Refrat Bedah kel umbilicus

54
BAB I PENDAHULUAN Tali pusat adalah bagian yang sangat penting bagi kehidupan janin, oleh karena melalui alat ini janin dengan mudah mendapatkan oksigen dan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya serta mengeluarkan karbondioksida dan bahan yang tidak diperlukan lainnya lagi. Pada umumnya tali pusat tampak mengkilat dan berwarna putih kebiruan. Gangguan pada umbilical sering dihadapi oleh dokter ahli bedah anak. Pada bayi baru lahir, tali pusat biasanya mengering dan memisah dalam waktu tiga minggu, membentuk bentukan "seperti bintang" pada abdomen central yang kemudian membentuk umbilikus. Kegagalan umbilical ring untuk menutup dengan sempurna dapat mengakibatkan hernia umbilikalis, merupakan kelainan umbilical yang paling umum. Discharge atau jaringan abnormal dari umbilikus paling sering disebabkan oleh granuloma umbilical, tapi dapat terjadi akibat tidak lengkapnya urachus atau duktus omphalomesenteric. Discharge, massa , atau sinus tract merupakan keadaan patologis dan harus dievaluasi dan diobati dengan tepat. Tali pusat yang normal mengandung 2 arteri, 1vena, allantois yang rudimenter, sisa duktus omphalomesenterium, dan zat yang berupa agar- agar yang 1

description

stse bedah

Transcript of Refrat Bedah kel umbilicus

Page 1: Refrat Bedah  kel umbilicus

BAB I

PENDAHULUAN

Tali pusat adalah bagian yang sangat penting bagi kehidupan janin,

oleh karena melalui alat ini janin dengan mudah mendapatkan oksigen

dan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya

serta mengeluarkan karbondioksida dan bahan yang tidak diperlukan

lainnya lagi. Pada umumnya tali pusat tampak mengkilat dan berwarna

putih kebiruan.

Gangguan pada umbilical sering dihadapi oleh dokter ahli bedah

anak. Pada bayi baru lahir, tali pusat biasanya mengering dan memisah

dalam waktu tiga minggu, membentuk bentukan "seperti bintang" pada

abdomen central yang kemudian membentuk umbilikus. Kegagalan

umbilical ring untuk menutup dengan sempurna dapat mengakibatkan

hernia umbilikalis, merupakan kelainan umbilical yang paling umum.

Discharge atau jaringan abnormal dari umbilikus paling sering disebabkan

oleh granuloma umbilical, tapi dapat terjadi akibat tidak lengkapnya

urachus atau duktus omphalomesenteric. Discharge, massa , atau sinus

tract merupakan keadaan patologis dan harus dievaluasi dan diobati

dengan tepat.

Tali pusat yang normal mengandung 2 arteri, 1vena, allantois yang

rudimenter, sisa duktus omphalomesenterium, dan zat yang berupa agar-

agar yang disebut jelly Wharton. Lapisan luar tali pusat berasal dari

amnion. Sesudah lahir, arteri tali pusat berkontraksi lebih kuat dari vena,

sehingga lumen vena agak besar. Sesudah tali pusat dipotong,

strukturnya masih terdapat dibagian bawah pemotongan yang dekat

dengan pusar. Secara fungsional, pembuluh darah tali pusat menutup

segera setelah bayi lahir, penutupan secara anatomis baru pada bayi

berumur 10-20 hari. Kemudian arteri akan menjadi ligament umbilikus

lateral, vena akan menjadi ligamen teres dan duktus venosus akan

menjadi ligamen venosum. Sebelum terjadi penutupan anatomic yang

1

Page 2: Refrat Bedah  kel umbilicus

sempurna pembuluh darah tali pusat merupakan tempat masuknya kuman

yang paling baik, sehingga bayi mudah menderita infeksi. Umumnya tali

pusat lepas dalam waktu 2 minggu. Tali pusat yang lepas lebih dari 1

bulan mungkin disebabkan oleh defek kemotaktik neutrofil dan infeksi

bakteri yang berat.

2

Page 3: Refrat Bedah  kel umbilicus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umbilicus

2.1.1 Embriologi umbilicus5

Embriogenesis dinding abdomen anterior dan plasenta dimulai

pada akhir minggu ketiga, pada tahap trilaminar germ disc (terdiri

dari endoderm, mesoderm, dan ektoderm). disc ini diapit diantara

rongga kantung ketuban dan kuning telur (dengan endoderm

paling proksimal pada kantung kuning telur.

Amniotic cavity

Head of the embryo Ectoderrm

mesoderm

Endoderm

Gambar 1. Embrio pada akhir minggu ke tiga, menunjukkan

primordial germ sel pada dinding yolk sac, yang mendekati

perlekatan. dari lokasi ini, sel-sel pada dearah in akan bermigrasi

untuk perkembangan gonad pada minggu ke-3. Dikutip dari:

Langman’s General Embriologi.

3

Page 4: Refrat Bedah  kel umbilicus

Lapisan ektoderm proksimal ke rongga amnion, selama embrio

tumbuh dan melengkung, lokasi perbatasan ektoderm amnion sebagai

cicin umbilikus primitif pada permukaan ventral embrio. Inilah lipatan

dari disk sekitar kuning telur (yolk sac) yang pada hasil akhirnya

membentuk dinding abdomen anterior dan tali pusat.

Pada hari ke-18 paska konsepsi tangkai penghubung yang

menghubungkan embrio awal dengan trofoblas mulai berkembang. Pada

hari ke- 28 paska konsepsi tangkai yang menghubungkan kantong yolk

salc bergabung, membentuk tali pusat. Pada manusia yolk sac adalah

organ dasar, yang mempunyai fungsi nutrisi pada awal kehamilan. Yolk

sac, ditemukan dalam rongga korion, terhubung dengan tali pusat serta

tangkainya. Pada akhir bulan ketiga, amnion telah melebar menjadi kontak

dengan korion sehingga rongga korion menghilang.

Amnion dan korion terbentuk antara usia kehamilan 10-16 minggu.

Dalam hal ini tali pusat akan dilapisi dengan epitel yang terdiri dari saluran

omphalomesenterica, yolk sac, body stalk, dan ekstra embrionik allantois.

Secara fisiologis tali pusat akan mengalami herniasi antara usia 7-12

minggu. Perkembangan sistem pembuluh darah dimulai dengan

pembentukan tumpukan darah di dalam mesodermal yolk sac, tangkai

penghubung dan korion di awal 3 minggu pasca konsepsi, dua hari

kemudian angiogenesis dimulai dalam embrio mesoderm. Arteri “ allantoic”

muncul 3 minggu paska konsepsi sebagai cabang ventral pasangan aorta

dorsalis. Bagian dari allantois akan membentuk kandung kemih, dari

4

Page 5: Refrat Bedah  kel umbilicus

urachus yang meluas sebagai saluran kecil, disertai arteri allantoic. Sumbu

aorta dari arteri definitif muncul sebagai cabang lateral yang berasal dari

ujung, dan pada akhirnya menjadi arteri umbilikalis. Sirkulasi embrio efektif

pada 22- 23 hari paska konsepsi, ketika arteri umbilikalis menyatu dengan

arteri iliaca interna dan vena umbilicalis dengan ductus venosus, yang

memasuki vena hepatik. Salah satu vena umbilikalis mengalami atropi

selama bulan kedua kehamilan.

2.1.2 Anatomi struktur umbilicus5,7

Pembuluh darah tali pusat berbeda dalam struktur dan fungsi

dibandingkan dengan pembuluh darah besar di dalam tubuh. Kedua

arteri tali pusat melilit dalam model putaran. Darah mengalir dengan

cara yang berdenyut dari janin ke plasenta melalui arteri. Sebuah

pulsasi kecil dalam transpor pasif di dalam darah masuk ke janin melalui

vena umbilikalis.

Tali pusat terdiri dari lapisan luar dari epitel amnion, dengan massa

internal mesodermal, wharton’s jelly. Dalam wharton’s jelly terdapat dua

saluran endodermal, yaitu : duktus allantois dan duktus vitellini, serta

pembuluh darah umbilikalis.

Struktur tali pusat normal terdiri dari dua arteri umbilikalis, dan

satu vena umbilikalis yang dikelilingi oleh wharton jelly lapisan luar, dan

lapisan tunggal selaput amnion.

Tali pusat dan jaringan penyusunnya terdiri dari: lapisan luar

amnion, wharton’s jelly, dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis,

yang dirancang untuk melindungi aliran darah ke janin selama masa

5

Page 6: Refrat Bedah  kel umbilicus

kehamilan sampai aterm. Lapisan luar amnion dapat mengatur tekanan

fluida di dalam tali pusat. Wharton's jelly diisi cairan jelly untuk

mencegah kompresi pembuluh darah. Aliran darah diatur oleh otot polos

di sekitar arteri yang bercampur dengan kolagen berdasarkan matriks

ekstraseluler.

Arteri umbilicalis membawa darah yang terdeoksigenasi dari

plasenta sedangkan vena umbilicalis membawa oksigen darah ke janin.

Kedua arteri memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan

diameter vena.

Kelainan tali pusat dapat terjadi pada ukuran, derajat koil, dan

posisi dari insersi tali pusat. Kelainan ini memiliki implikasi penting

terhadap luaran janin. Kelainan struktur arteri tali pusat yang tunggal,

simpul (knotting), kista, dan tumor dapat berhubungan dengan gawat janin

atau malformasi.

2.1.3Pathology Umbilical4

6

Page 7: Refrat Bedah  kel umbilicus

Waktu pemisahan tali pusat dapat bervariasi, tergantung pada

latar belakang suku, lokasi geografis, dan metode perawatan umbilical

cord. Pemisahan tali pusat biasanya terjadi 1 minggu setelah lahir, jika

sampai 3 minggu umumnya dianggap tertunda. Namun, beberapa

antiseptik dapat memperpanjang waktu pemisahan tali pusat. Misalnya,

triple dye dapat memperpanjang pemisahan tali pusat hingga 8 minggu.

Perawatan tali pusat yang kering ditemukan keberhasilannya di negara-

negara maju, namun dalam negara berkembang, antiseptik untuk

perawatan tali pusat terus direkomendasikan, dan telah ditemukan

penurunan kejadian dan kematian dari omphalitis. Bahan yang telah

digunakan termasuk alkohol 70%, silver sulfadiazine, chlorhexidine,

neomycin-bacitracin powder, dan salicylic sugar powder.

Selain bahan yang digunakan dalam perawatan tali pusat, faktor-

faktor lain yang dapat menunda pemisahan tali pusat adalah infeksi,

immune disorder (seperti defisiensi adhesi leukosit), atau urachal

abnormality. Pada pemeriksaan, kulit sekitar sisa umbilical cord harus

diperiksa secara hati-hati pada urachal remnant atau infeksi, omphalitis

dapat progress dengan cepat dan mengancam kehidupan neonatus.

7

Page 8: Refrat Bedah  kel umbilicus

2.1.4Fungsi Tali Pusat

Tali pusat berfungsi untuk mengalirkan darah ke janin untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin. Jaringan dari tali pusat harus

bekerja untuk mempertahankan aliran darah selama perkembangan janin

dengan gerakan yang normal.

2.1.5 Lesi pada Umbilikus

a.Infeksi

- Lesi inflamasi:

Omphalitis

Umbilikal granuloma

b.Struktur yang persisten dimana normalnya menghilang

- Abnormalitas duktus vitelointestinal (omfalomesenterik),

meliputi:

Ductus vitelointestinal paten

Polip umbilical/ sinus umbilical

Kista vitelin

Fibrous cord (Band)

Meckel’s diverticulum

- Urachal Remnant

Patent Urachus/ Vistula Urachus

Urachal Sinus

Urachal Cysts

c.Gagal penutupan cincin umbilikus

Hernia umbilikalis

d.Defek dinding abdomen

Omfalokel

Gastroskisis

BAB III

8

Page 9: Refrat Bedah  kel umbilicus

KELAINAN UMBILIKUS

Lesi pada umbilicus dapat dikategorikan sebagai:

3.1 Infeksi

3.1.1 Omphalitis

a. definisi

Omphalitis adalah infeksi dari stump cord atau jaringan

sekitarnya. Hal ini ditunjukkan paling sering pada bayi baru lahir, usia

rata-rata nya adalah 5-9 hari, atau sebelumnya pada bayi prematur. Risiko

omphalitis meningkat karena dari faktor ibu (prolonged rupture of

membranes, maternal infeksi, amnionitis), faktor pada persalinan (tempat

persalinan tidak steril, tidak tepat pada perawatan tali pusat)dan faktor

neonatal (berat badan lahir rendah, tertundanya pemisahan tali pusat).4

Perawatan umbilical cord yang tepat sangat penting dalam

mengurangi kejadian dari omphalitis serta tetanus neonatal. Intervensi

kesehatan masyarakat telah terbukti efektif dalam mengurangi kejadian

dan kematian dari infeksi ini. Misalnya di Nepal, penggunaan klorheksidin

menurunkan kejadian omphalitis sebesar 75% dan kematian sebesar 24%

dibandingkan dengan perawatan umbilical cord yang kering.4

9

Page 10: Refrat Bedah  kel umbilicus

Omphalitis terjadi karena sepsis pada umbilikus. Infeksinya

bersifat akut piogenik atau kronik.

Omfalitis pada bayi lahir terjadi karena perawatan tunggul (stump)

umbilikus yang salah, atau juga karena infeksi. Pada anak- anak,

kekambuhan omfalitis dapat dikarenakan oleh persisten duktus vitelin,

urachus sinus, infeksi kronik. Infeksi umbilikus ini jarang terjadi pada

negara berkembang yang perawatan neonatalnya bagus sehingga tidak

terjadi asepsis. Penyebab terbanyak adalah bakteri gram negatif seperti

stafilokokus dan streptokokus. Infeksi ini banyak terjadi pada negara

berkembang dimana higinitasnya rendah dan tidak memadainya

antibiotik.8

b. Gejala klinis

Pasien dengan omphalitis ditandai dengan adanya eritema, edema,

dan disertai sekret purulen. Pasien biasanya juga memiliki tanda-tanda

sepsis sistemik, termasuk lethargy, irritability, poor feeding, dan demam

atau hipotermia.4

c. Tatalaksana

Bersihkan sepanjang area umbilikus dengan antibiotik sistemik.

Sebaiknya diterapi dengan antibiotik parenteral yang tepat. Perlu dicari

penyebabnya jika terjadi infeksi yang berkepanjangan. Untuk omfalitis

yang berat, diperlukan tindakan debridemen jaringan nekrotik, dan

hasilnya mungkin memerlukan pembedahan rekonstruktif.9

d. Komplikasi

Komplikasi omphalitis bisa menyebabkan umbilical flebitis, vena

portal trombosis (yang dapat menyebabkan hipertensi portal), abses liver,

peritonitis.4

Omfalitis yang tidak teratasi dapat menjadi fasciitis nekrotik serta

gangrene dan secara progresif dapat terjadi infeksi dinding abdomen yang

bisa mengancam jiwa. Tingkat kematian omphalitis diperkirakan 7-15%

dan secara signifikan lebih tinggi (37-87%) jika terjadi komplikasi fasciitis

nekrotik.8

10

Page 11: Refrat Bedah  kel umbilicus

Oleh karena itu bayi dengan omfalitis harus diobservasi ketat dan

segera dirujuk ke bagian pusat pediatrik jika ditemukan progresivitas dari

sepsis.

e. Prevensi

Dapat dicegah dengan mandi, atau pemakaian alkohol, “triple dye”

atau antiseptik lainnya pada pangkal tali pusat dan daerah (kulit)

sekitarnya.3

3.1.2 Granuloma Umbilical

a. definisi 3

Granuloma umbilical disebabkan karena persistensi dari kapiler

dan sel fibroblast. Umumnya tali pusat mengering dan lepas dalam 6-8

hari sesudah lahir. Permukaan bekas putusnya tali pusat akan dilapisi kulit

tipis. Pembentukan jaringan parut dan lukanya akan sembuh dalam 12

sampai 15 hari. Adanya organisme saprofit akan memperlambat

pelepasan tali pusat dan menambah kemungkinan invasi organ patogen.

Infeksi yang ringan dapat menyebabkan daerah granulasi yang lembab

pada dasar tali pusat yang disertai dengan adanya sedikit sekret mukoid

atau mukopurulen. Pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan

membershkan umbilikus dengan berulang- ulang dengan alkohol

beberapa kali setiap hari dan dirawat secara steril dan kering.

b. gejala klinis4

Presentasinya lembab, baku, jaringan kemerahan-merah muda

yang muncul dari dasar umbilikus setelah pemisahan tali pusat.

11

Page 12: Refrat Bedah  kel umbilicus

Granuloma umbilical biasanya berukuran 0,1-1 cm dan dapat bertangkai.

Nyeri tekan (kurang persarafan). Drainase mungkin jelas atau mempunyai

penampilan eksudat fibrinous. Jaringan nya rapuh dan mungkin mudah

berdarah.

Mungkin sulit untuk membedakan dari umbilical polyp yang

biasanya cerah merah, sedikit lebih besar, dan merupakan sisa-sisa duct

omphalomesenteric atau jaringan urachal.

c. Pemeriksaan

laparaskopik atau mini laparatomi. Pada umbilikal granuloma,

tidak terdapat hubungan intraperitoneal dengan usus, sedangkan polip

umbilikus terdapat ekstensi intraperitoneal.2

d. Terapi

Kauterisasi dengan kauter elektrik atau kauterisasi secara kimia

menggunakan 1% silver nitrate atau copper sulfat, dilakukan beberapa kali

dengan selang waktu beberapa hari sampai dasarnya kering. Granuloma

mempunyai respon yang baik terhadap kauterisasi dengan stick silver

nitrat basah. Silver nitrat dapat membakar kulit disekitarnya, dimana

seharusnya diproteksi oleh petroleum jelly. Perbaikan itu biasanya terlihat

pada 1-3 kali treatment setelah beberapa minggu.9

Granuloma kecil diterapi topical silver nitrat. Granuloma yang

besar atau yang tidak bisa dengan silver nitrat, dilakukan reseksi

pembedahan.8

3.2 Struktur yang persisten dimana normalnya menghilang

3.2.1 Abnormalitas duktus vitelointestinal (VID)/ omfalomesenterik/

VID remnants

12

Page 13: Refrat Bedah  kel umbilicus

Selama perkembangan janin awal, omphalomesenteric atau

ductus vitelline berfungsi sebagai saluran dari yolk sac ke midgut.

Normalnya membentuk spiral pada minggu ke-9 dari kehidupan janin.

Namun, sebagian atau semua saluran mungkin gagal untuk

membentuk spiral dan dapat muncul sebagai berikut:8

3.2.1.1 Patent VID (vitello intestinal duct)

A. Definisi3

Duktus omfalomesenterik yang tidak menghilang dengan

sempurna, tetapi masih menetap sehingga masih

13

Page 14: Refrat Bedah  kel umbilicus

menghubungkan ileum dan umbilikus. Duktus

omfalomesenterik paten adalah keadaan terdapatnya lubang

kecil yang mengeluarkan cairan dari tunggul umbilikus, pada

neonatus yang berumur 1hari -14 hari. Selain cairan dapat

pula keluar gas, meconium atau tinja karena hubungan antara

umbilikus dan ileum masih ada.

B. Epidemiologi2

Jarang terjadi. Dilaporkan kejadian sekitar 1 dari 15000

kelahiran. Banyak mengenai anak laki- laki daripada

perempuan, dengan rasio 7:1.

C. Gejala klinis2

Terdapat sekret di umbilikus yang berasal dari isi usus halus.

Prolaps dari ileum proksimal dan distal dapat terjadi melalui

ductus omphalomesenterik paten, biasanya dikarakteristikkan

dengan “bi-horned appearance”.

1 Ditengah umbilikus terdapat massa berwarna merah

terang dan terbuka.

2Inflamasi periumbilikal, indurasi dan atau ulserasi terjadi

karena sekresi dari intestinal.

3Terkadang karena peningkatan tekanan intraabdominal,

seluruh ductus omfalomesenterik prolapse keluar

dimana memberi gambaran seperti ileostomy (loop

ileostomy). Jika terjadi eversi ileum, maka ileum

proksimal dan distal memberi gambaran di umbilikus

seperti tanduk (horn) dengan terbukanya usus dikedua

ujungnya.

D. Diagnosa 3

14

Page 15: Refrat Bedah  kel umbilicus

Saluran antara ileum dan umbilikus ini dapat dibuktikan secara

radiologis yaitu dengan memasukkan cairan yang radioopak

melalui lubang di umbilikus.

E. Terapi 3

Ductus vitellin paten membutuhkan penanganan bedah

secepatnya. Pembedahan dapat dilakukan melalui umbilikus.

Setelah eksisi duktus, kontinuitas ileum disusun kembali dan

umbilikus ditutup.

F. Komplikasi3

Yang sering terjadi adalah omfalitis atau periomfalitis

oleh karena cairan yang keluar biasanya tidak steril.

3.2.1.2 Umbilical polyp

Gambar umbilical polyp

a. Definisi:4

Umbilical polip adalah berbentuk bulat, massa kemerahan di

dasar umbilikus yang terdiri dari sisa-sisa embryologic dari ductus

omphalomesenteric atau pada urachus (jarang). Bentuknya lebih

merah cerah dan sedikit lebih besar daripada granuloma

umbilical. Tidak seperti granuloma, umbilical polip tidak merespon

silver nitrate, maka dari itu harus dilakukan surgically eksisi dan

evaluasi histologi untuk memastikan diagnosa. Satu penulis

15

Page 16: Refrat Bedah  kel umbilicus

melaporkan kesempatan 30-60% untuk menemukan adanya

anomali duktus omphalomesenteric jika umbilical polip

diidentifikasi.

b. Gejala klinis2

Biasanya asimptomatis

c. Terapi2

Mengangkat (eksisi secara bedah) seluruh sisa

omfalomesenterik atau urachus. Jika terdapat sambungan

antara intraperitoneal dengan usus, lakukan eksisi dengan

reseksi (wedge resection) usus dan “end to end anastomosis”.

Umbilikus membaik setelah eksisi polip. Jika tidak terdapat

sambungan, polip di eksisi dan perbaikan umbilikus selesai.

3.2.1.3 Meckel’s diverticulum

16

Page 17: Refrat Bedah  kel umbilicus

a. definisi

Divertikulum yang melekat di ileum telah gagal

membentuk spiral. Ini merupakan sisa vitelline yang paling umum,

paling sering muncul sebagai perdarahan GI lower yang

disebabkan oleh ektopik mukosa lambung, tapi jarang dapat

muncul sebagai diverticulitis.

Merupakan diverticulum yang sering ditemukan di usus

halus dan berasal dari bagian intra abdomen duktus vitelinus.

Biasanya organ ini disebut ‘alat dan penyakit serba dua:6

- Terdapat pada 2% penduduk

- Ditemukan 2 kaki (sekitar 60cm) dari vavlvula Bauhini

- Panjangnya dua inchi (4-5 cm)

- Perbandingan kejadian pada laki-laki : perempuan = 2:1

- Didalamnya mungkin terdapat dua jenis jaringan heterotopic,

yaitu mukosa lambung dan jaringan pancreas

- Dua penyakit dapat timbul didalamnya ialah divertikulitis dan

tukak peptic

- Dua penyulit dapat terjadi, yaitu perforasi pada diverticulitis akut

atau tukak peptic dan perdarahan tukak peptik

b. Epidemiologi2

Anak laki- laki banyak yang terkena daripada perempuan

(7:1), antara usia baru lahir sampai 15 tahun. Lebih dari 50%

anak- anak yang disertai gejala klinis memerlukan tindakan

pembedahan, dimana usianya kurang dari 2 tahun dan lebih dari

75% sebelum usia 5 tahun.

17

Page 18: Refrat Bedah  kel umbilicus

c.Gejala klinis2

Biasanya asimptomatis. Biasanya ditemukan secara

tidak sengaja, misalnya ketika tindakan laparatomy untuk kasus

lainnya.

d. Terapi9

Terapi tidak diperlukan jika dasarnya luas, pendek, tidak ada

massa maupun penebalan mukosa. Reseksi dipertimbangkan

jika diverticulum menyentuh umbilikus, mempunyai dua

mukosa berbeda, dasarnya sempit.

e. Komplikasi2

1. Bleeding

Adanya mukosa gastrik ektopik berperan terhadap

terjadinya perdarahan karena erosi pembuluh darah dan

ulserasi peptik.

Gejala klinis:

o Berak bercampur darah

o Perdarahan massif berkali- kali

o Anemia dan pallor (karena hilangnya darah yang

berulang)

Diagnosa ditegakkan dengan:

o Diare darah tanpa gejala abdomen, kapan saja pada

waktu usia 2 tahun pertama, biasanya karena

perdarahan dari diverticulum meckel

o Laparaskopi

Penatalaksanaan

o Eksisi pembedahan dari diverticulum meckel, dengan

anastomose ileal. Divertikulum meckel dihilangkan

bersama tepi usus, dengan cara berbentuk V, lebar disisi

18

Page 19: Refrat Bedah  kel umbilicus

diverticulum, sehingga mukosa ektopik juga dapat

tereksisi.

2. Obstruksi usus3

Obstruksi diverticulum meckel bisa disebabkan oleh:

a. Intusepsi: diverticulum menginvaginasi dirinya sendiri

kemudian ke ileum dan akhirnya menyebabkan intusepsi

dengan “end to end anastomose”.

b. Volvulus: sisa pita (fibrous cord) yang membentang dari

ujung diverticulum ke umbilikus dapat menyebabkan

kinking( terpeluntirnya) atau volvulus dari usus halus.

Treatment : eksisi fibrous cord dan memotong volvulus.

c. Obstruksi adesiva (lekat): diverticulum meckel yang

mengalami inflamasi dapat menyebabkan peritonitonitis

lokal ringan kemudian menjadi perlengketan uss

sehingga menjadi obstruksi.

Treatment : laparatomi, memisahkan perlekatan dan

mengeksisi diverticulum.

3. Perforasi

Terjadi pada bayi dan anak- anak usia dini. Gejalanya

menunjukkan cepat ke arah peritonitis general.

Terapi : pengobatan yang tepat adalah laparatomy dan eksisi

dari diverticulum yang mengalami perforasi.

4. Divertikulitis

Sekitar 10% komplikasi ini menunjukkan adanya diverticulitis.

Biasanya yang terkena adalah anak- anak dengan usia

dibawah 5 tahun. Gejalanya hampir sama dengan apendisitis

akut, oleh karena itu sulit dibedakan antara keduanya.

Inflamasi akut dari divertikulum meckel ini ditemukan saat

tindakan laparatomi.

19

Page 20: Refrat Bedah  kel umbilicus

Terapi : reseksi ( wedge resection) dari diverticulum meckel.

Jika perforasi terjadi disertai peritonitis segera lakukan

laparatomy dan reseksi divertikulum.

Terapi 9

Reseksi perlu dipertimbangkan jika diverticulum menyentuh

umbilikus, terdapat dua lapisan mukosa berbeda, dan jika

dasarnya sempit. Terapi meckel tidak diperlukan jika:

dasarnya lebar, pendek, tidak terdapat massa ataupun

penebalan mukosa.

3.2.1.4 Kista Vitellin

Nampak sebagai nodul dalam umbilikus. Rentan menjadi

infeksi. Terbentuknya karena menetapnya bagian tengah dari

duktus vitellin.

20

Page 21: Refrat Bedah  kel umbilicus

3.2.1.5 Fibrous cord/ Band

Duktus vitellin mungkin bisa menghilang, tapi juga bisa

tersisa sebagai fibrous cord (terbentuknya pita) antara umbilikus

dan ileum. Pita ini menyebabkan obstruksi usus halus.

3.2.2 Urachus Remnant

Urachal remnant

21

Page 22: Refrat Bedah  kel umbilicus

Urachal cyst (intraoperative)

A. Definisi1

Urachus merupakan saluran yang menghubungkan antara

allantoic stalk dan vesica urinaria bagian atas, pada proses normal

akan terjadi apoptosis dari sel epitelium urachus (obliterasi urachus)

pada minggu ke 5-7 kehamilan sehingga urachus tersebut akan

mengalami involusi membentuk ligamentum umbilicalis mediana.

Anomali urachus akan muncul ketika proses obliterasi ini tidak

sempurna, yang kemudian akan meninggalkan lumen persisten. Bisa

terjadi pada keseluruhan saluran membentuk patent urachus, atau

pada sebagian saluran membentuk sinus urachus, kista atau

diverticulum.

B. Klasifikasi1

Kelainan/kegagalan proses yang secara normal terjadi pada

urachus ini pada masa kehamilan mengakibatkan terjadinya kelainan

secara kongenital pada urachus/ congenital urachal remnant

abnormalities

22

Page 23: Refrat Bedah  kel umbilicus

Terdiri dari: 1

3.2.2.1 patent urachus atau urachal fistula (fistula urachus)

Lumen urakus tetap terbuka sehingga masih terjadi

hubungan antara buli- buli dan umbilikus.

Tanda klinis: keluarnya urine dari umbilikus. Diagnosa

ditegakkan dengan memastikan bahwa cairan yang keluar

adalah urin dengan pemeriksaan kadar kreatinin, pencitraan

VCUG, fistulografi atau dengan instilasi zat warna (metilen blue

melalui buli- buli).2

3.2.2.2 urachal sinus (sinus urachus)

Hal ini terjadi karena menetapnya urakus karena yang

mengalami obliterasi hanya bagian ujung distal sampai kandung

kemih saja. Terbukanya urakus pada sisi umbilikus berupa

kantong yang terbuka pada umbilikus. Tidak jarang sinus

urachus memberikan gejala keluarnya cairan melalui umbilikus,

yang jika mengalami infeksi berupa cairan purulen. Diagnosis

ditegakkan dengan sinografi bersamaan dengan sistografi.2

3.2.2.3 urachal cysts (kista urachus)

23

Page 24: Refrat Bedah  kel umbilicus

Ujung proksimal dan distal mengalami obliterasi, yang

menetap adalah bagian tengah. Obliterasi bagian tengah uracus

yang tidak lengkap akan berkembang menjadi kista uracus.

Kista mungkin sudah ada pada waktu lahir atau tumbuh

perlahan dan baru diketahui pada masa anak atau baru tampak

sesudah terkena infeksi. Kista uracus mudah sekali terkena

infeksi apabila tidak segera diangkat. Kista akan tampak serupa

massa dengan berbgai ukuran antara umbilikus dan simfisis

pubis dan terletak dalam rongga ekstraperitoneal diantara fossa

M. Tranversalis dan peritoneum. Bila terkena infeksi, kulit dan

jaringan subkutan sekitarnya menebal, merah, edema, dan

sering disertai dengan keluarnya nanah dari umbilikus. Jika

obliterasi terjadi pada ujung proksimal (dekat dengan umbilikus)

dan ujung distal (dekat dengan buli- buli), sedangkan

ditengahnya berupa rongga (kista). Kista ini dapat menjadi

besar sehingga secara klinis terlihat benjolan di infra umbilikus,

jika terinfeksi bisa menyebabkan sepsis, dan bisa terbentuk

batu dalam kista.2

Kelainan urachus secara kongenital ini ditemukan kurang dari 1 : 1000

pada bayi lahir hidup. 1

24

Page 25: Refrat Bedah  kel umbilicus

C. Tanda Klinis 1

Tanda yang sering muncul pada bayi yang mengalami kelainan

urachus meliputi

– granulasi pada daerah periumbulical

– adanya ekskresi urine pada urachus

– terdapat nyeri

– keluarnya cairan purulen dari urachus

– bengkak dan kemerahan pada daerah disekitar urachus

Pada kelainan urachus dapat terjadi infeksi yang menyebar baik

secara hematogen atau limfatik, pada kista urachus dapat terjadi

infeksi serta terbentuk abses yang dapat mengalami ruptur pada

cavitas peritonealis.

Granuloma umbilicalis umumnya muncul berupa jaringan merah

muda yang rapuh, seringnya berhubungan dengan respons inflamasi

lokal disekitar kulit dan mungkin berhubungan dengan kelainan pada

urachus ataupun pada ductus vitellin (opmhalomesentericus).

Terapi awal berupa pemberian silver nitrat.

25

Page 26: Refrat Bedah  kel umbilicus

D. Pemeriksaan Penunjang1

Pemeriksaan untuk mendiagnosis kelainan pada urachus dapat

digunakan:

– Fistulografi dengan kontras yang biasanya digunakan untuk

membedakan antara fistula urachus atau sinus urachus.

– Pada pemeriksaan ini kontras dimasukan melalui mulut fistula

kemudian amati perjalanan kontras tersebut, jika kontras

memasuki vesica urinaria diagnosis mengarah ke kelainan

urachus.

– Indigo carmine merupakan bahan pewarna yang bisa

diinjeksikan ke dalam saluran fistula kemudian observasi

perubahan warna pada urine untuk menentukan diagnosisnya.

– Selain itu dapat juga dilakukan cystoscopy, USG, MRI dan CT.

– Keunggulan dari cystoskopi adalah dapat mengetahui posisi

pembukaan fistula dari vesica urinaria

– Sedangkan USG memiliki kelebihan jika kelainan berupa kista

maka bentuk anatomi dapat diketahui secara pasti walaupun

pemeriksaan ini jarang dilakukan.

26

Page 27: Refrat Bedah  kel umbilicus

E. Penatalaksanaan1

Terapi yang biasa dilakukan pada kelainan urachus adalah pembedahan

yang umumnya disarankan untuk mencegah komplikasi infeksi dan

kerusakan kulit.

– Untuk sinus dan kista urachus dilakukan eksisi melalui

infraumbilical, sedangkan untuk fistula sebaiknya dilakukan eksisi

lengkap dari umbilicus, urachus, dan vesica urinaria bagian ventral.

– Selain itu jahitan sederhana pada kelainan urachus memiliki tingkat

rekurensi yang tinggi.

27

Page 28: Refrat Bedah  kel umbilicus

3.3 Gagal Penutupan Cincin Umbilikus

3.3.1 Hernia umbilical

Giant ulcerated umbilical hernia.

a. Definisi4

Hernia umbilikalis adalah penonjolan penuh umbilikus dengan

kelainan fasia, berisi cairan peritoneal , preperitoneal lemak , usus , atau

omentum. Pada anak-anak, hernia umbilikalis sering menutup secara

spontan. Defect yang kecil ( < 1 cm ) jauh lebih mungkin untuk dapat

menutup daripada defect yang besar ( > 2 cm). Meier et al melaporkan

bahwa hernia umbilikalis terus menutup sampai usia 14 tahun di anak-

anak di Afrika. Kulit yang melapisi hernia umbilikalis dapat terus meregang

dan menghasilkan proboscoid sebuah hernia umbilikalis. Di Afrika,

sebagian besar orang tua sering mengeluh munculnya hernia umbilical,

berbeda dengan orang tua dari negara maju. Setelah defect umbilical

telah spontan tertutup, kulit umbilicus seperti nipple akan terus merata,

bahkan sampai masa remaja.

b. Etiologi4

Hernia umbilikalis disebabkan ketika umbilical ring gagal

menutup. Hernia umbilikalis lebih sering pada bayi prematur, berat badan

28

Page 29: Refrat Bedah  kel umbilicus

lahir rendah, dan bayi hitam. Hernia umbilical juga lebih sering terjadi

pada anak-anak dengan ventriculoperitoneal shunt, ascites, obesitas, dan

sindrom tertentu, termasuk Beckwith-Wiedemann, trisomi 21, dan sindrom

Marfan.

c. Gejala klinis6

Hernia umbilikal merupakan penonjolan yang mengandung isi

rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian

tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi menangis atau mengejan.

Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi

inkarserasi.

d. Demografi4

Hernia umbilikalis lebih umum di Afrika. Dalam sebuah penelitian

dari Nigeria, hernia umbilikalis ditemukan pada 91% di bawah 6 tahun,

64% dari 6 sampai 9 tahun, dan 46% dari 10 sampai 15 tahun. Meier

menemukan hernia umbilical dengan fascial defect > 1 cm, 23% dari anak-

anak muda di Nigeria usia 18 tahun. Anehnya, ketika 6- 9 tahun anak-

anak Nigeria dengan kelas sosial ekonomi tinggi yang dievaluasi hernia

umbilical, hanya 1,3% dari 7968 anak-anak memiliki hernia. Hal ini

menyebabkan kemungkinan gizi yang menjadi faktor terjadinya hernia

umbilicalis. Jelliffe menemukan insiden yang lebih tinggi hernia umbilikalis

pada malnutrisi dibandingkan orang dewasa bergizi baik (27% versus

14%).

e. Management2

Tidak ada urgesi untuk tindakan bedah setelah terdiagnosis,

karena sebagian besar menutup dengan spontan. Bayi sebaiknya

dievaluasi secara teratur.

Metode konservatif tidak berperan, misalnya: strepping dnegan

plaster perekat (adhesive plaster) atau menempatkan koin pada hernia. Itu

bisa menyebabkan ulserasi atau nekrosis kulit.

Indikasi untuk tindakan bedah:

29

Page 30: Refrat Bedah  kel umbilicus

a. Jika hernia menetap setelah usia 2-3 tahun

b. Defek fasial lebih dari 2cm

c. Inkarserata berulang, walaupun ukurannya kecil

Umumnya hernia umbilikal yang timbul pada bayi berumur kurang

dari 6 bulan tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang sendiri

pada waktu bayi berumur 1 tahun. Hernia yang besar (berukuran 5-6cm)

dapat menghilang sendiri pada anak berumur 5-6 tahun. Strangulasi

jarang terjadi. Tindakan operasi biasanya tidak diperlukankecuali bila

hernia menetap pada umur 3-5 tahun, menimbulkan keluhan,

menimbulkan strangulasi, atau membesar secara progressif sesudah bayi

berumur 1-2 tahun. Hernia berukuran >2cm kurang kurang mungkin

menutup secara spontan. Penampang defek <1cm, 95% dapat sembuh

spontan, bila defek >1,5cm jarang menutup spontan. Defek <1cm waktu

lahir dapat menutup spontan pada umur 1-2 tahun. Pada kebanyakan

kasus, cincin hernia mengecil setelah umur beberapa tahun, hernia hilang

spontan dan jarang sekali residif. Penutupan defek terjadi perlahan- lahan

kira- kira 18% tiap bulan. Bila defek lebih besar, penutupan lebih lama dan

beberapa hernia tidak hilang spontan.

f. Komplikasi4

Incarcerata, strangulasi, dan ruptur dari hernia umbilikalis dapat

terjadi. Di negara maju, kejadian incarcerata atau strangulasi jarang ada

laporan, 1 dari 1.500 hernia umbilicalis. Ruptur hernia umbilikalis jarang

dengan evisceration, tetapi telah dilaporkan terjadi pada infant dengan

usia lebih muda dari 6 bulan.

3.4 Defek Dinding Abdomen

a. Dinding abdomen6

Dinding perut mengandung struktur muskulo aponeurosis yang

kompleks. Dibagian belakang, struktur ini melekat pada tulang

belakang, disebelah atas pada iga, dan dibagian bawah pada tulang

panggul. Dinding perut ini terdiri atas beberapa lapis, yaitu dari luar ke

30

Page 31: Refrat Bedah  kel umbilicus

dalam, lapis kulit yang terdiri kutis dan subkutis, lemak subkutan dan

fasia superfisial (fasia scarpa), kemudian ketiga otot dinding perut,

m.oblikus abdominis internus, dan m.tranversus abdominis, dan

akhirnya lapis preperitoneum dan peritoneum. Otot di bagian depan

tengah terdiri atas sepasang otot rektus abdominis dengan fasianya

yang digaris tengah dipisahkan oleh linea alba. Dinding perut

membentuk rongga perut yang melindungu isi rongga perut. Integritas

lapisan muskuloaponeurosis dinding perut sangat penting untuk

mencegah terjadinya hernia bawaan, dapatan, maupun iatrogenik.

Fungsi lain otot dinding perut adalah pada pernafasan juga pada

proses berkemih dan buang air besar dengan meninggikan tekanan

intraabdomen. Pendarahan dinding perut berasal dari beberapa arah.

Dari kraniodorsal diperoleh perdarahan dari cabang aa.interkostalis VI

sampai VII dan a.epigastrika superior. Dari kaudal, a.iliaca

sirkumfleksa superfisialis, a.pudenda eksterna dan a.epigastrika

inferior. Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan gangguan

perdarahan. Persarafan dinding perut dilayani secara segmental oleh

n.torakalis VI sampai XII dan n.lumbalis.

b. Embriogenesis 6

Pada janin usia 5-6 minggu isi abdomen terletak diluar embrio

di rongga selom. Pada usia 10 minggu akan terjadi pengembangan

lumen abdomen sehingga usus dari ekstraperitoneum akan masuk

ke rongga perut. Bila proses ini terhambat, akan terjadi kantong di

pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung dan kadang hati.

Dindingnya tipis, terdiri atas lapisan peritoneum dan lapisan amnion

yang keduanya bening sehingga isi kantong tampak dari luar.

Keadaan ini disebut OMFALOKEL. Bila usus keluar dari titik lemah

di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa

dibungkus peritoneum dan amnion. Keadaan ini disebut

GASTROSKISIS.

31

Page 32: Refrat Bedah  kel umbilicus

3.4.1 OMFALOKEL2

a. Definisi

Omphalocele adalah defek pada dinding anterior abdomen

pada dasar dari umbilical cord dengan herniasi dari isi abdomen.

Omphalocele adalah salah satu kelainan kongenital yang paling

banyak ditemukan pada bedah anak. Usus pada omphalocele

dibungkus oleh membran yang terdiri dari peritoneum pada lapisan

dalam dan lapisan amnion dibagian luar serta Wharton’s Jelly di

antara lapisan tersebut. Disebabkan oleh kegagalan alat dalam

untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10

minggu. Kelainan ini dapat segera dilihat, yaitu berupa protrusi dari

kantong yang berisi usus dan visera abdomen melalui defek

dinding abdomen pada umbilicus. Pembuluh darah berada di dalam

membran, bukan pada dinding tubuh. Isi dari hernia antara lain

berbagai jenis dan dan jumlah usus, sering sebagian dari hati dan

kadang-kadang organ lainnya. Sedangkan tali pusat terdapat pada

puncak kantong ini. Defek ini mungkin terletak di pusat atas, tengah

atau bawah abdomen dan ukuran serta lokasi memiliki implikasi

yang penting dalam penanganannya.Angka kematian tinggi bila

omphalocele besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.

Gambar 1. Omphalocele terdapat selaput

32

Page 33: Refrat Bedah  kel umbilicus

Bayi dengan omfalokel

b. ETIOLOGI

Beberapa penyebab omfalokel, yaitu:

Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil

sakit dan terinfeksi, penggunaan obat-obatan, merokok dan

kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut berperan pada timbulnya

insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan kurang atau

bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan

omfalokel paling sering dijumpai.

Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan

defek dinding abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi

kemaknaannya secara klinis masih sebatas perkiraan. Secara

jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein)

pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu

kepastian telah terjadi kelainan struktural pada fetus. Bila suatu

kelainan didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak

untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan genetik.

Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus

dan kemungkinan tersebut harus dilacak dengan USG.

33

Page 34: Refrat Bedah  kel umbilicus

c. DIAGNOSIS

Diagnosis prenatal

1. Maternal ultrasonography

2. Maternal serum alphafetoproteins: meningkat pada omfalokel

dan gastrokisis

3. Amniosentesis dan analis kromosom: kelainan terdeteksi

pada 10 minggu gestasi

4. Transvaginal ultrasonography

d. Diagnosa banding

Omphalokel Hernia Umbilikalis Gastroskisis

Lokasi defek Pada cincin

umbilikus

(umbilikal ring)

Pada cincin

umbilikus

Lateral dari

cincin

umbilicus

Diameter/

ukuran defek

(cm)

4-12 cm < 4 cm < 4 cm

Kavum

abdomen

Kecil terutama

padagiant

omphalocele

normal Normal

Kantong + + -

Kandungan

kantong

Seluruh organ

abdomen

Beberapa loop

usus

Biasanya

gaster atau

usus

Letak tali pusat

(umbilical cord)

Pada puncak

kantong

Pada puncak

kantong

Terpisah

dengan

kantong,

biasanya di

34

Page 35: Refrat Bedah  kel umbilicus

lateral

Keadaan

permukaan

organ

abdomen/usus

Normal normal Memendek

atau terdapat

bercak

eksudat

Malrotasi Sering - Jarang

Atresia dan

strangulasi

Jarang - Sering

Hubungan

dengan

kelainan

congenital

Sering sering terdapat

divertikulum

Meckel)

Jarang

e. Komplikasi 2

Ruptur kantong : bisa terjadi sebelum lahir

Infeksi dan sepsis

Hipotermi dan hipovolumi karena penguapan dari hilangnya air

f. Terapi6

Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut, dan ada

tidaknya hati didalam kantong akan menentukan cara

pengelolaan. Bila omfalokel kecil, dapat dilakukan operasi satu

tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong dimasukkan

kedalam rongga perut, kemudian rongga ditutup dengan

peritoneum, fasia, dan kulit. Akan tetapi, biasanya omfalokel

terlalu besar dan rongga terlalu kecil sehingga isi kantong tidak

dapat dimasukkan ke dalam perut. Jika dipaksakan karena

regangan pada dinding perut, diafragma akan terdorong ke atas

sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi v.cava

35

Page 36: Refrat Bedah  kel umbilicus

inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut. Tindakan

yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omfalokel

dengan cairan antiseptic, misalnya larutan yodium, dan

menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan

demikian, ada kesempatan untuk terjadi epitelisasi dari tepi

sehingga seluruh kantong tertutup epitel dan terbentuk hernia

ventralis yang besar. Epitalisasi ini membutuhkan waktu 3-4

bulan. Kemudian, operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat

dikerjakan setelah anak berusia 5-10 bulan.

Preoperative management:

o Berat lahir, umur gestasi, pemeriksaan klinis untuk

mendeteksi kelainan

o Pemeriksaan kantong (sac): dilakukan baik pada kantong

intak maupun ruptur. Evaluasi ukuran dan isi kantong.

o Nasogastric tube dipasang dan dilakukan aspirasi

nasogastric untuk mencegah muntahnya dan aspirasi dari

isi lambung.

o Cairan intravena dan antibiotik diberikan

o Pemeriksaan hematokrit, serum elektrolit, analisa gas

darah

o Foto thorax dan abdomen

Non operative management:

Indikasi non operative adalah:

- Omfalokel yang besar dengan kantong yang intak dan tidak

berhubungan dengan kelainan lainnya.

- Omfalokel yang besar dengan kantong yang intak tetapi

berhubungan dengan kelainan jantung yang mengancam jiwa.

- Berhubungan dengan kelainan yang mengganggu perbaikan

primer dari omfalokel

36

Page 37: Refrat Bedah  kel umbilicus

Kerugian non operative:

- Resiko infeksi dan septicemia meningkat

- Kantong rentan ruptur

- Opname lebih lama di rumah sakit

- Bisa terjadi hernia ventral yang besar dimana membutuhkan

koreksi pembedahan nantinya

Prosedur

a. 0,25% larutan mercuchrome pada alkohol atau lotion

betadin, alkohol dioleskan ke kantong 6-8 jam setiap hari.

Epitelisasi membutuhkan 10-12 minggu dan hasilnya hernia

ventral, dimana diperbaiki nanti saat usia 2-3 tahun.

b. Menerapkan tekanan dari eksternal ke kantong, dengan :ace

wraps, velcro binders, selanjutnya pembedahan bisa

dilakukan.

OPERATIVE MANAGEMENT

A. Primary repair

Omfalokel ukuran kecil atau sedangf dapat dengan mudah

diperbaiki dengan primary closure (penutupan primer). Langkah

dari primary closure adalah:

- Kantong dibersihkan dengan larutan iodin povidon dan dibilas

dengan normal salin steril hangat.

- Irigasi rektal dengan normal salin untuk mengevakuasi

meconium.

- Kantong dieksisi dan defek dinding perut diperpanjang secara

vertical.

- Diafragma dan seluruh usus diinspeksi apakah ada kelainan lain

- Peregangan manual dinding perut untuk meningkatkan

kapasitas rongga abdomen.

37

Page 38: Refrat Bedah  kel umbilicus

- Visera yang hernia dimaksudkan kembali ke dalam rongga

abdomen.

- Monitor intraoperative untuk jantung dan fungsi respirasi. Untuk

mengindikasi apakah penutupan primer ini bisa atau tidak.

- Peritoneum, otot dan kulit ditutup secara terpisah.

Jika viscera yang hernia tersebut sesak di dalam rongga peritoneal,

itu mengarah ke :

- Respiration arrest : ini tanda elevasi dan imobilisasi diafragma.

- Sirkulasi kolaps : karena tekanan intraabdomen meningkat,

v.cava inferior tertekan, menyebabkan menurunnya venous

return ke jantung dan menyebabkan gagal ventrikel kanan.

- Iskemia usus dan anuria bisa terjadi.

- Komplikasi pada hepar.

b. staged repair

indikasinya adalah :

- Penutupan primer tidak tidak memungkinkan karena terdapat

komplikasi.

- Omufalokel yg besar dengan kantong yang rupture.

- Omfalokel yang besar mengandung hepar.

Prosedurnya :

1. Skin flap closure over intact sac

2. Skin flap closure

3. Prosthetic “silo” closure

38

Page 39: Refrat Bedah  kel umbilicus

3.4.2 Gastroschisis 2

a. Definisi

Kelainan kongenital pada dinding anterior abdomen, organ

viscera tidak tertutup oleh dinding abdomen. Merupakan hasil

herniasi dari isi abdomen kedalam kantong amnion, biasanya

hanya usus kecil saja, tetapi terkadang juga bisa perut, kolon,

dan ovarium. Tidak memiliki membran yang menutupi dan

sindrom/ gejala yang terkait.

b. Karakteristik

- Tidak ada kantong, maupun kantong yang tersisa

- Defek dinding anterior abdomen kira- kira 2-5 cm, disebelah

kanan tali pusat

- Pengeluaran isi usus, dilatasi, dindingnya menebal dan edema.

Usus dilapisi oleh jaringan fibrin yang melekat. Perut atau kolon

bisa juga eviserasi/ keluar, tapi hepar sangatlah jarang

- Rongga abdomen kecil dan terlihat kosong

- Berhubungan dengan kelainan lainnya

- Banyak terjadi pada prematuritas (60-65%)

c. Antenatal diagnosis

Pada minggu ke 16 kehamilan, pemeriksaan

AFP(alphafetoprotein): AFP gastroskisis lebih besar daripada

omfalokel. Bila didapatkan hasil yang tidak normal atau

39

Page 40: Refrat Bedah  kel umbilicus

meningkat maka biasanya akan dilakukan pemeriksaan

ultrasonografi (USG).

Menggunakan ultrasonografi nampak sebagai:

- Tali pusat letaknya normal

- Tidak terbungkus kantong atau membran

- Evisersi usus

Pada gambaran USG gastroskisis tampak kontur luar yang yang

tidak rata (defek abdominal wall), tak tampak gambaran echoic

yang mengelilingi usus dan terdapat jarak dari umbilikus.

d. Tatalaksana

Pada gastroskisis, operasi koreksi untuk menempatkan usus ke

dalam rongga perut dan menutup lubang harus dikerjakan

secepat mungkin karena tidak ada perlindungan infeksi. Makin

ditunda operasi makin sukar karena usus akan odem.

Preoperative management:

- Usus dilapisi salin hangat dan dibungkus lapisan polythene

sehingga mencegah evaporasi. Bisa juga ditempatkan pada

kantong plythene.

- Cairan intravena diberikan dengan dosis 150-200 ml/kg/hari.

- Maintenance suhu tubuh

- Pasang nasogastrik tube dan lakukan aspirasi

- Rectal salin hangat diberikan untuk mengevakuasi meconium

Operative management:

1. Primary closure

Dilakukan seperti omfalokel. Dilakukan segera setelah lahir

2. Staged repair

Metodenya hampir sama dengan omfalokel, yaitu:

40

Page 41: Refrat Bedah  kel umbilicus

- Skin flap closure, membentuk hernia ventral dan diperbaiki

nantinya.

- Prosthetic “silo” closure

e. Komplikasi

Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah

terjadi pada permukaan yang telanjang. Kelianan kongenital

dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang

memperburuk prognosis.

41