Refrat Bedah Maret
description
Transcript of Refrat Bedah Maret
BAB I
PENDAHULUAN
Bedah orthopedi adalah suatu ilmu bedah yang mempelajari tentang sistem muskuloskeletal. Ahli orthopedi menggunakan pendekatan non-bedah maupun bedah untuk mengobati trauma muskuloskeletal, cedera olahraga, penyakit degeneratif, infeksi, tumor dan kelainan kongenital.1 Ilmu pengetahuan pada masa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini menimbulkan dampak positif maupun negatif. Misalnya saja kemajuan transportasi yang memberikan kemudahan, kenyamanan, efektivitas, dan efisiensi waktu bagi masyarakat. Namun di sisi lain juga memiliki dampak negatif, misalnya peningkatan angka kecelakaan lalu lintas yang seringkali menyebabkan terjadinya kesakitan salah satunya fraktur.2 Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak dan patah pada tulang yang utuh. Penyebab terbanyak adalah kecelakaan, disertai faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh untuk terjadinya fraktur.3 Menurut Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2009 terdapat dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi.3.4 Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan umur di bawah 45 tahun dan sering disebabkan cedera pada saat olahraga, pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada wanita usia lanjut fraktur lebih sering terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon.5 Memakai jasa pengobatan dukun patah tulang kerap menjadi pilihan sebagian masyarakat untuk memperbaiki kasus patah tulang atau penyembuhan tulang. Hal tersebut cukup memprihatinkan sebab penanganan yang tidak tepat terhadap fraktur akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bagi penderita. Tidak sedikit pasien patah tulang yang berobat ke rumah sakit pada saat datang sudah mengalami komplikasi akibat penanganan pertamanya yang tidak baik atau tidak sesuai dengan prinsip penanganan patah tulang yang benar. Adapun alasan klasik pasien patah tulang yang terlambat berobat ke rumah sakit adalah faktor ekonomi. Dengan berlangsungnya program jaminan kesehatan yang melayani masyarakat secara gratis hal tersebut dapat ditekan. Namun jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit pun meningkat.6 Hal tersebut juga dialami Rumah Sakit Zainoel Abidin di Banda Aceh. Dalam sehari rumah sakit tersebut dapat dikunjungi hingga 1000 orang pasien.7 Sementara untuk operasi elektif dapat mencapai 35 orang pasien dalam sehari. Ruang operasi yang tersedia adalah 6 kamar operasi elektif dan 2 kamar operasi emergensi.8
BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN2.1 Pembedahan Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi dengan tangan. Hal ini memiliki sinonim yang sama dengan kata Chirurgica dalam bahasa Yunani Cheir berarti tangan dan Ergon berarti kerja.9 Bedah orthopedi merupakan cabang dari pembedahan dimana secara khusus memberi perhatian terhadap pencegahan dan restorasi dari fungsi sistem skeletal, artikulasi dan strukturnya yang saling berhubungan. Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana dilakukan berbagai cara untuk melakukan perbaikan terhadap bagian tubuh yang diasumsikan tidak dapat mengalami perbaikan, daripada melakukan amputasi. Seperti contoh dilakukan koreksi dan imobilisasi dari fraktur pada kaki daripada melakukan amputasi terhadap kaki.9
Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau sumber dari penyakit tersebut dibuang, seperti contoh pembedahan radikal untuk neoplasma dan pembedahan radikal untuk hernia. Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan secara sederhana, tidak memiliki resiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan bantuan asisten untuk melakukannya, seperti cuntoh membuka abses superfisial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial nekrotomi dan tenotomi.9 Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif lebih sulit untuk dilakukan daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan resikoterhadap nyawa pasien, dan memerlukan bantuan asisten, seperti contoh bedah caesar, mastektomi, bedah torak, bedah otak.9 Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan sangat mendadak untuk menghindari komplikasi lanjut dari proses penyakit atau untuk menyelamatkan jiwa pasien. Sedangkan bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan tanpa membahayakan nyawa pasien.9
Pembedahan rekonstruktif merupakan pembedahan yang dilakukan untuk melakukan koreksi terhadap pembedahan yang telah dilakukan pada deformitas atau malformasi, seperti pembedahan terhadap langit-langit mulut yang terbelah, tendon yang mengalami kontraksi, dan sebagainya. Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan untuk memperbaiki defek atau deformitas, baik dengan jaringan setempat atau dengan transfer jaringan dari bagian tubuh lainnya. Bedah eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan diagnosis pasti atau untuk konfirmasi diagnosis. Bedah eksperimental merupakan incestigasi sistemik terhadap masalah pembedahan. Bedah klinis merupakan pengetahuan pembedahan dengan adanya kehadiran pasien dengan begitu gejala yang didapat dan pengobatan yang akan diberikan dapat diamati. Rumah sakit merupakan institusi yang memberikan perhatian medis terhadap pasien.9
Pembedahan anatomi merupakan daerah terbatas dari anatomi atau bagian tertentu untuk mendapatkan deskripsi yang jelas pada daerah operasi. Anatomi sistemik merupakan studi dari organ individu terhadap sistem tubuh secara khusus, seperti anatomi hati, anatomi sistem respirasi, anatomi sistem lokomotor. Anatomi lapisan merupakan studi terhadap konfigurasi pada lapisan tubuh, khususnya yang berhubungan terhadap lapisan yang ada di bawahnya. Anatomi topografi merupakan anatomi pada bagian yang masih memiliki hubungan atau bagian dari tubuh.9 2.1.1 Fase Pembedahan A. Fase Praoperatif
Peran tenaga medis dimulai ketika keputusan untuk intervensi pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas praoperasi adalah sebagai berikut:
a. Persetujuan pembedahan (informed consent) b. Persiapan anestesia (KGD, foto thorax, fungsi kardio, puasa)
c. Persiapan pembedahan (resep operasi)
B. Fase Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke departemen atau bagian bedah (instalasi bedah) dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruangan pemulihan. Lingkup aktivitas intraoperatif sebagai berikut:
a. Memasang IV line
b. Emberikan medikasi intravena
c. Melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan
d. Melakukan pembiusan dan pembedahan
C. Fase Pascaoperatif
Dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut di ruang rawat inap atau di rumah.Lingkup aktivitas pasca operasi:
a. menilai efek dari obat anestesi
b. memantau tanda-tanda vital
c. mmencegah komplikasi
d. edukasi perawatan luka operasi kepada pasen dan keluarga
e. peningkatan penyembuhan pasien
f. rehabilitasi
g. pemulangan
2.1.2 Tipe Pembedahan 1. Menurut fungsi dan tujuan
a. Diagnostik :Biopsi, laparotomi eksplorasi
b. Kuratif (ablatif) : Tumor, appendektomi
c. Reparatif : Memperbaiki luka multiple
d. Rekonstruktif atau kosmetik : Mammoplasty, perbaikan wajah
e. Paliatif : Menghilangkan nyeri, memperbaiki masalah (gastrostomi-ketidak mampuan menelan
f. Transplantasi : Penanaman organ tubuh untuk menggantikan organ atau struktur tubuh yang malfungsi (cangkok ginjal, kornea)
2. Menurut Tingkat Urgensi
A. Kedaruratan
Pasien membutuhkan perhatian dengan segera, gangguan yang diakibatkannya diperkirakan dapat mengancam jiwa (kematian atau kecacatan fisik), tidak dapat ditunda, contoh:
a. Pendarahan hebat
b. Luka tembak atau tusuk
c. Luka bakar luas
d. Obstruksi kandung kemih atau usus
e. Fraktur tulang tengkorak
B. Urgensi
Pasien membutuhkan perhatian segera, dilaksanakan dalam 24-30 jam, contoh:
a. Infeksi kandung kemih akut
b. Batu ginjal atau batu uretra
C. Diperlukan
Pasien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa minggu atau bulan, contoh:
a. Katarak
b. Gangguan tiroid
c. Hiperplasia prostat tanpa obstruksi kandung kemih
D. Elektif
Pasien harus dioperasi ketika diperlukan. Tidak terlalu membahayakan jika tidak dilakukan, contoh:
a. Hernia simple
b. Perbaikan vagina
c. Perbaikan scar/sikatrik/jaringan parut
E. Pilihan
Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada pasien (pilihan pribadi pasien), cok, operasi plastik pada wajahntoh: bedah kosmetik. 4. Menurut Luas atau Tingkat Tingkat Resiko9
A. Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup pasien, contoh: Bypass arteri koroner
B. Minor
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi lebih kecil dibandingkan dengan operasi mayor, contoh: katarak, operasi plastik pada wajah2.2 Bedah Orthopedi 2.1.1 Pengertian Bedah orthopedi telah dikenal luas di kalangan masyarakat sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah fraktur pada tulang manusia. Orthopedi adalah cabang ilmu bedah yang berhubungan dengan pemeliharaan dan pemulihan fungsi sistem rangka, persendiannya, dan stuktur yang berkaitan. Berhubungan dengan koreksi deformitas sistem muskuloskeletal.10
Bedah orthopedi adalah suatu tindakan bedah untuk memullihkan kondisi disfungsi muskuloskeletal seperti, fraktur yang tidak stabil, deformitas, dislokasi sendi, jaringan nekrosis dan terinfeksi, sindrom kompartemen, serta sistem muskuloskeletal.11
2.1.2 Jenis-jenis Bedah Orthopedi 1. Reduksi terbuka: Adalah melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan deseksi dan pemajanan tulang yang patah.
2. Fiksasi interna: Adalah stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan sekrup, plat, paku, dan pin logam.
3. Graft tulang: Adalah penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun heterolog) untuk memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi, atau mengganti tulang yang berpenyakit.
4. Amputasi: Adalah penghilangan bagian tubuh.
5. Artroplasti: Adalah memperbaiki masalah sendi dengan arthostop (suatu alat yang memungkinkan ahli bedah mengoprasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka.
6. Menisektomi: Adalah eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.
7. Penggantian sendi: Adalah penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintetis.
8. Penggantian sendi total: Penggantian permukaan artikuler dalam sendi dengan bahan logam atau sintetis.
9. Transfer tendon: Adalah pemindahan insersi untuk memperbaiki fungsi.
10. Fasiotomi: Adalah pemotongan fascia otot untuk menghilangkan kontriksi otot atau mengurangi kontraktur fascia.11 2.1.3 Jenis-jenis Gangguan Orthopedi 1. Fraktur: Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Ada lebih dari 150 klasifikasi fraktur, 5 diantaranya adalah; a. Inclomplete: fraktur hanya melibatkan bagian potongan menyilang tulang. Salah satu sisi patah, yang lain biasanya hanya bengkok atau greenstick. b. Complete: garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan fragmen tulang biasanya berubah tempat. c. Tertutup (simple) : fraktur tidak meluas melewati kulit
d. Terbuka (compound) : fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit,dimana potensial untuk terjadi infeksi.
e. Patologis : fraktur terjadi pada penyakit tulang atau seperti kanker, osteoporosis, dengan tak ada trauma atau hanya minimal. 2. Bedah rekrontuksi wajah
3. Amputasi: Pada umumnya amputasi disebabkan oleh kecelakaan, penyakit, dan gangguan kongenital. Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatik pada tungkai. Amputasi ekstremitas bawah dilakukan lebih sering daripada amputasi ekstremitas atas. Lima tingkatan yang sering digunakan pada amputasi ekstremitas bawah, telapak dan pergelangan kaki, bawah lutut (ABL), disartikulasi dan atas lutut, disartikulasi lutut- panggul, dan hemipelviktomi dan amputasi translumbar. Terdapat dua tipe amputasi:
a. Terbuka (provisional), yang memerlukan teknik aseptik ketat dan revisi lanjut.
b. Tertutup atau flaps.
4. Penggantian sendi total: Penggantian sendi diindikasikan unuk kerusakan sendi peka rangsang dan nyeri yang tidak hilang (contoh; degeneratif dan artritis reumatoid; fraktur tertentu (contoh, leher femur), ketidakstabilan sendi panggul kongenital. Penggantian panggul dan lutut dalam bedah paling umum. Prostase mungkin besi atau polietilen (atau kombinasi) dan ditanam dengan semen akrilik, atau mungkin sesuatu yang berpori-pori, implan bersalut yang mendorong pertumbuhan tulang kedalam.1
2.1.4 Komplikasi 1. Syok Hipovolemik: Kehilangan darah yang sangat banyak sebelum atau sesudah pembedahan akan menyebabkan syok yang kemudian diikuti perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat yang akhirnya menyebabkan gangguan metabolisme seluler.
2. Atelaktasis dan pnemonia: Pada pasien pre dan post bedah sering mengalami gangguan pernafasan. Pengembangan paru yang penuh dapat mencegah penimbunan sekresi pernafasan dan terjadinya atelaktasis dan pneumonia.
3. Retensi urine: keluaran urin harus dipantau setelah pembedahan setiap 3 sampai 4 jam sekali untuk mencegah terjadinya retensi urin karena biasanya pasien dengan bedah orthopedi mengalami keterbatasan gerak sehingga akan mengganggu aktifitasnya termasuk untuk berkemih. Pada pasien yang tidak bisa berkemih dapat dipasang kateter intermiten sampai pasien mampu untuk berkemih mandiri.
4. Infeksi: Infeksi merupakan resiko pada setiap pembedahan. Infeksi merupakan perhatian khusus terutama pada pasien post operasi orthopedi karena tingginya resiko ostheomilitis. 5. Trombosis Vena Profunda: Penyakit trombeobolik merupakan salah satu dari semua komplikasi yang paling sering dan paling berbahaya pada pasien pasca operasi orthopedik. Usia lanjut, hemostasis, pembedahan orthopedik ekstermitas bawah dan imobilisasi merupakan faktor resiko.12 2.2 Rekapitulasi Periode Triwulan Pasien Bedah Orthopedi di Instalasi Bedah Sentral RSUZA Tahun 2013 2.2.1 Periode Januari-Desember 2013Berikut adalah data jumlah pasien bedah orthopedi di Instalasi Bedah Sentral periode Januari-juli 2013.
Tabel 2.1 Operasi Elektif dan cyto Bedah Orthopedi Januari-desember 2013
BulanElektifCytoTotal
Januari8034114
Februari 8028108
Maret7635111
April7737114
Mei 6737104
Juni481967
Juli662288
Agustus463682
September642488
Oktober8152133
November652489
Desember712495
Jumlah8213721193
Berdasarkan tabel 2.1 dan Grafik 2.2 tersebut, jumlah operasi terbanyak pada bulan oktober 2013 yaitu 133 operasi, terdiri dari pada 81 operasi elektif, 34 operasi cyto. Sementara operasi terendah terdapat pada bulan juni terdiri dari pada 48 operasi elektif, 19 operasi cyto. Total operasi elektif 821 dan total operasi cito 372 operasi.
Grafik 2.2 perbandingan jumlah operasi elektif dan operasi cyto pada periode januari-desember 2013
Tabel 2.3 Jumlah Operasi Bedah Orthopedi Yang Terlaksana Januari-desember 2013
BulanTerlaksanaBatalTotal
Januari701080
Februari 75580
Maret741084
April74377
Mei 61667
Juni46248
Juli551166
agustus39746
September55964
Oktober79281
November59665
Desember591271
Jumlah74683829
Berdasarkan tabel 2.1 dan grafik 2.2 tersebut, jadwal operasi elektif yang terlaksana terbanyak terdapat pada oktober yaitu 79 operasi, sedangkan jadwal operasi terendah terdapat pada bulan agustus sebanyak 39 operasi. Jumlah operasi yang batal terbanyak pada bulan desember yaitu 12 operasi. Total operasi elektif yang terlaksana pada periode Januari-desember 2013 ada 746 operasi.
Grafik 2.4 Perbandingan jumlah operasi elektif pasien bedah orthopedi yang terlaksana januari desember 2013Tabel 2.5 Alasan Pembatalan Operasi Elektif Bedah Orthopedi Januari-desember 2013Alasan123456789101112Ttotal
Tidak Datang21111129
Lewat Batas Insisi64316121
Operator tidak datang112
TD tinggi12126
Masalah Jantung1225
Batal212117
Tidak ada alat22211210
Dijadwalkan Ulang314
PAPS21115
Batal dari operator2349
Belum konsul anestesi1113
Total105103621079261281
Tabel 2.6 Perbandingan pembatalan Operasi Elektif Bedah Orthopedi Januari-desember 2013
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi yang batal terbanyak pada bulan desember yaitu 12 operasi. Sementara jumlah operasi yang batal terendah terdapat pada bulan juni dan oktober,2 operasi,. Total operasi yang batal periode Januari-desember 2013 ada 81 operasi.Tabel 2.7 Tindakan Operasi cito Bedah Orthopedi 2013
NoJenis tindakanjumlah
1Reposisi10
2K wire23
3Orif39
4Pemasangan back slap2
5Debridement245
6Repair33
7Fasiotomi2
8Amputasi22
9Pasang gips2
10Reduksi2
12Ekternal fiksasi1
13Tutup defect1
14Skin traksi1
15Squetektomy1
16Rekontruksi pelvis1
17Pemasangan plat1
Jumlah386
Tabel 2.8 Tindakan Operasi elektif Bedah Orthopedi 2013
NoJenis tindakanJumlah
1rekontruksi50
2Remove implant92
3Orif157
4Roi74
5Debridement42
6Repair6
7Laminectomy31
8Artroskopi1
9Atroplasty27
10Atrodesis1
11Acromioplasty1
12Tendektomy1
13k-wire3
14Ulna procedur13
15Saha procedur1
16THR18
17TKR11
18Eksisi/ekstirpasi14
19Stabilisasi posterior12
20Remove22
21Koreksi13
22Aff plat25
23Revisi4
24PMR3
25Skeletal traksi8
26Il nail7
27Total hip join 1
Jumlah638
Berdasarkan tabel 2.7 tersebut, jenis tindakan operasi cyto terbanyak periode Januari-desember 2013 adalah 386 operasi,. Jenis tindakan operasi terbanyak setelah debridement adalah 245 operasi, sedangakan tindakan terendah adalah tindakan pasang gips, liniayer, ekternal fiksasi, tutup defek, skin traksi, squetektomy sebanyak 1 tindakan. Berdasarkan tabel 2.8 tersebut, jenis tindakan operasi elektif periode Januari-desember 2013 adalah 638 tindakan, dan yang paling banyak menggunakan tindakan Orif yaitu 157 operasi. Sedangkan tindakan terendah adalah tindakan Atrodesis, Acromioplasty, Tendektomy, Saha procedur, Total hip join, sebanyak 1 tindakanTabel 2.9 Distribusi Operasi Bedah Orthopedi Berdasarkan Operator PeriodeJanuari-desember 2012Nama Dokter
Periode januari-desemberJumlah
ElektifCyto
Dr.Safrizal Rahman, M.Kes.Sp.OT 278140418
Dr.Azharudin,Sp.OT (K-SPINE) 16348211
Dr.Armia Nur Alam,Sp.OT 194102296
Dr.Zulkarnaini, Sp.OT 18786273
Jumlah8223761198
Tabel 2.10 Distribusi Operasi Bedah Orthopedi Berdasarkan Operator PeriodeJanuari-desember 2013BAB IIIKESIMPULAN Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak dan patah pada tulang yang utuh. Penyebab terbanyak adalah kecelakaan, disertai faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh untuk terjadinya fraktur.3 Tujuan bedah orthopedik adalah memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dan stabilitas serta mengurangi nyeri dan distabilitas. Tindakan operasi bedah orthopedi terbanyak di Instalasi Bedah Sentral RSUZA tahun 2013 adalah operasi untuk penanganan fraktur dengan tindakan orif sebanyak 821 total operasi elektif dan total operasi cito 372 . Operator terbanyak yang melakukan tindakan adalah dr. SafrizalRahman, Sp. OT, dengan 418 (elektif 278 ; cito 140) Hal tersebut menunjukkan banyaknya kasus fraktur di Aceh dan alasan pembatalan operasi bedah orthopedi terbanyak dikarenakan pasien terlewati batas jam insisi. DAFTAR PUSTAKA
1. Wiesel SW, Delahay JN.2007. Essentials of Orthopedic Surgery. Springer: Washington DC.
2. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi RI.2003. Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi.
3. Trivedi A, Rawal D.2011.Prevalence of Road Traffic and Driving Practices Among Young Drivers.Healtline 2:72-75.
4. Getty J, Crome P.2007.The Care of Patients With Fragility Fracture.British Orthopaedic Association.
5. WHO.2004. Scientifc Group on the Assesment of Osteoporosis at Primary Health Care Level. WHO.
6. Sari AP.2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keterlambatan Berobat pada Pasien Patah Tulang yang Menggunakan Sistem Pembiayaan Jamkesmas. Universitas Diponegoro: Semarang.
7. Bangun S. 2010. RSUZA mengalami Kenaikan Kunjungan. Diperoleeh dari: http://202.162.207.101/ index.php?option=com_ content &view= article&id= 140071:rsuza-alami -kenaikan-kunjungan&catid =13&I temid =2 6, (18 Februari 2013).
8. Analisa.2010. Tim Akreditasi Nilai 16 Pelayanan di RSUZA.Diperoleh dari: http://acehprov.go.id/Berita/1.5.2922/Tim-Akreditasi-Nilai-16-Jenis-Pelayanan-di-RSUZA-, (18 Februari 2013).
9. Venugopalan A. 2010.Essentials of Veterinary Surgery. Seventh edition.
10. Dorland.2003. Dorlands Medical Pocket Dictionary. Saunders: Pennsylvania.
11. Smeltzer SC, Bare BG.2009. Brunner and Suddarths: Textbook of Medical Surgical Nursing. Lippincott William and Wilkins: Wahington DC.
12. WHO.2008. Guidelines for Safe Surgery. World Health Organization.
19
_1456217343.xlsChart1
8034
8028
7635
7737
6737
4819
6622
4636
6424
8152
6524
7124
Elektif
Cyto
Sheet1
BulanElektifCytoSeries 3
Januari80342
Februari80282
Maret76353
April77375
Mei6737
Juni4819
Juli6622
agustus4636
September6424
Oktober8152
November6524
Desember7124
_1456305155.xlsChart1
70
75
74
74
61
46
55
39
55
79
59
59
jumlah OP
Jumlah operasi
Sheet1
jumlah OPSeries 2Series 3
Januari702.42
Februari754.42
Maret741.83
April742.85
Mei61
Juni46
Juli55
agustus39
September55
Oktober79
November59
desember59
_1456218647.xlsChart1
278140
16348
194102
18786
Elektif
Cyto
Sheet1
ElektifCytoSeries 3
SR2781402
AZ163482
AR1941023
ZUL187865
To resize chart data range, drag lower right corner of range.
_1456217337.xlsChart1
10
5
10
3
6
2
10
7
9
2
6
12
batal operasi
Sheet1
batal operasiSeries 2Series 3
Januari102.42
Februari54.42
Maret101.83
April32.85
Mei6
Juni2
Juli10
agustus7
September9
Oktober2
November6
Desember12