rekonsiliasi

22
By.Enny Fathurachmi Rekonciliation

description

waw

Transcript of rekonsiliasi

By.Enny Fathurachmi

Rekonciliation

Apa itu Rekonsiliasi?Merupakan suatu peristiwa (event). Sebagian lagi

menyatakan rekonsiliasi sebagai proses dan hasil sekaligus. Beberapa peneliti lainnya beranggapan rekonsiliasi lebih tepat dipandang sebagai pemulihan hubungan.

Umumnya rekonsiliasi dimaknai sebagai suatu usaha untuk menyelesaikan konflik pada masa lalu sekaligus memperbarui hubungan ke arah perdamaian dan hubungan yang lebih harmonis ke masa yang akan datang.

Bentuk transformasi konflik dengan mengubah konflik menjadi damai. Terdapat kesadaran kedua pihak bahwa konflik yang berlarut-larut akan memakan biaya lebih banyak dan sia-sia. Faktor masa lalu menjadi vital untuk mengetahui akan konflik yang digunakan untuk menghilangkan potensi konflik dan menjalin hubungan yang lebih harmonis pada waktu yang mendatang

Lima Aspek Rekonsiliasi1. Rekonsiliasi berdasarkan model pendekatan teoretik,

merujuk kepada salah satu model; rational choice, game theory, human need theory, forgiveness model.

2. Lingkup rekonsiliasi (sphenes of reconciliation) merujuk pada pelbagai aspek hubungan; identitas, sikap, keyakinan, dan perilaku.

3. Komponen rekonsiliasi, merujuk pada pelbagai kebutuhan sosial dari pihak yang terlibat konflik; keadilan, kebenaran, penyembuhan, dan rasa aman.

4. Tingkatan rekonsiliasi, yang merujuk pada tingkatan intervensi rekonsiliasi, apakah pada tingkat interpersonal, komunitas dan nasional.

5. Rekonsiliasi dari aspek pendekatan, apakah pendekatan dari bawah (bottom-up approach) ataukah dari atas (top-down approach).

Rekonsiliasi Rational Choice Model Asumsinya adalah maksimalisasi kegunaan. Dasar teori bahwa masyarakat ataupun aktor maupun individu

yang bertindak atas nama kolektiva adalah pelaku yang rasional yang akan bertindak untuk mencapai hasil maksimal yang mungkin dari setiap interaksinya.

Dalam pandangan teori ini rekonsiliasi dapat dipandang sebagai pilihan aktor politik yang mengambil manfaat maksimal buat keuntungan pribadi atas nama kepentingan publik.

Asumsi pengambilan keputusan secara rasional adalah sebagai berikut:

1. Aktor mempunyai tujuan tertentu.2. Tujuan tersebut merefleksikan kepentingan aktor.3. Individu mempunyai kecenderungan yang konsisten dan stabil.4. Jika ada pelbagai macam pilihan, aktor akan memilih alternatif

yang akan memberikan keuntungan maksimal.5. Aktor dengan kepentingan politik adalah pemain terpenting.

Rekonsiliasi Human Need ModelDalam pandangan teori ini rekonsiliasi akan sukses

jika momen rekonsiliasi bisa menjamin akan tercapainya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mendasar ini.

Adapun kebutuhan ini menurut Burton ada tiga yaitu:1. Kebutuhan (needs) kebutuhan universal yaitu

kebutuhan biologis.2. Nilai-nilai (values) ide-ide (ideas), kebiasaan-

kebiasaan (habits), adat (customs), kepercayaan-kepercayaan (beliefs).

3. Kepentingan-kepentingan (Interests) posisi, status dan peran seseorang atau kelompok dalam konteks pekerjaan, ekonomi dan politik

Rekonsiliasi Forgiveness ModelAsumsi bahwa rekonsiliasi adalah bagian

dari proses pemaafan, atau proses transformasi emosi-emosi tertentu misalnya marah, dendam, menjadi kedekatan, hubungan baik serta terciptanya etos berdamai.

Dalam teori ini rekonsiliasi dipandang sebagai proses transformasi etos berkonflik (conflictive ethos) menjadi etos berdamai (peace ethos)

Ada Empat Model Pemaafan

Pengungkapan

Kebenaran

Redefinisi Identitas

Sosial

Keadilan Parsial

Kesediaan Membangun Hubungan

Baru

Rekonsiliasi yang

Berhasil

Lingkup Rekonsiliasi Rekonsiliasi pada intinya memperbaiki hubungan antara kelompok-kelompok

yang terpecah karena konflik. Dalam tingkat komunitas dan nasional, rekonsiliasi bisa dianggap sebagai suatu gerakan untuk mencapai hubungan yang lebih kooperatif.

Empat hal penting yang menjadi inti gerakan rekonsiliasi:1. Mengembalikan hakikat kemanusiaan semua kelompok. Dengan kata lain

harus ada kesediaan untuk menata kembali identitas dan pendefinisian ulang hubungan antar kelompok. Dalam hal inihak asasi dan kemanusiaan harus mendapat prioritas pertama.

2. Rekonsiliasi harus dipahami sebagai penataan ulang tatanan moral baru, yang bertitik tolak dari adanya konsensus mengenai nilai-nilai yang menyokong kerjasama.perubahan sikap

3. Pentingnya perubahan sikap (attitudinal aspect) dan keyakinan (belief). Perubahan sikap dan belief adalah penting supaya seseorang bisa mengatasi rasa ketakutan, rasa marah, dan dendam yang membuat konflik berkepanjangan.

4. Pola interaksi dengan kelompok harus di orientasi ulang kearah hubungan saling tergantung yang menguntungkan. Kelompok harus berani mengambil resilko untuk memulai kontak baru supaya mulai timbul rasa percaya satu sama lain.

Empat Dimensi atau Ruang Lingkup Rekonsiliasi1. Dimensi identitas.2. Dimensi nilai-nilai yang mengarahkan

interaksi.3. Dimensi sikap-sikap,4. Dimensi pola-pola interaksi.

Gambar dimensi rekonsiliasi

NiNilai

Sikap

Nilai Identitas

Perilaku

Penjelasan gambar Lingkaran terluar adalah dimensi tingkah laku atau dalam konteks

rekonsiliasi adalah pola-pola interaksi. Pada dimensi ini diperlihatkan apakah pola inu malah berteraksinya cenderung kearah kooperatif atau justru bernuansa konflik.

Lingkaran kedua adalah aspek sikap, yang menyangkut keyakinan dan sikap terhadap bekas musuhnya; apakah masih negatif atau sudah bergeser menjadi positif.

Lingkaran ketiga menyangkut sistem nilai yang mendasari dan menentukan sikap dan perilaku menyangkut konsepsi tentang keadilan, prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dsb. Perubahan dalam dimensi ini diyakini akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku.

Komponen keempat yang terpenting yaitu menyangkut identitas (baik kelompok sendiri dan kelompok musuh). Jika kelompok-kelompok dapat mereposisi diri sendiri (kelompok sendiri) dan kelompok lain dalam konteks konflik dan yang lebih terpenting meredefinisi diri pascarekonsiliasi.

Rekonsiliasi dan Pola InteraksiPada model ini akan tampak pada aspek

perilaku yaitu bagaimana pola interaksi antar kelompok selama, saat dan selama, saat dan setelah rekonsiliasi.

Pola interaksi yang dikehendaki tentu saja yang tidak berkonflik lagi tetapi lebih mengarah pada hubungan yang kooperatif.

Perlu ada hubungan resiprocal (timbal balik) untuk memunculkan rasa saling percaya.

Komunikasi negatif disatu pihak hanya akan menguatkan hal sebaliknya dipihak lain.

Rekonsiliasi dan SikapIndikator keberhasilan dari rekonsiliasi

terlihat dari perubahan sikap dari rasa marah dan membenci berubah sebaliknya.

Mitchell mengklasifikasikan sikap menjadi dua kategori yaitu;

1. Berorientasi emosional seperti perasaan marah, tidak percaya, dendam, memandang rendah dan curiga.

2. Proses-proses kognitif, stereotip, belief.

Rekonsiliasi dan NilaiRekonsiliasi pada hakekatnya adalah penataan ulang tatanan

moral baru, tatanan nilai atau semacam kontrak sosial yang baru. Brummer (1994) mengklasifikasikan 3 kemungkinan jenis nilai-nilai dan kaitannya dengan kemungkinan tercapainya rekonsiliasi;

1. Nilai-nilai manipulatif, jika nilai ini dikedepankan maka rekonsiliasi tidak akan bisa mendatangkan hubungan yang harmonis karena bertolak belakang dari nilai-nilai perdamaian.

2. Muncul dalam bentuk nilai-nilai kontraktual, dalam hal ini rekonsiliasi tercapai dengan mendasarkan diri pada kontrak sosial, masing-masing pihak terikat pada hak dan kewajiban masing-masing.

3. Tumbuhnya nilai-nilai persaudaraan, persahabatan atau dinamakan sebagai fellowship. Nilai-nilai fellowship ini penting untuk mengukuhkan identitas baru dalam proses rekonsiliasi.

Rekonsiliasi dan IdentitasPada dasarnya perubahan dalam dimensi

identitas dalam suatu hubungan adalah pendefinisian ulang batas-batas yang membedakan dan mencirikan suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

Selama konflik citra dan identitas diri dari masing-masing kelompok yang bertikai saling terdistorsi sehingga dalam momen rekonsiliasi perlu diluruskan kembali sehingga posisi masing-masing identitas kelompok tidak terdistorsi.

Dimensi RekonsiliasiDimensi kunci dari rekonsiliasi yang perlu diperhatikan adalah

menyangkut ruang lingkup (spheres) yang perlu diubah (identitas, nilai-nilai, sikap dan perilaku).

Dua dimensi lainnya yang juga perlu diperhatikan dan dibahas lebih detail adalah komponen-komponen substantif dari rekonsiliasi (keadilan, kebenaran, penyembuhan, dan rasa aman) dan pada tingkatan mana intervensi diperlukan (individu, kelompok/komunitas atau nasional).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa dimensi ruang lingkup memperlihatkan tingkat kedalaman perubahan dimana rekonsiliasi dapat dilakukan. Apakah hanya pada perubahan sikap, nilai atau perilaku atau sudah sampai pada perubahan identitas. Rekonsiliasi yang superfisial misalnya hanya menyentuh perubahan sikap dan perilaku, sementara transformasi kesadaran dan identitas antara kelompok-kelompok belum tercapai.

Pemulihan Kebenaran

Keadilan

Keamanan

Komponen RekonsiliasiEmpat unsur penting sering disebut dalam literatur menjadi

komponen terpenting dalam rekonsiliasi yaitu: kebenaran (truth), keadilan (justice), penyembuhan (healing), dan rasa aman (security). Pada umumnya kebanyakan sarjana/praktisis dibidang rekonsiliasi menyebutkan empat unsur tersebut ssecara umum, namun ada beberapa sarjana yang mengemukakan dengan cara sedikit berbeda. Lederach (1994) melihat rekonsiliasi dalam tiga perspektif;

1. Rekonsiliasi sebagai hubungan.2. Rekonsiliasi sebagai pergulatan (encounter).3. Rekonsiliasi sebagai suatu ruang sosial (social space). Yang dimaksud oleh Lederach sebagai ruang sosial adalah

tempat dimana konsep-konsep yang lazim disebut sebagai konsep keadilan (justice), kedamaian (peace), pengampunan (mercy) dan kebenaran (truth) saling berinteraksi.

Rekonsiliasi dan KeadilanBetapapun beragamnya definisi dan

pengertian keadilan sebagai suatu istilah ilmiah, semua ahli sepakat bahwa pemenuhan rasa keadilan bersifat universal dan merupakan satu kebutuhan dasar manusia dimuka bumi ini. Mungkin terdapat perbagai macam variasi dan ekspresi mengenai keadilan, namun secara umum masyarakat bisa mengerti dan merasakan apakah keadilan sudah tercapai atau belum.

Rekonsiliasi , Kebenaran dan IngatanSatu kata kunci untuk mencapai rekonsiliasi

terletak pada cara bagaimana menyikapi soal kebenaran dimasa lalu, yang pada akhirnya akan berkaitan dengan persoalan sejarah dan ingatan. Maksudnya adalah bahwa rekonsiliasi memerlukan kesepakatan diantara kelompok-kelompok mengenai bagaimana masa lalu harus dipandang. Dengan kata lain harus ada kesepakatan antara kelompok-kelompok tentang aspek kebenaran yang terjadi dimasa lalu tersebut.

Rekonsiliasi dan Rasa Aman/PemberdayaanDi tempat-tempat dimana konflik sering

ditandai dengan pelanggaran berat hak asasi manusia serta eskalasi kekerasan diperlukan perlindungan bagi kelompok-kelompok untuk tidak terkena eskalasi kekerasan. Kalau perlu diciptakan semacam zona damai dimana kelompok bisa merasa aman. Perlindungan rasa aman juga dibutuhkan kelompok dari kemungkinan untuk terancam tidak hanya dalam pengertian fisik, tapi juga keterancaman secara verbal oleh proses labeling dll.

Rekonsiliasi dan PemulihanPenyembuhan atau pemulihan lebih tepat

dipandang sebagai prasyarat dan sekaligus hasil akhir dari proses rekonsiliasi. Maksudnya tingkat pemulihan tertentu dalam individu dan kelompok diperlukan supaya mereka bisa melangkah ke proses rekonsiliasi dalam skala yang lebih besar. Sebaliknya, kalau rekonsiliasi tercapai, proses penyembuhan atau pemulihan baik pada tingkat individu, kelompok ataupun bangsa bisa dipercepat.