REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
-
Author
bela-bagus-setiawan -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
1/28
REFERAT
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepanitraan Klinik
Stase Interna Semarang
Disusun oleh :
SOFARA REZANTI
NIM : 0102096027
Pembimbing:
dr. Zulfachmi Wahab, Sp.PD.FINASIM
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
RSUD DR. ADHYATMA TUGUREJO
SEMARANG
2013
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
2/28
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Sofara Rezanti
NIM : 012096027
Fakultas : Kedokteran Umum
Tingkat : Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Bidangpendidikan : Ilmu Penyakit Dalam
Judul : Hipertensi Gestasional
Pembimbing : dr. Zulfachmi Wahab, SpPD-Finasim
Mengetahui :
Pembimbing
dr. ZulfachmiWahab, SpPD-Finasim
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
3/28
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan problema yang paling sering terjadi pada kehamilan. Kelainan
hipertensi pada kehamilan beresiko terhadap kematian janin dan ibu. Ada banyak kasus
dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran
dengan selamat. Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki
kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil
yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa
menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan
baik pada ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan
pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari.
Deteksi dini terhadap hipertensi pada ibu hamil diperlukan agar tidak menimbulkan
gejala komplikasi yang lainya. Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum
dan merupakan salah satu dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan, selain perdarahan
dan infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu
hamil.
II. EPIDEMIOLOGI
National Center for Health Statistics pada tahun 2001 , hipertensi gestasional
telah diidentifikasi pada 150.000 wanita, atau 3,7% kehamilan. Berg dan kawan-kawan
(2003) melaporkan bahwa hampir 16% dari 3.201 kematian yang berhubungan dengan
kehamilan di Amerika Serikat dari tahun 2001 - 2005 merupakan akibat dari komplikasi-
komplikasi hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Preeklamsi merupakan suatu
hipertensi yang disertai dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini
umumnya timbul setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
4/28
primigravida. Jika timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti
kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.
Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai dengan proteinuria yang
terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah minggu ke-20 usia kehamilan
dan paling sering terjadi pada primigravida. Eklampsia umumnya terjadi pada wanita kulit
berwarna, nulipara, dan golongan sosial ekonomi rendah. Insiden tertinggi pada usia remaja
atau awal 20-an, tetapi prevalensinya meningkat pada wanita diatas 35 tahun. Eklampsia
jarang terjadi pada usia kehamilan dibawah 20 minggu, dapat meningkat pada kehamilan
mola atau sindroma antifosfolipid . Insiden eklampsia secara keseluruhan relatif stabil, 4-5
kasus /10.000 kelahiran hidup di negara maju. Di negara berkembang, insiden bervariasi luas
antara 6-100/ 10.000 kelahiran hidup.
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
5/28
BAB II
PEMBAHASAN
I. Definisi
Istilah hipertensi gestasional digunakan sekarang ini untuk menjelaskan setiap bentuk
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Istilah ini telah dipilih untuk menekankan
hubungan sebab dan akibat antara kehamilan dan hipertensi preeklamsi dan eklamsi.
Batasan hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik lebih atau sama dengan 140
dan 90mmHg.
II. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan
Wanita hamil dengan hipertensi secara luas dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu hipertensi
kronis, hipertensi non-proteinuri (kadang dikenal sebagai pregnancy-induced hypertension ),
dan pre-eklamsi. Menurut The International Society for the Study of Hypertension in
Pregnancy (ISSHP) klasifikasi hipertensi pada wanita hamil dibagi menjadi :
1. Hipertensi gestasional dan/atau proteinuria selama kehamilan, persalinan, atau pada
wanita hamil yang sebelumnya normotensi dan non-proteinuri.
- Hipertensi gestasional (tanpa proteinuria)
- Proteinuria gestasional (tanpa hipertensi)
- Hipertensi gestasional dengan proteinuria (pre-eklamsi)
2. Chronic hypertension (sebelum kehamilan 20 minggu) dan penyakit ginjal kronis
(proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu)
- Hipertensi kronis (without proteinuria)
- Penyakit ginjal kronis (proteinuria dengan atau tanpa hipertensi)
- Hipertensi kronis dengn superimposed
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
6/28
- Pre-eklamsi (proteinuria)
3. Unclassified hypertension dan/atau proteinuria
4. Eklampsia
Klasifikasi hipertensi pada kehamilan menurut Suharjono (2009) dibagi menjadi 4 tipe,
yaitu :
1. Preeklamsia adalah hipertensi (140/90 mmHg) dan proteinuria (>300 mg/24 jam urin)
yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu pada perempuan yang sebelumnya
normotensi.
2. Hipertensi kronik didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan
140 mmHg dan atau dengan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg yang telah
ada sebelum kehamilan, pada saat kehamilan 20 minggu pasca partus.
3. Preeklamsi pada hipertensi kronis adalah hipertensi pada perempuan hamil yang
kemudian mengalami proteinuria, atau pada yang sebelumnya sudah ada hipertensi
dan proteinuria, adanya kenaikan mendadak tekanan darah atau proteinuria,
trombositopenia atau peningkatan enzim hati.
4. Hipertensi gestasional atau sesaat, dapat terjadi pada saat kehamilan 20 minggu tetapi
tanpa proteinuria. Pada perkembangannya dapat terjadi proteinuria sehingga dianggap
sebagai preeklamsi. Kemudian dapat juga keadaan ini berlanjut sebagai hipertensi
kronik.
III. Etiologi
Menurut Menurut Angsar (2008) teori teorinya sebagai berikut:
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
7/28
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapatkan aliran darah dari cabang cabang
arteri uterina dan arteri ovarika yang menembus miometrium dan menjadi arteri arkuata, yang
akan bercabang menjadi arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri
basalis memberi cabang arteri spiralis. Pada kehamilan terjadi invasi trofoblas kedalam
lapisan otot arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga
terjadi distensi dan vasodilatasi arteri spiralis, yang akan memberikan dampak penurunan
tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada utero
plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat,
sehingga menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan remodelling arteri
spiralis . Pada pre eklamsia terjadi kegagalan remodelling menyebabkan arteri spiralis
menjadi kaku dan keras sehingga arteri spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi,
sehingga aliran darah utero plasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal bebas , dan Disfungsi Endotel
a.Iskemia Plasenta dan pembentukan Radikal Bebas
Karena kegagalan Remodelling arteri spiralis akan berakibat plasenta mengalami iskemia,
yang akan merangsang pembentukan radikal bebas, yaitu radikal hidroksil (-OH) yang
dianggap sebagai toksin. Radiakl hidroksil akan merusak membran sel yang banyak
mengandung asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Periksida lemak juga akan
merusak nukleus dan protein sel endotel
b.Disfungsi Endotel
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan
rusaknya seluruh struktur sel endotel keadaan ini disebut disfungsi endotel, yang akan
menyebabkan terjadinya :
a. Gangguan metabolisme prostalglandin, yaitu menurunnya produksi prostasiklin (PGE2)
yang merupakan suatu vasodilator kuat.
http://kamuskesehatan.com/arti/vasodilatasi/http://www.ziddu.com/download/21283398/ArteriSpiralis.PDF.htmlhttp://www.ziddu.com/download/21283398/ArteriSpiralis.PDF.htmlhttp://www.ziddu.com/download/21283422/Iskemia.docx.htmlhttps://www.box.com/s/efke7dguueorr75x4tikhttps://www.box.com/s/aiidsphk94mbfu0jp38hhttp://www.ziddu.com/download/21283398/ArteriSpiralis.PDF.htmlhttp://www.ziddu.com/download/21283398/ArteriSpiralis.PDF.htmlhttp://www.ziddu.com/download/21283422/Iskemia.docx.htmlhttps://www.box.com/s/efke7dguueorr75x4tikhttps://www.box.com/s/aiidsphk94mbfu0jp38hhttp://kamuskesehatan.com/arti/vasodilatasi/ -
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
8/28
b. Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi
trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) yaitu suatu vasokonstriktor kuat. Dalam
Keadaan normal kadar prostasiklin lebih banyak dari pada tromboksan. Sedangkan pada
pre eklamsia kadar tromboksan lebih banyak dari pada prostasiklin, sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
c. Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular endotheliosis) .
d. Peningkatan permeabilitas kapiler .
e. Peningkatan produksi bahan bahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO menurun
sedangkan endotelin meningkat.
f. Peningkatan faktor koagulasi
3. Teori intoleransi imunologik ibu dan janin
Pada perempuan normal respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang bersifat
asing. Hal ini disebabkan adanya Human Leukocyte Antigen Protein G (HLA-G) yang dapat
melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. HLA-G juga akan
mempermudah invasis sel trofoblas kedalam jaringan desidua ibu. Pada plasenta ibu yang
mengalami pre eklamsia terjadi ekspresi penurunan HLA-G yang akan mengakibatkan
terhambatnya invasi trofoblas ke dalam desidua.
4. Teori Adaptasi kardiovaskular
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan vasopresor. Refrakter
berarti pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan vasopresor atau dibutuhkan kadar
vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Refrakter ini terjadi
akibat adanya sintesis prostalglandin oleh sel endotel. Pada pre eklamsia terjadi kehilangan
kemampuan refrakter terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah menjadi sangat
peka terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi
dan mengakibatkan hipertensi dalam kehamilan.
http://www.ziddu.com/download/21283542/PermeabilitasKapiler.docx.htmlhttp://www.ziddu.com/download/21283542/PermeabilitasKapiler.docx.htmlhttp://www.ziddu.com/download/21283598/Koagulasi.docx.htmlhttp://translate.google.com/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/prostaglandinhttp://www.ziddu.com/download/21283542/PermeabilitasKapiler.docx.htmlhttp://www.ziddu.com/download/21283598/Koagulasi.docx.htmlhttp://translate.google.com/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/prostaglandin -
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
9/28
5. Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype ibu lebih
menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan
genotype janin. Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami pre eklamsia, 26% anak
perempuannya akan mengalami pre eklamsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu
mengalami pre eklamsia.
6. Teori Defisiensi Gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi gizi berperan dalam terjadinya
hipertensi dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan
dapat mengurangi resiko pre eklamsia. Minyak ikan banyak mengandung asam lemak tidak
jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivasi trombosit, dan
mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.
7. Teori Stimulasi Inflamasi
Teori ini berdasarkan bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan
rangsangan utama terjadinya proses inflamasi . Berbeda dengan proses apoptosis pada pre
eklamsia, dimana pada pre eklamsia terjadi peningkatan stres oksidatif sehingga produksi
debris trofoblas dan nekrorik trofoblas juga meningkat. Keadaan ini mengakibatkan respon
inflamasi yang besar juga. Respon inflamasi akan mengaktifasi sel endotel dan sel
makrofag/granulosit yang lebih besar pula, sehingga terjadi reaksi inflamasi menimbulkan
gejala gejala pre eklamsia pada ibu.
IV. Patofisiologi
Walaupun etiologinya belum jelas, banyak para ahli sepakat bahwa vasopasme
merupakan proses awal dari terjadinya penyakit ini. Gambaran patologis pada fungsi
http://desybio.wordpress.com/tag/homozigot/http://www.ziddu.com/download/21284918/DefisiensiGizi.pdf.htmlhttp://kamuskesehatan.com/arti/vasokonstriksi/http://www.scribd.com/doc/77729815/Inflamasi-Merupakan-Suatu-Respon-Protektif-Normal-Terhadap-Luka-Jaringan-Yang-Di-Sebabkan-Oleh-Trauma-Fisikhttp://desybio.wordpress.com/tag/homozigot/http://www.ziddu.com/download/21284918/DefisiensiGizi.pdf.htmlhttp://kamuskesehatan.com/arti/vasokonstriksi/http://www.scribd.com/doc/77729815/Inflamasi-Merupakan-Suatu-Respon-Protektif-Normal-Terhadap-Luka-Jaringan-Yang-Di-Sebabkan-Oleh-Trauma-Fisik -
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
10/28
beberapa organ dan sistem, yang kemungkinan disebabkan oleh vasospasme dan iskemia,
telah ditemukan pada kasus-kasus preeklampsia dan eklampsia berat.
Vasospasme bisa merupakan akibat dari kegagalan invasi trofoblas ke dalam lapisan
otot polos pembuluh darah, reaksi imunologi, maupun radikal bebas. Semua ini akan
menyebabkan terjadinya kerusakan/jejas endotel yang kemudian akan mengakibatkan
gangguan keseimbangan antara kadar vasokonstriktor (endotelin, tromboksan, angiotensin,
dan lain-lain) dengan vasodilatator (nitritoksida, prostasiklin, dan lain-lain). Selain itu, jejas
endotel juga menyebabkan gangguan pada sistem pembekuan darah akibat kebocoran
endotelial berupa konstituen darah termasuk platelet dan fibrinogen.
Vasokontriksi yang meluas akan menyebabkan terjadinya gangguan pada fungsi
normal berbagai macam organ dan sistem. Gangguan ini dibedakan atas efek terhadap ibu
dan janin, namun pada dasarnya keduanya berlangsung secara simultan. Gangguan ibu secara
garis besar didasarkan pada analisis terhadap perubahan pada sistem kardiovaskular,
hematologi, endokrin dan metabolisme, serta aliran darah regional. Sedangkan gangguan
pada janin terjadi karena penurunan perfusi uteroplasenta.
a. Kardiovaskular
Gangguan berat pada fungsi kardiovaskular sering ditemukan pada kasus-kasus preeklampsia
atau eklampsia. Gangguan tersebut pada dasarnya berhubungan dengan peningkatan afterload
yang diakibatkan oleh hipertensi dan aktivasi endotelial berupa ekstravasasi cairan ke ruang
ekstraselular terutama di paru-paru.
b. Hemodinamik
Dibandingkan dengan ibu hamil normal, penderita preeklampsia atau eklampsia memiliki
peningkatan curah jantung yang signifikan pada fase preklinik, namun tidak ada perbedaan
pada tahanan perifer total. Sedangkan pada stadium klinik, pada kasus preeklampsia atau
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
11/28
eklampsia terjadi penurunan tingkat curah jantung dan peningkatan tahanan perifer total yang
signifikan dibandingkan dengan kasus normal.
c. Volume darah
Hemokonsentrasi adalah pertanda penting bagi terjadinya preeklampsia dan eklampsia yang
berat. Pada seorang wanita dengan usia rata-rata, biasanya terjadi peningkatan volume darah
dari 3500 mL saat tidak hamil menjadi 5000 mL beberapa minggu terakhir kehamilan.
Dalam kasus eklampsia, peningkatan volume 1500 mL tidak ditemukan. Keadaan ini
kemungkinan berhubungan dengan vasokonstriksi luas yang diperburuk oleh peningkatan
permeabilitas vaskular.
d. Hematologi
Abnormalitas hematologi terjadi pada beberapa kasus hipertensi dalam kehamilan. Diantara
abnormalitas tersebut bisa timbul trombositopenia, yang pada suatu waktu bisa menjadi
sangat berat sehingga dapat menyebabkan kematian. Penyebab terjadinya trombositopenia
kemungkinan adalah peningkatan produksi trombosit yang diiringi oleh peningkatan aktivasi
dan pemggunaan platelet. Kadar trombopoeitin, suatu sitokin yang merangsang proliferasi
platelet, ditemukan meningkat pada kasus preeklampsia dengan trombositopenia. Namun,
aggregasi platelet pada kasus preeklampsia lebih rendah dibandingkan dengan kehamilan
normal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelelahan platelet akibat aktivasi in vivo.
Selain itu, juga ditemukan penurunan dari faktor-faktor pembekuan plasma dan kerusakan
eritrosit sehingga berbentuk bizzare dan mudah mengalami hemolisis akibat vasospasme
berat. Gambaran klinis preeklampsia dengan trombositopenia ini akan semakin buruk bila
juga ditemukan gejala peningkatan enzim hepar. Gangguan ini dikenal dengan HELLP
syndrome , yang terdiri dari hemolysis (H), elevated liver enzymes (EL), dan low platelet (LP).
e. Endokrin Dan Metabolisme
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
12/28
Kadar renin, angiotensin, dan aldosteron plasma meningkat pada kehamilan normal. Pada
kasus hipertensi dalam kehamilan terjadi penurunan dari kadar ini dibandingkan dengan
kehamilan normal.
f. Renal
Pada preeklampsia, terjadi penurunan aliran darah ginjal sehingga terjadi penurunan laju
filtrasi glomerolus dibandingkan dengan kehamilan normal. Pada ginjal juga terjadi
perubahan anatomis berupa pembesaran glomerolus sebesar 20%.
g. Otak
Secara patologi anatomi, preeklampsia maupun eklampsia, manifestasi sistem saraf pusat
yang terjadi disebabkan oleh lesi pada otak berupa edema, hiperemia, dan perdarahan.
Keadaan yang selalu ditemukan pada kasus preeklampsia maupun eklampsia dengan
manifestasi neurologis adalah perubahan fibrinoid pada dinding pembuluh darah otak.
h. Perfusi Uteroplasenta
Gangguan perfusi uteroplasenta akibat vasospasme hampir dapat dipastikan merupakan
penyebab tingginya angka mortalitas dan morbiditas pada kasus preeklampsia.
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
13/28
V. Gejala dan Diagnosis
a. Hipertensi Gestasional
Hipertensi gestasional didiagnosis pada wanita dengan tekanan darah mencapai
140/90 mmHg atau lebih besar, untuk pertama kalinya selama kehamilan tetapi tidak terdapat
proteinuria. Hipertensi gestasional disebut juga transient hypertension jika preeklampsia
tidak berkembang dan tekanan darah telah kembali normal pada 12 minggu postpartum.
Proteinuria adalah suatu tanda dari penyakit hipertensi yang memburuk, terutama
preeklampsia. Proteinuria yang nyata dan terus-menerus meningkatkan risiko ibu dan janin.
Kriteria Diagnosis pada hipertensi gestasional yaitu :
a. TD 140/90 mmHg yang timbul pertama kali selama kehamilan.
b. Tidak ada proteinuria.
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
14/28
c. TD kembali normal < 12 minggu postpartum.
d. Diagnosis akhir baru bisa ditegakkan postpartum.
e. Mungkin ada gejala preeklampsia lain yang timbul, contohnya nyeri epigastrium atau
trombositopenia.
b. Preeklamsi
Proteinuria yaitu protein dalam urin 24 jam melebihi 300mg per 24 jam, atau pada
sampel urin secara acak menunjukkan 30 mg/dL (1 + dipstick) secara persisten. Proteinuria
adalah tanda penting dari preeklampsia, tingkat proteinuria dapat berubah-ubah secara luas
selama setiap periode 24 jam, bahkan pada kasus yang berat. Dengan demikian, kriteria
minimum untuk diagnosis preeklamsi adalah hipertensi dengan proteinuria yang minimal.
Temuan laboratorium yang abnormal dalam pemeriksaan ginjal, hepar, dan fungsi hematologi
meningkatkan kepastian diagnosis preeklamsi. Selain itu, pemantauan secara terus-menerus
gejala eklampsia, seperti sakit kepala dan nyeri epigastrium, juga meningkatkan kepastian
tersebut.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas merupakan akibat nekrosis
hepatocellular, iskemia, dan oedem yang merentangkan kapsul Glissoni. Nyeri ini sering
disertai dengan peningkatan serum hepatik transaminase yang tinggi dan biasanya merupakan
tanda untuk mengakhiri kehamilan.Trombositopeni adalah karakteristik dari preeklamsi yang
memburuk, dan hal tersebut mungkin disebabkan oleh aktivasi dan agregasi platelet serta
hemolisis mikroangiopati yang disebabkan oleh vasospasme yang berat. Bukti adanya
hemolisis yang luas dengan ditemukannya hemoglobinemia, hemoglobinuria, atau
hiperbilirubinemi dan merupakan indikasi penyakit yang berat. Faktor lain yang
menunjukkan hipertensi berat meliputi gangguan fungsi jantung dengan oedem pulmonal dan
juga pembatasan pertumbuhan janin yang nyata.
Preeklamsi dibagi menjadi 2 yaitu ringan dan berat :
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
15/28
1. Preeklamspsia Ringan
Definisi : Sindroma spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada organ-organ akibat
vasospasme dan aktivasi endotel.
Kriteria diagnostik :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/110 mmHg. Kenaikan desakan sistolik
30 mmHg dan kenaikan desakan diastolic 15 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik preeklampsia tetapi perlu observasi yang
cermat
b. Proteinuria 300 mg/24 jam jumlah urine atau dipstick 1+
c. Edema local pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik kecuali edema
anasarka.
2. Preeklampsia berat ialah preeclampsia dengan salah satu atau lebih gejala dan tanda di
bawah ini :
a. Desakan darah : pasien dalam keadaan istahat desakan sistolik > 160 mmHg dan
desakan diastolik > 90 mmHg
b. Proteinuria 5 gr selama 24 jam atau dipstick 4+
c. Oliguria: produksi urine < 400-500 cc/ 24 jam
d. Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguri (< 400 ml/24 jam)
e. Trombosit < 100.000/mm3.
f. Edema paru dan cyanosis
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
16/28
g. Nyeri epigastrium dan nyeri kuadaran atas kanan abdomen: disebabkan teregangnya
kapsula glisone. Nyeri dapat sebagai gejala awal rupture hepar
h. Gangguan otak dan visus: perubahan kesadaran, nyeri kepala, scotomata, dan
pandangan kabur.
i. Gangguan fungsi hepar: peningkatan alanine atau aspartate amino transferase
j. Hemolisis mikroangiopatikSindroma HELLP
Beratnya preeklamsi dinilai dari frekuensi dan intensitas abnormalitas, semakin banyak
ditemukan penyimpangan tersebut, semakin besar kemungkinan harus dilakukan terminasi
kehamilan. Perbedaan antara preeklamsi ringan dan berat dapat sulit dibedakan karena
preeklamsi yang tampak ringan dapat berkembang dengan cepat menjadi berat. Meskipun
hipertensi merupakan syarat mutlak dalam mendiagnosis preeklampsia, tetapi tekanan darah
bukan merupakan penentu absolut tingkat keparahan hipertensi dalam kehamilan
.
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
17/28
c. Eklamsi
Serangan konvulsi pada wanita dengan preeklampsia yang tidak dapat dihubungkan
dengan sebab lainnya disebut eklamsi. Konvulsi terjadi secara general dan dapat terlihat
sebelum, selama, atau setelah melahirkan. Pada wanita eklamsi, terutama nulipara, serangan
tidak muncul hingga 48 jam setelah postpartum. Setelah perawatan prenatal bertambah baik,
banyak kasus antepartum dan intrapartum sekarang dapat dicegah, dan studi yang lebih baru
melaporkan bahwa seperempat serangan eklampsia terjadi di luar 48 jam postpartum
d. Superimposed Preeclampsia
Kriteria diagnosis Superimposed Preeclampsia adalah :
- Proteinuria 300 mg/24 jam pada wanita dengan hipertensi yang belum ada sebelum
kehamilan 20 minggu.
- Peningkatan tiba-tiba proteinuria atau tekanan darah atau jumlah trombosit
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
18/28
kehamilan dicatat pada Tabel 2.2. Hipertensi esensial merupakan penyebab dari penyakit
vaskular pada > 90% wanita hamil. Selain itu, obesitas dan diabetes adalah sebab umum
lainnya. Pada beberapa wanita, hipertensi berkembang sebagai konsekuensi dari penyakit
parenkim ginjal yang mendasari.
Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 :
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori TekananDarahSistolik
TekananDarah Diastolik
Normal 120 mmHg - 130mmHg
85 mmHg - 95 mmHgUntuk para lansia tekanan
diastolik 140 mmHg masihdianggap normal.
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHgStadium1
(Hipertensi ringan)140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium2(Hipertensi sedang)
160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium3(Hipertensi berat)
180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium4(Hipertensi maligna)
210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Klasifikasi Tekanan Darah TDS ( mmhg ) TDD ( mmhg )
Normal < 120
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
19/28
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
20/28
menyebabkan depresi pada janin. Secara klinis, efek ini menjadi bermakna ketika dosis
total benzodiazepin pada ibu > 30 mg.
B. Penatalaksanaan hipertensi
Gangguan serebrovaskular terjadi pada 15-20% dari seluruh kematian pada eklampsia.
Risiko terjadinya strok hemoragik memiliki hubungan secara langsung dengan derajat
peningkatan tekanan darah sistolik dan sedikit berhubungan dengan tekanan darah
diastolik. Terapi emergensi pada keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah tersebut
masih belum jelas. Sebagian besar peneliti menganjurkan untuk menggunakan anti
hipertensi yang poten untuk mengatasi tekanan darah diastolik pada kadar 105-110
mmHg dan tekanan darah sistolik > 160 mmHg, walaupun hal ini belum diuji secara
prospektif. Pada wanita yang telah mengalami hipertensi kronik, pembuluh darah otaknya
lebih toleran terhadap tekanan darah sistolik yang lebih tinggi tanpa terjadinya kerusakan
pada pembuluh darahnya, sedangkan pada orang dewasa dengan tekanan darah yang
normal atau rendah mungkin akan menguntungkan jika terapi dimulai pada kadar
tekanan darah yang lebih rendah. Peningkatan tekanan darah yang berat dan persisten
(>160/110 mmHg) harus diatasi untuk mencegah perdarahan serebrovaskular.
Penatalaksanaannya termasuk pemberian hidralazin (5 mg IV, diikuti dengan pemberian
5-10 mg bolus sesuai kebutuhan dalam waktu 20 menit) atau labetalol (10-20 mg IV,
diulang setiap 10-20 menit dengan dosis ganda, namun tidak lebih dari 80 mg pada dosis
tunggal, dengan dosis kumulatif total 300 mg). Pada keadaan yang tidak menunjukkan
perbaikan dengan segera setelah mendapat terapi untuk kejang dan hipertensinya atau
mereka yang memiliki kelainan neurologis harus dievaluasi lebih lanjut.
Penatalaksanaan farmakologi krisis hipertensi akut
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
21/28
Protokol penatalaksanaan krisis hipertensi dalam kehamilan
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
22/28
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
23/28
Protokol Penatalaksanaan non emergensi dari hipertensi berat dalam kehamilan
C. Pencegahan kejang berulang
Sekitar 10% wanita eklampsia akan mengalami kejang berulang walaupun telah
ditanggulangi secara semestinya. Ada kesepakatan umum bahwa wanita dengan
eklampsia membutuhkan terapi anti konvulsan untuk mencegah kejang dan komplikasi
dari berulangnya aktivitas kejang tersebut, seperti: asidosis, pnemonitis aspirasi, edema
pulmonal, neurologik dan kegagalan respirasi. Namun, pemilihan jenis obat untuk
keadaan ini masih kontroversial. Ahli obstetrik telah lama menggunakan MgSO4 sebagai
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
24/28
obat pilihan untuk mencegah berulangnya eklampsia, sementara ahli neurologi memilih
anti konvulsan tradisional yang digunakan pada wanita yang tidak hamil seperti fenitoin
atau diazepam. Permasalahan ini telah disepakati oleh sejumlah penelitian klinis terakhir
dengan hasil seperti dibawah ini:
The Eclampsia Trial Collaborative Group melakukan penelitian prospektif terhadap
905 wanita eklampsia yang secara random dipilih untuk mendapat Magnesium
atau Diazepam dan 775 wanita eklampsia yang dipilh secara random menerima
Magnesium atau Fenitoin. Pengukuran keluaran primer adalah kejang rekuren dan
kematian maternal. Wanita dengan terapi Magnesium mendapatkan separuh angka
kejang rekuren dibandingkan dengan diazepam (13% dan 28%). Tidak ada
perbedaan yang bermakna pada kematian maternal atau perinatal atau angka
komplikasi diantara kedua kelompok. Wanita yang diberi magnesium memiliki
sepertiga angka kejang rekuren dibandingakan dengan fenitoin (6% dan 17%).
Dalam rangkaian penelitian ini wanita yang menerima magnesium
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
25/28
Fase pemeliharaan hanya jika reflek patella ada (kehilangan reflek tendon yang dalam adalah
manifestasi pertama gejala hipermagnesemia), respirasi >12X/menit, urine output > 100 ml/
4jam. Pemantauan kadar serum magnesium tidak diperlukan jika status klinis wanita tersebut
dimonitor secara ketat untuk membuktikan toksisitas potensial magnesium. Juga tidak
tampak suatu konsentrasi ambang yang jelas untuk meyakinkan pencegahan kejang,
meskipun telah direkomendasikan sekitar 4,8-8,4 mg/dL. Dosis harus disesuaikan menurut
respon klinis pasien
D. Evaluasi pada persalinan
Terapi definitif eklampsia adalah persalinan yang segera, tanpa memandang usia kehamilan
untuk mencegah komplikasi pada ibu dan anak. Tetapi ini tidak perlu menghalangi
dilakukannya induksi persalinan. Setelah dilakukan stabilisasi terhadap ibu, terdapat beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan cara yang paling sesuai untuk
persalinan. Diantaranya usia kehamilan, nilai Bishop, keadaan dan posisi janin. Secara
umum, kurang dari sepertiga wanita dengan preeklampsia berat / eklampsia berada pada
kehamilan preterm (< 32 minggu kehamilan) dengan serviks yang belum matang untuk dapat
melahirkan pervaginam. Pada keadaan ini, obat-obat untuk mematangkan serviks dapat
digunakan guna meningkatkan nilai Bishop, namun induksi yang terlalu lama harus dihindari.
Bradikardi pada janin yang berlangsung sedikitnya 3 sampai 5 menit merupakan keadaan
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
26/28
yang sering dijumpai selama dan segera setelah kejang eklampsia, dan hal ini tidak
memerlukan tindakan seksio sesar emergensi. Tindakan stabilisasi ibu dapat membantu janin
dalam uterus pulih kembali dari efek hipoksia ibu, hiperkarbia dan hiperstimulasi uterus.
Akibat kejang pada ibu sering berhubungan dengan takikardi janin kompensata bahkan
dengan deselerasi denyut
Obat-obatan hipertensi selama kehamilan
BAB III
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
27/28
KESIMPULAN
Hipertensi dalam kehamilan Menurut The International Society for the Study
of Hypertension in Pregnancy (ISSHP) dan Suharjono (2009) dibagi menjadi 4 tipe,
yaitu : preeklamsia-eklamsia, hipertensi kronik, preeklamsi pada hipertensi kronis,
hipertensi gestasional atau sesaat.
Sebab potensial yang mungkin menjadi penyebab preeklamsi adalah invasi
trofoblastik abnormal pembuluh darah uterus, intoleransi imunologis antara jaringan
plasenta ibu dan janin, maladaptasi maternal pada perubahan kardiovaskular atau
inflamasi dari kehamilan normal, faktor nutrisi, dan pengaruh genetik.
Strategi penatalaksaan wanita dengan hipertensi dalam kehamilan memiliki
prinsip yaitu mempertahankan fungsi vital ibu, mencegah kejang dan mengontrol
tekanan darah, mencegah kejang berulang serta evaluasi pada persalinan.
-
7/28/2019 REFERAT Hipertensi Gestasional_Sofara
28/28
BAB IV
Daftar Pustaka
Guyton, A.N., Hall, J. E., 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Sembilan ,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Pangemanan, W. 2002. Komplikasi akut pada Preeklamsia dalam
http://digilib.unsri.ac.id/download/KOMPLIKASI%20AKUT%20PADA
%20PREEKLAMPSIA.pdf dikuti tanggal 27 juni 2013
Prawirodihardjo, S . 2009. Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Suharjono, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed V, Penerbit FK UI, Jakarta hal
614-615
http://digilib.unsri.ac.id/download/KOMPLIKASI%20AKUT%20PADA%20PREEKLAMPSIA.pdfhttp://digilib.unsri.ac.id/download/KOMPLIKASI%20AKUT%20PADA%20PREEKLAMPSIA.pdfhttp://digilib.unsri.ac.id/download/KOMPLIKASI%20AKUT%20PADA%20PREEKLAMPSIA.pdfhttp://digilib.unsri.ac.id/download/KOMPLIKASI%20AKUT%20PADA%20PREEKLAMPSIA.pdf