilakukan : Tidak ada upaya yang dilakukan Ny. D kepada Tn. R Terapi yang sudah diberikan : Minum obat dari warung terdekat dengan rumah pasien. D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU Tn.R mengalami batuk 1 bulan yang lalu, Tn.R mengatakan sering menggunakan kendaraan bermotor pada malam/ siang hari karena pekerjaannya, Tn. R juga merupakan pecandu rokok yang berat. E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Tidak ada penyakit yang menular dan yang sama dengan penyakit yang diderita Tn. R. F. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status kesehatan umum a. Keadaan umum : Letargi b. Kesadaran : Letargi GCS : Mata (4), Verbal (5), Gerakan (3) c. BB sebelum sakit : 63 Kg TB : 160 Cm d. BB saat ini : 55 Kg e. Status gizi : Kurang/ Malnutrisi f. Status hidrasi : Dehidrasi ringan g. Tanda – tanda vital : TD : 110/80 MmHg, Suhu : 37,50 C (oral), N : 70/menit, RR : 18 x/menit 2. Kepala : kulit kepala, kualitas rambut kasar, alis mata, mukosa bibir kering. 3. Leher : normal, tidak ada gangguan. 4. Dada : Gerakan dada saat bernafas normal & seimbang antara bagian kanan & kiri. di perkusi terdapat sonor pada seluruh lapang paru & ronkhi. 5. Abdomen : ada bising usus dalam batas normal 6. Tulang belakang : normal, tidak ada gangguan. 7. Ekstremitas : Atas; tangan kasar, integritas kulit kering, tonus otot lemah. Bawah; kaki dingin bilateral , warna kulit kaki pucat, tonus otot lemah. 8. Genetalia & anus : karakter urin kuning pucat. 9. Pemeriksaan neurologis : - G. POLA FUNGSI KESEHATAN : Sehari-hari Tn.R merupakan pekerja di bagian gudang rokok terkadang pasien mengantarkan barang dengan menggunakan sepeda motor baik siang ataupun malam tanpa safety yang memadai. Tn. R juga merupakan pecandu rokok yang berat. H. PSIKOLOGIS SOSIAL : Normal, tidak ada gangguan. I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK : Pemeriksaan darah tepi : leukositosis ringan, Pemeriksaan radiologis : bayangan lesi radiologik yang terletak di lapangan atas paru,terlihat sebagian daerah dengan garis2 opaque yang ukurannya bervariasi denagn batas lesi tidak jelas. Pemeriksaan sputum : BTA (+). J. Terapi : Isoniazaid dengan dosis 5mg/kb BB perhari. ASKEP PADA TB PARU ANALISA DATA No. Data Etiologi Problem 1 Ds : - Tn. R mengeluh nyeri dada dan batuk berdarah. - Istri Tn. R mengeluh kalau sedang batuk Tn. R tidak ditutup. Do : - Hasil Lab BTA (+) - Pemeriksaan radiologis bayangan lesi radiologik yang terletak di lapangan atas paru. Penderita TB bersin, bicara, batuk. Droplet Nuklei Jatuh ke lantai, tanah/ tempat lainnya/ bahkan langsung ke orla. Suhu udara disekitar panas Menguap Dengan bantuan angin terbang ke udara bebas Terhirup orang yang sehat Infeksi resiko tinggi (penyebaran atau aktivasi ulang). Infeksi resiko tinggi (penyebaran atau aktivasi ulang). DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko tinggi (penyebaran/ aktivasi ulang) berhubungan dengan TB paru ditandai dengan nyeri dada, batuk berdarah dan batuk tidak ditutup.

Page 38: Makalah asuhan keperawatan stroke

PERENCANAAN KEPERAWATAN / INTERVENSI KEPERAWATAN Tgl/jam No dx Tujuan & kriteria hasil Intervensi rasional paraf 5okt/ 09.00 WIB 1 -Fungsi pernafasan adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu,komplikasi dicegah , pola hidup/ prilaku berubah diadopsi untuk mencegah penyebaran infeksi. - mengidentifikasi intervensi u/ mncegah atau menurukan risiko penyebaran infeksi. -menunjukan teknik atau melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman. Mandiri 1.kaji patologi penyakit (aktif / fase tak aktif; diseminasin infeksi melalui bronkus untuk membatasi jaringan atau melalui aliran darah/ sisten limfatik) & potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah , bicara , tertawa, menyanyi. 2.identifikasi orla yag berisiko , contoh anggota rumah, shabat karib/teman . 3.dianjurkan pasienn u/ batuk/ bersin dan mengeluarkan pada tisu dan menghindai meludah. Kaji pembuangan tisu sekali pakai &teknik mencuci tangan yang tepat.dorong u/ mengulangi demonstrasi. 4.kaji tindakan kontrol infeksi sementara, contoh masker/isolasi pernafasan. 5.awasi suhu sesuai indikasi. 6.identifikasi faktor risiko individu terhadap pengaktifan berulang tuberkulosiss, contoh tahanan bawah (alkoholisme, malnutrisi/bedah bypass intestinal);gunakan obat penekan imun /kortikosteroid ;adanya diabetes melitus, kanker,kalium. 7.tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat. 8.kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara periodik terhadap sputum u/ lmanya terapi. 9.dorong memilih/mencerna makanan seimbang.berikan makan sering kecil makanan kecil pada jumlah makanan besar yang tepat. Kolaborasi 1.berikan agen anti infeksi sesuai indikasi, contoh : Obat utama :isoniazid (INH) etambutal (Myambutol) ; rifampi (RMP/Rifadin). 2.pirazinamida (PZA/aldinamide); para-amino salisik (PAS); sikloserin (seromisin ); sterptomisin(strycin). 3.awasi pemeriksaan laboratorium, contoh : hasil usap sputum. 4.AST/ALT 5.laporkan ke departemen kesehatan lokal. 1.membantu pasien menyadari/ menerima perlunya mematuhi program pengobatan untuk mencegah pengaktifan berulang/komplikasi.pemahaman bgaimna penyakit dsebarkan &kesadaran kmungkinan transmisi membntu pasien & org trdekat u/ mngambil lngkah u/ mncegah infeksi k org lain. 2.org orang yang terpejan ini perlu program terapi obat u/ mncegah penyebaran/tterjadinya infeksi. 3.perilaku yang diperlukan u/ mencegah penyebaran infeksi. 4.dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien dan membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit menular. 5.reaksi demam indikator adanya infekssi lanjut. 6.pengetahuan tentang faktor ini membantu pasien u/ mengubah pola hidup dan menghindari/menurunkan insiden eksaserbasi. 7.periode singkat berakhir 2-3 hr stelah kemoterapi awal,tetapi pada adanya ronggga/ penyakit luas sedang, risiko penyebaran infeksi dpt berlanjut smpai 3 bln. 8.alat dalam pengawasan efek dan keefektipan obat dam respon pasien terhadap terapi. 9.adanya anoreksia/malnutisi sebelummerendahkan tahanan terhadap proses infeksi dan mengganggu penyembuhan.makan kecil dapat meningkatkan pemasukan semua. 1.kombinasi agen anti infeksi digunakan, contoh 2 obt primer/stu primer tambah stu dan obat sekunder.INH biasanya obat pilihan u/ pasien infeksi dan pada risiko terjadi TB.kemoterapi INH dan refampin jangan pernah(selama 9bln)dgn etambutal (slama 2blln pertama)pengobatan ckup untuk TB paru.etambutal harus diberikan bila sisten saraf pusat/ takterkomplikasi, penyakit diseminata terjadi atau bila dicurigai resisten INH.terapi luas (ssampai 24bln)diindikasikan untuk kasus reaktivasi , reaktivasi TB ekstrampulmonal,atau adanya ,masaalah medik lain,contoh : diabetes melitus/silikosis. Profilaksis dengan INH selama 12 bln harus dipertimbangkan pada pasien dengan HIV positf dengan PPD positif. 2.ini obat sekunder diperlukan bila infeksi resisten terhadap atau tidak toleran obat primer. 3.pasien yang mengalami 3 usapan negatip (memerlukan 3-5 bln), perlu mentaati program obat , dan asimtomatik akan diklasifikasikan tak menyebar. 4.efek merugikan terafi obat termasuk hepatitis. 5.membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi u/ menurunkan penyebaran infeksi. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Dx kep Jam Tindakan Paraf Mandiri I 09.00 Menganjurkan pasien untuk ungkapkan pa yang dirasakan 09.03 Mengauskultasi bunyi nafas, dan periksa suhu dll 09.07 Memantau frekuensi, kedalaman nafas dll 09.15 Membantu pasien menyadari perlunya mematuhi program pengobatan 09.20 Mencatat ada kelelahan ketika batuk 10.00 Memberikan latihan rentang gerak secara pasif. 10.10 Melakukan perubahan posisi, contoh memberikan sokongan. 10.20 Mengevaluasi refleks batuk, menelan, catat jumlah mucus dan sekret yang keluar. 10.25 Mengevaluasi derajat nyeri / rs tdk nyaman dengan gunakan skala 0-10 (mengobservasi tanda non verbal dari nyeri tsb.) EVALUASI KEPERAWATAN Masalah Keperawatan Tgl/jam Catatan Perkembanagn Paraf Resiko tinggi (penyebaran/ aktivitasi ulang) 6-10-2010/ jam 09.00 WIB S: Tn. R tidak mengeluh nyeri dada dan batuk menjadi berkurang. O: Tn.R sudah tidak batuk berdarah lagi. A: Batuk masih tidak ditutup. P: rencana tindakan keperawatan mandiri nomor 3 dilanjutkan.