Refleksi Kasus Interna

8
LAPORAN REFLEKSI KASUS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Ujian Profesi Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri Disusun oleh : Sivi Budiananda Sholikhah 14712053 Pembimbing : dr. Endra Dwi Cahyana, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI Page 1

description

Refleksi Kasus stase interna bersama dr. Endra Sp.PD di RSUD Wonogiri

Transcript of Refleksi Kasus Interna

FORM REFLEKSI KASUS

LAPORAN

REFLEKSI KASUSDisusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti

Ujian Profesi Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit DalamRSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Disusun oleh : Sivi Budiananda Sholikhah14712053

Pembimbing :

dr. Endra Dwi Cahyana, Sp.PDSMF ILMU PENYAKIT DALAMRSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2015FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA_____________________________________________________________________________________________Nama Dokter Muda: Sivi Budiananda S.

NIM : 14712053Stase

: Ilmu Penyakit DalamIdentitas Pasien

Nama / Inisial

: Bp. S

No RM

: 497103Umur

: tahun

Jenis kelamin: Laki-lakiDiagnosis/ kasus: Hemoptoe dengan TrombositopeniaPengambilan kasus pada minggu ke : 5Jenis Refleksi

: a. Sosial dan ekonomib. KeislamanForm uraian

1. Resume kasus

11 April 2015 pasien datang ke IGD dengan keluhan batuk darah. Setelah dilakukan Ro Thorax didapatkan hasil Bronkhitis. Sementara berdasarkan pemeriksaan darah rutin diketahui Hb dan trombosit pasien di bawah nilai normal. Hal ini mengakibatkan perlunya dilakukan transfusi darah pada pasien, sesuai intruksi dari dokter pada pasien dilakukan transfusi 2 kolf PRC. Pada pasien juga diberikan injeksi Adona dalam infus RL, selain itu pasien juga diberikan injeksi Asam tranexamat dan vitamin K untuk mengentikan perdarahannya. Setelah transfusi selesai, dilakukan pemeriksaan darah ulang pada pasien, dan didapatkan hasil Hb pasien mengalami peningkatan, sementara angka trombosit pasien masih di bawah normal, setelah itu dilakukan konsul dengan dokter penyakit dalam dan diberikan instruksi untuk dilakukan pemeriksaan albumin. Namun, didapatkan hasil albumin serum pasien juga di bawah nilai normal, kemudian dilakukan transfus Plasbumin pada pasien. Setelah transfusi Plasbumin selesai, sesuai instruksi dokter akan dilakukan pemeriksaan darah rutin dan albumin ulang, SGOT dan SGPT, serta Ro Throrax ulang, namun, sebelum pemeriksaan dilakukan, pada tanggal 21 April 2015 keluarga pasien meminta pasien dirujuk ke RS lain di Solo. Sebagai tambahan data, pasien tidak menggunakan jasa BPJS kesehatan yang ada di Indonesia, sehingga seluruh biaya yang digunakan untuk merawat pasien ditanggung oleh pihak pasien sendiri.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Batuk darah atau hemoptisis adalah ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring, atau perdarahan yang keluar melalui saluran napas bawah laring. Batuk darah lebih sering merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar sehingga etiologi harus dicari melalui pemeriksaan yang lebih teliti. Batuk darah masif dapat diklasifikasikan berdasarkan volume darah yang dikeluarkan pada periode tertentu. Batuk darah masif memerlukan penanganan segera karena dapat mengganggu pertukaran gas di paru dan dapat mengganggu kestabilan hemodinamik penderita sehingga bila tidak ditangani dengan baik dapat mengancam jiwa. Pada pasien dengan batuk darah, akibat proses perdarahan yang terjadi dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kadar Hb, hal ini menyebabkan diperlukannya transfusi darah. Selain itu kadar albumin pada pasien yang turun juga mengharuskannya diberi transfusi plasbumin. Sementara itu, latar belakang pasien yang tidak menggunakan BPJS tentunya dari segi ekonomi akan memberikan pengaruh tersendiri, mengingat biaya perawatan ditambah biaya transfusi yang tidak bisa dianggap murah. Penyakit pasien juga bukanlah penyakit yang dapat dianggap ringan, sehinggat dapat mengganggu kualitas hidup pasien, ditambah lagi melihat keadaan umum pasien yang kurang baik dan lamanya waktu perawatan pasien serta kesembuhan yang tak kunjung terlihat progressnya tentunya dari segi psikososial memberikan dampak tersendiri baik bagi pasien maupun keluarga pasien.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hemoptoe bukanlah penyakit yang bisa dianggap ringan karena dalam hal ini harus dicari kausanya dan pengobatan tetap harus berdasarkan kausa yang mendasarinya. Sehingga, dari sisi kerohanian, penderita hemoptoe senantiasa harus sabar dan tabah menghadapi penyakit yang dideritanya. Sementara itu, seseorang yang memiliki penyakit tak boleh berputus asa, ia harus percaya, separah apapun penyakitnya, pasti akan ada obatnya. Karena Allah SWT berjanji akan menyembuhkan apabila hambaNya sakit.

3. Refleksi dari aspek sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai Proses perdarahan pada seorang pasien, jika mengakibatkan adanya penurunan kadar Hb, maka hal ini memerlukan penanganan berupa transfusi darah. Hal ini berlaku pula pada pasien dengan hemoptoe atau batuk darah. Sementara itu, kondisi albumin yang rendah bukanlah kondisi yang dapat dianggap ringan, apalagi jika telah mencapai kadar tertentu (sangat rendah), dan terapi suportif tidak lagi mencukupi, maka dapat dipertimbangkan adanya terapi plasbumin.

Kedua transfusi tersebut jika dilihat dari segi biaya bukanlah merupakan tindakan yang memakan biaya sedikit. Sementara itu, latar belakang pasien yang tidak menggunakan BPJS tentunya dari segi ekonomi akan memberikan pengaruh tersendiri, ditambah lagi biaya perawatan selama di rumah sakit mau tidak mau harus ditanggung oleh pihak keluarga sendiri. Pasien yang juga seorang kepala keluarga tentunya tidak lagi dapat bekerja seperti sedia kala selama ia dirawat di rumah sakit. Keluarga juga yang seharusnya beraktivitas seperti biasanya, harus meninggalkan rumah untuk merawat pasien di rumah sakit, ditambah lagi kondisi pasien yang ternyata dari pihak keluarga minta untuk dirujuk di rumah sakit lain karena perkembangan yang kunjung tampak progresif. Dari segi ekonomi tentunya semua hal tersebut akan memberikan dampak tersendiri yang pengaruhnya sangat dirasakan oleh keluarga pasien. Adanya BPJS yang merupakan kebijakan pemerintah seharusnya menjadi pertimbangan tersendiri bagi keluarga pasien, mengingat kebijakan tersebut dari segi ekonomi akan membantu meringankan biaya pengobatan pasien yang tiidak sedikit.

Penyakit pasien juga bukanlah penyakit yang dapat dianggap ringan, hal ini dapat mengganggu kualitas hidup pasien, ditambah lagi melihat keadaan umum pasien yang kurang baik dan lamanya waktu perawatan pasien serta kesembuhan yang tak kunjung terlihat progressnya tentunya dari segi psikososial memberikan dampak tersendiri baik bagi pasien maupun keluarga pasien. Kondisi pasien yang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit dalam waktu yang tidak singkat, akan memberikan dampak psikososial pasien dan keluarganya. Pasien dapat mengalami tekanan psikis karena ia merasa penyakit yang ia derita tak kunjung sembuh dengan sempurna. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya proses interaksi sosial dengan orang lain di sekitarnya. Selain itu, bagi keluarga pasien tentunya akan memberikan beban psikis tersendiri yang harus ditanggung selama merawat pasien.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuaiSebagai seorang manusia yang dikaruniai kehidupan oleh Allah SWT, pasti tidak lepas dari cobaan dan ujian. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula perkara yang sangat menyenangkannya. AllahSWTberfirman,

Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengankeburukan dan kebaikansebagai cobaan(yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.(QS. al-Anbiyaa': 35).

Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini dengan penjelasan sebagai berikut : Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit,kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan. (Tafsir Ibnu Jarir).Dari ayat tersebut, kita mengetahui bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun dari berbagai cobaan yang menimpa manusia ini, terdapat rahasia atau hikmah yang tidak dapat diketahui begitu saja oleh akal manusia.

Salah satu aspek hikmah yang patut dipetik dari cobaan sakit adalah menjadi sarana untuk sabar. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya, Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin,sesungguhnyasemua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, danjika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim).

Selain itu, sebagai seorang muslim, hendaknya tidak boleh menyerah begitu saja dengan sakit yang diderita. Seorang muslim harus berusaha maksimal untuk mencari pengobatan dari penyakit yang dideritamya dengan jalan yang baik dan halal. Karena hal ini menjadi salah satu wujud rasa percayanya pada janji Allah SWT, bahwa Allahlah satu-satunya yang akan menyembuhkan penyakit. Hal ini seperti tercantum dalam doa Nabi Ibrahim a.s di QS. Asy syuara ayat 80,

Artinya : Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.

Umpan balik dari pembimbing

Wonogiri, 4 Mei 2015 TTD Dokter Pembimbing

TTD Dokter Muda

dr. Endra Dwi Cahyana, Sp.PD

Sivi Budiananda Sholikhah

Page 5