epitaksis referat 2

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lat ar Belakan g  Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang diseb kan oleh kelai nan lokal local pada hidung atau kelain an sistemik. Penyebab loka l dapat diakibat kan oleh sinusitis kronis, benda asing, iritan, dan trauma. Penyebab sistemiknya dapat disebabkan oleh hipertensi, leukemia, sirosis hati  dan Dengue Hemorrhagic Fever. Terdapat dua sumber perdarahan pada epistaksis yaitu pada bagian anterior, dari  pleksus Kiesselbach (little area) dan pada bagian posterior yang berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoid posterior. Epistaksis terbanyak dijumpai pada usia 2-! tahun dan "!-#! tahun, sering dijumpai pada musim di ngi n dan ker ing. $i %merika &er ikat ang ka kejadi an epistaksis dijumpai dari ' penduduk. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan anita. Epistaksis bagian anterior sangat umum dijumpai pada anak dan deasa muda, sementara epistaksis posterior sering pada orang tua dengan riayat  penyakit hipertensi atau arteriosklerosis. ",) Tiga prinsi p uta ma dalam mena nggula ngi epista ksi s yaitu men ghenti kan  perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis. " 1.2 Tu juan Tuj uan dari referat ini adalah untuk mengetahui definisi , epidemiologi , etiol ogi,  patoogenesis, diagnosis, tatalaksana, pencegahan dan komplikasi dari epitaksis.  1

Transcript of epitaksis referat 2

Page 1: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 1/28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang disebkan oleh kelainan

lokal local pada hidung atau kelainan sistemik. Penyebab lokal dapat diakibatkan

oleh sinusitis kronis, benda asing, iritan, dan trauma. Penyebab sistemiknya dapat

disebabkan oleh hipertensi, leukemia, sirosis hati dan Dengue Hemorrhagic Fever.

Terdapat dua sumber perdarahan pada epistaksis yaitu pada bagian anterior, dari

 pleksus Kiesselbach (little area) dan pada bagian posterior yang berasal dari arteri

sfenopalatina dan arteri etmoid posterior.

Epistaksis terbanyak dijumpai pada usia 2-! tahun dan "!-#! tahun, sering

dijumpai pada musim dingin dan kering. $i %merika &erikat angka kejadian

epistaksis dijumpai dari ' penduduk. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara

laki-laki dan anita. Epistaksis bagian anterior sangat umum dijumpai pada anak dan

deasa muda, sementara epistaksis posterior sering pada orang tua dengan riayat

 penyakit hipertensi atau arteriosklerosis.",)

Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis yaitu menghentikan

 perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis."

1.2 Tujuan

Tujuan dari referat ini adalah untuk mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi,

 patoogenesis, diagnosis, tatalaksana, pencegahan dan komplikasi dari epitaksis.

 

1

Page 2: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 2/28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Hiung

*idung luar manusia berbentuk pyramid dengan bagian-bagian dari atas ke

 baah pangkal hidung (nasal bridge+, batang hidung (dorsum nasi+, puncak hidung

(tip+, ala nasi, kolumela dan lubang hidung. *idung luar dibentuk oleh kerangka

tulang dan tulang raan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang

 berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang

hidung terdiri dari tulang hidung (os nasal+, prosesus frontalis os maksila dan

 prosesus nasalis frontal sedangkan kerangka tulang raan terdiri dari beberapa

 pasang tulang raan yang terletak di bagian baah hidung yang terdiri dari sepasang

kartilago nasalis lateralis superior, sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang

disebut juga sebagai kartilago ala mayor.

ambar . %natomi hidung luar 2

2

Page 3: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 3/28

ongga hidung atau ka/um nasi berbentuk teroongan dari depan ke

 belakang dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi ca/um nasi

dekstra dan sinistra. Pintu ca/um nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang

 belakang disebut nares posterior (koana+ yang menghubungkan ca/um nasi dengan

nasofaring. $i belakang nares anterior terdapat /estibulum. 0estibulum dilapisi oleh

kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang

disebut /ibrise.

&etiap ca/um nasi mempunyai dinding medial, dinding lateral, inferior dan

superior. $inding medial adalah septum nasi. &eptum dibentuk oleh tulang dan tulang

raan. 1agian tulang terdiri dari lamina perpendikularis os etmoid, /omer, Krista

nasalis os maksila dan nasalis os palatine (ambar 2+, sedangkan bagian tulang raan

terdiri dari kartilagoseptum dan kolumela. Pada dinding lateral terdapat konka yaitu

konka inferior, konka media dan konka superior.,

ambar 2 . Tulang pembentuk ca/um nasi

$iantara konka-konka pada dinding lateral terdapat rongga sempit yang

disebut meatus. 3eatus inferior terletak diantara konka inferior dengan dasar hidung

dan dinding lateral hidung. Pada meatus inferior terdapat muara ostium (ostium+

duktus nasolakrimalis. 3eatus medius terletak diantara di antara konka media dan

3

Page 4: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 4/28

dinding lateral rongga hidung. Pada meatus media terdapat muara sinus maksila sinus

etmoid anterior dan sinus frontalis, sedangkan pada meatus superior terdapat muara

sinus etmoid posterior dan sinus sphenoid.

$inding inferior rongga hidung merupakan dasar rongga hidung yang

dibentuk oleh os maksila dan os palatum. $inding superior dibentuk oleh lamina

kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dan rongga hidung. 4amina

kribrosa merupakan lempeng tulang berasal dari os etmoid dan merupakan tempat

masuknya serabut-serabut saraf olfaktorius.

Perara!an !iung

1agian baah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang arteri

maksilaris interna yaitu arteri palatine mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar dari

foramen sfenopalatina bersama ner/us sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di

 belakang ujung posterior konka media. 1agian atas rongga hidung mendapat

 perdarahan dari arteri etmoidalis anterior dan anterior yang merupakan cabang dari

arteri oftalmika yang berasal dari arteri carotis interna, sedangkan bagian depan

hidung mendapat perdarahan dari cabang-cabang arteri fasialis.

Pada bagian depan septum terdapat anstomosis dari cabang-cabang arteri

sfenopalatina, arteri etmoidalis anterior, arteri labialis superior dan arteri palatine

mayor yang disebut Pleksus Kisselbach. Pleksus kisselbach terletak di bagian

superficial dan mudah cedera karena trauma, sehingga sering menjadi sumber 

epitaksis (ambar +.,5

0ena-/ena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan

dengan arterinya. 0ena di /estibulum dan struktur luar bermuara ke /ena oftalmika

yang berhubungan dengan sinus ka/ernosus. 0ena-/ena di hidung tidak memiliki

katup, sehingga merupakan actor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi

sampai ke itrakranial.

4

Page 5: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 5/28

ambar . Perdarahan *idung 5

2.2 E"itak#i#

2.2.1 De$ini#i

Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang disebabkan oleh kelainan

lokal lokal pada hidung, kelainan sistemik dan pada beberapa kasus idiopatik.seringkali merupakan gejala atau manifestasi penyakit lain."

2.2.2 E"iemiologi

6nsiden epitaksis sulit ditentukan. *al ini disebabkan oleh sebagian besar 

kasus tidak dilaporkan. Epitaksis sering terjadi pana anak (2-! tahun+ dan pada usia

lanjut ("!-#! tahun+. $i %merika &erikat angka kejadian epistaksis dijumpai dari '

 penduduk. Tidak ada perbedaan yang bermaknaantara laki-laki dan anita. Epistaksis

 bagian anterior sangat umum dijumpai pada anak dan deasa muda, sementaraepistaksis posterior sering pada orang tua dengan riayat penyakit hipertensi atau

arteriosklerosis.)

5

Page 6: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 6/28

2.2.% Etiologi an "atogene#i#

Epitaksis dapat disebabkan oleh kelainan lokal pada hidung, kelainan sistemik 

atau idiopatik. Kelainan lokal berupa " 7

. Trauma

Perdarahan dapat terjadi karena trauma ringan, misalnya mengorek hidung,

 benturan ringan, bersin, mengeluarkan ingus terlalu keras atau sebagai akibat

trauma yang lebih hebat seperti pukulan dan kecelakaan. 

2. Kelainan anatomi hidung

Epitaksis sering juga terjadi karena adanya spina septum yang tajam.

Perdarahan dapat terjadi di tempat spina itu sendiri atau pada mukosa konka

yang berhadapan bila konka itu sedang mengalami pembengkakan. &eptum

de/iasi dapat mengganggu sirkulasi udara hidung, menimbulkan kekeringan

 pada mukosa dan memudahkan terjadinya epitaksis.)

. 6nfeksi lokal

Epitaksis dapat terjadi pada infeksi hidung dan sinus paranasal sperti rhinitis

dan sinusitis. $apat juga terjadi pada infeksi spesifik di hidung seperti rhinitis

 jamur, tuberculosis, lupus, sifilis dan lepra.

5. Tumor  

Epitaksis dapat timbul karena hemangioma dan karsinoma. 8ang lebih sering

terjadi pada angiofibroma, dapat menyebabkan epitaksis berat.

". 1enda asing

Kelainan sistemik yang dapat menyebabkan perdarahan pada hidung adalah 7

. Penyakit kardio/askuler 

*ipertensi dank elainan pembuluh darah seperti arteriosklerosis, nefritiskronik, sirosis hepatis dan diabetes mellitus dapat menyebabkan epitaksis.

2. Kelaianan darah

Kelaianan darah yang menyebabkan epitaksis adalah leukemia,

trombositopenia, dan hemophilia.

6

Page 7: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 7/28

. 6nfeksi sistemik 

6nfeksis sistemik yang dapat menyebabkan epitaksis adalah dengue

hemorrhagic fever . &erangan kedua oleh /irus dengue dengan serotype

 berbeda akan menyebabkan terbentuknya kompleks imun antigen dan

antibody. Komleks antigen dan antibody akan mengaktifkan complemen dan

menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, /irus secara langsung dapat

menyebabkan agregasi trombosit dan pemecahan trombosist pada sistem

retikuloendotel ditingkatkan. Trombositopenia dan kerusakan dindin

 pembuluh darah dapat menyebabkan terjadinya epitaksis.

5. Perubahan udara dan tekanan atmosfir 

Epitaksis ringan sering terjadi jika seseorang berada di tempat yang cuacanya

sangat dingin atau kering. *al ini menyebabkan erosi pada mukosa hidung

sehingga rentan untuk mengalami epitaksis.)

". Kelaianan kongenital.

Kelainan kongenital yang sering menyebabkan epitaksis adalah teleangiktasis

hemoragik herediter (hereditary hemorrhagic teleangiectasis Osler-Rendu-

Weber Disease+ dan Von Wilenbrand disease).

). 9bat-obatan9bat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya epitaksis adalah

kortikosteroid dan aspirin. Kortikosteroid dapat menyebabkan iritasi pada

mukosa hidung, sedangkan aspirin menghambat terjadinya agregasi trombosit

dengan menghambat pembentukan tromboksan.)

Etiologi epitaksis ber/ariasi berdasarkan usia dan letak anatomi.

Epitaksis yang disebabkan oleh trauma seperti trauma lokal, trauma fasial dan

trauma oleh benda asing lebih sering pada usia muda ( : " tahun+. Epitaksis

nontraumatik lebih sering pada usia lanjut (lebih dari "! tahun+ dan sering

disebabkan oleh penyakit sistemik seperti hipertensi, keganasan dan

kegagalan organ hati dan ginjal.'

7

Page 8: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 8/28

2.2.& Kla#i$ika#i E"itak#i#

1erdasarkan asal perdarahan epitaksis dibagi menjadi dua yaitu epitaksis

anterior dan epitaksis posterior."

. Epitaksis anterior 

Epitaksis anterior kebanyakan berasal dari pleksus kisselbach di septum nasi

anterior atau dari arteri etmoidalis anterior.  Plesus !iesselbach (little area+, yaitu

anastomosis dari beberapa pembuluh darah di septum bagian anterior tepat di ujung

 postero superior /estibulum nasi. Perdarahan juga dapat berasal dari bagian depan

konkha inferior. 3ukosa pada daerah ini sangat rapuh dan melekat erat pada tulang

raan dibaahnya. $aerah ini rentan terhadap efek pengeringan udara inspirasi dan

trauma. %kibatnya terjadi erosi atau kondisi patologik lainnya dan selanjutnya akan

menimbulkan perdarahan. Perdarahan pada septum anterior biasanya ringan.

Epitaksis anterior sering disebabkan oleh keadaan mukosa hidung yang hiperemis

atau kebiasaan mengorek hidung dan banyak terjadi pada anak, seringkali berulang

dan dapat berhenti sendiri.",)

2. Epitaksis posterior 

Epitaksis posterior dapat berasal dari arteri etmoidalis posterior atau arteri

sfenopalatina. Perdarahan biasanya lebih hebat dan jarang dapat berhenti sendiri.

&ering ditemukan pada pasien yang menderita penyakit kardio/askular seperti

hipertensi dan arteriosklerosis.

2.2.' Diagno#i#

%namnesis yang lengkap sangat membantu dalam menentukan sebab-sebab

 perdarahan serta sumber perdarahan. Keadaan umum, tensi, dan nadi perlu diperiksa.

$an untuk pemeriksaan, alat-alat yang diperlukan adalah lampu kepala, spekulum

8

Page 9: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 9/28

hidung dan alat penghisap. Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan penunjang

laboratorium yaitu pemeriksaan darah lengkap dan fungsi hemostatis.2

Pada anamnesis perlu digali faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya

epistaksis. iayat trauma pada hidung dan riayat-riayat penyakit sistemik pada

 pasien perlu ditelusuri untuk penatalaksanaan pasien secara komprehensif agar tidak 

terjadi perdarahan berulang. Pada pasien dengan riayat perdarahan berulang perlu

ditanyakan apakah pasien atau keluarga pernah menderita kelainan darah, riayat

 perdarahan yang berlebihan setelah pencabutan gigi atau sirkumsisi, atau ada riayat

menstruasi berlebihan pada pasien atau keluarga yang perempuan."

Pada pasien epistaksis juga untuk penting mengetahui riayat pengobatan

atau penyalahgunaan alkohol terperinci harus dicari.1anyak pasien minum aspirin

secara teratur untuk banyak alasan.%spirin merupakan penghambat fungsi trombosit

dan dapat menyebabkan pemanjangan atau perdarahan.Penting mengenal baha efek 

ini berlangsung beberapa aktu dan baha aspirin ditemukan sebagai komponen

dalam sangat banyak produk. %lkohol merupakan senyaa lain yang banyak 

digunakan, yang mengubah fungsi pembekuan secara bermakna.

Pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan ditujukan untuk melacak sumber  perdarahan pasien. ;ntuk pemeriksaan yang adekuat pasien harus ditempatkan dalam

 posisi dan ketinggian yang memudahkan pemeriksa bekerja. *arus cukup sesuai

untuk mengobser/asi atau mengeksplorasi sisi dalam hidung. $engan spekulum

hidung dibuka dan dengan alat pengisap dibersihkan semua kotoran dalam hidung

 baik cairan, sekret maupun darah yang sudah membeku sesudah dibersihkan semua

lapangan dalam hidung diobser/asi untuk mencari tempat dan faktor-faktor penyebab

 perdarahan.&etelah hidung dibersihkan, dimasukkan kapas yang dibasahi dengan

larutan anestesi lokal yaitu larutan pantokain 2< atau larutan lidokain 2< yang

ditetesi larutan adrenalin =!!! ke dalam hidung untuk menghilangkan rasa sakit dan

membuat /asokontriksi pembuluh darah sehingga perdarahan dapat berhenti untuk 

9

Page 10: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 10/28

sementara. &esudah ! sampai " menit kapas dalam hidung dikeluarkan dan

dilakukan e/aluasi."

Pasien yang mengalami perdarahan berulang atau sekret berdarah dari hidung

yang bersifat kronik memerlukan fokus diagnostik yang berbeda dengan pasien

dengan perdarahan hidung aktif yang prioritas utamanya adalah menghentikan

 perdarahan."

Pemeriksaan yang diperlukan berupa7"

a. Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk menyingkirkan diagnosis hipertensi, karena

hipertensi dapat menyebabkan epistaksis yang hebat dan sering berulang.

&elain itu pemeriksaan ini juga penting untuk menilai tanda-tanda /ital pasien.

 b. inoskopi anterior

Pemeriksaan harus dilakukan dengan cara teratur dari anterior ke posterior.

0estibulum, mukosa hidung dan septum nasi, dinding lateral hidung dan

konkha inferior harus diperiksa dengan cermat.

c. inoskopi posterior

Pemeriksaan nasofaring dengan rinoskopi posterior penting pada pasien

dengan epistaksis berulang dan sekret hidung kronik untuk menyingkirkan

neoplasma.

d. ontgen sinus

ontgen sinus penting mengenali neoplasma atau infeksi.

e. &krining terhadap koagulopati

Tes-tes yang tepat termasuk aktu protrombin serum, aktu tromboplastin parsial, jumlah platelet dan aktu perdarahan.

f. iayat penyakit

iayat penyakit yang teliti dapat mengungkapkan setiap masalah kesehatan

yang mendasari epistaksis.

10

Page 11: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 11/28

Pemerik#aan Penunjang

Tes laboratorium tertentu bermanfaat dalam menge/aluasi pasien epistaksis.

Tes diagnostik seharusnya mencakup sel darah lengkap untuk memantau derajat

 perdarahan dan apakah pasien anemia. >ika ada kemungkinan koagulopati sistematik,

maka harus dilakukan pemeriksaan pembekuan darah. >ika pemeriksaan ini abnormal,

maka harus dilakukan konsultasi yang tepat. Terakhir jika massa terlihat pada

 pemeriksaan, maka harus dilakukan ?T scan untuk menggambarkan luas lesi ini.

2.2.( Penatalak#anaan

Prinsip penatalaksanaan epistaksis ialah memperbaiki keadaan umum,

mencari sumber perdarahan, menghentikan perdarahan, mencari faktor penyebab

untuk mencegah berulangnya perdarahan."

1ila pasien datang dengan epistaksis perhatikan keadaan umumnya, nadi,

 pernafasan serta tekanan darahnya. 1ila ada kelainan atasi terlebih dahulu, misalnya

dengan memasang infus. >alan nafas dapat tersumbat oleh darah atau bekuan darah, perlu dibersihkan atau dihisap."

Prinsip dari penatalaksanaan epistaksis yang pertama adalah menjaga %1?, yakni 7#

- % (airay+ 7 pastikan jalan napas tidak tersumbat=bebas, posisikan duduk 

menunduk 

- 1 (breathing+ 7 pastikan proses bernapas dapat berlangsung, batukkan atau

keluarkan

  darah yang mengalir ke belakang tenggorokan- ? (circulation+ 7 pastikan proses perdarahan tidak mengganggu sirkulasi darah

tubuh, pastikan pasang jalur infus intra/ena (infus+ apabila terdapat gangguan

sirkulasi.

11

Page 12: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 12/28

;ntuk dapat menghentikan perdarahan perlu dicari sumbernya. ?a/um nasi

diinspeksi dengan pemeriksaan rinoskopi anterior atau nasoendoskopi@dengan diikuti

dengan pemberian dekongestan dan anestesi lokal pada mukosa. Pada kebanyakan

kasus sumber perdarahan berasal dari pleksus Kiesselbach. Kasus epistaksis menjadi

sulit ketika sumber perdarahan berasal dari posterior ca/um nasi.",A

%lat-alat yang perlu disiapkan untuk pemeriksaan ialah lampu kepala, spekulum

hidung, dan alat pengisap. %namnesis yang lengkap sangat membantu dalam

menentukan sebab perdarahan."

Pasien dengan epistaksis diperiksa dalam posisi duduk, biarkan darah mengalir 

keluar dari hidung sehingga bisa dimonitor. Posisi pasien dipertahankan dalam

keadaan duduk dan postur tegak lurus untuk mengurangi aliran darah ke kepala dan

mencegah tertelannya darah. >ika keadaan pasien lemah, sebaiknya posisi pasien

setengah duduk atau berbaring dengan kepala ditinggikan. *arus diperhatikan jangan

sampai darah mengalir ke saluran napas baah.",A,!

Pasien anak duduk dipangku. 1adan dan tangan anak dipeluk, kepala dipegangi

agar tetap tegak dan tidak bergerak-gerak."

)eng!entikan Perara!an

&umber perdarahan dicari dengan membersihkan hidung dari darah dan bekuan

darah dengan bantuan alat penghisap. &etelah itu dipasang tampon sementara yaitu

kapas yang telah dibasahi dengan adrenalin ="!!!-=!.!!! dan pantocain atau

lidocain 2< dimasukkan ke dalam rongga hidung untuk menghentikan perdarahan

serta mengurangi rasa nyeri pada saat tindakan selanjutnya. Pastikan apakah pasien

mempunyai riayat hipertensi atau tidak. >ika pasien mempunyai riayat hipertensi

 penggunaan adrenalin tidak dianjurkan. Tampon itu dibiarkan !-" menit. &etelah

itu terjadi /asokonstriksi biasanya dapat dilihat apakah perdarahan berasal dari

anterior atau posterior hidung. Peanempatan ice bag   pada punggung leher dinilai

mampu memberikan reflek /asokonstriksi.",A,!

12

Page 13: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 13/28

3enghentikan perdarahan secara aktif, seperti kaustik dan pemasangan tampon

lebih baik daripada pemberian obat hemostatik sambil menunggu epistaksis berhenti

dengan sendirinya."

Pasien sendiri dapat menghentikan perdarahan bagian depan hidungnya

dengan menjepit bagian itu dengan sebuah jari tangan dan ibu jari serta meletakkan

sebuah caan untuk menampung tetesan darah dari hidungnya. Pasien dilarang

menelan karena dapat menggeser bekuan darah yang terbentuk. 3enelan dapat

dicegah dengan menempatkan sebuah gabus diantara kedua barisan gigi depan

(metode Trotter+.

Perara!an anterior

Perdarahan anterior seringkali berasal dari septum bagian depan. %pabilatidak berhenti dengan sendirinya, perdarahan anterior terutama pada anak dapat

dicoba dihentikan dengan menekan hidung dari luar selama !-" menit dan

seringkali berhasil."

&emprotan dekongestif dan aplikasi topikal gulungan kapas yang dibasahi

kokain biasanya akan cukup menimbulkan efek anestesi dan /asokonstriksi. &ekarang

 bekuan darah dapat di aspirasi. 

1ila sumbernya terlihat tempat asal perdarahan

dikaustik dengan larutan Bitras %rgenti 2"-!< atau dengan %sam Trikolasetat !<

atau dapat juga dengan elektrokauter.>ika pembuluh menonjol pada kedua sisi septum

diusahakan agar tidak mengkauter daerah yang sama pada kedua sisi. &ekalipun

menggunakan Cat kauterisasi dengan penetrasi rendah, namun daerah yang dicakup

kauterisasi harus dibatasi. &ebaliknya, maka dengan rusaknya silia dan pembentukan

epitel gepeng diatas jaringan parut sebagai jaringan pengganti mukosa saluran nafas

normal, akan terbentuk titik-titik akumulasi dalam aliran lapisan mucus. $engan

melambatnya atau terhentinya aliran mukus pada daerah-daerah yang sebelumnya

mengalami kauterisasi, akan terbentuk krusta pada septum. Pasien kemudian akan

mengorek hidungnya dengan megelupaskan krusta, mencederai lapisan permukaan

dan menyebabkan perdarahan baru. 3enentukan lokasi perdarahan mungkin semakin

sulit pada pasien dengan de/iasi septum yang nyata dan perforasi septum. 2

13

Page 14: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 14/28

ambar 5. Kauterisasi dengan

larutan nitras argenti pada are

 pleksu Kiessalbach.!

1ila dengan cara ini

 perdarahan masih terus

 berlangsung, maka diperlukan

 pemasangan tampon anterior,

dengan kapas atau kain kasa yang

diberi /aselin atau salep

antibiotika.

 

Tampon mudah dibuatdari lembaran kasa steril

 ber/aselin, berukuran '2 D !," inchi disusun dari dasar hingga atap hidung meluas

hingga keseluruh panjang rongga hidung. Pemakaian /aselin atau salep pada tampon

 berguna agar tampon tidak melekat, untuk menghindari berulangnya perdarahan

ketika tampon dicabut. &uatu tampon hidung anterior harus memenuhi seluruh rongga

hidung. Tampon dipertahankan selama 2 D 25 jam dan setelah itu harus dikeluarkan

untuk mencegah infeksi. &elama 2 hari dilakukan pemeriksaan untuk mencari sebab

epistaksis. 1ila perdarahan masih belum berhenti, dipasang tampon baru."

14

Page 15: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 15/28

ambar ". Tampon pada perdarahan anterior.!

ambar ). Pemasangan tampon posterior. Tampak pada bagian leher terpasang ice

bag .A

Perara!an Po#terior

Perdarahan pada bagian posterior lebih sulit diatasi sebab biasanya perdarahan

hebat dan sumber perdarahan sulit dicari dengan rinoskopi anterior. Penting

menempatkan pasien dengan tepat. Kecuali hipo/olemia, ia harus duduk tegak,

sehingga darah tidak menuju kembali ke tenggoroknya."

;ntuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon

 posterior yang disebut tampon belloc. Tampon ini harus tepat menutup koana (nares

 posterior+. Tampon 1elloc terbuat dari kassa pada berbentuk bulat atau kubus

dengan ukuran D2D2 cm. Pada tampon ini terdapat utas benang , yaitu 2 utas pada

satu sisi dan seutas benang pada sisi yang lain."

;ntuk memasang tampon posterior pada perdarahan satu sisi digunakan

 bantuan kateter karet yang dimasukkan dari lubang hidung sampai tampak di

orofaring, lalu ditarik keluar dari mulut. Pada ujung kateter ini diikatkan 2 benang

tampon 1elloc tadi, kemudian kateter ditarik kembali melalui lubang hidung sampai

 benang keluar dan dapat ditarik. Tampon perlu didorong dengan bantuan jari telunjuk 

untuk dapat meleati palatum mole masuk ke nasofaring. 1ila masih ada perdarahan

maka dapat ditambah tampon anterior ke dalam ca/um nasi. Kedua benang yang

15

Page 16: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 16/28

keluar dari hidung diikat pada sebuah gulungan kain kasa di depan nares anterior 

supaya tampon tidak mudah bergerak. 1enang lain yang keluar dari mulut diikatkan

secara longgar ke pipi pasien. unanya ialah untuk menarik tampon keluar melalui

mulut setelah 2- hari. *ati-hati dalam pencabutan tampon karena dapat terjadi

maserasi mukosa."

ambar '. Tampon 1elloc.!

1ila perdarahan berat pada kedua sisi misalnya pada kasus angiofibroma,

digunakan bantuan dua kateter masing melalui ca/um nasi kiri dan kanan dan tampon

 posterior terpasang di tengah-tengah nasofaring."

&ebagai pengganti 1elloc dapat digunakan kateter Folley dan balon. 1eberapa

tahun terakhir telah ada pabrim yang membuat tampon posterior secara khusus."

Tinakan Bea!

16

Page 17: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 17/28

Pembedahan dilakukan pada kasus epistaksis berulang, namun beberapa

 prosedur bedah untuk tindakan darurat untuk mengontrol kasus epistaksis berat

dilakukan untuk mencegah aktu peraatan yang lama sekaligus untuk 

meningkatkan daya tahan pasien. Gong dan 0ogel (A#+ menemukan baha angka

kegagalan tindakan pembedahan lebih rendah ( 5< dibandingkan 2)<+,

menurunkan angka komplikasi (5!< dibandingkan )#<+ dan aktu peraatan di &

menjadi 2,2< lebih rendah pada pasien dengan epistaksis posterior.

&etelah memastikan sumber perdarahan pada kasus epistaksis maka

diputuskanlah untuk melakukan tindakan pembedahan. Tindakan bedah yang dapat

dilakukan yaitu ligasi /ascular, embolisasi, atau septoplasti jika ditemukan kelainan

yang sebabkan perdarahan seperti perforasi."

4igasi arteri maksillaris interna biasanya menyebakan penurunan gradien

tekanan pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah.

ata-rata kejadian berulangnya epistaksis berkisar "<-<. Kriteria untuk prosedur 

ligasi belum ditentukan karena masih terdapatnya perbedaan antara pihak yang

mendukung ligasi aal dan ligasi lambat. Posisi Gater digunakan untuk 

mengidentifikasi posisi sinus maDilla untuk melakukan ligasi dengan pendekatan

transantral. $ibaah anestesi umum, prosedur ?aldell-luc digunakan untuk 

mendapatkan akses ke dinding posterior sinus maksila, yang dipindahkan untuk 

mendapatkan akses ke bagian ketiga (pterygopalatine+ yang berlokasi pada ruang

 pterygopaltine. 3ikroskop operasi kemudian digunakan untuk mengidentifikasi

 pulsasi dari cabang distal, yang kemudian diklem. Penting untuk meletakkan klem

 bedah pada arteri maksillaris pada bagian proksimal dari asal arteri palatina desenden,

 pada bagian distal arteri desenden palatina, dan pada bagian distal arteri maksilaris

interna. Keuntungan prosedur ini adalah dengan ligasi pada bagian distal pembuluh

darah yang mensuplai mukosa nasal dapat meminimalisir perkembangan kolateral

 pembuluh darah. Kerugian prosedur ini adalah tidak dapat diterapkan pada anak-

anak, pasien dengan hipoplasia sinus maksila, atau pada orang-orang dengan fraktur 

ajah, begitu juga dengan komplikasi sakit pada gigi bagian maksila, gangguan pada

17

Page 18: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 18/28

ganglion sfenopalatina atau ner/us 0idian, kerusakan pada ner/us infrsorbita, fistula

oro-antral dan sinusitis.

Pendekatan intraoral pada arteri maksillaris menyediakan akses ke bagian

 pertama dan kedua arteri antara ramus mandibula dan otot temporal. 1agian posterior 

dari maksilla dicapai melalui insisi gingi/obuccal posterior yang bermula dari molar 

kedua. 1lind diseksi dilakukan dengan jari dan lemak buccal di diseksi atau retraksi.

&etelah otot temporal diikat dan didiseksi, arteri maksilaris internal terlihat pada dasar 

luka atau dibaa melalui ikatan saraf kemudian diklem dan dibagi. Keuntungan

 prosedur ini adalah mudah dikerjakan pada anak-anak, pasien dengan hipoplasia sinus

maksillaris, dan fraktur komunikata pada maksilla. Kerugiannya meliputi lokasi ligasi

lebih proksimal dibandingkan pendekatan transantral dengan kemungkinan kegagalan

yang disebabkan sirkulasi kollateral, sering menyebabkan trismus yang membutuhkan

aktu bulan masa penyembuhan disebabkan manipulasi terhadap otot temporal dan

dapat menimbulkan kerusakan pada ner/us infraorbita.

4igasi arteri etmoid dilakukan melalui insisi yang dipertimbangkan pada

 pasien yang mengalami perdarahan ulang setelah ligasi arteri maksillaris interna,

dimana terdapat juga epistaksis ka/um nasal superior atau pada sambungan ligasi

arteri maksilaris interna ketika lokasi perdarahan telah ditemukan. %kses bedah dari

standar insisi 4ynch turun ke garis sutura fronto-etmoid pada bagian superior dari

tulang lakrimal dan pada bagian posterior terletak arteri etmoid anterior pada jarak 

sekitar 5-# mm. >ika arteri etmoid posterior harus diligasi, arteri ini terletak ! mm

 posterior terhadap arteri etmoid anterior. %rea ini harus ditangani dengan hati-hati

karena ner/us optikus hanya berjarak " mm di belakang arteri etmoid posterior.

&ekali teridentifikasi, arteri di ligasi dan dipotong.

4igasi arteri carotis eksterna dilakukan melalui insisi yang dibuat di sepanjang

garis anterior otot sternokleidomastoideus. &etelah dikenali 2 cabang arteri karotis

eksterna untuk mencegah terligasinya arteri karotis internal, arteri karotis eksternal

diligasi. %rteri diligasi dengan penuh kehati-hatian untuk mencegah perlukaan ner/us

18

Page 19: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 19/28

/agus, ner/us laringeal superior, ner/us hipoglossus, rantai ner/us simpatis, atau

cabang mandibular ner/us facial. Teknik ini sangat mudah dan anatomi daerah ini

cukup familiar. Kerugian prosedur ini karena kurang efektif dibandingkan ligasi

lainnya yang disebabkan lebih banyaknya aliran darah kolateral.

ambar #. 4igasi /ascular pada epistaksis yang berat.A

%ngiografi selektif dapat digunakan sebagai alat diagnostik dan terapi untuk 

mengontrol epistaksis. Embolisasi lebih efektif pada pasien dengan epistaksis yang

 berulang setelah ligasi arteri, daerah perdarahn sulit untuk dicapai dengan bedah, atau

epistaksis yang disebabkan gangguan perdarahan sistemik. &etelah anatominya

dikenali, lokasi perdarahan di embolisasi dengan poly/inyl alcohol, partikel gel-foam,

atau kaat gulung. Prosedur ini dapat menyumbat pembuluh darah dekat dengan

daerah perdarahan sehingga dapat meminimalisasi kolateral. Prosedur in efektif 

hanya ketika rata-rata perdarahan H!," ml=menit. %ngka keberhasilan sekitar A!<

dengan angka komplikasi sekitar !, <. Kerugiannya adalah arteri karotis eksterna

atau cabangnya dapat tersumbat dan menimbulkan komplikasi yang berat seperti

hemiplegi, paralisis ner/us fasialis, dan nekrosis kulit.

19

Ligasi pada a.

Ligasi pada a. karotis

Ligasi pada a.

Page 20: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 20/28

&eptodermoplasty sering digunakan pada pasien dengan **T, setelah

teleangiektasis pada mukosa nasal anterior diangkat dari setengah antreior septum,

dasar hidung, dan dinding lateral, kemudian diletakkan skin graft. Flap kulit,

myokutaneus atau mikro/askuer dapat digunakan sebagai pengganti skin graft. Telah

didapatkan hasil eksperimen yang baik dari penggunaan autograft yang berasal dari

epitelial turunan mukosa buccal pasien. Pasien dapat mengalami epistaksis berulang

yang disebabkan pertumbuhan teleangiektasis ke dalam graft atau flap, namun

keparahan dan frekuensi perdarahan berkurang secara signifikan. 4aser Beodymium-

yttrium-garnet (Bd-8%+ atau laser argon telah digunakan untuk fotokoagulasi lesi

epistaksis, terutama pada pasien dengan **T. Penatalaksanaan kembali biasanya

dibutuhkan namun tingkat keparahan dan frekuensi perdarahan umumnyameningkat.

1erikut algoritma diagnosis epistaksis dan tatalaksananya.A

20

Page 21: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 21/28

ambar A. Flo" chart diagnosis dan penatalaksanaan epistaksis.A

21

Page 22: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 22/28

2.2.* Kom"lika#i an Pen+ega!ann,a

Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat dari epistaksisnya sendiri atau sebagai

akibat dari usaha penanggulangan epistaksis. %kibat perdarahan yang hebat dapat

terjadi aspirasi darah ke dalam saluran napas baah, juga dapat menyebabkan syok,

anemia, dan gagal ginjal. Turunnya tekanan darah secara mendadak dapat

menimbulkan hipotensi, hipoksia, iskemia serebri, insufisiensi koroner sampai infark 

miokard sehingga dapat menyebabkan kematian. $alam hal ini pemberian infus atau

trans fusi darah harus dilakukan secepatnya."

Pembuluh darah yang terbuka juga dapat berakibat terjadinya infeksi. *al ini

 perlu menjadi perhatian dan menjadi indikasi pemberian antibiotik."

Pemasangan tampon dapat menyebabkan rinosinusitis, otitis media,

septicemia, atau to#ic shoc syndrome. 9leh karena itu harus selalu diberikan

antibiotik pada setiap pemasangan tampon hidung dan setelah 2- hari tampon harus

dicabut. 1ila perdarahan berlanjut dapat dipasang tampon baru."

&etelah itu dapat terjadi hemotimpanum sebagai akibat mengalirnya darah

melalui tuba Eustachius.  $loody tears (air mata berdarah+ dapat juga terjadi sebagaiakibat mengalirnya darah secara retrograde melalui duktus nasolakrimalis."

Pemasangan tampon posterior (tampon 1alloc+ dapat menyebabkan laserasi

 palatum mole atau sudut bibir jika benang yang keluar dari mulut terlalu ketat

dilekatkan pada pipi. Kateter balon atau tampon balon tidak boleh dipompa terlalu

keras karena dapat menyebabkan nekrosis mukosa hidung atau septum."

)en+ega! Perara!an Berulang

&etelah perdarahan untuk sementara dapat diatasi dengan pemasangan tampon

selanjutnya perlu dicari penyebabnya. Perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium

darah lengkap, pemeriksaan fungsi hepar dan ginjal, gula darah, dan hemostasis.

22

Page 23: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 23/28

Pemeriksaan foto polos dan ?T scan sinus bila dicurigai ada sinusitis. Konsul ke

Penyakit $alam atau Kesehatan %nak bila dicurigai kelainan sistemik."

23

Page 24: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 24/28

BAB III

KESI)PULAN

. Epitaksis adalah perdarahan dari rongga hidung yang merupakan gejala atau

manifestasi klinis dari penyakit lain.

2. Epitaksis berdasarkan sumber dibagi atas epitaksis anterior dan epitaksis

 posterior. Epitaksis anterior berasal dari pleksus kisselbach atau arteri

etmoidalis anterior, sedangkan epitaksis posterior berasal dari arteri etmoidalis

 posterior atau arteri sfenopalatina.

. 6nsiden Epitaksis sering terjadi pada anak usia 2-! tahun dan usia lanjut "!-

#! tahun.5. Etiologi dapat disebabkan oleh kelainan lokal pada hidung atau kelainan

sistemik. Kelainan lokal berupa trauma, kelainan anatomi, kelainan pembuluh

darah, infeksi hidung, tumor dan bendang asing sedangkan kelainan sistemik 

 berupa penyakit kardio/askuler, kelainan darah dan kelainan kongenital

(kelainan pada faktor pembekuan darah+.

". $iagnosis pada pasien dengan epistaksis harus dilakukan dengan tepat dan

cermat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang adekuat. %namnesis

yang dilakukan harus mampu mengarahkan kepada kemungkinan sumber 

 perdarahan dan sebab-sebab perdarahan. Pemeriksaan fisik yang tepat melalui

rinoskopi baik anterior ataupun posterior diharapkan mampu menemukan

sumber perdarahan secara cepat.). Penatalaksanaan epistaksis disesuaikan dengan lokasi sumber perdarahan.

&ecara umum, kondisi /ital pasien harus distabilkan misalnya melalui

 pemasangan infuse. Posisi pasien harus dipertahankan tegak lurus atau

seminimalnya posisi kepala lebih tinggi agar tidak terjadi aspirasi dari

 perdarahan yang terjado. Pada epistaksis anterior, penekanan hidung,

kauterisasi, ataupun pemasangan tampon anterior bisa menjadi tatalaksanauntuk menghentikan perdarahan sesuai indikasi yang jelas. Pada kasus

epistaksis posterior, pemasangan tampon 1elloc menjadi standar untuk 

menghentikan perdarahan yang ada. Pada tiap tatalaksana harus dilaksanakan

secara hati-hati dan sesuai standar agar tidak menimbulkan komplikasi lain

24

Page 25: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 25/28

yang mungkin saja terjadi seperti maserasi mukosa akibat pemasangan

tampon yang kurang benar. Pada beberapa kasus epistaksis yang berat

tindakan bedah seperti ligasi arteri, embolisasi, ataupun septoplasti dapat

menjadi pilihan terapi jika ada indikasi yang jelas.'. Komplikasi pada pasien dengan epistaksis terjadi apabila tatalaksana yang

dilakukan tidak adekuat dan penyakit yang mendasari tidak tertangani.

6nfeksi, trauma, aspirasi, syok, hemotimpanum, bloody tears adalah beberapa

komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan epistaksis. Penatalaksanaan

yang tepat dan adekuat diharapkan mampu mencegah terjadinya komplikasi

sekaligus mencegah terjadinya perdarahan berulang.

25

Page 26: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 26/28

DA-TA PUSTAKA

. &oetjipto $, 3angunkusumo E, Gardani &. &umbatan *idung. ($alam

&oepardi E% d.% ed+ 1uku %jar 6lmu Kesehatan Telinga *idung Tenggorok Kepala I 4eher, Edisis Ketujuh. >akarta 7 E?. 2!2 A)-A#.

2. Kucik ?>, and ?lenney T. 3anagement of %cute Basal Fracture.  &m Fam

 Physician. 2!!5 9ct '!('+7"-2!

. Basal anatomy. %/ailable from https7==.studyblue.com=notes=note=n=an-

!'-nasal-ca/ity-parasinuses-and-nasopharynD=deck=)'"25)5. $iakses pada 2#

 Bo/ember 2!5.

5. Kucik ?>, and ?lenney T. 3anagement of EpitaDis.  &m Fam

 Physician. 2!!" >an "'(2+7!"-

". 3angunkusumo E, Gardani &. Perdarahan *idung dan angguan Penghidu-

Epitaksis. ($alam &oepardi E% d.% ed+ 1uku %jar 6lmu Kesehatan Telinga

*idung Tenggorok Kepala I 4eher, Edisis Ketujuh. >akarta 7 E?. 2!2-".

). Bguyen J%. EpitaDis-o/er/ie. %/ailable fromhttp7==.emedicine.medscape.com=article. $iakses pada 2# Bo/ember 

2!5.

'. *ussain T. Effecti/eness of 4ocal *emostatic %gents in EpitaDis. 6nternational>ournal of *ead and Beck &rgery. >anuary-%pril 2!5 " (+7 -".

#. 3ichelle,3?, $onald %4. Basal Emergencies dalam $a/id,GE, &helly,>3.

Emergencies of the *ead and Beck. Philadelphia73osby. 2!!! pp 2A-25".

A. Probost , re/ers , 6ro *. 9titis 3edia. 1asic 9torhinolaringology. Be&tuttgart7 Thieme. 2!!) Pp.2-"

!. 9nerci T3. EpistaDis. $iagnosis in 9torhinolaryngology. 1erlin7 &pringer-0erlag 1erlin *eidelberg. P. !-!

. &tephanie,?. EpistaDis. $epartment of otolaryngology, ;T31 rand oundsdiakses dari .emedicine.com. $iakses tanggal ! Bo/ember 2!5

2. 6khsan 3, 2!!. ?ermin $unia Kedokteran. $iakses

dari7http7==.kalbe.co.id=files=" Penatalaksanaan

26

Page 27: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 27/28

Page 28: epitaksis referat 2

8/10/2019 epitaksis referat 2

http://slidepdf.com/reader/full/epitaksis-referat-2 28/28

DA-TA ISI

1%1 6.............................................................................................................................

PEB$%*;4;%B.........................................................................................................

1%1 66...........................................................................................................................2

T6B>%;%B P;&T%K%................................................................................................2

2. %natomi *idung...................................................................................................2

Perdarahan hidung.....................................................................................................5

2.2 Epitaksis..............................................................................................................."

2.2. $efinisi.........................................................................................................."

2.2.2 Epidemiologi................................................................................................."2.2. Etiologi dan patogenesis................................................................................)

2.2.5 Klasifikasi Epitaksis......................................................................................#

2.2." $iagnosis.......................................................................................................A

2.2.) Penatalaksanaan...........................................................................................

2.2.' Komplikasi dan Pencegahannya..................................................................2

1%1 666........................................................................................................................2"

KE&63P;4%B...........................................................................................................2"

$%FT% P;&T%K%..................................................................................................2'