REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

31

Click here to load reader

Transcript of REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Page 1: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

REFERAT ANAK

Hospital Malnutrition

Diajukan Kepada

dr. Qodri Santosa, Sp.A

Disusun Oleh

Sigit Dwiyanto G1A210105

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

2012

Page 2: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT ANAK

”Hospital Malnutition”

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Bedah di Bagian Ilmu Kesehatan

Anak RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Telah disetujui dan dipresentasikan

Pada tanggal .............. Desember 2012

Disusun Oleh

Sigit Dwiyanto G1A210105

Purwokerto, ................ Desember 2012

Pembimbing,

dr. Qodri Santosa, Sp.A

Page 3: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Daftar Isi

Lembar Pengesahan

Daftar Isi

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Mal Nutrisi

Malnutrisi Pada Anak

Pembahasan

Hospital Malnutrition

Penyebab

Penatalaksanaan

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 4: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Malnutrisi biasa terjadi di masyarakat. Namun, bisa juga terjadi saat dirawat di

rumah sakit, istilahnya malnutrisi klinis. Tak hanya terjadi di rumah sakit kecil dan besar

di dalam negeri, rumah sakit di luar negeri pun menghadapi masalah malnutrisi klinis ini.

Istilah malnutrisi sering diartikan sebagai kurang gizi. “Meskipun pengertian

sesungguhnya malnutrisi adalah salah makan, malnutrisi bisa berarti terlalu banyak

makan atau kurang makan,”.

Jika seseorang menjalani rawat inap di rumah sakit, bukan jaminan pasien itu

tidak akan mengalami malnutrisi. Ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan pasien

mengalami malnutrisi saat rawat inap. Kondisi pasien malnutrisi di rumah sakit bisa saja

terjadi karena sudah malnutrisi saat masuk RS. Atau juga kondisi pasien sewaktu masuk

dalam kondisi gizi baik, namun selama perawatan menjadi buruk. Satu contoh sederhana,

pasien selama dirawat inap tidak mau makan otomatis gizinya akan memburuk. Entah

karena berbagai alasan seperti tidak berselera, menu yang tidak memikat, lingkungan

sekitar yang tidak membuat berselera (misalnya, satu ruangan dengan pasien yang kerap

batuk berdahak), dan memang pasien itu sendiri mengalami gangguan pencernaan.

Menurut data yang ada, di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 1989 pasien

mengalami malnutrisi saat masuk 45.9%. Tak hanya RS Cipto, di RS Sumber Waras

Jakarta tahun 1995 pasien yang mengalami malnutrisi saat masuk 42.26%. Sedangkan di

RSPAD Gatot Subroto Jakarta tahun 2001 saat masuk, pasien malnutrisi 41.2% dan perlu

terapi gizi 78.57%. Data terakhir di RS Hasan Sadikin Bandung 2006 saat masuk pasien

malnutrisi 71.8% sampai yang berat mencapai 28.9%. Malnutrisi yang terjadi selama

dirawat di RS sebenarnya iatrogenik (dibuat oleh dokter) dan dapat digolongkan sebagai

kelalaian dokter.

Page 5: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

B.     TUJUAN

Referat ini disusun untuk mengetahui :

1.      Penyebab malnutrisi

2.      Dampak atau efek dari malnutrisi

3.      Langkah-langkah penanggulangan malnutrisi

Page 6: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Malnutrisi Primer

Gejala klinis malnutrisi primer sangat bervariasi tergantung derajat dan lamanya

kekurangan energi dan protein, umur penderita dan adanya gejala kekurangan vitamin

dan mineral lainnya. Kasus tersebut sering dijumpai pada anak usia 9 bulan hingga 5

tahun, meskipun dapat dijumpai pada anak lebih besar. Pertumbuhan yang terganggu

dapat dilihat dari kenaikkan berat badan terhenti atau menurun, ukuran lengan atas

menurun, pertumbuhan tulang (maturasi) terlambat, perbandingan berat terhadap tinggi

menurun

Gejala dan tanda klinis yang tampak adalah anemia ringan, aktifitas berkurang,

kadang di dapatkan gangguan kulit dan rambut. Kasus marasmik atau malnutrisi berat

karena kurang karbohidrat disertai tangan dan kaki bengkak, perut buncit, rambut rontok

dan patah, gangguan kulit. Pada umumnya penderita tampak lemah sering digendong,

rewel dan banyak menangis. Pada stadium lanjut anak tampak apatis atau kesadaran yang

menurun.

Marasmik adalah bentuk malnutrisi primer karena kekurangan karbohidrat. Gejala

yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di

bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah berwarna kemerahan

dan terjadi pembesaran hati. Anak tampak sering rewel, cengeng dan banyak menangis.

Pada stadium lanjut yang lebih berat anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun.

Pada penderita malnutrisi primer dapat mempengaruhi metabolisme di otak

sehingga mengganggu pembentukan DNA di susunan saraf. Pertumbuhan sel-sel otak

baru atau mielinasi sel otak juga terganggu yang berpengaruh terhadap perkembangan

mental dan kecerdasan anak. Mortalitas atau kejadian kematian dapat terjadi pada

penderita malnutri primer yang berat. Kematian mendadak dapat terjadi karena gangguan

ototjantung.

B. Malnutrisi Sekunder

Malnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikkan berat badan yang

bukan disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak Tetapi karena adanya

Page 7: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

gangguan pada fungsi dan sistem tubuh yang mengakibatkan gagal tumbuh. Gangguan

sejak lahir yang terjadi pada sistem saluran cerna, gangguan metabolisme, gangguan

kromosom atau kelainan bawaan jantung, ginjal dan lain-lain.

Data penderita gagal tumbuh di Indonesia belum ada, di negara maju kasusnya

terjadi sekitar 1-5%. Artinya bila di Indonesia terdapat sekitar 30 juta anak, maka diduga

terdapat 300.000 - 500.000 anak yang kurang gizi bukan karena masalah ekonomi. Bila di

Jakarta terdapat 1 juta anak maka sekitar 10.000 - 50.000 anak mengalami kurang gizi

bukan karena masalah ekonomi. Kasus tersebut bila tidak ditangani dengan baik akan

jatuh dalam keadaan gizi buruk.

Gambaran yang sering terjadi pada gangguan ini adalah adanya kesulitan makan

atau gangguan penyerapan makanan yang berlangsung lama. Tampilan klinis gangguan

saluran cerna yang harus dicermati adalah gangguan Buang Air Besar (sulit atau sering

BAB), BAB berwarna hitam atau hijau tua, sering nyeri perut, sering muntah, mulut

berbau,lidah sering putih atau kotor.

Manifestasi lain yang sering menyertai adalah gigi berwarna kuning, hitam dan

rusak disertai kulit kering dan sangat sensitif. Berbeda pada malnutrisi primer, pada

malnutrisi sekunder tampak anak sangat lincah, tidak bisa diam atau sangat aktif

bergerak. Tampilan berbeda lainnya, penderita malnutrisi sekunder justru tampak lebih

cerdas, tidak ada gangguan pertumbuhan rambut dan wajah atau kulit muka tampak

segar.

 pada kasus malnutrisi sekunder sering terjadi overdiagnosis tuberkulosis (TB).

Overdiagnosis adalah diagnosis TB yang diberikan terlalu berlebihan padahal belum

tentu mengalami infeksi TB. Overdiagnosis tersebut terjadi karena tidak sesuai dengan

panduan diagnosis yang ada. Hal lain adalah kesalahan dalam menginterpretasikan gejala

klinis, kontak dan pemeriksaan penunjang khususnya tes mantoux dan foto polos paru.

Sebaiknya bila diagnosis TB meragukan dilakukan konsultasi ke dokter ahli paru anak.

Page 8: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Hospital malnutrion adalah kesalahan maupun kekurangan gizi yang terjadi di

rumah sakit. Sedangkan malnutrion adalah gangguan gizi yang dapat diakibatkan

oleh Masukan nutrisi yang tidak cukup jumlah atau macamnya yang disebabkan oleh

asupan makanan yang kurang, gangguan pencernaan atau absorbsi dan Kelebihan

makanan.

B. Penyebab

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kasus malnutrisi. Dana Anak-Anak

PBB atau UNICEF (United Nations Children's Fund) menyatakan bahwa ada dua

penyebab langsung terjadinya kasus gizi buruk, yaitu kurangnya asupan gizi dari

makanan dan akibat terjadinya penyakit yang menyebabkan infeksi. Kurangnya asupan

gizi bisa disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau

makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan. Sedangkan, malnutrisi yang

terjadi akibat penyakit disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga

tak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.

Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat menjadi

unsur penting dalam pemenuhan asupan gizi yang sesuai di samping perilaku dan budaya

dalam pengolahan pangan dan pengasuhan anak. Pengelolaan lingkungan yang buruk dan

perawatan kesehatan yang tidak memadai juga menjadi penyebab turunnya tingkat

kesehatan yang memungkinkan timbulnya beragam penyakit.

Meski Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya,

bahkan tahun lalu kembali berhasil memenuhi sendiri kebutuhan pangannya

(swasembada pangan), namun ternyata masih banyak masyarakat yang belum bisa

memenuhi kebutuhannya akan bahan pangan. Faktor ekonomilah yang menjadi

masalahnya. Demikian pula, dengan perawatan kesehatan yang masih menjadi barang

mewah di negeri ini. Kemiskinan telah membuat banyak penduduk Indonesia memilik

akses yang sangat terbatas terhadap produk pangan yang berkualitas. Berdasarkan catatan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), jumlah penduduk yang masuk kategori

Page 9: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

miskin pada 2008 mencapai 41,7 juta jiwa. Jadi, jangan heran jika kasus gizi buruk masih

sering terjadi.

Tetapi, kemiskinan bukanlah satu-satunya akar masalah gizi buruk. Tingkat

pengetahuan dan pendidikan yang rendah menjadi faktor penting terjadinya kasus gizi

buruk. Tak sedikit kasus gizi buruk menimpa keluarga yang sebenarnya mapan secara

ekonomi. Penyebabnya, keluarga tersebut tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang

masalah gizi dan kesehatan. Ibarat rantai, banyak faktor yang saling berkait menjadi

penyebab terjadinya lingkaran gizi buruk yang tidak ada habisnya. Perlu ada upaya untuk

memutus mata rantai penyebab gizi buruk ini.

C. Dampak

Penyebab utama kasus gizi buruk di kota metropolitan tampaknya bukan karena

masalah ekonomi atau kurang pengetahuan. Kasus gizi buruk di kota besar biasanya

didominasi oleh malnutrisi sekunder. Malnutrisi sekunder adalah gangguan peningkatan

berat badan atau gagal tumbuh (failure to thrive) yang disebabkan karena karena adanya

gangguan di sistem tubuh anak. Sedangkan penyebab gizi buruk di daerah pedesaan atau

daerah miskin lainnya sering disebut malnutrisi primer, yang disebabkan karena masalah

ekonomi dan rendahnya pengetahuan.

D. Upaya Penanggulangan

1. Membentuk tim operasi sadar gizi (OSG) yang bertanggung jawab

dalam  keseluruhan     proses     pencegahan      dan    penanggulangan        gizi  buruk

2.  Perawatan gizi buruk melalui Puskesmas perawatan dan Rumah Sakit di  kelas 3

(kelas ekonomi) dengan gratis

3.Melakukan        operasi   sadar   gizi  yang  mencakup      deteksi  dini  penemuan kasus

melalui operasi timbang dengan mengukur balita.

4.Puskesmas         melakukan      tindak   lanjut   kasus    gizi  buruk    yang    tidak m

emerlukan        perawatan      dan     mendapatkan        makanan       tambahan.

Memberikan bantuan pangan darurat bagi keluarga miskin

5. Memberikan        penyuluhan     gizi  dan  kesehatan    melalui   Posyandu,     Tokoh

Agama,   Perkumpulan   Keagamaan   dan   kelompok   potensial  lainnya.

Page 10: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Protokol Malnutrisi

Kalau anak menerima kurang makanan/susu, akibat malnutrisi.

Tanda-tanda malnutrisi:

Berat badan rendah-bawah garis merah di grafik dari MTBS. Kadang-kadang,

anak bisa berat badan rendah, tetapi karena juga pendek, masalah kurang dari anak

dengan malnutrisi saja.

Kurus. Anak kelihatan kurus dengan kulit longgar, misalnya kulit diatas pantat,

kaki dan lengan. Kepalanya kelihatan terlalu besar daripada badannya.

Perut bisa kosong atau kembung daripada badannya

Kelakuan-Anak gelisah atau kurang sadar-misalnya dia tidak diam kalau

digendong, atau dia tidak menjawab kalau keluarga panggil namanya.

Oedem-kaki, lengan atau perut. Kalau ada oedem, ini sudah tanda malnutrisi

berat.

Luka kulit-nama ini ‘dermatosis’. Kulit di sekitar anus sering dermatosis. Kulit

mau lepas dan sering warna lebih coklat atau putih daripada kulit biasa untuk anak itu.

Infeksi bisa masuk lewat luka ini.

Rambut warna dan susunan beda, misalnya, rambut warna merah atau kuning

dengan sususan kering.

Riwayat anak muntah-muntah, mencret sudah lama, kurang makan dan minum,

batuk, kurang sadar. Sering ada juga tanda-tanda penyakit yang lain, misalnya

pneumonia, gastroenteritis akut/mencret kronik, campak (morbilli) atau malaria.

Karena anak dengan malnutrisi sudah sakit lama di rumah, juga tidak bisa sembuh

dengan cepat. Yang paling baik kalau manajemen malnutrisi berbagi sampai 3 bidang:

Tahap 1. (1-7 hari). Pengobatan untuk dehidrasi, hipoglikemia, hipotermia dan

infeksi. Diet khusus (lihat nanti). Biasanya anak kurang nafsu makan dalam tahap 1.

Tahap 2. (3-4 hari). Anak mulai nafsu makan, kelakuan lebih biasa

Tahap 3. (14-21 hari). Berat badan meningkatkan dengan cepat.

Ingatkan-yang paling banyak anak-anak yang meninggal kena lebih daripada satu

penyakit, misalnya ada malnutrisi dan malaria, atau ada malaria dan pneumonia, lalu

untuk masing-masing anak dengan marasmus atau kwashiorkor, harus cari penyakit yang

lain juga.

Page 11: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Masalah dengan malnutrisi:

Hipotermia:

Kalau anak dengan malnutrisi punya kurang lemak, sering menderita hipotermia.

Kalau suhu anak kurang dari 35,5 centigrade, atau anak meraba dingin,

menghangatkan anak-hipothermia sangat berbahaya untuk anak dengan malnutrisi. Ganti

kain basah dengan cepat dan tutup jendela/pintu dekat anak sehingga ada kurang angin.

Hipoglikemia:

Kalau anak kurang lemak, dan sering sudah lama sejak minum dan makan biasa,

anak dengan malnutrisi bisa hipoglikemia. Seperti hipotermia, hipoglikemia sangat

berbahaya untuk anak.

Sering ada riwayat sudah lama sejak anak makan atau minum susu.

Tanda-tanda hipoglikemia: Kurang sadar/tidak sadar, gelisah dan rewel, lemah, anak

tidak bisa jelas bicara, kejang, hipotermia, Kalau anak kelihatan keadaan jelek untuk apa

saja alasan

Kalau ada tanda-tanda seperti ini, cek GDS. Kalau GDS kurang dari 65, berikan

anak dex 10% (atau dex 40% kalau tidak ada dex 10%) seperti protocol GDS.

Kalau ada malnutrisi berat, anak bisa GDS sangat tinggi (misalnya lebih dari

250). Kalau GDS tinggi, periksa ulang setelah 4 jam. Sering dengan malnutrisi, GDS bisa

sangat tinggi, dan tiba-tiba turun, lalu jangan lupa periksa GDS ulang kalau anak terima

cairan tanpa dextrose (misalnya RL).

Dehidrasi:

Penilaian keadaan tanda-tanda dehidrasi lebih sulit dengan malnutrisi berat.

Misalnya, malnutrisi berat menyebabkan kulit longgar dan mata cekung sendiri, tanpa

dehidrasi. Kalau ada anamnesis mencret air sering dengan kurang keseringan buang air

kecil, orang tua bilang mata anak kelihatan cekung, ubun-ubun kurang, anak kurang sadar

atau nadi lemah, kemungkinan tinggi ada dehidrasi berat.

Berikan cairan Ringer Lactate (RL). Tambah 50cc Dextrose 40% dalam RL

supaya anak terima gula dan cairan. Kalau GDS lebih dari 250, masuk RL kosong, dan

periksa GDS setelah 4 jam; biasanya, GDS sudah turun, dan bisa mulai RL dengan

dextrose.

Page 12: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Anak perlu cairan lewat infuse DAN cairan (Oralit) lewat mulut atau NGT-1/2

gelas masing-masing mencret kalau usia kurang dari 1 tahun, 1 gelas Oralit kalau usia

lebih dari 1 tahun.

Meja untuk jumlah cc untuk anak dengan dehidrasi berat dan malnutrisi berat

Kalau setelah 1 jam anak masih punya tanda-tanda dehidrasi berat, ulang RL tetes

sama. Setelah ini, lanjut cairan oral (atau NGT)-ASI kalau ada, dan Oralit, dengan cairan

D ¼ .

Kalau anak dehidrasi berat tetapi tidak bisa pasang infuse karena anak terlalau

sakit, pasang NGT untuk Oralit 20cc/kg masing-masing jam (misalnya, kalau anak 10kg,

berikan 20 X 10 (200cc) setiap jam).

Ketika anak tanpa tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun biasa, anak sadar biasa, anak

sudah buang air kecil, mata kurang cekung, turgor kulit membaik), bisa mulai

memberikan anak makanan.

Sepsis (infeksi):

Berat badan anak/kg Berapa tetes (MACRO) selama 1 jam

2-3 10-15

4-5 20-25

6-7 30-35

8-9 40-45

10-11 50-55

12-13 60-65

14-15 70-75

16-17 80-85

18-19 90-95

20-21 100-105

Page 13: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Kemungkinan tinggi bahwa semua anak dengan malnutrisi berat kena infeksi.

Kalau anak menderita infeksi specifik (mislanya pneumonia, meningitis, infeksi

kulit), memberikan anak antibiotika cocok untuk infeksi itu (melihat protocol meningitis

dan pneumonia).

Kalau tidak ada tanda-tanda infeksi specifik, memberikan anak:

Ampicillin-dosis 4 kali 25mg/kg. Misalnya, kalau anak 10kg, berikan dia 25 X

10=250mg. Lalau dosis 4 X 250mg sehari. Kalau anak lanjut keadaan sama, bisa ganti

dengan amoxicillin oral setelah 2 hari, selama 5 hari atau Gentamicin-dosis 5mg/kg

berbagi sampai 2 kali sehari. Mislalnya, kalau anak 10kg, berikan dia 5 X 10mg = 50mg,

berbagi 2 kali, lalu dosis 2 kali 25mg sehari, selama 5 hari.

Antibiotika ‘first line’.

Kalau anak kelihatan sakit sekali (mislanya dia dehidrasi berat, dia kurang sadar,

dia hipotermia atau hipoglikemia), atau kalau setelah 2 hari ampicillin dan gentamicin

anak belum mulai membaik, berikan anak cefotaxime-2 kali 50mg/kg. Misalnya kalau

anak 10kg, berikan dia 50 X 10 = 500mg. Lalu dosis 2 X 500mg, sampai dosis maximum

2 X 3g. Lanjut antibiotika selama 5-7 hari.

Malaria:

Kalau anak kena malaria , yang paling penting memberikan dia cairan kalau dia

infeksi atau dehidrasi sebelum mulai obat malaria. Setelah ini, memberikan obat malaria

seperti biasa.

Tuberkulosis:

Ada beberapa anak dengan malnutrisi berat juga kena TBC. Dengan anak, lebih

susa membuat diagnosa TBC karena jarang ada lendir dari paru-paru untuk periksa di

laboratorium. Lalu, dengan anak, kita harus membuat diagnosa TBC dari anamnesis,

gejala umum dan kadang-kadang RO thorax kalau kita curiga anak kena TBC.

Informasi ini dari ‘Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis’.

Hal-hal yang mencurigakan TBC dalam anak:

1) Mempunyai sejarah kontak erat dengan penderita TBC yang BTA positif

2) Terdapat reaksi kemerahan lebih cepat (dalam 3-7 hari) setelah immunisasi

dengan BCG.

Page 14: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

3) Berat badan turun tanpa sebab jelas atau tidak naik dalam 1 bulan meskipun

sudah dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive)

4) Sakit dan demam lama atau berulang, tanpa sebabyang jelas

5) Batuk-batuk lebih dari 3 minggu

6) Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang specifik

7) Skrofuloderma

8) Konjunctivitis fliktenularis

9) Tes tuberculin yang positif (>10 mm)

10) Gambaran foto rontgen sugestif TBC

Kalau anak kena 3 atau lebih hal-hal ini positif, mulai obat TBC, dosis seperti ini:

Jenis obat Berat badan <10kg Berat badan 10-20kg Berat badan 20-33kg

Isoniasid

(INH)

1 X 50mg 1 X 100mg 1 X 200mg

Rifampisin 1 X 75mg 1 X 150mg 1 X 300mg

Pirasinamid 2 X 75mg 2 X 150mg 2 X 300mg

Tablets: Isoniasid 300mg

Rifampisin 450mg

Pirasinamid 500mg

Obat seperti ini: Isoniasid dan rifampisin selama 6 bulan.Pirasinamid selama 4

bulan (berhenti setelah 4 bulan dan lanjut INH dan rifampisin saja).

Anemia:

Kalau anak kena anemia dengan malnutrisi berat, manajemen tidak sama dengan

anemia dalam, mislanya, pasien biasa dengan malaria falciparum. Kalau anak dengan

malnutrisi berat terima darah ketika dia tidak perlu, ini bisa menyebabkan masalah

Page 15: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

dengan jantung karena ada terlalu banyak cairan dalam anak. Lalu, anak dengan

malnutrisi berat dan anaemia hanya perlu transfuse darah kalau Hb 4 atau lebih rendah,

atau kalau sudah ada kemungkinan ada masalah dengan jantung. Anak dengan masalah

jantung biasanya kelihatan: Pucat, napas cepat (lebih dari 50/menit kalau anak kurang

dari 1 tahun, dan lebih dari 40/menit kalau anak lebih dari 1 tahun), nadi cepat (misalnya

lebih dari 150/menit), tangan dan kaki dingin, hati lebih besar

Kalau anak dengan malnutrisi perlu darah transfuse, hanya memberikan dia

10cc/kg (misalnya, kalau anak 10kg, jumlah darah 10 X 10 = 100cc), dan berikan lassix

1mg/kg sebelum darah masuk (misalnya, kalau anak 10kg, berikan dia 1mg X 10kg =

10mg lassix (1cc).

Untuk anak-anak yang lain dengan Hb kurang dari 10, memberikan sulfus

ferrosus (SF). Jangan mulai SF sampai anak mulai sembuh (biasanya yang paling awal

untuk memberikan SF 7 hari setelah anak masuk rumah sakit, dan anak sudah mulai

membaik). Ini karena SF bisa meningkatkan kemungkinan infeksi dalam anak dengan

malnutrisi berat. Memberikan SF selama 1 bulan kalau bisa (atau 2 minggu).

Dosis SF:

Berat badan/kg Dosis Sulfus ferrosus

sehari

2-4 ¼ tab

5-7 ½ tab

8-10 ¾ tab

11-13 1 tab

14-16 1 ¼ tab

17-20 1 ½ tab

Berbagi dosis SF 2 kali sehari. Misalnya, dari meja di atas, kalau anak 10 kg,

berikan SF ¾ tablet sehari. Berbagi ini sampai 2 kali sehari.

Vitamin:

Semua anak dengan malnutrisi berat punya kekurangan vitamins.

Page 16: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Berikan Lycalvit 1 X 1cth sehari kalau anak kurang dari 6 tahun, dan 1 X 2cth

sehari kalau anak lebih dari 6 tahun.

Vitamin A: Kalau anak kena tanda-tanda kekurangan vitamin A (misalnya ada

luka dalam mata), atau anak kena campak (morbilli) saat diperiksa atau ada riwayat anak

kena campak dewasa ini, berikan Vitamin A:

Berat badan Hari 1 Hari 2

Kurang dari 10kg 100,000 IU 100,000 IU

Lebih dari 10kg 200,000 IU 200,000 IU

Kalau anak tidak kena tanda-tanda kekurangan vitamin A, dan tidak kena tanda-

tanda campak, berikan:

1 X 100,000 IU kalau anak kurang dari 10kg

1 X 200,000 IU kalau anak lebih dari 10kg.

Cacing:

Memberikan semua anak lebih dari 1 tahun obat cacing:

Albendazole: 1 X ½ tab (tab 400mg) kalau anak 1-2 tahun

1 X 1 tab (tab 400mg) kalau anak lebih dari 2 tahun.

Kalau tidak ada albendazole, memberikan pirantel pamoat 1 X 10mg/kg.

Misalnya, untuk anak 10kg, memberi 10mg X 10kg = 100mg (tab. 125mg)

Memberikan obat cacing setelah 3-4 hari.

Dermatosis:

Sering anak dengan kwasiorkor kena luka-luka kulit, khususnya di sekitar anus,

tetapi juga tempat badan lebih umum.

Lebih baik kalau luka tidak ditutup. Mengoles petroleum jelly untuk luka tanpa

kulit, dan gentian violet untuk luka-luka lebih kecil.

Kalau anak kena luka seperti ini, pasti perlu antibiotika (sama dengan sudah

didiskusi).

Page 17: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Mencret:

Kalau mencret lanjut setelah anak mulai membaik, ada kemungkinan ini karena

ada infeksi dalam usus. Berikan metronidazole, dosis 3 kali 7.5mg/kg/hari. Misalnya,

kalau anak 10kg, dosis 7.5mg X 10kg = 75mg. Lalau dosis 3 X 75mg. (tab metronidazole

500mg).

Kalau anak kena buang air besar kurang keras, tetapi tidak seperti mencret air,

dan berat badan masih meningkatkan, ini tidak masalah.

Berat badan:

Timbang anak 2 kali seminggu. Yang paling baik kalau anak meningkatkan lebih

dari 10g/kg/hari (misalnya, untuk anak 10kg, ini 10g X 10kg = 100g/hari). Kalau anak

meningkatkan kurang dari 5g/kg/hari, kita harus cari alasan.

Ingatkan, biasa untuk anak kena kwashiorkor turun berat badan sebelum mulai

naik (karena cairan dihilang).

DIIT:

PROTOCOL DIIT BUSUNG LAPAR

Pengaturan makanan

- tahap I 4-6 jam - ORS kalau ada dehidrasi

- tahap II 1-2 hari - Modisko 1

- tahap III 2-5 hari - Modisko 2

- tahap IV 5-14 hari - Bubur gizi

- tahap V > 14 hari - makanan biasa + vitamin

Tahap I

4 – 6 jam pertama

- kalau ada dehidrasi atau anak pasien menderita diare memberi ORS

- memberi 50-100ml/KG BB dicairkankan (tambah 50% ekstra air)

- kalau sesudah 6 jam anak pasien masih diare, lanjut memberi 100ml/Kg BB

ORS/hari

- anjurkan Ibu untuk melanjutkan memberi ASI

Page 18: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Kalau pasien sudah tidak menderita dari kekurangan cairan, mulai memberi

modikso 1. Seharusnya proses ini mulai dalam 24 jam waktu masuk RS.

Tahap II

Kalau pasien menderita dari gizi buruk, permukaan usus menjadi tipis dan tidak

bisa mencerna dan menyerapkan makanan. Kemudian saat ini pasien juga punya nafsu

makan menurun berarti gizi masuk tubuh melalui makanan juga menurun. Karena itu

penting tahap II untuk memberi makanan nilai gizi tinggi supaya pasien yang makan

sedikit bisa dapat cukup gizi. Tahap II membutuh sekitar 1-2 hari, tergantung dari jenis

komplikasi-komplikasi lain. Sebaiknya memberi makanan sering dalam porsi kecil.

Kalau memberi terlalu banyak dan terlalu cepat, kelebihan gizi bisa menyebabkan

kelumpuhan jantung atau masalah lain yang cukup serius dan pasien punya resiko

meninggal lebih tinggi.

Kebutuhan gizi sehari

- tenaga - 100kal/BB/hari

- protein - 0.6-1.0gr/BB/hari

- kalium (keseimbangan elektrolit)

- vitamin-vitamin (khusus vitamin A)

- seng (memperbaiki usus)

Modisko 1 - per 100 ml

- Susu skim/LLM - 20gr/2 sdm - 100 kal

- Minyak - 40 g/4 sdm - 0.5 g protein

- Gula - 100gr/10 sdm

- Air - 1000ml

Memberi 100ml per Kg BB

Page 19: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

Tahap III

Kalau pasien menerima modisko 1, sesudah 2 hari bisa mulai memberi modisko 2

tetapi kalau pasien tidak bisa menerima lanjut dengan modisko 1 selama 2 hari.

Modisko 2

- Susu skim - 60 g/ 6 sdm - per 100 ml

- minyak - 40 g/ 4 sdm - 107 kal

- gula - 80 g/ 8 sdm - 3.2 g protein

- M2N1 (M3) - 50 g/ 5 sdm

- air - 1000 ml

Memberi 100-120ml per Kg BB

Kalau pasien menerima makanan lewat NGT, mengisi modisko di kantung (infus

yang kosong) sambung dengan NGT dan menggunakan sistem drip supaya sepanjang

hari pelan-pelan makanan (gizi) masuk tubuh.

Tahap IV

Kebutuhan gizi sehari

- tenaga - 150-200kal/BB/hari

- protein - 4-5 gr/BB/hari

- multi vitamin khusus kalium, besi, seng dan vitamin-vitamin

Nafsu makan semakin kuat dan kebutuhan gizi dalam tubuh juga akan meningkat

supaya mempercepatkan proses penyembuhan

Dalam tahap ini bisa memberi bubur bergizi seperti bubur kacang hijau;

- bubur per 100 gr

Page 20: REFERAT Hospital Malnutrisi 5-12-12

- kacang hijau -

- santan/minyak

- gula

- bayam (daun-daun yang lembek)

- telur/ikan/tempe

- 3 x sehari memberi bubur bergizi

- 2 kali sehari memberi susu campur madu/gula dengan buah-buahan

- Tahap IV membutuh sekitar 2 minggu tergantung keadaan busung lapar awalnya

- Dalam tahap ini berat badan akan naik lebih cepat.

Tahap V

- Kalau perkembangan lancar sesudah 3 minggu boleh memberi makanan biasa

yang bergizi

- Supaya makanan mempunyai nilai gizi tinggi memberi nasi campur minyak atau

santan, sayuran bervariasi campur kacang hijau dan lauk pauk, ekstra susu

- Membutuh kira-kira 6 minggu untuk kembali ke berat badan biasa tergantung

keadaan busung lapar awalnya.

Catatan

- zat asam folat, kalium, seng dan vitamin A boleh diberikan mulai tahap I

- zat darah boleh diberikan dalam tahap II