referat CPC.docx

download referat CPC.docx

of 14

Transcript of referat CPC.docx

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    1/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Cor Pulmonale Chronicum (CPC) adalah perubahan struktur dan fungsi dari ventrikel

    kanan jantung sebagai akibat dari gangguan paru kronis. Perubahan yang terjadi berupa

    hipertrofi ventrikel kanan atau dilatasi atau keduanya sebagai akibat dari adanya hipertensi

    arteri pulmoner. Dilatasi adalah peregangan dari ventrikel, sebagai hasil cepat dari

    peningkatan tekanan pada tempat yang elastis. Hipertrofi ventrikel adalah respon adaptif dari

    peningkatan tekanan dalam jangka aktu lama. !etiap sel otot berkembang membesar dan

    mengalami perubahan morfologis yang khas agar dapat mencukupi peningkatan kekuatan

    kontraksi yang diperlukan untuk menggerakkan darah melaan tahanan yang lebih besar.Hipertensi pulmonal yang menghasilkan pembesaran ventrikel kanan (hipertrofi dan

    atau dilatasi) dan berlanjut dengan berjalannya aktu menjadi gagal jantung kanan. Penyakit

    paru obstruktif konis (PP"#) merupakan penyebab utama insufisiensi respirasi kronik dan

    kor pulmonal yang diperkirakan mencapai $%&'% kasus.

    Penanganan Cor Pulmonale Chronicum ditujukan untuk memperbaiki hipoksia

    alveolar (dan vasokontriksi paru&paru yang diakibatkanya) dengan pemberian oksigen

    konsentrasi rendah dengan hati&hati. erapi optimal Cor Pulmonale Chronicum karena PP"#

    juga harus dimulai dengan terapi optimal PP"# untuk mencegah dan memperlambat

    timbulnya hipertensi pulmonal. erapi tambahan baru diberikan bila timbul tanda&tanda gagal

    jantung kanan. Pemakaian "* yang terus menerus dapat menurunkan hipertensi pulmonal,

    polisitemia, dan takipnea+ memperbaiki keadaan umum, dan mengurangi mortalitas.

    1.2. Tujuan Penulisan

    Penulisan laporan kasus ini bertujuan melengkapi syarat #epaniteraan #linik !enior

    (##!) ilmu penyakit dalam di umah !akit -mum Daerah (!-D) !olok.

    1.3. Manfaat Penulisan

    ./.. 0agi 1ahasisa

    !ebagai bahan acuan dalam memahami dan mempelajari mengenai tentang Cor

    Pulmonale Chronicum (CPC)

    1

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    2/14

    ./.*. 0agi masyarakat

    Dapat menambah pengetahuan mengenai penyakit ini beserta pencegahan dan

    pengobatannya. Dengan demikian penderita dapat mengetahui bagaimana tindakan

    selanjutnya apabila mengalami gejala&gejala yang mengarah pada penyakit tersebut.

    2

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    3/14

    BAB II

    TINJAUAN PUTA!A

    2.1. Defenisi

    #or pulmonal adalah hipertrofi atau dilatasi ventrikel kanan akibat hipertensi

    pulmonal yang disebabkan penyakit parenkim paru dan atau pembuluh darah paru yang

    tidak berhubungan dengan kelainan jantung kiri. Defenisi lain berhubungan dengan

    hipertensi pulmonal maka kor pulmonal adalah hipertensi pulmonal yang disebabkan

    penyakit yang mengenai struktur dan atau pembuluh darah paru+ hipertensi pulmonal

    menghasilkan pembesaran ventrikel kanan (hipertrofi dan atau dilatasi) dan berlanjut dengan

    berjalannya aktu menjadi gagal jantung kanan. Penyakit paru obstruktif kronik (PP"#)

    merupakan penyebab utama insufisiensi respiratorik kronik dan kor pulmonal.

    #or pulmonal akut adalah peregangan atau pembebanan akibat hipertensi pulmonal

    akut, sering disebabkan oleh emboli paru massif, sedangkan kor pulmonal kronis adalah

    hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan akibat hipertensi pulmonal yang berhubungan dengan

    penyakit paru obstruktif atau restriktif. Pada PP"#, progresifitas hipertensi pulmonal

    berlangsung lambat.

    2.2. E"i#e$i%l%gi

    1eskipun prevalensi PP"# di 2merika !erikat terdapat sekitar 3 juta, prevalensi

    yang tepat dari kor pulmonal sulit untuk ditentukan karena tidak terjadi pada semua kasus

    PP"#, pemeriksaan fisik tidak sensitif untuk mendeteksi adanya hipertensi pulmonal.

    #or pulmonal mempunyai insidensi sekitar 4&5 dari seluruh kasus penyakit jantung

    deasa di 2merika !erikat, dengan penyakit paru obstruksif kronik (PP"#) karenabronchitis kronik dan emfisema menjadi penyebab lebih dari 6% kasus kor pulmonal. Pada

    sebuah percobaan 2dministrasi 7eteran '44, pasien dengan PP"# dan kor pulmonal

    memiliki angka kematian 5/ tiap 3 tahunnya.

    !ebaliknya, kor pulmonal akut biasanya menjadi kelainan sekunder akibat adanya

    emboli paru masif. romboemboli paru akut adalah penyebab paling sering dari cor

    pulmonal akut yang mengancam jia pada orang deasa. erdapat sekitar 6%.%%% angka

    kematian di 2merika !erikat dalam setahun akibat emboli paru dan sekitar setengahnya

    terjadi dalam satu jam pertama akibat gagal jantung kanan.

    3

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    4/14

    !ecara global, insidensi cor pulmonal bervariasi antar tiap negara, tergantung pada

    prevalensi merokok, polusi udara dan faktor resiko lain untuk penyakit paru&paru yang

    bervariasi

    2.3. Eti%l%gi #an !lasifikasi

    Pada umumnya etiologi dapat digolongkan dalam 3 kelompok8

    . Penyakit vaskular paru

    *. ekanan darah pada arteri pulmonal oleh tumor mediastinum, aneurisma, granuloma

    dan fibrosis.

    /. Penyakit neuromuscular dan dinding dada

    3. Penyakit yang mengenai aliran udara paru, alveoli, termasuk PP"#9amun dapat juga dikelompokkan dalam * kelompok yaitu8 penyakit vaskuler paru dan

    penyakit pernafasan. Penyakit paru obstruktif kronik yang merupakan penyakit paru

    obstruktif ialah penyebab utama insufisiensi respirasi kronik dan kor pulmonal, diperkirakan

    $%&'% kasus.

    abel *. #or Pulmonal

    1ekanisme espons #arakteristik

    Pen&akit 'askuler "aru

    :mboli, besar atau multipel

    akut

    Penurunan curah jantung

    akibat obstruksi

    #or pulmonal akut

    Distensi ventrikel kanan

    !yok

    :mboli, kecil, vaskulitis,

    kerukasan paru luas (2D!)

    Hipertensi pulmonal akibat

    hipoksia yang luas dan

    obstruksi mikrovaskuler

    Curah jantung tinggi

    #or pulmonal subakut

    Distensi ventrikel kanan

    sesak nafas dan demam

    :mboli, medium dan

    rekuren+ hipertensi pulmonalprimer+ vasopati diet atau

    obat

    Hipertensi pulmonal akibat

    obstruksi vaskulerCurah jantung rendah atau

    normal

    #or pulmonal kronik

    Hipertrofi jantung kanan!esak nafas

    Pen&akit Pernafasan

    "bstruktif

    2. 0ronkitis kronik dan

    emfisema+ asma kronik

    estriktif

    2. ;ntrinsik+ fibrosis

    interstisial, reseksi paru

    Hipertensi akibat hipoksia,

    distorsi dan hilangnyavaskuler

    #or pulmonal kronik

    !esak nafas

    Hiperventilasi

    4

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    5/14

    Curah jantung normal atau

    rendah

    0. :kstrinsik+ obesitas,

    miksidema,

    kelemahanan otot,

    kifoskeliosis, obstruksi

    saluran nafas atas,

    kendali respirasi

    menurun, ketinggian

    Hipertensi akibat hipoksia

    alveolar

    Curah jantung normal atau

    tinggi

    #or pulmonal kronik

    :dema perifer

    Hipoventilasi

    Prevalensi kor pulmonal sulit ditentukan, karena kasus ini tidak terjadi pada semua

    kasus PP"#. !elain itu, pemeriksaan fisik dan tes rutin kurang sensitive dalam mendeteksi

    hipertensi pulmonal. Diperkirakan insidensi kor pulmonal mencapai 4&5 dari keseluruhan

    kasus penyakit jantung pada orang deasa di 2merika !erikat. PP"# (bronchitis kronik dan

    emfisema) merupakan penyebab lebih besar yaitu lebih dari 6%. Dilain pihak, kor pulmonal

    menyebabkan gagal jantung dekompensata sebanyak %&/%.

    Pada kor pulmonal akut yang umumnya diakibatkan oleh emboli paru massif

    sekunder. !ecara umum, kejadian kor pulmonal bervariasi pada tiap negara, bergantung pada

    prevalensi perokok, polusi udara, dan faktor&faktor lain yang berhubungan dengan penyakit

    paru.

    2.(. Pat%fisi%l%gi

    0eratnya pemberian ventrikel kanan pada kor pulmonal berbanding lurus dengan

    fungsi pembesaran dari peningkatan afterload.

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    6/14

    tahanan pada sirkulasi pulmonal yang akan menjadikannya hipertensi pulmonal. ekanan rata&

    rata pada arteri paru (arterial mean pressure) adalah 36 mmHg, jika tekanan ini meningkat

    dapat menimbulkan kor pulmonal. 7entrikel kanan akan hipertrofi dan mungkin diikuti oleh

    gagal jantug kanan.

    =ambar*. 8 !kema terjadinya kor pulmonal kronik

    2.). Manifestasi !linis

    1anifestasi klinis dimulai dengan tanda PP"# kemudian PP"# dengan hipertensi pulmonal

    dan akhirnya menjadi PP"# dengan hipertensi pulmonal serta gagal jantung kanan.

    6

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    7/14

    Pen&akit 'askuler

    . #or pulmonal akut

    Pada keadaan ini terjadi gagal ventrikel kanan akut sekunder akibat kontraksi ventrikel

    kanan tidak mampu memompa darah ke paru.

    Pucat, berkeringat, hipotensi, takikardi dengan volume kurang terjadi akibat curah

    jantung yang rendah

    Distensi vena kolateral

    0ising sistolik akibat regurgitasi sternum sinistra

    *. #or pulmonal kronik sekunder terhadap penyakit vaskuler paru

    !esak nafas, dapat sangat hebat behkan pada aktifitas yang ringan, dan tidak mereda

    dengan preubahan posisi menjadi duduk,

    0atuk yang tidak produktif

    9yeri dada anterior, akibat dilatasi arteri pulmonalis dan iskemia ventrikel kanan

    Hepatomegali dan edema ektremitas baah akibat peningkatan tekanan vena

    sistemik.

    akipnea dan kadang sianosis

    Distensi vena jugularis dan refluks hepatojugular.

    Pen&akit Parenki$ Paru

    . Penyakit paru obstruktif

    Dispnea sering memburuk pada malam hari karena hipoventilasi atau obstruksi

    karena stridor

    iayat batuk produktif dan mengi

    ;nfeksi pernafasan sering sebagai faktor pencetus.

    Distensi dada bahkan barrel chest

    0unyi jantung sering sulit dinilai oleh karena obstruksi aliran nafas, ronki dan mengi

    :dema perifer

    efluks hepatojugular atau peningkatan tekanan vena jugular (7:7 ? ,% dan Pao*@ 4% mmHg

    7

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    8/14

    Hipertensi pulmonal akibat hipoksemia alveolar, asidemia dan hiperkarbia (oleh

    karena efek mekanik volume paru yang meningkat), dan akibat peningkatan

    viskositas (polisitemia)

    !ering disertai dengan penyakit jantung koroner (P

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    9/14

    Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar

    /) Perkusi

    Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah,

    hepar terdorong ke baah

    3) 2uskultasi

    suara napas vesikuler normal, atau melemah terdapat ronki dan atau mengi pada

    aktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa

    ekspirasi memanjang

    bunyi jantung terdengar jauh

    Pink puffer

    =ambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan

    pernapasanpursed lips breathing

    Blue bloater

    =ambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema

    tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer

    0. Pemeriksaan Penunjang

    a) Pemeriksaan rutin

    1. >aal paru

    !pirometri8 nilai obstruksi ialah 7:P(7:PA7:P pred) ? $%, 7:P

    (7:PA#7P) ? 56

    -ji bronkodilator8 Perubahan 7:P atau 2P: ? *% nilai aal dan ? *%% ml.

    *. adiologi

    >oto toraks P2 dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lainPada emfisema terlihat gambaran 8

    & Hiperinflasi

    & Hiperlusen

    & uang retrosternal melebar

    & Diafragma mendatar

    /. :lektrokardiografi dan atau ekokardiografi

    -ntuk mengetahui komplikasi pada jantung yang di tandai dengan P pulmonal,

    hipertrofi ventrikel kanan dan menilai fungsi jantung

    9

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    10/14

    2.. Penatalaksanaan

    erapi medis untuk cor pulmonal kronis umumnya difokuskan pada pengobatab

    penyalit paru yang mendasari dan meningkatkan oksigenasi serta fungsi ventrikel kanan

    dengan meningkatkan kontraktilitas ventrikel kanan dan mengurangi vasokonstriksi

    pulmonal. Pada ksus cor pulmonal akut dilakukan terapi untuk menstabilkan

    hemodinamika pasien. Pada cor pulmonal akut dengan gagal ventrikel kanan meliputi

    pemberian carian dan vasokonstriktor untuk mempertahankan tekanan darah yang cukup.

    -ntuk tromboemboli paru yang berat pertimbangkan pemberian antikoagulasi, agen

    trombolitik dan embolectomy terutama jika kolaps sirkulasi tidak dapat dicegah.

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    11/14

    1ekanisme bagaimana terapi oksigen dapat meningkatkan kelangsungan hidup

    belum diketahui. Ditemukan dua hipotesis yaitu 8 (). erapi oksigen mengurangi

    vasokonstriksi dan menurunkan resitensi vaskuar paru yang kemudian

    meningkatkan isi sekuncup ventrikel kanan. (*). erapi oksigen meningkatkan

    kadar oksigen arteri dan meningkatkan hantaran oksigen ke jantung, otak dan

    organ vital lain.

    Pemakaian oksigen secara kontinu selama * jam (National Institute of

    Health9;H, 2merika), 6 jam (British !edical "esearch #ouncil1C) dan *3

    jam (9;H) meningkatkan kelangsungan hidup dibandingkan dengan pasien tanpa

    terapi oksigen.

    ;ndikasi terapi oksigen (dirumah) adalah 8 (a). Pa"* ?66 mmHg atau !a"*

    ?$$, (b). Ps"* 66&6' mmHg disertai salah satu dari 8 (b.) edema yang

    disebabkan oleh gagal jantung (b.*). P pulmonal pada :#=, (b./), eritrositosis,

    hematokrit 64.

    b. 7asodilator

    7asodilator (nitrat, hidralaBin, antagonis kalasium, agonis alfa andrenergic,

    2C: ;nhibitor, dan prostaglandin sampai saat ini belum direkomendasikan

    pemakaiannya secara rutin. ubin menemukan pedoman untuk menggunakan

    vasodilator bila didapatkan empat respon hemodika sebagai berikut (a). esistensi

    vaskular diturunkan minimal *%, (b). curah jantung meningkatkan atau tidak

    berubah, (c). tekanan arteri pulmonal menurunkan atau tidak berubah, (d). tekanan

    darah sistemik tidak berubah secara signifikan. #emudian harus dievaluasi setelah

    3 atau 6 bulan untuk menilai apakah keuntungan hemodinamik diatas menetap atau

    tidak. Pemakaian sildenafil untuk melebarkan pembuluh darah paru pada Pri$ar%

    ul$onar% Hipertension& sedang ditunggu hasil penelitian untuk kor pulmonal

    lengkap.

    c. Digitalis

    Digitalis digunakan pada penderita CPC bila disertai gagal jantung kiri.

    Digitalis tidak terbukti meningkatkan fungsi ventrikel kanan pada penderita CPC

    dengan fungsi ventrike kiri yang normal, hanya pada penderita CPC dengan fungsi

    ventrikel kiri yang menurun digoksin bisa meningkatkan fungsi ventrikel kanan.

    Disamping itu pengobatan dengan digitalis menunjukkan peningkatan terjadinya

    komplikasi aritmia.

    d. Diuretika

    Diuretic diberikan jika disertai gagal jantung kanan. Pemberian diuretic yag

    berlebihan dapat menimbulkan alkalosis metabolic yang bisa memicu peningkatan

    11

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    12/14

    hiperkapnea. Disamping itu denga terapi diuretic dapat terjadi kekurangan cairan

    yang mengakibatlan preload ventrikel kenan dan curah jantung menurun.

    e. >lebotomi

    indakan flebotomi pada pasien CPC dengan kadar hematokrit yang tinggi

    untuk menurunkan hematokrit sampai dengan nilai 6' hanya merupakan terapi

    tambahan pada pasien kor pulmonal dengan gagal jantung kanan akut.

    f. 2ntikoagulan

    Pemberian antikoagluan pada kor pulmonal didasarkan atas kemungkinan

    terjadinya tromboemboli akibat pembesaran dan disfungsi ventrikel kanan dan

    adanya faktor imobilisasi pada pasien.

    Earfarin merupakan antikoagulan yang dianjurkan pada pasien dengan resiko

    tinggi tromboemboli. Peran menguntungkan dari penggunaan antikoagulan dalam

    mengurangi gejala dan angka kematian pada pasien telah dibuktikan dalam

    beberapa penelitian.

    Disamping terapi diatas pasien kor pulmonal pada PP"# harus mendapat

    terapi standar untuk PP"#, komplikasi dan penyakit penyerta.

    2./. Diagn%sis Ban#ing

    a. #or pulmonal akut

    #or pulmonal akut biasanya menjadi kelainan sekunder akibat adanya emboli

    paru massif. 2kibatnya tahanan vaskuler paru meningkat dan hipoksia akibat

    pertukaran gas ditengah kapiler&alveolar yang terganggu, hipoksia tersebut akan

    menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah (arteri) paru. ahanan vaskuler paru

    semakin meningkat dan vasokonstriksi menyebabkan tekanan pembuluh darah arteri

    paru semakin meningkat (hipertensi pulmonal).

    Hipertensi pulmonal yang terjadi secara akut tidak memberikan aktu yang

    cukup bagi ventrikel kanan untuk kompensasi, sehingga terjadilah kegagalan jantung

    kanan akut. =agal jantung kanan mulai terjadi jika tekanan arteri pulmonalis

    meningkat tiba&tiba melebihi 3%&36 mmHg. =agal jantung kanan akut ditandai dengan

    sesak nafas yang terjadi secara tiba&tiba, curah jantung menurun sampai syok, )

    2dalah keadaan patofisiologi berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung

    tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau

    kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara

    abnormal.

    12

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    13/14

    1ekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung kongestif adalah

    penurunan kontraksi ventrikel akan diikuti penurunan curah jantung yang selanjutnya

    terjadi penurunan tekanan darah (D) dan penurunan volume darah arteri yang efektif.

    Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi neurohormonal. 7asokonstriksi dan

    resistensi air untuk sementara aktu akan meningkatkan tekanan darah, sedangkan

    peningkatan preload akan meningkatkan kontraksi jantung melalui hokum starling.

    2pabila keadaan ini tidak segera diatasi, peninggian afterload dan hipertensi disertai

    dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung

    yang tidak terkompensasi.

    c. Perikarditis

    Perikarditis adalah peradangan perikard parietalis, visceralis atau keduanya.

    espon perikard terhadap peradangan bervariasi dari akumulasi cairan atau darah(efusi perikard) deposisi fibrin, proliferasi jaringan fibrosa, pembentukan granuloma

    atau klasifikasi.

    !alah satu reaksi radang dari perikarditis akut adalah penumpukan cairan

    (eksudasi) di dalam rongga perikard yang disebut sebagai efusi perikard. :fek

    hemodinamik efusi perikard ditentukan oleh jumlah atau timbul cepat akan

    menghambat pengisian ventrikel, penurunan volume akhir diastolik sehingga curah

    jantung sekuncup dan semenit kurang.

    #ompensasinya adalah takikardi, tetapi pada tahap berat atau kritis akan

    menyebabkan gangguan sirkulasi dengan penurunan tekanan darah serta gangguan

    perfusi organ dengan segala akibatnya yang disebut sebagai tamponade jantung. 0ila

    reaksi radang ini berlanjut terus menerus, perikard mengalami fibrosis, jaringan parut

    luas, menebal, kalsifikasi, dan juga terisi eksudat yang akan menghambat proses

    diastolic ventrikel, mengurangi isi sekuncup dan semenit serta mengakibatkan

    kongesti sistemik (perikarditis konstriktifa).

    2.0. !%$"likasi

    2.1. Pr%gn%sis

    Cor Pulmonale Cronic (CPC) adalah variabel yang tergantung pada penyakit yang

    mendasari. Pasien dengan penyakit ini karena PP"# memiliki angka kematian * tahun

    lebih tinggi. :dukasi pasien mengenai pentingnya kepatuhan terhadap terapi medis yang

    tepat sangat penting karena pengobatan, baik untuk hipoksia dan penyakit yang mendasari

    dapat menentukan mortalitas dan morbiditas.

    13

  • 7/26/2019 referat CPC.docx

    14/14

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. !esi$"ulan

    3.2. aran

    14