Referat Intususepsi Final

36
BAB I PENDAHULUAN Intususepsi atau invaginasi adalah keadan yang umumnya terjadi pada anak-anak dan merupakan kejadian yang jarang terjadi pada dewasa. Intususepsi adalah masuknya segmen usus proksimal (ke arah oral) ke rongga lumen usus yang lebih distal (ke arah anal) sehingga menimbulkan gejala obstruksi berlanjut strangulasi usus. 1,2 Pada anak-anak 95% penyebabnya tidak diketahui, hanya 5% yang mempunyai kelainan pada ususnya sebagai penyebabnya. 1,2 Intususepsi merupakan keadaan gawat darurat, dimana bila tidak ditangani segera dan tepat akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Hampir 70% kasus invaginasi terjadi pada anak-anak umur kurang dari 2 tahun, paling 1

description

intususepsi suatu keadaan dimana usus distal masuk kedalam usus proksimal

Transcript of Referat Intususepsi Final

Page 1: Referat Intususepsi Final

BAB I

PENDAHULUAN

Intususepsi atau invaginasi adalah keadan yang umumnya terjadi pada anak-anak

dan merupakan kejadian yang jarang terjadi pada dewasa. Intususepsi adalah

masuknya segmen usus proksimal (ke arah oral) ke rongga lumen usus yang lebih

distal (ke arah anal) sehingga menimbulkan gejala obstruksi berlanjut strangulasi

usus.1,2

Pada anak-anak 95% penyebabnya tidak diketahui, hanya 5% yang mempunyai

kelainan pada ususnya sebagai penyebabnya.1,2

Intususepsi merupakan keadaan gawat darurat, dimana bila tidak ditangani segera dan

tepat akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Hampir 70% kasus invaginasi

terjadi pada anak-anak umur kurang dari 2 tahun, paling sering dijumpai pada

ileosekal. Angka kejadiannya sangat jarang.1-3

Mengingat pentingnya hal ini pemeriksaan radiologi diperlukan untuk diagnosis

intusussepsi secara dini sehingga penderita mendapat terapi dengan cepat dan tepat.

Pada referat ini akan dibahas peran foto BNO , ultrasonografi, dan computed

tomography dalam menegakkan diagnosis intususepsi.

11

Page 2: Referat Intususepsi Final

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Intususepsi adalah masuknya segmen usus (intususepsi) ke dalam segmen usus di

dekatnya (intususepien). Pada umumnya usus bagian proksimal yang mengalami

invaginasi (intususeptum) memasuki usus bagian distal (intususepien).1

intususeptum

Gambar 1.Skema intusussepsi pada usus halus4

2.2 Anatomi

2.2.1 Usus Halus

Usus halus merupakan bagian yang terpanjang dari saluran pencernaan dan

terbentang dari pilorus pada gaster sampai juncture ileocaecalis. Sebagian besar

22

Page 3: Referat Intususepsi Final

pencernaan dan absorbsi makanan berlangsung di dalam usus halus. Usus halus

terbagi atas tiga bagian : duodenum, jejunum dan ileum.5

a. Duodenum.

Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 10 inci

(25cm) yang merupakan organ penghubung gaster dan jejunum. Duodenum adalah

organ penting karena merupakan tempat muara dari duktus kledokus dan duktus

pankreatikus. Duodenum melengkung di sekitar kaput pankreas. Satu inci (2,5 cm)

pertama duodenum menyerupai gaster, permukaan anterior dan posteriornya diliputi

oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang melekat pada pinggir atasnya

dan omentum majus yang melekat pada pinggir bawahnya. Bursa omentalis terletak

terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang lain terletak

retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum.5,6

Duodenum terletak pada daerah epigastrika dan umbilikalis, dan untuk tujuan

deskripsi dibagi menjadi empat bagian. Pars superior duodenum, panjangnya 2 inci,

mulai dari pilorus dan berjalan ke atas dan belakan pada sisi kanan vertebra lumbalis

I, jadi bagian ini terletak pada planum transpyloricum . Pars descendens duodenum,

bagian kedua dari duodenum panjangnya 3 inci dan berjalan vertikal ke bawah di

depan hilum renale dextra , di sebelah kanan vertebra lumbalis II dan III. Kira-kira

pertengahan arah ke bawah, pada margo medialias, duktus koledokus dan duktus

pankreatikus menembus dinding duodenum. Kedua duktus ini bergabung membentuk

ampula hepatopankreatika yang akan bermuara pada papila duodeni mayor. Duktus

pankreatikus asesorius, bila ada, bermuara ke dalam duodenum sedikit lebih tinggi,

3

Page 4: Referat Intususepsi Final

yaitu pada papila duodenum minor. Pars horizotalis duodenum panjangnya 3 inci dan

berjalan horizontal ke kiri pada planum subcostale , berjalan di depan kolumna

vertebralis dan mengikuti pinggir bawah kaput pankreas. 5,6

Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteri pankreatikoduodenalis

superior, cabang arteri gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh

arteri pankreatikoduodenalis inferior, cabang ateri mesenterika superior.5

Pembuluh limfe mengikuti arteri dan bermuara ke atas melalui nodi

pnkreatikoduodenale ke nodi mesenteriki superiores di sekitar pangkal arteri

mesenterika superior.5

Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari pleksus

soeliakus dan pleksus mesnterikus superior.5

b. Jejunum dan ileum

Jejunum dan ileum panjangnya 20 kaki (6 meter), dua perlima bagian atas

merupakan jejunum. Masing-masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda

tetapi terdapat perubahan yang bertahap dari bagian yang satuke bagian yang lain.

Jejunum dimulai pada junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura

ileocaecalis. 5,6

Lengkung-lengkung jejunum dan ileum dapat bergerak dengan bebas dan melekat

pada dinding posterior abdomen dengan perantaraan peritoneum yang berbentuk

kipas dan dikenal dengan mesenterium. Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan

dengan ileum berdasarkan : 5

4

Page 5: Referat Intususepsi Final

1. Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian kavitas peritonealis di bawah

sisi kiri mesokolon transversum, ileum terletak pada bagian bawah kavitas

peritonealis dan di dalam pelvis.

2. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dibandingkan dengan ileum. Dinding

jejunum lebih tebal karena lipatan yang lebih permanen pada tunika mukosa,

plika sirkularis lebih besar dan banyak, tersusun lebih rapat pada jejunum.

Sedangkan bagian atas ileum plika sirkularis lebih kecil dan jarang, dan di bagian

bawah ileum tidak ada plika sirkularis.

3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di bagian atas

dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.

4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arkade

dengan cabang-cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum

tenue.Ileum menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga

atau empat atau lebih arkade.

Pembuluh darah arteri yang memperdarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-

cabang dari arteri mesenterika superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri

arteri dan berjalan di dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh

ini berasal dari anstomosis satu dengan yang lain untuk membentuk serangkaian

arkade. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga oleh arteri ileokolika. Vena

sesuai dengan cabang-cabang arteri mesenterika superior dan mengalirkan darahnya

ke dalam vena mesenterika superior.5

5

Page 6: Referat Intususepsi Final

Gambar 2. Perbedaan eksternal dan internal jejunum dan ileum.5

Pembuluh limfe berjalan melalui banyak nodi mesenteriki dan akhirnya mencapai

nodi mesenteriki superiores yang terletak di sekitar pangkal arteri mesenterika

superior. 5,6

Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) pleksus

mesenterikus superior. 5,6

2.2.2 Usus Besar

Usus besar terbentang dari ileu sampai anus. Usus besar terbagi menjadi sekum,

apendiks vermiformis, kolon ascendens, kolon transversum kolon descendens dan

kolon sigmoid yang kemudian melanjutkan diri ke rektum dan anus. Fungsi utama

usus besar adalah mengabsorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak

dicerna sampai dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feses. 5,6

6

Page 7: Referat Intususepsi Final

Gambar 3. Usus besar manusia dan bagian-bagiannya. 5

a. Sekum

Sekum adalah bagian dari usus besar yang terletak di perbatasan dengan ileum.

Panjang sekum sekitar 2,5 inci (6 cm) dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum.5

Arteri sekalis anterior dan sekalis posterior membentuk arteri ileokolika, sebuah

cabang arteri mesenterika superior. Vena mengikuti arteri yang sesuai dan

mengalirkan darahnya ke vena mesenterika superior.5

Pembuluh limfe berjalan melalui beberapa nodi mesenteriki dan

akhirnyabmencapai nodi mesenteriki superiores.5

Saraf-saraf berasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatis membentuk

pleksus mesenterikus superior.5

b. Kolon Ascendens

7

Page 8: Referat Intususepsi Final

Panjang kolon ascendens sekitar 5 inci (13 cm) dan terletak di kuadran kanan

bawah. Membentang ke atas dari sekum sampai permukaan inferior lobus hepatis

dekstra, lalu kolon ascendens membelok ke kiri, membentuk fleksura coli dekstra dan

melanjutkan diri sebagai kolon transversum. Peritoneum meliputi bagian depan dan

samping kolon ascendens dan menghubungkan kolon ascendens dengan dinding

posterior abdomen. 5,6

Arteri ileokolika dan aretri kolika dekstra merupakan cabang arteri mesenterika

superior . Vena mengikuti arteri yang sesuai dan bermuara ke vena mesenterika

superior. 5,6

Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe ke nodi limfoidea yang terletak

sepanjang perjalanan arteri, vena kolika dan akhirnya mencapai nodi mesenterika

superiores. 5,6

Saraf berasal dari cabang saraf simpatis dan saraf parasimpatis dari pleksus

mesenterikus superior.5

c. Kolon Transversum

Panjang kolon tranversum sekitar 15 inci (38 cm) dan berjalan menyilang

abdomen, menempati daerah umbilikalis. Kolon transversum mulai dari fleksura koli

dekstra di bawah lobus hepatius dekstra dan tergantung ke bawah oleh

mesokolontrnsversum dari pankreas. 5,6

Dua pertiga bagian proksimal dari kolon transversumdiperdarahi oleh arteri kolika

media, cabang arteri mesenterika superior. Sepertiga bagian distal diperdarahi oleh

arteri kolika sinistra, cabang dari arteri mesenterika inferior.5

8

Page 9: Referat Intususepsi Final

Cairan limfe dari daerah duapertiga kolon tranversum dialirkan ke nodi koliki dan

kemudian ke nodi mesenterika inferior. Dua pertiga proksimal kolon transvesum

dipersarafi oleh saraf simpatis dan nervus vagus melalui pleksus mesenterikus

superior, sepertiga distal dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis nervi

splakniki pelviki melalui pleksus mesenterikus inferior.5

d. Kolon Descendens

Panjang kolon descendens adalah sekitar 10 inci (25 cm) dan terletak di kuadran

kiri atas dan bawah. Kolon ini berjalan ke bawah dari flexura coli sinistra sampai

pinggir pelvis, di sini kolon transversum melanjutkan diri menjadi kolon sigmoideum.

Peritoneum meliputi permukaan depan dan sisi-sisinya serta menghubungkan dengan

dinding posterior abdomen. 5,6

Kolon descendens diperdarahi arteri kolika sinistra dan arteri sigmoidea yang

merupakan cabang arteri mesenterika superior.5

Cairan limfe dialirkan ke kelenjar getah bening kolon dan kelenjar getah bening

mesenteriki inferiores yang terletak di sekitar pangkal arteri mesenterika superior.5

2.3 Etiologi

Menurut kepustakaan 90-95% terjadi pada anak dibawah 1 tahun akibat idiopatik.

Pada waktu operasi hanya ditemukan penebalan dinding ileum terminal berupa

hipertrofi jaringan limfoid (plaque payer) akibat infeksi virus (limfadenitis) yang

mengikuti suatu gastroenteritis atau infeksi saluran nafas. Keadaan ini menimbulkan

pembengkakan bagian intususseptum, edema intestinal dan obstruksi aliran vena,

9

Page 10: Referat Intususepsi Final

obstruksi intestinal dan perdarahan. Penebalan ini merupakan titik permulaan

invaginasi.7-9

Pada anak dengan umur lebih 2 tahun disebabkan oleh tumor seperti limfoma,

polip, hemangioma dan divertikel Meckeli. Penyebab lain akibat pemberian

antispasmolitik pada diare non spesifik. Pada umur 4 - 9 bulan terjadi perubahan diet

makanan dari cair ke padat, perubahan pola makan dicurigai sebagai penyebab

invaginasi. 8,9

Invaginasi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun, tidak dijumpai kelainan yang

jelas sebagai penyebabnya, sehingga digolongkan sebagai infantil idiophatic

intususception. Sedangkan pada anak-anak umur lebih dari 2 tahun dapat dijumpai

kelainan pada usus sebagai penyebabnya, misalnya divertikel meckel, hemangioma,

polip. Pada orang tua sangat jarang dijumpai kasus invaginasi.8,9

Penyebab terjadinya invaginasi bervariasi, diduga tindakan masyarakat tradisional

berupa pijat perut serta tindakan medis pemberian obat anti-diare juga berperan pada

timbulnya invaginasi. Infeksi rotavirus yang menyerang saluran pencernaan anak

dengan gejala utama berupa diare juga dicurigai sebagai salah satu penyebab

invaginasi  Keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat akut di bagian bedah dan

dapat terjadi pada semua umur. Insiden puncaknya pada umur 4 – 9 bulan, hampir

70% terjadi pada umur dibawah 1 tahun  dimana laki-laki lebih sering dari wanita

kemungkinan karena peristaltik lebih kuat.  Perkembangan invaginasi menjadi suatu

iskemik terjadi oleh karena penekanan  dan penjepitan pembuluh-pembuluh darah

segmen intususeptum usus atau mesenterial. Bagian usus yang paling awal

10

Page 11: Referat Intususepsi Final

mengalami iskemik adalah mukosa. Ditandai dengan produksi mucus yang berlebih

dan bila berlanjut akan terjadi strangulasi dan laserasi mukosa sehingga timbul

perdarahan. Campuran antara mucus dan darah tersebut akan keluar anus sebagai

suatu agar-agar jeli darah (red currant jelly stool).8,9

Keluarnya darah per anus sering mempersulit diagnosis dengan tingginya insidensi

disentri dan amubiasis. Ketiga gejala tersebut disebut sebagai trias invaginasi.

Iskemik dan distensi sistem usus akan dirasakan nyeri oleh pasien dan ditemukan

pada 75% pasien. Adanya iskemik dan obstruksi akan menyebabkan ekstravasasi

cairan ke lumen usus yang distensi dengan akibat lanjutnya adalah pasien akan

mengalami dehidrasi, lebih jauh lagi dapat menimbulkan syok. Mukosa usus yang

iskemik merupakan port de entry intravasasi mikroorganisme dari lumen usus yang

dapat menyebabkan pasien mengalami infeksi sistemik dan sepsis.8,9

Intususepsi pada dewasa penyebab yang terbanyak adalah keadaan patologi pada

lumen usus, yaitu suatu neoplasma baik yang bersifat jinak dan atau ganas, seperti

apa yang pernah dilaporkan ada perbedaan penyebab antara usus halus dan kolon

sebab terbanyak intususepsi pada usus halus adalah neoplasma yang bersifat jinak

(diverticle meckel’s, polip), sedangkan pada kolon adalah bersifat ganas

(adenocarsinoma).  Penyebab lainnya yang frekuensinya lebih rendah seperti tumor

extra lumen seperti limfoma, riwayat pembedahan abdomen  sebelumnya, inflamasi

pada apendiks juga pernah dilaporkan dan intususepsi yang terjadi pada penderita

AIDS. Intussusepsi juga pernah juga dilaporkan karena trauma tumpul abdomen

yang tidak dapat diterangkan kenapa itu terjadi dan idiopatik .8,9

11

Page 12: Referat Intususepsi Final

Perbedaan dalam etiologi merupakan hal utama yang membedakan kasus yang

terjadi pada bayi atau anak-anak dan penyebab intususepsi tidak dapat diketahui pada

kira-kira 95% kasus. Sebaliknya 80% dari kasus pada dewasa merupakan suatu

penyebab organik, dan 65% dari penyebabnya ini berupa tumor baik jinak maupun

ganas. Oleh karenannya banyak kasus pada orang dewasa harus ditangani dengan

anggapan terdapat keganasan. Insidensi tumor ganas lebih tinggi pada kasus yang

mengenai kolon.8,9

Secara anantomis intussusepsi dapat dibagi menurut lokasinya pada bagian usus

mana yang terlibat, pada ileum dikenal sebagai jenis ileo ileal. Pada kolon dikenal

dengan jenis colo colica dan sekitar ileo caecal disebut ileocaecal, Jenis – jenis yang

disebutkan di atas dikenal dengan intususepsi tunggal dimana dindingnya terdiri dari

tiga lapisan. Jika dijumpai dindingnya terdiri dari lima lapisan, hal ini sering pada

keadaan yang lebih lanjut disebut jenis double intususepsi, sebagai contoh adalah

jenis ileo – ileo colica atau colo-colocolica.7-9

2.4 Insidensi

Angka kejadian intususepsi di AS adalah 1,9 - 4 per 1000 kelahiran hidup.

Intususepsi dapat terjadi pada semua usia, jarang pada bayi baru lahir dan kejadian

tersering pada usia 2 bulan dan satu tahun kehidupan . Lebih dari setengah kasus

terjadi pada tahun pertama kehidupan dan hanya 10-25 % kasus terjadi setelah usia 2

tahun. Intususepsi merupakan penyebab kedua paling sering dari nyeri akut abdomen

pada bayi dan anak pra sekolah setelah konstipasi. Intususepsi juga sering

12

Page 13: Referat Intususepsi Final

merupakan penyebab obstruksi usus halus pada kelompok umur tersebut. Insidensnya

sendiri diperkirakan mencapai 1 dari 2000 bayi atau anak. Bahkan pada beberapa

studi di Inggris dan skotlandia melaporkan insidens yang lebih tinggi yaitu antara 1,5

sampai 4 per 1000 kelahiran hidup. Jenis kelamin laki-laki merupakan predominan

dengan rasio berkisar 3:2 sampai dengan 2:1. Intususepsi dapat diketemukan pada

semua kelompok usia anak dari bayi sampai remaja, bahkan pada orang dewasa.

Tujuh puluh lima persen kasus ditemukan pada usia dua tahun pertama, dimana 40%

nya di dapatkan antara usia 3 dan 9 bulan.3,6,7

2. 5 Gambaran klinis

Umumnya bayi dalam keadaan sehat, gizi baik. Mungkin beberapa hari

sebelumnya terdapat peradangan saluran nafas bagian atas. Pada kasus-kasus yang

khas nyeri kolik hebat yang timbul mendadak dan hilang timbul. Bayi tiba-tiba

menangis seperti menahan rasa sakit untuk beberapa saat, kemudian diam, lalu main

atau tidur kembali. Sering disertai rangsangan muntah dan muntah berupa minuman

atau makanan yang masuk. Beberapa jam kemudian (antara 6-8 jam setelah serangan

pertama) bayi defekasi disertai darah segar dan lendir.1,2,7,8

Sementara gejala dan tanda obstruksi belum tampak, pada pemeriksaan abdomen

dapat teraba massa. Bila massa teraba di kanan atau kiri atas yang sering disebut

sausage like, maka perabaan pada abdomen pada kanan bawah terus

kosong. Keadaan ini disebut sebagai Dance’s Sign. Pada pemeriksaan colok

13

Page 14: Referat Intususepsi Final

dubur terdapat feses dengan darah segar serta lendir pada sarung

tangan. 1 , 7 , 8

Dalam intususepsi ini terdapat trias gejala khas :8

1. Anak mendadak kesakitan episodik, menangis dan mengangkat kaki (craping

pain) bila berlanjut sakitnya terus menerus

2. Muntah berwarna hijau (cairan lambung)

3. Defekasi feses campur lendir (kerusakan mukosa ) dan darah (lapisan dalam)

currant jelly stool.

Tanda terakhir tersebut merupakan alasan utama bagi orang tua untuk datang ke

rumah sakit. Perlu diingat tanda ini merupakan tanda paling akhir muncul dari suatu

intususepsi sehingga tidak ditemukannya darah perektal tidak menyingkirkan

kemungkinan terjadinya intususepsi.8

2.6 Gambaran Radiologis

2.6.1 Konvensional

Foto Polos abdomen di dapatkan distribusi udara didalam usus tidak merata, bila

telah lanjut terlihat tanda – tanda obstruksi usus dengan gambaran air fluid level.

Dapat terlihat free air bila terjadi perforasi, merupakan kontra indikasi reduksi

dengan enema. 8,9,12

Barium dilakukan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk diagnosis dikerjakan

bila gejala – gejala klinik meragukan, pada barium enema akan tampak gambaran

cupping dan coiled spring appearance. 8,9,13,15

14

Page 15: Referat Intususepsi Final

A. BGambar 4. Foto anak 2 tahun dengan intususepsi (A) Posisi supine tidak memperlihatkan adanya

gambaran obstruksi. (B)Posisi left lateral dekubitus, udara berpindah ke kolon asenden dan membatasi intususeptum (panah).8

Gambar 5. Foto pasien dengan kontras enema, filling defek berbentuk cupping di daerah sekum.7

15

Page 16: Referat Intususepsi Final

Gambar 6. Pasien dengan intussusepsi yang dilakukan kontras enema, tampak gambaran coilled spring dan cupping atau meniskus13

2.6.2 Ultrasonografi

Sonografi transversal pada intussusepsi menunjukan pola berputar dari

hiperekhogenitas dan hipoekhogenitas yang bergantian (target sign), menunjukan

perbedaan dari perbedaan lapisan mukosa, muskularis dan serosa sedangkan

gambaran sonografi pada doubel intususepsi tampak gambaran triple circle sign .

Pada potongan longitudinal lingkaran usus berubah dan gambaran intususeptum dan

intususepien memberikan gambaran sandwich atau pseudokidney.6-8,12,13,15

Gambar 7. (a) Potongan longitudinal (b) memperlihatkan intususseptum (daerah ileum), panah putih merupakan dinding kolon, L KGB di dalam intussusepsi, M jaringan lemak mesenterik di dalam

intussusepsi.8

16

Page 17: Referat Intususepsi Final

Gambar 8. Triple-circle sign pada USG dengan double intususepsi ; 1. Segmen proksimal yang kolap, 2. Segmen distall yang kolaps,3.Segmen distal dari usus1

2.6.3 Computed Tomography scan( CT scan )

CT scan digunakan untuk mencari penyebab terjadinya intususepsi. Pada CT scan

intususepsi memperlihatkan gambaran yang khas terlihat sebagai massa jaringan

lunak eksentrik, yang terdiri dari intususipien, intususeptum, lemak mesenterika dari

intususeptum, dan pembuluh darah mesenterika yang memberikan gambaran target

sign , sedangkan pada kasus doubel intususepsi tampak gambaran triple circle sign

yang terdiri atas lingkaran luar adalah segmen distal, lingkaran kedua tengah adalah

segmen distal yang prolaps, dan lingkaran ketiga dalam adalah intususepsi pertama

(segmen proksimal prolaps).11-13

Pemeriksaan CT scan biasanya tidak dilakukan pada anak, namun bila ada

kecurigaan penyebabnya adalah tumor misalnya limfoma, maka CT scan dapat

sangat membantu.7,8,11

17

Page 18: Referat Intususepsi Final

Gambar 9. Gambaran target sign pada intussusepsi11

Gambar 10. Triple circle sign pada CT pasien dengan doubel intususepsi;1. Segmen proksimal yang prolaps,2.Segmen distal yang prolaps,3. Bagian distal segmen usus13

Gambar 11. Intussusepsi enteroenterik (A) Pemeriksaan Ba Follow Trough intussusepsi pada kuadran kanan bawah (B) Pemeriksaan CT memperlihatkan adanya massa intra luminal (panah) berhubungan

dengan intussusepsi tractus gastrointestinal bagian atas. 11

2.7 Diagnosis Banding

18

Page 19: Referat Intususepsi Final

2.7.1 Volvulus Caecal

Pada kebanyakan pasien dengan volvulus caecal, torsi berada di usus besar naik ke

katup ileocecal. Secara umum, malrotasi parsial diperlukan untuk volvulus caecal

terjadi, karena sekum dan bagian dari kolon asendens yang terlibat. Diagnosis dini

sangat penting untuk mengurangi tingkat kematian yang tinggi dilaporkan dengan

kondisi ini, yang pada dasarnya adalah obstruksi usus yang dapat menyebabkan

gangren pembuluh darah dan perforasi.18

Gambar 12. CT scan aksial menunjukkan volvulus cecal, Whirl sign terdiri dari loop spiral dari sekum,

dan ileum distal.18

Diagnosis sebagian besar didasarkan pada temuan radiografi polos perut kontras

pemeriksaan barium enema dengan kontras. Computed tomography (CT) scanning

berguna dalam mengidentifikasi tanda-tanda iskemia, yang meliputi penebalan mural,

infiltrasi lemak mesenterika, dan intestinalis pneumatosis. Kolonoskopi dapat

dipertimbangkan untuk tujuan dekompresi.19

19

Page 20: Referat Intususepsi Final

Pada gambar CT aksial, pada volvulus caecal terlihat dilatasi ekstrim sekum dan

pada aksial CT tanda spesifik untuk volvulus adalah whirl sign. Jika dilihat pada

radiografi konvensional tampak gambaran menyerupai biji kopi yang disebut Coffee

bean sign.18

Gambar 13. Pasien dengan volvulus.Foto polos abdomen dengan gambaran Coffee bean sign.B dan C. CT Axial pada pasien yang sama118

2.8 Terapi

Penanganan kasus invaginasi pada anak dan bayi meliputi

penanganan konservatif dengan tekanan hidrostatik barium enema

serta tindakan reposisi operatif. Semua kasus intususepsi pada

anak dan bayi dirawat secara konservatif dengan tindakan reposisi

barium enema, mengingat angka keberhasilannya lebih dari 50%

dan penderita terhindar dari stres operasi. Namun apabila dijumpai

keadaan seperti distensi abdomen yang berlebihan, peritonitis,

20

Page 21: Referat Intususepsi Final

reposisi dengan barium enema mengalami kegagalan, gejala

intususepsi lebih dari 24 jam, intususepsi yang rekuren beberapa

kali, diindikasikan untuk melakukan reposisi operatif.7,8,14-16

2.9 Komplikasi

Perforasi adalah komplikasi serius yang dapat terjadi. Jika tidak diobati,

intususepsi hampir selalu fatal bagi bayi dan anak kecil.14-16

2.10 Prognosis

Prognosis pasien intususepsi baik jika diagnosis ditegakkan lebih dini dan terapi

cepat dilakukan. Jika komplikasi terjadi atau pada keadaan intususepsi yang berulang

prognosisnya akan menjadi lebih buruk.14-16

21

Page 22: Referat Intususepsi Final

BAB III

RINGKASAN

Intususepsi atau invaginasi adalah masuknya segmen usus proksimal ke rongga

lumen usus yang lebih distal sehingga menimbulkan gejala obstruksi yang dapat

berlanjut menjadi strangulasi. Gambaran radiologi intussusepsi pada foto polos

abdomen memberikan gambaran distribusi udara di dalam usus tidak merata, bila

berlanjut terlihat tanda-tanda obstruksi usus dengan gambaran air fluid level.

Pemeriksaan dengan barium yang bertujuan selain diagnostik juga berperan dalam

terapi tampak gambaran cupping atau meniscus dan coiled spring. Ultrasonografi

transversal pada intussusepsi menunjukan pola berputar dari hiperekhogenitas dan

hipoekhogenitas yang menunjukkan gambaran target sign. Pada potongan

longitudinal lingkaran usus yang berubah dan gambaran usus dalam usus memberikan

gambaran sandwich atau pseudokidney. Pada CT scan intususepsi tampak sebagai

gambaran area eksentrik yang terdiri dari lemak mesenterika intususeptum, dan

pembuluh darah mesenterika sering terlihat di dalamnya memberikan gambaran

target sign. Pada double intususepsi akan tampak gambaran triple

circle sign yang yang terdiri dari lingkaran luar adalah segmen distal, lingkaran

kedua tengah adalah segmen distal yang prolaps, dan lingkaran ketiga dalam adalah

intususepsi pertama (segmen proksimal prolaps). Terapi yang diberikan yaitu

22

Page 23: Referat Intususepsi Final

penanganan konservatif dengan tekanan hidrostatik barium enema

serta tindakan reposisi operatif.

KEPUSTAKAAN

1. Chapman JA. Intussusception in Rhodesia African. A contrast with the accepted clinical picture. J . Pediatr. Surg.1983.h.8.

2. Basu SS, Handbook of Surgery. Bombay: Current Book International,1986.h.216.

3. Dunphy JE, Way LW. Intussuscetion. Current Surgical Diagnosis and Treatment, 5th. Ed. 1984. h.1044.

4. Hooker LR, Hernanz M, Yu C. Radiographic Evaluation of Intussusception: utility Of left site Down Decubitus View. RSNA 2008;8(1):20-34.

5. Snell RS. Clinical Anatomy For Medical Student Edisi ke-3. Jakarta:EGC;1995.h.224-33.

6. Yasar Ayaz Umit, Dilli, Sevin Alper, Api Arman, Ultrasonographic findings of intussusception in pediatric cases, Medical Ultrasonography 2001;13 (4):272-276.

7. Imaging in Child intussusceptions. ( Diunduh Januari 2012). Tersedia dari http://emedicine.medscape.com/article/409870-overview .

8. Berocal T & Del Pozo G.Imaging in pediatric Gastrointestinal Emergencies.DAlam: Devos AS & Blickman JG, radiological Imaging of the Digestive Tract in Infant and Children. Berlin: Springer-Verlag:2008; 35-45.

9. Hu SC, Feeney MS, McNicholas M. Ultrasonography to diagnosed and exclude in Henoch Schonlein Purpura, Archif of Disease in Child Hood 1991;66:1065-67.

23

Page 24: Referat Intususepsi Final

10. Koumanidou C et al. Sonographic Detection of Lymph Nodes in the Intussusception of Infants and Young Children. AJR 2002; 178: 445- 450.

11. Daneman A, Navarro O. Intussusception Part 1: A review of diagnostic approaches. Pediatr Radiol 2003 Feb; 33(2): 79-85 .

12. Kazez Ahmed, Ozel Kerem, at all.,Double intussusceptions in a Child, J.Ultrasound Med 2004;23:1659-1661.

13. Sargent et al., Plain abdominal radiography in suspected intussusception: A reassessment. Pediatr Radiol 24: 17-20.

14. Applegete K.E., Clinically Suspected Intussusception in Children: Evidence-Based Review and Self-Assessment Module, AJR;185: S175-183.

15. Lai AH et al. Intussusception: a three-year review. Ann Acad Med Singapore. 2002 Jan; 31(1): 81-5.

16. Kim MC et al. Clinics in Diagnostic Imaging (80). Singapore Med J. 2002 Vol 43(12): 645-648.

17. Moore Carolyn J.,CT of Cecal Volvulus: Untraveling the image., AJR Januari 2010:177.

24

23