rangkuman hukum

34
BAB I : ARTI DAN TUJUAN HUKUM MANUSIA DAN MASYARAKAT 1. Manusia sebagai Mahluk Sosial Manusia dalam keadaan apapun, dimanapun, dan pada zaman apapun selalu hidup bersama/berkelompok. Aristoteles (384-322 SM), seoarang ahli fikir Yunani Kuno menyatakan dalam ajarannya bahwa manusia adalah zoon politikon, artinya manusia adalah makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya. 2. Masyarakat Masyarakat merupakan persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama dan lazim. Masyarakat terbentuk bila ada dua orang atau lebih hidup bersama sehingga dalam pergaulan hidup itu timbul berbagai hubungan atau pertalian yang mengakibatkan seseorang dan orang lain saling mengenal dan saling mempengaruhi. 3. Golongan-Golongan dalam Masyarakat Pada umumnya ada tiga golongan utama pada masyarakat antara lain. 1. Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan/perkumpulan keluarga. 2. Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan/pekerjaan. 3. Golongan berdasarkan hubungan tujuan/pandangan hidup. Adapun golongan-golongan dalam masyarakat itu disebabkan antara lain. a. Merasa tertarik pada orang lain tertentu. b. Merasa mempunyai kesukaan yang sama dengan orang lain. c. Merasa memerlukan kekuatan/bantuan orang lain. d. Mempunyai hubungan daerah dengan orang lain. e. Mempunyai hubungan kerja dengan orang lain. Negara yang merupakan organisasi masyarakat yang berkekuasaan mempunyai kewajiban untuk mengatur agar keamanan terjamin dan ada perlindungan atas kepentingan tiap orang agar tercapai kebahagiaan yang merata dalam masyarakat.

Transcript of rangkuman hukum

Page 1: rangkuman hukum

BAB I : ARTI DAN TUJUAN HUKUM

MANUSIA DAN MASYARAKAT

1. Manusia sebagai Mahluk SosialManusia dalam keadaan apapun, dimanapun, dan pada zaman apapun selalu hidup bersama/berkelompok. Aristoteles (384-322 SM), seoarang ahli fikir Yunani Kuno menyatakan dalam ajarannya bahwa manusia adalah zoon politikon, artinya manusia adalah makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya.

2. MasyarakatMasyarakat merupakan persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama dan lazim. Masyarakat terbentuk bila ada dua orang atau lebih hidup bersama sehingga dalam pergaulan hidup itu timbul berbagai hubungan atau pertalian yang mengakibatkan seseorang dan orang lain saling mengenal dan saling mempengaruhi.

3. Golongan-Golongan dalam MasyarakatPada umumnya ada tiga golongan utama pada masyarakat antara lain.

1. Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan/perkumpulan keluarga.2. Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan/pekerjaan.3. Golongan berdasarkan hubungan tujuan/pandangan hidup.

Adapun golongan-golongan dalam masyarakat itu disebabkan antara lain.a. Merasa tertarik pada orang lain tertentu.b. Merasa mempunyai kesukaan yang sama dengan orang lain.c. Merasa memerlukan kekuatan/bantuan orang lain.d. Mempunyai hubungan daerah dengan orang lain.e. Mempunyai hubungan kerja dengan orang lain.Negara yang merupakan organisasi masyarakat yang berkekuasaan mempunyai kewajiban untuk mengatur agar keamanan terjamin dan ada perlindungan atas kepentingan tiap orang agar tercapai kebahagiaan yang merata dalam masyarakat.

4. Bentuk MasyarakatMasyarakat sebagai bentuk pergaulan hidup bermacam-macam ragamnya. Antara lain.a. Berdasarkan hubungan yang ditimbulkan para anggotanya.b. Berdasarkan sifat pembentukannya.c. Berdasarkan hubungan kekeluargaan.d. Berdasarkan peri kehidupan dan kebudayaan.

5. Pendorong Hidup BermasyarakatYang menyebabkan manusia selalu selalu hidup bermasyarakat adalah antara lain dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia. Naluri dalam diri manusia itu sudah ada

Page 2: rangkuman hukum

sejak kita dilahirkan tanpa ada orang lain yang mengajarkan. Selain itu faktor-faktor lain yang membuat manusia hidup bermasyarakay adalah ikatan pertalian darah, persamaan nasib, persamaan agama, persamaan bahasa, persamaan cita-cita, dsb. Bagi tiap individu hidup bersama merupakan suatu keharusan yang tidak dapat dielakkan.

6. Tata Hidup BermasyarakatTiap manusia mempunyai keinginan dan watak sendiri-sendiri. Namun di dalam masyarakat, manusia selalu mengadakan hubungan satu sama lain, mengadakan kerjasama, tolong-menolong, bantu-membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing.Seringkali keinginan manusia itu searah/sama, tapi tidak jarang juga keinginan manusia itu berlawanan sehingga menimbulkan persaingan dan perselisihan. Apabila perselisihan itu dibiarkan, bukan tidak mungkin terjadi perselisihan diantara masyarakat. Oelh karena itu manusia membuat peraturan-peraturan yang sesuai dengan norma bermasyarakat. Peraturan masyarakat yang bersifat memaksa untuk menjamin tata tertib dalam masyarakat dinamakan peraturan hokum atau kaedah hukum.

PENGERTIAN HUKUM

1. Apa Sebenarnya Hukum Itu?Menurut Prof. van Appeldoon tidak mungkin memberikan suatu definisi tentang apa yang dinamakan hukum. Menurutnya, definisi hukum sangat sulit untuk dibuat karena tidak mungkin untuk mengadakan definisi hukum sesuai dengan kenyataan. Sudah banyak sarjana hukum yang mencari batasan tentang definisi hukum, namun sampai sekarang hal itu masih belum memberikan hasil yang memuaskan.

2. Pendapat Para Sarjana tentang HukumBerikut ini beberapa definisi hukum menurut para ahli.a. Prof. Mr. E. M. Meyers mengatakan “hukum ialah semua aturan yang mengandung

pertimbangan kesusilaan ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan yang menjadi pedoman bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tugasnya”.

b. Leon Duguit mengatakan “hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh sasuatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu”.

c. Utrech mengatakan “ Hukum adalah himpunan perintah dan larangan untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat dan oleh karenanya masyarakat harus mematuhinya.”

d. Tulius Cucerco mengatakan “Hukum adalah akal tertinggi yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan”.

e. Thomas Hobbes mengatakan “Hukum adalah perintah-perintah dari orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah dan memaksakan perintahnya kepada orang lain”.

Page 3: rangkuman hukum

Beberapa definisi diatas merupakan definisi dari beberapa ahli hukum, namun karena hukum memiliki segi dan bentuk yang sangat banyak maka sangat sulit memberikan definisi yang tepat untuk hukum.

DEFINISI HUKUM SEBAGAI PEGANGAN

1. Beberapa Definisi HukumUtrech memberi batasan hukum sebagai berikut “hukum merupakan himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dank arena itu harus ditaati oleh masyarakat”.Selain itu juga ada beberapa ahli hukum Indonesia yang mencoba merumuskan definisi hukum antara lain :a. S.M. Amin, S.H. mengatakan hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma

dan sanksi dan bertujuan untuk mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terjaga.

b. J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H. mengatakan hukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yaitu menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh bdan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.

c. M.H. Tirtaamidjaja, S.H. mengatakan hukum ialah semua aturan yang harus dituruti dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mnegganti kerugian , jika melanggar aturan tersebut akan membahayakan diri sendiri atau harta.

2. Unsur-Unsur HukumHukum meliputi beberapa unsur antara lain :a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.b. Peraturan itu dilakukan oleh badan resmi yang berwajib.c. Peraturan itu bersifat memaksa.d. Sanksi terhadap pelanggaran tersebut adalah tegas.

3. Ciri-Ciri HukumBeberapa ciri hukum antara lain :a. Adanya perintah dan/atau larangan.b. Perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi oleh semua orang.

4. Sifat dari HukumHukum itu mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Ia merupakan peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan yang dapat memaksa orang supaya menaati tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas terhadap siapa yang tidak mau patuh menaati hukum.

Page 4: rangkuman hukum

TUJUAN HUKUM

Hukum sebenarnya bertujuan untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadlian dalam masyarakat itu. Berikut merupakan tujuan hukum menurut beberapa pakar hukum :

1. Prof. Subekti, S.H.Mengatakan bahwa hukum itu mengabdi pada tujuan Negara yang dalam pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.

2. Prof. Mr. Dr. L. J. van Apeldoorn Mengatakan bahwa tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup masyarakat secara damai. Hukum menghendaki perdamaian.

3. Teori EtisAdalah teori yang mengajarkan bahwa hukum itu semata-mata menghendaki keadilan. Menurut teori ini, hukum semata-mata harus ditentukan oleh kesadaran etis kita mengenai apa yang adil dan apa yang tidak adil.

4. GenyHukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Dan sebagai unsur dari keadilan disebutkannya kepentingan daya guna dan kemanfaatan.

5. Bentham (Teori Utilitis)Mengatakan bahwa hukum bertujuan semata-mata untuk mewujudkan apa yang berfaedah bagi masyarakat.

Page 5: rangkuman hukum

BAB II : SUMBER-SUMBER HUKUM

SUMBER HUKUM FORMAL DAN MATERIAL

Sumber hukum ialah apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang bila dilanggar mengakibatkan sanksi yang nyata.

Sumber hukum dapat kita lihat dari segi material dan formal :

1. Sumber Hukum MaterialDapat ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat dan sebagainya.

2. Sumber Hukum FormalAntara lain :a. Undang-Undang (statue)b. Kebiasaan (custom)c. Keputusan hakim (juresprudensi)d. Traktat (traty)e. Pendapat para sarjana (doktrin)

3. Undang-Undang (Statue)Suatu peraturan yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara.a. Undang-Undang dalam arti formal : ialah setiap keputusan pemerintah yang memerlukan

Undang-Undang karena cara pembuatannya.b. Undang-Undang dalam arti material : ialah setiap keputusan pemerintah yang menurut

isinya mengikat langsung setiap warga Negara.Syarat mutlak berlakunya undang-undnag adalah diundangkan dalam Lembaran Negara (LN) oleh Menteri atau Sekretaris Negara.

4. Kebiasaan (Custom)Kebiasaan ialah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dianggap sebagai pelanggaran perasaan hukum maka dengan demikian timbulah suatu kebiasaan hukum yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum.

5. Keputusan hakim (Juresprudensi)Juresprudensi adalah keputusan haki m terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar keputusan bagi hakim kemudian mengenai masalah yang sama.

Page 6: rangkuman hukum

Juresprudensi ada 2 yaitu :a. Juresprudensi tetap : keputusan hakim yang terjadi karena rangkaian keputusan serupa dan

yang menjadi dasar bagi penadilan untuk mengambil keputusan.b. Juresprudensi tidak tetap : hakim mengambil keputusan dari hakim terdahulu karena dia

sependapat dengan isi keputusannya dan itu hanya digunakan sebagai pedoman.

6. Traktat (Traty)Kesepakatan yg terjadi antara pihak-pihak yg bersangkutan terikat pada isi perjanjian yg mereka adakan. Hal ini disebut Pacta Sunt Servanda yang berarti bahwa perjanjian mengikat pihak-pihak yang mengadakannya atau setiap perjanjian harus ditaati dan ditepati.

7. Pendapat Para Sarjana (Doktrin)Doktrin merupakan pendapat para sarjana hukum yang ternama mempunyai kekuasaan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim

PERATURAN PERUNDANGAN DI INDONESIA

1. Massa Sebelum Dekrit Presiden 5 Juli 1959Berdasarkan Undang-Undang Sementara 1950 dan konstitusi RIS-1949, peraturan perundangan di Indonesia terdiri dari :a. Undang-Undang Dasar (UUD)b. Undang-Undang (biasa) dan Undang-Undang Daruratc. Peraturan Pemerintah Tingkat Pusatd. Peraturan Pemerintah Tingkat Daerah

2. Massa Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959Menurut ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan dikuatkan oleh ketetapan MPR No. V/MPR/1973 bentuk dan tata urutan peraturan perundangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD-1945)

Adalah peraturan Negara yang tertinggi dalam Negara yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari peraturan perundangan lainnya yang kemudian dikeluarkan oleh negara.

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)Adalah salah satu bentuk perundangan yang diadakan untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar atau Ketetapan MPR.

c. Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang (PERPU)Peraturan seperti ini perlu diadakan agar keselamatan Negara dijamin oleh pemerintah dalam keadaan yang genting yang memaksa pemerintah untuk bertindak lekas dan cepat.

Page 7: rangkuman hukum

d. Peraturan Pemerintah (PP)Peraturan Pemerintah memuat aturan-aturan umum untuk melaksanakan Undang-Undang, sedangkan peraturan pemerintah daerah memuat aturan-aturan untuk melaksanakan peraturanpemerintah pusat. Peraturan pemerintah daerah isinya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah pusat.

e. Keputusan PresidenPresiden berhak mengeluarkan keputusan presiden yang berisi keputusan yang berisi kaputusan yang bersifat khusus untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang yang bersangkutan, ketetapan MPR dalam bidang eksekutif atau peraturan pemerintah pusat.

f. Peraturan-Peraturan Pelaksanaan LainnyaContohnya adalah keputusan menteri, keputusan panglima angkatan bersenjata,dll harus dengan tegas berdasar dan bersumber pada peraturan perundangan yang lebih tinggi.

Page 8: rangkuman hukum

BAB III : MAZHAB-MAZHAB ILMU PENGETAHUAN HUKUM

MENGAPA ORANG MENAATI HUKUM?

Persoalan ketaatan terhadap hukum telah menimbulkan berbagai teori dan aliran pendapat atau mazhab-mazhab dalam ilmu pengetahuan hukum.

1. Mazhab Hukum AlamHukum alam ialah hukum yang oleh orang-orang berpikiran sehat dirasa selaras dengan kodrat alam. Teori tentang hukum alam telah ada sejak zaman dahulu yang antara lain diajarkan oleh Aristoteles yang mengajarkan ada 2 macam hukum yaitu :a. Hukum yang berlaku karena penetapan penguasa Negarab. Hukum yang tidak tergantung dari pandangan manusia tentang baik buruknya hukum yang

asliHukum alam hanya memuat asas-asas umum seperti :a. Berbuat baik dan jauhilah kejahatanb. Bertindaklah menurut akal sehatc. Cintailah sesamamu sperti engkau mencintai dirimu sendiri

2. Mazhab SejarahMenurut mazhab ini, hukum itu harus dipandang sebagai suatu penjelmaan dari jiwa atau rohani suatu bangsa. Selalu ada hubungan yang kuat antara hukum dengan kepribadian suatu bangsa.

3. Teori TeokrasiTeori teokrasi atau biasa disebut teori ketuhanan merupakan teori yang mendasarkan berlakunya hukum atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

4. Teori Kedaulatan RakyatBerdasarkan teori ini Negara berdasar pada kemauan rakyat, demikian halnya dengan semua peraturan adalah penjelmaan kemauan rakyat tersebut. Orang menaati hukum karena orang sudah berjanji menaatinya. Teori ini juga disebut Teori Perjanjian Masyarakat.

5. Teori Kedaulatan NegaraTeori ini menyangkal bahwa hukum berasal dari kemauan rakyat. Hukum itu ditaati karena negaralah yang menghendaki, hukum adalah kehendak Negara dan Negara mempunyai kekuaan yang tidak terbatas.

Page 9: rangkuman hukum

6. Teori Kedaulatan HukumMenurut teori ini, hukum itu ada karena anggota masyarakat mempunyai perasaan bagaimana seharusnya hukum itu. Hanyalah kaedah yang timbul dari perasaan hukum suatu anggota masyarakat, mempunyai kewajiban/ kekuasaan.

7. Asas KeseimbanganMenurut asas ini tiap orang menerima keuntungan atau mendapat kerugian sebanyak dasar-dasar yang telah ditetapkan atau diletakkan terlebih dahulu.

Page 10: rangkuman hukum

BAB IV : PENEMUAN HUKUM

PEMBENTUKAN HUKUM OLEH HAKIM

1. Hakim Merupakan Faktor Pembentuk HukumSeorang hakim harus bertindak selaku pembentuk hukum dalam hal peraturan perundangan yang tidak menyebutkan suatu ketentuan untuk menyelesaikan suatu perkara yang terjadi. Hakim harus menyesuaikan Undang-Undang dengan hal-hal yang konkrit oleh karena peraturan-peraturan tersebut tidak dapat mencakup segala peristiwa hukum yang timbul di masyarakat.

2. Keputusan Hakim Bukan Peraturan UmumKeputusan hakim tidak mempunyai kekuatan hukum yang berlaku seperti peraturan umum. Keputusan hakim hanya berlaku pada pihak yang bersangkutan. Keputusan hakim hanya berlaku tentang hal-hal yang diputuskan dalam keputusan itu.

PENAFSIRAN HUKUM (INTERPRETASI HUKUM)

Kodifikasi ialah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab Undang-Undang secara sistematis dan lengkap. Tujuan kodifikasi hukum adalah memperoleh kepastian hukum, penyederhanaan hukum, serta kesatuan hukum. Dengan adanya kodifikasi, hukum menjadi beku, statis, dan sukar berubah. Walaupun kodifikasi telah diatur selengkap-lengkapnya, tetapi tetap juga kurang sempurna dan masih terdapat banyak kekuarangan-kekuarangan hingga menyulitkan dalam pelaksanaan hukum. Hakim sebagai penegak hukum hanya memandang kodifikasi hukum sebagai suatu pedoman hukum agar ada kepastian hukum. Dalam memberi keputusan hukum, hakim harus mempertimbangkan dan mengingat perasaan keadilan yang hidup dalam masyarakat. Ada beberapa macam penafsiran hukum antara lain :

a. Penafsiran tata bahasa : cara penafsiran berdasarkan arti kata-kata dalam kalimat-kalimat menurut tata bahasa

b. Penafsiran autentik : penafsiran oleh Undang-Undang dimana Undang-Undang sudah memiliki pengertian tentang suatu kata

c. Penafsiran historis : penafsiran berdasarkan pada sejarah terjadinya hukum tersebutd. Penafsiran sistematis : cara penafsiran berdasarkan susunan pasal yang berhubungan dengan

pasal lainnyae. Penafsiran nasional : cara penafsiran dengan menyelidiki sesuai atau tidak dengan hukum yang

adaf. Penafsiran teleologis : penafsiran dengan cara mengingat maksud dan tujuan Undang-Undangg. Penafsiran ekstensif : penafsiran dengan memperluas arti kata dalam Undang-Undangh. Penafsiran restriktif : penafsiran dengan cara mempersempit arti kata dalam Undang-Undangi. Penafsiran analogis : penafsiran dengan cara memberi perumpamaan pada kata-kata sesuai

dengan asas hukumnya

Page 11: rangkuman hukum

j. Penafsiran peringkaran : cara penafsiran berdasarkan perlawanan pengertian antara masalah yang dihadapi dengan permasalahan yang diatur dalam Undang-Undang

PENGISIAN KEKOSONGAN HUKUM

Karena peraturan perundangan yang statis dan masyarakat yang dinamis, maka hakim sering harus memperbaiki Undang-Undang agar sesuai dengan kenyataan-kenyataan hidup dalam masyarakat. Hukum positif adalah peraturan perundangan yang berlaku dalam suatu Negara dalam suatu waktu tertentu. Hukum positif merupakan suatu sistem yang formal, yang sulit untuk mengubah atau mencabut walaupun sudah tak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat yang harus diatur oleh peraturan-peraturan tersebut.

1. Hakim Memenuhi Kekosongan HukumHakim dapat dan bahkan harus memenuhi kekosongan hukum yang ada dalam sistem hukum asalkan penambahan itu tidaklah membawa perubahan principal pada sistem hukum yang berlaku.

2. Konstruksi HukumDengan menggunakan konstrukis hukum, hakim dapat menyempurnakan sistem formal dari hukum yaitu sistem peraturan perundnagna yang berlaku.

Page 12: rangkuman hukum

BAB V : PEMBIDANGAN ILMU PENGETAHUAN HUKUM

KODIFIKASI HUKUM

Menurut bentuknya hukum dibendakan menjadi 2 yaitu :

1. Hukum tidak tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam kehidupan masyarakat tetapi tidak tertulis, berlaku dan ditaati seperti peraturan perundangan.

2. Hukum tertulis yaitu hukum yang dicantumkan dalam peraturan perUndang-Undangan. Hukum tertulis ada yang sudah dikodifikasikan dan belum dikodifikasikan. Kodifikasi ialah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab Undang-Undang secara sistematis dan lengkap. Unsur kodifikasi ialah sebagai berikut :a. Jenis-jenis hukum tertentub. Sistematisc. LengkapDan tujuan kodifikasi hukum adalah sebagai berikut :a. Kepastian hukum artinya tiap yang melanggar hukum pasti akan terkena sanksib. Penyederhanaan hukum artinya agar hukum itu tidak bertele-tele dan mudah dimengertic. Kesatuan hukum artinya disuatu daerah hanya ada satu hukum sehingga tidak

menyebabkan keambiguan.3. Contoh kodifikasi hukum

a. Di Eropa : Code Civil (mengenai hukum perdata) yang diusahakan oleh kaisar Napoleon di Perancis tahun 1604

b. Di Indonesia : Kitab Undang-Undang hukum sipil (1 Mei 1848)

MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM

1. Pembagian hukum menurut asas pembagiannyaHukum dibagi dalam beberapa golongan menurut beberapa asas pembagian sebagai berikut :1) Menurut sumbernya hukum dibagi dalam :

a. H ukum kebiasaan/adat : hukum yang terletak dalam peraturan peraturan kebiasaan.b. Hukum kebiasaan/adat : hukum yang terletak dalam peraturan peraturan kebiasaan.c. Hukum traktat : hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu perjanjian

antar negara.d. Hukum juresprudensi : hukum yang terbentuk akibat keputusan hakim.

2) Menurut bentuknya hukum dibagi dalam :a. Hukum tertulis.b. Hukum tidak tertulis.

Page 13: rangkuman hukum

3) Menurut tempat berlakunya hukum dibagi dalam :a. Hukum nasional : hukum yang berlaku pada suatu negara.b. Hukum internasional : hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia

internasional.c. Hukum asing : hukum yang berlaku di negara lain.d. Hukum gereja : kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh gereja untuk para

anggota-anggotanya.4) Menurut waktu berlakunya hukum dibagi dalam :

a. Ius constitutum : hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.

b. Ius constituendum : hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang.c. Hukum asasi : hukum yang berlaku dimana-mana dalam semua waktu dan untuk segala

bangsa di dunia.5) Menurut cara mempertahankannya hukum dibagi dalam :

a. Hukum material : hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan berwujud perintah-perintah dan larangan-larangan.

b. Hukum formal : hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material.

6) Menurut sifatnya hukum dapat dibagi dalam :a. Hukum yang memaksa : hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan

mempunyai paksaan mutlak.b. Hukum yang mengatur : hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang

bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.7) Menurut wujudnya hukum dapat dibagi dalam :

a. Hukum objektif : hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang/golongan tertentu.

b. Hukum subjektif : huku m yang timbul dari hukum objektif dan berlaku bagi seseorang tertentu atau lebih.

8) Menurut isinya hukum dapat dibagi dalam :a. Hukum privat : hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang

yang lain dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan.b. Hukum publik : hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat

perlengkapan dan hubungan antara negara dengan warganegara.

2. Hukum Sipil dan Hukum PublikDari segala macam hukum yang disebutkan diatas, hukum yang paling penting adalah hukum privat dan publik.a. Hukum privat, terdiri dari :

1. Hukum sipil dalam arti luas yang meliputi hukum perdata dan hukum dagang.2. Hukum sipil dalam arti sempit yang meliputi hukum perdata.

Page 14: rangkuman hukum

b. Hukum publik 1. Hukum tata negara2. Hukum administrasi negara3. Hukum pidana4. Hukum internasional

a) Hukum perdata internasionalb) Hukum publik internasional

3. Pembedaan hukum perdata (sipil) dengan hukum pidanaa. Perbedaan isinya

- Hukum perdata mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang yang lain dengan menitikberatkan kepada kepentingan perorangan.

- Hukum pidana hubungan hukum antara seorang anggota masyarakat dengan negara yang menguasai tata tertib masyarakat itu.

b. Perbedaan pelaksanaannya- Pelanggaran terhadap norma-norma perdata baru diambil tindakan oleh pengadilan

setelah ada pengaduan oleh pihak berkepentingan yang merasa dirugikan.- Pelanggaran pada norma hukum pdana pada umumnya segera diambil tindakan oleh

pengadilan tanpa ada pengaduan dari pihak yang dirugikan.c. Perbedaan menafsirkan

- Hukum perdata memperbolehkan untuk mengadakan macam-macam interpretasi terhadap Undang-Undang hukum perdata.

- Hukum pidana hanya boleh ditafsirkan menurut arti kata dalam Undang-Undang pidana itu sendiri.

4. Perbedaan acara perdata (hukum acara perdata) dengan acara pidana (hukum acara pidana)Hukum acara perdata adalah hukum yang mengatur bagaimana cara memelihara dan mempertahankan hukum perdata material.Hukum acara pidana adalah hukum yang mengatur bagaimana cara-cara memelihara dan mempertahankan hukum pidana material.1) Perbedaan mengadili

a) Hukum acara perdata mengatur cara-cara mengadili perkara-perkara di muka pengadilan perdata oleh hakim perdata.

b) Hukum acara pidana mengatur cara-cara mengadili perkara-perkara di muka pengadilan pidana oleh hakim pidana.

2) Perbedaan pelaksanaan a) Pada acara perdata inisiatif datang dari pihak yang berkepentingan dirugikan.b) Pada acara pidana inisiatifnya itu datang dari penuntut umum.

3) Perbedaan dalam penuntutan a) Dalam acara perdata yang menuntut si tergugat adalah pihak yang dirugikan.b) Dalam acara pidana jaksa menjadi penuntut terhadap terdakwa.

Page 15: rangkuman hukum

4) Perbedaan alat bukti a) Dalam acara perdata sumpah merupakan alat pembuktian (tulisan, saksi, persangkaan,

pengakuan, dan sumpah).b) Dalam acara pidana terdapat 4 alat pembuktian (tulisan, saksi, persangkaan, dan

pengakuan)

5) Perbedaan penarikan kembali suatu perkaraa) Dalam acara perdata sebelum ada keputusan hakim pihak-pihak yang bersangkutan

boleh menarik kembali perkaranya.b) Dalam acara pidana tidak dapat ditarik kembali.

6) Perbedaan kedudukan para pihaka) Dalam acara perdata pihak-pihak mempunyai kedudukan yang sama.b) Dalam acara pidana jaksa kedudukannya lebih tinggi dari terdakwa.

7) Perbedaan dalam dasar keputusan dasara) Dalam acara perdata putusan hakim cukup dengan mendasarkan diri kepada krbrnaran

formal saja.b) Dalam acara pidana putusan hakim harus mencari kebutuhan material.

8) Perbedaan macam hukumana) Dalam acara perdata tergugat yang terbukti kesalahannya dihukum denda atau

hukuman kurungan sebagai pengganti denda.b) Dalam acara pidana terdakwa yang terbukti kesalahannya dipidana mati, penjara,

kurungan atau denda, mungkin juga ditambah dengan hukum pidana tambahan.9) Perbedaan dalam bandingan

a. Bandingan perkara perdata dari pengadilan negeri ke pengadilan tinggi disebut appelb. Bandingan perkara pidana dari pengadilan negeri ke pengadilan tinggi disebut revisi

5. Golongan hukum pedata lainnyaHukum perdata itu berlaku berlaku terhadap penduduk dalam suatu negara yang tunduk pada hukum yang bersamaan. Jika penduduk dalam suatu negara tunduk pada hukum perdata yang berlainan, maka yang berlaku adalah hukum perselisisihan atau hukum koalisi atau hukum konflik atau hukum antar tata hukum. Hukum perselisihan adalah semua kaidah hukum yang menentukan hukum apakah yang berlaku apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangkut lebih dari satu sistem hukum.Hukum perselisihan ada beberapa jenis antara lain :a. Hukum antar golongan atau hukum intergenital

Hukum yang mengatur hubungan hukum antar orang-orang dalam satu negara/masyarakat yang tunduk kepada hukum perdata berlainan.

b. Hukum antar tempat atau hukum interlocalPeraturan-peraturan hukum yang menentukan hukum apakah dan hukum manakah yang berlaku apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangkut dua hukum atau lebih yang berlainan, disebabkan karena perbedaan tempat dari warganegara-warganegara dalam suatu negara.

Page 16: rangkuman hukum

c. Hukum antar bagian atau hukum interregionalPeraturan-peraturan hukum yang menentukan hukum apakah dan hukum manakah yang berlaku apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangkut dua hukum atau lebih yang berlainan disebabkan karena perbedaan bagian negara dalam suatu negara.

d. Hukum antar agama atau hukum interreligiousPeraturan-peraturan hukum yang menentukan hukum apakah dan hukum manakah yang berlaku apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangkut dua hukum atau lebih yang berlainan disebabkan karena perbedaan agama dalam suatu negara.

e. Hukum antar waktu atau hukum intertemporalPeraturan-peraturan hukum yang menentukan hukum apakah dan hukum manakah yang berlaku apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangkut dua hukum atau lebih yang berlainan disebabkan karena perbedaan waktu berlakunya dalam suatu negara.

6. Hukum yang dikodifikasikan dan hukum yang tidak dikodifikasikanHukum yang dikodifikasikan itu merupakan hukum tertulis, tapi tidak semua hukum tertulis itu dikodifikasikan sehingga hukum tertulis dapat dibedakan menjadi :1. Hukum tertulis yang sudah dikodifikasikan, misalnya :

a. Hukum pidanab. Hukum sipilc. Hukum dagangd. Hukum acara pidana

2. Hukum tertulis yang belun dikodifikasikan :a. Peraturan tentang hak merk perdaganganb. Peraturan tentang ikatan perkreditanc. Peraturan tentang kepailitand. Peraturan tentang hak cipta

Page 17: rangkuman hukum

BAB VI : ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KAEDAH HUKUM

HAKEKAT KAEDAH

1. Tata Tertib MasyarakatPeraturan hidup ialah yang memimpin kehidupan bersama, yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Di masyarakat ada aturan-aturan yang yang menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup sehingga kepentingan masing-masing dapat terpelihara dan terjamin disebut dengan norma. Norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud : a. Perintah : merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena itu

akibat-akibatnya dipandang baik.b. Larangan : merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena

akibat-akibatnya dipandang tidak baik.Norma berguna untuk memberi petunjuk kepada manusia bagaimana harus bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankan dan perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari.

2. Kaedah dalam masyarakatDi dunia ini manusia terikat oleh peraturan hidup yang disebut norma tanpa atau disertai sanksi. Bila seseorang melanggar suatu norma maka orang itu akan mengalami sanksi yang berbeda sifat dan bentuknya.Norma hukum disertai sanksi berupa hukuman yang sifatnya memaksa jika peraturan hidup itu dilanggar. Sanksi hukum dapat berupa :a. Pidana penjara (hukuman badan)b. Penggantian kerugian (pidana denda)

KAEDAH HUKUM DAN KAEDAH LAINNYA

Pergaulan hidup dibedakan dalam 4 macam norma antara lain :

1. Norma agamaNorma agama ialah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah, larangan, dan anjuran yang berasal dari tuhan. Norma agama bersifat umum dan sedunia serta berlaku bagi seluruh golongan manusia di dunia.

2. Norma kesusilaanNorma kesusilaan ialah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia. Norma kesusilaan inipun bersifat umum dan dapat diterima semua orang.

Page 18: rangkuman hukum

3. Norma kesopananNorma kesopanan ialah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan sekumpulan manusia. Norma ini tidak berlaku bagi seluruh manusia di dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi sebagian masyarakat tertentu saja.

4. Norma hukum Peraturan-peraturan yang timbul dari norma hukum dibuat oleh penguasa negara. Isinya mengikat semua orang dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, dengan sanksinya yang berupa ancaman hukuman.

Page 19: rangkuman hukum

BAB VII : ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU PENGERTIAN HUKUM

Dalam ilmu hukum sebagai ilmu pengertian hukum perlulah diketahui beberapa pengertian hukum seperti : masyarakat hukum, subjek hukum, objek hukum, peristiwa hukum, dll.

MASYARAKAT HUKUM

1. Macam-macam pembagian penduduk IndonesiaPenduduk Indonesia dapat dibagi berdasarkan :a. Undang-Undang kewarganegaraan Indonesia yang sekarang berlaku yaitu Undang-Undang

No. 62 Tahun 1958Penduduk dibagi dalam warganegara dan orang asing.a) Warganegara ialah setiap orang yang menurut Undang-Undang Kewarganegaraan

adalah termasuk warga negara.b) Orang asing ialah orang yang bukan warga negara.

b. Peraturan ketatanegaraan Hindia Belanda atau Indische Staatsregeling (I.S.) tahun 1958Penduduk Indonesia dibagi dalam 3 golongan penduduk yaitu :1) Golongan Eropa adalah :

a) Bangsa Belandab) Bukan Bangsa Belanda tapi orang yang asalnya dari Eropac) Bangsa Jepangd) Orang-orang dari negara lain yang hukum keluarganya sama dengan Hukum

Keluarga Belanda (Amerika, Australia, dll)e) Keturunan mereka yang disebut diatas

2) Golongan Timur Asing yang meliputi :a) Golongan Cina (Tionghoa)b) Golongan timur asing bukan Cina (Arab, India, Pakistan, Mesir, dll)

3) Golongan Bumiputera (Indonesia) ialah :a) Orang-orang Indonesia asli serta keturunannya yang tidak memasuki golongan

rakyat lain.b) Orang yang mula-mula golongan rakyat lain lalu masuk dan menyesuaikan hidupnya

dengan golongan Indonesia asli.

2. Berlakunya macam-macam hukum perdata

I Golongan Eropa

II Orang Timur Asing (Cina, bukan Cina)

III Orang Indonesia (wanita yang kawin dengan orang asing, Orang Indonesia yang menjadi tentara lain, dll.)

Orang Asing berasal dari :

I Golongan Indonesia

II Golongan Timur Asing (cina, bukan cina)

III Golongan Eropa

Warganegara Indonesia berasal dari :

Penduduk Indonesia

Page 20: rangkuman hukum

3. Hubungan hukum perdata antara golongan-golongan penduduk di Indonesiaa. Hubungan hukum antara orang-orang dalam satu golongan sendiri misalnya :

1) Jika 2 orang atau lebih warganegara Indonesia dari 1 golongan penduduk mengadakan hubungan hukum maka berlaku hukum perdata di Indonesia.

2) Jika 2 orang atau lebih orang asing di Indonesia dari 1 golongan penduduk mengadakan hubungan hukum maka berlaku hukum perdata yang berlaku di negara asalnya.

b. Hubungan hukum antara orang-orang yang berasal dari golongan penduduk berlainan misalnya :1) Jika 2 orang atau lebih warganegara Indonesia yang masing-masing berasal dari

golongan penduduk berlainan mengadakan hubungan hukum maka berlaku hubungan hukum antar golongan (Hukum Intergentil).

2) Jika 2 orang atau lebih orang asing di Indonesia yang masing-masing berlainan golongan penduduknya atau masing-masing berlainan kewarganegaraan mengadakan hubungan hukum maka berlaku hukum perdata internasional.

4. Penggantian dan pilihan hukum perdataHukum Perdata barat id Indonesia dinyatakan berlaku bagi orang Eropa dan juga bagi golongan lain dari golongan Eropa. Ada beberapa cara dimana orang-orang yang bukan golongan Eropa dapat tunduk pada Hukum Perdata Barat di Indonesia antara lain :a. Persamaan hakb. Pernyataan berlakunya hukumc. Penundukan sukarela terhadap Hukum Perdata Eropa

5. Persamaan hakPersamaan hak mengakibatkan seorang bukan Eropa berubah statusnya menjadi orang Eropa. Orang yang sebelumnya termasuk orang bukan Eropa dan tunduk pada hukumnya sendiri lalu kedudukannya disamakan dengan orang Eropa dan tunduk kepada seluruh Hukum Perdata maupun Hukum Publik.

6. Kewarganegaraan Republik IndonesiaRakyat suatu negara meliputi semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara dan tunduk pada kekuatan negara itu. Sedangkan orang-orang yang berada di suatu negara dapat dibagi menjadi penduduk dan bukan penduduk. Penduduk dapat dibagi atas :a. Penduduk warganegarab. Penduduk buka warganegaraAsas yang digunakan untuk menentukan termasuk tidaknya seseorang sebagai warganegara adalah : a. Ius sanguinis : menetapkan kewarganegaraan seseorang dari keturunan orang yang

bersangkutan.b. Ius soli : menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau negara ia

dilahirkan.

Page 21: rangkuman hukum

7. Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesiaa. Penggolongan penduduk pada zaman Belanda

Menurut peraturan Hindia Belanda penghuni tanah air Indonesia yang bukan orang asing disebut kaulanegara Belanda. Kaulanegara Belanda ini dibedakan menjadi :1) Kaulanegara Belanda orang Belanda2) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi yang termasuk Bumiputera3) Kaulanegara Belanda bukan orang Belanda tetapi juga bukan Bumiputera

b. Undang-Undang RI No. 3 Tahun 1946Menurut undang-undnag ini penduduk ialah mereka yang bertempat tinggal di Indonesia selama satu tahun berturut-turut. Dijelaskan warga Indonesia pada pokoknya adalah :1) Penduduk asli dalamdaerah RI, termasuk anak-anak dari penduduk asli itu.2) Istri seorang warganegara Indonesia3) Keturunan dari seorang warganegara yang kawin dengan wanita warganegara asing.4) Anak-anak yang lahir dalam daerah RI yang oleh orang tuanya tidak diakui dengan cara

yang sah.5) Anak-anak yang lahir dalam daerah Indonesia dan tidak diketahui siapa orangtuanya.6) Anak-anak yang lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya yang berkebangsaan

indonesia meninggal.7) Orang bukan penduduk asli yang paling akhir telah bertempat tinggal di Indonesia

selama 5 tahun berturut-turut dan telah berumur 21 tahun atau telah kawin.8) Masuk menjadi warga Indonesia dengan cara naturalisasi.

c. Persetujuan kewarganegaraan dalam KMBMenurut KMB warganegara Indonesia adalah :1) Penduduk asli Indonesia.2) Orang Indonesia, kaulanegara Belanda yang bertempat tinggal di Suriname atau Antillen

(koloni Belanda).3) Orang Cina dan Arab yang tinggal di Indonesia atau sedikit-dikitnya 6 bulan bertempat

tinggal di Indonesia.4) Orang Belanda yang dilahirkan di wilayah Indonesia atau sedikit-dikitnya 6 bulan

bertempat tinggal di Indonesia.5) Orang asing yang lahir di Indonesia dan bertempat tinggal di Indonesia.

8. UU no.62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik IndonesiaMerupakan Undang-Undang yang berlaku sekarang. Menurut UU itu warganegara Indonesia adalah : a. Mereka yang telah menjadi warga Indonesia berdasarkan peraturan sebelumnya.b. Mereka yang memenuhi syarat tertentu yang diharapkan dalam UU itu.

Page 22: rangkuman hukum

9. Pewarganegaraan (Naturalisasi)a. Cara naturalisasi

Negara Indonesia memberi kesempatan kepada orang asing untuk menjadi warganegara. Caranya ialah dengan naturalisasi. Syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam naturalisasi adalah :1) Sudah berumur 21 tahun.2) Lahir dalam wilayah RI atau sudah tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut

atau 10 tahun tidak berturut-turut.3) Apabila lelaki yang sudah kawin, perlu mendapat persetujuan istrinya.4) Dapat berbahasa Indonesia, tahu pengetahuan tentang Indonesia, dan tidak pernah

dihukum karena merugikan Indonesia.5) Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.6) Bersedia membayar sejumlah kas pada negara.7) Mempunyai mata pencaharian tetap.8) Tidak mempunyai kewarganegaraan lain.

b. Akibat naturalisasiNaturalisasi membawa akibat hukum bagi anak dan istri (bila sudah menikah) karena naturalisasinya.

10. Masalah dwi kewarganegaraan di IndonesiaDi wajibkan bagi setiap orang yang mempunyai kewarganegaraan ganda untuk menentukan pilihannya, apakah ia memilih negara lain atau memilih Indonesia.

11. Kehilangan kewarganegaraan IndonesiaSeorang warga negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya dengan alas an sebagai berikut :a. Kawin dengan laki-laki asing.b. Putusnya perkawinan wanita asing dengan laki-laki Indonesia.c. Anak seorang orangtua yang kehilangan kewarganegaraannya.d. Memperoleh kewarganegaan lain karena keinginannya sendiri.e. Tidak menolak atau melepas kewarganegaraan lain.f. Diakui oleh orang asing sebagai anaknya.g. Diangkat anak secara sah oleh orang asing.h. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Menteri Kehakiman dengan persetujuan

Dewan Menteri.i. Masuk dalam dinas asing tanpa izin pada menteri Kehakiman RI sebelumnya.j. Menyatakan sumpah atau janji setia pada negara lain.k. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat kenegaraan dari negara asing.l. Mempunyai paspor dari negara asing.m. Bertempat tinggal di negara asing selama 5 tahun berturut-turut dan tidak menyatakan ingin

tetap menjadi warga Indonesia.

Page 23: rangkuman hukum

SUBJEK HUKUM DAN OBJEK HUKUM

1. Subjek hukumSubjek hukum merupakan sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban.Subjek hukum terdiri dari :a. Manusia : merupakan keseluruhan manusia sejak dia lahir sampai meninggal dunia.b. Badan hukum : memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan manusiaSelain itu ada objek hukum yang dirasa tidak cakap hukum antara lain :a. Orang yang masih dibawa umur.b. Orang yang tak sehat pikirannya.c. Orang perempuan dalam pernikahan.Badan hukum ada 2 antara lain :1) Badan hukum publik misalnya : negara, kotamadya, desa, dll2) Badan hukum perdata misalnya : perusahaan, masjid, yayasan, dll.

2. Objek hukumObjek hukum ialah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan dapat menjadi objek perhubungan suatu hukum. Biasanya objek hukum adalah benda.Benda dapat dibagi menjadi :a. Benda yang berwujud, misalkan : rumah, buku, dll.b. Benda yang tidak berwujud, misalkan : hak cipta, hak merk, dll.Dan ada juga yang mengklasifikasikan benda dalam :a. Benda tidak bergerak, misalnya : tanah, gedung, rumah, dll.b. Benda bergerak, misalnya : sepeda, meja, hewan, dll.

PERBUATAN HUKUM

Segala perbuatan manusia yang secara sengaja dilakukan oleh seorang untuk menimbulkan hak dan/atau kewajiban dinamakan perbuatan hukum. Perbuatan hukum terdiri dari :

1. Perbuatan hukum sepihak Perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak saja dan menimbulkan hak dan kewajiban pada satu pihak pula.

2. Perbuatan hukum dua pihakPerbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak dan menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua pihak.

Page 24: rangkuman hukum

PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM HAK

1. Pengertian HakHak ialah hukum yang dihubungkan dengan seorang manusia atau subjek hukum tertentu dan dengan demikian menjelma menjadi sebuah kekuasaan.

2. Hak MutlakHak mutlak ialah hak yang memberikan wewenang kepada seseorang untuk melakukan suatu perbuatan hak mana dapat dipertahankan terhadak siapapun, dan sebaliknya setiap orang juga harus menghormati hak tersebut.Hak mutlak dapat dibagi menjadi :a. Hak Asasi Manusiab. Hak Publik Mutlakc. Hak Keperdataan

3. Hak Nisbi Hak nisbi atau hak relatif ialah hak yang memberi wewenang kepada orang tertentu untuk menuntut agar orang lain memberikan sesuatu, melakukan sesuatu, atau tidak melakukan sesuatu.

PERISTIWA HUKUM

1. Dalam hukum dua macam peristiwa hukum yaitu :a. Perbuatan subjek hukumb. Peristiwa lain yang bukan perbuatan subjek hukumDikenal dua macam perbuatan hukum yaitu :a. Perbuatan hukum yang bersegi satu yaitu tiap perbuatan yang akibat hukumnya ditimbulkan

oleh kehendak dari yang melakukan perbuatan itu menjadi unsur pokok dari perbuatan tersebut.

b. Perbuatan hukum bersegi dua yaitu tiap perbuatan yang akibat hukumnya ditimbulkan oleh kehendak dari dua subjek hukum, dua pihak atau lebih. Tiap perbuatan yang bersegi dua merupakan sebuah perjanjian.

2. Zaakwaarneming dan onrechtmatige daadZaakwaarneming merupakan perbuatan memperhatikan kepentingan orang lain dengan tidak dimintai oleh orang yang bersangkutan untuk diperhatikan kepentingannya.Onrechtmatige daad merupakan perbuatan yang bertentangan dengan hukum.

Page 25: rangkuman hukum

Uraian tentang peristiwa hukum dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

Perbuatan seperti “zaacwaarneming”

Perbuatan yang bertentangan dengan hukum

Perbuatan hukum yang bersegi satu (wasiat)

Perbuatan hukum yang bersegi dua (perjanjian)

Kematian

Kelahiran

Lewat waktu

Peristiwa yang bukan hukum

Perbuatan hukum

Perbuatan yang bukan perbuatan hukum

Perbuatan subjek hukum

Peristiwa hukum

Page 26: rangkuman hukum

RANGKUMAN BAB I – BAB VII

OLEH :

ARIZALDHY SATRIA NUGRAHA

I – AA / 06

PENGANTAR ILMU HUKUM

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

2010