RENCANA AKSI KEGIATAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN … · penyakit jantung koroner (serangan jantung),...

30
Page | 1 RAK Pusat Kesehatan Haji RENCANA AKSI KEGIATAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN TARGET INDIKATOR KINERJA PUSAT KESEHATAN HAJI TA 2015-2019 PUSAT KESEHATAN HAJI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014

Transcript of RENCANA AKSI KEGIATAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN … · penyakit jantung koroner (serangan jantung),...

P a g e | 1

RAK Pusat Kesehatan Haji

RENCANA AKSI KEGIATAN DALAM

RANGKA PENCAPAIAN TARGET

INDIKATOR KINERJA

PUSAT KESEHATAN HAJI TA 2015-2019

PUSAT KESEHATAN HAJI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014

P a g e | 2

RAK Pusat Kesehatan Haji

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN

A. Tugas pokok dan fungsi

B. Tantangan yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan haji

II KETERKAITAN RPJMN, RENSTRA DAN KEGITAN PRIORITAS

A. Dasar Hukum; VISI & MISI; Tujuan; Sasaran/Fokus

B. Ruang Lingkup Kegiatan; Kebijakan; Strategi;

C. Struktur Organisasi

III LESSON LEARNT HAMBATAN & UPAYA PENYELESAIANNYA

A. Karakteristik Jemaah Haji Indonesia

B. Hal-hal yang belum dilaksanakan

IV RENCANA AKSI KEGIATAN

A. Indikator Kinerja Kegiatan 2015 s.d 2019

B. Roadmap

C. Keterkaitan IKK dan Output

D. Integrasi Komponen/ Kegiatan/ Program

E. Penjadwalan Kegiatan Haji

V PENGAWASAN PELAKSANAAN ANGGARAN

VI PENUTUP

P a g e | 3

RAK Pusat Kesehatan Haji

KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI KEMENTERIAN KESEHATAN

NOMOR PR.04.02/3/027/2015 TENTANG

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Pusat Kesehatan Haji Tahun 2015 - 2019 Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan indikator kinerja keluaran

kegiatan peningkatan jemaah haji sesuai Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019;

Mengingat : a. Undang–undang nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji ; b. Undang – undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ;

c. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional ;

d. Keputusan Presiden nomor 62 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Urusan Haji yang diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Presiden R.I nomor 119 Tahun 1998 ;

e. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERTAMA : KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI TENTANG

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Pusat Kesehatan Haji Tahun 2015- 2019

KEDUA : Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Pusat Kesehatan Haji Tahun 2015- 2019 sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tangggal di tetapkan

Dikeluarkan di Jakarta Pada Tanggal : 05 Januari 2015 Kepala Pusat Kesehatan Haji Ttd DR.dr.Fidiansjah, Sp.KJ, MPH NIP.196306271988121002

Tembusan : 1. Sekretaris Jenderal - Kementerian Kesehatan (sebagai laporan) 2. Inspektur Jenderal - Kementerian Kesehatan (sebagai laporan)

P a g e | 4

RAK Pusat Kesehatan Haji

Lampiran I

BAB I

PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Haji sebagai koordinator kesehatan haji selama 5

(lima) tahun berfokus pertama pada bidang Pelayanan Kesehatan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan Haji, kedua bidang Peningkatan

Kesehatan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji dengan tujuan

meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, serta

menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah,

sampai tiba kembali di tanah air.

Kesehatan yang haji yang sudah terlaksana selama 5 (lima) tahun

yang lalu memiliki 2 indikator capaian kinerja merupakan kerjasama internal,

lintas program Kementerian Kesehatan maupun Kementerian Agama.

Operasional ibadah haji dilaksanakan menjelang hari raya Idul Adha, namun

persiapan dilaksanakan sepanjang tahun agar selama pelaksanaan dapat

berjalan baik. Namun tingginya permintaan pelayanan kesehatan selama

operasional haji masih ditemukan kendala dan memerlukan kegiatan tepat

sasaran agar jemaah haji dapat melaksanakan ritual ibadahnya lebih baik

dan sesuai dengan tuntunan agama.

Jemaah haji pada periode 2010-2014 memiliki karakter yang tinggi

atas pelayanan kesehatan, hal ini memberikan tuntutan kepada pemerintah

agar dapat mempersiapkan pelayanan yang lebih baik. Pemeriksaan

bertujuan mempersiapkan kondisi kesehatan, pencegahan penyakit,

mempersiapkan perbekalan kesehatan termasuk sarana dan prasarana,

serta vaksinasi dan pemeliharaan kesehatan paska haji. Kejadian

Morbiditas dan morbilitas mengalami peningkatan pada saat dan paska

armina pada 4(empat) tahun terakhir. walaupun sudah dapat diidentifikasi

jenis penyakit dan usia yang pada jemaah yang akan berangkat namun

masih ditemukan kasus-kasus dampak pemeriksaan yang tidak maksimal.

Dalam profil Kesehatan Haji dapat dilihat bahwa jenis penyakit yang akses

sarana pelayanan kesehatan sebagaian besar terlambat dan tidak dapat

dilakukan tindakan pencegahan.

P a g e | 5

RAK Pusat Kesehatan Haji

Berikut data jemaah haji yang dirawat jalan sesuai dengan penyakit :

Hypertension dan Respiratory Disease merupakan jenis penyakit

terbanyak yang dialami jemaah haji selama di Arab Saudi dan

membutuhkan perawatan pelayanan kesehatan. Penyakit ini membutuhkan

penanganan serius dan dapat berakibat fatal jika terlambat. Jenis penyakit

ini jika mendapatkan pemeliharaan yang baik sebelum keberangkatan

diharapkan bisa menurunkan morbiditas penyakit tersebut. Hal ini didukung

dalam Guideline Respiratory Disease(RD) dari GOLD (Global Inisiative for

Chronic Obstructive Lung Disease) penatalaksanaan RD secara umum

bertujuan untuk mencegah progresivitas dari penyakit, mengurangi gejala,

meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, meningkatkan status kesehatan,

mencegah dan menangani komplikasi, mencegah dan menangani

eksaserbasi dan menurunkan angka kematian.

Sedangkan jemaah haji yang tidak dapat tertolong sehingga berakhir

dengan kematian dapat dilihat dalam grafik berikut :

P a g e | 6

RAK Pusat Kesehatan Haji

Dalam International Travel and Health Regulation dilaporkan kejadian

kardiovaskular adalah penyebab paling umum kematian di kapal/pesawat.

Morbiditas yang terjadi karena suhu dan cuaca variasi, perubahan diet dan

fisik kegiatan, penumpang kapal/pesawat- terutama orang tua - mungkin

karena mengalami memburuknya kondisi kesehatan kronis yang ada

selama perjalanan. Sebagaimana diketahui bahwa cardiac arrest

disebabkan oleh gangguan jantung dan pembuluh darah, dan termasuk

penyakit jantung koroner (serangan jantung), penyakit serebrovaskular

(stroke), tekanan darah yang meningkat (hipertensi), penyakit arteri perifer,

penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan dan gagal jantung .

Meskipun serangan jantung dan stroke adalah pembunuh utama di semua

bagian dunia, 80% kematian dini dari penyebab ini dapat dihindari dengan

mengontrol faktor risiko utama: tembakau, diet yang tidak sehat dan

kurangnya aktivitas fisik.

Berikut peta death rates kardiovaskuler yang dilaporkan WHO :

Dalam publikasi website WHO diberitakan bahwa dari 57 juta

kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti penyakit

kardiovaskuler, kanker dan Diabetes Mellitus.

http://www.who.int/gho/ncd/mortality_morbidity/en/

Dari laporan pada operasional sebelumnya dapat diketahui sebaran

penyakit dan penyakit yang diderita sebelum meninggal. Diusulkan

Persentase Hasil pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji sesuai standard

P a g e | 7

RAK Pusat Kesehatan Haji

untuk menjadi indikator kinerja keluaran periode 2015 - 2019 sesuai dengan

peraturan Menteri Kesehatan nomor 1144/menkes/per/VIII/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan memiliki tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pelayanan,

pendayagunaan, peningkatan dan pengendalian kesehatan haji dan umrah.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok tersebut Pusat Kesehatan

Haji melakukan rapat awal sebagai koordinasi internal dengan

mengevaluasi kinerja tahun anggaran sebelumnya dan menyusun

perencanaan kegiatan dalam bentuk penyusunan “Plan of action“ seluruh

kegiatan di lingkungan Pusat Kesehatan Haji secara komprehensif agar

dalam pelaksanaannya mendapat dukungan seluruh komponen organisasi.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan 5 (lima) tahun kedepan perlu

disusun gambaran tentang rencana dan evaluasi kinerja dalam bentuk “

RENCANA AKSI KEGIATAN“. Dari hasil evaluasi terhadap kegiatan dapat

disimpulkan bahwa hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan lebih

dikarenakan pada pelaksanaan kegiatan tanpa suatu perencanaan yang

matang sehingga pada pelaksanaannya banyak bergantung kepada

stakeholder, baik di lingkungan internal Kementerian ataupun dari luar

Kementerian. Hal itu terutama dirasakan dalam pemberian pelayanan

kesehatan kepada jemaah haji sehingga mempengaruhi capaian kinerja dan

realisasi anggaran. Pada tahun ini kondisi tersebut diantisipasi dengan

penyusunan perencanaan yang matang dalam bentuk penyusunan

RENCANA AKSI KEGIATAN yang dikhususkan untuk unit organisasi eselon

II dalam hal ini Pusat Kesehatan Haji.

Rancangan kegiatan yang notabene tetap dapat di tetapkan target

dan usulan anggarannya guna mendukung terlaksananya suatu kegiatan.

Anggaran dalam DIPA satker Pusat Kesehatan Haji dari tahun ke tahun

semakin meningkat, hal ini maksudkan untuk mendukung rencana kegiatan

yang telah dialokasikan dalam Rencana Aksi Kegiatan 5 (lima) tahunan.

Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan dilakukan

melalui mekanisme rapat koordinasi secara rutin serta melakukan

pemantauan didasarkan atas indikator pencapaian yang telah ditetapkan

pada awal tahun anggaran.

P a g e | 8

RAK Pusat Kesehatan Haji

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pusat Kesehatan Haji sesuai Permenkes nomor 1144/menkes/per/VIII/2010

menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang

pembinaan kesehatan jemaah, pelayanan medis, pengendalian

kesehatan jemaah, penyehatan lingkungan pemondokan, keamanan

makanan dan risiko kesehatan lingkungan lainnya, sistem kewaspadaan

dini dan respon kejadian luar biasa penyakit dan musibah massal,

pendayagunaan dan pengembangan sumberdaya dan layanan informasi

kesehatan haji dan umrah;

b. pelaksanaan tugas di bidang pembinaan kesehatan jemaah, pelayanan

medis, pengendalian kesehatan jemaah, penyehatan lingkungan

pemondokan, keamanan makanan dan risiko kesehatan lingkungan

lainnya, sistem kewaspadaan dini dan respon kejadian luar biasa

penyakit dan musibah massal, pendayagunaan dan pengembangan

sumberdaya dan layanan informasi kesehatan haji dan umrah;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang

pembinaan kesehatan jemaah, pelayanan medis, pengendalian

kesehatan jemaah, penyehatan lingkungan pemondokan, keamanan

makanan dan risiko kesehatan lingkungan lainnya, sistem kewaspadaan

dini dan respon kejadian luar biasa penyakit dan musibah massal,

pendayagunaan dan pengembangan sumberdaya dan layanan informasi

kesehatan haji dan umrah; dan

d. pelaksanaan administrasi Pusat.

Tantangan yang di hadapi dalam Pelayanan Kesehatan haji

Beberapa tantangan yang ditemui dalam pelaksanaan Kesehatan Haji

adalah:

1. Penyelenggaraan kesehatan haji di tanah air belum optimal,

khususnya mutu pelaksanaan pemeriksaan, pemeliharaan dan

pembinaan kesehatan jemaah haji yang dapat meningkatkan

kewaspadaan risiko penyakit menular dan tidak menular di antara

jemaah dan petugas sulit untuk mengukur karena cakupan yang luas

P a g e | 9

RAK Pusat Kesehatan Haji

dari data kesehatan jemaah haji termasuk penatalaksanaan dan data

yang tersedia terbatas. Oleh sebab itu diperlukan persiapan sebelum

keberangkatan jemaah haji :

a. Sebelum memulai, konsultasikan dengan seorang dokter atau

spesialis kesehatan untuk mempertimbangkan status kesehatan

individu, durasi perjalanan, semua rutin dianjurkan kondisi medis

imunisasi usia tertentu ;

b. Kebutuhan untuk memberikan resep untuk obat-obat an khusus

c. Melaksanakan PHBS dan sering cuci tangan , baik dengan sabun

dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol .

d. Hindari pengobatan sendiri dalam kasus diare atau demam tinggi

saat di kapal, tetapi laporan segera ke petugas kesehatan.

2. Kegiatan peningkatan kesehatan jemaah haji akan diketahui berhasil

atau gagal pada saat operasional musim haji, yaitu jika terjadi

peningkatan jumlah jemaah haji yang berangkat tidak sehat maka akan

menambah besar faktor risiko terjadi kematian. Oleh karena itu sehat

sebagai faktor risiko pengurang dari risiko kematian menjadi indikator

kegiatan ini bahwa jika jemaah haji memiliki kondisi kesehatan yang

memenuhi persyaratan dan standar, maka kegiatan peningkatan

kesehatan jemaah haji dapat dikategorikan berhasil. Namun pencapaian

ini akan berkendala dimana dalam identifikasi status kesehatan jemaah

haji yang akan berangkat sebagian besar merupakan lansia yang

memiliki faktor risiko tinggi lainnya seperti daya tahan tubuh yang lemah

dan berisiko terhadap kematian, walaupun memiliki kesehatan yang

baik.

3. Promosi Kesehatan terhadap jemaah haji terutama untuk calon jemaah

haji dengan riwayat Non Communicable Disease(NCD), sehingga

mereka dapat lebih terinformasi sampai dengan menjadi termotivasi

untuk menjaga, meningkatkan hingga memelihara kondisi kesehatan

mereka. Sebagaimana diketahui bersama bahwa NCD dapat dihindari

dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjaga kebugaran tubuh.

Kasus cardiac arrest sebagai 80% kematian dini dari jemaah haji dapat

P a g e | 10

RAK Pusat Kesehatan Haji

dihindari dengan mengontrol faktor risiko utama yaitu: tembakau, diet

yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik.

4. Penyelenggaraan kesehatan di Arab Saudi belum maksimal karena

masih adanya ketergantungan penyediaan sarana dan perijinan oleh

Kementerian Agama/ Konsulat Jenderal.

5. Belum terintegrasinya seluruh pemangku kepentingan (stakesholders)

kegiatan program kesehatan haji, baik di Indonesia maupun di Arab

Saudi.

6. Pemondokan dan katering untuk jemaah haji di Indonesia dan Arab

Saudi belum sesuai standar hygiene dan sanitasi.

P a g e | 11

RAK Pusat Kesehatan Haji

BAB II

KETERKAITAN ANTARA RPJMN, RENSTRA DAN PROGRAM

PRIORITAS

DASAR HUKUM

Dasar hukum pelaksanaan tugas mengacu pada ketentuan dan peraturan

sebagai berikut :

1. Undang – undang nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji ;

2. Undang – undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem

Kesehatan Nasional ;

4. Keputusan Presiden nomor 62 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Urusan Haji

yang diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Presiden R.I nomor 119

Tahun 1998 ;

5. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

VISI dan MISI

Visi Unit Organisasi Pusat Kesehatan Haji

Visi Pusat Kesehatan haji yaitu “Jemaah Haji Sehat yang Mandiri dan

Berkeadilan” hal ini karena Pusat Kesehatan Haji sebagai unit organisasi

dilingkungan Kementerian Kesehatan dan mendukung visi Kementerian

Kesehatan sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

tahun 2015-2019.

Misi Unit Organisasi Pusat Kesehatan Haji

Misi Pusat Kesehatan Haji yaitu :

1. Meningkatkan derajat kesehatan jemaah haji, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan lembaga keagamaan/ sosial

masyarakat.

2. Menjamin ketersediaan dan pemberian pelayanan kesehatan kepada

jemaah haji saat operasional haji.

P a g e | 12

RAK Pusat Kesehatan Haji

Misi ini sebagai bagian dari Misi Kementerian Kesehatan sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI nomor 32/Menkes/SK/I/2013 yaitu :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya

upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan

4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

TUJUAN

1. Semua jemaah haji yang terdaftar mendapatkan pembinaan dan

pelayanan kesehatan selama persiapan tanah air

2. Penyelenggaraan kesehatan matra harus dilaksanakan sesuai

dengan standard dan persyaratan (IHR dan Kesehatan Penerbangan)

3. Jemaah haji mendapatkan fasilitas umum sesuai persyaratan

kesehatan selama perjalanan ibadah haji

4. Semua jemaah haji mendapatkan akses pelayanan kesehatan selama

armina

5. Penyediaan Sumber Daya Kesehatan pelayanan kesehatan haji

SASARAN /FOKUS

Sasaran program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya adalah meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas serta

pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan.

Sedangan keluaran kegiatan peningkatan kesehatan jemaah haji yaitu

meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan sebelum, saat

pelaksanaan dan pasca haji.

KEBIJAKAN

1. Melaksanakan perekrutan tenaga kesehatan profesional secara

transparan

2. Meningkatkan kemampuan teknis medis petugas pemeriksa kesehatan

jemaah haji di tingkat Puskesmas dan Rumah Sakit

P a g e | 13

RAK Pusat Kesehatan Haji

3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah

Sakit dengan menerapkan standar pelayanan bagi jemaah haji

4. Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu bagi jemaah haji di

Puskesmas, Rumah Sakit dan Embarkasi

5. Melaksanakan pembinaan kesehatan sejak dini bagi jemaah haji resiko

tinggi di Tanah Air

6. Memberikan vaksinasi Meningitis meningokokus bagi bagi jemaah haji

dan petugas

7. Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu, cepat dan terjangkau

bagi jemaah haji selama menunaikan ibadah haji

8. Mengembangkan sistem informasi manajemen kesehatan haji pada

setiap jenjang administrasi kesehatan

9. Mengembangkan sistem kewaspadaan dini dan respon cepat KLB,

bencana, serta musibah missal

Ruang Lingkup Kegiatan

1. Bimbingan, Penyuluhan dan Pelayanan Kesehatan

1) Pelayanan Kesehatan

2) Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan

2. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan

1) Imunisasi

2) Surveilans Epidemiologi, SKD - Respon KLB

3) Pencegahan dan Penanggulangan KLB

4) Penanggulangan Musibah Massal

5) Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan

3. Promosi dan Komunikasi Publik

4. Kajian Dan Penelitian

5. Pencatatan – Pelaporan dan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan

Haji

6. Pengelolaan Sumber Daya Kesehatan

1) Perekrutan Dan Penggerakan Tenaga Kesehatan Haji

2) Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan Haji

3) Sediaan Farmasi, Alkes Dan Logistik Kesehatan Haji

4) Fasilitas Kesehatan Medis & Nonmedis

P a g e | 14

RAK Pusat Kesehatan Haji

STRATEGI

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran maka perlu ditetapkan suatu

strategi yang merupakan pendekatan operasional terhadap sasaran kinerja.

Berikut kami paparkan strategi pencapaian tujuan tersebut :

1. Meningkatkan kemampuan penyelenggaraan kesehatan haji yang

didukung tenaga profesional.

2. Meningkatkan upaya pembinaan, pelayanan dan perlindungan

kesehatan dengan menekankan pendekatan manajemen risiko dan

kemandirian jemaah haji.

3. Meningkatkan surveilans epidemiologi, SKD-respon KLB dan system

informasi manajemen kesehatan haji.

4. Memperkuat kemampuan pencegahan dan penanggulangan KLB

dan musibah massal dengan menekankan pengendalian faktor risiko,

imunisasi dan kesiapsiagaan.

5. Meningkatkan mutu dan kecukupan sediaan farmasi, alat kesehatan

dan logistik kesehatan haji.

6. Mengembangkan kajian dan penelitian serta penerapan teknologi

bagi penyelenggaraan kesehatan haji.

7. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan lintas program, sektor, pusat

dan daerah, bilateral dan multilateral dalam penyelenggaraan

kesehatan haji.

STRUKTUR ORGANISASI PUSAT KESEHATAN HAJI

STRUKTUR ORGANISASI PUSAT KESEHATAN HAJI

(SESUAI PERMENKES NO.1144/MENKES/PER/VIII/2010)

KELOMPOK JABFUNG

KASUBID

PENINGKATAN KES.

HAJI

M. Firdaus, ST, MT, MKM

197412171997031003

KASUBAG TATA USAHA

Budi Maulana, ST

198001212006041003

KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI

DR. dr. Fidiansjah, Sp.KJ,, MPH

196306271988121002

KABID PELAYANAN DAN

PSD KES. HAJI

dr. Mawari Edy, M.Epid

197406012002121001

KABID PENINGKATAN

DAN PFR KES.HAJI

dr. Tjetjep Ali Akbar

195906161987031003

KASUBID PFR KES. HAJI

dr. Thafsin Alfarizi, M.Sc

197110112005121003

KASUBID

PENGEMBANGAN SD

KES. HAJI

Imron Cahyono, ST, M.Kes

196810181992031003

KASUBID PELAYANAN

KES. HAJI

dr. Etik Retno Wiyati

197607202008012008

P a g e | 15

RAK Pusat Kesehatan Haji

BAB III

LESSONT LEARNT HAMBATAN DAN UPAYA

PENYELESAIANNYA

Dalam penyelenggaraan kesehatan haji sebelumnya penyebab

kematian jemaah haji terbanyak yaitu cardiac arrest sehingga diperlukan

upaya preventif dengan mengontrol faktor risiko utama yaitu: tembakau, diet

yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Dan untuk memonitor upaya

tersebut diperlukan pemeriksaan kesehatan agar dapat dilakukan persiapan

selama perjalanan ibadah haji.

Penyelenggaraan kesehatan haji juga menjadi perhatian WHO dan

berkerjasama dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Hal ini dilakukan

sebagai bentuk perhatian pada kesehatan publik yang menjadi keprihatinan

internasional kesehatan, jika terjadi wabah penyakit dan upaya melakukan

tindakan pencegahan pencegahan untuk menghindari penyebaran infeksi

selama ibadah haji atau kembali ke negara asal mereka

Laporan kesehatan yang dipublikasi dalam Weekly Epidemiological

Record WHO menginformasikan kepada seluruh calon jemaah haji/ umrah

untuk masuk ke Arab Saudi agar mematuhi persyaratan dan rekomendasi

untuk visa untuk haji dan Umroh, seperti memperbarui imunisasi terhadap

penyakit dapat dicegah dengan vaksin untuk jemaah haji diwajibkan untuk

mendapatkan vaksinasi meningococcal haji.

Kementerian Kesehatan Arab saudi juga menyarankan semua

jemaah haji untuk mematuhi rekomendasi umum kesehatan masyarakat

untuk mencegah penyebaran penyakit menular pernafasan dengan

melakukan hal-hal berikut :

Cuci tangan dengan sabun dan air atau desinfektan , terutama setelah

batuk dan bersin;

Menggunakan jaringan pakai saat batuk atau bersin dan membuangnya

ke keranjang sampah;

Mencoba sebisa mungkin untuk menghindari kontak tangan dengan

mata , hidung dan mulut;

Hindari kontak langsung dengan orang-orang yang tampak sakit dengan

batuk , bersin, meludah, muntah, diare dan tidak berbagi barang-barang

pribadi mereka;

P a g e | 16

RAK Pusat Kesehatan Haji

Memakai masker terutama saat berada di tempat ramai;

Menjaga kebersihan diri yang baik.

Ancaman lain bagi jemaah haji yaitu penyakit menular yang sederhana

seperti diare bagi jemaah haji masih ditemukan kasus pada setiap

operasional haji. Jemaah yang terpapar dapat disebabkan oleh agen

bawaan makanan dan ditularkan melalui air yang berbeda menular, yang

pengobatan dan tindakan pencegahan pada dasarnya sama, penyakit ini

tidak disertakan dengan penyakit menular tertentu.

Karakter Jemaah Haji Indonesia tahun 2010 s.d 2013

Kondisi kesehatan jemaah haji secara umum baik jika dilihat dari

hasil pemeriksaan sebelum keberangkatan jumlah jemaah yang non risiko

tinggi (non risti) masih mendominasi dibandingkan dengan jemaah dengan

risiko tinggi. Status kesehatan ini diperoleh dari hasil pemeriksaan yang

dilaporkan dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji oleh petugas pemeriksa di

Puskesmas, rumah sakit dan saat pemeriksaan di embarkasi.

Pengelompokkan risti atau non risti jika memenuhi kriteria usia lanjut atau

memiliki riwayat penyakit yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatannya

selama melaksanakan ibadah haji.

Secara umum kejadian kematian jemaah haji meningkat pada

puncak pelaksanaan ibadah haji menjelang arafah mina yang dalam

pelaksanaannya memang memerlukan stamina dan kekuatan fisik yang

prima, namun dengan beragamnya status kesehatan jemaah menjadi

penyebab tinggi nya faktor risiko atas kelelahan hingga memperburuk

kondisi ksehatan berakhir dengan kematian.

P a g e | 17

RAK Pusat Kesehatan Haji

BAB IV

RENCANA AKSI KEGIATAN Untuk mendukung visi, misi, tujuan, strategi dan sasaran strategi

periode 2015 - 2019 maka disusunlah program dan kegiatan. Pusat

Kesehatan Haji sebagai unit organisasi dilingkungan Sekretaris Jenderal

mendukung program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya dengan melaksanakan kegiatan peningkatan kesehatan

jemaah haji. Sebagaimana diamanatkan dalam Permenkes 1144 tugas

Pusat kesehatan Haji yaitu melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan

pelaksanaan pelayanan, pendayagunaan, peningkatan dan pengendalian

kesehatan haji dan umrah serta bagian pelaksanaan tugas Sekretaris

Jenderal untuk melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,

dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan Kementerian Kesehatan.

Keberhasilan program tersebut diukur dalam indikator kinerja yang

disusun pertahun dan dilaporkan periodik per triwulan. Indikator kegiatan

peningkatan kesehatan jemaah haji untuk periode 2010 - 2014 dapat dilihat

dalam tabel berikut :

INDIKATOR KINERJAPUSAT KESEHATAN HAJI

1,7

5

P a g e | 18

RAK Pusat Kesehatan Haji

Berikut disampaikan kegiatan pokok yang akan ditetapkan dalam

indikator Rencana Strategis Kementerian dan menjadi Rencana Aksi Utama

Pusat Kesehatan Haji.

No Kegiatan Pokok Indikator Kinerja Keluaran

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Kesehatan

1 Peningkatan

Kesehatan Jemaah

Haji

Persentase Hasil Pemeriksaan

Kesehatan Jemaah Haji sesuai standard

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya

dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal (SETJEN) dengan lingkup

pelaksanaan tugas mencakup koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan

dan pemberian dukungan administrasi termasuk pelaksanaan tugas khusus

seperti fungsi 8 pusat yang terdapat dalam lingkungan SETJEN diantaranya

adalah Pusat Kesehatan Haji yang melaksanakan tugas khusus dengan

kegiatan pokok Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji.

Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji yang memiliki output

meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan sebelum, saat

pelaksanaan dan paska haji. Dalam proses perencanaan dan penyusunan

anggaran kegiatan ini didukung oleh sejumlah komponen seperti Tenaga

Kesehatan Haji yang Profesional, penyusunan NSPK, Laporan Pertemuan

Teknis dan Manajemen Program, Layanan Operasional Penyelenggaraan

Ibadah Haji Bidang Kesehatan.

P a g e | 19

RAK Pusat Kesehatan Haji

TABEL :

Target Indikator Kinerja Keluaran kegiatan Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji Tahun 2015 - 2019

No Kegiatan/ Indikator Kinerja

Keluaran

TARGET INDIKATOR KINERJA KELUARAN

(persentase)

ALOKASI

(dlm Jutaan Rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

1 Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji

Presentase hasil pemeriksaan kesehatan jemaah haji (3 bulan sebelum operasional)

60 65 70 75 80 200.000 270.000

310.500

375.075

410.636

Keterangan : peningkatan anggaran tahun 2016 dikarena kuota jemaah haji akan naik sebesar 20%.

P a g e | 20

RAK Pusat Kesehatan Haji

Sebagaimana perencanaan kegiatan yang telah ditetapkan di lingkungan Pusat Kesehatan Haji, berikut kami sampaikan Rencana Aksi Kegiatan dan serangkaian targetnya, secara keseluruhan kegiatan dan target capaian kinerja kami sertakan pada lampiran, berikut kami sampaikan ringkasan gambaran kegiatan utama sebagai berikut :

Road Map Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji

Tenaga Kesehatan Haji Yang Profesional

Penyempurnaan mekanisme penyelenggaraan dan pemutakhiran aplikasi online rekruitmen PKHI.

Pelaksanaan tahapan rekrutmen dapat dilaksanakan tepat waktu dan keluhan dari peminat/ pengelola program kesehatan haji berkurang.

tersedianya sumber daya manusia dan kapasitas kelembagaan untuk pengawasan dan pemantauan dan evaluasi pencapaian target indikator.

Layanan Ibadah Haji Yang sesuai Standard

Mengembangkan elektronik BKJH untuk memudahkan proses entry data secara elektronik ke Siskohatkes.

Menerapkan opsi kebijakan lain untuk memantau tren dan faktor-faktor penentu penyakit dan mengevaluasi dalam pencegahan dan pengendalian serta penatalaksanaan kasus.

membangun dan/ atau memperkuat sistem surveilans penyakit yang komprehensif, termasuk pendataan kematian menurut penyebab tentang faktor risiko dan pemantauan respon penyakit.

Laporan Pertemuan Teknis dan Manajemen Program

Menyusun perencanaan, rencana aksi kegiatan dan evaluasi antara target dengan capaian kinerja kegiatan.

Mendapatkan pengukuhan tatakelola organisasi yang efektif dan effisien tepat guna dan sasaran.

Mengembangkan tujuan dan indikator berdasarkan kerangka monitoring nasional dan terkait dengan kebijakan multisektoral.

2015

2016

2017

2018

2019

2020 - 2024

Rincian Output Capaian s.d

2014

Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji

P a g e | 21

RAK Pusat Kesehatan Haji

Norma/Standar/Peraturan/Ketentuan

Menyusun kebijakan kesehatan haji yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil dan berdaya guna.

Implementasi, Sosialisasi, advokasi produk norma, standar, peraturan dan ketentuan kepada lintas sektor terkait

Evaluasi dan pengembangan produk produk norma, standar, peraturan dan ketentuan untuk peningkatan kesehatan jemaah haji yang tepat guna dan sasaran.

Layanan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji Bidang Kesehatan

Melaksanakan upaya kesehatan dalam situasi haji pada masa persiapan, pelaksanaan dan paska operasional haji, serta mengintegrasikan surveilans penyakit dan monitoring ke dalam sistem informasi kesehatan nasional agar efektif, effisien, tepat guna dan sasaran.

Melaksanakan upaya kesehatan dalam situasi haji pada masa persiapan, pelaksanaan dan paska operasional haji, serta mengintegrasikan surveilans penyakit dan monitoring ke dalam sistem informasi kesehatan nasional agar efektif, effisien, tepat guna dan sasaran.

Melaksanakan upaya kesehatan dalam situasi haji pada masa persiapan, pelaksanaan dan paska operasional haji, serta mengintegrasikan surveilans penyakit dan monitoring ke dalam sistem informasi kesehatan nasional agar efektif, effisien, tepat guna dan sasaran.

Layanan Perkantoran

Mengelola perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan organisasi agar saling bersinergi.

Memapankan pelaksanaan output peningkatan kesehatan jemaah haji agar saling bersinergi sehingga saling mendukung guna tercapainya target indikator.

Memantapkan pelaksanaan output peningkatan kesehatan jemaah haji agar saling bersinergi sehingga saling mendukung guna tercapainya target indikator.

2015

2016

2017

2018

2019

2020 - 2024

Rincian Output Capaian s.d

2014

Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji

P a g e | 22

RAK Pusat Kesehatan Haji

INTEGRASI KOMPONEN/ KEGIATAN/ PROGRAM

1. Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji Terpadu

Kegiatan pembinaan kesehatan terpadu di 20 (dua puluh) lokasi pada

daerah dengan jumlah jemaah terbanyak. Kegiatan pembinaan

tersebut merupakan hasil kerjasama lintas sektor dan program

bersama dengan Direktorat PTM, Direktorat Kesehatan Kerja,

Direktorat Bina Gizi dan KIA, Direktorat Bina Kesehatan Jiwa dan

Pusat Promosi Kesehatan, juga melibatkan Kementerian Dalam Negri

up Direktorat Otonomi Daerah.

Organisasi kemasyarakatan lainya yang dilibatkan adalah Asosiasi

Kesehatan Haji Indonesia (AKHI), Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

(KBIH), Ikatan Penyelenggara Haji Indonesia (IPHI).

2. Pembinaan Kesegaran Jasmani

Komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan

dan dapat diukur adalah ketahanan kardiovaskular, kekuatan otot,

kelenturan otot, ketahanan otot dan komposisi tubuh. Hasil pengukuran

atau tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui melalui

serangkaian pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan komponen-

komponen tersebut melalui tahapan dengan menggunakan peralatan

tertentu.

3. SISKOHATKES

Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan

(SISKOHATKES) merupakan sarana pertukaran data (data-exchange)

dan komunikasi layanan kesehatan secara real-time, akurat dan valid,

serta dapat diakses oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

Upaya penguatan penggunaan SISKOHATKES dilakukan dengan cara:

1. Pada tahun 2012, pengembangan sistem telah mampu melayani

transaksi data pemeriksaan kesehatan jemaah haji dari Puskesmas,

Rumah Sakit, Embarkasi/Debarkasi dan Arab Saudi.

P a g e | 23

RAK Pusat Kesehatan Haji

2. Telah diterbitkan Instruksi Menteri Kesehatan Nomor: 330 Tahun

2012, yang menginstrusikan penggunaan SISKOHATKES untuk

pendataan jemaah haji.

3. Telah dilakukan Pelatihan Sistem Informasi Kesehatan Haji

(Siskohatkes) bagi Pengelola Program Kesehatan Haji di Dinas

Kab/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Kantor Kesehatan Pelabuhan

Embarkasi/Debarkasi di 3 regional.

Pada tahun 2012, Siskohatkes telah mampu menjadi media

komunikasi data bagi operasional haji tahun 1433 dengan tingkat

ketepatan waktu dan kelengkapan data lebih baik, sebagian besar

variable data telah memiliki tingkat kelengkapan 100%.

4. Sinergi Kegiatan Lintas Program

Dalam rangka meningkatkan dukungan penyelenggaraan program,

khususnya pengendalian faktor risiko, maka dilakukan berbagai upaya

sinergi kegiatan dengan satuan kerja terkait. Keterlibatan satuan kerja

Kementerian dan organisasi kemasyarakatan (ORMAS) meliputi satuan

kerja di lingkugnan Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, Dinas

Kesehatan, AMPHURI dan AKHI.

Beberapa kegiatan hasil sinergi kegiatan program adalah pemeriksaan

sanitasi asrama haji di 15 lokasi dan pembinaan kesehatan terpadu

jemaah haji di kabupaten/kota.

5. Higiene Sanitasi Pemondokan dan Katering Haji

a. Pemeriksaan Sanitasi Asrama Haji Embarkasi

Pemeriksaan sanitasi asrama haji di Embarkasi dilakukan secara

terpadu bersama bagai satuan kerja, antara lain: Kantor

Kesehatan Pelabuhan, Dinas Kesehatan, Balai Teknik Kesehatan

Lingkungan (BTKL) dan Kanwil Kenterian Agama. Mulai tahun

2010, pemeriksaan sanitasi asrama dilakukan dalam 3 (dua) kali,

yaitu 3 bulan dan 1 minggu sebelum masa operasional haji, serta

dalam masa operasional haji.

P a g e | 24

RAK Pusat Kesehatan Haji

Pemeriksaan sanitasi meliputi kesehatan lingkungan dan

pengamanan catering yang dipergunakan selama masa

operasional haji.

b. Pemondokan dan Katering Jemaah Haji di Arab Saudi

Keterlibatan Kementerian Kesehatan dalam penyediaan

pemondokan dan catering jemaah haji agar sesuai dengan criteria

kesehatan belum dapat diwujudkan sepenuhnya.

Kementerian Kesehatan telah menyampaikan ketentuan yang

seharusnya dipenuhi dalam penyediaan pemondokan dan

kateriang jemaah haji agar memenuhi persyaratan kesehatan

sesuai Peraturan Menteri Kesehatan

No.1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi

Jasaboga.

P a g e | 25

RAK Pusat Kesehatan Haji

Penjadwalan Kegiatan Kesehatan Haji

P a g e | 26

RAK Pusat Kesehatan Haji

P a g e | 27

RAK Pusat Kesehatan Haji

Str

ate

gy

Fo

rmu

lation

Str

ate

gy

Ma

pp

ing

Org

an

ization

Alig

nm

en

t

Op

era

tio

na

l

Exe

cu

tio

n

Mo

nito

rin

g a

nd

Rea

lign

ing

BLUEPRINT

PATH

STRATEGY

AND PERFORMANCE EXECUTION

EXCELLENCE

(SPEX2)

VISI : “Jemaah Haji Sehat

yang Mandiri dan

Berkeadilan”

Initiative

Implementation

Performance

Appraisal

Human Resources Management Policy

MISI : sesuai dengan revisi

Strategy Development

Lingkungan Internal :

1. Kebijakan Pemerintah RI

2. Pembuat kebijakan Nasiional

bidang Kesehatan

Lingkungan External :

1. Kebijakan Kementerian Haji

Kerajaan Arab Saudi;

2. Pengetahuan Calon Jemaah Haji

Individual scorecard Development :

Persentase Hasil Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji sesuai standard

Key performance

Indicator Strategic Initiatives

Peningkatan

Kesehatan Jemaah

Haji

Key performance Indicator

evaluation

Strategy Evaluation

Initiative Evaluation Risk Management Policy

P a g e | 28

RAK Pusat Kesehatan Haji

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN

ANGGARAN

Kegiatan-kegiatan yang telah disusun pada Rencana Aksi Kegiatan

perlu dibina dan dipantau pelaksanaannya berdasarkan indikator kinerja

setiap aktivitas yang telah ditetapkan, agar target dapat dicapai dan dinilai

pencapaiannya.

a. Pembinaan

pembinaan merupakan salah satu fungsi manajemen penting yang

perlu dilaksanakan agar target dapat tercapai. pembinaan dilakukan secara

regular disemua tingkat dan berjenjang. Dilakukan dalam bentuk teknis, on

job training, supportive dan lain-lain. Pelaksanaan pembinaan adalah

petugas atau tim terpadu dengan lintas sektor terkait.

b. Pengawasan

Dalam rangka memperkuat sistem pengawasan pelaksanaan

anggaran agar berdayaguna dan berhasil guna maka dilakukan

pemantauan berjenjang dan masing–masing bagian mempunyai dokumen

pemantauan penggunaan anggaran. Disamping itu selalu dilaksanakan

rapat rutin agar dapat mengikuti perkembangan pelaksanaan anggaran dan

mengawal arus realisasi anggaran serta pertanggungjawabannya.

Selain hal tersebut diatas untuk menciptakan pelaksanaan anggaran

yang bersih maka setiap pelaksanaan kegiatan wajib mengikuti ketentuan

dan peraturan yang berlaku serta pelaksanaan kegiatan terdiri atas tim dari

seluruh bagian. Konsultasi dengan Pengawas internal dalam hal ini

Inspektorat Jenderal telah dilakukan. Review oleh Inspektorat Jenderal

dilakukan terkait dengan pemeriksaan rutin keuangan dan Barang Milik

Negara serta diskusi dan pembimbingan tentang pengukuran keberhasilan

kinerja.

Dalam kasus penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji, sistem

pengawasan dan pemantauan membantu menemukan penyesuaian-

penyesuaian yang diperlukan. Selain itu pemantauan dapat membantu

pelaksana program atau lapangan mendeteksi kesalahan-kesalahan

P a g e | 29

RAK Pusat Kesehatan Haji

sebelum terjadi akibat-akibat yang lebih serius. Tim Pemantau diperlukan

untuk dapat melakukan tindakan koreksi cepat terhadap permasalahan di

lapangan dan memfasilitasi berbagai urusan yang memerlukan komunikasi

intern Kementerian serta menyerap berbagai aspirasi guna perbaikan

penyelenggaraan kesehatan haji di masa mendatang.

c. Evaluasi

Evaluasi ditujukan untuk mengetahui keberhasilan upaya pengembangan

dan penguatan kegiatan, dilakukan setiap tahun dengan menilai pencapaian

sasaran atau target yang telah ditetapkan baik sasaran strategis, keluaran

dari setiap misi maupun target masing-masing kegiatan yang telah

ditetapkan.

P a g e | 30

RAK Pusat Kesehatan Haji

BAB VI

PENUTUP

Demikian Rencana Aksi Kegiatan di lingkungan Pusat Kesehatan

Haji dibuat untuk dapat menjadi acuan dalam penyusunan kegiatan dan

rencana anggarannya pada tahun – tahun pelaksanaan anggaran dalam

kurun waktu 5 (lima) tahun. Kegiatan Evaluasi perlu dilakukan guna me

review dan memberi masukan yang sangat berarti bagi penyempurnaan

RENCANA AKSI KEGIATAN yang telah disusun.

Akhirnya dengan harapan terbaik, dokumen Rencana Aksi Kegiatan

ini dapat menjadi acuan dan koreksi pada pelaksanaan kegiatan tahun

mendatang.

Jakarta, Desember 2010