Referensi 2.docx

2
BUNYI SEBAGAI GELOMBANG 5102010 A. PENGERTIAN BUNYI SEBAGAI GELOMBANG 1. Hakikat bunyi Bunyi adalah gejala perambatan gelombang berbentuk rapatn-rapatan dan regangan-regangan. Dengan demikian, bunyi merupakan gelombang longitudinal. Dalam perambatannya, bunyi memerlukan medium. Medium untuk permabatannya bias berupa gas, zat cair, maupun zat padat 2. Interferensi gelombang bunyi Jika ada dua gelombang bunyi yang frekuensinya sama tiba di suatu titik, maka kedua bunyi itu akan berinterferensi. Peristiwa interferensi pada bunyi dapat mengakibatkan: a. Terjadinya penguatan bunyi jika fasenya sama (rapatan dengan rapatan, regangan dengan regangan). b. Terjadinya pelemahana bunyi jika fasenya berlawanan (rapatan dengan regangan). B. TINGGI NADA 1. Hubungan antara frekuensi dan tinggi nada Tinggi nada ditentukan oleh frekuensi nada tersebut. Ø Semakin tinggi frekuensinya, semakin tinggi nada/bunyi yang dihasilkan. Ø Semakin rendah frekuensinya, semakin rendah nada bunyi yang dihasilkan. 2. Batas pendengaran manusia Telinga manusia pada umumnya hanya dapat mendengar gelombang yang frekuensinya berkisar antara 20 Hz – 20.000 Hz. Frekuensi-frekuensi yang masih dapat didengar manusia tersebut (antara 20 Hz – 20.000 Hz) dinamakan frekuensi audio. 3. Penerapan gelombang ultrasonic Beberapa contoh penggunaan gelombang ultrasonic, antara lain: a. Untuk mengukur kedalaman air laut b. Untuk mendeteksi kerusakan pada logam c. Untuk mendeteksi kelainan yang terdapat di dalam tubuh. C. KUAT NADA

Transcript of Referensi 2.docx

Page 1: Referensi 2.docx

BUNYI SEBAGAI GELOMBANG5102010

A. PENGERTIAN BUNYI SEBAGAI GELOMBANG

1. Hakikat bunyi

Bunyi adalah gejala perambatan gelombang berbentuk rapatn-rapatan dan regangan-regangan. Dengan demikian, bunyi merupakan gelombang longitudinal. Dalam perambatannya, bunyi memerlukan medium. Medium untuk permabatannya bias berupa gas, zat cair, maupun zat padat

2. Interferensi gelombang bunyi

Jika ada dua gelombang bunyi yang frekuensinya sama tiba di suatu titik, maka kedua bunyi itu akan berinterferensi.

Peristiwa interferensi pada bunyi dapat mengakibatkan:

a.       Terjadinya penguatan bunyi jika fasenya sama (rapatan dengan rapatan, regangan dengan regangan).

b.      Terjadinya pelemahana bunyi jika fasenya berlawanan (rapatan dengan regangan).

B. TINGGI NADA

1.      Hubungan antara frekuensi dan tinggi nada

Tinggi nada ditentukan oleh frekuensi nada tersebut.

Ø  Semakin tinggi frekuensinya, semakin tinggi nada/bunyi yang dihasilkan.

Ø  Semakin rendah frekuensinya, semakin rendah nada bunyi yang dihasilkan.

2. Batas pendengaran manusia

Telinga manusia pada umumnya hanya dapat mendengar gelombang yang frekuensinya berkisar antara 20 Hz – 20.000 Hz. Frekuensi-frekuensi yang masih dapat didengar manusia tersebut (antara 20 Hz – 20.000 Hz) dinamakan frekuensi audio.

3. Penerapan gelombang ultrasonic

Beberapa contoh penggunaan gelombang ultrasonic, antara lain:

a.       Untuk mengukur kedalaman air laut

b.      Untuk mendeteksi kerusakan pada logam

c.       Untuk mendeteksi kelainan yang terdapat di dalam tubuh.

C. KUAT NADA

Kuat nada ditentukan oleh amplitude nada tersebut:

Ø  Semakin besar amplitudonya, semakin kuat nada/bunyi yang dihasilkan

Ø  Semakin kecil amplitudonya, semakin lemah nada/bunyi yang dihasilkan

Page 2: Referensi 2.docx