RDTR BAB 3 Draft (A3) Timur (3)

download RDTR BAB 3 Draft (A3) Timur (3)

of 86

Transcript of RDTR BAB 3 Draft (A3) Timur (3)

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5

Materi Pengaturan Kotamadya Jakarta Timur

berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. Sektor Air Minum Penggunaan air yang Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. melampaui batas harus dicegah. Sektor Banjir dan DrainaseIII-116

B.5.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Duren Sawit B.5.1.1 TujuanRencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Duren Sawit merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Duren Sawit yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor.

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatanruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Duren Sawit. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Duren Sawit yang sejahtera lahir Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara

dan batin

berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan

B.5.1.2 Kebijakan Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Pancoran, secara umum pengembangan tersebut

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. Sektor Utilitas Umum Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. Kawasan Strategis kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung Pengembangan

Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu

bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

B.5.2 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Duren SawitBerdasarkan daya tampung ideal Kecamatan Duren Sawit tahun 2030 dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal adalah sebanyak 382.063 jiwa. Maka, Kecamatan Duren Sawit perlu melakukan pembatasan sehingga jumlah penduduk tidak akan bertambah melebihi 382.063 jiwa. Terkait dengan fungsi dan peran serta karakter Kecamatan Duren Sawit yang diarahkan untuk pengembangan perumahan dan pemukiman yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi, maka rencana kependudukan adalah menggunakan daya tampung optimum. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan yang mengarahkan agar pertumbuhan kepadatan dan distribusi penduduk pada tingkat kepadatan 250 jiwa/Ha. Hal ini juga penting mengingat perkembangan Kecamatan Duren Sawit ke depan akan mengalami kekurangan lahan kosong yang di pergunakan sebagai lahan terbangun, sehingga upaya pembangunan dilakukan secara vertikal terutama dengan pengembangan wisma susun atau wima flat. Kecamatan Duren Sawit memiliki kepadatan dan sebaran penduduk yang tidak merata pada setiap kelurahan. Sebaran tertinggi yaitu di Kelurahan Klender sebesar 79.248 jiwa, sedangkan sebaran terendah di kelurahan Pondok Kopi sebesar 20.120 jiwa, sementara kepadatan tertinggi yaitu di Kelurahan Malaka Jaya 367 jiwa/Ha dan kepadatan terendah di kelurahan Pondok Bambu 40 jiwa/ha. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini.Tabel 5.1 Rencana Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Duren Sawit sampai Tahun 2030 Luas (Ha) 499 458 572 Eksisting (2006) 48.026 43.605 48.538 Kepadatan Eksisting (2006) 10 10 8 Daya Tampung sampai 2030 20,120 34,629 141,326 Kepadatan sampai 2030 40 76 247 III-117

pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.5.1.3 StrategiStrategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Duren Sawit : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan berkembang. membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.No. 1 2 3

Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

4 5 6 7

Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Jumlah

206 99 138 308 2280

33.869 45.862 40.022 59.049 318.971

16 46 29 19 140

44,938 36,315 25,487 79,248 382,063

218 367 185 257 168

Sistem pusat pelayanan Kecamatan dan Ligkungan dihubungkan dengan sistem jaringan jalan kolektor dalam sistem perkotaan. Sedangkan pusat pelayanan tingkat propinsi dan kota dihubungkan dengan sistem jaringan jalan arteri primer atau arteri sekunder yang interkoneksi dengan arteri primer. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana struktur ruang dan pusat pelayanan di Kecamatan Duren Sawit dapat dilihat pada tabel pembagian struktur ruang di dan peta rencana struktur pelayanan. Tabel 5.2 Rencana pengembangan Pusat-Pusat Kegiatan dan skala pelayanan di Kecamatan Duren SawitKelurahan LokasiJl. Pahlawan Revolusi

Sumber : Hasil Analisis 2009

B.5.3 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Duren Sawit Perkembangan penduduk Kecamatan Duren Sawit diindikasikan memiliki tingkat kepadatan yang cukup tinggi sehingga diharapkan pertumbuhan penduduk yang ada di Kecamatan Duren Sawit pada masa yang akan datang tidak mengalami peningkatan atau memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah. Tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Duren Sawit yang tinggi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor migrasi. Perkembangan pemukiman penduduk saat ini sesuai dengan arahan kebijakan makro Provinsi DKI yang diarahkan sebagai kegiatan permukiman. Namun demikian dalam perkembangannya, pemanfaatan ruang Kecamatan Duren Sawit diperlukan arahan pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian ruang supaya berkelanjutan. Pembentukan pusat pelayanan di Kecamatan Duren Sawit dibedakan atas beberapa tingkatan, pusat pelayanan dengan skala provinsi, skala kota, skala kecamatan dan skala lingkungan yang masing-masing dapat berperan sebagai pusat koleksi maupun distribusi. Pada umumnya pusat pelayanan kegiatan ini berbentuk pada pertemuan atau memanjang sepanjang jalan.Pondok Bambu

FungsiGedung Perkantoran & Perdagangan, Fasilitas Kesehatan Gedung Perkantoran & Perdagangan Gedung Perkantoran & Perdagangan Campuran Gedung & Wisma Perdagangan Fasilitas Pendidikan & Pelayanan Umum dan Campuran Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan Gedung Perkantoran & Perdagangan Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan Fasilitas Kesehatan dan Pelayanan Umum Gedung Perdagangan Failitas Pelayanan Umum Gedung Perkantoran, Fasilitas Pendidikan Fasilitas Pendidikan, Failitas Pelayanan Umum Pemerintahan Gedung Perdagangan Fasilitas Pendidikan Gedung Perdagangan Fasilitas Pelayanan Umum Gedung Perdagangan Fasilitas Pelayanan Umum Gedung Perkantoran & Perdagangan, Fasilitas Pendidikan Fasilitas Pendidikan Stn, kkt/ Kpd, Spd Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan

Skala PelayananKota Kota Kecamatan Kota Kota Kota Kota Propinsi Kota Kecamatan Kota Kecamatan Kecamatan Propinsi Kecamatan Kota Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kota Propinsi Kota

Kode Nomor3 2 4 16 17 18 19 1 14 15 5 12 13 22 8 9 6 7 11 10 20 21

Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Jend Basuki Rahmat Jl. Sawah Barat Sentral Plaza Kel Klender Jl Duren Sawit Raya Jl Duren Sawit Raya Jl. Kali Malang/ Noer Ali Duren Sawit Jl Buaran raya Jl Buaran Indah Raya Jl. Raden Inten II Jl. Pd. Kelapa Raya Jl. Pd. Kelapa Barat Pd. Kelapa Jl. Kali Malang/ Noer Ali Jl. Kali Malang/ Noer Ali Pd Kopi Malaka Sari Malaka Jaya Jl Pd Kopi Jl. RS Soekanto Jl. Wijaya Kusuma Jaya Jl. Mawar Merah Raya Sumber: Hasil Analisis 2009

Pusat Kegiatan Tingkat Provinsi Pusat kegiatan tingkat provinsi di Kecamatan Duren Sawit seperti yang terdapat di sentra plasa (Fly over I Gusti Ngurah Rai dengan Jl Pahlawan Revolusi) dengan kegiatan perdagangan dan di terminal klender dengan kegiatan sebagai pusat pelayanan transportasi kecamatan. Pusat Kegiatan Tingkat Kota Pusat kegiatan tingkat kota di Kecamatan Duren Sawit seperti yang terdapat di Pasar Tomal Tol dan Pasar Sentra Niaga dengan kegiatan perdagangan, kemudia di Universitas Dharma Persada dan Akademi Sekretaris LPK Tarakanitasentra dengan kegiatan sebagai kampus, dan pusatpusat lainnya. Pusat Kegiatan Tingkat Kecamatan Pusat kegiatan tingkat kota di Kecamatan Duren Sawit seperti yang terdapat di pusat perdagangan dan perkantoran sepanjang Jalan K.H. Noer Ali (Jl. Kali Malang) dengan kegiatan berupa perdagangan dan perkantoran (Bank).

III-118

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.4 Rencana Transportasi Kecamatan Duren Sawit Pengembangaan sistem transportasi di Kecamatan Duren Sawit ini meliputi rencana meliputi rencana sistem jaringan jalan, rencana dan hirarki jalan, rencana dimensi jalan dan rencana pengembangan jaringan jalan. Rencana sistem jaringan jalan yang ada di Kecamatan Duren Sawit dipengerahui oleh adanya pola pergerakan yang tertuju pada pusat - pusat kegiatan.

Jl. Basuki Rahmat Jl. Soekanto Jl. K. H. Noer Ali Jl. Raden Inten 2 Jl. Buaran Indah Raya Jl. Pahlawn Revolusi

Berdasarkan hasil analisa, untuk rencana pengembangan kedepannya rencana jaringan jalan Pengembangan Transportasi di Kecamatan Duren Sawit mempertimbangkan faktor-faktor berikut: Pembangunan jalan baru disesuaikan dengan program DKI keseluruhan serta dikaitkan Sistem jaringan jalan yang ada dikembangkan melalui peningkatan fungsi dan kualitas jalan secara terhirarki. Secara umum, rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Duren Sawit ini kedepannya akan mengarah ke bentuk pola grid dengan kerangka dasar berupa jaringan jalan arteri primer yang dihubungkan oleh jalan arteri sekunder B.5.4.2 Rencana Hirarki Jaringan Jalan Rencana hirarki jaringan jalan yang di Kecamatan Duren Sawit pada dasarnya bersifat saling berintegrasi dan tidak terpisahkan dengan sistem jaringan pergerakan yang ada di Kecamatan Duren Sawit dan diluar wilayah Kecamatan Duren Sawit. Disamping itu rencana hirarki jaringan jalan juga di integrasikan dengan rencana pusat-pusat kegiatan yang akan dikembangkan. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan sebagai berikut : Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal sebagaimana merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Perbaikan/pelebaran jalan sesuai dengan prioritas pengembangan serta dikaitkan Pengembangan jalan layang pada persimpangan yang diperkirakan akan menimbulkan Pengembangan angkutan umum kapasitas besar dengan pembatasan kendaraan pribadi Penyediaan angkutan umum dengan memberikan kebebasan memilih bagi penumpang Pembatasan daerah operasi angkutan IV yang dikaitkan dengan perencanaan route Pembatasan jalur dan operasi angkuan barang skala besar agar tidak memperlambat Penyediaan parkir di luar jalan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan parkir Perbaikan, pengembangan, dan pengadaan sarana pejlan kaki, dikaitkan dengan Pengaturan route angkutan umum untuk mempercepat waktu perjalanan dan dengan peremajaan lingkungan dengan usaha mengatasi kemacetan lalu lintas. kemacetan parah diperuntukan untuk menghubungkan antar pusat skala provinsi, skala kota dan skala kecamatan yang sesuai dengan hirarkinya.

dengan peningkatan kecepatan perjalanan serta peningkatan sarana-sarana perhentian. kendaraan umum untuk kemudahan penumpang. kecepatan lalu lintas bangunan umum untuk menghapus parkir di tepi jalan. pelebaran dan pembangunan jalan baru mengurangi biaya perjalanan, dikaitkan dengan tempat-tempat pemberhentian/halte. B.5.4.1 Rencana Pola Jaringan Jalan Pola jaringan jalan yang ada di Kec Duren Sawit menunjukan adanya pola pergerakan utama pada jaringan jalan utama yang terdapat pada: Jl. I Gusti Ngurah Rai Jl. Kolonel Sugiono

III-119

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Adapun rencana pengembangan fungsi dan hirarki jalan yang fungsi primer, sekunder dan lokal / lingkungan i Kecamatan Duren Sawit yaitu: B.5.4.4 Rencana Pengembangan Jalur Bus Priority Peningkatan pelayanan terhadap pergerakan di Kecamatan Duren Sawit dilakukan dengan adanya rencana bus priority di Kecamatan Duren Sawit yang merencanakan dua (2) rencana jalur bus priority yaitu: Pondok Kelapa Blok M Pulo Gebang Kampung Melayu

Jalan Tol di Jl. K. H. Noer Ali (Kalimalang) Jalan arteri primer terdapat di Jl. Raden Inten 2, Jl. I Gusti Ngurah Rai, , Jl. Kolonel

Sugiono, Jl. Basuki Rahmat, Jl. Soekanto Jalan arteri sekunder terdapat di Jl. Pahlawan Revolusi, Jl Buaran Indah, Jln Raden Intan Untuk jalan lokal tersebar secara merata di seluruh wilayah kecamatan.

Untuk menunjang pengembangan fungsi jalan dan hirarkinya, maka dalam perencanaan kedepan juga diperhatikan rencana dimensi jalan dan sistem pengaturan sirkulasinya, sehingga pada ruas jalan dan titik simpul pertemuan antar fungsi jaringan jalan tidak terjadi kemacetan akibat kepadatan penggunan jalan. B.5.4.3Rencana Dimensi Jaringan Jalan Perencanaan dimensi jalan meliputi penentuan lebar Ruang manfaat jalan (Rumaja), Ruang milik jalan (Rumija) dan Ruang pengawasan jalan (Ruwasja). Dalam penetapan dimensi jalan ini harus memenuhi standar minimum yang terdapat cukup ruang untuk jalur hijau dan kelengkapan jalan (Street Furniture). Adapun rencana dimensi jaringan jalan utama (fungsi primer) di Kecamatan Duren Sawit disajikakan pada tabel di bawah ini. Tabel 5.3 Rencana Dimensi JalanNo 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Jalan Jl. Raden Inten 2 Jl. I Gusti Ngurah Rai Jl. Tol Kampung MelayuBekasi (K. H. Noer Ali) Jl. Kolonel Sugiono Jl. Basuki Rahmat Jl. Soekanto Jl. Pahlawan Revolusi Jl Buaran Indah Rencana Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal, dengan lebar 13 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 40 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 40 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 18 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 22 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 18 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 30 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal, 26 m

Rencana yang diperlukan dalam mendukung pengembangan Jalur Bus Priority yaitu adanya jalur yang khusus diperuntukan bagi rute bus priority serta terdapatnya halte yang khusus disediakan bagi turun dan naik pengguna bus priority. Penempatan halte bagi pengguna bus priority diletakan pada lokasi yang strategis, sehingga mudah untuk pengguna melakukan pergerakan ke pusat-pusat. Sementara, rencana halte bus priorty terdapat di perempatan Jl. Raden Intan dengan Jl. K. H. Noer Ali (Kali Malang) di Kelurahan Pondok Kelapa. B.5.5 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Duren Sawit Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Duren Sawit yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah. Persampahan

Sebagai kecamatan yang diarahkan untuk pengembangan pemukiman, perhatian terhadap masalah persampahan tentunya sangat penting untuk difokuskan mengingat tingginya kepadatan penduduk yang ditambah dengan banyaknya pusat-pusat kegiatan di kecamatan ini. Apalagi jika melihat hasil perhitungan sampah yang dihasilkan oleh penduduk di Kecamatan Duren Sawit, maka untuk mencegah terjadinya degradasi lingkungan dan pencemaran, perlu diterapkan sebuah solusi. Sebagai alternatif pemecahan permasalahan persampahan ini, terutama di pemukiman dan pusat kegiatan, perlu diberlakukanIII-120

Sumber : Hasil Analisis 2009

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

penanganan sampah secara kolektif yang tentunya harus ditunjang dengan penyediaan tempat-tempat sampah dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Adapun rencana sistem penanggulangan sampah di Kecamatan Duren Sawit dilalkukan melalui sistem pengumpulan dan sistem penampungan. 1. Sistem Pengumpulan : Menggunakan pola pengumpulan individual tidak langsung dan secara komunal Dengan adanya data yang menyatakan bahwa tidak seluruh sampah dapat terangkut, serta terbatasnya jumlah dipo maka diperlukan penambahan atau perbaikan sistem perangkutan sampah di masing-masing kelurahan terutama di Kelurahan-kelurahan yang sampahnya belum terangkut 100 % yaitu selain kelurahan Pondok Kopi. Drainse dan Pengendali Banjir Untuk wilayah toko/warung, Jalan lokal dan gang serta pasar, umumnya pola menuju ke TS atau depo terdekat. pengumpulan sampah adalah dengan sistem individual tidak langsung maupun pola komunal tidak langsung. Arahan : Peningkatan alat dan tenaga untuk pengangkutan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Penyediaan Container untuk pengumpulan sampah secara komunal langsung/tidak langsung. 2. Sistem Penampungan : Terdapat beberapa lokasi di Kecamatan Duren Sawit yang belum terdapat lahan Faktor yang menyebabkan kapasitas TPS tidak mencukupi antara lain sulitnya TPS. mencari lahan untuk TPS dan Pengelolaan sampah mandiri skala TPS belum sepenuhnya dilaksanakan untuk mengurangi volume sampah. Arahan : Pengolahan mandiri skala TPS (TPST) dan Meningkatkan jumlah TPS dengan sistem transfer depo atau landasan dengan sarana container. Tabel 5.4 Perkiraan Timbulan Sampah Kecamatan Duren Sawit Sampai Tahun 2030No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Jumlah Proyeksi Penduduk Tahun 2030 ( jiwa) 20,120 34,629 141,326 44,938 36,315 25,487 79,248 382,063 Timbulan Sampah ( Ltr/Hr) 53,720 92,459 377,340 119,984 96,961 68,050 211,592 1,020,108

Jumlah timbulan sampah di Kecamatan Duren Sawit berjumlah 1.020.108 liter/hari. Karena Kelurahan Pondok Kelapa merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Makasar, maka kelurahan ini pula yang memproduksi sampah terbesar di Kecamatan Makasar yaitu sebanyak 377.340 liter/hari, sedangkan Kelurahan Pondok Bambu menjadi penghasil sampah terkecil yaitu sebanyak 53.720 liter perhari.

Drainase mempunyai fungsi sebagai saluran penampungan limpasan air hujan dan penampungan limbah cair rumah tangga sehari-hari. Tingkat kebutuhan akan saluran drainase ini sangat dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan baik eksisting maupun rencana, kondisi permukaan tanah dalam kaitannya dengan daya serap air, kondisi hidrologis kawasan, dan lain sebagainya. Dengan melihat kondisi di Kecamatan Duren Sawit, saluran drainase merupakan kebutuhan yang cukup mendesak terutama di kawasan-kawasan pusat kegiatan dan yang memiliki tingkat kepadatan tinggi, hal ini di karenakan beberapa wilayah di Kecamatan Duren Sawit sering terjadi banjir genangan pada musim hujan. Perencanaan drainase di Kecamatan Duren Sawit sudah direncanakan secara baik dengan adanya sistem drainase dan pengendalian bajir kecamatan. Yang perlu diperhatikan adalah sistem teknis saluran drainase eksisting yang perlu di perbaiki dan dimaskimalkan pemanfaatannya serta saluran drainase yang menggunakan sungai. Sistem drainase dan pengendalian bajir yang ada di Kecamatan Duren Sawit saat ini antara lain:

1. 2.

Drainase Primer yaitu rencana Banjir Kanal Timur (Nedeco) Drainase Sekunder yaitu Kali sunter, Kali buaran dan Kali Jati Kramat

Sedangkan untuk di masa yang akan datang, perlu diadakannya optimalisasi pemanfaatan saluran drainase dengan pengerukan dan pelebaran saluran, serta pencegahanIII-121

Sumber: Hasil analisis Asumsi timbulan sampah /org/hari = 2.67 (Dinas Kebersihan DKI),

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

pembuangan sampah di saluran drainase dengan adanya pembuatan sistem drainase secara tertutup. Pengendalian banjir di Kecamatan Duren Sawit difokuskan pada pembangunan/normalisasi dari Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, Saluran Banjir Kanal Timur. Pengendalian banjir di Kecamatan Makasar difokuskan pada pembangunan/normalisasi dari Kali Sunter dan Kali Cipinang sebagai berikut: Tabel 5.5 Rencana Pembangunan/Normalisasi SungaiNo. 1 2 3 4 Nama Sungai Kali Sunter Kali Buaran Kali Jatikramat Banjir Kanal Timur Eksisting (m) 10-15 10-15 10-15 Rencana (m) 40 40 40 100

Berdasarkan perhitungan jumlah penduduk hingga Tahun 2030 dan daya tampung wilayah terhadap penduduk, maka dapat diperkitakan banyaknya limbah yang berasal dari domestik (rumah tangga) dan non domestik. Pekiraaan volume timbulan air limbah yang dihasilkan di Kecamatan Duren Sawit adalah 26.362 liter/hari. Jumlah air kotor terbanyak ditimbulkan oleh Kelurahan Pondok Kelapa yaitu sebanyak 9.751 liter/hari, sedangkan jumlah terkecil dihasilkan oleh Kelurahan Pondok Bambu yaitu sebanyak 1.388 liter/hari. Namun asumsi ini hanya berdasarkan jumlah penduduk perkelurahan dan belum memperhatikan pengaruh timbulan sampah dari pusat-pusat kegiatan yang ada. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini. Tabel 5.6 Timbulan Air Limbah Kecamatan Duren Sawit sampai tahun 2030Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Jumlah Penduduk ( jiwa) 20,120 34,629 141,326 44,938 36,315 25,487 79,248 382,063 Timbulan Air Limbah (Lt/Hr) 1,388 2,389 9,751 3,101 2,506 1,759 5,468 26,362

Sumber: Olahan PT. Jakarta Konsultindo, 2009

Limbah

Sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Duren Sawit saat ini masih menggunakan sistem on-site atau sistem setempat dengan mengadalkan pemakaian septik-tank dan peresapan. Sistem system on-site (cubluk, septic tank) pembuangan air limbah di Kecamatan Duren Sawit sampai tahun 2030 masih dipergunakan, namun secara bertahap diarahkan untuk penanganan yang lebih baik. Adapun arahan rencana penanganan air limbah di Kecamatan Duren Sawit dijelaskan sebagai berikut : Listrik

ket : jumlah pendududk th 2030 (berdasarkan daya tampung) Dinas Kebersihan DKI : Asumsi Sludge 0,069 lt/org/hr

Pada dasarnya seluruh kawasan telah terpenuhi kebutuhan listriknya. Selain untuk konsumsi rumah tangga, listrik juga dipergunakan untuk penerangan jalan, dibutuhkan oleh fasilitas sosial dan perdagangan. Rencana utilitas jaringan listrik yang perlu diperhatikan adalah daya sambungan yang tersedia terutama di masa yang akan datang untuk mengantisipasinya peningkatan permintaan terhadap sambungan listrik. Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan DUren Sawit ke depannya adalah sebagai berikut: Memperbaiki dan meningkatkan daya transmisi jaringan listrik yang sudah ada. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan fungsi lain serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.III-122

Sistem Off-Site yaitu sistem pembuangan air limbah terpusat dan memerlukan

pengorganisasian. Terdapat 3 (tiga) komponen utama dalam pengembangan sistem offsite yaitu sambungan rumah, tangki interceptor dan jaringan utama. Sistem ini perlu disiapkan dan disosialisasikan terutama kepada pelaku pembangunan di Kecamatan Duren Sawit yang membuat bangunan dalam kapasitas besar (mall, hypermarket). Sistem Off-Site wajib dilengkapi dengan IPAL komunal. Untuk wilayah fasilitas umum seperti pasar, terminal maka dirahkan sistem yang digunakan adalah sistem pembuangan secara komunal dengan sebutan ponten.

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan estetika linkungan.

Untuk pengembangan permukiman baru/perumahan maka penggunaan septik-

tank dan peresapan masih dapat dilakukan dengan memperhatikan desain peresapan tertentu.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Adapun Rencana jaringan pipa air bersih di Kecamatan Duren Sawit ini meliputi: Rencana Jaringan Air Bersih Jl. I Gusti Ngusti Ngurah Rai Jl. Kol. Sugiono Jl. Inspeksi Kali Malang Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Raden Inten II Jl Pd. Kelapa Raya Rencana Jalan Arteri Sekunder (utara-selatan) di Kelurahan Duren Sawit dan Seiring dengan perkembangan jaman yang menuntut tingkat keefisienan yang tinggi dalam beraktifitas dan meningkatnya standar kualitas kesehatan, maka saat ini Kecamatan Duren sawit sudah terlayani sistem perpipaan air bersih secara sistematis dan optimal serta menjangkau seluruh kebutuhan warga setempat, tetapi masih memiliki kualitas air yang masih rendah. Tidak dipungkiri juga bahwa masih terdapat sebagian masyarakat Kecamatan Duren Sawit yang belum terlayani sumber air bersih dari sistem perpipaan. Untuk itu sebagai acuan ke depan dalam penyediaan air bersih, maka sistem penyediaan air bersih ini dapat bertolak dari perkiraan kebutuhan air bersih baik itu yang bersifat kebutuhan rumah tangga (domestik) maupun non domestik. Dengan menggunakan standar baku kebutuhan air bersih, maka dapat diketahui jumlah debit yang dibutuhkan hingga akhir tahun perencanaan maupun berdasarkan daya tampung optimal. Dengan demikian, maka dapat dilakukan persiapan pemenuhan kebutuhan air sejak dini. Kebutuhan air minum di Kecamatan Duren Sawit sampai tahun 2030 adalah sebesar 66,861,025 lt/hari untuk kebutuhan domestik non domestik. Kebutuhan tersebut salah satunya dipenuhi oleh intalasi pengolahan air bersih yang terletak di Kelurahan Pondok Kelapa. abel 5.7 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Kec Duren Sawit sampai tahun 2030No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Jumlah Perkiraan Penduduk 2020 ( jiwa) 20,120 34,629 141,326 44,938 36,315 25,487 79,248 382,063 Kebutuhan Air Bersih ( Lt/hr) 3,521,000 6,060,075 24,732,050 7,864,150 6,355,125 4,460,225 13,868,400 66,861,025

Klender.

B.5.6 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Duren SawitRencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Duren Sawit terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu :

Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olah Raga Pendidikan

Dengan adanya rencana arahan kebijakan pengembangan pemukiman di Kecamatan Duren Sawit, maka perlu diiringi pula dengan pengembangan fasilitas pendidikan yang berfungsi untuk membantu mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Secara umum jenis fasilitas pendidikan yang sesuai untuk disediakan adalah ; 1. Taman Kanak-Kanak (TK) Sekolah Taman Kanak-Kanak dapat melayani 1.000 penduduk dan luas lahan yang diperlukan sebesar 800 m2. Sekolah jenis ini sebaiknya memiliki lokasi yang menyebar dan berada ditengah-tengah lingkungan perumahan penduduk, sehingga mudah dijangkau oleh anak-anak usia TK. 2. Sekolah Dasar (SD) Sekolah Dasar melayani sebanyak 1.600 penduduk dan luas lahan yang diperlukan kurang lebih 2.400 m2. Sekolah Dasar memiliki lingkup pelayanan skala lingkungan sehingga sebaiknya lokasi SD menyebar dan berada di tengah-tengah lingkungan perumahan penduduk. 3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sumber : Hasil Rencana 2009, Asumsi jumlah air bersih 175 liter/orang/hari (Pedoman Perencanaan DTK DKI)

Besarnya kebutuhan air bersih di Kecamatan Duren Sawit adalah sebesar 66.861.025 liter/hari. Jumlah kebutuhan terbanyak yaitu oleh Kelurahan Pondok Kelapa yaitu sebanyak 24.732.050 liter/hari, sedangkan jumlah kebutuhan terkecil di Kelurahan Pondok Bambu yaitu sebanyak 3.521.000 liter/hari. Namun asumsi ini hanya berdasarkan jumlah penduduk perkelurahan dan belum memperhatikan pengaruh kebutuhan air bersih dari pusat-pusat kegiatan yang ada.

III-123

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Sekolah Menengah Pertama melayani sebanyak 6000 penduduk. Lokasi fasilitas ini digabung dengan lapangan olah raga dan dapat juga digabung dengan saran-sarana pendidikan yang lain, tidak harus dipusat-pusat lingkungan . Luas lahan yang diperlukan untuk 1 unit SMP adalah 1.800 m2. 4. Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Atas (SMA) Penduduk pendukung untuk 1 unit SMU adalah 6.000 jiwa. Lokasi SMU sama dengan lokasi SMP. Luas lahan yang diperlukan untuk 1 unit SMP adalah 1.800 m2. 5. Akademi Penduduk pendukung untuk 1 unit adalah 480.000 jiwa. Lokasinya berada di tempat yang memiliki lingkup pelayanan skala kota. Luas lahan yang diperlukan untuk 1 unit adalah 5.000 m . 6. Perguruan Tinggi Penduduk pendukung untuk 1 unit adalah 1.500.000 jiwa. Lokasinya berada di tempat yang memiliki lingkup pelayanan skala kota. Luas lahan yang diperlukan untuk 1 unit adalah 20.000 m2. Analisis Kebutuhan sarana pendidikan di Kecamatan Duren Sawit sampai Tahun 2030 disajkan pada Tabel di bawah ini: Tabel 5.8 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Duren SawitJenis Fasilitas Pendidikan TK SD SLTP SLTA Akademi Perguruan Tinggi JumlahSumber : Hasil Perhitungan 20092

Tabel 5.9 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Duren SawitJenis Fasilitas Kesehatan Balai Pengobatan Rumah Bersalin Puskesmas Kelurahan Puskesmas Kecamatan R.S. Wil Tipe B R.S. Pembantu Tipe C R.S. Gawat Darurat Laboratorium Apotik Pos KB lainnya JumlahSumber : Hasil Perhitungan 2009

Eksisting 2006 11

Kebutuhan 2006 108 11 11 2 0

Keterangan Kurang Kurang

5 35 95 49 195

0 0 11 11

Kurang

154

Eksisting 2006 85 146 51 54 5 6 347

Kebutuhan 2006 259 130 22 11

Keterangan kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

Peribadatan

Jumlah penduduk Kecamatan Duren Sawit berdasarkan daya tampung ialah sebesar 382.063 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan seperti yang terlihat pada tabel III-15, yaitu mushala 40 unit, masjid 4 unit, dan gereja berjumlah 2 unit,

422

Kesehatan

Jumlah penduduk Kecamatan Duren Sawit berdasarkan daya tampung ialah sebesar 118.887 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti yang terlihat pada tabel III-14, yaitu Rumah Sakit sebanyak 0 unit, puskesmas sebanyak 11 unit.III-124

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No.

Kelurahan

Rincian Fasilitas Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa

Standar Kebutuhan (Jiwa) 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000

Luas Lahan (m2) 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000

Kebutuhan Sarana 2030 (unit) 1 1 0 0 0 0 0 12 1 1 0 0 0 0 0 8 1 0 0

Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 2,000 2,000

4

Tabel 5.10 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Duren SawitStandar Kebutuhan (Jiwa) 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 Luas Lahan (m2) 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 Kebutuhan Sarana 2030 (unit) 7 1 0 0 0 0 0 0 12 1 1 0 0 0 0 0 47 5 2 1 1 0 0 0 15 4,500 14,100 10,000 4,000 5,000 1,600 36,000 2,000 2,000 Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 2,100 2,000 5 Malaka Jaya

No.

Kelurahan

Rincian Fasilitas Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla

3,600 2,000 2,000

Pd. Bambu 1

2400 2000

6

Malakasari

2

Duren Sawit

26 3 1 0 0

7800 6000 2000

7

Klender

3

Pd. Kelapa

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Olah Raga

Pd. Kopi

III-125

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Jumlah penduduk Kecamatan Pancoran berdasarkan daya tampung ialah sebesar 382.063 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada tabel berikut.4 Pd. Kopi No. Kelurahan Rincian Fasilitas 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Taman Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa

Standar Kebutuhan (Jiwa) 250 1,500 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 145,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000

Luas Lahan ( m2) 250 15 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 0 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000

Kebutuhan Sarana 2030 (Unit) 180 22,500 1 1 1 1 1 0 0 0

Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 45,000

8,400 1,000 4,000 2,000 1,500

Tabel 5.11 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Duren SawitStandar Kebutuhan (Jiwa) 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 Luas Lahan ( m2) 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 565 47 5 5 5 5 5 1 1 1 0 141,250 70,500 42,000 5,000 20,000 10,000 7,500 10,000 10,000 10,000 7 klender 139 12 1 1 1 1 1 34,750 18,000 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 6 Malakasari Kebutuhan Sarana 2030 (Unit) 80 7 1 1 1 1 1 Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 20,000 10,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 5 Malaka Jaya

No. 1

Kelurahan Pd. Bambu

Rincian Fasilitas Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Taman Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk

145 12 1 1 1 1 1 0 0 0 0 102 8 1 1 1 1 1 0

36,250 18,000 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500

2

Duren Sawit

25,500 12,000 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500

3

Pd. Kelapa

317 26 3 3 3 3 3 1 1 1

79,250 39,000 25,200 3,000 12,000 6,000 4,500 10,000 10,000 10,000

III-126

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No.

Kelurahan

Rincian Fasilitas

Standar Kebutuhan (Jiwa) 1,500,000

Luas Lahan ( m2) 145,000

Kebutuhan Sarana 2030 (Unit) 0

Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 0

Dalam perhitungan rumah, standar jumlah penduduk per rumah yang digunakan adalah 5 jiwa. Sedangkan untuk rumah vertikal, standar penggunaan lahan per orang yang digunakan adalah 9 meter persegi. Untuk bengunan rumah vertikal berupa WSN dan WFL digunakan KDB sebesar 50 %, dengan ketinggian bangunan 15 lantai.

Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Pengendalian Bencana Tabel 5.12 Perkiraan jumlah kebutuhan rumah di Kecamatan Duren SawitNO. 1 2 3 4 5 6 7 Nama Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender TotalSumber Ket

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Duren Sawit direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu berupa : 1. 2. 3. 4. 5. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan. Peningkatan kapasitas danau dan sungai. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga

Daya Tampung Penduduk 2030 20.120 34.629 141.326 44.938 36.315 25.487 79.248 382.060

Jumlah Rumah Tangga 4,024 6,926 28,265 8,988 7,263 5,097 15,850 76,412

Kebutuhan Rumah (Unit) 4,024 6,926 28,265 8,988 7,263 5,097 15,850 76,412

pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran. B.5.7 Rencana Pola Ruang Kecamatan Duren Sawit Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Duren Sawit terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan, yaitu : Pemanfaatan Lahan Perumahan Pemanfaatan Lahan Perkantoran Pemanfaatan Lahan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial Pemanfaatan Ruang Terbuka hijau

: Hasil Analisis 2009 : Assumsi 1 Rumah Tangga terdiri dari 5 orang

Perumahan di Kecamatan Duren Sawit dibagi menjadi 4 jenis yaitu rumah kecil, rumah sedang, rumah besar, dan rumah susun/flat. Luas penggunaan lahan sebagai perumahan di kecamatan ini sebanyak 1.052,032 ha. Untuk melihat luas lahan yang digunakan sebagai permukiman dengan lebih rinci dapat dilihat dari tabel berikut.

Permukiman

Pembangunan Wisma dengan fasilitasnya di Kecamatan Duren Sawit direncanakan seluas 1.052,032 Ha (65 %). Pengembangan wisma dan fasilitasnya ditargetkan mampu memenuhi kebutuhan rumah pada tahun 2030 untuk 382.060 jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan rumah pada tahun 2030 salah satu cara yang ditempuh adalah dengan meremajakan daerahdaerah potensial dalam bentuk pembangunan rumah susun. Sedangkan daerah wisma dengan fasilitasnya yang lain dikembangkan dengan perbaikan dan pemugaran lingkungan.

III-127

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Karya Bangunan Umum ini dibedakan atas 2 macam jenis peruntukkan yaitu Karya perkantoran dan Karya Perdagangan. Rencana pengembangan Wisma/bangunan umum dengan fasiitasnya sampai tahun 2030 menempati 4 % dari luas areal yang ada atau 63,68 Ha. Rencana pengembangan karya Perkantoran (Kkt) adalah seluas 33,66 Ha, sedangkan untuk Karya Perdagangan (Kpg) seluas 30,01 Ha.

Tabel 5.13 Luas Lahan Berdasarkan Jenis RumahNo Kelurahan Jenis Rumah Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun JumlahSumber : Hasil Analisis Rencana

Tabel 5.14 Rencana Karya Bangunan Umum 2030Jumlah (Ha) Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit 170,94 Pd. Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender TotalSumber : Hasil Analisis 2009

Luas (ha) 84,705 64,038 22,197 88,352 103,818 55,746 0,928 123,883 132,449 37,927 49,594 12,284 0,994 0,002 61,645 3,235 0,632 3,096 61,778 4,855 0,513 1,786 78,2 53,278 6,097 -

Rencana Wkt 15,05 1,34 7,72 4,72 2,45 2,35 33,66

Rencana Wdg 3,81 6,68 2,58 1,87 0,11 2,45 12,48 30,01

Total (Ha) 18,86 8,02 10,3 6,59 0,11 4,9 14,83 63,68

1

Pondok Bambu

2

Duren Sawit

248,844

3

Pd. Kelapa

294,259

Rencana pengembangan Karya Bangunan Umum dengan fasilitasnya ini menyebar di tiaptiap kelurahan. Diantaranya di Kelurahan Klender, sepanjang Jl Pahlawan Revolusi dan sisi selatan Jl. I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Malaka Jaya, Kelurahan Pondok Kopi, Jl. Pondok Kopi Raya, Kelurahan Duren Sawit, Persimpangan Swadaya raya dengan Jalan Buaran Indah Raya, Pd. Kelapa, Persimpangan Jl. H. Dogon dengan Jl. Pondok Kelapa Raya, Kelurahan Pd Kelapa, Jl Kelapa Sawit Raya, Kel Malaka Sari, Sepanjang Jl. Kusuma Jaya. Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial

4

Pondok Kopi

62,874

5

Malaka Jaya

68,608

6

Malaka Sari

68,932

Di Kecamatan Duren Sawit pengalokasian suka/fasilitas umum sampai tahun 2008 direncanakan menempati areal seluas 94,73 Ha (6 %), alokasi terbesar di Kelurahan Duren Sawit seluas 21,37 Ha.

7

Klender

137,575 1052,032

Fasilitas umum dan sosial yang terdapat di Kecamatan Duren Sawit terdiri dari fasilitas Ibadah, pendidikan, kesehatan, pelayanan umum, sosial budaya, rekreasi dan oleh raga, serta Terminal. Luas masing-masing fasilitas berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.15 Luas Fasilitas Umum dan Sosial Berdasarkan JenisnyaIII-128

Berdasarkan tabel diatas, Sebagian besar lahan yang berfungsi sebagai permukiman yaitu seluas 549,331 (52%) ha merupakan Wisma kecil.

Perdagangan dan Jasa

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

2. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampaiNo 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Fasilitas Fasiltas Ibadah Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Faslitas Pelayanan Umum Fasilitas Sosial Budaya Fasilitas Rekreasi dan Olahraga Fasilitas Terminal Total Luas (Ha) 10,095 72,928 4,313 1,368 0,972 1,216 0,548 94,73

dengan 2,4 3. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai dengan 3,5 4. Nilai KLB rata-rata 4,0 Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan

Sumber : Hasil Analisis 2009

Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau ini dapat berupa Penyempurna Hijau Umum (Phu), Penyempurna Hijau Rekreasi (Phr), Penyempurna Hijau Taman (Pht) dan Penyempurna Hijau Makam (Phm). Rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau dengan fasiitasnya sampai tahun 2020 menempati 7 % dari luas areal yang ada atau 136,241 Ha. Rencana pengembangan Phu adalah seluas 24,131 Ha, Phr seluas 2,131 Ha, Pht seluas 54,92 Ha, Phm seluas 54,45 Ha. Tabel 5.16 Rencana Ruang Terbuka Hijau dengan Fasilitasnya di Kecamatan Duren Sawit sampai Tahun 2030Kelurahan Pd. Bambu Duren Sawit Pd. Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Total Phu 10,78 1,1 2,61 1,87 7,74 24,131 Phr 0,07 0,75 0,67 0,71 0,52 2,731 Pht 9,71 9,59 19,7 5,09 0,96 3,28 6,57 54,929 Phm 54,45 54,45 Total (Ha) 20,56 10,69 23,06 62,08 1,67 3,8 14,31 136,241

pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan

Sumber : Hasil Analisis 2009

KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : Alokasi terbesar dialokasikan di Kelurahan Pondok Kopi seluas 62,08 Ha yang didominasi oleh Penyempurna Hijau Makam (Phm). a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan

B.5.8 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Duren SawitKomponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut : 1. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6

KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman 4 b) Kawasan permukiman KDB rendahIII-129

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran

mengelola suatu kecamatan diperlukan keterlibatan dari berbagai sektor/komponen. Secara umum, rencana pengelolaan dan sifat perencanaan tiap tipe kawasan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat Tabel 5.17 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Duren Sawit Tahun 2030No 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Peruntukkan WBS WSD WKC WTM WDG WKT KPD KKT KUT KPM SUK SPU SSK SSI KCP SPD Tinggi lantai 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 KDB (%) 60 60 60 20 50 50 50 50 20 50 40 50 50 50 60 50 KLB 1.2 1.2 1.2 0.4 2 2 2 2 0.8 2 0.8 4 2 2 2.4 2

Tabel 5.18 Kriteria Rencana Pengelolaan dan Sifat Perencanaan KawasanTipologi Kawasan Mantap Rencana Pengelolaan Lingkungan Sifat Perencanaan Rigid Rigid Fleksibel Fleksibel

Pemeliharaan Pemugaran Pemugaran Peralihan Menuju Mantap Perbaikan Lingkungan Perbaikan Lingkungan Peralihan Menuju Dinamis Peremajaan Peremajaan Dinamis Pembangunan BaruKeterangan :

Rencana Rigid berarti perubahan peruntukan / fungsi kawasan tidak dapat dilakukan, kecuali memang

diperlukan hanya dapat dilakukan secara sangat terbatas mengikuti ketentuan yang berlaku Rencana Fleksibel berarti peruntukan / fungsi kawasan dapat dilakukan untuk memenuhi perkembangan kota, dilaksanakan mengikuti ketentuan yang berlaku.

Usulan pengelolaan berbagai kawasan di Kecamatan Menteng sesuai dengan tipe kawasan diuraikan pada indikasi program dengan kriteria rencana yang sudah ditentukan sesuai dengan tipologi kawasan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikutnya.

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010

B.5.9 Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Duren SawitRencana pemanfaatan ruang menguraikan rencana program pemanfaatan ruang masingmasing kegiatan kota di wilayah serta rencana pengelolaan lingkungan. Berbagai kawasan yang terdapat di dalam suatu kecamatan memerlukan penanganan yang terpadu karena di dalamIII-130

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 5.19 Indikasi Program Pengembangan Kecamatan Duren sawitTahun Implementasi 5 Th I 5 Th II 5 Th III 5 Th IV Sumber Dana

NO I

Program STRUKTUR RUANG A. Permukiman

Kegiatan

Lokasi

Pihak Terkait

Pembangunan dan peningkatan rumah susun di Kelurahan Klender Mengembangkan kawasan permukiman baru Mempertahankan kawasan permukiman yang teratur seperti di Kel. Pd. Kelapa pengendalian pembangunan permukiman Peningkatan penghijauan pada jalur jalan antara lain di sepanjang jalan tol, Jalan Arteri serta di sepanjang daerah aliran sungai yang menjorok ke dalam kota Peningkatan Phm Peningkatan Pht, Phr dan Phu

Kel. Klender

X X

X X X X

X

Swasta, DTK Swasta, DTK

Semua kelurahan Semua kelurahan Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jl. Kolonel Sugiono, Jl. Soekanto, Jl. K. H. Noer Ali, Jl. Raden Inten 2, Jl. Buaran Indah Raya, sepanjang DAS Kel Pd. Kopi Semua Kelurahan Kel Pd. Bambu Sepanjang Jalan Arteri X

X X

X X

X X

APBD APBD

DTK DTK Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim

B. Ruang Terbuka Hijau

X

X

X

X

APBD

X X

X X X X

X X X X X X X

APBD APBD

C. Komersial/Jasa/Perkantoran

Peningkatan kawasan campuran Peningkatan kawasan perkantoran dan Jasa

II

Fasilitas Umum dan Sosial A. Pendidikan Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan sarana pendidikan pra sekolah, SD/MI, SMP, SMU/SMK (gedung sekolah, perpustakaan, dll). Peningkatan sarana dan prasarana Perguruan Tinggi Peningkatan kualitas sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi Lokal Pendirian Perguruan Tinggi baru. B. Kesehatan Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan yang baru sesuai dengan lokasi dengan lokasi yang belum ada sarana dan prasarananya. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan yang sudah ada. Peningkatan kualitas kesehatan baik di pemukiman, sekolah, perkantoran, dan tempat-tempat umum. Peningkatan kawasan sehat/bersih. Semua Kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Semua kelurahan Semua kelurahan Semua kelurahan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X APBD, Swasta APBD, Swasta APBD, Swasta X APBD, Swasta X APBD, Swasta Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim III-131

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

NO

Program Pengembangan Sistem Transportasi

Kegiatan Peningkatan Jaringan jalan arteri primer, yaitu Jl. Kolonel Sugiono, Jl. Soekanto, Jl. K. H. Noer Ali, Jl. Raden Inten 2 Jl. Buaran Indah Raya, Perbaikan ruas-ruas jalan rusak Peningkatan Kualitas Jalan dan Jembatan Akses Ke Jalan-jalan utama Pembangunan fasilitas, sarana dan prasarana transportasi yang terpadu dengan system angkutan umum Pengembangan Angkutan Transportasi massal

Lokasi

5 Th I X X X X X

Tahun Implementasi 5 Th II 5 Th III 5 Th IV X X X X X X X X X X X X X X

Sumber Dana APBD APBD APBD APBN/AP BD APBN/AP BD

Pihak Terkait

III

Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit

Dep Perhubungan Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim, Dinas Perhubungan DKI Dinas Perhubungan DKI

IV

Pengembangan Utilitas Dasar a. Air Bersih a. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Jaringan Air Bersih di semua kelurahan b. Identifikasi dan Pembangunan Potensi Air Bersih dari Sumur-Sumur Artesis Pengembangan Danau Buatan Untuk mendukung penyediaan Air Bersih e. Kerjasama dengan Swasta untuk Pengembangan Sumber Air Bersih a. Pembangunan dan pemeliharaan Jaringan Sistem Sanitasi b. Mendorong pembangunan Jaringan Sistem Sanitasi Komunal pada pusat-pusat kegiatan c. Jaringan Listrik d. Jaringan Drainase a. Peningkatan Jaringan Listrik a. Pengembangan dan pemeliharaan Jaringan Drainase Perkotaan b. Peningkatan Kapasitas Drainase Mikro Drainase sekunder Kali sunter, Kali buaran dan Kali Jati Kramat d. Penyelesaian pembangunan Banjir Kanal Timur e. Penataan Ruang Kawasan sekitar DAS dan normalisasi sungai a. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi fixline dan wireless b. Pengembangan Jar telepon Umum dan Wartel di Kaw PLB Pembangunan SPA Peningkatan alat dan tenaga untuk pengangkutan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) Penyediaan Container untuk pengumpulan sampah secara komunal langsung/tidak langsung. Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Semua kelurahan Kel. Pd Kelapa Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X APBD/Sw asta APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD/AP BN APBD APBD/Sw asta APBD/Sw asta APBD APBD APBD X X APBD APBD Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas Pertambangan dan Energi Prop NTT Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Telkom Telkom Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim III-132

b. Air Limbah

e. Jaringan Telekomunikasi

f.

Jaringan Persampahan

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

NO V

Program Pengembangan dan Penataan Kawasan Permukiman dan Sarana Prasarana Penunjang

Kegiatan a. Penataan Kawasan Permukiman b. Penyiapan Kaw Permukiman baru d. Bantuan Rehabilitasi Permukiman Kumuh

Lokasi Semua kelurahan Kel. Pd. Kopi Semua kelurahan

5 Th I X X X

Tahun Implementasi 5 Th II 5 Th III 5 Th IV X X X X X X X

Sumber Dana APBD APBD APBD

Pihak Terkait Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim

B.5.10 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Cakung B.5.10.1 TujuanRencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Cakung merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Cakung yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor.

B.5.10.2 Kebijakan Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Cakung, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu a. Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjaminIII-133

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatanruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Cakung. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Cakung yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Transportasi Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK Kecamatan Kampung Melayu. d. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. e. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. f. Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan. g. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. h. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. i. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan

pekarangan

individu

melalui

program

penyuluhan

pembinaan.

Mengadakan

penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.5.10.3 StrategiStrategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Cakung : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.III-134

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.11 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan CakungPersebaran penduduk di Kecamatan Cakung direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifikasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Jatinegara diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 1.116.123 jiwa pada tahun 2030. Wilayah Utara Kecamatan Cakung diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dari pada wilayah Timur dan Selatan. Wilayah Utara Kecamatan Cakung yaitu beberapa bagian Kelurahan Cakung Utara diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan Tinggi, sedangkan untuk wilayah Timur Kecamatan Cakung, yaitu Kelurahan Rawa Terate yang diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah. Pembangunan wisma di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan wisma yang pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan wisma taman yang diperbolehkan berada di kedua kecamatan tersebut. Tabel 5.20 Daya Tampung Penduduk Per Kelurahan Di Kec. Cakung No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Jatinegara Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Cakung Timur Cakung Barat Rawa Terate Jumlah Jumlah penduduk (jiwa/m2) 11.933 230.037 55.931 55.691 690.444 7.009 262 1.051.307

Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Cakung antara lain adalah : a. Kawasan Industri Pulo Gadung yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan industri dan pergudangan b. Kawasan industri yang terletak di jalan Cakung Drain dengan kegiatan industri dan pergudangan. c. Kawasan perdagangan dan perkantoran yang terletak di jalan Cakung-Cilincing dengan kegiatan perdagangan, perkantoran dan jasa. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Cakung antara lain adalah : a. Ramayana Trade Centre yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan perdagangan b. Pasar Cakung yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan perdagangan c. Plaza Ujung Menteng yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan perdagangan d. Pusat perdagangan Ujung Menteng dengan kegiatan perdagangan e. Kantor Walikota Jakarta Timur dengan kegiatan pusat pemerintah wilayah Jakarta Timur. f. Sentra Primer Baru Timut dengan kegiatan perdagangan dan jasa. g. Perkampungan Industri Kecil dengan kegiatan industri dan perdagangan Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Cakung antara lain adalah : a. Pasar Klender dengan kegiatan perdagangan b. Pasar Tradisional kelurahan penggilingan dengan kegiatan perdagangan c. Ramayana swalayan yang terletak di jalan taman elok dengan kegiatan perdagangan d. Ruko taman modern yang terletak di jalan palem raya dengan kegiatan perdagangan e. Pasar Fajar Menteng yang terletak di jalan ujung menteng dengan kegiatan perdagangan f. Pasar Tradisional Kayu Tinggi dengan kegiatan perdagangan

Sumber : Hasil Perhitungan, 2009

B.5.12 Rencana Struktur Ruang Kecamatan CakungBerdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat kegiatan pembentuk ruang kecamatan Cakung hanya didasarkan kepada pusat kegiatan premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut.No1

Tabel 5.21 Rencana Struktur Ruang di Kecamatan CakungLokasiJl. Raya Bekasi

FungsiIndustri dan pergudangan

KeteranganKawasan Industri Pulo Gadung

SkalaInternasion al

AnalisaKarena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung

III-135

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No

Lokasi

Fungsi

Keterangan

Skala

Analisadengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional. Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional. Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional. Karena dilalui oleh jalan arteri primer yang menghubungkan antara wilayah administrasi DKI Jakarta dengan wilayah administrasi Kota Bekasi, dan merupakan sebagai jalur distribusi barang industri. Akan tetapi Karena dilalui oleh jalan arteri primer, pembatasan perkembangan industri di kecamatan Cakung, sehingga wilayah kecamatan cakung yang cenderung berdekatan dengan wilayah kota bekasi di usulkan peruntukan lahannya untuk kegiatan perdagangan. Merupakan pusat kegiatan pemerintahan di wilayah Kotamadya Jakarta Timur dan didukung dengan dilewatinya jalan arteri sekunder dan dekat dengan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Roud. Karena dilewati dengan jalan arteri sekunder dan dekat dengan jalan tol JORR, serta merupakan rencana yang terdapat dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010 karena merupakan rencana struktur ruang yang terdapat dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010. Karena dilewati oleha jalan arteri sekunder, sehingga memudahkan masyarakat untuk menuju pasar klender dan keberadaan pasar klender tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di

No

Lokasi

Fungsi

Keterangan

Skala

Analisakelurahan Jatinegara maupun kelurahan klender untuk memenuhi kebutuhan akan pangan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan.

8

Jl. Raya Penggilingan

Komersial

Pasar tradisional kel penggilingan

Kelurahan

2

Jl. Cakung Drain

Industri dan pergudangan

Kawasan industri

Internasion al

9

Jl. Taman Elok

Komersial

Ramayana swalayan

Kelurahan

3

Jl. Cakung Cilincing

- Perdagangan - Perkantoran dan Jasa

- Kawasan perdagangan - Perkantoran dan jasa

Nasional

10

Jl. Palem Raya

Komersial

Ruko taman modern

Kelurahan

11

Industri 4 Jl. Raya Bekasi

Kegiatan industri

Propinsi

Jl. Ujung menteng

Komersial

Pasar fajar menteng

Kelurahan

12

Jl. Balai Rakyat

Komersial

Pasat tradisional kayu tinggi

Kelurahan

Perdagangan Komersial Komersial Komersial Komersial 5 Jl. Walikota Jaktim Pemerintahan

Kegiatan perdagangan dan perkantoran dan jasa Ramayana Trade Center Pasar Cakung Plaza Ujung Menteng Pusat Perdagangan Ujung Menteng Kantor Walikotamadya Jakarta Timur

propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi

Sumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan

B.5.13 Rencana Transportasi Kecamatan Cakung B.5.13.1 Rencana Jaringan JalanRencana pembangunan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Cakung sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : Jalan Tol Jalan Arteri Primer Jalan Bekasi Raya Jalan Raya Bekasi Jalan baru (dari Kanal Timur Kel. Pegangsaan Dua Kecamatan Kelapa Gading) Jalan Arteri Sekunder Jl. Cakung Cilincing (Kelurahan Pulo Gebang, Cakung Barat, Cakung Timur)

Perdagangan dan jasa

Sentra Primer Baru Timur

Popinsi

6

Jl. Raya Penggilingan Jl. I Gusti Ngurah Rai

Industri dan perdagangan Komersial

Perkampungan Industri Kecil Pasar klender

Kota

7

Kelurahan

-

Jalan baru (dari Perbatasan Kec. Cilincing Jl. Raya Bekasi) Jl. Raya Bekasi Jl. Sentra Primer Baru TimurIII-136

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

-

Jalan Baru (Dari perbatasan Kec. Cilincing perbatasan Jl. Raya Bekasi) Jalan baru/sejajar Kanal Timur (dari perbatasan Kec. Cilincing berbatasan Kec. Jalan Baru (dari Arteri Primer Baru Jl. Raya Bekasi. Jalan Baru (dari Kanal Timur Jl. Arteri Sekunder Baru/sejajar Tol Cacing) Jalan Baru (dari Kanal Timur sejajar Jl. Raya Bekasi Kanal Timur bagian Jl. Raya Penggilingan (dari Jl. Raya Bekasi rel kereta api/stasiun klender baru) Jl. Rute EE (dari jl. Raya Bekasi Rel. Kereta api) Jl. Pulo Gadung (dari Jl. Raya Bekasi Rel Kereta Api) Jl. Pulo Lio Pulo Kambing Jl. Sentra Primer Baru Timur Jl. Sentra Primer Baru Timur Jl. Bekasi Raya. Jalan baru dalam areal Modern City Jalan baru (sejajar Tol Cacing di Kel. Cakung Timur) Jalan baru (sejajar Cakung Drain) Jalan Baru (Tol Cacing Cakung Drain) Jalan baru (sejajar Kali Cakung jalan baru arteri primer/Kel. Cakung Barat) Jalan baru (batas antara Kel. Rawa terate Kec. Kelapa gading) Jalan baru (sejajar tegangan tinggi Kel. Rawa Terate Kel. Jatinegara) Jalan Baru (dari Jl. Rute EE Rel kereta api) Jalan sejajar tegangan tinggi (dari Kanal Timur PT JIEP) Jalan Baru (dari Tol Cacing Jl. Penggilingan) Jalan Baru (Jl. Bekasi Raya Tol Cacing) Jalan Baru (dari Jl. Pulo Gebang Komp. Pulo Gebang)Jl. Tipar Cakung Jl. DR. KRT. Radjiman Widyodiningrat Jl. Pulo Gebang Jl. Seruni Jl. Palem Raja Jl. Palem Raya Jl. Lingkar Luar Timur Jl. Penggilingan Jl. Cakung Cilincing Barat Jl. Cakung Cilincing Timur Jl. Bekasi Raya Jl. Sakura Jl. DR. Sumarno Jl. Palad Jl. Menteng Niaga Jl. Tambun rengas Jl. Rorotan 2 Jl. Tanah Malaka Bulak Jl. Komarudin Jl. Ujung Menteng Jl. Kayu TinggiSumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

Nama Jalan Jl. Sultan Hamengku Buwono IX

Fungsi Jalan Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Arteri Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer

Duren Sawit)

ROW Eksisting (m) 36 8 25 10 27 18 30 15 11 10 10 16 21 33 7 20 10 10 8 8 19 6

ROW Rencana (m) 50 20 26 26 35 18 34 70 36 15 15 50 26 50 18 25 20 20 15 18 32 10

selatan)

-

-

Jalan Kolektor Primer

-

B.5.13.3 Rencana Sistem AngkutanA. Terminal Bis Terminal kota dan antar kota di Kecamatan Cakung direncanakan pembangunannya berada di jalan Lingkar Luar (Outer Ring Rood) tepatnya di Kelurahan Pulo Gebang. Terminal ini merupakan pengganti dari Terminal Pulo Gadung yang terletak di Kecamatan Pulo Gadung. Luas terminal Pulo Gebang ini direncanakan seluas 71.000 m2 berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 1272/1990 tertanggal 17 September 1990

B.5.13.2 Rencana Pelebaran JalanSeluruh wilayah Kecamatan Cakung direncakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan Cakung dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Cakung cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 5.22 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Cakung

B.

Angkutan AirIII-137

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Sebagai alternatif moda transportasi massal, maka pada wilayah Kecamatan Cakung direncakan akan di bangun jalur transportasi air (water way). Jalur transportasi air tersebut direncakan pada Banjir Kanal Timur dengan rute yang akan dilalui yaitu dari Banjir Kanal Timur kelurahan Cakung Timur sampai Banjir Kanal Barat. dengan keberadaan transportasi air tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan di DKI Jakarta. Selain itu keberdaan transportasi air tersebut juga diharapkan dapat sebagai objek wisata di sepanjang Banjir Kanal Timur sampai Banjir Kanal Barat.

Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.

kelingkungan yang padat penduduk Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai. Tabel 5.23 Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan CakungNo 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Jatinegara Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Cakung Timur Cakung Barat Rawa Terate Jumlah Penduduk (jiwa) 11.933 230.037 55.931 55.691 690.444 7009 262 1.051.307 Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 Timbulan Sampah (ltr/hari) 31.861,11 614.198,79 149.335,77 148.694,97 1.843.485,48 18.714,03 699,54 2.806.989,69 Timbulan Sampah (m3/hari) 31.86 614.20 149,34 148,69 1.843,49 18,71 0,70 2.806,99

B. 5.14 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan CakungPengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Drainse dan Pengendali Banjir Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut : Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah. Persampahan Produksi buangan sampah di Kecamatan Cakung sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 2.806.989,69 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masingmasing kelurahan sebanyak satu unit Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut: Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)

kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor penampungan air Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong

III-138

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 5.24 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan CakungNama Kali Kali Cakung Kali Buaran Kali Bekasi Tengah Banjir Kanal TimurSumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

Rencana Jaringan Air Bersih Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Cakung adalah sebesar 183.978.725 lt/hari. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini. Tabel 5.25 Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kecamatan CakungAsumsi Kebutuhan Air Bersih (ltr/org/hari) 175 175 175 175 175 175 175 Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari) 2.088.275 40.256.475 9.787.925 9.745.925 120.827.700 1.226.575 45.850 183.978.725 Kebutuhan Air Bersih (m3/hari) 2.088,28 40.256,48 9.787,93 9.745,93 120.827,70 1.226,58 45,85 183.978,73

ROW Eksisting (m) 5-10 5-10 5-7 -

ROW Rencana (m) 22 75 20 100

Listrik Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Cakung dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan. Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.

No 1 2 3 4 5 6 7

Kelurahan Jatinegara Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Cakung Timur Cakung Barat Rawa Terate Jumlah

Penduduk (jiwa) 11.933 230.037 55.931 55.691 690.444 7009 262 1.051.307

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Cakung ialah sebesar 24.947,19 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Cakung ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut. Tabel 5.26 Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Cakung

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan.

Telekomunikasi Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut: Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi 1 2 3 4 5 6 7 Jatinegara Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Cakung Timur