Refarat Rev 2

download Refarat Rev 2

of 16

description

good

Transcript of Refarat Rev 2

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK REFERAT FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2015UNIVERSITAS PATTIMURA

ANEMIA DEFISIENSI BESI (ADB)

Disusun oleh:Heron R.F. Titarsole2009-83-033

Pembimbing: dr. H. Haeruddin Pagarra, Sp.A.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURADI RSUD ANDI MAKASSAUPARE-PARE

ANEMIA DEFISIENSI BESIDEFINISIAnemia defisiensi besi adalah anemia akibat kekurangan zat bersi untuk sintesi hemoglobin, dan merupakan defisiensi nutrisi yang paling banyak pada anak dan menyebabkan masalah kesehatan yang paling bessar. Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. 1,6Tabel 1. Batasan anemia1

PREVALENSIData WHO tahun 1990-1995 menunjukkan prevalens ADB pada negara negara berkembang adalah 39% (0-4 tahun), 48,1% (5-14 tahun) dan 52% (wanita hamil).Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%. Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi 6-12 bulan, dan anak balita berturut-turut sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1%.8 Penelitian kohort terhadap 211 bayi berusia 0 bulan selama 6 bulan dan 12 bulan didapatkan insidens ADB sebesar 40,8% dan 47,4%.9 Pada usia balita, prevalens tertinggi ADB umumnya terjadi pada tahun kedua kehidupan akibat rendahnya asupan besi melalui diet dan pertumbuhan yang cepat pada tahun pertama.1, 10 Angka kejadian ADB lebih tinggi pada usia bayi, terutama pada bayi prematur (sekitar 25-85%) dan bayi yang mengonsumsiASI secara eksklusif tanpa suplementasi. Remaja perempuan perlu mendapat perhatian khusus karena mengalami menstruasi dan merupakan calon ibu. Ibu hamil dengan anemia mempunyai risiko 3 kali lipat melahirkan bayi anemia, 2 kali lipat melahirkan bayi prematur, dan 3 kali lipat melahirkan bayi berat lahir rendah sehingga suplementasi besi harus diberikan pada remaja perempuan sejak sebelum hamil 9,10

METABOLISME ZAT BESI DAN SINTESIS HEMOGLOBIN HUBUNGANNYA DENGAN BESI

Gambar 1 Bagan metabolisme besi5

Sintesis Hb dimulai dalam proeritroblast dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit. Setiap molekul Hb memiliki empat gugus heme identik yang berikatan dengan empat rantai globin. Sintesis heme : Sintesis heme berawal dari senyawa glisin dan suksinil ko-enzim A yang menyatu untuk membentuk senyawa asam amino-levulinat (ALA). Enzim yang mengkatalis reaksi ini, ALA-sintetase, tampaknya merupakan enzim penentu kecepatan (rate-limiting) jalur metabolik ini. Piridoksal fosfat (vitamin B6) adalah ko enzim untuk reaksi ini. Jalur dimulai di mitokondria dan sitoplasma sel yang sedang berkembang. Dua molekul ALA menyatu untuk membentuk porfobilinogen, sebuah molekul cincin. Kemudian, empat molekul senyawa ini menyatu untuk membentuk sebuah senyawa bercincin empat (tetrapirol), yang disebut uroporfirinogen. Senyawa ini diubah menjadi koproporfirinogen. Koproprofirinogen diubah menjadi protoporfirin. Akhirnya protoporfirin berikatan dengan besi dengan bantuan enzim penentu kecepatan jalur metabolik yang lain, yaitu ferokelatase (heme sintetase), untuk membentuk heme.Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang disebut globin. Empat dari molekul ini selanjutnya akan berikatan satu sama lain secara longgar untuk membentuk molekul hemoglobin yang lengkap. 4

MITOKONDRIA

Protoporphobinlin IIICoproporphirinogen III

Protophorphyrin IXFerrochelatase Fe2+HEMESuksinil ko-enzim A+ glisinALA-sintetaseProhibilinogen5-aminolevulinic acidALA-dehidraseSITOSOL

Gambar 2. Sintesis hemoglobin4

SUMBER BESIBayi yang lahir sehat telah mempunyai persedian besi yang cukup sampai ia berusia 6 bulan, sedangkan bayi prematur ( neonatus kurang bulan) persedian besinya cukup sampai ia berusia 3 bulan. Makanan yang mengandung banyak besi ialah hati, ginjal, daging, telur, buah dan sayur yang mengandung klorofil.5

ETIOLOGITerjadinya anemia defisiensi besi dangat ditentukan oleh kemampuan absorpsi besi, diet yang mengandung besi, kebutuhan besi yang meningkat dan jumlah yang hilang. Kebutuhan besi dapat disebabkan :1. Kebutuhan yang meningkat fisiologis Pertumbuhan Pada umur 1 tahun pertama dan masa remaja, kebutuhan besi akan meningkat sehingga pada periode ini insiden anemia defisiensi Fe meningkat. MenstruasiPenyebab tersering pada anak perempuan adalah kehilangan darah lewat menstruasi.2. Kurangnya besi yang diserap Masukan besi dari makanan yang tidak adekuatBayi cukup bulan memerlukan + 200 mg besi dalam 1 tahun pertama untuk pertumbuhannya. Bayi yang mendapat ASI jarang menderita anemia karena 40 % besi dalam ASI diabsorpsi oleh bayi. Malabsorpsi besiKeadaan ini dijumpai pada anak kurang gizi yang mukosa ususnya mengalami perubahan secara histologis dan fungsional.3. PerdarahanKehilangan darah akibat perdarahan merupakan penyebab penting terjadinya anemia defisiensi Fe. Kehilangan darah 1 ml akan mengakibatkan kehilangan besi 0,5 mg. Perdarahan dapat karena ulkus peptikum, infeksi cacing, obat-obatan (kortikosteroid, AINS, indometasin).4. KehamilanPada kehamilan, kehilangan besi kebanyakan disebabkan oleh kebutuhan besi oleh fetus untuk eritropoiesis, kehilangan darah saat persalinan, dan saat laktasi.5. Transfusi feto-maternalKebocoran darah yang kronis ke dalam sirkulasi ibu akan menyebabkan anemia pada akhir masa fetus dan pada awal masa neonatus.6. HemoglobinuriKeadaan ini biasa dijumpai pada anak yang memakai katup jantung buatan. Pada Paroxismal Nocturnal Hemoglobinuria kehilangan besi melalui urin 1,8-7,8 mg/hari.7. Iatrogenic blood lossTerjadi pada anak yang sering diambil darah venanya untuk pemeriksaan laboratorium.8. Idiopathic pulmonary hemosiderosisPenyakit ini jarang terjadi, pada keadaan ini kadar Hb dapat turun drastis hingga 1,5-3 g/dl dalam 24 jam.9. Latihan yang berlebihan Pada orang yang berolahraga berat kadar feritin serumnya akan kurang dari 10 ug/dl.7

PATOFISIOLOGIAnemia defisiensi Fe merupakan hasil akhir keseimbangan negatif Fe yang berlangsung lama. Bila keseimbangan besi ini menetap akan menyebabkan cadangan besi terus berkurang. Terdapat 3 tahap defisiensi besi, yaitu : Iron depletionDitandai dengan cadangan besi menurun atau tidak ada tetapi kadar Fe serum dan Hb masih normal. Pada keadaan ini terjadi peningkatan absorpsi besi non heme. Iron deficient erythropoietin/iron limited erythropoiesisPada keadaan ini didapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoiesis. Pada pemeriksaan laboratorium didapat kadar Fe serum dan saturasi transferin menurun sedangkan TIBC dan FEP meningkat. Iron deficiency anemiaKeadaan ini merupakan stadium lanjut dari defisiensi Fe. Keadaan ini ditandai dengan cadangan besi yang menurun atau tidak ada, kadar Fe serum rendah, saturasi transferin rendah, dan kadar Hb atau Ht yang rendah. 7

Tabel 2. Tahapan kekurangan besi 7HemoglobinTahap I (Normal)Tahap II(sedikit menurun) Tahap III (menurun jelas)Mikrositik hipokrom

Cadangan besi (mg)