Referat FS

16
FOLIKULITIS SUPERFICIAL I. Definisi Folikulitis secara umum diartikan sebagai peradangan pada folikel rambut yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Jenis penyakit ini digolongkan sebagai pyoderma. Folikulitis itu sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu superfisial dan dalam atau deep. Superfisial dimaksudkan hanya pada sampai epidermis rambut sedangkan profunda atau deep meliputi seluruh bagian dari folikel rambut atau sampai bagian subkutan. 1 Folikulitis superfisial merupakan salah satu jenis peradangan folikel rambut yang terjadi pada infudibulum atau muara folikel rambut, berbentuk kecil dan berkubah, biasanya pada kulit kepala anak dan area cukur. Folikulitis superfisial dikenal juga dengan nama impetigo Bockhart. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang ditandai dengan pustul kecil yang dikelilingi eritema. 2 Folikulitis superfisial adalah jenis pyoderma dan digolongkan dalam infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Hasil peradangan muara folikel rambut menimbulkan pus atau infiltrat. Penyakit ini dapat sembuh sendiri namun dapat menimbulkan skar dan rambut rontok permanen. Perjalanan penyakit ini dapat sampai folikulitis dalam bahkan sampai abses dan selulitis. 3,4

description

referat

Transcript of Referat FS

Page 1: Referat FS

FOLIKULITIS SUPERFICIAL

I. Definisi

Folikulitis secara umum diartikan sebagai peradangan pada folikel rambut

yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Jenis penyakit ini digolongkan sebagai

pyoderma. Folikulitis itu sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu superfisial dan dalam

atau deep. Superfisial dimaksudkan hanya pada sampai epidermis rambut sedangkan

profunda atau deep meliputi seluruh bagian dari folikel rambut atau sampai bagian

subkutan.1

Folikulitis superfisial merupakan salah satu jenis peradangan folikel rambut

yang terjadi pada infudibulum atau muara folikel rambut, berbentuk kecil dan

berkubah, biasanya pada kulit kepala anak dan area cukur. Folikulitis superfisial

dikenal juga dengan nama impetigo Bockhart. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri

Staphylococcus aureus yang ditandai dengan pustul kecil yang dikelilingi eritema.2

Folikulitis superfisial adalah jenis pyoderma dan digolongkan dalam infeksi

yang diakibatkan oleh bakteri. Hasil peradangan muara folikel rambut menimbulkan

pus atau infiltrat. Penyakit ini dapat sembuh sendiri namun dapat menimbulkan skar

dan rambut rontok permanen. Perjalanan penyakit ini dapat sampai folikulitis dalam

bahkan sampai abses dan selulitis.3,4

II. Epidemiologi

Penyakit ini merupakan penyakit yang sering terjadi dan dapat sembuh sendiri

sehingga keluhan penderita jarang ke dokter kecuali keluhan berulang dan sudah

menjadi foliulitis yang dalam. Penyakit ini jarang menimbulkan komplikasi yang

lebih besar. Semua ras dan umur dapat terkena sedangkan jenis kelamin pria lebih

sering terkena. Wanita kebanyakan menderita folikulitis yang disebabkan oleh

jamur.3

III. Etiologi

Pada kasus folikulitis superfisial disebabkan oleh Staphylococcus aureus.

Beberapa penyebab dalam folikutlitis superfisial antara lain bakteri gram negatif

Page 2: Referat FS

contohnya Klebsiela, E. coli, Pseudomonas, dan Streptococcus dan penyebab lainnya

seperti gologan jamur dan virus didiagnosa dengan penyakit berbeda.2

Penyebab peradangan rambut dapat berakibat dari gesekan saat mencukur ata

memakai baju, keringat berlebih, kondisi kulit mengalami inflamasi berupa dermatitis

maupun akne, dan kulit yang mengalami trauma seperti setelah operasi atau abrasi.

Orang-orang yang rentan dengan infeksi seperti diabetes mellitus, leukemia dan HIV,

obesitas, dan pegobatan antibiotik dan kortikosteroid dalam jangka lama dapat

menjadi faktor resiko terjadinya folikulitis superfisial.4

Orang dengan diabetes mellitus memiliki fungsi imunitas selular yang

abnormal serta keadaan hiperglikemi yang dapat mempercepat kolonisasi beberapa

jenis patogen. Pada kondisi sistem kekebalan tubuh yang menurun seperti HIV,

leukemia, dan pengobatan kortikosteroid invasi bakteri juga akan lebih mudah dan

perjalanan penyakit akan semakin berlanjut.2,5

IV. Patogenesis

Penyebab dari folikulitis superfisial adalah Stap. Aureus. Secara umum

etiologi penyebab S. aureus patogenesis yang terjadi pada penyakit jenis pyoderma

itu sama. Namun ada faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit ini seperti jenis

kuman patogen, letak anatominya, dan faktor pejamu.2

Kolonisasi dari S. aureus bisa melalui transien dan terpapar dalam waktu yang

lama.S. aureus menghasilkan banyak komponen selular dan extraselular dalam

perjalan penyakitnya. Beberapa komponen dari penyakit ini belum diketahui, kecuali

beberapa variasi eksotoksin dihasilkan dan melalui ekstraselular. Hasil dari

koagulase, leukosidin, alpha toksin, dan lain sebagainya , yang ditemukan di kulit

sama seperti S. aureus telah di isolasi dari selulitis stap as. Ada beberapa faktor

pejamu seperti imunosupresan, pengobatan glukokortikoid, dan atopi memainkan

peran dalam patogenesis dari infeksi S. aureus.2

Jaringan yang terbuka akibat cedera atau trauma seperti luka operasi, luka

bakar, dermatitis, adanya benda asing merupakan faktor besar dalam patogenesis

infeksi S. aureus. Koagulase berperan penting dalam pembentukan abses dengan

memproduksi protrombin dan membentuk thrombin sekitar.2

Page 3: Referat FS

Terbentuknya koagulasi fibrin disekitar lesi mengahambat proses peredaran

darah sekitar dan mengakumulasi sel-sel inflamasi. Akibatnya sel-sel sekitar menjadi

nekrotik dan terbentuknya supurasi fokal atau abses.6

V. Gejala Klinik

Keadaan umum pasien pada folikulitis superfisial adalah baik. Follikulitis

pustular superfisial dimanifestasikan dengan papul folikel yang dengan cepat

berkembang menjadi pustul. Umumnya asimtomatik, namun pada beberapa kasus

dapat timbul gatal ringan yang dapat timbul akibat folikel rambut yang meradang.

Tanda dan gejala follikulitis bervariasi tergantung dari tipe infeksinya.

Follikulitis superfisial merupakan tipe follikulitis yang menyerang bagian atas dari

follikel rambut. Dapat berupa papul atau pustul merah kecil yang berkelompok yang

berkembang di sekitar follikel rambut, blister berisi pus yang telah pecah dan ditutupi

oleh krusta, kulit merah dan meradang, serta terasa gatal.4

Staphylococcus follikulitis. Merupakan tipe yang pling sering dan ditandai

dengan gatal, berwarna putih, pustul berisi pus yang dapat timbul pada bagian tubuh

mana saja yang memiliki folikel rambut. Jika kelainan ini terkena pada daerah

jenggot pria, makan dinamakan barber’s itch. Folikulitis jenis ini terjadi ketika folikel

rambut terinfeksi oleh bakteri S. aureus. Meskipun S. aureus merupakan bakteri flora

normal di kulit, namun umumnya akan menjadi masalah ketika bakteri tersebut

masuk ke dalam tubuh melalui lesi terbuka, yang dapat timbul dari bekas mencukur,

garukan, atau luka-luka lainnya.4

Distribusi dari lesi follikulitis juga dapat bervariasi dan terjadi pada daerah-daerah

yang memiliki folikel rambut, antara lan: 2

Wajah. S. aureus. Follikulitis gram negatif dapat timbul menyerupai bahkan

timbul bersama dengan acne vulgaris.

Area janggut (beard area).

Scalp. S. aureus, dermatofit.

Page 4: Referat FS

Leher

Kaki. Biasanya pada wanita yang mencukur bulu kakinya.

Trunkus. Biasanya setelah mencukur axila, dan pada punggung pasien yang

cukup lama berbaring (Folikulitis candidiasis)

Pantat. Banyak terjadi folikulitis S. aureus, dermatofit.

VI. Diagnosis

Anamnesis

Dalam anamnesis, ada beberapa hal yang penting untuk ditanyakan pada kasu-

kasus Folikulitis superfisial, di antaranya sebagai berikut:4,8

Riwayat trauma pada bagian kulit yang terkena lesi. Riwayat mencukur atau

mencabut rambut di area janggut, ketiak, atau betis (waxing) dapat

memfasilitasi terjadinya infeksi pada follikel rambut.

Riwayat inflamasi pada bagian kulit tersebut baik dermatitis maupun akne

vulgaris.

Riwayat oklusi terhadap area berambut yang dapat memfasilitasi pertumbuhan

mikroba misalnya penggunaan pakaian yang ketat, pakaian berbahan plastik,

plaster adhesi, posisi (posisi duduk menyebabkan penekanan pada daerah

pantat, posisi berbaring menyebabkan penekanan pada punggung), oklusi

yang alamiah berupa lipatan pada daerah intertriginosa (axila, inframammary,

anogenital).

Riwayat penggunaan preparat glukokortikoid topikal dan antibiotik sistemik

yang dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri-bakteri gram negatif serta yang

bersifat imunosupresi.

Pemeriksaan Fisis

1. Effloresensi 8

Pada bagian tengah papul atau pustul terdapat follikel rambut. Ruptur dari

pustul akan menyebabkan erosi superfisial atau krusta.

Page 5: Referat FS

Biasanya, hanya sebagian kecil dari regio folikel yang terinfeksi.

Infeksi superfisial sembuh tanpa jaringan skar, tetapi pada pasien berkulit

lebih gelap dapat timbul post inflamasi hipo atau hiperpigmentasi.

Infeksi yang lebih dalam dapat menyebabkan abses atau furunkel.

2. Predileksi 8

-Wajah

-Area janggut

-Kulit kepala

-Leher

-Betis

-Badan

-Daerah pantat

Pemeriksaan Penunjang

Pada umumnya, follikulitis biasanya didiagnosis berdasarkan keadaan

klinisnya dan diterapi secara empiris. Namun, dalam kasus-kasus yang gagal

mengatasi infeksi dengan terapi standar, pewarnaan Gram, kultur, tes KOH, atau

Tzanck smear dapat diperlukan. Sampel untuk pewarnaan gram dan kultur bakteri

diambil dari lesi pustul untuk kemudian dibiakkan dalam medium tertentu

(dikultur) untuk memastikan keberadaan bakteri tersebut. Hasilnya akan di

dapatkan gambaran coccus gram positif dari S. aureus, namun hasil false negatif

dapat terjadi.

Pada kasus-kasus suspek follikulitis stafilokokus yang kronis, kultur dari nasal

biasanya dilakukan. Kultur viral dan Tzanck smear dilakukan untuk mendiagnosis

Herpetic sycosis, keberadaan multinucleat giant cell merupakan karakteristik dari

infeksi herpes.4,9

Pemeriksaan Laboratorium 2

Pewarnaan Gram. S. aureus: coccus gram positif. Fungi juga dapat terlihat.

Pemeriksaan KOH. Dermatofita: hifa, spora. M. furfur: pembentukan ragi

yang multipel; Candida: bentuk mycelial.

Page 6: Referat FS

Kultur bakteri: S. Aureus, P. aeruginosa; follikulitis gram negatif: Proteus,

Klebsiella, Escherichia coli. Pada kasus-kasus follikulitis kronik yang

berulang, dilakukan kultur nasal dan regio perianal untuk S. aureus carriage.

Kultur Fungi: Dermatofita; C. albicans.

Kultur Viral: Herpes Simplex Virus (HSV)

Pemeriksaaan Histopatologi

Pada beberapa kasus namun jarang dilakukan, biopsi dari lesi pustular yang

akut dapat diperlukan untuk diagnosis definitif. Follikulitis superfisial (impetigo

Bockhart) memiliki gambaran histologi berupa pustul subkorneum pada muara

follikel yang berisi infiltrat inflamasi yang didominasi oleh neutrofil.9

Dalam hal dermatopathologynya, ada beberapa hal yang harus evaluasi antra

lain, apakah ada mikroorganisme, infiltrat inflamasinya dominan di follikel atau di

perifollikel, apakah proses inflamasinya merupakan proses supurasi akut

(neutrofil), limfositik kronik, atau granulomatous, apakah ada struktur pilosebasea

yang dirusak.2

VII. Diferensial Diagnosa

Pseudomonas follikulitis (hot tub follikulitis). Pseudomonas aeroginosa dapat

menyebabkan keadaan ini. Gejalanya berupa papul perifollikuler berwarna pink-

merah yang edematous, primernya terjadi di trunkus, dan dapat menjadi kasus

yang serius ketika terjadi pada pasien-pasien dengan immunocompromised.7

Tinea barbae. Disebabkan oleh fungi, yang berkembang di daerah jenggot pada

pria, dan terasa gatal serta nampak benjolan keputihan.

Pityrosporum follikulitis. Umumnya terjadi pada pria remaja dan dewasa, jenis

ini merupakan bentuk yang kronik, merah, pustul yang gatal di punggung dan

dada dan kadang sampai ke leher, bahu, lengan atas dan wajah.

Follikulitis Herpetic. Dominan terjadi di daerah jenggot (viral sycosis) pada pria.

Khasnya terbentuk vesikel dan pada tahap selanjutnya terbentuk krusta.

Page 7: Referat FS

Tinea barbae 10

Barbae Tinea adalah penyakit infeksi jamur pada daerah berjenggot dan leher,

sehingga penyakit ini banyak terjadi apada pria. Tinea barbae umunya terjadi pada

daerah tropis. Pada tinea barbae terlihat inflamasi pada nodul atau pustule multipel ,

terdapat pula kerak yang menutupi permukaan kulit (kerion Celsi), serta keadaan

rambut yang longgar dan mudah dicabut.

Tinea capitis11

Tinea kapitis adalah infeksi jamur pada kulit kepala, terutama pada anak pra-

sekolah (3-7 tahun) namun dapat pula menyerang orang dewasa. Hal ini disebabkan

oleh kelompok jamur yang biasanya hidup pada kulit (dermatofita) yang tumbuh

dengan cepat. Gejala tinea capitis dapat berupa gatal, rambut rontok, terdapat titik-

titik hitam (bagian rambut rusak di kulit kepala), kerak kuning (favus), kasar, serta

terdapat penebalan pada daerah yang meradang (kerion).

Acne vulgaris 12

Page 8: Referat FS

Peradangan kronis dari folikel polisebaseus, disertai penyumbatan dan

penimbunan keratin dengan komedo, pustule, nodul, dan kista. Acne vulgaris dapat

bermanifestasi di wajah, dada, dan punggung. Acne vulgaris pada wajagh dapat

mengenai daerah kepala pada tepi permukaan rambut kepala.

Rosasea 13

Rosasea ditandai dengan kemerahan pada wajah dengan munculnya ektima,

telangiektasis, kulit kasar, serta erupsi papulopustular yang menyerupai acne.

VIII. Terapi

Folikulitis superfisial dapat sembuh sendiri tanpa jaringan parut. Infeksi akut

Staphylococcus dapat diterapi dengan antibiotik, baik sistemik maupun topikal.

Antibiotik sistemik yang biasa digunakan seperti flukloksasilin atau eritromicin,

sedangkan antibiotik topikal yang biasa digunakan seperti mupirocin, asam fucidat,

atau neomycin. Hal yang penting diperhatikan dalam kasus ini adalah bagaimana

meningkatkan kebersihan diri, yang dapat dilakukan dengan mandi dengan

menggunakan sabun antiseptik dan penggunaan chlorhexidine pada kulit.14,15

Pustul superficial biasanya akan pecah dan terbentuk drain spontan tetapi

banyak pasien sembuh dengan drainase dan terapi topikal. Bactroban (mupirocin)

Page 9: Referat FS

salep dan Cleocin topikal adalah terapi yang efektif. Permukaan kulit pada daerah

yang lecet dan eksematous dapat diterapi dengan menggunakan mupirocin topikal,

dindamycin topikal, atau chlorhexidin topikal. Kasus yang kronis dan berulang lebih

sulit diterapi. Bila drainase dan terapi topikal gagal atau bila terjadi infeksi pada

jaringan lunak, sefalosforin gerenasi pertama atau dicloxacilin dapat diberikan,

kecuali diduga MRSA. Bila terjadi inflamasi akut, panas, dan basah pada daerah lesi,

dapat diberikan larutan Burow yang diencerkan 1:20 (bomeboro).14,16,17

Topikal 3

eritromicin topikal : ointment 2% (25g)

klindamicin topikal : gel/lotion/topikal solution 1%, topical foam 2% (anak

<12 tahun tidak dianjurkan)

Sistemik

Dewasa

Ciprofloxacin :Untuk kulit :ringan/sedang: 500 mg per oral 12 jam atau 400

mg IV 12jam untuk 7-14 hari

Dicloxacillin :Indikasi untuk infeksi Staphylococcus aureus : 125-500 mg per

oral tiap 6 jam.

Anak

Ciprofloxacin : Tablet : 250mg 500mg 750mg

rifampin : kapsul: 150mg 300mg,

dicloxacillin untuk infeksi S. aureus, <40 kg: 12.5-25 mg/kg/day Per oral tiap

6 jam Infeksi berat: 50-100 mg/kg/hari Per oral tiap 6 jam >40 kg: As adult;

125-500 mg per oral setiap 6 jam Minum dalam perut kosong

IX. Prognosis

Prognosis follikulitis superficial secara umum adalah baik karena kebanyakan

penyakit ini sembuh tanpa terapi. 3

Page 10: Referat FS

X. Komplikasi3

Infeksi Berulang

Infeksi berulang dapat terjadi kembali akibat pengobatan tidak teratur atau

menghilangkan faktor pencetus.

Folikulitis profunda

Lesi yang tidak terobati atau faktor system kekebalan pejamu yang menurun,

panyakit ini dapat berlanjut menjad furunkel atau bahkan celulitis dan abses.

Skar dan folikel rambut yang rusak

Folitculitis yang berulang dan parah dapat menimbulkan kerusakan folikel

rambut yang berujung dengan timbulnya skar warna kulit akan lebih gelap

dari sekitarnya dan tentunya akan terjadi rambut yang tidak tumbuh secara

permanen.