REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

28
REFRAT STASE RSOP EPIPHYSEAL INJURY OLEH: Wiyono G 0097153 Cyntia Dewi G 0006061 Noor Hani G 0006506 Nabilah G 0006516 Anistyaning G 0007039 Riska Kusuma G 0007143 Yunda Alhusna G 0007175 Pembimbing: dr. Mujadid Idulhaq, Sp.OT KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH RS. DR. MOEWARDI - RS. ORTHOPEDI. PROF.DR.dr. SOEHARSO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transcript of REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

Page 1: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

REFRAT STASE RSOP

EPIPHYSEAL INJURY

OLEH:

Wiyono G 0097153

Cyntia Dewi G 0006061

Noor Hani G 0006506

Nabilah G 0006516

Anistyaning G 0007039

Riska Kusuma G 0007143

Yunda Alhusna G 0007175

Pembimbing: dr. Mujadid Idulhaq, Sp.OT

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH RS. DR. MOEWARDI - RS. ORTHOPEDI. PROF.DR.dr. SOEHARSO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2011

Page 2: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

PENDAHULUAN

Perkembangan dan pertumbuhan sistem muskuloskeletal adalah suatu proses

berkesinambungan, dimana pembentukan, pematangan serta perombakan dari

jaringan mesenkim dalam keadaan normal terjadi mengikuti urutan-urutan yang

teratur. Tulang rawan yang terbentuk kemudian dirombak kembali dan diganti dengan

tulang yang lebih matang atau dewasa. Perkembangan dan pertumbuhan system

skeletal dari masa gestasi sampai matur meliputi relasi antara perubahan fibrous,

tendon, cartilage dan tulang compacta.yang menghasilkan pola susceptibility dan

respon perbaikan yang membedakan antara pasien anak dengan dewasa.

Sistem muskuloskeletal pada orang dewasa mengalami pembentukan dan

perombakan tergantung dari kebutuhan-kebutuhan mekanis yang berkurang atau

bertambah. Tulang merupakan jaringan yang hidup, oleh karena itu inaktivitas atau

immobilisasi akan berakibat hilangnya tulang, sedangkan gerakan atau latihan akan

menambah tidak hanya massa otot tetapi juga massa juga kualitas tulang. Bagian dari

tulang yang bertanggungjawab terhadap pertumbuhan memanjang (longitudinal) dari

tulang yang belum matur disebut growth plate atau fisis atau lempeng pertumbuhan.

Kita mengenal dua jenis pusat osifikasi yaitu primary ossification center dan

secondary ossification center.

Tulang-tulang kecil seperti os lunatum pada pergelangan tangan atau os

naviculare tidak mempunyai lempeng pertumbuhan melainkan dibentuk oleh primary

ossification center dari zona paling dalam dari tulang rawan artikulernya. Berbeda

misalnya ujung-ujung dari tulang panjang seperti os femur yang mempunyai

secondary ossification center atau pressure epiphysis (caput femoris). Disamping

pressure epifisis kita juga mengenal traction epiphysis atau apophysis seperti

trochanter mayor, minor dan lainnya. Perbedaan nama dibuat agar lebih dimengerrti

bahwa tulang dapat tumbuh memanjang berdasarkan pembebanan (pressure) atau

tarikan (traction) yang diberikan padanya. Menurut beberapa penelitian, nutrisi sel-sel

Page 3: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

germinal dari tulang diberi aliran darah oleh pembuluh-pembuluh darah yanga masuk

ke epifise dan berakhir pada sel-sel germinal ( aliran darah epifiseal). Aliran darah

metafisial, yang berasal dari pembuluh-pembuluh darah metafisial dan cabang-cabang

terminal dari arteri nutrisi diafisial.

Pada anak-anak cedera epifiseal sering mencapai sekitar seperempat dari

seluruh fraktur. Mereka adalah yang paling umum di anak laki-laki, di ekstremitas

atas, dan di masa kanak-kanak. Cedera Physeal juga dapat terjadi dari infeksi, tumor,

atau iskemia. Fraktur Physeal sangat penting, karena cedera dapat mempengaruhi

pertumbuhan berikutnya dan potensi remodeling.

Cedera epifiseal adalah fraktur pada anak-anak yang melibatkan lempeng

pertumbuhan. Fraktur biasanya berjalan melintang melalui lapisan hipertrofik atau

lapisan kapur pada lempeng pertumbuhan Bila fraktur melintasi lapisan reproduksi

maka dapat berakibat penulangan prematur pada bagian yang mengalami cedera dan

menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang. Klasifikasi yang paling banyak

digunakan adalah Salter dan Harris.

DEFINISI

Growth plate atau fisis adalah lempeng kartilago yang terletak di antar epifisis

(pusat penulangan sekunder) dan metafisis. Bagian ini juga menjadi satu titik

kelemahan dari semua struktur tulang terhadap trauma mekanik.

EPIDEMIOLOGI

Penyebab kematian anak antara usia 1-14 tahun yang terbesar diantaranya

adalah trauma akibat kecelakaan.

Page 4: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

Selama 50 tahun terakhir kenaikkan angka fraktur pada anak-anak disebabkan

oleh cedara akibat olah raga.

Populasi open fraktur lebih jarang (<5%)

Trauma skeletal terhitung sebanyak 10-15% dari seluruh cedera pada anak-

anak, dengan sekitar 15-30% yang melibatkan physeal injury (fraktur phalanx

adalah yang tersering pada physeal injury)

HISTOLOGI-ANATOMI

Tulang anak-anak memiliki kandungn air yang lebih tinggi dan mineral yang

lebih rendah per unit volumenya daripada tulang dewasa. Dengan demikian,

tulang pada anak kurang elastic

Growth plate adalah struktur cartilaginous yang unik yang bervariasi

ketebalannya tergantung umur dan lokasi. Seringkali bagian ini lebih lemah

terhadap torsi, robekan, dan tekukan dan merupakan tempat predisposisi

terjadinya cedera pada anak.

Periosteum pada anak berupa struktur fibrous yang tebal ( sampai beberapa

millimeter) yang meliputi seluruh tulang kecuali pada area artikular.

Periosteum menebal dan menyambung dengan physis pada perichondral ring

(ring of LaCroix), yang membuat ketahanan terhadap truma robekan

bertambah.

Umumnya ligament pada anak secara fungsional lebih kuat dari tulang.

Maka, proporsi cedara yang lebih yang menyebabkan sprain pada dewasa

menghasilkan fraktur pada anak-anak.

Supply darah pada tulang yang sedang tumbuh meliputi sirkulasi metafisis

yang kaya dengan capillary loop endings pada area growth plate.

Physeal anatomi adalah bervariasi, tapi mempunyai pola yang sama. fisis

dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama:

o Panjang femur tulang merupakan salah satu tulang panjang.

Page 5: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

o Ring epiphyses putaran terjadi pada tulang (berbentuk kubus) dan

sekitar pusat penulangan sekunder.

o Apophyses terjadi di lokasi penyisipan otot atau tendon (misalnya,

apophysis trokanterika lebih besar).

Growth plate dibagi dalam 4 zona: reverse (resting/germinal), proliferative,

hipertrofi, dan kalsifikasi ( enchondral ossification)

Resting zone: Lapisan teratas yang terdiri dari sel-sel germinal yang datar dan

merupakan tempan penyimpanan bahan-bahan metabolik yang akan

digunakan nantinya

Proliferating zone: Sel-sel di area ini secara aktif bereplikasi dan tumbuh

menjadi lempeng. Sel-sel tersebut disebut seperi tumpukan lempeng. Pada

area ini, sel-selnya menggunakan bahan metabolik yang sebelumnya disimpan

untuk perjalanan mereka ke metafisis

Page 6: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

Hypertrophic zone: Sel-sel di area ini cenderung membengkak dan berubah

menjadi lebih katabolik. Sel mempersiapkan matriks untuk mengalami

kalsifikasi dan berubah menjadi tulang. Area ini menjadi letak terlemah secara

mekanis.

Calcified zone: Secara metabolik, matriks menyebar untuk deposisi garam

kalsium, dan membentuk osteoid. Di daerah yang dekat metafisis, cabang-

cabang pembuluh darah kecil menjalar ke lapisan basal dari lempeng fisis

MEKANISME CEDERA

Karena perbedaan struktur, maka fraktur pada anak dapat terjadi akibat energy

yang lebih rendah dibanding penyebab fraktur orang dewasa. Sebagian besar adalah

akibat mekanisme kompresi, torsi, dan bending (tekuk).

Fraktur kompresi paling banyak ditemukan pada area persatuan metafisis dan

diafisis dan paling sering disebut “buckle fracture” atau “torus fracture”. Torus

fracture lebih jarang menyebabkan epiphyseal injury, namun dapat menyebabkan

angular deformitas akut. Karena torus fracture bersifat impacted, stabil, dan jarang

membutuhkan manipulasi untuk reduksi. Jika dimanipulasi seringkali menyebabkan

pembengkakan sisi yang terjadi deformitas akibat fraktur tersebut. Torsional injury

adalah hasil dari dua pola fraktur yang berbeda tergantung dari maturitas epifisis.

Pada anak yang sangat muda dengan periosteum yang tebal, diafisis rusak dahulu

sebelum epifisis menghasilkan fraktur berbentuk spiral panjang. Pada anak yang lebih

besar, cedera torsional serupa menyebabkan fraktur epifisis.

Mekanisme bending (tekukan) pada anak yang masih kecil menyebabkan

fraktur tipe greenstick, dimana tulang tidak sepenuhnya patah (inkomplit),

menghasilkan plastic deformitas pada sis konkaf dari fraktur. Fraktur mungkin perlu

dibuat komplit untuk menjadikan reduksi yang adekuat. Mekanisme bending juga

Page 7: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

dapat menghasilkan fraktur mikroskopis menghasilkan deformitas plastic pada tulang

tanpa gambaran garis fraktur yang tampak pada foto rontgent polos, sedangkan

deformitas permanen dapat muncul.

Pada anak yang lebih besar, mekanisme bending (tekukan) menghasilkan

fraktur transverse atau short oblique. Kadang-kadang fragment tulang berbentuk

kupu-kupu (small butterfly fragment) dapat terlihat.

PEMERIKSAAN KLINIS

Trauma pada anak harus ditatalaksana dengan evalusi trauma yang penuh

dengan memperhatikan airway, breathing, circulation, disability and exposure.

Hal tersebut idealnya ditatalaksana dengan tim yang menangani trauma atau

spesialis emergency pediatric.

Anak-anak bukanlah rekan yang mudah untuk dianamnesa. Namun demikian

anamnesa masih sangat perlu untuk diagnotik yang baik. Orang tua mungkin

tidsk ada saat terjadinya trauma, dan tidak selalu mampu member informasi

yang akurat. Maka sangat penting untuk memeriksa seluruh extremitas, karena

anak tidak selalu dapat melokalisasi tempat cederanya dengan tepat.

Anak dapat lebih toleran terhadap rasa sakit dan tahan terhadap manipulasi

terutama jika mengerti maksud dari manipulasi itu. Maka berilah penjelasa

yang memadai bila anak sudah bias mengerti dan diajak kerjasama, dan hati-

hati juga supaya tidak mengabaikan keluhan atau permintaan dari anak

tersebut.

Evaluasi gangguan neurovascular, baik sebelum maupun sesudah manipulasi.

Evaluasi berkala terhadap kemungkinan adanya kompartemen syndrome,

terutama pada anak yang tidak bisa mengeluh dengan jelas, atau pada anak

yang rewel atau mekanisme injuri yang berat.kecurigaan yang besar terjadinya

sindrom kompartemen harus disertai evaluasi yang ketat.

Page 8: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

Perdarahan intrakompartemen pada tulang panjang terutama ekstremitas

bawah harus diatasi sebagai masalah yang serius.

Kekerasan pada anak patut dicurigai bila menemukan: fraktur femur

Transverse pada anak-anak <1 tahun atau fraktur transversal humerus pada

anak <3 tahun. Metaphyseal sudut patah (yang disebabkan oleh traksi /

mekanisme rotasi). Sejarah (mekanisme cedera) yang tidak konsisten dengan

pola fraktur. Sebuah cedera tanpa saksi yang mengakibatkan patah tulang.

Beberapa patah tulang dalam berbagai tahap penyembuhan. Tanda-tanda pada

kulit : beberapa memar di berbagai tahap resolusi, luka bakar rokok, dll Ini

adalah tugas dokter untuk memastikan bahwa anak-anak di lingkungan yang

aman.

GAMBARAN KLINIS

Fraktur ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki daripada anak

perempuan

Biasanya ditemukan pada masa bayi atau diantara usia 10-12 tahun

Lebih muda si anak lebih kecil bagian epifisis yang kelihatan sehingga lebih

sukar menegakkan diagnosis maka perbandingan dengan sisi yang normal

dapat sangat membantu

Tanda-tanda yang memberi petunjuk adalah pelebaran dari celah fisis ,

ketidaksesuaian sendi atau miringnya poros epiphysis

Fraktur tipe IV perlu dilakukan pemeriksaan ulang sinar X setelah 4 atau 5

hari.

GAMBARAN RADIOGRAFI

Page 9: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

Radiografi harus mencakup pandangan ortogonal yang tepat dari tulang yang

terlibat dan sendi proksimal dan distal ke daerah diduga cedera. Harus ada kecurigaan

lokasi cedera yang diduga, sepanjang tulang anggota badan boleh difoto dalam 1

lembar film. Perlu memahami pola osifikasi normal, hal ini dibutuhkan untuk

mengevaluasi kelainan yang ditemukan pada radiograf polos. Perbandingan dengan

melihat ekstremitas yang berlawanan dapat membantu dalam mengapresiasi kelainan

yang tidak mencolok atau di lokalisasi fraktur displaced mini displaced minimal.

Salter –Harris tipe I

Salter-Harris type II fracture of the distal tibia

Page 10: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

Salter-Harris type III fracture of the distal tibia

Salter-Harris type IV fracture of the distal tibia

Computed tomography mungkin berguna dalam mengevaluasi fraktur

intraarticular kompleks pada anak yang lebih besar.magneting Resonance Imaging

dapat berguna dalam evaluasi preoperative patah tulang rumit, tetapi juga dapat

membantu mengevaluasi fraktur yang tidak jelas tampak dalam foto polos.

Arthrograms berlaku untuk evaluasi intraoperative fraktur intraarticular karena

struktur tulang rawan radiolusen tidak akan terlihat pada evaluasi radiografis

fluoroskopi atau polos. Bone scan dapat digunakan dalam evaluasi osteomyelitis atau

tumor. USG dapat membantu dalam mengidentifikasi pemisahan epifisis pada bayi.

Page 11: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

KLASIFIKASI

Salter-Harris/Ogden membuat klasifikasi untuk fraktur epifisis anak-anak.

Secara tradisional telah dijelaskan oleh lima bagian klasifikasi Salter-Harris.

Klasifikasi Ogden telah memperluas klasifikasi Salter-Harris dimana fraktur

periphysea juga termasuk didalamnyal, yang tampaknya secara radiografis tidak

melibatkan epifisis tetapi dapat mengganggu suplai darah epifisis dan menyebabkan

gangguan pertumbuhan.

Salter-Harris tipe I sampai V

Tipe I: fraktur Transphyseal melibatkan daerah hipertrofik dan zona

kalsifikasi. Prognosis biasanya baik karena area cadangan dan zona

proliferasi tidak terganggu, tapi pertumbuhan tulang dapat berhenti

secara lengkap atau parsial pada fraktur displaced

Tipe II: Patahan Transphyseal yang keluar melalui metaphysis.

Fragmen metaphyseal dikenal sebagai fragmen Thurston-Holland.

bersama periosteal utuh di sisi dengan fragmen metaphyseal.

Prognosis sangat baik, walaupun pertumbuhan tulang dapat berhenti

secara lengkap atau parsial pada fraktur displaced

Tipe III: fraktur Transphyseal yang keluar dari epiphysis,

menyebabkan gangguan intraarticular dan mengganggu cadangan dan

zona proliferasi. reduksi anatomis dan fiksasi tanpa merusak epifisis

sangat penting. Prognosis sangat tergantung tatalaksana, karena

berhentinya pertumbuhan parsial dan deformitas anguler adalah

masalah yang sering muncul.

Tipe IV: Fraktur yang melintasi epiphysis dan fisis, keluar dari

metaphysis dan melibatkan semua empat zona dari fisis tersebut.

reduksi anatomis dan fiksasi tanpa merusak bagian fisis sangat

Page 12: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

penting. berhentinya pertumbuhan parsial dan deformitas anguler

adalah masalah yang sering muncul.

. Tipe V: Crush injury pada area fisis. Diagnosis umumnya dibuat

secara retrospektif. Prognosis buruk, karena berhentinya pertumbuhan

tulang dan penutupan lempeng pertumbuhan partial sering terjadi .

Tipe VI: Cedera pada perichondral ring di perifer growth plate.

Biasanya, ini adalah hasil dari sebuah luka terbuka.penanganan awal

sebagai tindak lanjut memungkinkan identifikasi awal sebuah physeal

bar perifer yang dapat di eksisi. Peripheral physeal bridges sering

terbentuk sehingga prognosis buruk.

Tipe VII: Fraktur melibatkan epiphysis saja. Ini termasuk fraktur

osteochondral dan epifisis avulsions. Prognosis adalah bervariasil dan

tergantung pada lokasi fraktur dan jumlah displacement yang terjadi

Tipe VIII: Metaphyseal fraktur. sirkulasi utama pada area sel cartilago

yang mengalami remodeling terganggu. Hypervaskularisasi dapat

menyebabkan pertumbuhan anguler yang berlebihan.

Tipe IX: Diaphyseal fraktur. Mekanisme untuk pertumbuhan

appositional (periosteum) adalah terganggu. Prognosis umumnya baik

jika dilakukan reduksi. Cross union antara tibia dan fibula dan antara

radius dan ulna dapat terjadi jika ada pembauran periosteum dari

masing-masing tulang.

Page 13: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy
Page 14: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

Tipe Ogden

Tipe VI: Cedera pada perichondral cincin di pinggiran fisik. Biasanya, ini

adalah hasil dari sebuah luka terbuka. Evaluasi penutupan memungkinkan

identifikasi awal sebuah bar physeal perifer yang setuju untuk eksisi.

Tipe VII: Fraktur melibatkan epiphysis saja. Ini termasuk fraktur

osteochondral dan epifisis avulsions. Prognosis adalah variabel dan tergantung

pada lokasi fraktur dan tingkat pergeseran.

Tipe VIII: fraktur metaphyseal. sirkulasi primer di wilayah renovasi dari

kolom sel tulang rawan terganggu. Hypervascularity dapat menyebabkan

pertumbuhan berlebihan.

Jenis IX: Fraktur diafisis. Mekanisme untuk pertumbuhan appositional

(periosteum) sering terganggu. Prognosis umumnya baik jika reduksi

dipertahankan. Cross union antara tibia dan fibula dan antara radius dan ulna

dapat terjadi jika ada pembauran periosteums masing-masing.

Page 15: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

TATA LAKSANA

Manajemen fraktur pada anak berbeda pada orang dewasa karena periosteum

tebal hal ini terutama pada kasus fraktur diaphyseal atau fisis terbuka di metaphyseal

patah. Periosteum yang tebal menjadi keuntungan proses reduksi karena periosteum

pada sisi deformitas biasanya intak dan dapat menjadi engsel, yang mencegah

terjadinya over reduksi. Traksi longitudinal tidak lebih baik dalam membuka

fragmen ketika periosteum utuh. Remanipulasi dari cedera fisis tidak boleh

dilakukan setelah 5-7 hari. Tidak seperti orang dewasa, deformitas akibat fraktur

terkadang dapat dibiarkan mengingat potensi remodeling pada anak lebih baik dari

dewasa. Umumnya makin dekat fraktur dengan sendi deformitas yang terjadi makin

dapat ditoleransi, kecuali pada deformitas rotasional.

Fraktur comminuted atau memendek mungkin memerlukan skin traksi atau skeletal

traksi. Reduksi harus dilakukan dalam sedasi pasien tetap sadar , diikuti dengan

pemasangan splint atau bivalve cast. Pada anak, cast atau splint harus meliputi sendi

di proximal atau distal dari sisi yang cedera, hanya pada fraktur tertentu diperlukan

short arm atau short leg cast. Fraktur intraartikular, shelter- Harris tipe III dan IV

memerlukan anatomic reduction (<1 sampai 2 mm displacement baik vertical maupun

horizontal) untuk memulihkan artikular yang kongruen dan meminimalkan

kerusakan fisis. Indikasi open reduction meliputi : fraktur terbuka, displaced

intraarticular fracture, fracture dengan cedera vaskuler, fraktur yang mengakibatkan

sindroma kompartemen, unstable fraktur yang membutuhkan abnormal positioning

dalam closed reduction. Pembentukan epifisial bridge biasanya terjadi pada Fraktur

Salter- Harris III dan IV atau V. Mekanismenya baik itu remuk sampai lapisan

germinal maupun displaced yang menyebabkan tulang terbentuk menjembatani fisis.

Maka sangat penting untuk menghindari physeal injury saat memasang alat fiksasi

pada anak. Gunakan cara alternative untuk fiksasi sebelum pertumbuhan tulang

berakhir. Cara terbaik mencegah pembentukan physeal bridge adalah dengan reduksi

anatomis pada fraktur Salter –Harris tipe III dan IV. Open reduksi dan internal fiksasi

Page 16: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

yang tidak mengubah kedudukan phisis adalah yang terbaik, jika fiksasi diperlukan

dan melewati area lempeng pertumbuhan, gunakan K wires yang kecil dan halus.

Awasilah selalu pertumbuhan tulang untuk mendeteksi adanya physeal bridge. Jika

ditemukan sebuah bridge , rongent tulang yang bersangkutan dan sisi kontralateralnya

setiap 4-6 bulan. Dan tandailah tiap perubahan yang ditemukan sepanjang tulang,

angulasi dan permukaan sendinya.

Kebanyakan epiphyseal injury sembuh dengan cepat, deformitas mengalami

remodeling dengan sempurna, dan pertumbuhan proses berjalan normal. Sekitar 1%

dari epiphyseal injury menyebabkan physeal bridging dan pertumbuhan tulang yang

terganggu. Small bridges (<10%) bisa lisis secara spontan. Central bridge tampaknya

lebih sering mengalami lisis dan kurang sering menyebabkan deformitas bila

dibanding bridge yang terbentuk di perifer. Central bridge dapat menyebabkan

“fishtail deformity”, yang hanya memperlambat pertumbuhan tulang namun tidak

menghentikannya sama sekali. Reseksi tulang, apabila terdapat indikasi, yaitu

reseksi yang dilakukan melibatkan kurang dari 50% bagian dari fisis

dan memiliki sisa minimal 2 tahun waktu pertumbuhan tulang. Sekali

direseksi, tulang dapat mengalami akselerasi, normal, terhambat,

maupun berhenti bertumbuh. Outcome tergantung dari lokasi cedera,

ukuran, dan kesehatan growth plate. Jika reseksi berhasil, maka koreksi

deformitas angulasi dapat terjadi. Koreksi ini jarang melebihi 10

derajat. Untuk deformitas berat yang melebihi 10 derajat, pikirkan

kemungkinan dilakukan osteotomy. Osteotomy tidakhanya mengkoreksi

deformitas tetapi juga memfasilitasi eksisi dari tulang.

Page 17: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

Penanganan mengikut Tipe Salter-Harris  :

Tipe I

o Pada tipe I reduksi tertutup tidak sulit karena perlekatan

periosteal utuh disekitar lingkarannya dan kemudian dibebat

dengan erat selama 5-6 minggu

o Prognosis untuk masa yang akan datang sangat dipengaruhi

oleh suplai darah pada epiphysis

Tipe II

o Pada tipe II reduksi tertutup relatif mudah didapatkan begitu

juga dengan perawatannya karena engsel periosteal utuh dan

potongan metaphysis terlindung selama reduksi.

o Prognosis selama perkembangan yang sempurna dengan suplai

darah pada epifisis umunya baik

Tipe III

o Membutuhkan reduksi anatomis yang sempurna

o Kalau tidak dapat direduksi dengan tepat dengan manipulasi

tertutup, reduksi terbuka biasanya dibutuhkan segera untuk

mengembalikan permukaan sambungan normal yang sempurna

o Tungkai kemudian dibebat selama 4-6 minggu

o Prognosis untuk pertumbuhan adalah suplai darah yang baik

yang diberikan pada bagian epifisis yang terpisah.

Tipe IV

o Reduksi terbuka dan fiksasi internal dengan kawat Kirschner

o Penanganan tidak hanya untuk mengembalikan permukaan

sambungan normal tetapi juga untuk mendapatkan

pengembalian posisi piringan epifiseal

Page 18: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

o Prognosis untuk pertumbuhan pada tipe IV ini jelek kecuali

jika reduksi sempurna dicapai dan terjaga.

Tipe V

o Diagnosis fraktur tipe V sulit untuk dilakukan karena epiphysis

tersebut biasanya tidak tergeser

o Beban ringan harus diabaikan paling tidak tiga minggu dengan

harapan untuk menjaga tekanan selanjutnya pada epifiseal.

o Prognosis fraktur tipe V kurang diperhatikan karena gangguan

pertumbuhan hampir tidak terlihat.

KESIMPULAN

Salter Haris merupakan jenis patah tulang yang sering terjadi pada anak-anak

yaitu patah tulang yang melibatkan cedera piringan epifiseal.

Fraktur piringan epifiseal Salter Haris berdasarkan pada mekanisme fraktur

dan juga hubungan garis patahan terhadap sel tumbuh piringan epifiseal

diklasifikasikan dalam 5 type.

Penanganan tipe I dan II dengan reduksi tertutup, tipe III dengan reduksi

terbuka dan tipe IV dengan reduksi terbuka dan fiksasi internal.

Tipe V diagnosanya sulit ditegakkan karena epifisis biasanya tidak bergeser.

Penanganannya dengan mengurangi tekanan paling tidak selama tiga minggu.

Prognosis fraktur piringan epifiseal pada anak tergantung pada tipe fraktur,

usia, suplai darah pada epifisis, metode reduksi, dan luka terbuka atau tertutup

Page 19: REFRAT Epifisial Injury Sudah Jadi - Copy

DAFTAR PUSTAKA

1. Dennis S.weiner. 2004. Pediatric orthopedic for primary care physicians second edition. Cambridge univ press: New York

2. Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D. 2006. Handbook of Fractures, 3rd Edition. Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia

3. Soelarto reksoprodjo. 2002. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah . Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta

4. Staheli, Lynn T. 2006. Practice of Pediatric Orthopedics 2 n dEdition. Lippincott Williams & Wilkins:Philadelphia

5. www.primary -surgery.org/ps/vol2/html/sect0313.html