BAB II TINJAUAN PUSTAKA...2.2. Konsep Diri Konsep diri merupakan refleksi dari seorang individu...

13
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sosial yang dilakukan oleh manusia. Untuk memahami pengertian komunikasi hingga dapat dilancarkan secara efektif, terdapat paradigma yang ditentukan oleh Harold Lasswell dalam karyanya “The Structure and Function of Communication in Society”. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaanWho Say What In Which Channel To Whom With What Effect?yang berarti “Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa”. Menurut paradigma tersebut, Lasswell mengartikan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendi, 200:253). Proses komunikasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari penggemar JKT48. Penggemar JKT48 bertindak sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada orang-orang disekitarnya. Dalam menyampaikan pesan, proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu : 1) Komunikasi Verbal Pesan verbal adalah semua jenis pesan yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal (Mulyana, 2007:237) 2) Komunikasi Non Verbal

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA...2.2. Konsep Diri Konsep diri merupakan refleksi dari seorang individu...

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Komunikasi

    Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dilepaskan dari

    kehidupan sosial yang dilakukan oleh manusia. Untuk memahami

    pengertian komunikasi hingga dapat dilancarkan secara efektif, terdapat

    paradigma yang ditentukan oleh Harold Lasswell dalam karyanya “The

    Structure and Function of Communication in Society”. Lasswell

    mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah

    dengan menjawab pertanyaanWho Say What In Which Channel To Whom

    With What Effect?yang berarti “Siapa mengatakan apa melalui saluran apa

    kepada siapa dengan efek apa”. Menurut paradigma tersebut, Lasswell

    mengartikan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

    komunikator melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendi,

    200:253).

    Proses komunikasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari penggemar

    JKT48. Penggemar JKT48 bertindak sebagai komunikator yang

    menyampaikan pesan kepada orang-orang disekitarnya. Dalam

    menyampaikan pesan, proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi

    dua yaitu :

    1) Komunikasi Verbal

    Pesan verbal adalah semua jenis pesan yang menggunakan satu

    kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari

    termasuk ke dalam kategori pesan verbal. Bahasa dapat juga

    dianggap sebagai suatu sistem kode verbal (Mulyana, 2007:237)

    2) Komunikasi Non Verbal

  • 7

    Pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan berupa kata-

    kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter,

    komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali

    rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang

    dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu,

    yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima

    (Mulyana, 2007:237).

    2.2. Konsep Diri

    Konsep diri merupakan refleksi dari seorang individu mengenai dirinya

    sendiri yang bersifat pribadi, dinamis, dan evaluatif. Secara singkat, konsep

    diri merupakan pandangan dimana seorang individu mampu mengetahui

    apa yang dimilikinya, yaitu kelebihan dan kekurangannya. George Herbert

    Mead menjelaskan konsep diri sebagai pandangan, penilaian, dan perasaan

    individu mengenai dirinya yang timbul sebagai hasil dari suatu interaksi

    sosial.

    Dalam pembentukan konsep diri, ada 2 kelompok masyarakat yang

    memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan konsep diri seseorang.

    George Herbert (Rakhmat, 2007:106) mengurai masyarakat sebagai :

    1. Significant others, merupakan orang terdekat yang memiliki arti

    yang sangat penting. Seseorang akan menilai dirinya sendiri

    secara keseluruhan menurut pandangan orang lain terhadap

    dirinya atau ia menilai dirinya sesuai dengan persepsi orang lain.

    2. Reference group, merupakan kelompok rujukan yang secara

    emosional mengikat seseorang dan berpengaruh terhadap

    pembentukan konsep diri. Dengan melihat kelompok ini, orang

    mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan

    ciri-ciri kelompoknya.

  • 8

    George Herbert mengatakan setiap manusia mengembangkan

    konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat dan

    itu dilakukan lewat komunikasi. Jadi kita mengenal diri kita lewat orang

    lain, yang menjadi cermin yang memantulkan bayangan kita. Charles H.

    Cookey menyebut konsep diri itu sebagai the looking glass-self, yang secara

    signifikan ditentukan oleh apa yang seseorang pikirkan mengenai pikiran

    orang lain terhadapnya, jadi menekankan pentingnya respons orang lain

    yang diinterpretasikan secara subjektif sebagai sumber primer dan

    mengenai diri.

    2.1.1. Jenis Konsep Diri

    Jenis konsep diri menurut James F Calhoun dan Joan Ross Acocella

    (1995:72-72) ada dua, yaitu :

    1. Konsep Diri Positif

    Orang dengan konsep diri positif dapat memahami dan

    menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang

    dirinya sendiri. Konsep diri positif cukup luas untuk

    menampung seluruh pengetahuan seseorang, maka penilaian

    tentang dirinya sendiri secara apa adanya. Hal ini tidak berarti

    bahwa dia tidak pernah kecewa terhadap dirinya sendiri, namun

    dengan menerima dirinya sendiri, dia juga dapat menerima orang

    lain. Orang dengan konsep diri positif akan mempunyai harapan

    dan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan dirinya dan

    realistis. Adapun ciri konsep diri positif adalah :

    Dapat menerima dan mengenal dirinya dengan baik

    Dapat memahami dan menerima fakta yang bermacam-

    macam tentang dirinya.

    Apabila memiliki pengharapan selalu merancang tujuan-

    tujuan yang sesuai dan realistis

  • 9

    Menyadari bahwa setiap orang mempunyai perasaan,

    keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui

    oleh masyarakat

    Dapat menyerap pengalaman masalahnya

  • 10

    2. Konsep Diri Negatif

    Muncul karena pandangan seseorang tentang dirinya benar-

    benar tidak teratur. Dia tidak tahu apa kekuatan dan

    kelemahannya dan apa yang dia hargai dalam hidupnya. Konsep

    diri yang negatif merupakan penilaiannegatif terhadap diri

    sendiri. Apapun yang diperoleh tampaknya tidak berharga

    dibandingkan dengan apa yang diperoleh orang lain.

    Mudah untuk marah dan naik pitam serta tahan dan tidak

    peduli terhadap kritikan yang diterima

    Individu responsif terhadap pujian yang diberikan oleh

    orang lain

    Tidak pandai dan tidak sanggup dalam mengungkap

    penghargaan atau pengakuan pada orang lain

    Merasa tidak disenangi oleh orang lain

    Bersikap pesimis terhadap kompetisi, enggan untuk

    bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.

    2.3. Teori Interaksi Simbolik

    Sedikit definisi mengenai interaksi simbolik yang dicetuskan oleh

    George Herbert Mead. Setiap manusia yang menjalani hidupnya, pasti

    tidak dapat lepas dari proses komunikasi yang dilakukannya. Komunikasi

    yang dilakukan terdapat interaksi antar individu yang membutuhkan

    simbol-simbol sebagai alat untuk saling bertukar pesan. Simbol-simbol

    pesan tersebut dapat berbentuk verbal maupun non verbal. Pesan-pesan

    tersebut tentunya mengandung makna yang dimengerti oleh individu-

    individu yang berinteraksi di dalam sebuah proses komunikasi tersebut.

    Mulyana (2002) menjelaskan tiga premis utama dalam teori

    interaksi simbolik. Pertama, individu merespon suatu situasi simbolik.

    Ketika mereka menghadapi suatu situasi, respon mereka bergantung pada

  • 11

    bagaimana mereka mendefinisikan situasi yang dihadapi dalam interaksi

    sosial. Jadi, individu yang dipandang aktif dalam menentukan lingkungan

    sendiri. Kedua, makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna

    tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasikan melalui penggunaan

    bahasa. Individu membayangkan atau merencanakan apa yang akan

    mereka lakukan. Ketiga, makna yang diinterpretasikan individu dapat

    berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan situasi yang

    ditemukan dalam interaksi sosial. Perubahan interpretasi dimungkinkan

    karena individu dapat melakukan proses mental, yakni berkomunikasi

    dengan dirinya sendiri.

    Tiga konsep utama dalam teori Mead yang ditangkap dalam judul

    karyanya yang paling terkenal yaitu Mind (pikiran), Self (diri sendiri), dan

    Society (masyarakat). Kategori-kategori ini merupakan asek-aspek yang

    berbeda dari proses umum yang sama yang disebut tindak sosial, yang

    merupakan sebuah kesatuan tingkah laku yang tidak dapat dianalisis

    kedalam bagian-bagian tertentu. Tindakan saling berhubungan dan

    dibangun seumur hidup. Tindakan dimulai dengan sebuah dorongan,

    melibatkan persepsi dann pernunjukan makna, repetisi mental,

    pertimbangan alternatif, dan penyempurnaan.

    Berdasarkan tiga konsep yang diungkapkan oleh Mead, yakni

    pikiran, diri sendiri, dan masyarakat maka dapat dijabarkan sebagai berikut

    :

    1. Pikiran (mind)

    Pikiran adalah mekanisme penunjukan diri untuk

    menunjukan makna kepada diri sendiri dan kepada orang lain.

    Pikiran menghasilkan suatu bahasa isyarat yang disebut simbol.

    Simbol-simbol yang mempunyai arti bisa berbentuk gerak gerik

    atau gesture tapi juga bisa dalam bentuk sebuah bahasa. Pikiran

    ini jugalah yang merupakan anugrah dan dikembangkan melalui

    interaksi dengan individu lain. Karena dengan banyaknya

  • 12

    melakukan interaksi, seseorang akan dapat lebih banyak

    mengenal simbol.

    Pikiran adalah hal yang membedakan manusia dengan

    makhluk hidup lainnya. Pikiran mengisyaratkan kapasitas dan

    sejauh mana manusia sadar akan diri mereka sendiri, siapa, dan

    apa mereka, objek disekitar mereka, dan makna objek tersebut

    bagi mereka.

    Ketika indiviu mengetahui berbagai macam simbol-simbol

    yang ada, maka selanjutnya individu tersebut akan berpikir

    melalui situasi yang ada. Kemudian individu tersebut akan

    mengidentifikasi, menamai, dan memaknai simbol tersebut

    secara konsensus.

    2. Diri Sendiri (self)

    Cooley mendefinisikan diri sebagai sesuatu yang dirujuk

    dalam pembicaraan biasa melalui kata ganti orang pertama

    tuggal, yaitu “aku” (I), “daku” (me), “milikku” (mine), dan

    “diriku” (myslef). Self merujuk pada kapasitas dan pengalaman

    yang memungkinkan manusia menjadi objek bagi diri mereka

    sendiri. Kemunculannya bergantung kepada kemampuan

    individu untuk mengambil peran orang lain dalam lingkungan

    sosialnya. Melalui proses pengambilan peran ini, individu

    menginternalisasikan norma-norma kelompoknya, mulai dari

    keluarganya, kelompok sebaya, kelompok masyarakat hingga

    bangsanya. Individu dapat bergaul dengan orang-orang lain ini

    berdasarkan norma-norma tersebut yang memungkinkan

    individu tersosialisasikan. Pandang orang lain inilah yang

    menyebabkan individu memiliki konsep diri.

    Proses melihat diri sendiri melalui sudut pandang orang lain

    merupakan cara yang efektif bagi seorang individu masuk

    kedalam tatanan sosial, karena individu tersebut mampu untuk

  • 13

    menilai kekurangan ataupun kelebihan yang ada pada dirinya

    sendiri. Inti dari diri ini adalah kemampuan untuk merefleksikan

    diri setiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat

    orang lain.

    3. Masyarakat (society)

    Proses berkehidupan ditengah kelompok yang terdiri atas

    perilaku-perilaku anggotanya, manusia diharuskan untuk

    memahami maksud orang lain yang juga mengharuskan kita

    untuk mengetahui apa yang akan kita lakukan selanjutnya.

    Artinya, di dalam kelompok itu individu diharuskan untuk dapat

    membaca tindakan dan maksud orang lain serta menanggapinya

    dengan cara yang tepat.

    Cooley beranggapan bahwa poin diri dan masyarakat yang

    dikembangkan oleh Mead ini sangatlah berkaitan dan memiliki

    efek yang besar. Ia memberi ilustrasi bahwa perasaan diri dan

    masyarakat ini dikembangkan lewat penafsiran individu atau

    realitas fisik dan sosial, termasuk aspek-aspek pendapat

    mengenai tujuan, materi, ambisi, dan gagasan apapun atau

    sistem gagasan yang berasal dari kehidupan komunikatif yang

    dianggap sebagai milik individu.

    Cooley juga menegaskan bahwa perasaan diri bersifat sosial,

    karena maknanya diciptakan melalui bahasa dan budaya

    bersama dan karena hal itu berasal dari interpretasi subjektif

    individu atas penilaian orang-orang lain yang mereka anggap

    penting dan punya hubungan dekat dengan mereka (significant

    others) mengenai sikap dan tindakan individu tersebut. Jadi diri

    dan masyarakat saling mempengaruhi, masing-masing berfungsi

    sebagai rujukan bagi yang lainnya, sehingga kedua disebut

    kembar (twin born).

  • 14

    Society atau masyarakat merupakan kumpulan dari berbagai

    macam aspek sosial yang ada didalam kehidupan masyarakat.

    antara lain adat, suku bangsa, budaya, hingga kepada aspek

    agama. Sehingga perkembangan interaksi yang dilakukan oleh

    significant othersdan reference group akan sangat vital untuk

    mempengaruhi konsep diri seseorang individu untuk siap terjun

    ke dalam tatanan masyarakat.

    Tiga konsep pemikiran Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain;

    1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

    2. Pentingnya konsep mengenai diri

    3. Hubungan antara individu dengan masyarakat

    Tema pertama pada interaksi simbolik berfokus pada pentingnya

    membentuk makna bagi perilaku manusia, dimana dalam teori interaksi

    simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya

    makna itu tidak ada artinya, sampai pada akhirnya di konstruksi secara

    interpretif oleh individu melalui proses interaksi, untuk menciptakan makna

    yang dapat disepakari secara bersama.

    Tema kedua pada interaksi simbolik berfokus pada pentingnya

    “Konsep Diri” atau “Self-Concept), dimana pada tema interaksi simbolik ini

    menekankan pada pengembangan konsep diri melalui individu-individu

    tersebut secara aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya.

    Tema terakhir pada interaksi simbolik berkaitan dengan hubungan

    antara kebebasan individu dan masyarakat, dimana asumsi ini mengakui

    bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada

    akhirnya tiap individu-lah yang menentukan pilihan yang ada di dalam

    sosial kemasyarakatannya. Fokus dari tema ini adalah untuk menjelaskan

    mengenai keteraturan dan perubahan dalam proses sosial.

  • 15

    2.4. Penelitian Terdahulu yang Berkaitan

    Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-

    penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan

    dan kajian. Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikanperbandingan

    tidak terlepas dari topik penelitian yaitu mengenai konsep diri.

    Penelitian tentang identitas pernah dilakukan oleh Alfahmi Pratama

    dengan judul “Konsep Diri Wanita Pekerja Seks (PSK) di Kota Serang”.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana PSK memaknai

    dirinya sebagai seorang wanita di kota Serang dan untuk mengetahui

    bagaimana significant others serta reference group membangun konsep diri

    para PSK di kota Serang. Penelitian ini menggunakan teori interaksi

    simbolik, konsep diri, dan psikologi komunikasi. Metode yang digunakan

    adalah dengan metode deskriptif kualitatif.Hasil dari penelitian ini adalah

    berdasarkan poin utama yang ada di teori interaksi simbolik. Faktor self

    dan mind lah yang utama mendorong para PSK melakukan pekerjaannya

    tersebut meskpin mereka sadar bahwa pekerjaan mereka merupakan

    pekerjaan yang memiliki pandangan buruk di masyarakat. Faktor reference

    group dalam teori data diklasifikasikan sebagai society, menjadi kendala

    utama mereka dalam menjalani hidup. Para PSK ini tinggal di lingkungan

    yang mayoritas beragama islam. Informan pertama tetap menjaga rahasia

    pekerjaannya sebagai PSK dengan berpakaian sopan. Sedangkan informan

    kedua merasa society yang ada disekitarnya tidak terlalu peduli dengan

    kehadiran dirinya, sehingga ia merasa leluasa dalam menjalani

    pekerjaannya.

    Penelitian selanjutnya adalah dari Linda Yulianti dengan

    judul“Konsep Diri Mahasiswi Perokok di Kota Bandung (Studi

    Fenomenologi Konsep Diri Mahasiswi Perokok di Kota

    Bandung)”.Penelitian ini memiliki tujuan yang sama dengan penelitian

    yang sebelumnya yakni bertujuan untuk mengetahui mahasiswi memaknai

    dirinya sebagai seorang perkokok di kota Bandung dan untuk mengetahui

    bagaimana significant othersserta reference group memaknai mahasiswi

  • 16

    perokok di kota Bandung. Teori yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah teori interaksi simbolik dan konsep diri. Metode yang peneliti ini

    gunakan adalah dengan deskriptif kualitatif dan menggunakan

    fenomenologi. Hasil penelitian ini adalah mahasiswi perokok merasa

    tindakannya adalah tindakan yang wajar dan sudah umum dilakukan meski

    terkadang mereka harus melakukan kebiasaannya di tempat yang khusus,

    lalu significant others memaknai mahasiswi perokok di kota Bandung

    sebagai tindakan yang terpaksa oleh keadaan yang terjadi pada mahasiswi

    tersebut, namun significant others sebenarnya tidak menghendaki

    mahasiswi perokok ini untuk melanjutkan kebiasaannya. Namun orang-

    orang dalam reference group menganggap bahwa kebiasaan mahasiswi ini

    adalah hal yang dapat dimaklumi. Pandangan umum tentang merokok ini

    beranggapan bahwa mahasiswi perokok dianggap sebuah hal yang negatif.

    Penelitian ketiga yang juga membahas mengenai konsep diri oleh

    Nozy Ardyan Yuliyanti dengan judul “Konsep Diri Cosplayer Berdasarkan

    Komunikasi Simbolik”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang

    konsep diri cosplayer berdasarkan interaksi simbolik yang terjadi dalam

    komunikasi oleh cosplayer anggota komunitas Cosplay Jaico. Teori yang

    digunakan adalah interaksi simboli, konsep diri, dan proses pengelolaan

    kesan yang merupakan toeri penutup dalam pembahasan tentang

    Presentation of Self in Everyday Life yang membahas teori dramaturgi.

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil

    dari penelitian ini adalah konsep diri cosplayer diperoleh melalui cosplayer

    itu sendiri kemudian mereka menerima informasi mengenai diri mereka

    dari anggota Komunitas Cosplay Jaico (reference group) dan juga anggota

    keluarga (significant others). Dari pemahaman mereka tentang diri mereka

    yang sudah menjadi cosplayer, khususnya cosplayer senior Komunitas

    Jaico yang merupakan informan dalam penelitian ini termasuk dalam

    kategori konsep diri positif karena dapat belajar dari pengalaman

    masalahnya selama menjadi cosplayer, bersikap positif dalam menghadapi

  • 17

    orang lain yang lebih hebat ketika mengikuti kontes, dan dapat merancsng

    strategi untuk masa depan dan harapannya yang akan datang.

  • 18

    2.5. Kerangka Pikir

    Penjelasan dari kerangka pikir ini adalah anggota JKT48 Surakarta

    yang merupakan penggemar dari idol group JKT48 membentuk konsep

    dirinya dengan interaksi sosialnya bersama indidivu-individu lainnya.

    Dalam interaksi terdapat simbol-simbol verbal maupun non verbal untuk

    menyampaikan pesan. Di dalam interaksi simbolik terdapat tiga konsep

    utama yang membantu membentuk konsep diri yaitu mind, self, dan society.

    Pembentukkan konsep diri tidak hanya dibentuk dari diri sendiri, melainkan

    juga dari kelompok masyarakat. Society atau masyarakat merupakan

    kumpulan dari berbagai macam aspek yang ada didalam kehidupan

    masyarakat. Sehingga perkembangan interaksi yang dilakukan oleh

    significant others dan reference group akan sangat vital mempengaruhi

    konsep diri individu. Significant others disini adalah orang tua atau kerabat

    dari anggota JKT48 Surakarta dan reference group merupakan idol group

    JKT48 serta teman-teman fanbase JKT48 Surakarta.

    JKT48

    Anggota

    JKT48

    Surakarta

    Konsep

    Diri

    Interaksi

    Simbolik

    Reference

    Group

    Significant

    Others