Referat Dr.ramli 2

62
BAB I PENDAHULUAN Luka tembak merupakan luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru atau persentuhan peluru dengan tubuh yang dipengaruhi oleh faktor kecepatan dan dapat merusak jaringan tubuh di dalamnya. Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat pembunuhan di Amerika Serikat dan banyak pada yurisdiksi. Luka tembak yang paling umum dijumpai sebagai penyebab kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah bagiannya adalah akibat bunuh diri. 1 Kekerasan dengan menggunakan senjata api yang menyebabkan luka tembak meningkat dalam dekade terakhir ini. Dalam konteks kesehatan masyarakat, diperkirakan terdapat lebih dari 500.000 luka per tahunnya yang merupakan luka akibat senjata api. Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2001, jumlah tersebut mewakili seperempat dari total perkiraan 2,3 juta kematian akibat kekerasan. Dari jumlah 500.000 tersebut, 42% merupakan kasus bunuh diri, 38% merupakan kasus pembunuhan, dan 26% merupakan kasus perang dan konflik persenjataan. 1,2 Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar 70.000 jiwa korban luka tembak dengan kasus kematian sekitar 30.000 jiwa. Sedangkan di Indonesia, menurut laporan hak asasi manusia triwulan ke dua tahun 1998 1

description

referat identifikasi umur pada jenazah

Transcript of Referat Dr.ramli 2

BAB IPENDAHULUAN

Luka tembak merupakan luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru atau persentuhan peluru dengan tubuh yang dipengaruhi oleh faktor kecepatan dan dapat merusak jaringan tubuh di dalamnya. Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat pembunuhan di Amerika Serikat dan banyak pada yurisdiksi. Luka tembak yang paling umum dijumpai sebagai penyebab kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah bagiannya adalah akibat bunuh diri.1Kekerasan dengan menggunakan senjata api yang menyebabkan luka tembak meningkat dalam dekade terakhir ini. Dalam konteks kesehatan masyarakat, diperkirakan terdapat lebih dari 500.000 luka per tahunnya yang merupakan luka akibat senjata api. Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2001, jumlah tersebut mewakili seperempat dari total perkiraan 2,3 juta kematian akibat kekerasan. Dari jumlah 500.000 tersebut, 42% merupakan kasus bunuh diri, 38% merupakan kasus pembunuhan, dan 26% merupakan kasus perang dan konflik persenjataan.1,2 Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar 70.000 jiwa korban luka tembak dengan kasus kematian sekitar 30.000 jiwa. Sedangkan di Indonesia, menurut laporan hak asasi manusia triwulan ke dua tahun 1998 yang dikeluarkan oleh ELSAM (Lembaga Studi dan Avokasi Masyarakat) tercatat ada 102 warga negara yang menjadi korban kekerasan akibat senjata api.3Semakin banyaknya kasus luka tembak, semakin banyak pula dokter yang diminta untuk melakukan pemeriksaan terhadap korban, baik korban masih hidup ataupun sudah meninggal.1 Seorang dokter berkewajiban membantu proses peradilan jika diminta oleh penyidik. Sebagaimana tercantum dalam pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP, yang menjelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli tersebut berupa Visum et Repertum dimana di dalamnya terdapat penjabaran tentang keadaan korbann, baik korban luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena tindak pidana.2 Untuk menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter harus menjelaskan berbagai hal, di antaranya membedakan luka tersebut memang luka tembak, luka tembak masuk atau luka tembak keluar, jenis senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak, dan luka tembak mana yang menyebabkan kematian.4,5,6

Interpretasi yang benar mengenai luka tembak mengenai ahli patologi tidak hanya memberikan informasi berharga yang dapat menunjang pelaksananaan hukum selama investigasi, tetapi juga penting untuk penentuan akhir jenis kematian.6Evaluasi mengenai luka tersebut memerlukan latihan khusus dan keahlian baik oleh seorang dokter yang menangani bagian kegawatdaruratan korban luka tembak maupun para ahli patologi dan forensik. Oleh karena itu, seorang dokter harus memahami bagaimana melakukan pemeriksaan terhadap luka tembak dapat membuat kesimpulan yang tepat berdasarkan hasil pemeriksaannya tersebut.Referat ini akan membahas masalah luka tembak dilihat dari sudut pandang medis dan hukum. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang luka tembak yang semakin meningkat dalam dekade terakhir dan bagaimana penegakan hukum yang jelas terhadap kasus ini.Dalam penyusunan referat ini penulis berharap seorang dokter atau calon dokter mampu mendeskripsikan luka tembak secara benar sehingga mampu membuat Visum et Repertum yang baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti yang bisa meyakinkan hakim untuk memutuskan suatu tindak pidana.BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Luka Tembak2.1.1. DefinisiLuka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru kedalam tubuh yang diproyeksikan ewat senjata api atau persentuhan peluru dengan tubuh. Yang termasuk dalam luka tembak adalah luka tembak masuk maupun luka tembak keluar. Luka tembak masuk terjadi apabila anak peluru memasuki suatu objek dan tidak keluar lagi, sedangkan pada luka tembak keluar, anak peluru menembus objek secara keseluruhan. Umumnya luka tembak ditandai dengan luka masuk yang kecil dan luka keluar yang lebih besar. Luka ini biasanya juga disertai dengan kerusakan pada pembuluh darah, tulang, dan jaringan sekitar.2,7 Luka tembak terjadi karena energi dari peluru saat menembus tubuh. Semakin besar energi yang dihasilkan peluru, semakin parah luka yang dapat terjadi. Energi akan meningkat seiring besar, berat dan kecepatan pelurunya. Secara umum, peluru berukuran besar yang ditembakkan dari senapaan menyebabkan luka yang lebih besar dibandingkan dengan peluru berukuran kecil yang ditembakkan dari pistol.92.1.2. Klasifikasi Luka Tembak2.1.2.1. Luka Tembak Masuk

Pada seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh beberapa unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut.9,11Ciri luka tembak masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan dengan abrasi tepi yang melingkar di sekeliling defek yang dihasilkan oleh peluru. Abrasi tepi tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru ketika menekan masuk kedalam tubuh. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit, maka hal tersebut akan menghasilkan abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin dengan ketebalan yang sama, oleh karena peluru masuk secara tegak lurus terhadap kulit. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit dengan membentuk sudut, maka hal ini akan menghasilkan tepi yang eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang tebal dari abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut peluru pada saat mengenai sudut kulit.10Luka tembak masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki sobekan pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi ketika peluru kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam laras senjata. Bahkan dalam perjalanannya dengan terpilin, peluru bergerak secara terhuyung ketika menabrak kulit sehingga sering memberikan gambaran bentuk D pada luka. Luka tembak masuk yang tidak khas dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh karena amunisis yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari peluru jenis Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain terlebih dahulu, seperti jendela yang bergerak otomatis, sebelum mengenai tubuh. Jenis lain dari luka tembak masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut senjata apu mengalami kontak langsung dengan kulit diatas permukaan tulang, seperti padan tulang tengkorak atau sternum. Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata ke dalam luka di sekitar peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan, dimana gas tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit disekitar luka tembak masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampak seperti bintang.10Luka tembak masuk dapat dibedakan menjadi9,11 :

a. Luka Tembak Tempel (Kontak) Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa pembakaran bubuk mesiu saat tembakan terjadi menghasilkan sejumlah besar gas. Gas inilah yang mendorong anak peluru keluar dari selongsongnya, dan selanjutnya menimbulkan suara yang keras. Gas tersebut sangat panas dan kemungkinan tampak seperti kilatan cahaya, yang jelas pada malam hari atau ruangan yang gelap.Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu hasil kombinasi antara gas dan anak peluru: (1) sejumlah gas yang diproduksi oleh pembakaran bubuk mesiu; (2) efektivitas pelindung antara kulit dan anak peluru; dan (3) ada tidaknya tulang dibawah jaringan yang terkena tembakan. Faktor pertama, jumlah gas yang diproduksi oleh bubuk mesiu yang terbakar memilik hubungan dengan kecepatan melontar senjata. Secara jelas dapat dikatakan dengan meningkatkan kecepatan melontar berarti juga meningkatkan kecepatan anak peluru. Meningkatnya jumlah gas yang diproduksi merupakan suatu prinsip untuk meningkatkan dorongan terhadap anak peluru. Faktor kedua yang berpengaruh terhadap efektifitas pelindung antara kulit dan anak peluru. Makin efisien pelindung tersebut makin banyak gas yang gagal ditiupkan di sekitar moncong senjata sehingga makin banyak gas yang dapat ditemukan di jaringan tubuh. Faktor terakhir adalah keberadaan lapisan tulang dalam jarak yang dekat di bawah kulit yang dapat dibuktikan menjadi pembatas terhadap penetrasi yang masif dan ekspansi gas menuju jaringan yang lebih dalam7. Ketika senjata ditembakkan dengan menempel pada kulit, gambaran akan tampak bermacam-macam tergantung apakah moncong senjata ditekan ke permukaan kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel pada kulit. Gambaran akan tampak beda jika terdapat pakaian diantara moncong senjata dan kulit. Pada jaringan lunak, seperti ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan tampak kecil dan sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding luka. Jika antara moncong senjata denga kulit menempel kuat akan ada sedikit bahkan tidak ada nyala api dan debu, kecuali kalau pakaian menutupinya. Dalam luka, pada jaringan akan ada beberapa bintik-bintik kotoran dengan jelaga atau partikel-partikel amunisi. Kebanyakan amunisi senjata tampak bersih, dibandingkan dengan peluru senjata api sehingga jelaga bisa tidak ditemukan.Biasanya hyperemia terdapat disebelah luar cetakan diameter moncong senjata, dan karbon monoksida akan diserap oleh Hemoglobin dan Mioglobin disekitar kulit luka dan pada bekas yang lebih dalam. Kemungkinan akan ada luka memar yang kadang meluas meskipun bentuknya tidak simetris dan jarang. Perluasan jaringan karena gas yang masuk memaksa kulit lebih keras melawan ujung laras, dan jejak moncong senjata mungkin akan terbentuk. Jika luka tempel di atas tulang terutama tulang tengkorak, terjadi fenomena yan sama dengan luka senjata api. Tampak gambaran linier atau seperti bintang13.

Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan bunuh diri. Cara yang biasa dilakukan: 1) Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat penarik senjata. 2) Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak bergerak dan tidak miring.

Sasarannya, yaitu :

- Daerah temporal

- Dahi sampai occiput

- Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju otak.

Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan cetakan/jejas ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas masuk kedalam dan akan keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban menggunakan senjata api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara ibu jari dan jari telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand. Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit, dapat dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang kepala dengan selaput otak keras (tabula interna).2,,9

Gambar 1. Luka tembak tempel

Gambar 2. Luka tembak tempelb. Luka Tembak Jarak DekatTanda luka tembak dengan jarak senjata ke kulit hanya beberapa inci adalah adanya kelim jelaga disekitar tempat masuk anak peluru. Luasnya kelim jelaga tergantung kepada jumlah gas yang dihasilkan, luasnya bubuk mesiu yang terbakar, jumlah grafit yang dipakai untuk menyelimuti bubuk mesiu. Pada luka tembak jarak dekat, bubuk mesiu bebas dapat ditemukan didalam atau di sekitar tepi luka dan disepanjang saluran luka. Kelim tato yang biasa tampak pada luka jarak sedang, tidak tampak pada luka jarak pendek kemungkina karena efek penapisan oleh jelaga7.Pada luka tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan membakar kulit secara langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar dapat terlihat. Terbakarnya rambut pada area tersebut dapat saja terjadi, namun jarang diperhatikan karena sifat rambut terbakar yang rapuh sehingga patah dan mudah diterbangkan sehingga tidak ditemukan kembali saat dilakukan pemeriksaan. Rambut terbakar dapat ditemukan pada luka yang disebabkan senjata apapun9. Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh peristiwa pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-tanda schot hand. Jarak dekat disini diartikan tembakan dari suatu jarak dimana pada sekitar luka tembak masuk masih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis terbakar. Jarak ini tergantung: - Jenis senjata, laras panjang atau pendek

- Jenis mesiu, mesiu hitam atau smokeless

Tanda utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu yang tidak terbakar yang terbang kearah kulit korban. Disekitar zona tato terdapat zona kecil berwarna magenta. Adanya tumbukan berkecepatan tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dan menghasilkan perdarahan kecil.Bentuk tato memberikan petunjuk mengenai tipe bubuk mesiu yang digunakan. Serpihan mesiu menyebabkan tato dengan bentuk yang beraneka ragam, tergantung bagaimana masing-masing mesiu membentur kulit dengan bentuk pipih pada tepinya. Gumpalan mesiu, berbentuk bulat atau bulat telur, menyebabkan tato bentuk bintik-bintik atau titik-titik. Karena bentuk gumpalan lebih kecil dari bentuk serpihan sehingga daerah berkelim tato pada gumpalan lebih halus. Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak tersebut, makin besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum dipakai adalah dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan transversal. Untuk kemudian dibuat luka percobaan, dengan menggunakan senjata yang sama, amunisis yang sama, kondisi lingkungan yang sama dengan hasil luka terlihat yang sama persis dengan korban, dapat di ukur jarak tembak.2,8,9

Gambar 3. Luka Tembak Jarak Dekat

c. Luka Tembak Jarak Jauh Tidak ada bubuk mesiu maupun gas yang bisa terbawa hingga jarak jauh. Hanya anak peluru yang dapat terlontar memebihi beberapa kaki. Sehingga luka yang ada disebabkan oleh anak peluru saja. Terdapat beberapa karakteristik luka yang dapat dinilai. Umumnya luka berbentuk sirkular atau mendekati sirkular. Tepi luka compang-camping. Jika anak peluru berjalan dengan gaya non-perpendikular maka tepi compang-camping tersebut akan melebar pada salah satu sisi. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan arah anak peluru1,12. Pada luka tembak masuk jarak jauh memberi arti yang besar terhadap pengusutan perkara. Hal ini karena luka jenis ini menyingkirkan kemungkinan penembakan terhadap diri sendiri, baik sengaja tau tidak. Terdapat 4 pengecualian, yaitu (1) Senjata telah di set sedemikian rupa sehingga dapat di tembakkan sendiri oleh korban dari jarak jauh; (2) kesalahan hasil pemeriksaan karena bentuk luka tembak tempel yang mirip luka tembak jarak jauh; (3) Kesulitan interpretasi karena adanya pakaian yang menghalangi jelaga atau bubuk mesiu mencapai kulit; dan (4) Jelaga atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal tersebut terjadi bila tidak ada pengetahuan pemeriksa dan dapat berakibat serius terhadap penyelidikan7. Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran hanyalah anak peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan. Pada luka tembak jarak jauh ini hanya ditemukan luka bersih dengan contusio ring. Pada arah tembakan tegak lurus permukaan sasaran (tangensial) bentuk contusio ringnya konsentris, bundar. Sedangkan pada tembakan miring bentuk contusio ringnya oval. Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk mencari adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya serat pakaian yang ikut masuk kedalam luka.Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara moncong senjata dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau jangkauan butir-butir mesiu.a. Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar sebagian.

b. Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.

c. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau kelim lemak.

Gambar 4. Luka Tembak Jarak Jauh2.1.2.2. Luka Tembak KeluarLuka tembak keluar ini ialah bahwa setelah peluru membuat luka tembak masuk dan saluran luka tembakan maka akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi dari sebelah dalam dan kulit terdorong ke luar. Kalau batas kekenyalan kulit dilampaui, maka kulit dari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang luka baru lagi, dan luka baru inilah yang dinamakan luka tembak keluar.11Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka tembakan masuk dan mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari pada peluru tadi menjadi berubah. Tulang-tulang yang kena peluru tadi akan menjadi patah pecah atau kadang-kadang remuk. Akibatnya waktu peluru menembus terus dan membuat lubang luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang berubah bentuknya, tapi juga diikuti oleh pecahan-pecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar karena dorongan dari peluru. Tulang-tulang inipun kadang-kadang mempunyai kekuatan menembus juga. Kejadian inilah yang mengakibatkan luka tembakan keluar yang besar dan lebar, sedangkan bentuknya tidak tertentu. Sering kali besar luka tembak keluar berlipat ganda dari pada besarnya luka tembakan masuk. Misalnya saja luka tembakan masuk beserta contusio ring sebesar kira-kira 8 mm dan luka tembakan keluar sebesar uang logam. Berdasarkan ukurannya maka ada beberapa kemungkinan, yaitu:

a. Bila luka tembak keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk, maka biasanya sebelum keluar anak peluru telah mengenai tulang hingga berpecahan dan beberapa serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa menjadi peluru baru yang membuat luka keluar menjadi lebih lebar.

b.Bila luka tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk, maka hal ini didapatkan bila anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh dan daya tembus waktu keluar dari kulit masih cukup besar.

Gambar 5. Luka Tembak KeluarAdapun faktorfaktor yang menyebabkan luka tembak keluar lebih besar dari luka tembak masuk adalah:11 Perubahan luas peluru, oleh karena terjadi deformitas sewaktu peluru berada dalam tubuh dan membentur tulang.

Peluru sewaktu berada dalam tubuh mengalami perubahan gerak, misalnya karena terbentur bagian tubuh yang keras, peluru bergerak berputar dari ujung ke ujung (end to end), keadaan ini disebut tumbling.

Pergerakan peluru yang lurus menjadi tidak beraturan, disebut yawing.

Peluru pecah menjadi beberapa fragmen. Fragmen-fragmen ini menyebabkan luka tembak keluar menjadi lebih besar.

Bila peluru mengenai tulang dan fragmen tulang tersebut turut terbawa keluar, maka fragmen tulang tersebut akan membuat robekan tambahan sehingga akan memperbesar luka tembak keluarnya.

Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari luka tembak masuk, hal ini disebabkan:12 Kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang, sehingga kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil, perlu diketahui bahwa kemampuan peluru untuk dapat menimbulkan kerusakan berhubungan langsung dengan ukuran peluru dan velocity.

Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan keluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar akan lebih kecil bila dibandingkan dengan luka tembak masuk.

Beberapa variasi luka tembak keluar13

Luka tembak keluar sebagian (partial exit wound), hal ini dimungkinkan oleh karena tenaga peluru tersebut hampir habis atau ada penghalang yang menekan pada tempat dimana peluru akan keluar, dengan demikian luka dapat hanya berbentuk celah dan tidak jarang peluru tampak menonjol sedikit pada celah tersebut.

Jumlah luka tembak keluar lebih banyak dari jumlah peluru yang ditembakkan, ini dimungkinkan karena :

Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak keluar.

Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong keluar pada tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.

Dua peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka tembak masuk (tandem bullet injury), dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah dan keluar melalui tempat yang berbeda.2.1.3. Mekanisme Luka TembakSesaat setelah pemetik/trigger suatu senjata api ditarik maka mula-mula primer akan meletus akibat panas yang ditimbulkan oleh pukulan dari firing pin, yang mana ini kemudian akan menyalakan mesiu dalam selongsong. Bersamaan dengan meletusnya peluru akan keluar dari laras ialah : gas panas, asap, nyala api, sisa mesiu setengah/tak terbakar, fragmen metal, anak peluru/gotri pada shotgun juga ikut keluar wad. Efek tersebut diatas dapat menimbulkan luka.Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk ronggayang disebabkan oleh gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter ini lebih besar dari diameter peluru, dan sesaat setelah peluru berhenti rongga ini akan mengecil dengan ukuran luka yang sama. Organ dengan konsistensi padat, tingkat kerusakanya lebih tinggi daripada yang berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi. [7,9]Gambar 6. Mekanisme Luka TembakAkibat yang ditimbulkan oleh anak peluru pada sasaran bergantung pada faktor :

a. Besar dan bentuk anak peluru

b. Balistik ( kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru )

c. Kerapuhan anak peluru

d. Kepadatan jaringan sasaran

e. Vulnerabilitas jaringan sasaran

Anak peluru yang menembus kulit akan menyebabkan terjadinya lubang yang dikelilingi bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet. Selain itu zat yang melekat pada anak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen mesiu (Pb, Sb, Ba) akan terusap pada tepi lubang (pada luka tembak masuk jarak jauh). Butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar akan etrtanam pada kulit di sekitar kelim lecet, membentuk kelim tato (pada luka tembak masuk jarak dekat), dan jelaga/asap yang keluar dari ujung laras senjata akan membentuk kelim jelaga, sedangkan api yang ikut keluar akan membentuk kelim api (berupa hiperemi atau jaringan yang terbakar, pada luka tembak masuk jarak sangat dekat). Ujung laras yang menempel pada kulit saat senjata api ditembakkan akan membentuk luka lecet tekan yang mengelilingi kelim lecet dengan sekitar yang menonjol, dikenal sebagai jejak laras.14LTM (Luka Tembak Masuk) jarak jauh hanya dibentuk oleh komponen anak peluru, sedangkan LTM jarak dekat dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar. LTM jarak sangat dekat dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga dan panas/api. LTM tempel/kontak dibentuk oleh seluruh komponen tersebut di atas (yang akan masuk ke dalam saluran luka) dan jejas laras. Saluran luka akan berwarna hitam danjejas laras akan tampak mengelilingi luka tembak masuk sebagai luka lecet jenis tekan, yang terjadi sebagai akibat tekanan ebrbalik dari udara hasil ledakan mesiu. Bila seluruh lingkaran laras senjata menempel tegak lurus pada kulit, maka butir mesiu, jelaga api, semuanya masuk kedalam luka. Tekanan balik gas panas yang masuk ke dalam saluran dapat mengakibatkan peregangan kulit yang sangat besar dan memberikan gambaran luka seperti bintang. Bila tidak seluruh lingkaran laras senjata menempel pada permukaan kulit, maka akan terbentuk gambarang LTM yang merupakan kombinasi dari LTM tempel dan LTM jarak sangat dekat.14Gambaran LTM jarak jauh dapat juga ditemukan pada korban yang tertembak pada jarak yang dekat/sangat dekat, apabila di atas permukaan kulit terdapat penghalang misalnya pakaian yag tebal, ikat pinggang, helm dan sebagainya sehingga komponen-komponen butir mesiu yang tidak habis terbakar, jelaga dan api tertahan oleh penghalang tersebut.14Pada tempat anak peluru meninggalkan tubuh korban akan ditemukan luka tembak keluar (LTK). LTK umumnya lebih besar dari LTM akibat erjadinya deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari LTK. Pada anak peluru yang menembus tulang pipih, seperti tulang atap tengkorak, akan terbentuk corong yangmembuka searah dengan gerak anak peluru. LTK mungkin lebih kecil daripada LTM bila terjadi pada luka tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada saat akan keluar meninggalkan tubuh. Bentuk LTK tidak khas dan sering tidak beraturan.13,14 2.1.4. Efek Luka Tembak

Pada saat seorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut. Adapun komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap penembakan adalah13,14 :

Anak peluru

Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar

Asap/jelaga

Api

Partikel logam

Bila senjata yang dipergunakan sering diberi minyak pelumas, maka minyak yang melekat pada anak peluru dapat terbawa dan melekat pada luka. Bila penembakan dilakukan pada posisi moncong senjata menempel dengan erat pada tubuh korban, maka akan terdapat jejas laras. Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa penembakan akan menimbulkan kelainan pada tubuh korban sebagai berikut :1. Akibat Anak Peluru (Bullet Effect)Anak peluru akan menyebabkan luka terbuka. Luka terbuka yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Kecepatan

Posisi peluru pada saat masuk kedalam tubuh

Bentuk dan ukuran peluru

Densitas jaringan tubuh di mana peluru masuk

Peluru yang mempunyai kecepatan tinggi (high velocity) akan menimbulkan luka yang relative lebih kecil bila dibandingkan dengan peluru yang kecepatannya lebih rendah (low velocity).

Kerusakan jariangan tubuh akan lebih berat bila peluru mengenai bagian tubuh yang desintasnya lebih besar. Pada organ tubuh yang berongga seperti jantung dan kandung kencing, bila terkena tembakan dan kedua organ tersebut sedang terisi penuh (jantung dalam fase diastole), maka kerusakan yang terjadi akan lebih hebat bila dibandingkan dengan jantung dalam fase sistol dan kandung kencing yang kosong ; hal tersebut disebabkan karna adanya penyebaran tekanan hidrostatik keseluruh bagian. Mekanisme terbentuknya luka dan kelim lecet akibat anak peluru :

a. Pada saat peluru mengenai kulit, kulit akan teregang.

b. Bila kekuatan anak peluru lebih besar dari kulit maka akan terjadi robekan

c. Oleh karena terjadi gerakan rotasi dari peluru (pada senjata yang beralur atau rifle bore), terjadi gesekan antara badan peluru dengan tepi robekan sehingga terjadi kelim lecet.

d. Oleh karena tenaga penetrasi peluru dan gerakan rotasi akan diteruskan ke segala arah, maka sewaktu anak peluru berada dan melintas dalam tubuh akan terbentuk lubang yang lebih besar dari diameter peluru.

e. Bila peluru telah meninggalkan tubuh atau keluar, lubang atau robekan yang terjadi akan mengecil kembali, hal ini dimungkinkan oleh adaanya elastisitas dari jaringan.

f. Bila peluru masuk ke dalam tubuh secara tegak lurus maka kelim lecet yang terbentuk akan sama lebarnya pada setiap arah.

g. Peluru yang masuk secara membentuk sudut atau serong akan dapat diketahui dari kelim lecet.

h. Kelim lecet paling lebar merupakan petunjuk bahwa peluru masuk dari tersebut

i. Pada senjata yang di rawat baik,maka pada kelim lecet akan dijumpai pewarnaan kehitaman akibat minyak pelumas, hal ini disebut kelim kesat atau kelim lemak.

j. Bila pelurumasuk pada daerah dimana densitasnya rendah, maka bentuk luka yang terjadi adalah bentuk bundar,bila jaringan dibawahnya mempunyai densitas besar seperti tulang, maka sebagian tenaga dari peluru disertai dengan gas yang terbentuk akan memantul dan mengangkat kulit diatasnya, sehingga robekan yang terjadi menjadi tidak beraturan atau berbentuk bintang

k. Perkiran diameter anak peluru merupakan penjumlahan antara diameter lubang luka di tambah dengan lebar kelim lecet ang tegak lurus dengan arah masuknya peluru

l. Peluru yang hanya menyerempet tubuh korban akan menimbulkan robekan dangkal, disebut bullet slap atau bullet grazem. Bila peluru menyebabkan luka terbuka dimana luka tembak masuk bersatu dengan luka tembak keluar, luka yang terbentuk diseut gutter wound.2. Akibat Butir-Butir Mesiu (Gunpowder Effect): Tattoo, Stiplinga. Butir- butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar akan masuk ke dalam kulitb. Daerah di mana butir-butir mesiu tersebut masuk akan tampak berbintik-bintik hitam dan bercampur dengan perdarahanc. Oleh karna penetrasi butir mesiu tadi cukup dalam, maka bintik-bintik hitam tersebut tidak dapat dihapus dengan kain dari luard. Jangkauan butir-butir mesiu untuk senjata genggam berkisar sekitar 60 cme. Black powder adalah butir mesiu yang komposisinya terdiri dari nitrit, tiosinat, tiosilfat, kalium karbonat, kalium sulfat, kalium sulfide, sedangkan smoke less powder terdiri dari nitrit dan selulosa nitrat yang dicampur dengan karbon dan gravid.3. Akibat Asap (Smoke Effect): Jelagaa. Oleh karena setiap proses pembakaran itu tidak sempurna, maka terbentuk asap atau jelaga

b. Jelaga yang berasal dari black powder komposisinya CO2 (50%) nitrogen 35% CO 10% hydrogen sulfide 3% hydrogen 2% serta sedikit oksigen dan methane

c. Smoke less powder akan menghasilkan asap yang jauh lebih sedikit

d. Jangkauan jelaga untuk senjata genggam berkisar sekitar 30 cm

e. Oleh karena jelaga itu ringan, jelaga hanya menempel pada permukaan kulit, sehingga bila dihapus akan menghilang.4. Akibat Api (Flame Effect): Luka Bakara. Terbakarnya butir-butir mesiu akan menghasilkan api serta gas panas yang akan mengakibatkan kulit akan tampak hangus terbakar (scorching, charring)

b. Jika tembakan terjadi pada daerah yang berambut, maka rambut akan terbakar

c. Jarak tempuh apu serta gas panas untuk senjata genggam sekitar 15 cm, sedangkan untuk senjata yang kalibernya lebih kecil, jaraknya sekitar 7,5 cm

5. Akibat Partikel Logam (Metal Effect) : Foulinga. Oleh karna diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka sewaktu peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi pelepasan partikel logam sebagai akibat pergesekan tersebut

b. Partikel atau fragmen logam tersebut akan menimbulkan luka lecet atau luka terbuka dangkal yang kecil-kecil pada tubuh korban

c. Partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan pada pakaian korban

6. Akibat Moncong Senjata (Muzzle Effect): Jejas Larasa. Jejas laras dapat terjadi pada luka tembak temple, baik luka tembak temple yang erat (hard contact) maupun yang hanya sebagian menempel (soft contact)

b. Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian tubuh, dimana di bawahnya ada bagian yang keras (tulang)

c. Jejas laras terjadi oleh karena adanya tenaga yang terpantul oleh tulang dan mengangkat kulit sehingga terjadi benturan yang cukup kuat antara kulit dan moncong senjata

d. Jejas laras dapat pula terjadi jika si penembak memukulkan moncong senjatanya dengan cukup keras pada tubuh korban, akan tetapi hal ini jarang terjadi

e. Pada hard contact, jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang luka, sedangkan pada soft contact, jejas laras sebetulnya luka lecet tekan tersebut akan tampak sebagian sebagai garis lengkung

f. Bila pada hard contac tidak akan dijumpai kelim jelaga atau kelim tato, oleh karena tertutup rapat oleh laras senjata, maka pada soft contact jelaga dan butir mesiu ada yang keluar melalui celah antara moncong senjata dan kulit, sehinggal terdapat adanya kelim jelaga dan kelim tato.7. Pengaruh Pakaian Pada Luka Tembak MasukJika tembakan mengenai tubuh korban yang ditutup pakain, dan pakaiannya cukup tebal, maka dapat terjadi: Asap, butir-butir mesiu dan api dapat tertahan pakaian

Fragmen atau partikel logam dapat tertahan oleh pakaian Serat-serat pakaian dapat terbawa oleh peluru dan masuk ke dalam lubang luka tembak

2.1.5. Deskripsi Luka TembakKepentingan medikolegal deskripsi yang adekuat dari luka senjata api bergantung besarnya potensi seorang korban meninggal. Jika korban masih hidup, deskripsi singkat an tiak mendetail. Penggambaran nanti setelah kondisi gawat darurat disingkirkan. Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari5,6:

1. Lokasi

a. Jarak dari puncak kepala atau telapak kaki serta ke kanan dan kiri garis pertengahan tubuh.

b. Lokasi secara umum tehadap bagian tubuh.

2. Deskripsi luka luar

a. Ukuran dan bentuk

b. Lingkaran abrasi, tebal dan pusatnya

c. Luka bakar

d. Lipatan kulit, utuh atau tidak

e. Tekanan ujung senjata

3. Residu tembakan yang terlihat

a. Grains powder

b. Deposit bubuk hitam, termasuk korona

c. Tattoo

d. Metal stippling

4. Perubahan

a. Oleh tenaga medis

b. Oleh bagian pemakaman5. Track

a. Penetrasi organ

b. Arah

Depan ke belakang (belakang ke depan)

Kanan ke kiri (kiri ke kanan)

Atas ke bawah

c. Kerusakan sekunder

Perdarahan

Daerah sekitar luka

d. Kerusakan organ individu

6. Penyembuhan luka tembakan

a. Titik penyembuhan

b. Tipe misil

c. Tanda identifikasi

d. Susunan

7. Luka keluar

a. Lokasi

b. Karakteristik

8. Penyembuhan fragmen luka tembak

9. Pengambilan jaringan untuk menguji residu

Pada korban mati, penting untuk mengetahui siapa dan apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran luka.2.1.6. Identifikasi Luka TembakBerdasarkan ciri-ciri yang khas pada setiap tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak, jenis senjata, cara melakukan tembakan, maka perkiraan jarak tembak dapat diketahui, dengan demikian dapat dibuat klasifikasinya.4,7a. Senjata yang digunakan, meliputi:

Jenisnya

Dengan melihat ciri-ciri luka akan dapat ditentukan apakah disebabkan oleh senjata api, senjata angin, atau shotgun.

Kalibernya

Kaliber senjata dapat diperkirakan dengan melihat diameter cincin lecet. Kaliber tersebut ditentukan berdasarkan diameter lumen dari laras, yang tidak selalu sama dengan diameter peluru.

Akibat adanya elastisitas kulit maka biasanya diameter anak peluru sedikit lebih besar dari diameter cincin lecet. Pada bagian tubuh yang bagian kulitnya terlihat sangat dekat dengan tulang maka diameter anak peluru hampir sama besar dengan diameter cincin lecet sebab tulang dapat menjadi penahan terhadap elastisitas kulit diatasnya ketika mendapat dorongan anak peluru.

b. Cara melakukan tembakan, meliputi:

Arah tembakan

Secara teori arah tembakan dapat ditentukan dengan pasti dengan menghubungkan luka tembak masuk dengan luka tembak keluar. Hanya saja luka tembak keluar selalu tidak ditemukan. Kalaupun ditemukan kadang-kadang luka tersebut terjadi sesudah arah anak peluru berubah setelah membentur tulang. Selain itu kadang-kadang jumlah luka tembak banyak sehingga sulit menentukan luka tembak masuk dan luka tembak keluar dari anak peluru yang sama. Dalam keadaan demikian maka perkiraan arah tembakan dapat didasarkan pada posisi lubang luka terhadap cincin lecet.

Bila letaknya terpusat berarti arah tembakan tegak lurus terhadap permukaan sasaran dan bila episentris berarti arahnya miring.

Jarak tembak

Kecuali pada jarak tempel, jarak tembak hanya dapat ditentukan secara kasar dengan melihat bentuk lukanya serta ada tidaknya produk-produk dari ledakan mesiu.

Selain itu ada tidaknya luka tembak keluar juga dapat dijadikan dasar perhitungan secara kasar. Namun harus diingat bahwa banyak senapan modern sekarang ini yang memiliki kemampuan tinggi, sehingga dapat menimbulkan luka tembak keluar meskipun ditembakkan dari jarak yang sangat jauh.

c. Jenis luka tembak

1. Luka tembak tempel (contact wounds)

Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban dan ditembakkan. Bila tekanan pada tubuh erat disebut hard contact, sedangkan yang tidak erat disebut soft contact.

Umumnya luka berbentuk bundar yang dikelilingi kelim lecet yang sama lebarnya pada setiap bagian.

Jaringan subkutan 5-7,5 cm di sekitar luka tembak masuk mengalami laserasi.

Di sekeliling luka tampak daerah yang berwarna merah atau merah cokelat, yang menggambarkan bentuk dari moncong senjata, ini disebut jejas laras.

Rambut dan kulit sekitar luka dapat hangus terbakar.

Saluran luka akan berwarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir mesiu, jelaga dan minyak pelumas.

Tepi luka dapat berwarna merah, oleh karena terbentuknya COHb.

Bentuk luka tembak temple sangat dipengaruhi oleh keadaan/ densitas jaringan yang berada dibawahnya, dengan demikian dapat dibedakan :

a. Luka tembak tempel di daerah dahi

b. Luka tembak tempel di daerah pelipis

c. Luka tembak tempel di daerah perut

Luka tembak temple di daerah dahi mempunyai ciri :

a. Luka berbentuk bintang

b. Terdapat jejas laras

Luka tembak temple di daerah pelipis mempunyai ciri :

a. Luka berbentuk bendar

b. Terdapat jejas laras

Luka tembak temple di daerah perut mempunyai ciri :

a. Luka berbentuk bundar

b. Kemungkinan besar tidak terdapat jejas laras

2. Luka tembak jarak dekat (close range wounds)

Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban masih dalam jangkauan butir-butir mesiu (luka tembak jarak dekat) atau jangkauan jelaga dan api (luka tembak jarak sangat dekat).

Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya peluru, dengan di sekitarnya terdapat bintik-bintik hitam (kelin tato) dan atau jelaga (kelim jelaga).

Ukuran luka lebih kecil dibanding peluru.

Di sekitar luka dapat ditemukan daerah yang berwarna merah atau hangus terbakar.

Bila terdapat kelim tato, berarti jarak antar moncong senjata dengan korban sekitar 60 cm (50-60 cm), yaitu untuk senjata genggam.

Bila terdapat pula kelim jelaga, jaraknya sekitar 30 cm (25-30 cm)

Bila terdapat juga kelim api, maka jarak antara moncong senjata dengan korban sekitar 15 cm.

3. Luka tembak jarak jauh ( long range wound)

Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban diluar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar sebagian.

Jarak diatas 45 cm

Ukuran luka jauh lebih kecil dibandingkan peluru.

Warna kehitaman atau kelim tattoo tidak ada.

Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.

Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat dilihat pengotoran berwarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau kelim lemak.

Tabel 1. Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar13,14NoLuka Tembak MasukLuka Tembak Keluar

1.Ukurannya kecil, karena peluru menembus kulit seperti bor dengan kecepatan tinggiUkurannya lebih besar dan lebih tidak teratur dibandingkan luka tembak masuk, karena kecepatan peluru berkurang sehingga menyebabkan robekan jaringan

2.Pinggiran luka melekuk ke arah dalam karena peluru menembus kulit dari luarPinggiran luka melekuk keluar karena peluru menuju keluar

3.Pinggiran luka mengalami abrasiPinggiran luka tidak mengalami abrasi

4.Pakaian masuk ke dalam luka, dibawa oleh peluru yang masukTidak ada

5.Pada luka bisa tampak hitam, terbakar, kelim tattoo, atau jelagaTidak ada

6.Pada tulang tengkorak, pinggiran luka teratur bentuknyaTampak seperti gambaran mirip kerucut

7.Bisa tampak berwarna merah terang akibat adanya zat karbon monoksidaTidak ada

8.Di sekitar luka tampak kelim ekimosisTidak ada

2.1.7. Pemeriksaan Khusus Pada Luka Tembak

Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering dipersulit adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak bias dilakukan dengan baik. Hal ini mengakibatkan penafsiran kesimpulan yang kurang tepat. Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan luka tembak, dapat dilakukan prosedur sebagai berikut: luka tembak dibersihkan dengan hydrogen peroksida 3% by volume. Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk membersihkan busa yang terjadi dan membersihkan darah sehingga luka tembak menjad bersih dan deskripsi luka dapat dilakukan dengan tepat.

1. Pemeriksaan MicroskopikPerubahan mikroskopis yang tampak diakibatkan oleh dua factor, yaitu akibat trauma mekanis dan termis14Luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat14a. Kompresi epitel disekitar luka tampak epitel yang normal dan yang mengalami kompresi,elongasi, dan menjadi pipihnya sel sel epidermal serta elongasi dari inti sel

b. Distorsi dari sel epidemis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butir butir mesiu

c. Epitel mengalami nekrose koagulatif, epitel sembab, vakuolisasi sel sel basal

d. Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih banyak mengambil warna biru

e. Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis, adanya butir butir mesiu

f. Sel sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan piknotik

g. Butir butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan,berwarna hitam atau kecoklatan

Pada luka tembak tempel hard contact permukaan kulit sekitar luka tidak terdapat butir butir mesiu atau hanya sedikit sekali, butir butir mesiu akan tampak banyak dilapisan bawahnya, khususnya disepanjang tepi saluran luka

Pada luka tembak tempel soft contact butir butir mesiu terdapat pada kulit dan jaringan dibawah kulit

Pada luka tembak jarak dekat,butir butir mesiu terutama terdapat pada permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada lapisan lapisan kulit2. Pemeriksaan KimiawiPada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit,nitrat, sulfat, karbonat, tiosianat, dan tiosulfat. Pada smokeless gun powder dapat ditemukan nitrit dan sellulosa nitrat. Pada senjata api yang modern unsure kimia yang dapat ditemukan adalah timah, barium, antimony, dan merkuri. Pemeriksaan atas unsure-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian korban, didalam atau diluar luka. Pada pelaku unsure tersebut dapat dideteksi pada tangan yang menggemgam senjata.143. Pemeriksaan Dengan Sinar X9Sebenarnya pemeriksaan rontgen pada luka tembak ini kurang bermanfaat. Ada beberapa alas an penggunaan foto rontgen yaitu:

a. Untuk mengetahui posisi peluru

b. Untuk mengetahui lokasi pecahan peluru

c. Untuk mengetahui saluran peluru

d. Sebagai bukti tertulis bahwa tubuh korban telah diperiksa dan adanya luka akibat peluru

e. Untuk menyingkirkan peluru yang ada dalam tubuhPemeriksaan radiologic dengan sinar x ini pada umumnya untuk memudahkan dalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban, dan juga bila ada partikel-partikel peluru yang masih tertinggal pada tubuh.

Untuk menggunakan X-ray dalam menentukan letak peluru akan menyingkat waktu otopsi. X-ray harus dilakukan tanpa seluruh luka tembak keluar, karena walaupun ada luka keluar bukan berati kalau perulu memang keluar. Mungkin saja peluru tersebut mempunyai cukup energi untuk menimbulkan defek di kulit tetapi memantul kembali ke dalam tubuh. Luka keluar tersebut juga mungkin disebabkan oleh fragmen tulang yang didorong keluar oleh peluru.

X-ray juga berguna pada kasus dimana selubung peluru dan inti terpisah pada saat memasuki tubuh, inti bisa saja keluar namun selubungnya terperangkap didalam. Pada otopsi jika tidak disadari maka pemeriksa akan menarik kesimpulan yang salah bahwa seluruh peluru telah keluar. Ataupun sebaliknya dimana selubung keluar namun inti terperangkap. Kesalahan-kesalahan tersebut dapan dihindari dengan x-ray yang akan menunjukan apakah terjadi pemisahan inti dan selubung.

Pada luka tembus, pecahan-pecahan kecil dari peluru dapat tertinggal disepanjang luka atau pada tulang yang terperforasi oleh peluru. Pecahan tersebut biasanya terlewatkan pada otopsi, maka dengan itu perlu dilakukan X-ray sehingga dapat diampbil untuk pemeriksaan scanning electron microscope. Pemeriksaan ini gunanya adalah untuk mengetahui asal metal. X-ray juga bisa memperlihatkan luka dari luka tembak lama atau pecahan-pecahan peluru yang tidak berhubungan dengan kematian. Pada luka lama sudah terjadi fibrosis dan peluru sudah berwarna hitam karena terjadi oksidasi.

Pada gambaran radiologi juga bisa dilihat apakah terjadi pemantulan dalam. Terdapat gambaran jejak pecahan-pecahan yang terlihat bolak-balik. Namun X-ray juga mempunyai beberapa kekurangan, antara lain kaliber dari peluru tidsak dapat ditentukan dengan tepat. Ini karena pembesaran dari gambaran peluru yang tergantung dari jarak dengan sinar X-ray. Peluru yang dekat dengan sinar terlihat lebih besar dan batas terlihat kabur daripada gambaran yang lebih dekat ke film. Namun estimasi kaliber bisa didapatkan. X-ray sebaiknya diambil pada saat jenazah masih berpakaian agar dapat mendeteksi peluru yang keluar dari tubuh dan tetinggal di pakaian.

CT-scan adalah alat yang lebih akurat untuk mengevaluasi letak peluru dan pecahan pecahan tulang. Dapat diketahui sejauh mana peluru menemus organ atau jaringan. Pada luka tembak kepala, dapat dilihat apa terjadi perdarahan otak, fraktur tulang vertebrae dan lain-lain.Pada keadaan dimana tubuh korban telah membusuk atau sudah rusak, pemeriksaan akan sedikit lebih sulit, maka dengan pemeriksaan radiologi ini akan mempermudah menentukan kasusnya, yaitu ditemukanya anak peluru pad rontgen. Pada leka tembak jarak dekat dibuat percobaan paraffin, yang berguna untuk menentukan sisa mesiu pada tangan penembak atau sisa mesiu sekitar luka tembak jarak dekat.4. Pemeriksaan Baju Pada Korban Luka Tembak11Pemeriksaan korban luka tembak tidak lengkap tanpa pemeriksaan defek baju yang dibuat oleh peluru. Beberapa cara pemeriksaanya adalah:

a. Idealnya baju korban harus dilepaskan tanpa merusak baju tersebut, jika diharuskan merusak baju tersebut, maka dilakukan manipulasi sehingga luka dapat terlihat

b. Untuk mengidentifikasi korban, dapat dicari barang barang yang ada di saku

Korban yang meninggal, sekarat, dan potensial untuk resusitasi kardiopulmonologi dirawat oleh petugas medis. Berkaitan dengan hal ini , baju harus dipotong atau dirobek.5. Tes khusus:10,14 Tes paraffin merupakan tes yang tak spesifik, sebab hanya dapat mendeteksi adanya nitrate dan nitrite saja. Sehingga tes ini juga dapat memberikan hasil positif jika tangan tercemar tembakau, kacang-kacangan, pupuk atau obat-obatan.

Tes Harrison dan Gilroy, menggunakan kassa yang telah dibasahi dengan asam klorida. Bedanya dengan tes paraffin adalah bahwa tes yang terakhir ini untuk mendeteksi adanya unsur logam, merkuri, antimony, barium, atau timah hitam. Tentu harus diperhitugkan apakah pekerjaannya berkaitan dengan logam-logam tersebut.

Tes berikutnya adalah metode Neutron Activation Analysis (NAA), tes ini lebih sensitif sebab masih dapat mendeteksi antimony, barium, dan copper walaupun tangan yang digunakan untuk menembak sudah dibersihkan. Dan tes lain yang juga sensitif adalah tes yang menggunakan metode Atomic Absorbtion Spectroscopy (AAS) atau Flameless Atomic Absorbtion Spectroscopy (FAAS).2.2. Senjata Api2.2.1. Definisi

Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya.92.2.2. Jenis-Jenis Senjata Api

a. Berdasarkan Panjang Laras9,14:1. Laras pendek Revolver: mempunyai metal drum (tempat penyimpanan 6 peluru) yang berputar (revolve) setiap kali triggerditarik dan menempatkan peluru baru pada posisi siap untuk di tembakkan. Revolver terdapat dua jenis, single action dan double action. Pada tipe single action pelatuk harus dikokang setiap kali akan menembak. Sedangkan pada double action revolver penekanan picu secara berulang untuk langsung memutar silinder, mensejajarkan laras dan tempat peluru, mengokang dan selanjutnya melepaskan pelatuk untuk menembak.

Pistol : peluru disimpan dalam sebuah silinder yang diputar dengan menarikpicunya. Pistol otomatis dan semi otomatis, peluru disimpan dalam sebuah magasin, putaran pertama harus dimasukkan secara manual ke dalam ruang ledaknya.

Gambar 7. Senjata api laras pendek

2. Laras panjangSenjata ini berkekuatan tinggi dengan daya tembak sampai 3000 m, mempergunakan peluru yang lebih panjang. Senjata laras panjang dibagi menjadi dua yaitu:

Senapan tabur: Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan butir-butir tabur ganda lewat larasnya, sedangkan senapan dirancang untukmemuntahkan peluru tunggal lewat larasnya, moncong senapan halus dan tidak terdapat rifling. Senapan untuk menyerang: Senapan ini mengisi pelurunya sendiri, mampu melakukan tembakan otomatis sepenuhnya, mempunyai kapasitas magasin yang besar dan dilengkapi ruang ledak untuk peluru senapan dengan kekuatan sedang (peluru dengan kekuatan sedang antara peluru senapan standard dan peluru pistol)

Gambar 8. Senjata api laras panjang

b. Berdasarkan Alur Laras1. Laras beralur (Rifled bore)Agar anak peluru dapat berjalan stabil dalam lintasannya, permukaan dalam laras dibuat beralur spiral dengan diameter yang sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru, sehingga anak peluru yang didorong oleh ledakan mesiu, saat melalui laras, dipaksa bergerak maju sambil berputar sesuai porosnya, dan ini akan memperoleh gaya sentripetal sehingga anak peluru tetap dalam posisi ujung depannya di depan dalam lintasannya setelah lepas laras menuju sasaran. Alur laras ini dibagi menjadi dua yaitu, arah putaran ke kiri (COLT) dan arah putaran ke kanan (Smith and Wesson). Senjata api dengan alur ke kiri Dikenal sebagai senjata tipe COLT Kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.36; 0.38; dan 0.45 Dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kiri bila dilihat dari basis anak peluru.

Gambar 9. Senjata api beralur

Senjata api dengan alur ke kanan Dikenal sebagai senjata api tipe SMITH & WESSON (tipe SW) Kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0.22;0.36;0.38;0.45; dan 0.46 Dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban yaitu adanya goresan dan alur yang memutar ke arah kanan bila dilihat dari bagian basis anak peluru. Laras tak beralur atau laras licin (Smooth bore)Senjata api jenis ini dapat melontarkan anak peluru dalam jumlah banyak pada satu kali tembakan. Contohnya adalah shot gun.2.2.3. Mekanisme Kerja Senjata ApiMekanisme kerja senjata, baik senjata angin atau senjata api pada prinsipnya sama yaitu memanfaatkan tekanan tinggi dari udara atau gas untuk melontarkan anak proyektil atau anak peluru keluar dari laras dengan kecepatan tinggi.9,14

Pada senjata angin, tekanan yang tinggi itu diperoleh dengan cara memanfaatkan udara atau dengan merubah CO2 cair menjadi gas dalam ruangan yang volumenya tetap. Sedang pada senjata api, tekanan yang tinggi diperoleh dari pembakaran mesiu sehingga dalam waktu sekejap berubah menjadi gas dengan volume yang besar didalam ruangan yang volumenya tetap. Dari saru gram mesiu dapat dihasilkan gas (CO2, CO, hydrogen sulfanida, dan methane) antara 200-900 mililiter dengan suhu yang sangat panas. 9,14

Fungsi picu itu sendiri pada senjata angin sebetulnya untuk melepaskan udara yang tekanannya telah dibuat tinggi guna melontarkan proyektil, sedang pada senjata api untuk membuatnya, pin atau pemukul penggalak melakukan tugasnya sehingga menimbulkan percikan api pada penggalak (primer) guna membakar mesiu. Selanjutnya, anak peluru atau proyektil yang telah memiliki gaya kinetic itu, sesudah meninggalkan laras jalannya amat dipengaruhi oleh banyak hal; seperti misalnya berat massa, bentuk dan diameternya, gravitasi serta tahanan (resistensi) udara yang dilaluinya. Akibat dari gravitasi itu maka arah anak oeluru atau proyektil akan membentuk kurva. Semakin jauh moncong, pengaruh gravitasi semakin dominan sehinggga bentuk kurvanya semakin tampak nyata. 9,14Menembak seseorang dari depan dan dari belakang penting untuk membedakan lukatembak masuk dengan luka tembak keluar. Luka tembak masuk khusus biasanya berbentuk bulat dengan tepi abrasi melingkar yang mengelingi cacat yang disebabkan oleh senjata. Garis tepi abrasi merupakan lecet atau kikisan kulit yang disebabkan oleh peluru saat ia mendorong ke dalam. Garis tepi mungkin konsetntrik atau eksentrik. Ketika peluru masuk ke dalam kulit, ia akan menyebabkan abrasi tepikonsentrik, karena ia masuk perpendikuler kulit. Ketika ujung peluru memfenetrasi kulit pada suatu sudut, ia akan menyebabkan garis tepi abrasi yang eksentrik. Daerah marginabrasi eksentrik yang tebal mengindikasikan sudut peluru yang lebih dangkal saat ia peluru menembus kulit.

Luka tembak keluar dari senjata berkekuatan tinggi sangat mungkin dikarenakan olehkecepatan dan energi kinetic yang tinggi amunisi yang ditembakkan. Stellate-shaped exit wounds, sering ditemukan dan mungkin menyerupai luka tembak masuk kontak. Walaupun luka tembak keluar dari senjata bisa lebih besar dan mungkin menyebabkan banyak kerusakan dibandingkan luka tembak keluar dari senjata genggam. Dengan memperkirakan tepi luka, ada atau tidak adanya tepi abrasi bisa dikonfirmasi. 9,14Normalnya, suatu peluru saat ditembakkan akan mengikuti suatu lengkung arah atau jalur tertentu. Namun, semakin cepat peluru melesat maka semakin lurus arah dan jalur peluru tersebut. Disipasi energi adalah bagaimana energi kinetis peluru yang disalurkan ke tubuh dari suatu kekuatan yang menahannya. Pada kasus proyektil velositas medium dan tinggi, disipasi energi dipengaruhi oleh9,14: Drag Faktor-faktor yang memperlambat suatu peluru, termasuk tahanan angin, hambatan oleh jaringan, dll. Profile Titik tumbuk peluru merupakan profil dari peluru tersebut. Semakin besar ukuran titik tumbuk semakin besar energi yang disalurkan. Cavitation Sering disebut sebagi perluasan alur masuk peluru. Merupakan lubang di jaringan tubuh yang dihasilkan oleh energi kinetis peluru. Lubang ini lebih besar daripadalubang masuk peluru. Karenanya,luka yang dihasilkan lebih besar dari diameter peluru tersebut. Kadang kala, karenaenergi kinetis peluru sedemikian besar, peluru dapat menembus jaringan di sebaliknya. Oleh karena itu selalu kaji adanya lubang keluar peluru (exit wound).Jika luka tembak masuk dan hubungannya dengan luka tembak keluar telah ditentukan,langkah selanjutnya adalah menentukan arah tembakan. Arah tembakan adalah jaras jalannya peluru memasuki tubuh melalui luka tembak masuk menuju luka tembak keluar.

Untuk alasan klaritas dan konsistensi, ahli forensik selalu menggambarkan arah tembakan sebagaimana tubuh korban dalam posisi anatomis standar saat ia ditembak. Tubuh korban berdiri penuh dengan tangan ekstensi pada sisi tubuhnya dengan bagian palmar ke depan. Sebagai contoh luka tembak yang menembus dada kiri dan keluar pada punggung kanan bawah, arah tembakan digambarkan dari depan ke belakang, kiri ke kanan dan dan ke bawah. Biasanya ahli forensik hanya bisa membuat opini dimana posisi tubuh korban bisa atau tidak konsisten dengan arah tembakan, dan hanya bisa disesuaikan dengan saksi mata.

Kepala

Ketika energi proyektil memasuki tengkorak dan mulai mengalami disipasi, jaringan otak secara alamiah akan tertekan secara berat (ingat kepala adalah ruang tertutup yang dibatasi jaringan tulang tengkorak yang kuat).Bila peluru mengenai wajah maka jalan napas akan rusak atau hancur tergantung pada velositas peluru.

Dada

Jaringan paru relative tahan terhadap kavitasi proyektil. Alveoli membentuk massa berongga yang mudah bergerak. Sedangkan jantung tidak tahan terhadap kavitasi sebagaimana paru. Namun lapisan terluar yang meliputi pembuluh pulmoner, aorta dan jantung merupakan jaringan yang kuat dan elastic. Jaringan ini mungkin mampu menutupi luka akibat luka tembus velositas rendah,namun tidak mampu mengatasi kavitasi akibat luka tembus velositas medium dan tinggi.

Bila terjadi cedera di antara garis puting dada dan pinggang, maka selalu curigai kemungkinan adanya cedera abdominal juga.

Abdomen

Abdomen sering mengalami cedera sekunder saat dada mengalami cedera. Ruang abdominal merupakan ruang yang besar yang berisi jaringan yang berisi cairan, udara, jaring padat dan jaringan tulang. Jaringan yang berisi udara dan cairan lebih tahan terhadap kavitasi daripada jaringan padat.

Ekstremitas

Ekstremitas terdiri dari tulang, otot, pembuluh darah dan jaringan saraf. Luka tembak sering menyebabkan tulang pecah dan pecahan ini dapat mengakibatkan luka sekunder.Pecahan ini dapat bersifat seperti misil atau proyektil yang merusak jaringan lain disekitarnya. Akibatnya jaringan di sekitar akan rusak sehingga fungsi sensorik, motorik dan bahkan aliran sirkulasi akan terhambat atau bahkan hancur.2.3. Aspek Medikolegal Luka TembakUndang-Undang Nomor 12/DRT/195115Pasal 1

(1) Barangsiapa, yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun.

Pasal 4

(1) Bilamana sesuatu perbuatan yang dapat dihukum menurut Undang-undang ini dilakukan oleh atau atas kekuasaan suatu badan hukum, maka penuntutan dapat dilakukan dan hukuman dapat dijatuhkan kepada pengurus atau kepada wakilnya setempat.

(2) Ketentuan pada ayat (1) dimuka berlaku juga terhadap badan-badan hukum, yang bertindak selaku pengurus atau wakil dari suatu badan hukum lain.

Terkandung tiga unsur pada Pasal 1: Unsur pertamaBarang siapa menurut Undang-undang adalah setiap orang warga Negara atau siapa saja yang mampu bertanggung jawab yang tunduk pada peraturan yang di tetapkan oleh pemerintah.

Unsur keduaBahwa dari kata-kata tanpa hak dalam perumusan delik ini, sudah dipastikan bahwa seseorang (baik militer maupun non militer) sepanjang menyangkut masalah-masalah senjata api, munisi atau bahan peledak harus ada ijin dari yang berwenang untuk itu.

Unsur ketiga

Menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, suatu senjata api, munisi atau suatu bahan peledak.

Prosedur pemilikan senjata api: Harus memenuhi syarat medis dan psikologis Pemohon haruslah orang yang tidak cepat gugup dan panik, tidak emosional dan tidak cepat marah Dilihat kelayakan, kepentingan, dan pertimbangan keamanan Berkelakuan baik Berusia 21 tahun hingga 65 tahunPejabat yang diberikan izin kepemilikan senjata apiPejabat swasta atau perbankan, yakni presiden direktur, presiden komisaris, komisaris, diretur utama, dan direktur keuangan;

TNI/Polri dan purnawirawan Pejabat pemerintah: Menteri, Ketua MPR/DPR, Sekjen. Dirjen, dan Sekretaris Kabinet, Gubernur, Wakil Gubernur, Sekwilda, Anggota DPR/MPR;

Pertanggungjawaban Tindak Pidana Penyalahgunaan Senjata ApiPertanggungjawaban tindak pidana penyalahgunaan senjata api dibedakan menjadi dua, yaitu menggunakan prosedur dan tidak menggunakan prosedur. Penembakan Penjahat yang Legal Karena Keadaan Darurat

Pasal 48 KUHP

Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dipidana

Pasal 49 KUHP

(1) Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hokum

(2) Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu, tidak dipidana

Pasal 50 KUHP

Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang tidak dipidana

Pasal 51 KUHP

(1) Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana

(2) Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan hapusnya pidana, kecuali jika yang diperintah, dengan itikad baik mengira bahwa perintah diberikan dengan wewenang dan pelaksanaannya termasuk dalam lingkungan perkejaannya

Berdasarkan Derajat Keparahan Berdasarkan derajat keparahan yang diderita sesuai dengan Bab XII KUHP Menyebabkan Mati atau Luka-Luka karena Kealpaan.Pasal 359Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

Pasal 360(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

(2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebahkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 361Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditamhah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan.

BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Luka tembak merupakan luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru atau persentuhan peluru dengan tubuh yang dipengaruhi oleh faktor kecepatan dan dapat merusak jaringan tubuh di dalamnya. Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya. Berdasarkan panjang larasnya, senjata api ini dikelompokan menjadi senjata api laras pendak dan senjata api laras panjang, sedangkan berdasarkan alur pada laras, senjata api dikelompokan menjadi senjata api baralur dan senjata api tanpa alur.

Pada luka tembak terjadi robekan dan kerusakan jaringan yang diakibatkan daya dorong peluru dalam menembus jaringan. Luka tembak dikelompokan menjadi luka tembak masuk dan luka tembak keluar, namun pada klasifikasi ini yang tidak kalah penting adalah jarak tembakan yaitu luka tembus masuk tempel, luka tembus masuk jarak dekat maupun luka tembus masuk jarak jauh. Penentuan jarak ini juga dapat menentukan efek dari tembakan. Efek dari tembakan ini diakibatkan oleh komponen peluru yang mengenai tubuh yaitu anak peluru, mesiu, asap jelaga, api dan partikel logam

Demi kepentingan medikolegal diperlukan pendeskripsian luka tembak. Deskripsi luka ini mencakup lokasi luka, ukuran dan bentuk luka, lingkaran abrasi, lipatan kulit yang utuh dan robek, bubuk hitam sisa tembakan (jika ada), dan bagian tubuh yang ditembus. Selain dekripsi luka, kita juga harus menentukan jarak tembakan dan arah tembakan. Penentuan jarak tembakan ini dapat dilihat dari adanya jejas laras, kelim api, kelim jelaga, atau kelim tato. Pemeriksaan khusus pada luka tembak masuk seperti pemeriksaa nmikroskopik, kimiawi, sinar X, tes paraffin, Tes Harrison dan Gilroy, dan tes Neutron Activation Analysis (NAA).3.2 Saran

1. Seorang dokter atau calon dokter mampu mendeskripsikan luka tembak sehingga mampu membuat Visum et Repertum yang baik dan benar.2. Seorang dokter atau calon dokter tidak hanya mempelajari ilmu kedokteran tetapi juga mengetahui hukum kesehatan demi penegakan hukum sesuai dengan keadilan.DAFTAR PUSTAKA1. Donoghue ER, Kalelkar MB, Richmond JM, Teas SS. Atypical gunshot wounds of entrance:an empirical study. J Forensic Sci1984;29:3793882. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara,1997; p.131-168.3. Abraham S, Arif RS, dkk. Tanya Jawab Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, 2009; p,94.4. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, 2007 ; p.74, 93-106

5. Krisis Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Laporan Hak Asasi Manusia Triwulan Kedua Tahun 1998. http://www.elsam.or.id/pdf/paper/1998tri2_98.pdf pada tanggal 3 Februari 2015.6. Hoediyanto, Haridai A. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Edisi Ketujuh. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2010. Surabaya: 106-110.

7. Windi, dkk. 2006. Traumatologi Forensik. (http://www.freewebs.com/traumatologie2/traumatologi.htm, diakses 4 september 2013)

8. Anonim. 2011. Forensic Pathology. (http://library.med.utah.edu/WebPath/FORHTsML/FOR039.html, diakses tanggal 4 Februari 2015).

9. Di Maio, V.J.M. 2010. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearms, Ballistics, and Forensic Techniques. Second Edition. New York : CRC Press. Page, 72-140.

10. Chadha P.V. 2011. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi V.Jakarta: Widya Medika. Hal 75-81.

11. Algozi Agus M. 2011. Luka Tembak. (www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/Luka%20tembak.pdf, diakses tanggal 3 Februari 2015).

12. Hueske E. 2009. Firearms and tool mark the forensic laboratory handbooks. Practice and resource.

13. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. 2011. Gunshot Wound. (online). (http://www.freewebs.com/gunshot_wound/lukatembakpadatulang.htm,, diakses tanggal 4 Februari 2015).

14. Pounder D.J.Department of Forensic Medicine, University of Dundee, Lecture Note, Gunshot Wounds.Diakses di http://www.dundee.ac.uk/forensicmedicine/notes/gunshot.pdf pada tanggal 4 Februari 2015.15. UNDANG-UNDANG NOMOR 12/DRT/1951. Diakses di http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_12_drt_1951.htm pada tanggal 13 Februari 2015.

SKS-45

Chinese AKS-47 semi-automatic rifle

40