Refarat Agne

download Refarat Agne

of 8

description

kulit

Transcript of Refarat Agne

Penatalaksanaan acne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor (multifaktorial), baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal) maupun faktor eksternal (makanan, musim, stress) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab penyakit, pencegahan dan cara maupun lama pengobatannya, serta prognosisnya. Hal ini penting agar penderita tidak underestimate atau overestimate terhadap usaha penatalaksanaan yang dilakukan yang akan membuat penderita putus asa atau kecewa.Terapi acne dimulai dari pembersihan wajah menggunakan sabun. Beberapa sabun sudah mengandung antibakteri, misalnya triclosan yang menghambat kokus positif gram. Selain itu juga banyak sabun mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat. Merokok dilaporkan berkontribusi terhadap prevalensi acne dan derajat acne. Rokok mengandung banyak asam arakhidonat dan hidrokarbon aromatik polisiklik yang menginduksi jalur inflamasi melalui fosfolipase A2 dan selanjutnya merangsang sintesis asam arakhidonat lebih banyak. Selain itu, diduga terdapat reseptor asetilkolin nikotinik keratinosit yang menginduksi hiperkeratinisasi sehingga terjadi komedo. Perokok pada umumnya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan sedikit lemak tidak jenuh sehingga asupan asam linoleat lebih sedikit dibandingkan dengan bukan perokok. Banyak penelitian belum dapat menyimpulkan peranan diet terhadap acne dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. American Academy of Dermatology mengeluarkan rekomendasi pada tahun 2007 bahwa restriksi kalori tidak memiliki dampak pada pengobatan acne dan bukti-bukti yang ada belum cukup kuat untuk menghubungkan konsumsi makanan tertentu dengan acne. Akan tetapi, beberapa penelitian menemukan bahwa produk olahan susu memperberat acne. Produk olahan susu, mungkin juga makanan lain, mengandung hormon 5 reduktase dan prekursor DHT lain yang merangsang kelenjar sebasea. Selain itu, acne dipengaruhi oleh hormon dan growth factors, terutama insulin-like growth factor (IGF-1) yang bekerja pada kelenjar sebasea dan keratinosit folikel rambut. Produk olahan susu mengandung enam puluh growth factors, salah satunya akan meningkatkan IGF-1 langsung melalui ketidakseimbangan peningkatan gula darah dan kadar insulin serum. Makanan dengan indeks glikemik tinggi juga meningkatkan konsentrasi insulin serum melalui IGF-1 dan meningkatkan DHT sehingga merangsang proliferasi sebosit dan produksi sebum.Bersama dengan terapi antiacne standar, semua produk olahan susu dan makanan dengan indeks glikemik tinggi, sebaiknya dihentikan minimal 6 bulan. Suplementasi vitamin A dapat mengurangi sumbatan pori pada individu yang kekurangan asupan vitamin A. Makanan mengandung asam lemak esensial omega 3 dapat mengurangi inflamasi.

Masalah diet :Diet untuk akne ditujukan terhadap mereka yang memperlihatkan adanya hubungan tersebut dengan menganjurkan mengurangi makanan yang berkadar lemak dan karbohidrat tinggi, serta menggantinya dengan makan berkadar lemak, karbohidrat dan protein cukup dan jumlah kalori cukup untuk kegiatannya sehari-hari. Pada remaja diet ini agak sukar dilakukan tanpa bantuan orang tua dan lingkungan personal di sekelilingnya.Masalah kosmetika :Kosmetik untuk remaja umumnya merupakan kosmetik yang rendah kadar lemaknya mengingat keadaan lipid permukaan kulit pada remaja masih sangat baik. Jarang sekali ditemukan remaja di negara kita dengan permukaan kulit yang kering, kecuali bila ada kelainan kulit yang lain.Masalah penggunaan obat :Biasanya digunakan obat-obatan yang mengandung kortikosteroid, vitamin dan obat perangsang nafsu makan yang umumnya dibeli sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter. Masalah psikososial :Stress psikis secara tidak langsung akan meningkatkan kamungkinan terjadinya akne. Remaja sering salah kira terhadap hasil pengobatan dengan mengharapkan jerawat akan sembuh segera atau dalam beberapa hari, sehingga perlu diberi penjelasan prognosis dari penyakit ini agar tidak menjadi penyebab stress yang baru.Secara umum penatalaksanaan akne memerlukan kerjasama yang baik antara penderita dan dokter yang merawatnya. Oleh karenanya pengobatn akne memakan waktu yang lama serta memerlukan kedisiplinan serta keteraturan, bahkan perlu memperbaiki pola hidup. Kebersihan kulit wajah perlu diperhatikan, terutama untuk senantiasa menjaga kulit bebbs dari kelebihan minyak, sisa keringat, debu, dan kotoran lainnya.Pengobatan yang terbaik harus mengatasi semua faktor etiopatogenesis akne, dengan memepertimbangkan derajat penyakit dan lesi yang dominan, serta aspek psikogis penderita.Pengobatan Topikal :Indikasi pengobatan topikal ialah penderita akne ringan. Kombinasi dari berbagai preparat topical misalnya tretinoin, benzoil peroksida atau antibiotika topikal tertentu (misalnya eritromisin, klindamisin) serta injeksi intralesi kortikosteroid pada lesi nodulokistik adalah contoh pengobatan topikal yang mengatasi faktor patofisiologi akne.Saat ini telah dikembangkan berbagai preparat topikal baru, misalnya isotretinoin topikal yang cara kerjanya mirip dengan tertinoin tetapi iritasinya lebih ringan. Adapalen adalah retinoid topikal mutakhir dengan efek terapi yang setara dengan tretinoin, tetapi lebih sedikit menyebabkan iritasi dibandingkan dengan tretinoin. Bahan topikal untuk pengobatan acne sangat beragam. Sulfur, sodium sulfasetamid, resorsinol, dan asam salisilat, sering ditemukan sebagai obat bebas. Asam azaleat dengan konsentrasi krim 20 persen atau gel 15 persen, memiliki efek antimikroba dan komedolitik, selain mengurangi pigmentasi dengan berfungsi sebagai inhibitor kompetitif tirosinase. Benzoil peroksida merupakan antimikroba kuat, tetapi bukan antibiotik, sehingga tidak menimbulkan resistensi.Antibiotik topikal yang sering digunakan adalah klindamisin dan eritromisin. Keduanya dapat digunakan dengan kombinasi bersama benzoil peroksida dan terbukti mengurangi resistensi. Retinoid merupakan turunan vitamin A yang mencegah pembentukan komedo dengan menormalkan deskuamasi epitel folikular. Retinoid topikal yang utama adalah tretinoin, tazaroten, dan adapalene. Tretinoin paling banyak digunakan, bersifat komedolitik dan antiinflamasi poten. Secara umum, semua retinoid dapat menimbulkan dermatitis kontak iritan. Pasien dapat disarankan menggunakan tretinoin dua malam sekali pada beberapa minggu pertama untuk mengurangi efek iritasi. Tretinoin bersifat photolabile sehingga disarankan aplikasi pada malam hari.Pengobatan topical dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topical terdiri atas: Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling), misalnya sulfur ( 4-8% ), resorsinol (1-5%), asam salisilat (2-5%), peroksida benzoil (2,5-10%). Asam vitamin A (0,025-0,1%) Retinoid merupakan derivate dari vitamin A yang telah digunakan selama lebih dari 25 tahun untuk pengobatan acne. Merupakan bahan yang bersifat komedolitik paling efektif untuk mengurangi hyperkeratosis dan perlengketan folikel sel-sel epitel, dan mengurangi efek anti inflamasi.Akhir-akhir ini digunakan pula asam alfa hidroksi (AHA), misalnya asam glikolat (3-8%). Efek samping obat iritan dapat dikurangi dengan cara pemakaian berhati-hati dimulai dengan konsentrasi pemakaian yang rendah.Antibiotika topical yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel yang berperan dalam etiopatogenesis akbe vulgaris,misalnya oksi tetrasiklin (1%), eritromisin (1%),dan klindamisin fosfat (1%).Anti peradangan topical,salep atau krim kortikosteroid kekuatan ringan atau sedang ( Hidrokortison 1-2,5%) atau suntikan intralesi kortikosteroid kuat ( Triamsinolonasetonid 10 mg/cc) pada lesi nodulo kistik. Lainnya, misalnya etil laktat 10% untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.

Pengobatan Sistemik :Pengobatan sistemik ditujukan untuk penderita akne sedang atau berat. Biasanya dikombinasi dengan pengobatan topikal. Obat-obat sistemik untuk akne terdiri atas golongan antibiotik, hormon dan retinoid (isotretinoin). Isotretinoin sangat efektif untuk akne karena dapat mengatasi berbagai penyebab akne, yaitu menurunkan 80% produksi sebum, menekan komedogensis, menurunkan jumlah Propionebaterium acnes (P. acnes) di duktus pilosebaseus dan permukaan kulit, serta menghambat kemotaksis leukosit. Indikasi isotretinoin adalah akne derajat berat, akne sedang yang sering kambuh, akne seboroika, pasien akne dengan bakat keloid, dan pasien akne dengan masalah stress psikologis.(1,4,5,7)Salah satu terapi sistemik acne adalah antibiotik. Tetrasiklin banyak digunakan untuk acne inflamasi. Meskipun tidak mengurangi produksi sebum tetapi dapat menurunkan konsentrasi asam lemak bebas dan menekan pertumbuhan P .acnes. Akan tetapi tetrasiklin tidak banyak digunakan lagi karena angka resistensi P.acnes yang cukup tinggi. Turunan tetrasiklin yaitu doksisiklin dan minosiklin menggantikan tetrasiklin sebagai terapi antibiotik oral lini pertama untuk acne dengan dosis 50-100 mg dua kali sehari. Eritromisin dibatasi penggunaannya, yaitu hanya pada ibu hamil, karena mudah terjadi resistensi P.acnes terhadap eritromisin. Resistensi dapat dicegah dengan menghindari penggunaan antibiotik monoterapi, membatasi lama penggunaan antibiotik, dan menggunakan antibiotik bersama benzoil peroksida jika memungkinkan.Isotretinoin oral adalah obat yang paling efektif untuk acne. Dosis isotretinoin yang dianjurkan adalah 0,5-1 mg/kg/hari dengan dosis kumulatif 120-150 mg/kg berat badan.Obat ini langsung menekan aktivitas kelenjar sebasea, menormalkan keratinisasi folikel kelenjar sebasea, menghambat inflamasi, dan mengurangi pertumbuhan P. acnes secara tidak langsung. Isotretinoin paling efektif untuk acne nodulokistik rekalsitran dan mencegah jaringan parut. Meskipun demikian, isotretinoin tidak bersifat kuratif untuk acne. Penghentian obat ini tanpa disertai terapi pemeliharaan yang memadai, akan menimbulkan kekambuhan acne. Selain itu, penggunaan obat ini harus berhati- hati pada perempuan usia reproduksi karena bersifat teratogenik. Penggunaan isotretinoin dan tetrasiklin bersamaan sebaiknya dihindari karena meningkatkan risiko pseudotumor serebri.Suntikan glukokortiokoid intralesi dapat diberikan untuk lesi acne nodular dan cepat mengurangi inflamasinya. Risiko tindakan ini adalah hipopigmentasi dan atrofi. Modalitas lain yang dapat digunakan untuk mengatasi acne adalah radiasi ultraviolet yang memiliki efek antiinflamasi terhadap acne. Radiasi UVB atau kombinasi UVB dan UVA dapat bermanfaat untuk acne inflamasi, tetapi perlu diwaspadai potensi karsinogeniknya.

Pengobatan sistemik terutama ditujukan untuk menekan aktivitas jasad renik di samping dapat juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan mempengaruhi keseimbangan hormonal. Golongan obat sistemik terdiri atas:a. Anti bakteri sistemik : tetrasiklin (250 mg - 1 g/ hari), eritromisin (4x250 mg/hari), doksisiklin (50 mg/hari), trimetoprim (3x100 mg/hari) tidak digunakan untuk jerawat yang tidak meradang, dapat digunakan bersamaan dengan terapi topical. Jangan digunakan dalam waktu lebih dari 8-12 minggu untuk menghindari resistensi

b. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki resptor organ target di kelenjar sebasea, misalnya estrogen (50 mg/hari selama 21 hari dalam sebulan) atau anti androgen Sipoteron asetat(2 mg/hari). Pengobatan ini ditujukan untuk penderita wanita dewasa akne vulgaris beradang yang gagal dengan terapi yang lain. Kortikosteroid sistemik diberikan untuk menekan peradangan dan menekan sekresi kelenjar adrenal, misalnya prednisone (7,5 mg/hari) atau deksametason (0,25-0,5 mg/hari)

Bedah KulitTindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris meradang yang berat yang sering menimbulkan jaringan parut,baik yang hipertropik maupun hipotropik. Jenis bedah kulit yang dipilih disesuaikan dengan macam dan kondisi jaringan parut yang terjadi. Tindakan dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh. Bedah scalpel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol atau melakukan eksisi elips pada jaringan parut hipotropik yang dalam. Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran sebum atau pada nodulo=kistik untuk drainase cairan isi yang dapat mempercepat penyembuhan. Bedah kimia dengan asam triklor asetat atau fenol untuk meratakan jaringan parut yang berbenjol. Bedah beku dengan bubur CO2 beku atau N2 cair untuk mempercepat penyembuhan radang. Dermabrasi untuk meratakan jaringan parut hipo dan hipertropi pasca acne yang luas.

TABEL 1. ALGORITHM FOR ACNE TREATMENT

Tabel 2. Klasifikasi derajat acne berdasarkan jumlah dan tipe lesi

DerajatKomedoPapul/pustulNodul, kista, sinusInflamasiJaringan parut

Ringan50-10050>100>5++++++

(-) tidak ada, (+) bisa ditemukan, (+) ada, (++) cukup banyak, (+++) banyak sekali

Tabel 3. Algoritme internasional untuk pengobatan acne

Derajat 1 (ringan)Derajat II-III (sedang)Derajat IV (berat)Maintenance

Retinoid topikalRetinoid topikalIsotretinoinRetinoid topikal

Benzoil peroksida atau antibiotik topikalBenzoil peroksida atau antibiotik topikalatau retinoid topikal, antibiotik oral, terapi hormonBenzoil peroksida atau antibiotik topikal

Antibiotik oral

Terapi hormon

Tabel 4. Efek terapeutik obat topical

AntikomedogenikAntimikrobaAntiinflamasi

Asam salisilat+-+

Benzoil peroksida++++

Antibiotik++++

Asam azaleat+++

Tretinoin+++-

Isotretinoin++++

Tazaroten+++-

Adapalen++++

Retinaldehid+++

(-) tidak ada efek, (+) dapat efektif, (+) cukup efektif, (++) efektif