Rangkuman SISDIG KONSEP DIGITAL
-
Upload
stefanus-cendra-hogi -
Category
Documents
-
view
253 -
download
5
description
Transcript of Rangkuman SISDIG KONSEP DIGITAL
KONSEP DIGITAL
1
KONSEP DIGITALA.Besaran Analog dan Besaran Digital
Rangkaian elektronika dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu rangkaian analog dan rangkaian digital. Pengelompokan ini didasarkan pada jenis besaran yang dinyatakannya. Sinyal analog berhubungan dengan besaran kontinyu. Sementara sinyal digital berhubungan dengan besaran diskret.
Berikut adalah grafik data kontinyu (analog) dan diskret (digital).
Grafik SuhuGambar 1. Grafik data kontinyu (analog)
Grafik Suhu
Gambar 2. Grafik data diskret (digital)B.Angka Biner, Taraf Logika dan Bentuk Gelombang Digital Angka Biner
Dua angka dalam system biner, 0 dan 1 disebut bit . Bit adalah kependekan dari binary digit. 1 dinyatakan oleh taraf tegangan yang lebih tinggi (high/tinggi) dan 0 dinyatakan oleh taraf tegangan yang lebih rendah (low/rendah). Taraf-taraf Logika
Taraf logika (logic level )merupakan tegangan yang digunakan untuk menyatakan 1 dan 0. Idealnya satu taraf tegangan menyatakan tinggi dan sati taraf tegangan menyatakan rendah. Tetapi, dalam prekteknya tidak demikian. Logika tinggi mempunyai beberapa harga tegangan yang tertentu batas atas dan batas bawahnya. Demikian juga logika rendah. Bentuk Gelombang DigitalBentuk gelombang digital berisi taraf tegangan yang berubah bergantian dari kondisi tinggi ke kondisi rendah secara terus menerus. Gambar 3(a) menunjukkan satu pulsa (bentuk gelombang) positive-going yang terjadi bilataraf tegangan berubah dari rendah ke tinggi kemudian kembali ke rendah lagi. Sementara gambar 3(b) menunjukkan satu pulsa negative-going yang terjadi bila taraf tegangan berubah dari tinggi ke rendah kemudian sebaliknya.
Gambar 3.2
SISTEM BILANGAN, OPERASI DAN KODE
A.Bilangan Desimal
Bilangan decimal terdiri dari 10 angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9) yang setiap angkanya menyatakan suatu harga tertentu. Posisi setiap angka dalam bilangan decimal mempunyai bobot pengali yang berbeda-beda.B.Bilangan Biner
Sistem bilangan biner tidak selengkap bilangan decimal, karena dalam bilangan biner hanya mengenal dua angka yaitu 0 dan 1. Bilangan decimal dengan jumlah angka sepuluh dikenal dengan istilah system bilangan basis-10, sedangkan bilangan biner dengan jumlah angka dua mempunyai istilah system bilangan basis-2. Setiap posisi angka mempunyai bobot yang berbeda.
Contoh :
-10110110-01111000
-110.1101-1111.001
-11110000-10101010
B.1.Menghitung Dalam Biner
Berikut adalah table pembandingan menghitung dengan decimal dan biner.
Tabel.2.1B.2.Aritmatika Biner
PenjumlahanEmpat aturan dasar dalam penjumlahan biner adalah :
0+
0
=0; Sum=
0,Carry=00+
1
=1; Sum=
1,Carry=0
1+
0
=1; Sum=
1,Carry=0
1+
1
=0; Sum=
0,Carry=1
Contoh :
CarryCarry
1
1
0
1
1+0
0
1
1
0
0Pengurangan BinerDalam pengurangan biner juga terdapat empat aturan, yaitu :
0-
0
=01-
1
=0
1-
0
=1
0-
1
=1;0 - 1
dengan borrow = 1
Contoh :
0
1
1
0
1
-0
1
1
0
1
0
Perkalian BinerEmpat aturan dalam perkalian biner adalah :
0x
0
=0
0x
1
=0
1x
0
=0
1x
1
=1
Contoh :
111
x101
111
000
+111
100011
Pembagian BinerPembagian biner memiliki prosedur yang sama dengan pembagian dalam decimal.
Contoh :
10
1
1
110
11
000
B.3.Bilangan Biner BertandaBit TandaBit tanda (sign bit) merupakan bit paling kiri dari bilangan biner bertanda. Bit tanda berharga 0 jika bilangan positif dan 1 jika bilangan negative.
Komplemen 1 dan komplemen 2Komplemen 1 bilangan biner diperoleh dengan mengkomplemenkan semua bit. Contoh :
10
1
10010
bilangan biner
01
0
01101
komplemen-1
Untuk memperoleh komplemen-2 digunakan rumus dibawah ini :
Komplemen-2=komplemen-1+ 1C.
Bilangan Heksadesimal
Bilangan heksadesimal mempunyai basis enam belas (16), tersusun atas 10 angka (09) dan 6 huruf (AF). Tabel bilangan decimal, biner, dan heksa.
DesimalBinerHeksa
000000
100011
200102
300113
401004
501015
601106
701117
810008
910019
101010A
111011B
121100C
131101D
141110E
151111F
Tabel.2.2Setelah F maka perhitungan selanjutnya adalah : 10,11,12,13,,1A,1B,1C,,1F,20,21,22,
Konversi Biner ke HeksaKonversi dilakukan dengan mengelompokkan bit-bit biner masing-masing 4-bit, dimulai dari sebelah kanan. Kelompok bit terakhir (paling kiri) bias jadi tidak genap 4-bit. Untuk mengkonversi kelompok bit paling kiri tidak harus 4-bit, atau bias ditambah 0.
Contoh :
1. Konversikan 1101101001110101
Jawab :
1101101001110101
D
A 7 5
Konversi Heksa ke BinerUntuk mengkonversi dari bilangan heksadesimal ke biner adalah dengan membalik proses konversi dari biner ke heksadesimal.
Contoh :
1. Konversikan ke biner bilangan heksadesimal berikut : 4A01
Jawab :
4
A
0
1
01
00101000000001
Konversi Heksa ke DesimalCaranya adalah dengan mengkonversi bilangan heksadesimal tersebut ke biner dahulu, selanjutnya mengkonversi biner tersebut ke decimal.Contoh :
1. Konversi bilangan heksadesimal berikut ke decimal : 2B
Jawab :
2
B
00
101011
=25+23+21+20
=32+8+2+1
=43
Konversi Desimal ke HeksaCaranya adalah dengan motode pembagian dengan 16 berulang.
Contoh :
1.Ubah decimal 460 ke heksadesimal!
Jawab :
460/16= 28sisa 12 = B
28/16 = 1
sisa 12 = B
1/16 = 0
sisa 1 = 1
1 B B
(MSB) (LSB)
Pembagian akan berhenti, setelah hasil baginya 0.
D.Kode-Kode Bilangan
D.1.
BCD(Decimal Terkode Biner)
BCD adalah satu cara untuk mengekspresikan setiap angka decimal dengan kode biner. Dalam BCD hanya mengenal 10 angka dari 09. Masing-masing terdiri atas 4 bit. Berikut adalah table konversi dari decimal ke BCD :DesimalBCD
00000
10001
20010
30011
40100
50101
60110
70111
81000
91001
Tabel 2.3D.2.
Kode Gray
Kode gray merupakan kode tidak berbobot dan bukan suatu aritmatika. Pada kode gray hanya satu bit yang berubah (dari 0 ke 1, atau sebaliknya) pada setiap perubahan dari satu kode gray ke kode berikutnya. Berikut adalah table kesetaraan antara bilangan decimal, biner, dan kode gray.DesimalBinerKode Gray
000000000
100010001
200100011
300110010
401000110
501010111
601100101
701110100
810001100
910011101
1010101111
1110111110
1211001010
1311011011
1411101001
1511111000
Tabel 2.4
3GERBANG-GERBANG LOGIKAA.Gerbang Logika Dasar
A.1
Gerbang AND
Gerbang AND akan menghasilkan keluaran (X) berlogika 1, jika semua masukan (A dan B) berlogika 1.
A
BGambar 3.1. Simbol gerbang AND 2-masukan
Berikut adalah table kebenaran gerbang AND 2-masukan.
MasukanKeluaran
ABX
000
010
100
111
Tabel 3.1 Tabel Kebenaran gerbang AND 2-masukanJumlah kombinasi yang terjadi tergantung pada jumlah masukan gerbang AND yang digunakan. Jumlah kombinasi mengikuti aturan :
N = 2nDengan N adalah jumlah kombinasi dan n adalah jumlah masukan.
A.2
Gerbang OR
Gerbang OR mempunyai dua tau lebih masukan dan satu keluaran.
Gambar 3.2. Simbol gerbang OR 2-masukanBerikut adalah table kebenaran gerbang OR 2-masukan.
MasukanKeluaran
ABX
000
011
101
111
Tabel 3.2 Tabel kebenaran gerbang OR 2-masukanA.3
Gerbang NOT
Gerbang NOT atau pembalik (inverter), mempunyai satu masukan dan satu keluaran.
Gambar 3.3. Simbol gerbang NOT
Berikut adalah table kebenaran gerbang NOT.MasukanKeluaran
AX
01
10
Tabel 3.3 Tabel Kebenaran gerbang NOTB.Gerbang-Gerbang Logika GabunganB.1
Gerbang NAND
Istilah NAND adalah kependekan dari NOT-AND. Sesuai namanya, gerbang NAND merupakan gabungan dari sebuah AND dan sebuah NOT.
Gambar 3.4 Simbol gerbang NAND
Berikut adalah table kebenaran gerbang NAND.MasukanKeluaran
ABX
001
011
101
110
Tabel 3.4 Tabel kebenaran gerbang NANDB.2
Gerbang NOR
Istilah NOR adalah kependekan dari NOT-OR. Nama tersebut menunjukkan elemen pembentuknya, yaitu gerbang OR dan gerbang NOT.
Gambar 3.5 Simbol gerbang NOR
Berikut adalah table kebenaran gerbang NOR.
MasukanKeluaran
ABX
001
010
100
110
Tabel 3.5 Tabel kebenaran gerbang NOR
B.3
Gerbang XOR (EXOR)
Gerbang EXOR hanya memiliki dua masukan.
Gambar 3.6 Simbol gerbang XOR
Berikut adalah table kebenaran gerbang XOR.
MasukanKeluaran
ABX
000
011
101
110
Tabel 3.6 Tabel kebenaran gerbang XOR
B.4
Gerbang EXNOR
Gerbang EXNOR akan menghasilkan input HIGH jika kedua masukan mempunyai level yang sama.
Gambar 3.7 Simbol gerbang EXNOR
Berikut adalah table kebenaran gerbang EXNOR.
MasukanKeluaran
ABX
001
010
100
111
Tabel 3.8 Tabel kebenaran gerbang EXNOR
4
ALJABAR BOOLEAN DAN SIMPLIFIKASI LOGIKAA.Ekspresi Dan Operasi BooleanA.1
Penjumlahan Boolean
Penjumlahan Boolean ekivalen dengan operasi OR, yaitu :
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 1
A.2
Perkalian Boolean
Perkalian Boolean ekivalen dengan operasi AND, yaitu :
0 . 0 = 0
0 . 1 = 0
1 . 0 = 0
1 . 1 = 1
B.Hukum dan Aturan Aljabar BooleanB.1
Hukum Aljabar BooleanHukum Komutatif
Hukum komutatif penjumlahan adalah :
A + B = B + A
Hukum komutatif perkalian adalah :
AB = BAHukum Asosiatif
Hukum asosiatif penjumlahan (3 variabel) adalah :
A + (B + C) = (A + B) + C
Hukum asosiatif perkalian (3 variabel) adalah :
A(BC) =(AB)CHukum Distributif
Hukum distributive 3 variabel aturan penulisannya adalah :
A (BC) = (AB) CB.2
Aturan Aljabar Boolean
1.
A +0=A
2.
A+1=1
3.
A.0=0
4.
A.1=A
5.
A+A=A
6.
A+=1
7.
A.A=A
8.
A.=0
9.
=
A=A
10.A+AB=A
11.A+B=A+B
12.(A + B) (A + C) = A + BC
C.Teorema Demorgan
Teorema demorgan ada 2, yaitu :
1. Komplemen dari dua atau lebih variable yang di-AND-kan ekivalen dengan OR dari komplemen masing-masing variable.
2. Komplemen dari dua atau lebih variable yang di-OR-kan ekivalen dengan AND dari komplemen masing-masing variable.
Teorema demorgan untuk 2 variabel yaitu :
XY = X + Y
X + Y = XY
D.Simplifikasi Dengan Aljabar Boolean
Contoh simplifikasi ekspresi Boolean langkah demi langkah :Contoh :Gunakan teknik aljabar Boolean untuk menyederhanakan ekspresi berikut :
AB + A(B + C) + B(B + C)
Jawab :Langkah 1:Terapkan hukum distributive pada term kedua dan ketiga pada ekspresi tersebut, sehingga diperoleh :
AB + AB + AC + BB + BC
Lankag 2
:Terapkan aturan 5 (AB + AB = AB) :AB + AC + BB + BC
Langkah 3:Terapkan aturan 7 (BB = B) :
AB + AC + B + BC
Langkah 4:Terapkan aturan 10 (B + BC = B) :
AB + AC + B
Langkah 5:Terapkan aturan 10 (AB + B = B) :
B + AC
Jadi bentuk ekspresi yang paling sederhana dari (AB + AB + AC + BB + BC) adalah B + AC
E.Bentuk Standar Ekspresi BooleanE.1
Sum Of Product (SOP)
SOP merupakan penjumlahan (OR) dari perkalian (AND), maksudnya veriabel-variabel yang bersangkutan di-AND-kan dahulu, kemudian di-OR-kan.
Bentuk SOP StandarSOP standar adalah dimana seluruh term harus menampilkan semua variable dengan lengkap. Contohnya :X=AB + ABC
X=ABC + CDE + BCD
X=AB + ABC + ACE.2
Product Of Sum
POS, variable-variabel yang bersangkutan dikenai operasi OR, kemudian operasi AND. Bentuo POS tidak mengijinkan ada lebih dari satu variable dalam satu bar.
Bentuk POS Standar
Dalam POS standar variable-variabel juga harus dituliskan secara lengkap pada semua term. Contoh :X=(A+B).(A+B+C)
X=(A+B+C).(C+D+E).(B+C+D)
X=(A+B).(A+B+C).(A+C)F.Ekspresi Boolean Ke Tabel KebenaranF.1
Konversi SOP Ke Tabel Kebenaran
Ekspresi SOP sama dengan 1, jika dan hanya jika paling sedikit satu term-nya berharga 1. Jumlah kombinasi mengikuti aturan 2n, dengan n=jumlah variable.Contoh :
Buatlah table kebenaran dari ekspresi SOP (AB)C + A(BC) + ABC.
Penyelesaian : Ada tiga variable dalam domain, sehingga ada 8 kombinasi biner yang mungkin. Harga-harga biner yang membuat ekspresi berharga 1, adalah : (AB)C=001; A(BC)=100; ABC = 111.
MasukanKeluaran
ABCX
0000
0011
0100
0110
1001
1010
1100
1111
F.2
Konversi POS ke Tabel Kebenaran
Ekspresi POS akan menghasilkan 0, jika dan hanya jika paling sedikit satu term sama dengan 0.Contoh :
Buatlah table kebenaran untuk ekspresi P(A+B+C+D). (A+B+C+D). (A+B+C+D). (A+B+C+D).
Penyelesaian :
MasukanKeluaran
ABCDX
00001
00011
00101
00111
01000
01010
01100
01111
10001
10011
10101
10111
11001
11010
11101
11111
5LOGIKA KOMBINATORIALA.Rangkaian Logika Kombinatorial
Rangkaian logika kombinatorial merupakan rangkaian logika yang dibangun dari gerbang-gerbang logika (dasar maupun gabungan), sehingga membentuk suatu fungsi tertentu.B.Penjumlahan (Adder)
Adder ada dua macam, yaitu half-adder dan full-adder.
B.1
Half Adder
Rangkaian half_adder disusun berdasarkan operasi penjumlahan 2 bilangan 1-bit.
InputOutput
ABCarrySum (()
0000
0101
1001
1110
Tabel 5.1. Tabel penjumlahan 2 bilangan 1-bit
Implementasi ke gerbang adalah :
Gambar 5.1. Gerbang Half Adder
Simbol Half Adder adalah :
Gambar 5.2. Simbol Half AdderB.2
Full Adder
Sebuah Full-adder adalah gabungan dari 2 buah half-adder. Prinsip penyusunannya adalah penjumlahan 3 bilangan 1-bit.InputOutput
ABCinCoutSum(()
00000
00101
01001
01110
10001
10110
11010
11111
Tabel 5.2. Tabel Penjumlahan 3 bilangan 1-bit
Implementasi gabungan dari dua half-adder adalah :
Gambar 5.3. gabungan 2 half-adder
Gambar 5.4. Simbol full-adder
Berdasarkan jumlah bit bilangan yang dijumlahkan, maka kebutuhan full-adder-nya ada sebanyak 4 buah. Cara penyusunannya adalah :
Gambar 5.5. Adder parallel 4-bitC.Komparator
Fungsi komparator adalah untuk membandingkan besaran dari dua bilangan biner untuk menentukan hubungan antar keduanya (>, B dan A