RDTR BAB 3 Draft (A3) Pusat (2)

download RDTR BAB 3 Draft (A3) Pusat (2)

of 70

Transcript of RDTR BAB 3 Draft (A3) Pusat (2)

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4

Materi Pengaturan Kotamadya Jakarta Pusat

lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :

B.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Tanah Abang B.4.1.1 TujuanRencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Tanah Abang merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor.

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatanruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Tanah Abang. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

a. Sektor PerumahanPenggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. d. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. e. Sektor Banjir dan Drainase

Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tanah Abang yang sejahtera Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara

lahir dan batin

berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

B.4.1.2 Kebijakan B.4.1.2.1 Kawasan BudidayaKawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Tanah Abang, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian

III-47

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. f. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. g. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.

Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH

dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.

B.4.2 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Tanah AbangPersebaran penduduk di Kecamatan Tanah Abang direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan

B.4.1.2.2 Kawasan StrategisPengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat

utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Tanah Abang diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 475.770 jiwa pada tahun 2030. Wilayah utara Kecamatan Tanah Abang diarahkan sebagai kawasan perdagangan n perkantoran dengan skala pelayanan internasional. Sedangkan di wilayah selatan diarahkan sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan sedang. Wilayah Tabel 4.1 Daya Tampung Penduduk Per KelurahanNo 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Gelora Bendungan Hilir Karet Tengsin Kebon Melati Petamburan Kebon Kacang Kampung Bali Jumlah Jumlah penduduk (jiwa) 55.121 79.565 171.752 54.495 45.339 67.718 1.780 475.770

B.4.1.2.3 Penanganan LingkunganStrategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Sumber : Hasil Perhitungan, 2009

B.4.1.3

StrategiStrategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang: Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang.

B.4.3 Rencana Struktur Ruang Tanah AbangBerdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat kegiatan pembentuk ruang kecamatan Tanah Abang hanya didasarkan kepada pusat kegiatan premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut.III-48

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

35)

Departemen Pemuda dan olah raga dengan kegiatan kantor pemerintahan TVRI dengan kegiatan kantor pemerintahan Taman Ria Senayan dengan kegiatan perdagangan dan jasa Departemen Kehutanan Manggala Wanabakti dengan kegiatan kantor

A. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) 30) 31) 32) 33) 34) Pasar Tanah Abang Blok A dengan kegiatan perdagangan Pasar Metro Tanah Abang dengan kegiatan perdagangan Standar Chartered dengan kegiatan perkantoran dan jasa Menara Bativia dengan kegiatan perkantoran dan jasa Universitas Pasca Sarjana Sahid dengan kegiatan suka pendidikan Sinar Mas dengan kegiatan perkantoran dan jasa Sinar Harapan dengan kegiatan pernkantoran dan jasa Hotel Milennium dengan kegiatan perkantoran dan jasa Gedung Jaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa Kedutaan UNO dengan kegiatan kantor pemerintah asing Kedutaan Timor Leste dengan kegiatan kantor pemerintahan asing Hotel Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan dan jasa Jakarta City Centre dengan kegiatan perdagangan dan jasa Kantor Pusat BNI dengan kegiatan perkantoran dan jasa Wisma BNI 46 dengan kegiatan perkantoran dan jasa Hotel Shangrila dengan kegiatan perkantoran dan jasa Universitas Multimedia Nusantara dengan kegiatan suka pendidikan Artha Loka dengan kegiatan perkantoran dan jasa Bank Muamalat dengan kegiatan perkantoran dan jasa Citi Bank dengan kegiatan perkantoran dan jasa Wisma Nugraha dengan kegiatan perkantoran dan jasa Menara Davinci dengan kegiatan perkantoran dan jasa Hotel Meridien Le dengan kegiatan perdagangan dan jasa Hotel Sultan dengan kegiatan perdagangan dan jasa Carefour dengan kegiatan perdagangan Ratu Plaza dengan kegiatan perdagangan Departemen Pendidikan Nasional dengan kegiatan kantor pemerintahan Kedutaan Papua New Guinea dengan kantor pemerintahan asing Senayan City dengan kegitan perkantoran dan jasa STC dengan kegiatan perdagangan Plaza Senayan dengan kegiatan perdagangan Gelora Bung Karno dengan kegiatan penyempurna hijau rekreasi dan olahraga Gedung MPR/DPR dengan kegiatan kantor pemerintahan Badan Pemeriksa Keuangan dengan kegiatan kantor pemerintahan

36) 37) 38)

pemerintahan 39) 40) 1) Dinas TPU dengan kegiatan kantor pemerintahan Kampus Diklat LAN (STIA) dengan kegiatan suka pendidikan PAM Jaya dengan kegiatan kantor pemerintahan Rumah Sakit TNI AL DR. Mintoharjo dengan kegiatan suka kesehatan Pasar Benhil dengan kegiatan perdagangan Pasar Kambing yang terletak di jalan H. Sabeni dengan kegiatan perdagangan Pasar Gandaria yang terletak di jalan kebon kacang 2 dengan kegiatan

B. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah : 2)3) 1) 2)

C. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :

perdagangan

B. 4.4 Rencana Transportasi Kecamatan Tanah AbangPerencanaan jejaring transportasi dan tata air tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, akan tetapi harus ditinjau dari skala makro tingkat kota, atau bahkan tingkat propinsi dan antar propinsi. Daya dukung jaringan transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban permasalahan transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain: Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan system makro Pembangunan prasarana dan sarana angkutan masal : seperti kereta api dan bus besar Pengembangan jalur bus khusus (mass rapid transit) Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil Optimasi jaringan-jaringan jalan sesuai dengan fungsinya.

-

B.4.4.1

Jaringan JalanRencana pengembangan jaringan jalan mencakup system jaringan jalan, simpang susun, jalan laying, jalan bawah tanah, fasilitas pejalan kaki, dan jembatan penyeberangan.

III-49

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

System jaringan jalan di Kecamatan Tanah Abang samapi dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut: 1. Jalan Arteri Primer a. Jl. Jendral Gatot Subroto b. Jl. Jendral Sudirman Jl. MH. Thamrin c. Jl. KH. Mas Mansyur d. Jl. KS. Tubun e. Jl. Asia Afrika f. Jl. Penjernihan Jl. Pejompongan g. Jl. Kebon Sirih h. Jl. Palmerah Barat 2. Jalan Arteri Sekunder a. Jl. Kebon Kacang Raya Jl. Lontar b. Jl. Fakhrudin c. Jl. Gerbang Pemuda d. Jl. Bendungan Hilir raya e. Rencana jalan rel KA Tanah Abang Kebayoran Lama Jl. Petamburan f. Jati 3. Jalan Kolektor Primer a. Jl. Wahid Hasyim b. Jl. Pintu Gelora 1 c. Jl. Patal Senayan Rencana jalan sejajar rel KA Tanah Abang Manggarai

o. Jl. Danau Tondano Jl. Danau Limboto Jl. Danau Gelinggang B. 4.4.2 Rel Kereta ApiAngkutan kereta api diharapkan menjadi sarana angkutan umum utama tahun 2030, Rel kereta api yang melewetai Kecamatan Tanah Abang menghubungkan Jakarta dengan Merak. Dengan adanya pembangunan triple decker (kombinasi jalan told an LRT/kereta api ringan) koridor utara selatan DKI Jakarta, maka di Kecamatan Tanah Abang direncanakan dibangun stasiun LRT Palmerah, Kebon Kacang. Kebon Sirih. Stasiun Tanah Abang bersama dengan stasiun kota direncanakan menjadi pusat interseksi dengan operasi kereta api Jabotabek. Sementara itu, juga direncanakan subway / jalan kereta bawah tanah Blok M Kota yang melalui Kecamatan Tanah Abang dan diharapkan dapat beroperasi tahun 2030.

B.4.4.3

Rencana Pelebaran JalanSeluruh wilayah Kecamatan Tanah Abang direncakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan Tanah Abang dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Tanah Abang cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 4.2 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Tanah AbangNama Jalan Fungsi Jalan Jl. Arteri Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Sekunder Jl. Kolektor Sekunder Jl. Kolektor Sekunder Jl. Kolektor Primer ROW Eksisting (m) 64 28 18 63 63 18 10 16 7 15 16 16 20 20 9 13 12 7 15 ROW Rencana (m) 68 36 26 79 79 22 18 30 30 26 20 30 25 25 17 15 18 12 17 III-50

g. Jl. KS. Tubun (ruas Jl. Brigjen Katamso kea rah pasar Tanah Abang) Jl. Kebon

d. Jl. Bendungan Jati luhur Jl. Bendungan Hilir 9 e. Jl. Petamburan 1 (ew Jl. HM. Sani)f. Jl. Petamburan 4 (ex Jl. Istiqomah)

g. Rencana jalan sepanjang kali krukut (ruas Jl. Jendral Sudirman Jl. Pejernihan)h. Rencana jalan sisi timur pemakaman Petamburan i. Rencana jalan sisi barat Waduk Melati

Jl. Jendral Sudirman Jl. Asia Afrika Jl. Pintu Gelora 1 Jl. Gerbang Pemuda Jl. Gatot Subroto Jl. Pondok PinangPejompongan Jl. Palmerah Selatan Jl. Palmerah Barat Jl. Palmerah Timur Jl. Gelora Jl. Gelora 1 Jl. Palmerah Jl. Pejompongan Jl. Penjernihan Jl. Penjernihan 2 Jl. Administrasi Negara Jl. Danau Tendano Jl. Danau Toba Jl. Bendungan Hilir

j. Jl. Teluk Betung Jl. Kebon Kacang 30 Jl. Kebon Kacang 33 Jl. TamanKebon Sirih 3 Jl. Taman Kebon Sirih 2 Jl. Kebon Kacang 11 k. Jl. Karet Pasar Baru Barat 1 l. Jl. Pasar baru barat 4 m. Jl. Karet Pasar Baru Timurt 3 n. Jl. Karet pasar Baru Timur 5

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Nama Jalan Jl. Bendungan Jatiluhur Hilir Jl. TB Jati Luhur Jl. K.H Mansyur Jl. Mesjid 1 Jl. Karet Pasar Baru Barat Jl. Karet Pasar Baru Timur Jl. Kebon Kacang Raya Jl. Lontar Jl. H. Sabeni Jl. Kebon Jati Jl. KS. Tubun Jl. Jati Baru Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Fachrudin Jl. Kebon Sirih

Fungsi Jalan Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer

ROW Eksisting (m) 7 6 19 6 22 15 20 9 7 25 19 35 22 20 16

ROW Rencana (m) 15 11 50 8 25 18 26 20 15 25 46 38 42 25 35

Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan

sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai Tabel 4.3 Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Tanah AbangNo 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Gelora Bendungan Hilir Karet Tengsin Kebon Melati Petamburan Kebon Kacang Kampung Bali Jumlah Penduduk (jiwa) 55.121 79.565 171.752 54.495 45.339 67.718 1.780 475.770 Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 Timbulan Sampah (ltr/hari) 20.644,57 29.799,63 64.326,59 20.410,11 16.980,90 25.362,55 666,67 178.191,01 Timbulan Sampah (m3/hari) 20,64 29,80 64,33 20,41 16,98 25,36 0,97 178,19

Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta

B.4.4.4

Terminal BisTerminal bis makro/mikrolet di Kecamatan Tanah Abang terdapat di depan stasiun KA Tanah Abang, merupakan stasiun angkutan dalam kota. Rencana pengembangan sampai dengan tahun 2030 adalah tetap mempertahankan di lokasi tersebut, yaitu di Kelurahan Kampung Bali.

B.4.5 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Tanah AbangPengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada - Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,

Sumber : Hasil Rencana

B.4.5.2

Drainase dan Pengendali BanjirRencana pengendalian drainase di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut :

Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi telekomunikasi dan air limbah.

Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir

B.4.5.1

PersampahanProduksi buangan sampah di Kecamatan Tanah Abang sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 178.191,01 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing kelurahan sebanyak satu unit Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut:

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut:III-51

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong Tabel 4.4 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Tanah AbangNama Kali Kali Krukut Banjir Kanal BaratSumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan. Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan.

ROW Eksisting (m) 7-10 -

ROW Rencana (m) 30 60

B.4.5.4

Rencana Jaringan Air BersihKebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Tanah abang adalah sebesar 2.718,69 m3/hari. Kebutuhan tersebut dipenuhi dari instalasi Pejompongan I II dengan kapasitas diatas 2000 1/detik. Rencana untuk tahun 2030, jaringan pipa air minum diarahkan untuk memenuhi penambahan kebutuhan air bersih. Tabel 4.6 Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Tanaha AbangPenduduk (jiwa) Asumsi Kebutuhan Air Bersih (ltr/org/hari) 175 175 175 175 175 175 175 175 Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari) 314,98 454,66 981,44 311,40 259,08 386,96 10,17 2718,69 Kebutuhan Air Bersih (m3/hari) 0,13 0,45 0,98 0,31 0,26 0,39 0,01 2,72

B.4.5.3

LimbahBerdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Menteng ialah sebesar 6.895.217,39 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Tanah Abang ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Banjir Kanal Barat dan Kali Krukut. Tabel 4.5 Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Tanah AbangPenduduk (jiwa) 55.121 79.565 171.752 54.495 45.339 67.718 1.780 475.770 Asumsi Sludge (ltr/org/hari) 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 Timbulan Sludge (ltr/hari) 798.855,07 1.153.115,94 2.489.159,42 789.782,61 657.086,96 981.420,29 25.797,10 6.895.217,39 Timbulan Sludge (m3/hari) 798,86 1.153,12 2.489,16 789,78 657,09 981,42 25,80 6.895,22 No 1 2 3 4 5 6 7

Kelurahan

No 1 2 3 4 5 6 7

Kelurahan Gelora Bendungan Hilir Karet Tengsin Kebon Melati Petamburan Kebon Kacang Kampung Bali Jumlah

Gelora 55.121 Bendungan Hilir 79.565 Karet Tengsin 171.752 Kebon Melati 54.495 Petamburan 45.339 Kebon Kacang 67.718 Kampung Bali 1.780 Jumlah 475.770 Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.6 Rencana Pola Ruang Kecamatan Tanah AbangPemanfaatan pola ruang Kecamatan Tanah Abang terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan, yaitu : a. Pemanfaatan Lahan Perumahan b. Pemanfaatan Lahan Perkantoran c. Pemanfaatan Lahan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial d. Pemanfaatan Lahan Penyempurna

B.4.5.3

ListrikRencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Tanah Abang dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada

B.46.1

PermukimanIII-52

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 210,244 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan pemanfaatan lahan seluas 1,53 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan pemanfaatan lahan seluas 129,154 Ha Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 25,257 Ha Kawasan Perumahan Susun dengan pemanfaatan lahan seluas 35,88 Ha Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 18,423 Ha

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 297,212 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Kantor Pemerintahan dengan pemanfaatan lahan seluas 65,81 Ha Kawasan Perkantoran Swasta dengan pemanfaatan lahan seluas 90,131 Ha Kawasan Perdagangan dengan pemanfaatan lahan seluas 141,169 Ha Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 0,02 Ha Tabel 4.8 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan PerdaganganNo 1 2 3 4 Fungsi Lahan Kawasan Kantor Pemerintahan Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Taman TotalSumber: Hasil Analisa

Rencana pemanfaatan wisma di Kecamatan Tanah Abang sampai dengan Tahun 2030, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal masyarakat di Kecamatan Tanah Abang, dan diharapkan rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut mampu memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Tanah Abang menjadi lebih baik dan teratur. Hal itu terlihat dengan terdapatnya perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun, perencanaan tersebut bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Tanah Abang khususnya pada wilayah wilayah dengan kondisi lingkungan yang sangat padat dan tidak teratur, serta perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun tersebut dapat memberikan ruang yang lebih luas yang dapat digunakan sebagai taman bermain atau tempat bersosialisasi masyrakat di tempat tersebut. Selain itu rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut dapat menampung daya tampung penduduk di Kecamatan Tanah Abang sampai Tahun 2030. Tabel 4.7 Pemanfaatan Lahan Kawasan PerumahanNo 1 2 3 4 5 Fungsi Lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Susun Taman Kawasan Perumahan Susun Kawasan Campuran Kecil TotalSumber : Hasil Analisa

Luas Lahan (Ha) 65,81 90,131 141,169 0,02 297,212

B.4.6.3

Kawasan Pelayanan Umum dan SosialDalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial merupakan pemanfaatan lahan terbesar ketiga, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 52,593 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :

Luas Lahan (Ha) 1,53 129,154 25,257 35,88 18,423 210,244

Daya Tampung Penduduk (jiwa/M2) 765 19.089 112.253 394.151 414.118

-

Kawasan Pelayanan Pendidikan dengan pemanfaatan lahan seluas 19,03 Ha Kawasan Pelayanan Kesehatan dengan pemanfaatan lahan seluas 7,073 Ha Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah dengan pemanfaatan lahan seluas 3,659 Ha Kawasan Pelayanan Umum dengan pemanfaatan lahan seluas 0,558 Ha Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olahraga dengan pemanfaatan lahan seluas 12,788 Ha Kawasan Pelayanan Sosial Budaya dengan pemanfaatan lahan seluas 6,65 Ha Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 1,214 Ha

B.4.6.2

Perdagangan dan Jasa

Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :III-53

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.9 Pemanfaatan Lahan Kawasan Pelayanan Umum dan SosialNo 1 2 3 4 5 6 7 Fungsi Lahan Kawasan Pelayanan Umum Pendidikan Kawasan Pelayanan Umum Kesehatan Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah Kawasan Pelayanan Umum Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olah Raga Kawasan Pelayanan Sosial Budaya Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota TotalSumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan

Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olah Raga

Luas Lahan (Ha) 19,03 7,073 3,659 0,558 12,788 6,65 1,214 52,593

B.4.7.1

PendidikanBerdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Tanah Abang, pada tahun 2030 Kecamatan Tanah Abang harus menyediakan 355 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 219 unit TK, 109 unit SD, 18 unit SLTP, serta 9 unit SLTA Tabel 4.11 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Tanah AbangNo 1 2 3 4 5 Jenis Fasilitas TK SD SLTP SLTA Diploma Jumlah Eksisting 2006 55 128 38 26 4 251 Kebutuhan Daya Tampung 395 197 33 16 1 642

B.4.6.4

Ruang Terbuka HijauDalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 159,007Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Taman, Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 125,997 Ha

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.7.2

KesehatanBerdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Tanah Abang, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik.

Kawasan Pemakaman dengan pemanfaatan lahan seluas 33,01 Ha Tabel 4.10 Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna

No 1 2

Fungsi Lahan Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Kawasan Makam Total

Luas Lahan (Ha) 125,997 33,01 159,007

Sumber: Hasil Analisa

B. 4.7 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Tanah AbangRencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Tanah Abang terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu :

Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan

Tabel 4.12 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Tanah AbangIII-54

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No 1 2 3 4 5

Jenis Fasilitas Rumah Sakit Puskesmas Pos KB Apotik Lainnya Jumlah

Eksisting 2006 2 12 90 17 25 146

Kebutuhan Daya Tampung 0 2 16 16 36

Saluran Banjir Kanal/Kali Malang Kali Grogol Kali Cideng Waduk Melati di Kelurahan Kebon Melati yang sekaligus dikembangkan sebagai

wisata air.

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.8 Kawasan Strategis Kecamatan Tanah Abang B.4.7.3 PeribadatanBerdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Tanah Abang akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada. Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Tanah Abang ditentukan berdasarkan peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Pusat khususnya Kecamatan Tanah Abang ditentukan sebagai kawasan strategis yang diarahkan pada pengembangan kawasan Bendungan Hilir, Sabang, dan Cempaka Putih sebagai kawasan perdagangan dan penunjang kegiatan jasa dan perkantoran;

B.4.9 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Tanah AbangKomponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut : 1. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6 2. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai dengan 2,4 3. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai Tabel 4.13 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Tanah AbangNo 1 2 3 4 5 6 Jenis Fasilitas Lap. Sepak Bola Kolam Renang Bulu Tangkis Tenis Bola Voli lainnya JumlahSumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.7.4

Olah RagaJumlah penduduk Kecamatan Tanah Abang berdasarkan daya tampung ialah sebesar 98.039 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada tabel III-16, yaitu tempat bermain berjumlah 674 unit, lapangan olahraga atau lapangan sepak bola berjumlah 164 unit, kolam renang berjumlah 16 unit, lapangan bulu tangkis berjumlah 164, lapangan tenis berjumlah 164, dan lapangan bola voli berjumlah 164.

dengan 3,5 4. Nilai KLB rata-rata 4,0 Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.III-55

Eksisting 2006 4 3 59 11 19 15 111

Kebutuhan Daya Tampung 164 16 164 164 164 674

B.4.7.5

Pengendalian BencanaSistem pengendalian banjir di Kecamatan Tanah Abang meliputi :

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No

Kelurahan Gelora

Lokasi Komplek olahraga senayan Lap. Golf, Jl. Asia Afrika-Kali Grogol Parkir timur senayan Balai sidang senayan Perumahan pejompongan Kantor PDAM, lembaga farmasi TNIAL RSAL, sekolah Jl. Palmerah Barat Jl. Gelora Jl. Jurangan Kali Grogol Jl. Asia Afrika Kali Grogol Jl. Penjernihan, kali Krukut, Banjir Kanal Barat

Peruntukan Penyempurna hijau

KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan

1

Ketinggian (lantai) 1-2

KDB 60%

KLB 32 >32 20% 40% >5 >5

sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan

masyarakat. dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

8

Gelora Bendungan Hilir

Hotel Sultan Jakarta

Jl. Gatot Subroto, Jl.Jendral Sudriman, Jl. Bendungan Hilir, Jl. Taman Bendungan Jati luhur

4.10.2 Kebijakan 4.10.2.1 Kawasan BudidayaKawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Menteng, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsiIII-57

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010

B.4.10 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Menteng B.4.10.1 Tujuan

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : a. Perumahan

Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. g. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.

4.10.2.2 Kawasan StrategisPengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat

Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. d. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. e. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. f. Sektor Utilitas Umum

4.10.2.3 Penanganan LingkunganStrategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

4.10.3 StrategiStrategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan berkembang. membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.III-58

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu

B.4.12 Rencana Struktur Ruang Kecamatan MentengBerdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat kegiatan pembentuk ruang kecamatan Menteng hanya didasarkan kepada pusat kegiatan premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut. 1. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Menteng antara lain adalah : a. Plaza Indonesia yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan Grand Hyatt yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan perdagangan Plaza EX dengan kegiatan perdagangan Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan Hotel Indonesia dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan Hotel Mandarin dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan Kedutaan Inggris dengan kegiatan kantor pemerintahan asing Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing Kedutaan Jerman dengan kegiatan kantor pemerintahan asing The City of Tower dengan kegiatan kantor pemerintahan asing Universita Indonusa dengan kegiatan suka pendidikan Kawasan Wisata malam yang terletak di jalan Jaksa dengan kegiatan Kawasan wisata Sabang dengan kegiatan perdagangan Universitas Bina Manajemen dengan kegiatan suka pendidikan Taman Ismail Marzuki dengan kegiatan suka social budaya Rumah Sakit PGI Cikini dengan kegiatan suka kesehatan Gedung Perintis dan Monumen Proklamator dengan kegiatan suka social budaya Kantor Bappenas dengan kegiatan kantor pemerintahan Plaza Menteng dengan kegiatan perdagangan Plaza Keris dengan kegiatan perdagangan Hero dengan kegiatan perdagangan Artha Graha dengan kegiatan perkantoran dan jasa Balai Budaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa Bank Mandiri dengan kegiatan perkantoran dan jasa Stasiun Cikini dengan kegiatan sarana trnsportasi kecamatanIII-59

bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh. meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.

B.4.11 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan MentengPersebaran penduduk di Kecamatan Menteng direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Menteng diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 98.039 jiwa pada tahun 2030. Wilayah Selatan Kecamatan Menteng diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dari pada wilayah utara. Wilayah Selatan Kecamatan Menteng yaitu beberapa bagian Kelurahan Kebon Sirih diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah, sedangkan untuk wilayah Selatan dan Pusat Kecamatan Menteng, yaitu Kelurahan Menteng dan Kelurahan Gondangdia yang diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan sedang. Pembangunan wisma di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan wisma yang pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan wisma taman yang diperbolehkan berada di kedua kecamatan tersebut. Tabel 4.15 DAYA TAMPUNG PENDUDUK PER KELURAHANNo 1 2 3 4 5 Menteng Pegangsaan Cikini Gondang Dia Kebon Sirih JumlahSumber : Hasil Perhitungan, 2009

perdagangan

b.c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s. a. b. c. d. e. f. a.

perdagangan

Kelurahan

Jumlah penduduk (jiwa/m2) 972,14 415,50 307,51 445,24 42.531,83 44.672,22

2. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Menteng antara lain adalah :

3. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Menteng antara lain adalah :

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

b.

Stasiun Gondangdia dengan kegiatan sarana transportasi kecamatan

-

Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : -

B.4.13 Rencana Transportasi Kecamatan MentengRencana transportasi di Kecamatan Menteng melipui rencana pembangunan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Menteng sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : Seluruh wilayah Kecamatan Menteng direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan Menteng dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Menteng cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 4.16 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan MentengROW Eksisting (m) 12 25 18 30 40 25 8 8 9 9 15 25 22 14 13 12 15 12 9 7 12 9 14 22 ROW Rencana (m) 24 25 18 30 46 29 13.5 13.5 18 17 26 50 25 18 18 36 47 14 24 15 12 12 20 22

-

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi telekomunikasi dan air limbah.

B.4.14.1 PersampahanProduksi buangan sampah di Kecamatan Menteng sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 119.274,83 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing kelurahan sebanyak satu unit, Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut: Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan

Nama Jalan Jl. Proklamasi Jl. Sultan Agung Jl. Latuharhari Jl. Imam Bonjol Jl. MH. Thamrin Jl. HOS Cokroaminoto Jl. Sultan Syahrir Jl. Moh. Yamin Jl. Yusuf Adiwinata Jl. H Agus Salim Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Kebon Sirih Raya Jl. Teuku Umar Jl. Sam Ratulangi Jl. Cut Meutia Jl. Cikini Raya Jl. Menteng Raya Jl. Soeroso Jl. Raden Saleh Jl. AA. Kali Pasir Jl. Suwiryo Jl. Kusuma Atmaja Jl. Diponogoro TambakSumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta

Fungsi Jalan Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer

sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai Tabel 4.17 JUMLAH TIMBULAN SAMPAH KECAMATAN MENTENGNo 1 2 3 4 5 Kelurahan Menteng Pegangsaan Cikini Gondang Dia Kebon Sirih Jumlah Penduduk (jiwa) 972,14 415,50 307,51 445,24 42.531,83 44.672,22 Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 Timbulan Sampah (ltr/hari) 5.595,61 1.109,39 821,05 1.188,79 113.559,99 119.274,83 Timbulan Sampah (m3/hari) 5.59561 1.10939 0.82105 1.18879 113.56 119.2748

B.4.14 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan MentengPengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

III-60

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kecamatan Menteng dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi

B.4.14.2 Drainase dan Pengendali BanjirRencana pengendalian drainase di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut :

Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah);

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah eksisting 2008 belum terlayani listrik

Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air; Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir. Saluran

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, yaitu

B.4.14.5 Rencana Jaringan Air BersihKebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Menteng adalah sebesar 7.817.638,50 lt/hari. Tabel 4.19 JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH KECAMATAN MENTENGNo 1 2 3 4 5 Kelurahan Penduduk (jiwa) Asumsi Kebutuhan Air Bersih (ltr/org/hari) 175 175 175 175 175 Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari) 170.124,50 72.712,50 53.814,25 77.917,00 7.443.070,25 7.817.638,50 Kebutuhan Air Bersih (m3/hari) 170.1245 72.7125 53.81425 77.917 7443.07 7817.639

primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong Tabel 4.18 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Menteng Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m) Kali Baru Barat 5-7 10 Banjir Kanal Barat 60Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

Menteng 972,14 Pegangsaan 415,50 Cikini 307,51 Gondang Dia 445,24 Kebon Sirih 42.531,83 Jumlah 44.672,22 Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.14.3 LimbahBerdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut.

B.4.14.6 Rencana Sistem Pembuangan Air LimbahRencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari.

B.4.14.4 ListrikRencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada

B.4.15 Rencana Pola Ruang Kecamatan MentengRencana pola ruang di Kecamatan Menteng tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting 2007. Kecamatan Menteng sebagian besar diarahkan menjadi kawasan permukiman yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung kegiatan permukiman.III-61

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.15.1 PermukimanDalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 265,14 Ha. Rencana pemanfaatan lahan wisma, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan penggunaan lahan seluas 12,08 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 205,66 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 40,06 Ha Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 6.63 Ha Kawasan Perumahan Susun Taman dengan penggunaan lahan seluas 0,70 Ha Tabel 4.20 Pemanfaatan Lahan Kawasan PerumahanNo 1 2 3 4 5 Fungsi Lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Susun Kawasan Perumahan Susun Taman Total Luas Lahan (Ha) 12,08 205,66 40,06 6,63 0,70 265,14 No 1 2 3 4

Tabel 4.21 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan PerdaganganFungsi Lahan Kawasan Perkantoran Pemerintah Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perkantoran Taman Total Luas Lahan (Ha) 11,16 95,27 144.721 2,41 144.829,83

Sumber: Hasil Analisa

4.15.3 Ruang Terbuka HijauDalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 25.90 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Penyempurna Hutan Lindung dengan pemanfaatan lahan seluas 6,13 Ha Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 9,16 Ha Kawasan Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 18,07 Ha Tabel 4.22 Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna No 1 2 3 Fungsi Lahan Kawasan Penyempurna Hutan Lindung Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Kawasan Taman Total Luas Lahan (Ha) 6,13 9,16 18,07 33,37

Sumber : Hasil Analisa

B.4.15.2 Perdagangan dan JasaDalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan kawasan perkantoran dan perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 122.05 Ha. Rencana pemanfaatan lahan kawasan perkantoran dan perdagangan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Perkantoran Pemerintah dengan penggunaan lahan seluas 11,16 Ha Kawasan Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 95,27 Ha Kawasan Perkantoran Swasta dengan penggunaan lahan seluas 144.721 Ha Kawasan Perkantoran Taman dengan penggunaan lahan seluas 2,41 Ha

Sumber: Hasil Analisa

B.4.16 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan MentengRencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Menteng terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu :

Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olah Raga

III-62

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.16.1 PendidikanBerdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Menteng, pada tahun 2030 Kecamatan Menteng harus menyediakan 128 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 78 unit TK, 39 unit SD, 7 unit SLTP, serta 3 unit SLTA Tabel 4.23 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan MentengNo 1 2 3 4 5 6 Jenis Fasilitas TK SD SLTP SLTA Diploma Universitas Jumlah Eksisting 2006 27 26 16 14 10 3 96 Kebutuhan Daya Tampung 78 39 7 3 0 0 128

Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada. Tabel 4.25 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan MentengNo 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Fasilitas Mesjid Musholla Gereja Kristen Gereja Katolik Pura Vihara Kelenteng Jumlah Eksisting 2006 35 52 16 2 105 Kebutuhan Daya Tampung 3 33 2 2 2 2 2 45

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.4 Olah Raga B.4.16.2 KesehatanBerdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Menteng, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik. Tabel 4.24 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan MentengNo 1 2 3 4 5 6. Jenis Fasilitas Rumah Sakit Rumah Bersalin Poliklinik Puskesmas Posyandu Apotek Jumlah Eksisting 2006 8 10 10 5 39 14 86 Kebutuhan Daya Tampung 0 3 3 3 3 3 17

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap fasilitas olah raga maka Kecamatan Menteng perlu menyediakan 36 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari bangunan fisik maupun ruang terbuka sebagai area bermain atau jogging. Tabel 4.26 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan MentengNo 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Fasilitas Sepak Bola Bola Voly Bulu Tangkis Bola Basket Lapangan Tenis Tenis Meja Kolam renang Jumlah Eksisting 2006 4 5 5 4 2 5 1 26 Kebutuhan Daya Tampung

33 3 36

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.3 PeribadatanBerdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Menteng akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk.

B.4.16.5 Pengendalian BencanaBerdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Menteng direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu berupa : 1. 2. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.III-63

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

3. 4. 5.

Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga

Rencana

intensitas

lahan

disesuaikan

dengan

kondisi

lingkungan

serta

kebutuhan

pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman 4 b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

B.4.17 Kawasan Strategis Kecamatan MentengPengembangan kawasan strategis di Kecamatan Menteng ditentukan berdasarkan peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Pusat khususnya Kecamatan Menteng ditentukan sebagai kawasan strategis yang diarahkan pada pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan pengembangan kesenian dan kebudayaan.

B.4.18 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan MentengKomponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut : Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6 Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai Nilai KLB rata-rata 4,0

-

dengan 2,4 dengan 3,5

Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.

III-64

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.27 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Menteng Tahun 2030No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Lokasi Jl. MH. Thamrin JL. Kebon Sirih Jl. KH. Agus Salim Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Srikaya Jl. Cut Nya Dien Jl. Gondangdia Lama Jl. Menteng Raya Jl. Cikini Jl. Probolinggo Jl. Pegangsaan Jl. Pegangsaan Jl. Pegangsaan Jl. Anyer Jl. Anyer Jl. Jl. Raden Saleh Jl. Cikini Jl. Yusuf Adwinata Jl. HOS. Cokroaminoto Jl. Teuku Umar Jl. Imam Bonjol Jl. Cimahi Jl. Madiun Jl. Taman Suropati Jl. Syamratulangi Peruntukan Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Campuran Kecil Kawasan Kantor Pemerintah Kawasan Perdagangan Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Ketinggian maks (lantai) 60 60 60 16 8 4 8 8 16 8 8 4 4 4 4 4 8 2 2 2 2 2 2 2 2 KDB (%) 50 50 50 50 55 60 55 55 50 55 55 60 60 60 20 50 55 60 60 60 60 60 60 60 60 KLB (%) 5,0 5,0 5,0 3,5 3,0 2,4 3,0 3,0 3,5 3,0 3,0 2,4 2,4 2,4 0.8 2,0 3,0 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2

B.4.19 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Senen B.4.19.1 TujuanRencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Senen merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Senen yaitu : a. b. c. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah budi daya. kecamatan serta keserasian antar sektor. rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Senen.

d.

Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Senen yang sejahtera lahir dan Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas

batin

berdaya-guna, e.

sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan

masyarakat.

f.

dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010

B.4.19.2 KebijakanWilayah perencanaan Kecamatan Senen berada di Wilayah Pengembangan Pusat, dimana karakteristiknya adalah permukiman penduduk berpendapatan menengah ke bawah. Sebagian besar penduduk Kecamatan Senen berkarya di luar Kecamatan Senen.

III-65

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kebijakasanaan umum Kecamatan Senen adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi. Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada pembangunan vertikal untuk wilayah yang belum terbangun. Sedangkan pembangunan perumahan horizontal untuk masa mendatang dibatasi.Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.

Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.

Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.

B.4.19.3 Strategi B.4.19.3.1 Kawasan BudidayaKawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Senen, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperhatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. B.4.19.3.2 Kawasan Strategis Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Sektor strategis yang dapat dikembangkan di Kecamatan Senen ialah sektor perdagangan dan jasa. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Kawasan ini memiliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.III-66

Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan

B.4.19.3.3 Penanganan LingkunganStrategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). No 1 1 2 3 4 5 6

Tabel 4.28 Analisis Daya Tampung Penduduk Kecamatan Senen Tahun 2030 Kelurahan 2 Kenari Paseban Kramat Kwitang Senen Bungur Jumlah Penduduk ( jiwa) 3 8.380 21.123 25.135 16.664 6.115 23.013 100.430 Daya Tampung 2030 4 0 50.591 13.320 18.694 0 18.488 101.093

B.4.20 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan SenenDitinjau dari kondisi kependudukannya, Kecamatan Senen dilakukan arahan penduduk yang akan ditampung dengan kebijakan menggunakan daya tampung optimum dengan menekan tingkat pertumbuhan penduduk (migrasi). Arahan kepadatan penduduk menyesuaikan dengan pola ruang yang ada. Untuk menciptakan kondisi yang ideal serta sesuai dengan daya dukung lingkungan, maka digunakan perhitungan daya tampung penduduk. Perhitungan ini

Sumber : Hasil Analisis

B.4.21 Rencana Struktur Ruang Kecamatan SenenKonsep struktur ruang kota eksisting Kecamatan Senen tetap mempertahankan pola kompak pada kawasan Pasar Senen dan memanjang/ribbon. Pola kompak memanjang/ ribbon ini terbentuk pada sepanjang jaringan jalan terutama pada jalan-jalan utama seperti Jalan Kramat Raya dan Jalan Kwitang hingga Jalan Letjen Suprapto. Pola jaringan jalan yang ada membentuk jaringan jalan linier. Dengan pola jaringan jalan tersebut maka lokasi fungsi-fungsi penting pembentuk ruang kota berada di sepanjang jalan utama. Kegiatan perdagangan dan perkantoran dikembangkan pada jalan utama mengingat lokasinya

berdasarkan pada luas fungsi wisma yang direncanakan, KDB, dan ketinggian bangunan. Standar luas kavling rumah di Kecamatan Senen yang digunakan adalah 600 m2 untuk rumah besar, 300 m2 untuk rumah sedang, 60 m2 untuk rumah kecil. Standar ini ditentukan berdasarkan kondisi eksisting di Kecamatan Senen yang sebagian besar merupakan bangunan rumah dengan luas kavling tersebut. Selain itu luasan tersebut akan dapat mencukupi kebutuhan Kecamatan Senen akan permukiman dengan kondisi yang layak huni. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Senen adalah sebanyak 101.093 jiwa. Jika dilakukan perbandingan antara jumlah daya tampung dengan jumlah penduduk eksisting tahun 2006 yaitu sebesar 100.430 jiwa, maka diketahui jumlah penduduk Kecamatan Senen hanya bertambah sedikit. Hal ini dikarenakan di Kecamatan Senen telah padat penduduk sehingga pembangunan perumahan dilakukan secara vertical. Dengan pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan di masa mendatang, Kecamatan Senen perlu melakukan pembatasan sehingga jumlah penduduk tidak akan bertambah, dan mengalami kelebihan daya tampung wilayah yang telah direncanakan sampai jangka waktu tahun 2030.

yang sangat strategis. Lingkup layanannya sendiri adalah pada tingkat provinsi dengan pusat kegiatan pada wilayah kawasan perdagangan Pasar Senen dan segitiga Senen. Sedangkan pusat kegiatan lainnya adalah kawasan perdagangan dan perkantoran di sepanjang Jalan Kramat Raya dan Jalan Kwitang. Kedua pusat kegiatan tersebut merupakan fungsi kegiatan primer yang keberadaannya akan memicu perkembangan wilayah lainnya. Lokasinya sangat tepat dikarenakan berada di jalan utama dan lokasinya sangat strategis sehingga mudah dijangkau dari seluruh penjuru Kecamatan Senen maupun wilayah lain dikarenakan tersedia angkutan umum seperti kereta api dan busway. Kegiatan perdagangan pada skala yang lebih kecil berkembang pada ruas jalan lainnya. Skala perdagangan yang berkembang tersebut adalah tingkat kecamatan maupun tingkat lingkungan

III-67

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

sehingga merupakan fungsi kegiatan sekunder yang melayani penduduk Kecamatan Senen dan sekitarnya pada lingkup yang kecil.

Pengembangan jalur bus khusus. Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil Optimasi jaringan jaringan jalan sesuai dengan fungsinya. Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, jalan layang, fasilitas pejalan kaki dan

Tabel 4.29 Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kecamatan SenenNo Lokasi Fungsi Keterangan UI Salemba, UPI-YAI, Universitas Gunadarma, Universitas Kristen Indonesia Fakultas Isipol, Universitas Nasional Fakultas Hukum, STIK St Carolus, STIESTMIK Jayakarta, STIE Gotong Royong Segitiga Senen, Pasar Senen, Terminal Bus & Stasiun Kereta Api (Kawasan UDGL) Kawasan perdagangan dan perkantoran yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. (Bank Artha Graha, Bank Niaga, Toko Gunung Agung) Kawasan perdagangan dan perkantoran yang dikembangkan di kawasan UDGL Rencana dikembangkan komplek perdagangan Kawasan perdagangan yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. (Pasar Kenari, BNI, BRI, Bank Mandiri, PT Pantja Niaga, Hotel Atlantik, Hotel The Acacia, Wisma Salemba) Kawasan perdagangan yang baru Kawasan perdagangan skala kota yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. Kawasan perdagangan skala kecamatan yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. Skala Nasional / Primer

jembatan penyeberangan.

B.4.22.1 Rencana Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Jalan Letjen Suprapto hingga Jalan Kwitang Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat pada jam jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga kenyamanan berkendara. Jalan Kramat Raya hingga Jalan Gunung Sahari Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat pada jam jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga kenyamanan berkendara. Jalan kolektor Perbaikan jalan kolektor harus dilakuka mengingat kondisi eksisiting jalan saat ini banyak yang berlubang lubang.

1

Jln Kramat Raya

Perguruan tinggi

2

Jln Senen Raya, Jln Kramat Bunder Kawasan Jln Kwitang

Perdagangan dan terminal Perdagangan dan perkantoran Perdagangan dan perkantoran Perdagangan

Nasional / Primer Provinsi / sekunder Provinsi / sekunder Kota / Tersier Kota / Tersier

3

4

Jln Sungai Besar

5

Jln Kramat Pulo

6

Kawasan Jln Kramat Raya Jln Kramat Sawah Dalam Jln Salemba Tengah Jln Kramat Sentiong

Perdagangan dan perkantoran

B.4.22.2 Rencana Pembangunan Jalan Kereta ApiKota / Tersier Kota / Tersier

7 8

Perdagangan Perdagangan

Rencana Pembangunan Terminal Terpadu Antar Moda Sebagai fungsi stasiun kereta api yang terintegrasi dengan halte busway dan terminal bus. Kondisi saat ini masih berdiri sendiri sendiri tidak terintegrasi.

9

Perdagangan

Kecamatan / Sub Tersier

B.4.23 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan SenenPengembangan jejaring utilitas dalam wilayah Kecamatan Senen memperhatikan hal hal berikut: Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamananIII-68

B.4.22 Rencana Transportasi Kecamatan SenenPerencanaan transportasi tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, tetapi harus dilihat dari skala makro tingkat kota,atau bahkan tingkat propinsi dan antar propinsi. Daya dukung jejaring transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban permasalahan transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain: Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan sistem makro. Pengembangan prasarana dan sarana angkutan massal : kereta api dan bus.

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas dilakukan dengan :

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

JumlahSumber : Perhitungan Rencana

101.093

17.691.192

B.4.23.1 PersampahanPerhitungan pengeluaran sampah Kecamatan Senen adalah jumlah volume sampah domestik/rumah tangga yang dihitung berdasarkan perhitungan daya tampung jumlah penduduk. Dengan asumsi bahwa setiap penduduk menghasilkan sampah 2,67 liter/hari didapat hasil 2.69.917 liter/hari untuk Kecamatan Senen. Tabel 4.30 Rencana Timbulan Sampah Kec.Senen Tahun 2030 No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Kenari Paseban Kramat Kwitang Senen Bungur Jumlah Jumlah penduduk (Jiwa) 0 50.591 13.320 18.694 0 18.488 101.093 Asumsi TimbulanSampah ( Lt/hr) 135.077 35.565 49.913 49.362 269.917

B.4.23.3 Rencana Sistem Pembuangan Air LimbahRencana pengeluaran limbah air kotor Kecamatan Senen dihitung dari 80% kebutuhan air bersih di Kecamatan Senen. Dari perhitungan tersebut maka didapat perhitungan limbah air kotor Kecamatan Senen sebesar 14.152.954 liter/hari. Sedangkan untuk perhitungan timbulan sludge dengan berdasarkan pada asumsi bahwa setiap orang menghasilkan sludge 0,069 liter/hari sehingga didapat perhitungan timbulan sludge untuk tahun 2030 adalah 6.975 liter/hari untuk Kecamatan Senen. Tabel 4.32 Rencana Timbulan Limbah Air Kotor Kec.Senen Tahun 2030No Kelurahan Jumlah penduduk (Jiwa) timbulan air limbah (ltr/hari) Timbulan Sludge (ltr/hari)

Sumber : Perhitungan Rencana

1 Kenari 2 Paseban 3 Kramat 4 Kwitang 5 Senen 6 Bungur JumlahSumber : Perhitungan Rencana

0 50.591 13.320 18.694 0 18.488 101.093

7.082.674 1.864.847 2.617.183 2.588.250 14.152.954

3.491 919 1.290 1.276 6.975

B.4.23.2 Rencana Jaringan Air BersihKebutuhan air bersih Kecamatan Senen diperkirakan pada tahun 2030 berdasarkan pada perhitungan daya tampung penduduk dan ditambah oleh kebutuhan air pada fasilitas komersial dan fasilitas umum sehingga didapat jumlah total kebutuhan air bersih sebanyak 17.691.192 liter/hari yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap penduduk membutuhkan air bersih sebanyak 175 liter/hari.

B.4.24 Rencana Pola Ruang Kecamatan SenenRencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan lindung, isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan kegiatan sosial ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan lindung.

Tabel 4.31 Rencana Kebutuhan Air Bersih Kec. Senen Tahun 2030 No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Kenari Paseban Kramat Kwitang Senen Bungur Jumlah penduduk (Jiwa) 0 50.591 13.320 18.694 0 18.488 kebutuhan air bersih (ltr/hari) 8.853.342 2.331.058 3.271.479 3.235.313

B.4.24.1 PermukimanSebagian dari kegiatan di Kecamatan Senen ialah permukiman. Oleh itu kegiatan yang dapat dikembangkan memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan pendudukIII-69

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada. Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi dikembangkan dengan mempertahankan permukiman yang ada dan program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan dalam bentuk vertikal atau rumah susun dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Senen dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas.

Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter. Kawasan sempadan sungai di Kecamatan Senen berada pada kawasan Kali Sentiong dan Ciliwung.

B.4.25 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan SenenRencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Senen terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu :

Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olah Raga

B.4.24.2 Perdagangan dan PerkantoranAktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Senen dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa yang ada di Kecamatan Senen, karena dengan semakin mantapnya fungsi perdagangan dan jasa akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Senen sehingga dapat berfungsi pula sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya.

B.4.25.1 PendidikanPendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia di suatu wilayah. Analisis fasilitas pendidikan di wilayah Kecamatan Senen meliputi SD, SMP dan SMA.Ditinjau dari masing-masing fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 TK melayani 1.250 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah TK sebanyak 81 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas pendidikan SD, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SD melayani 2.500 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SD sebanyak 40 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 56 unit. Fasilitas pendidikan SMP, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMP melayani 15.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMP sebanyak 7 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 13 unit. Fasilitas pendidikan SMA, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMA melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMA sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.III-70

B.4.24.3 Pelayanan Umum dan SosialFungsi ini merupakan pendukung aktifitas kawasan, sehingga fasilitas ini peruntukkannya disesuaikan dengan aktifitas pada tiap tiap pusat kegiatan. Fasilitas yang dialokasikan disini terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga/ruang terbuka yang merupakan fasilitas pendukung pemukiman.

B.4.24.4 Kawasan LindungPada kawasan ini dapat dibudidayakan untuk kegiatan masyarakat untuk kegiatan budidaya pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu rambu pekerjaan, pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

III-71

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.33 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kec. Senen Tahun 2030No Kelurahan Penduduk (jiwa) Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (unit) TK SD SMP SMA

penambahan lagi dikarenakan telah terdapat fasilitas rumah sakit di Kecamatan Senen maupun di kecamatan sekitarnya. Fasilitas praktek dokter pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 praktek dokter melayani 6.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah praktek dokter 2 0 1 1 3 sebanyak 17 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 62 unit. Fasilitas pelayanan kesehatan apotek pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 apotek melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah apotek sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 23 unit.

1 2 3 4 5 6

Kenari Paseban Kramat Kwitang Senen Bungur Jumlah

0 50.591 13.320 18.694 0 18.488 101.093

40 11 15 15 81

20 5 7 7 40

3 1 1 1 7

Sumber : Perhitungan Rencana

B.4.25.2 KesehatanFasilitas balai pengobatan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 balai pengobatan melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah balai pengobatan sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas BKIA pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 BKIA melayani 10.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah BKIA sebanyak 10 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas rumah bersalin pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 rumah bersalin melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah rumah bersalin sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 10 unit. Fasilitas puskesmas pembantu pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas pembantu melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas pembantu sebanyak 3 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan dikarenakan telah tercukupi dengan keberadaan puskesmas. Fasilitas puskesmas pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 7 unit. Fasilitas rumah sakit wilayah hanya dibutuhkan 1 unit saja pada tiap tiap kecamatan sehingga tidak membutuhkan

B.4.25.3 PeribadatanFungsi utama fasilitas ini adalah untuk sarana peribadatan masyarakat beragama. dan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama Islam, terdiri dari musholla dan masjid pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 mushola melayani 3.000 jiwa penduduk dan 1 masjid melayani 30.000 jiwa maka menghasilkan perhitungan jumlah mushola sebanyak 31 unit dan jumlah masjid sebanyak 2 unit. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama lain yaitu Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu masing masing berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat ibadah melayani 60.000 jiwa, sehingga untuk Gereja Protestan, Gereja Katolik, Pura, Vihara, dan Klenteng setelah dihasilkan perhitungan ternyata belum membutuhkan sejumlah tempat ibadah tersebut.

B.4.25.4 Olah RagaFasilitas tempat bermain untuk