referat lamelar ictiosis
description
Transcript of referat lamelar ictiosis
![Page 1: referat lamelar ictiosis](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102614/563dbb00550346aa9aa9709c/html5/thumbnails/1.jpg)
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa :
Nama : Novi Andriawati
NIM : C111 11 263
Judul referat : Diagnosis dan Penatalaksanaan Lamelar Ictiosis
Telah menyelesaikan tugas referat dalam ranga kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar, Oktober 2014
MENGETAHUI
Co-Ass Pembimbing
Novi Andriawati dr. Utin Variantini
1
![Page 2: referat lamelar ictiosis](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102614/563dbb00550346aa9aa9709c/html5/thumbnails/2.jpg)
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN
LAMELAR ICTIOSIS
I. PENDAHULUAN
Iktiosis berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘ ichthys’ yang berarti ikan. Dimana keadaan kulit pada penyakit ini menyerupai ikan. Iktiosis dapat terjadi pada saat kelahiran atau pada beberapa hari setelah kelahiran dan memiliki karakteristik dimana terjadi keratinisasi atau pengelupasan kulit secara generalisata pada bagian tubuh dan utamanya sering pada daerah kulit yang tebal. Kelainan pada keratinisasi dan pengelupasan lapisan sel tanduk menyebabkan adanya akumulasi sisik hiperkeratotik pada permukaan kulit . (1)
Terdapat klasifikasi Iktiosis yaitu Iktiosis Vulgaris (autosomal dominan), X-Linked iktiosis (adanya resesif x linked dan hanya terjadi pada laki-laki), Bullous congenital iktiosiform eritroderma (autosomal dominan), congenital iktiosiform eritroderma (autosomal resesive) dan lamelar iktiosis ( autosomal resesive). (1) (2)
Iktiosis lamelaris adalah kelainan autosomal resesif yang jarang terjadi. Ditandai oleh membran kolodion yang membungkus bayi saat lahir. Membran tersebut mengering kemudian mengelupas secara tidak bersamaan berupa lembaran skuama lebar dan meninggalkan bekas kemerahan dan hiperkeratotik. (1)
Angka kejadian pada Iktiosis Lamelar diperkirakan sekitar 1: 200.000 ± 300.000 ARCI terdiri dari sekelompok ichthyoses nonsyndromic yang mencakup spektrum fenotip dari lamellar ichthyosis klasik dan nonbullous congenital iktiosiform erythroderma. (3)
Pada Iktiosis Lamelar terjadi mutasi pada 6 gen yang berbeda (TGM1, ABCA12, NIPAL4 atau ichthyin, CYP4F22, ALOX12B, dan ALOXE3) dilaporkan sampai saat ini, tetapi korelasi fenotip-genotipe belum sepenuhnya diketahui. (4)
Gejala spesifik pada iktiosis lamelar yaitu
II. DIAGNOSIS
2
![Page 3: referat lamelar ictiosis](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102614/563dbb00550346aa9aa9709c/html5/thumbnails/3.jpg)
2.1. ANAMNESIS
a. Anamnesis umum
Tanyakanlah data pribadi pasien: nama, umur, alamat, dan pekerjaan
Tanyakanlah apa yang menyebabkan pasien datang ke dokter (keluhan
utama). Untuk heteroanamnesis tanyakan hubungan pasien dengan pengantar
b. Anamnesis terpimpin
Tanyakanlah kapan kelainan kulit tersebut mulai muncul, apakah hilang
timbul, menetap, dimana lokasi awalnya dan kemudian muncul dimana.
Tanyakanlah apakah disertai demam atau tidak
Tanyakanlah apakah disertai gatal atau tidak.
Tanyakan apakah bercak kulit ini ada hubungannya dengan gigitan
serangga atau luka(trauma)
Tanyakanlah apakah bercak kulit ini disertai kram atau nyeri. Jika ada
tanyakanlah:
Kapan mulai terjadi hal tersebut, apakah terjadi mendadak atau
tidak.
Sifat nyeri atau kram: ringan, sedang, berat; intermitten atau terus
menerus; lebih tinggi pada pagi,sore atau malam hari; serangan
dengan interval tertentu; hanya pada satu tempat atau terasa seperti
semut bergerak.
Apakah ada sakit tulang-tulang, artralgia, mialgia, anoreksia dan
malaise.
Nyeri tekan pada lengan dan atau kaki.
Luka di telapak tangan atau kaki
Tanyakanlah apakah pasien pernah mengalami keluhan yang sama pada
masa lalu.
Tanyakanlah riwayat penyakit yang sama dalam lingkup keluarga atau
lingkungan sekitar tempat tinggal.
3
![Page 4: referat lamelar ictiosis](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102614/563dbb00550346aa9aa9709c/html5/thumbnails/4.jpg)
Tanyakanlah adanya riwayat kontak dengan penderita penyakit dengan
gejala yang sama
Tanyakanlah riwayat pengobatan yang pernah diterima dari dokter dan
obat yang dibeli sendiri oleh pasien tanpa resep dokter
2.2. PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan kulit: (5)
Lokalisasi: ketiak, dada, punggung, dan ekstremitas atas atau bawah.
Efloresensi: tampak bula dengan dinding tebal dan tipis, miliar hingga
lentikular, kulit sekitarnya tidak menunjukkan peradangan, terkadang-
kadang tampak hipopion.
Pemeriksaan Fisik: (5)
Tipe dan lokasi lesi: Sering terjadi pada wajah (sekitar mulut dan hidung)
atau dekat rentan trauma.
Makula merah atau papul sebagai lesi awal.
Lesi dengan bula yang ruptur dan tepi dengan krusta.
Lesi dengan krusta berwarna seperti madu.
Vesikel atau bula.
Pustula.
Basah, dangkal, dan ulserasi eritematous.
Lesi satelit.
Limphadenopaty regional. (umumnya pada impetigo kontagiosa dan
jarang pada impetigo bulosa
4
![Page 5: referat lamelar ictiosis](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102614/563dbb00550346aa9aa9709c/html5/thumbnails/5.jpg)
Gambar 1. Eritema, Bulla dan hipopion
Gambar 2. ( Bula telah pecah membentuk erosi dan krusta)
2.3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pewarnaan gram.
Pada pemeriksaan ini akan mengungkapkan adanya neutropil dengan
kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau kelompok. (6)
Kultur cairan.
Pada pemeriksaan ini umumnya akan mengungkapkan adanya
Streptococcus aureus, atau kombinasi antara Streptococcus pyogenes
dengan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS), atau kadang-
kadang dapat berdiri sendiri.(6)
Biopsi dapat juga dilakukan jika ada indikasi (6)
2.4. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding impetigo antara lain :(7)
1. Dermatitis kontak alergi
2. Herpes simpleks
3. Epidermal dermatofitosis
5
![Page 6: referat lamelar ictiosis](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102614/563dbb00550346aa9aa9709c/html5/thumbnails/6.jpg)
4. Scabies
5. Herpes zoster
6. Gigitan serangga
7. Luka bakar.
2.5 PENATALAKSANAAN
2.5.1 Topikal
2.5.1.1. Mupirocin (8, 9)
Dosis : 250 – 500 mg 4 kali sehari selama 5 – 7 hari.
Mekanisme : menghambat kuman aerobic Gram-psitif,
termasuk methicillin-resistant S. aureus.
Efek samping : rasa terbakar, gatal, rasa tersengat, kemerahan.
2.5.2. Sistemik
2.5.2.1. Flucloxacillin (8)
Dosis : 500 mg 4 kali sehari selama 7 hari
Mekanisme : mengganggu sintesis dinding sel bakteri
Efek samping : reaksi aleri, diare
2.5.2.2. Klaritromisin (8)
Dosis : 2 kali 250 – 500 mg sehari selama 7 hari
Mekanisme : menghambat sintesis protein bakteri,
bakteriostatik (9)
Efek samping : iritasi saluran cerna
2.5.2.3. Eritromisin
Dosis : 250–500 mg 4 kali sehari selama 7 hari (6, 8)
Mekanisme : menghambat sintesis protein kuman dengan
jalan berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50S,
dan umumnya bersifat bekteriostatik, walaupun terkadang
dapat bersifat bakterisidal untuk kumaan yang sangat peka. (9)
6
![Page 7: referat lamelar ictiosis](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102614/563dbb00550346aa9aa9709c/html5/thumbnails/7.jpg)
Efek samping : reaksi alergi dalam bentuk demam, eusinofilia
dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan. (9)
2.5.3. Non medikamentosa
Edukasi: (5)
1. Membersihkan luka yang lecet secara perlahan-lahan. Tidak
boleh melakukan gosokan pada luka terlalu dalam.
2. Pemberian mupirocin secara topical merupakan perawatan yang
cukup adekuat untuk lesi yang tunggal atau daerah-daerah kecil .
3. Pemerian antibiotic sistemik diindikasikan untuk lesi yang luas
atau untuk impetigo bulosa.
4. Pencucian dengan air panas seperti pada Staphylococcal Scalded
Skin Syndrom diindikasikan apabila lesi menunjukkan
keterlibatan daerah yang luas.
5. Diagnosis dan penatalaksanaan yang dini dapat mencegah
timbulnya sikatrik dan mencegah penyebaran lesi.
6. Kebutuhan akan konsultasi ditentukan dari luasnya daerah yang
terserang/terlibat dan usia pasien. Neonates dengan impetigo
bulosa memerlukan konsultasi dengan ahli neonatologi.
2.6. PROGNOSIS
Umumnya baik jika diobati dengan tepat dan cepat. Bila diabaikan akan timbul
komplikasi.
2.7. PENCEGAHAN
1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
2. Mengkonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
3. Tidak berganti pakaian dengan orang lain.
7
![Page 8: referat lamelar ictiosis](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102614/563dbb00550346aa9aa9709c/html5/thumbnails/8.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Fleckman P, J. DiGiovanna J. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine Eighth edition. 2012;1.2. Kay Shou-Mei Kane, Peter A.Lio, Richard Allen Jonson. Color Atlas and Synopsis of Pediatric Dermatology Second edition. 2009:516.3. Jun-Mo Yang, Kwang-Sung Ahn, Mi-Ook Cho, Kozo Yoneda, Steinert¶ PM. Novel Mutations of the Transglutaminase 1 Gene in Lamellar Ichthyosis. 2001.4. Fischer J. Autosomal Recessive Congenital Ichthyosis. 2009.
8