referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

18
REFERAT GANGGUAN MAKAN 03007256 Teuku Arie Hidayat 03008123 I Ketut W. Merthadana 03007240 Sisca Purnamasari 03008172 Namira 03007228 Roro Widiastuti 03008011 Ahmad Fauzi 03007234 Sarah Chaerani 03005056 Cendri Diana 03007222 Riri Mega Lestari 03007192 Novita Natasya 03007206 Putri Inda Fawzia PEMBIMBING: Dr. I Made Wiguna S, MM KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA PERIODE 30 September 2013    2 November 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2013

Transcript of referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

Page 1: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

REFERAT

GANGGUAN MAKAN

03007256 Teuku Arie Hidayat 03008123 I Ketut W. Merthadana

03007240 Sisca Purnamasari 03008172 Namira

03007228 Roro Widiastuti 03008011 Ahmad Fauzi

03007234 Sarah Chaerani 03005056 Cendri Diana

03007222 Riri Mega Lestari 03007192 Novita Natasya

03007206 Putri Inda Fawzia

PEMBIMBING:

Dr. I Made Wiguna S, MM

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA

PERIODE 30 September 2013  –  2 November 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2013

Page 2: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

2

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan makan merupakan kondisi psikiatrik dengan akibat psikologis dan medis

yang serius. Gangguan makan, seperti anorexia nervosa (AN) dan bulimia nervosa (BN),

merupakan penyakit kronis yang didefinisikan sebagai gangguan perilaku makan atau

 perilaku dalam mengkontrol berat badan.  Diagnostic and Statistical Manual of Mental

 Disorders, 4th Edition (DSM-IV) mengklasifikasikan ada tiga jenis gangguan makan yaitu

anorexia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN), dan binge-eating disorder (BED). AN

ditandai dengan keengganan untuk menetapkan berat badan normal, penyimpangan

 pandangan terhadap tubuh, ketakutan ekstrim menjadi gemuk, dan perilaku makan yang

sangat terganggu. BN ditandai dengan perilaku makan dalam jumlah yang besar yang

sering dan berulang-ulang, kemudian coba memuntahkan kembali, penggunaan obat

 pencahar, berpuasa atau berolahraga secara berlebihan ( National Institute of Mental

 Health.1 

Diketahui jumlah pasien dengan gangguan makan telah meningkat secara global

sejak 50 tahun yang lalu. Di Amerika Serikat, dilaporkan satu hingga dua juta wanita

memenuhi kriteria diagnostik untuk BN, dan 500,000 wanita memenuhi kriteria diagnostik

untuk AN ( Academy for Eating Disorder , 2006). Peningkatan ini berkaitan dengan

kesadaran ekstrim tentang berat badan dan tampilan fisik, kebanyakan dikalangan generasi

muda.1

Penelitian internasional tentang gangguan makan menunjukkan 1% dari remaja

wanita di Amerika Serikat menderita AN, sedangkan 4% menderita BN. Sebanyak 1.2%

anak sekolah di Cairo dan 3.2% anak sekolah di Iran menderita BN.2 Di Norway, sebanyak

2.6% mahasiswa perempuan dan 1.3 % mahasiswa Itali menderita AN.3

Jika dibandingkan prevalensi di negara Barat dan di negara non-Barat, prevalensi di

negara non-Barat menunjukkan jumlah yang lebih rendah daripada di negara Barat tetapi

menunjukkan adanya peningkatan. Prevalensi di negara Barat untuk AN ialah 0.1-5.7%

 pada subjek wanita, manakala untuk BN ialah 0-2-1% pada laki-laki, dan 0.3-7.3% pada

wanita. Prevalensi di negara non-Barat untuk BN ialah 0.46-3.2% pada wanita.3 

Sejak 1980-an, terjadi peningkatan prevalensi gangguan makan dalam populasi Asia.

Sejak kebelakangan ini, terdapat peningkatan fenomena ini di kalangan wanita muda di

Singapura. Di Singapura, prevalensi wanita muda yang beresiko untuk menghidapi

gangguan makan ialah sebanyak 7.4%.4  Satu media di Singapura, pada tahun 2007,

Page 3: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

3

melaporkan jumlah remaja dengan gangguan makan semakin meningkat sebanyak enam

kali lipat sejak tahun 2002. Singapore General Hospital menyatakan sebanyak 140 kasus

gangguan makan dilaporkan setiap tahun, tetapi hanya 10 hingga 20% yang datang

 berobat. 0.05% sampel pasien psikitrik di Malaysia telah terdiagnosis mengalami AN dan

angka ini tidak meningkat selama 15 tahun.

Di Indonesia, 12-22% wanita berusia 15-29 tahun menderita defisiensi energi kronis

(IMT <18,5) di beberapa kawasan. Apakah defisiensi ini disebabkan oleh gangguan makan

atau hal lain tidaklah dijelaskan secara rinci. Bagaimanapun, masih kurang penelitian

dilakukan tentang gangguan makan di Indonesia sehingga prevalensinya tidak diketahui

secara pasti.

Akibat dari gangguan makan yang berkepanjangan, bisa terjadi hipotensi kronis,

 bradikardia, hipotermia, pembengkakan kelenjar liur, anemia, dehidrasi, alkalosis dan

hipokloremia dapat dilihat. Ruptur lambung juga dapat terjadi. Lebih dari 90% penderita

AN mengalami amenorrea sekunder disebabkan oleh malnutrisi kronis. Pengurangan

densitas tulang merupakan masalah yang serius karena sukar diobati, dan keadaan ini

meningkatkan resiko fraktur tulang. Gangguan makan juga dapat menyebabkan gangguan

 pada jantung. Resiko tertinggi pada panderita dengan gangguan makan adalah gagal

 jantung.

Page 4: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Gangguan Makan

Gangguan makan ditandai dengan ekstrem. Gangguan makan hadir ketika seseorang

mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan

dengan ekstrem atau makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau

keprihatinan tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem. Seseorang dengan gangguan

makan mungkin berawal dari mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak

daripada biasa, tetapi pada tahap tertentu, keinginan untuk makan lebih sedikit atau lebih

 banyak terus menerus di luar keinginan.6 

Tipe Gangguan Makan

Terdapat dua tipe utama bagi gangguan makan adalah anoreksia nervosa dan

 bulimia nervosa. Kategori ketiga adalah “gangguan makan lain yang tidak ditetapkan”

(EDNOS  –  eating disorders not otherwise specified ) yang memasukkan beberapa variasi

gangguan makan. Kebanyakannya adalah mirip dengan anoreksia atau bulimia tetapi

dengan karakter yang berbeda sedikit.  Binge-eating disorder , yang menerima peningkatan

dalam jumlah penelitian dan perhatian media dalam beberapa tahun kebelakangan ini

adalah salah satu tipe EDNOS.6

II.1 Anoreksia Nervosa

Definisi

Anoreksia (anorexia) berasal dari bahasa Yunani an-, yang artinya “tanpa” dan

orexis artinya “hasrat untuk ”. Anoreksia memiliki arti “tidak memiliki hasrat untuk

(makan)”, yang sesungguhnya keliru, karena kehilangan nafsu makan diatara penderita

anoreksia nervosa jarang terjadi. Anoreksia adalah gangguan makan yang ditandai dengan

kelaparan secara sukarela dan stress dari melakukan kegiatan. Anorexia nervosa

merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikososial,

sosiologikal,  dan fisiologikal.  Seseorang yang menderita anorexia disebut sebagai

Page 5: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

5

anoreksik   atau (lebih tidak umum) anorektik . Istilah ini sering kali namun tidak benar

disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis kehilangan nafsu makan. 

Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) dimaksudkan dengan “keengganan

untuk menetapkan berat badan kira-kira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang

 berlebihan untuk menaikkan berat badan, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus

 berturut-turut.” AN terbagi kepada dua jenis. Dalam jenis restricting-tye anorexia, individu

tersebut menurunkan berat badan dengan berdiet sahaja tanpa makan berlebihan (binge

eating ) atau muntah kembali ( purging ). Mereka terlalu menghendaki konsumsi karbohidrat

dan makan mengandung lemak. Manakala pada tipe binge-eating/purging , individu

tersebut makan secara berlebihan kemudian memuntahkannya kembali secara segaja.6 

Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang jelas,dan

diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku .Namun demikian,

manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada kemungkinan faktor-faktor organic pada

etiologi.

Faktor predisposisi

  Biologis

Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan pertama

wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi daripada populasi

umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan kepada pusat pengatur nafsu

makan di hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan

dan kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun

model biologis ini masih dalam tahap perkembangan.

Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut cenderung

terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic mungkin muncul yang dipicu

oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan genetic ini mungkin muncul

karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan umum terhadap gangguan jiwa atau

kerentanan genetic mungkin secara langsung mencakup disfungsi hipotalamus.

Page 6: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

6

  Perkembangan

Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini bahwa

 penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap kehidupan ini.

Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan indentitas yang unik adalah

2 tugas yang penting. Keterlibatan faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa

 penderita anoreksia cenderung wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga yang

 bergerak ke atas yang menekankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini menyebabkan

tuntutan dan harapan keluarga yang menimbulkan stres, dan dalam konteks ini, penolakan

wanita untuk makan mungkin tanpaknya (tanpa disadari) sebagai cara menunjukan kendali.

Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan adalah penderita anoreksia mewakili

kenakalan seksualitas. Selain tidak mengalami menstruasi, wanita mengalami underweight

 parah tidak memilki karakteristik seksual lain, seperti feminin yang sesunguhnya.

  Lingkungan

Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami

gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan makan sering dipersulit

oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan keluarga dengan

konflik.

  Psikologis

Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan sekelompok

gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati  –   hatian , perfectsionisme serta

control infuse yang buruk. Aspek psikologis anoreksia nervosa yang mendominansi adalah

keinginan yang kuat untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya didahului

oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan mood dan perubahan perilaku. Penurunan berat

 badan biasanya dipicu oleh krisis yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi atau

kecelakaan interpersonal traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut

sampai tidak terkontrol.

Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan lemak

normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar orang lain

 bahwa remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat badan mungkin merupakan respon

terhadap sindiran atau pergantian sekolah atau akan masuk kuliah. Remaja memasuki fase

 pertumbuhan pubertas ketika akumulasi lemak biologis yang normal, terutama rentan

untuk muncul. Tuntutan dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping merupakan faktor yang

Page 7: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

7

sangat penting. Standar kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan, kerampingan, payudara

yang kecil seperti model –  model yang ditampilkan oleh semua bentuk media.

Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti

 perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja mengalami

kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan menjadi sebuah area yang

dapat melatih kontrol individu.

  Sosio kultural

Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi

gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di Amerika

Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh seseorang

menjadi indicator untuk evaluasi diri. Di Amerika serikat kelebihan berat badan dianggap

sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh yang sempurna

disamakan dengan cantik.

Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500  –   700 kalori

dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun mereka merasa yang

dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka . Beberapa indivu yang

mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama seharian. Walaupun melakukan

 pembatasan, banyak penderita anoreksia mengalami preokupasi atau terobsesi oleh

makanan dan sering masak untuk keluarga. Individu yang mengalami gangguan makan

dapat melakukan berbagai perilaku pengurasan termasuk latihan olahraga yang berlebihan.

Menggunakan diuretic yang diresepkan dan di jual bebas, pil diet, laksatif dan steroid.

Banyak pasien yang mencari bantuan untuk menangani gangguan makan juga mengalami

gangguan jiwa seperti depresi , gangguan obsesif  – konflusif dan gangguan kepribadian.

Gambaran Klinis

Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan

 berat badan, walaupun sebenarnya mereka menderita kelaparan atau malnutrisi. Makan,

makanan dan kontrol berat badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan

sentiasa mengukur berat badannya berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-

hati, dan makan dengan kuantiti yang sangat kecil dan terhadap pada sebagian makanan.1,6

Kebanyakan pasien dengan AN juga akan mempunyai masalah psikiatri dan

macam-macam penyakit fisik, termasuk depresi, ansietas, perilaku terasuk (obsessive),

 penyalahgunaan zat, komplikasi kardiovaskular dan neurologis, dan perkembangan fisik

yang terhambat. Gejala lain yang mungkin terlihat dari waktu ke waktu termasuk penipisan

Page 8: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

8

tulang (osteopenia atau osteoporosis), rambut dan kuku yang rapuh, kulit yang kering dan

kekuningan, perkembangan rambut halus dikeseluruhan tubuh (misalnya, lanugo), anemia

ringan, kelemahan dan kehilangan otot, konstipasi berat, tekanan darah rendah, pernafasan

dan pols yang melemah, penurunan suhu tubuh internal; menyebabkan orang tersebut

sering merasa dingin, dan kelesuan.1,6 

Sebagai akibat dari nutrisi buruk, gangguan endokrin yang melibatkan aksis

hipotalamus-pituitari-gonad timbul, bermanifestasi pada wanita yaitu amenorrea dan pada

laki-laki yaitu kurangnya minat berseksual dan kesuburan. Pada anak-anak yang

 prapubertas, pubertasnya lambat dan perkembangan dan pertumbuhan fisiknya terbantut.

Gejala metabolik lainnya, seperti lelah dan intoleransi terhadap kedinginan juga

disebabkan oleh gangguan aksis hipotalamus-pituitari-gonad. Selain itu, resiko untuk

mengalami fraktur tulang berkaitan juga dengan pasien dengan AN karena saiz tulang yang

 berkurang dan densitas mineral tulang.1

Kadar serum leptin dalam AN yang tidak dirawat adalah rendah. Pada AN juga

dijumpai peningkatan kadar kortisol dan kegagalan deksametason untuk mensupresinya.

Kadar thyroid-stimulating hormone (TSH) adalah normal, tetapi kadar tiroksin dan

triiodotironin adalah rendah. Growth hormone meningkat, tetapi insulin-like growth factor

1 (IGF-1) yang diproduksi oleh hati, menurun. Pengurangan densitas tulang diobservasi

 pada pasien dengan AN meningkatkan risiko untuk mengalami fraktur dan berkaitan

dengan defisiensi berbagai nutrisi, penurunan sterois gonad dan peningkatan kortisol dan.6

Pada pasien dengan tipe tertentu AN, sering dilihat kadar serotonin total, yang

menyokong hipotesis bahwa kadar serotonin otak yang tinggi dapat menyebabkan

 perbuatan kompulsif, atau mungkin menginhibisi pusat selera (Tecott, 1995).

Diagnosis

Onset anoreksia nervosa biasanya umur 10 tahun dan 30 tahun. Pasien diluar range

ini tidak tipikal, jadi diagnosa untuk pasien ini masih dipertanyakan. Setelah umur 13

tahun, onsetnya meningkat sangat cepat. Maksimum pada usia 17 tahun sampai 18 tahun

sekitar 85 % dari pasien anoreksia nervosa, onsetnya antara umur 13 tahun dan 20 tahun.

Diagnosa AN adalah berdasarkan karakteristik perilaku, psikologis dan fisiknya.

Kriteria diagnostik yang digunakan secara meluas ialah dari  American Psychiatry

 Association, melalui DSM-IV. Kriteria ini termasuklah : 6

Page 9: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

9

  Ketakutan berlebihan untuk meningkatkan berat badan atau menjadi gemuk

  Keengganan untuk menetapkan berat badan pada atau di atas berat normal yang

minimal sesuai umur dan ketinggian tubuhnya

  Distorsi pandangan tubuh (merasakan dirinya “terlalu gemuk” walaupun dirinya

telah underweight )

  Tidak mengalami menstruasi (amenorrea) selama sekurang-kurangnya 3 siklus

 berturut-turut.

Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :

Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja,

dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita. Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan

semua hal seperti di bawah ini, yaitu:

a.  Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang berkurang

maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index adalah 17,5% atau

kurang.

 b.  Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang

mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini :

Merangsang muntah oleh dirinya sendiri

-  Menggunakan pencahar

-  Olah raga berlebihan

Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.

-  Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan

gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap

 berat badan yang rendah.

-  Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-piyuitary-

 gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria

suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon

 pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme peripheral dari hormone tiroid, dan

sekresi insulin abnormal.

Page 10: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

10

Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas tertunda atau

dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali normal, tetapi menarche

terlambat.

Diagnosa Banding

Klinis harus yakin bahwa pasien tidak memiliki penyakit yang dapat menyebabkan

kehilangan berat badan (contoh, tumot otak atau kanker).

Kehilangan berat badan, kebiasaan makan yang aneh, dan muntah dapat terjadi

 pada beberapa gangguan mental, gangguan depresi, dan anoreksia nervosa mempunyai

 beberapa gejala yang sama seperti perasaan depresi, musim-musim menangis, gangguan

tidur, sering merenung, dan kadang-kadang pikiran bunuh diri. Bagaimanapun juga kedua

gangguan tersebut memiliki beberapa gejala yang berbeda. Umumnya pasien dengan

gangguan depresi mengalami penurunan nafsu makan, pasien anoreksia nervosa

mengklaim memiliki nafsu makan normal dan merasa lapar.

Hanya pada stadium yang parah dari anoreksia nervosa pasiennya mengalani

 penurunan nafsu makan. Preokupasi dengan kandungan kalori makan, resep, ahli dalam

mencicipi makanan di pesta, tipikal pada pasien anoreksia nervosa. Dan pada gangguan

depresi pasien tidak takut akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti pada

anoreksia nervosa.

Anoreksia nervosa harus dibedakan dari bulimia nervosa, suatu gangguan dimana

terdapat episode Ginge-eating diikuti mood yang terdepresi, mencela diri sendiri dan

menginduksi muntah. Terjadi ketika pasien mempertahankan berat mereka dibawah berat

 badan normal. Lebih jauh lagi pada pasien bulimia nervosa, pasien jarang kehilangan 15 %

 berat badan mereka.

Anoreksia Nervosa Tak Khas

Istilah ini harus digunakan untuk individu dimana satu atau lebih dari ciri utama

anoreksia nervosa, seperti amenore atau kehilangan berat badan yang bermakna, tidak

ditemukan atau tidak ada, tetapi yang sebetulnya akan memberikan gambaran klinis yang

cukup khas. Pasien demikian biasanya ditemukan secara kebetulan di pelayanan psikiatrik

di rumah sakit umum atau di pelayanan kesehatan dasar. Pasien yang mempunyai semua

gejala utama, tetapi hanya taraf ringan dapat juga dimasukkan dalam kelompok ini. Istilah

Page 11: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

11

ini tidak boleh digunakan untuk gangguan makan yang menyerupai anoreksia nervosa

tetapi yang diakibatkan oleh penyakit fisik yang diketahui.

Terapi

Terdapat beberapa indikasi pasien dengan AN yang perlu dirawat inap di rumah

sakit, antara lain ialah berat badan kurang daripada 75% daripada berat badan ideal,

walaupun pemeriksaan darah rutin dalam batas normal. Untuk pasien yang berat badannya

sangat kurang, kalori yang cukup (kira-kira 1200-1800 kkal/hari) perlu diberi dalam

hidangan sehari-hari dalam bentuk makanan atau suplemen cairan untuk meningkatkan

 berat badan dan menstabilkan keseimbangan cairan dan elektrolit.6 

Konseling gizi juga membantu untuk menetapkan berat badan sehat dan

memperlengkapkan pasien dan keluarga tentang diet sehat dan risiko jangka pendek dan

 jangka panjang akibat gangguan makan.6 

Keterlibatan keluarga dalam penatalaksanaan AN pada remaja telah menjadi

komponen standar, walaupun pengobatan utamanya lebih kepada mengembalikan nutrisi di

rumah sakit dan psikoterapi individu atau konseling. Walaupun sebagian besar pasien

dengan AN perlu dirawat inap, peran keluarga juga memainkan peranan penting dalam

 pengobatan yang efektif.6 

Pengobatan dengan olanzapin ternyata meningkatkan berat badan dan selera makan

 pada pasien AN, dan mengubah persepsi diri tentang gambaran tubuhnya. Mereka akan

memikirkan bahwa mereka lebih normal dan matang.1,6 

Prognosis

Mortalitas merupakan risiko pada pasien dengan AN, disebabkan oleh percobaan

 bunuh diri atau komplikasi dari gangguan makan yang kronis. Risiko mortalitas telah

menurun sepanjang 25 tahun ini dengan pengobatan dan identifikasi dini AN. Kira-kira

25% tetap simptomatik. Proses penyembuhan berlangsung lama, bisa 2 tahun dari onset

AN.

Terdapat juga pasien dengan AN beralih kepada jenis gangguan makan lain, seperti

 bulimia nervosa dan binge-eating disorder , menunjukkan terdapat hubungan antara

gangguan makan tersebut.1 

Gangguan makan dapat berakibat fatal akibat dari defisiensi nutrisi yang

 berkelanjutan. Pasien dengan gangguan makan kadang kala mencoba untuk membunuh diri

Page 12: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

12

atau menghindari kegiatan sosialnya. Perlu ditekankan bahawa gangguan ini tidak hanya

mengganggu perilaku makan, tetapi juga mendatangkan akibat pada fisik, psikologis dan

aspek sosial pasien.5

II.2 Bulimia Nervosa

Definisi

Bulimia nervosa yang lebih sering ditemukan daripada anoreksia nervosa, terdiri

dari episode rekuren makan sejumlah besar makanan disertai oleh perasaan di luar kendali.

Penyelaan sosial dan gangguan fisik yaitu nyeri abdomen atau mual menghentikan pesta

makanan, yang sering kali diikuti oleh rasa bersalah, depresi atau muak terhadap diri

sendiri. Orang yang selalu memiliki perilaku kompensasi yang rekuren seperti mencahar (

muntah yang diinduksi sendiri, pemakaian laksatif yang berulang atau pemakaian

diuretika), puasa atau latihan yang berat untuk mencegah penambahan berat badan.

Tidak seperti pasien anoreksia nervosa, pasien dengan bulimia nervosa dapat

mempertahankan berat badan normal. Menurut kriteria diagnostik dalam Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV), pesta makan dan perilaku

kompensasi harus terjadi dengan rata rata sekurangnya dua kali seminggu selama tiga

 bulan.

Epidemiologi

Bulimia nervosa lebih menonjol dibandingkan anoreksia nervosa. Diperkirakan

 bulimia nervosa terentang dari 1-3 % wanita muda. Seperti anoreksia nervosa, bulimia

nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan laki laki, tapi onsetnya lebih

sering pada masa remaja. Walaupun bulimia nervosa sering kali ditemukan pada wanita

muda dengan berat badan normal, mereka kadang kadang memiliki riwayat kegemukan.

Etiologi

Faktor faktor yang menjadi etiologi bulimia nervosa antara lain

-  Faktor biologis

Beberapa peneliti telah berusaha untuk menghubungkan siklus pesta makan dan

mencahar dengan berbagai neurotransmitter. Karena antidepresan sering kali bermanfaat

 pada pasien dengan bulimia nervosa, serotonin dan norepinefrin yang telah dilibatkan.

Kadar endorfin plasma meningkat pada beberapa pasien bulimia yang muntah yang

Page 13: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

13

mengakibatkan perasaan sehata yang dirasakan pasien setelah muntah mungkin

diperantarai oleh peningkatan kadar endorfin.

-  Faktor sosial

Pasien dengan bulimia nervosa cenderung memiliki kedudukan tinggi dan perlu

 berespons terhadap tekanan sosial untuk menjadi kurus. Sebagian besar pasien terdepresi

dan memiliki depresi familial yang tinggi. Keluarga pasien bulimia kurang dekat dan lebih

konfliktual dibandingkan dengan keluarga pasien anoreksia nervosa. Pasien bulimia

nervosa menggambarkan orang tuanya sebagai suka menelantarkan dan menolak.

-  Faktor psikologis

Pasien bulimia nervosa memiliki kesulitan dengan kebutuhan remaja, tapi lebih

mengungkapkan, marah dan impulsif dibandingkan anoreksia nervosa. Ketergantungan

alkohol, mencuri di took dan labilitas emosional ( termasuk usaha bunuh diri) sebagian

 besar berhubungan dengan bulimia nervosa. Pasien biasanya merasakan makan yang tidak

terkendali yang dilakukannya sebagai lebih ego-distonik sehingga lebih cepat mencari

 bantuan. Pasien ini juga tidak mempunyai pengendalian superego dan kekuatan ego dari

imbangannya dengan anoreksia nervosa. Kesulitan yang dimiliki pasien dalam

mengendalikan impulsnya sering kali dimanifestasikan dengan ketergantungan zat dan

hubungan seksual yang merusak diri sendiri, di samping pesta makan dan mencahar yang

menjadi tanda utama gangguan.

Diagnosis dan gambaran klinis

Kriteria diagnostik untuk Bulimia Nervosa menurut DSM-IV

A.  Episode rekuren pesta makan. Episode pesta makan ditandai oleh kedua

 berikut ini :

1.  Makan dalam periode waktu yang jelas ( misalnya dalam tiap periode 2

 jam), jumlah makanan jelas lebih besar dibandingkan yang akan

dimakan oleh kebanyakan orang dalam periode waktu yang serupa dan

dalam situasi yang serupa

2.  Perasaan hilang kendali terhadap makan selama episode ( misalnya

 perasaan bahwa ia tidak dapat berhenti makan atau mengendalikan apa

dan berapa banyak yang dimakannya)

B.  Perilaku kompensasi yang rekuren dan tidak layak untuk mencegah

kenaikan berat badan, seperti muntah diinduksi sendiri, penyalahgunaan

laksatif, diuretik, enema atau medikasi lain, puasa atau olahraga yang berat

Page 14: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

14

C. 

Pesta makan dan perilaku kompensasi yang tidak sesuai keduanya terjadi

dengan rata rata sekurangnya dua kali seminggu selama 3 bulan

D.  Pemeriksaan diri sendiri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan

E. 

Gangguan tidak terjadi semata mata selama episode anoreksia nervosa

Sebutkan jenis

Tipe mencahar : selama episode bulimia nervosa yang sekarang, pasien secara

teratur terlibat dalam muntah yang diinduksi diri sendiri atau pemakaian keliru

laktasif, diuretik atau enema.

Tipe tidak mencahar : selama periode bulimia nervosa yang sekarang, pasien

telah menggunakan perilaku kompensasi lain yang tidak layak, seperti puasa

atau olahraga berat tapi tidak secara teratur terlibat dalam muntah yang

diinduksi diri sendiri atau pemakaian keliru laktasif, diuretic atau enema.

Diagnosis Banding

Diagnosis bulimia nervosa tidak dapat dibuat jika perilaku pesta makan dan

mencahar terjadi hanya selama episode anoreksia nervosa. Pada kasus tersebut diagnosis

adalah anoreksia nervosa tipe pesta makan atau mencahar.

Klinisi harus memastikan bahwa pasien tidak menderita penyakit neurologis seperti

kejang ekuivalen  –   epileptik, sindrom Kluver-Bucy atau sindrom Kleine-Levin. Ciri

 patologis yang dimanifestasikan oleh sindrom Kluver-Bucy adalah agnosia visual, menjilat

dan menggigit yang kompulsif, memeriksa objek dengan mulut, ketidakmampuan

mengenali tiap stimulus, plasiditas, perubahan perilaku seksual dan perubahan kebiasaan

makanan khususnya hiperfagia. Sindrom ini sangat jarang dan kemungkinan tidak

menyebabkan masalah dalam diagnosis banding.

Sindrom Kleine Levin terdiri dari hipersomnia periodik yang berlangsung dua

sampai tiga minggu dan hiperfagia. Seperti pada bulimia nervosa, onset biasanya selama

masa remaja, sindroma lebih sering pada laki laki daripada perempuan. Pasien dengan

gangguan kepribadian ambang kadang kadang pesta makan, tapi makan adalah disertai

dengan tanda lain dari gangguan.

Page 15: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

15

Penatalaksanaan

Terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk psikoterapi

individual dengan pendekatan kognitif perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga dan

farmakoterapi. Sebagian besar pasien dengan bulimia nervosa tanpa penyulit tidak

memerlukan perawatan di rumah sakit. Pada umumnya, pasien tidak perlu merahasiakan

gejalanya dibandingkan dengan pasien anoreksia nervosa sehingga terapi rawat jalan

 biasanya tidak sulit. Tapi biasanya psikoterapi sering kali sulit dan berkepanjangan.

Beberapa pasien bulimia nervosa yang gemuk yang menjalani psikoterapi berkepanjangan

memang membaik secara mengejutkan.

Beberapa laporan mendukung pemakaian psikoterapi kognitif perilaku untuk

menjawab perilaku tertentu di sekitar dan yang menyebabkan periode pesta makan.

Beberapa program yang membantu antara lain suatu kontrak perilaku dan desensitisasi

terhadap pikiran dan perasaan yang dimiliki pasien bulimia tepat sebelum pesta makan.

Tapi banyak pasien bulimia memiliki psikopatologi yang melebihi perilaku pesta makan

sehingga pendekatan psikoterapeutik tambahan seperti terapi psikodinamika, interpersonal

dan keluarga dapat sangat bermanfaat.

Terapi psikodinamika untuk pasien dengan bulimia telah menemukan suatu

kecenderungan untuk mengkonkretkan mekanisme pertahanan introjektif dan proyektif.

Dalam cara yang mirip dengan membelah, pasien membagi makanan dalam dua kategori :

makanan yang bergizi dan makanan yang tidak sehat. Makanan yang dianggap bergizi

mungkin diingesti dan dipertahankan karena makanan tersebut secara tidak sadar

menyimbolkan introjeksi yang baik. Tapi makanan yang buruk secara tidak sadar

dihubungkan dengan introjeksi yang buruk dan dengan demikian, dikeluarkan melalui

muntah dengan khayalan bawah sadar bahwa semua destruktivitas, kebencian dan

kejahatan telah dibuang. Pasien mungkin secara sementara merasa sehat setelah muntah

karena pembuangan yang dikhayalkannya tapi perasaan segalanya baik adalah singkat,

karena perasaan itu didasarkan pada kombinasi yang tidak stabil dari pembelahan dan

 proyeksi.

Medikasi antidepresan dapat menurunkan pesta makan dan mencahar terlepas dari

adanya suatu gangguan mood. Jadi untu siklus pesta makan dan mencahar yang sukar dan

tidak berespons terhadap psikoterapi, penggunaan antidepresan cukup mambantu.

Imipramine ( Tofranil), desipramine ( Norpramin), trazodone ( Desyrel) dan inhibitor

monoamine oksidase telah membantu. Fluoxetine ( Prozac) juga menjanjikan sebagai

terapi yang efektif.

Page 16: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

16

Prognosis

Secara keseluruhan, bulimia nervosa tampaknya memiliki prognosis yang lebih

 baik dibandingkan anoreksia nervosa. Dalam jangka pendek, pasien bulimia nervosa yang

mampu melibatkan diri dalam pengobatan telah dilaporkan lebih dari 50 persen yang

mengalami perbaikan dalam pesta makan dan mencahar di antara pasien rawat jalan,

 perbaikan tampaknya berlangsung lebih dari lima tahun. Tapi pasien tidak bebas gejala

selama periode perbaikan, bulimia nervosa adalah gangguan kronis dengan perjalanan

 penyakit yang hilang timbul. Beberapa pasien dengan penyakit yang ringan memiliki

remisi jangka panjang.

Prognosis tergantung pada keparahan sekuela mecahar yaitu apakah pasien

mengalami gangguan keseimbangan elektrolit dan sampai derajat mana muntah yang

sering menghasilkan esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar liur dan karies gigi. Pada

 beberapa kasus bulimia nervosa yang tidak diobati, remisi spontan terjadi dalam satu

sampai dua tahun.(8) 

II.3 Binge-eating Disorder

Definisi

Menurut DSM-IV, kriteria binge-eating disorder (BED) memerlukan episode

makan berlebihan, sama seperti BN, tetapi yang membedakan BED dengan BN ialah BED

tidak melibatkan perbuatan untuk melawan perilaku makan berlebihan, seperti

memuntahkan kembali makanan, penggunaan pencahar dan beriadah berlebihan.6

Etiologi dan Faktor Resiko

Obesitas semasa kecil dan orang tua yang mengalami obesitas merupakan faktor

risiko spesifik untuk terjadinya BED, dan BED berkaitan dengan kelainan genetik yang

sangat jarang, yaitu mutasi pada gen untuk reseptor melanokortin 4.6

Gambaran Klinis

BED digolongkan pada orang dengan episode binge-eating yang rekuren sewaktu

seseorang merasakan hilangnya penguasaan terhadap perilaku makannya. Tidak seperti

BN, episode binge-eating ini tidak diikuti dengan proses penyingkiran, olahraga yang

 berlebihan, atau puasa. Hasilnya, orang dengan BED adalah kebiasaanya kelebihan berat

Page 17: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

17

 badan atau gemuk. Mereka juga merasa bersalah, malu dan/atau distress dengan binge-

eating yang dapat membawa kepada lebih banyak episode binge-eating . Mereka juga

sering mempunyai penyakit psikologis termasuklah ansietas, depresi, dan kekacauan

kepribadian.6 

Diagnosis

Diagnosis BED menggunakan kriteria diagnostik yang dikemukakan oleh DSM-IV.

Kriteria BED termasuk:6

  Episode makan berlebihan yang berulang, seperti BN.

  Episode makan berlebihan yang lebih cepat daripada biasa, makan hingga perut

terasa terlalu penuh, makan sejumlah besar makanan walaupun tidak merasa

lapar, makan sendirian karena merasa malu dengan jumlah makanan yang

dikonsumsinya, dan/atau merasa jelek terhadap diri sendiri, depresi, dan rasa

 bersalah selepas makan.

  Rasa tertekan terhadap perbuatan makan yang berlebihan.

  Perilaku makan tersebut berlaku sekurang-kurangnya 2 hari/minggu selama 6

 bulan.

  Perilaku makan tersebut tidak diikuti dengan perbuatan kompensatori untuk

melawan balik perilaku makan itu.

Terapi

Tujuan terapi pada pasien dengan BED ialah untuk megurangi perilaku makan

 berlebihan tersebut, memperbaiki simptom gangguan mood dan rasa cemas yang berkaitan

dengan ED, dan mengurangi berat badan pada individu yang juga mengalami obesitas.

Terapi psikologis seperti cognitive behavioral therapy dan farmakologis bukan saja efektif

mengobati BN tetapi berguna untuk mengurangi frekuensi makan padan pasien dengan

BED dan memperbaiki gangguan mood .7 

Prognosis

BED mempunyai kadar remisi yang tinggi, walaupun tanpa pengobatan. Juga tidak

ada kecenderungan untuk BED beralih ke tipe gangguan makan yang lain.1

Page 18: referat gangguan makan rsmm jiwa bogor

 

18

DAFTAR PUSTAKA

1.   National Institute of Mental Health, 2007.  Eating Disorders. NIH Publication.

Diunduh

dari:http://www.nimh.nih.gov/health/ publications/eatingdisorders/nimheatingdisord

ers.pdf (diakses pada tanggal 2 Oktober 2013)

2. 

Makino, M., Tsuboi, K., Dennerstein, L., 2004. Prevalence of Eating Disorder : A

Comparison of Western and Non-Western Countries. Medscape General Medicine 

3.  Edquist, K., 2009. Globalizing Pathologies? Eating Disorders and the Global

 Deterritorialization of Authority, Oregon. Diunduh dari:

http://www.allacademic.com/meta/p_mla_apa_research_citation/0/8/7/7/2/p87726_ 

index.html [diakses pada tanggal 2 Oktober 2013]

4.  Ho, T. F., Tai B. C., Lee, E.L., Cheng, S., Liow P. H., 2006. Prevalence and Profile

of Females At Risk of Eating Disorder in Singapore. Singapore Med J

5.  Tsuboi, K., 2005. Eating Disorders in Adolescence and Their Implications.  Japan

of Japan Medical Association. 

6.  American Psychiatric Association (APA), 2005.  Let’s Talk Facts About Eating

 Disorders. Diunduh dari : http://www.healthyminds.org /letstalkfacts.cfm (diakses

 pada tanggal 2 Oktober 2013)

7.  Kay, J., Tasman, A., 2006, Essentials of Psychiatry. USA: John Wiley & Sons.

8.  Kaplan HI, Sadock BJ, Grab JA. Sinopsis Psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku

 psikiatri klinis Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara; 2010. p.194-210