Refleksi Diri
-
Upload
dessy-anggraeni-saputri -
Category
Documents
-
view
146 -
download
15
description
Transcript of Refleksi Diri
Refleksi Diri
oleh, Dessy Anggraeni Saputri; 1205218770
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan
usia (Maryam.,dkk, 2008; 24). Menua adalah sesuatu hal yang pasti bagi setiap individu,
seiring berjalannya waktu menuju fase tersebut, akan banyak perubahan yang terjadi pada diri
individu. Perubahan tidak hanya terjadi pada aspek biologis saja, melainkan pada aspek
lainnya seperti psikososial, kognitif, afektif, seksual, dan lain-lain. Lainsia tentunya sama
dengan individu lainnya, berada di rumah sakit, keluarga, dan kelompok. Settiap seting
asuhan keperawatan yang diberikan berbeda, begitupun dengan lansia. Mata ajar praktikum
klinik 5 berfokus pada penerapan asuhan keperawatan gerontik. Tempat praktikum klinik 5
pertama saya adalah lansia di keluarga.
Mata ajar praktikum 5 setting kelurga mengajarkan mahasiswa turun langsung
mengunjungi keluarga di lapangan. Setiap kelompk terdiri dari tiga orang mengunjungi satu
keluarga dengan lansia. Asuhan keparawatan yang diberikan adalah dari mulai pengkajian,
intervensi, hingga evaluasi. Keluarga yang kelompok saya kunjungi adalah keluarga Kakek
MH, Kakek MH tinggal bersama istri dan anak terakhirnya yang belum menikah. Kakek MH
menderita hipertensi derajat dua.
Menurut Undang-undang No 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera, mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,
atau ibu dan anaknya. Sedangkan menurut Friedmen, Bowden, Jones (2003) Keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterukatan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk oleh ikatan perkawinan atau
ikatan darah yamg tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain juga
memiliki peran masing-masing.
Lima fungsi keluarga menurut Friedmen, Bowden, Jones (2003) diatranya adalah
fungsi afektif, fungsi sosialisai, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan atau
pemeliharaan kesehatan. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang
tinggi.
Jika dilihat dari fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan, keluarga Kakek MH
sudah baik, keluarga mengetahi keadaan kesehata Kakek MH, dan keluarga ikut terlibat
dalam memanfaatkan fasilitasi kesehatan. Tetapi yang maish kurang dari fungsi ini adalah
kelurag belum menerapkan pola hidup sehat pada Kakek MH. Kakek MH menderita
hipertensi yang seharusnya membatasi jumlah asupan garam. Kakek MH sebetulnya sudah
tahu bahwa makan asin seperti ikan asin itu dilarang untuk penderita hipertensi, tetapi kakek
MH masih belum membatasi jumlah asupan garam yang dikonsumsi dan belum
menajalankan diet hipertensi.
Diet hipertensi bertujuan untuk membantu menurunkan tekanan darah dan membantu
menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh atau edema atau bengkak (Depkes, 2011).
Untuk menjankan diet hipertensi ini Kakek MH tidak bisa sendiri, butuh dukungan kelurga
untuk membantu Kakek MH. Bentuk dukungan keluarga dapat berupa memodifikasi prilaku
atau kebiasaan, misalnya sebagai contoh masakan yang dimasak untuk Kakek MH tidak
diberi garam terlebih dahulu, Kakek MH dapat menambahkan garam saat diatas meja makan
ketika akan makan, sehingga Kakek MH dapat mengontrol jumlah asupan garam yang
dikonsumsi.
Memodifikasi atau merubah kebiasaan bukanlah hal yang mudah, butuh dukungan
dari semua anggota keluarga. Hal inipun terjadi di keluarga saya, ayah saya penderita
hipertensi kurang lebih sudha 4 tahun, ketika saya menjelaskan mengenai hipertensi ayah
saya menolak untuk melakukan diet hipertensi, tetapi setelah dijelaskan lebih lanjut dan
melihat anggota keluarga yang lain ikut membantu , sekarang ayah saya mampu untuk
melakukan diet hipertensi dan membatasi jumlah asupan garam. Dukungan keluarga ini bida
dalam bentuk memberikan informasi, dukungan perhatian emosional, bantuan instrumental,
dan bantuan penilaian (Smet, 1994 dalam Hernilawati, 2013). Bentuk dukungan informatif
dapat berupa bantuan informasi yang dibutuhkan, perhatian emosial bertujuan untuk
membuat seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban
sendiri, bantuan intrumental bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan
aktivitasnya berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
Hal yang akan saya lakukan kedepannya adalah saya akan selalu menerapkan
pengetahuan yang sudah saya dapatkan dalam mata ajar praktikum klinik 5 ini, baik ketika
bekerja maupun dalam keluarga sendiri. Dukungan yang kita berikan untuk orang lain,
sekecil apapun itu akan berarti, dan tentunya tidak membiarkan lansia berjuang sendiri dalam
menghadapi masalh kesehatannya. Hal sederhana yang dapat saya ambil dalam bidang
keperawatan kususnya dalam mata ajar praktikum klinik ini adalah setiap lansia itu istimewa,
maka dari itu perlakuan yang harus kita berikan pun haruslah istimewa.
Daftar Pustaka:
Friedman, MM., Bowden, VR., Jones., (2003). Family Nursing; Research, Theory, dan
Practice 5th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc
Hernilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Takalar: Pustaka As Salam
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Diet Hipertensi. Diakses di
gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/.../Brosur-Diet-Hipertensi.pdf pada 2 Maret
2016
Maryam., R.S. (2008). Mengenal Usia Lanjut danPerawatannya. Jakarta: Salemba Medika
UU No 10 tahun 1992, Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
Diakses di http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_10_1992.htm pada 2 Maret 2016