Refleksi Kasus IKM.docx

download Refleksi Kasus IKM.docx

of 20

Transcript of Refleksi Kasus IKM.docx

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    1/20

    REFLEKSI KASUS

    KUNJUNGAN HOME INDUSTRI PEMBUATAN BOXKONSTRUKSI DAN KERAJINAN TANGAN

    Di susun Oleh :

    Ayu Cahyaning Pramesti 2080310042Fathimatuzzahro 20080310077

    Anni Maratus Sholihah 20080310187

    Araafi Hariza Mahandaru 20080310212

    Niddy Rohim Febriadi 20080310221

    BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UMY

    2013

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    2/20

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    3/20

    dapat dikontrol untuk mengurangi bahkan menghilangkan kecelakaan di tempat kerja.

    Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka luka pada

    pekerja, penyakit, cacat bahkan kematian. Selain itu juga harus diperhatikanhilangnya efisiensi dna produktivitas pekerja dan perusahaan. Upaya perlindungan

    terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman atau ketenangan kerja

    agar tenaga kerja tetap sehat dan selamat bertujuan untuk pencapaian produktivitas

    kerja yang setinggi tingginya.

    PROFIL INDUSTRI

    Untuk mengetahui dan mengkaji lebih mendalam mengenai resiko kecelakaan

    kerja dan keselamatan kerja di Kab. Bantul, kami mengadakan kunjungan kepada

    salah satu home industri yang ada di kab. Bantul. Pada kesempatan ini kami

    mengunjungi salah satu home industri yang menekuni bidang kerajinan pembuatan

    box konstruksi dan kerajinan tangan dari bahan daur ulang, yaitu Home Industri

    Sekar Lintang Craft yang terletak di Jalan Parangtritis Km. 8.

    Perjalanan industri

    Dibawah kepemilikan bapak X dan ibu Y, Home Industri Sekar Lintang sudah berdiri

    sejak kurang lebih 15 tahun yang lalu. Mulanya, Home Industri tersebut menggeluti

    bidang kerajinan tangan dari bamboo dan kulit untuk di ekspor ke luar negeri. Jumlah

    pengrajin dan trader yang tidak seimbang di Kab. Bantul ( 21.700 pengrajin : 7 trader

    ), membuat kesempatan untuk mengekspor barang menjadi lebih bersaing dan

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    4/20

    kompetitif. Namun pada 5 tahun pertamanya Home Industri Sekar Lintang berhasil

    menembus pasar Asia Tenggara, Australia dan Eropa. Salah satu importer yang

    pernah bekerja sama dengan CV ini adalah Perusahaan Asing dari Australia yang pernah mengontrak selama 2 tahun untuk kerajinan bamboo dan berlokasi di Bali.

    Namun pada tahun 2001 saat terjadi Bom Bali, Perusahaan Asing tersebut

    membatalkan kontrak kerja dengan HI Sekar Lintang Craft (HI SLC). Di tahun 2006

    HI Sekar Lintang Craft sempat mengalami krisis yang diakibatkan oleh gempa Bantul

    tahun 2006. Kerugian yang mencapai ratusan juta tersebut berdampak banyak

    terhadap HI SLC yang semula menggeluti kerajinan tangan dan souvenir seni menjadi

    home industri yang menggarap lebih kearah konstruksional yaitu box konstruksi.

    Omset dan Kepegawaian

    Home Industri Sekar Lintang Craft merupakan kelompok pengrajin home industri

    menengah dengan rata rata omset perbulannya mencapai 100 juta per bulan. Sistem

    kepegawaian yang diterapkan adalah system outsourcing dengan pegawai tetap

    sebanyak 7 orang tidak termasuk bapak X dan Ibu Y. Pegawai lain tambahan diambil

    jika ada borongan atau pesanan dalam jumlah besar.

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    5/20

    Proses Pengolahan

    Bahan dasar

    Box konstruksi yang dibuat adalah berbahan dasar papan MDF ( Medium Density

    Fiberboard ) dan kertas karton dengan diameter 3 5 mm. Papan MDF ( Medium

    Density Fiberboard ) adalah leburan kayu yang menggunakan lilin dan resin,

    memiliki tekstur padat dan kuat serta memiliki kepadatan 600 800 kg/m 3. Papan ini

    memiliki kelebihan lain yaitu dapat dilengkungkan karena serbuknya yang bersifat

    lembut. Partikel board adalah serbuk kayu yang kasar yang direkatkan dengan

    menggunakan lem kemudian di press sehingga berbentuk lembaran.

    Pemotongan

    Bahan

    Dasar

    PembuatanKerangka Box

    FinishingKonstruksi Penyimpanan

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    6/20

    Bahan dasar lain yang digunakan untuk kerajinan tangan adalah lidi, kertas bekas

    semen, daun lontar, gedebok pisang dan bahan daur ulang lain. Namun produksi

    kerajinan tersebut tidak dalam jumlah besar seperti produksi box konstruksi.

    Pemotongan

    Proses pertama yang dilakukan adalah pemotongan bahan. Pemotongan bahan MDF

    dilakukan dengan mesin gergaji listrik ( electrical chainsaw ) berukuran besar.

    Pemotongan dilakukan satu per satu sesuai ukuran yang diinginkan. Pemotongan

    kertas karton tebal dilakukan dengan mesin potong press manual berukuran besar.

    Mesin tersebut dapat dioperasikan oleh satu orang. Mesin tersebut dapat memotong

    beberapa tumpuk kertas karton (5-6 lembar), sesuai ukuran yang diinginkan.

    MDF Karton tebal

    Lidi, Kertas bekassemen, daun

    lontar, gedebokpisang dll

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    7/20

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    8/20

    Finishing

    Proses akhir atau finishing disini maksudnya adalah finishing dalam konteks

    konstruksional. Jadi yang termasuk proses tersebut adalah merapikan dengan

    pemotong manual, pembuatan asesoris dasar dan menyemprotkan lem untuk

    memperkuat rekatan pada konstruksi. Setelah itu box dijemur beberapa saat (+/- 2

    jam) untuk agar lem yang baru saja disemprotkan kering dan kemudian disimpan

    dalam gudang/tempat penyimpanan.

    PembuatanKerangka

    Pembuatankerangka

    Glue Spraying Pengeringan danPenyimpanan

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    9/20

    Jam Kerja Pegawai

    Sistem kerja yang diterapkan pada home industri tersebut adalah sistem borongan,

    dimana pegawai bebas menentukan waktu kerja mereka. Pemilik membelikan bahandasar yang akan dikelola sendiri oleh pegawai, kemudian pegawai diberikan tenggang

    waktu yang disesuaikan dengan jumlah barang dan pemilik membeli lagi barang

    tersebut ke pegawai.

    Dengan diberlakukannya system tersebut rata rata pegawai memilih bekerja di siang

    hari sampai larut malam bahkan sampai pagi saat ada borongan. Jika jumlah barang

    yang dibutuhkan banyak biasanya pegawai datang lebih pagi. Proses pengerjaan tidak

    terlalu diperhatikan oleh pemilik, karena yang terpenting bagi pemilik adalah

    tercapainya jumlah barang dalam jangka waktu yang ditentukan. Meskipun demikian,

    kualitas barang selalu dinilai oleh pemilik.

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    10/20

    ASPEK KESELAMATAN KERJA

    Keselamatan Kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia

    industri modern terutama bagi mereka yang berstandard internasional. Kondisi kerja

    dapat dikontrol untuk mengurangi bahkan menghilangkan kecelakaan di tempat kerja.

    Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka luka pada

    pekerja, penyakit, cacat bahkan kematian. Selain itu juga harus diperhatikan

    hilangnya efisiensi dna produktivitas pekerja dan perusahaan.

    Alat Pelindung Diri (APD)

    Penggunaan alat pelindung diri amat penting dalam proses perindustrian, APD yang

    kurang memenuhi standard dapat meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja

    yang signifikan. Pada kesempatan kali ini kami mengamati beberapa penggunaan

    APD yang ada di Home Industri Sekar Lintang Craft.

    Pada proses pemotongan MDF pegawai memakai masker yang bertujuan untuk

    menghindari serbuk serbuk MDF yang beterbangan saat dipotong dengan gergaji

    listrik ( electrical chainshaw ). Namun pada kesehariannya menurut pegawai, mereka

    kadang kadang tidak menggunakan masker dengan alasan lupa, sudah terbiasa,

    tidak nyaman saat memakai dan tidak tahu dimana tempat masker tersebut diletakan.

    Berdasarkan pengalaman pegawai penggunaan masker hanya dilakukan oleh pekerja

    pekerja yang baru atau pekerja borongan yang bukan merupakan pekerja tetap.

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    11/20

    Penggunaan masker juga diterapkan pada proses penyemprotan lem ( glue spraying )

    yang dimaksudkan agar partikel lem yang mengandung zat irritant tidak terhirup

    Penggunaan sepatu boot saat pemotongan MDF sangat sedikit diterapkan oleh

    pegawai, walaupun sudah tersedia beberapa pasang sepatu boot di home industri

    tersebut.

    PenggunaanAPD

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    12/20

    PEMBAHASAN

    Resiko Kecelakaan Kerja dan Aspek Kesehatan Masyarakat

    Berdasarkan observasi dan analisis kami setelah melakukan pengamatan pada Home

    Industri Sekar Lintang Craft, masih banyak hal hal yang perlu dibenahi berkaitan

    dengan resiko kesehatan dan keselamatan kerja.

    Bahan Dasar Produksi

    Papan MDF ( Medium Density Fiberboard ) dan kertas karton dengan diameter

    3 5 mm. Papan MDF ( Medium Density Fiberboard ) adalah leburan kayu

    yang menggunakan lilin dan resin, memiliki tekstur padat dan kuat serta

    memiliki kepadatan 600 800 kg/m 3. Pemotongan papan MDF dapat

    menimbulkan debu partikel kecil yang ringan sehingga mudah melayang

    diudara dan terhirup ke saluran pernafasan dan menumpuk disaluran nafas

    atau paru paru. Pada pekerja yang sensitive terhadap bahan kayu tertentu

    (karena jenis serbuk dari kayu apa dan bahan lilin dan resin apa dalam MDF

    tersebut tidak diketahui secara jelas) dapat terjadi reaksi hipersensitivitas yang

    manifestasinya bisa beragam tergantung tingkat keparahannya. Missal jika

    ringan akan terjadi dermatitis alergi atau kontak irritant yang terlokalisir pada

    kulit yang terkena, sampai serangan yang bisa menimbulkan sesak nafas

    ataupun penyakit kronis pneumoconiosis.

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    13/20

    Pennggunaan lem yang mengandung zat irritant juga harus berhati hati, pada

    sebagian lem yang digunakan mengandung zat yang berbahaya yang mudah

    terbakar, oleh sebab itu penempatan lem harus di letakan di tempat dan suhu

    yang tepat. Selama penggunaan lem, harus memakai masker dan gloves yang

    mana tidak ditemukan pada pegawai home industri tersebut. Iritant yang ada

    pada lem bila terhirup bisa menyebabkan trauma inhalasi yang berbahaya baik

    akut maupun kronis dan bila terkena kulit dapat menyebabkan luka bakar

    kimia atau dermatitis kontakl irritant.

    Keterbatasan APD dan SOP

    Terbatasnya APD dan SOP merupakan hal yang nyata dalam proses

    pengolahan home industri tersebut. Selain ketersediaan APD, pemilik juga harus

    member edukasi kepada pegawai mengenai kesadaran menggunakan APD, tempat

    dimana APD diletakan dan Bagaimana penggunaan APD yang benar sesuai standard

    serta Standard langkah langkah baku tindakan yang harus dilakukan saat beroperasi

    dalam proses tersebut (SOP), agar meminimalisasi kecelakaan kerja.

    Pemakaian masker yang masih kurang pada pegawai, meningkatkan resiko

    terjadinya gangguan saluran pernafasan akibat debu MDF atau zat irritant

    dalam lem. Penggunaan sepatu boot yang kurang memudahkan terjadinya

    luka / trauma apabila terdapat pecahan MDF yang lepas saat digergaji atau

    box yang jatuh saat diangkat (karena proses pengangkutan barang dilakukan

    secara manual/tanpa tuas). Pemakaian sarung tangan belum diterapkan,

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    14/20

    pemakaian sarung tangan bertujuan untuk mengurangi kontak dengan lem

    atau serbuk MDF yang pada orang orang tertentu akan menyebabkan iritasi

    kulit Pemakaian kacamata ( googles ) merupakan hal penting yang belum

    diterapkan. Percikan serbuk MDF dapat menyebabkan korpal mata dan

    konjunctivitis pada pegawai yang sedang memotong, demikian pula pegawai

    yang bekerja menyemprotkan lem ( glue spraying ) yang memiliki resiko untuk

    terkena trauma asam atau basa pada mata akibat zat irritant di lem.

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    15/20

    Topi dan baju kerja belum diterapkan pada pegawai, adanya baju dan topi

    kerja menghindarkan pegawai dari resiko trauma, kontaminasi dan iritasi.

    Pegawai kadang memakai baju seadanya atau bahkan hanya menggunakan

    kaos dalam yang kurang memenuhi standard.

    Pemakaian APD yangkurang

    Pemakaian APD yangkurang

    Tidak adanya tuaspengangkut --> posisiergonomis yang salah

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    16/20

    Dalam keseharian kerja pemilik kurang menerapkan peraturan peratuan

    yang baku demi mengurangi kecelakaan dan meningkatkan kesehatan dan

    keselamatan kerja, seperti harus memakai alas kaki, harus memakai APD

    dengan benar, dilarang merokok dalam ruangan kerja dan mencuci tangan

    setelah melakukan pekerjaan, sehingga masih banyak hal hal yang kurang

    baik untuk kesehatan dan keselamatan kerja yang terjadi.

    Tidak tersedianya kereta dorong atau tuas pengangkut untuk mengangkat box

    konstruksi atau bahan mentah, mengharuskan pegawai mengangkat secara

    manual barang barang tersebut. Posisi ergonomis yang kurang benar saat

    mengangkat, dalam jangka panjang akan dapat menyebabkan low back pain,

    ketegangan otot ( muscle strain ), varices, dan resiko trauma ekstrimitas.

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    17/20

    Bangunan

    Berdasarkan pengamatan kami, bangunan yang digunakan untuk proses

    produksi kurang memenuhi standard kelayakan produksi.

    Bangunan tersebut kurang sempurna karena merupakan renovasi dan

    pembenahan pasca gempa yang konstruksi dan fondasi nya tidak dibuat ulang.

    Atap bangunan masih banyak yang tidak tertutup, sehingga memudahkan

    untuk masuknya angin dan air hujan dari luar. Adanya angin dapat

    menyebabkan beterbangannya serbuk serbuk MDF yang tercecer diruang

    pemotongan yang terletak tidak jauh dari tempat pembuatan konstruksi.

    Adanya air hujan yang masuk lewat atap yang tidak tertutup rapat, akan

    meningkatkan kelembapan suhu ruangan, ditambah lagi banyaknya material

    gambarbangunan

    gambarbangunan

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    18/20

    kayu dan kertas yang memudahkan pertumbuhan jamur. Beberapa jenis jamur

    dapat menyebabkan iritasi kulit (tinea corporis), adanya infeksi saluran nafas

    bila terhidup (aspergilosis) dan infeksi lain. Atap yang terbuka menyebabkan perubahan suhu udara dalam ruangan yang

    tidak teratur yang kurang baik untuk kesehatan dan hygienitas tidur.

    Bangunan tersebut masih menjadi satu dengan rumah pemilik. Jika dikaitkan

    dengan kondisi atap dan jenis pekerjaan yang waktunya terserah pegawai,

    ketidaknyamanan bisa mengganggu aspek psikologis pemilik dan polusi suara

    yang dapat mengganggu tidur. Sehingga ada resiko untuk terjadi stress,

    kecemasan dan insomnia meningkat.

    Jam Kerja Dan Kompetisi Kerja

    Jam kerja pegawai, berkaitan dengan efektifitas, efisiensi dan produktifitas

    pegawai. Jam kerja pegawai yang tidak pasti, yang kebanyakan hingga larut

    malam atau bahkan sampai pagi dapat menurunkan efisiensi dan produktifitas

    pegawai. Kurangnya porsi tidur malam menyebabkan menurunnya system

    imunitas yang pada fase akut akan memudahkan pegawai tersebut sering

    terkena infeksi saluran nafas (common cold, ISPA) atau infeksi dan gangguan

    saluran pencernaan (diare, gastritis). Walaupun kejadian ini lama kelamaan

    akan berkurang pada pegawai yang sudah terbiasa, kurangnya porsi tidur

    malam berkaitan dengan perubahan siklus kortisol dalam tubuh yang

    berdampak banyak pada kesehatan psikologi pegawai.

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    19/20

    Lingkungan kerja yang mengharuskan pengrajin berusaha keras untuk dapat

    bersaing dengna 21.699 pengrajin lain untuk mendapat kesempatan berdagang

    dalam lingkup yang lebih luas, sering menimbulkan tekanan psikis. Jenis

    bisnis ini juga labil terhadap kebijakan pemerintah dibidang industri dan

    pariwisata serta nilai tukar rupiah yang tidak sama dengan yang diinginkan

    banyak orang. Berbagai stressor dapat mempengaruhi kesehatan psikologis

    yang bisa menimbulkan depresi, PTSD, stress, kecemasan yang berefek pada

    efisiensi dan produktifitas pegawai.

  • 7/27/2019 Refleksi Kasus IKM.docx

    20/20

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan ;

    1. Keselamatan Kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia

    industri modern terutama bagi mereka yang berstandard internasional.

    2. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka luka

    pada pekerja, penyakit, cacat bahkan kematian. Selain itu juga harus

    diperhatikan hilangnya efisiensi dna produktivitas pekerja dan perusahaan.

    3. Peningkatan resiko kecelakaan kerja pada Home Industri Sekar Lintang Craft

    tersebut terletak pada beberapa aspek seperti, pemilihan jenis bahan,

    penggunaan APD dan SOP yang belum baik, bangunan yang belum sesuai

    standard, lingkungan serta jam kerja dan kompetisi kerja yang belum bisa

    dioptimalkan dengan baik.

    4. Kurangnya kesadaan pemilik dan pegawai untuk menilai resiko dan

    menerapkan prinsip prinsip keselamatan kerja dapat berakibat turunnya

    efisiensi dan produktifitas kerja.