Rancangan Rks

16
PEKERJAAN DRAINASE A. Lingkup Pekerjaan Pembangunan Drainase Meliputi : 1. Pekerjaan Tanah dengan membuat : a. Galian tanah biasa pada saluran terbuka dan tertutup b. Timbunan 2. Pekerjaan konstruksi Pasangan Batu kali Saluran Terbuka : a. Pasangan Batu kali Komposisi Campuran 1 Semen : 3 Pasir b. Plesteran Full (Topi, Dinding) 1 Semen : 3 Pasir c. Lantai Saluran Rabat Beton K.125 B. Pekerjaan Saluran Pasangan Batu. 1. Penjelasan Umum a. Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi persyaratan arah, ketinggian dan perincian yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan perintah direksi tehnik. b. Pekerjaan ini juga meliputi relokasi atau perlindungan dari saluran/sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang akan terganggu baik sementara maupun tetap, selama penyelesaian pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan kontrak. 2. Toleransi Dimensi Saluran. a. Ketinggian akhir dari dasar selokan harus tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang dipersyaratkan atau disetujui pada titik, dan harus cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dari air tanpa tergenang pada saat aliran yang kecil. b. Kedudukan akhir aligmennya dan profil penampang melintang tidak boleh berbeda dengan apa yang dipersyaratkan atau dari yang telah disetujui pada setiap titik melebihi 5 cm. 3. Pelaporan . a. Contoh material yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu selokan harus diserahkan seperti yang ditentukan dalam kontrak. b. Kontraktor harus memberitahukan direksi teknik setelah selesainya pembuatan formasi seluruh selokan dan bahan tidak boleh dipasang sampai direksi teknik menyetujui formasi tersebut. 4. Jadwal kerja. a. Kontraktor harus menjamin pembuatan Drainase yang baik dengan merencanakan pekerjaan selokan sedemikian rupa agar drainase berfungsi sebelum pekerjaan pada timbunan ( Urugan ) dan struktur perkerasan. b. Selokan / Drainase harus pertama– tama dipotong sedikit lebih kecil dari penampang melintang yang disetujui, dan pemotongan akhir termasuk perbaikan dari setiap kerusakan yang terjadi selama

description

hasil

Transcript of Rancangan Rks

Page 1: Rancangan Rks

PEKERJAAN DRAINASEA. Lingkup Pekerjaan

Pembangunan Drainase Meliputi :1. Pekerjaan Tanah dengan membuat :

a. Galian tanah biasa pada saluran terbuka dan tertutupb. Timbunan

2. Pekerjaan konstruksi Pasangan Batu kali Saluran Terbuka :a. Pasangan Batu kali Komposisi Campuran 1 Semen : 3 Pasirb. Plesteran Full (Topi, Dinding) 1 Semen : 3 Pasirc. Lantai Saluran Rabat Beton K.125

B. Pekerjaan Saluran Pasangan Batu.1. Penjelasan Umuma. Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru sesuai dengan spesifikasi dan

memenuhi persyaratan arah, ketinggian dan perincian yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan perintah direksi tehnik.

b. Pekerjaan ini juga meliputi relokasi atau perlindungan dari saluran/sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang akan terganggu baik sementara maupun tetap, selama penyelesaian pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan kontrak.

2. Toleransi Dimensi Saluran.a. Ketinggian akhir dari dasar selokan harus tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm

dari yang dipersyaratkan atau disetujui pada titik, dan harus cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dari air tanpa tergenang pada saat aliran yang kecil.

b. Kedudukan akhir aligmennya dan profil penampang melintang tidak boleh berbeda dengan apa yang dipersyaratkan atau dari yang telah disetujui pada setiap titik melebihi 5 cm.

3. Pelaporan .a. Contoh material yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu selokan

harus diserahkan seperti yang ditentukan dalam kontrak.b. Kontraktor harus memberitahukan direksi teknik setelah selesainya pembuatan

formasi seluruh selokan dan bahan tidak boleh dipasang sampai direksi teknik menyetujui formasi tersebut.

4. Jadwal kerja.a. Kontraktor harus menjamin pembuatan Drainase yang baik dengan

merencanakan pekerjaan selokan sedemikian rupa agar drainase berfungsi sebelum pekerjaan pada timbunan ( Urugan ) dan struktur perkerasan.

b. Selokan / Drainase harus pertama– tama dipotong sedikit lebih kecil dari penampang melintang yang disetujui, dan pemotongan akhir termasuk perbaikan dari setiap kerusakan yang terjadi selama pekerjaan, harus dilaksanakan kembali setelah selesainya seluruh pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahan.

5. Perbaikan Dari Pekerjaan yang tidak memuaskan.a. Pekerjaan pengukuran proil permukaan yang ada atau yang dibangun kalau

dianggap perlu harus diulang untuk mendapatkan catatan yang teliti dari keadaan fisik, sampai disetujui pihak Direksi Tehnik.

b. Pekerjaan pengukuran selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan diatas atau jika yang tidak dapat diterima oleh Direksi Tehnik, harus diperbaiki oleh kontraktor seperti yang diperintahkan oleh Direksi Tehnik.

6. Pelaksanaan

Page 2: Rancangan Rks

a. Lokasi, panjang, arah dari dan kelandaian yang diperlukan dari seluruh selokan yang akan dibentuk atau digali atau di beri pasangan, dan lokasi dari seluruh lubang penampungan dan pembuangan yang berhubungan harus ditentukan oleh kontraktor benar –benar sesuai dengan detail konstruksi yang disediakan oleh direksi Teknik.

b. Penggalian, penimbunan dan pemotongan harus dilakukan sebagaimana diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama, sesuai garis dan kelandaian yang ditunjukkan pada gambar potongan memanjang yang disetujui dan sesuai profil yang ditunjukan pada gambar tipe selokan atau sebagaiman diperintahkan oleh Direksi Teknik.

c. Setelah ada persetujuan Direksi Teknik tentang formasi Selokan yang disiapkan, Pasangan batu harus dipasang seperti yang ditentukan dalam kontrak.

d. Seluruh bahan dari hasil galian harus dibuang dari selokan sekurang –kurangnya pada jarak 10 m hingga tidak ada bahan yang berlebihan yang akan masuk kembali kedalam selokan yang telah digali, di kemudain hari.

7. Pengaman Saluran Air yang ada.a. Sungai atau kanal yang berbatasan degan pekerjaan dari kontrak ini, tidak boleh

diganggu tanpa persetujuan Direksi Teknik. Jika Galian atau Pengerukan pada dasar sungai tidak dapat dihindari untuk pelaksanaan yang layak dari pekerjaan. Kontraktor harus menimbun kembali seluruh galian sedemikian rupa hingga ke permukaan tanah asli atau dasar sungai dengan material yang disetujui direksi Teknik, setelah pekerjaan selasai.

Pasal 3Pekerjaan Pembersihan, Selesai dan Tambahan

2. Pekerjaan PembersihanPembersihan Selama Pelaksanaana. Pihak kontraktor harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah daritumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya.b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran.c. Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya.d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahanbahansisa, kotoran dan sampah sebelum dibuang.2. Pembersihan Akhira. Semua sisa bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang kotorharus dicuci dan diberishkan.c. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yangberlaku.3. Pekerjaan SelesaiPekerjaan dianggap selesai jika :a. Pembersihan daerah milik jalan (damija) telah selesai dikerjakanb. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuaiketentuan yang berlaku.4. Pekerjaan Tambahana. Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi,pemeriksaan bahan, mutu serta ketentuan lain dari pemeriksaan yangmenyangkut pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini termasuk pula sebagaisyarat-syarat yang harus dipenuh dan ditaati.

Page 3: Rancangan Rks

b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaiankontraktor adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan untukkedua kalinya menjadi tanggungan rekanan.

PEKERJAAN DRAINASE

GALIAN TANAH

1. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian tanah dan pembuangan tanah galian sejauh 30 m dari lubang galian.

2. Galian dilaksanakan untuk pembuatan selokan – selokan, pondasi penahan bahu jalan (plengsengan) dan pembuatan duiker.

3. Lebar dan kedalaman galian disesuaikan dengan gambar rencana atau menurut petunjuk direksi lapangan.

4. Penggalian yang memotong jalan harus dilaksanakan dengan cara menggunakan setengah lebar jalan agar jalan tersebut tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.

5. Kontraktor bertanggung jawab atas biaya pembuangan tanah termasuk pengangkutan, mendapat ijin dari pemilik buangan tersebut ditempatkan.

6. Semua galian terbuka supaya dipasang penghalang atau tanda peringatan dan pada malam hari dengan drum dicat putih atau lampu merah sehingga memuaskan direksi lapangan.

7. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan terhadap kabel – kabel telepon, pipa air atau struktur lainnya dibawah permukaan yang ditemukan dan harus bertanggung jawab untuk biaya perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh pelaksanaan galian.

8. Penggalian yang dilaksanakan diluar garis batas profil tidak akan dimasukkan kedalam volume.

9. Satuan pembayaran galian tanah adalah meter kubik.

PASANGAN BATU KALI

1. Pasangan batu kali digunakan pada pondasi, dinding dan lantai saluran dengan menggunakan campuran 1 PC : 4 Pasir.

2. Batu yang digunakan untuk pasangan harus kuat, bersih dan pecah kecuali untuk muka pasangan (rain).

3. Pada saat pemasangan batu, celah – celah diantara batu harus terisi spesi dan susunan batu harus saling mengikat ( tidak segaris ).

4. Pasangan batu yang sudah terpasang namun ada beberapa batu yang menonjol ( tidak segaris ) kontraktor harus memperbaiki kembali hingga memuaskan direksi lapangan.

5. Pasir yang digunakan harus bersih dari debu / kotoran dengan dibuktikan dari laboratorium.

Page 4: Rancangan Rks

6. Untuk mendapatkan gaya geser yang lebih besar sebelum memasang batu kali pada bagian dasar ( alas supaya diurug pasir/beton rabat ).

PEKERJAAN KANSTIN BETON

1. Pekerjaan kanstin depan menggunakan beton dengan mutu K.1752. Kanstin beton dibuat dengan panjang maximal 1 m’.3. Kayu usuk dan papan yang digunakan untuk bekisting kanstin harus lurus

dan kuat.

PEKERJAAN KANSTIN BATU BATA

1. Semua pasangan batu bata untuk kanstin belakang dibuat dengan campuran 1 Pc : 4 Psr. { pasir yang dipakai adalah pasir pasang }. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dari hasil pembakaran yang masak dan berukuran sama menurut aturan normalisasi serta warnanya. Sebelum bata dipasang, bata harus direndam dulu didalamair hingga jenuh. Semua bahan harus memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Umum untuk bahan – bahan di Indonesia ( PUBI 1970 Ni – 3 ). Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemasangan batu bata antara lain :a. Tidak diperbolehkan memakai batu bata yang pernah dipakai ( bekas)

atau batu bata yang pecah – pecah.b. Semua voog ( siar ) diantara pasangan batu bata pada hari

pemasangan harus dikeruk sedalam 1 cm pada bagian luar dan dalam.

PEKERJAAN SIARAN

1. Pekerjaan siaran dilaksanakan pada dinding saluran.2. Perbandingan campuran untuk pekerjaan siaran 1 PC : 2 Pasir dan

pekerjaan ini harus dilaksanakan serapi mungkin hingga memuaskan direksi lapangan.

3. Pelaksanaan siaran dibuat menonjol ( timbul ) dengan model mata sapi pada pasangan dengan muka rain alami, jika menggunakan batu pecah rain buatan maka siaran dibuat rata.

PEKERJAAN PLESTERAN

1. Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada permukaan atas pasangan dan lantai saluran. Perbandingan campuran untuk pekerjaan plesteran 1 PC : 4 Pasir dan pekerjaan ini harus dilaksanakan serapi mungkin hingga memuaskan direksi lapangan.

2. Pelaksanaan pekerjaan ini pada pertemuan/sudut – sudut harus membentuk sudut yang lurus dan tajam.

Page 5: Rancangan Rks

PEKERJAAN BETON

1. Bahan yang digunakan untuk campuran beton (PC, pasir, kerikil, air) harus mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan.

2. Pekerjaan beton dapat dilaksanakan setelah kontraktor mengajukan max design beton (jika volume beton besar dan yang dikerjakan adalah jembatan).

3. Komposisi campuran beton supaya mengacu pada mix design yang telah disetujui oleh direksi lapangan.

4. Sebelum pengecoran dilaksanakan kontraktor harus melapor kepada direksi lapangan paling sedikit 24 jam.

5. Pengeocoran dapat dilakukan pada cuaca kering, apabila keadaan cuaca tidak menentu kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan dan direksi lapangan harus menentukan apakah pengecoran dilanjutkan atau ditunda.

6. Pencampuran beton harus menggunakan mesin pencamur (molen) kecuali untuk pekerjaan beton dengan volume kecil dapat digunakan secara manual ( dengan tangan ) namun harus dilakukan diatas permukaan (alas) yang keras, bersih dan kedap air.

7. Penuangan beton harus diatur sedemikian rupa jangan sampai terjadi segregasi (pemisahan agregat).

8. Acuan perancah yang digunakan harus dari bahan yang disetujui oleh direksi lapangan.

9. Struktur kayu untuk acuan/perancah harus cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan, perawatan dan pengerasan beton.

10. Pemadatan beton harus menggunakan alat penggetar ( vibrator ) utamanya untuk balok dan pada bagian celah – celah yang sulit dilakukan dengan rojokan tangan.

11. Penggetar harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar kedalam beton cor yang masih segar dan digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak masing – masing 45 cm.

12. Perancah atau acuan tidak boleh dibongkar sebelum beton telah cukup kaku dan mengeras, dan telah mempunyai kekuatan yang cukup untuk berdiri ( mendukung ) sendiri dan harus mendapat ijin dari direksi lapangan.

13. Perawatan beton dilaksanakan setelah beton mulai mengeras, beton harus dilindungi terhadap hujan lebat, panas matahari atau kerusakan fisik yang dapat menggeser beton.

14. Besi beton yang digunakan adalah besi yang baru ( bukan besi bekas sisa bongkaran ) dibuktikan dengan faktur pembelian dan lokasi proses pembuatan ( pemotongan dan pembengkokan ) supaya mendapat persetujuan direksi lapangan.

Page 6: Rancangan Rks

15. Untuk menjamin pengerasan beton harus dirawat dengan menutup dengan pasir basah atau direndam dengan air.

16. Diameter baja tulangan harus disesuaikan dengan gambar rencana serta baja tulangan yang berkarat ( rusak ) akan ditolak oleh direksi lapangan.

17. Pembengkokan baja tulangan harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak digunakan batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali pada tempat yang sama.

18. Kawat pengikat yang digunakan untuk pengikatan baja tulangan harus dari kawat baja dan disetujui oleh direksi lapangan serta akhir puntiran harus menghadap kedalam beton.

19. Batang baja tulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari perpindahan tempat selama penulangan.

20. Apabila sambungan tertindih disetujui panjang tindihan harus 40 kali diameter dan batang – batang harus dilengkapi dengan kait.

PEKERJAAN PAVING

1. Pekerjaan paving dilaksanakan setelah pekerjaan Tegel galar terpasang. Bahan paving yang digunakan adalah adalah paving kotak abu – abu tebal 7 cm dengan spesifikasi yang telah memenuhi syarat yang ditentukan. Paving yang rusak / retak tidak boleh dipasang.

2. Dibawah paving dipasang urugan pasir dengan tebal padat 5 cm.3. Cara pemasangan paving sesuaikan dengan gambar.4. Setelah paving terpasang, diatas permukaan paving ditebari pasir setebal

2 cm dan diratakan. Tebaran pasir ini berfugsi sebagai pengunci paving.

PEKERJAAN JALAN

II. PERSYARATAN TEKNIS

1. PEKERJAAN BETON

a. UmumUntuk pekerjaan beton perkerasan jalan (cor block) digunakan beton yang mempunyai kuat desak 19,3 Mpa mutu beton K 225, slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58, umur 28 hariUntuk pekerjaan beton bertulang tutup saluran dan gorong-gorong harus memenuhi persyaratan SNI.03-6880-2002, sebagai persyaratan minimum :1) Mutu beton untuk struktur harus mempunyai kuat

desak 19,3 Mpa (K 225), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58, umur 28 hari;

Page 7: Rancangan Rks

2) Baja tulangan polos (BJTP) tegangan leleh 250 Mpa untuk tulangan diameter ≤ 12 mm.

b. Bahan Konstruksi1) Semen

a) Semen Portland yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan memenuhi ketentuan dan syarat-syarat Peraturan Semen Portland Indonesia (SNI-72 & SII 0132);

b) Semua semen yang dipakai harus baru, asli, dan tidak rusak (masih utuh).

2) AgregatSemua pemakaian split (batu pecah) dan pasir cor harus memenuhi syarata) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan

Bangunan (NI.3-1056);b) Tata cara perancangan dan pelaksanaan

Konstruksi beton SKSNI T-15-1991-03;c) Tidak mudah hancur (keropos) dan tidak

porous;d) Bebas dari kotoran atau tanah;e) Ukuran maksimal yang disyaratkan 30 mm,

mempunyai bentuk yang hampir sejajar/ merata.

3) Pasir PasangPasir pasang dari butiran mineral keras, bersih, kadar lumpur maksimum 5% pasir halus tidak mengandung zat organik dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3 mm minimal 15%, untuk pasir beton seusai dengan ketentuan SNI.03-6880-2002.

4) AirAir yang digunakan harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak, benda terapung yang bisa dilihat secara visual, zat organik dan sebagainya.

c. Pekerjaan Beton1) Besi Beton

Semua besi beton yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan:a) Tata cara perancangan dan pelaksanaan

Konstruksi Beton SK SNI T-15-1991-03.b) Besi beton bebas dari kotoran, karat dan tidak

cacat.c) Hubungan antara besi beton harus menggunakan

kawat beton/ bendrat, diikat dengan kuat tidak

Page 8: Rancangan Rks

bergeser pada waktu dilakukan pengecoran beton.

d) Beton Konstruksi untuk:- Jalan Cor blok ( tanpa tulangan )

- Plat Gorong-gorong

e) Semua perhitungan beton menjadi tanggung jawab Perencana.

2) Adukan Betona) Dipakai jenis beton dengan mutu K-225 untuk

pekerjaan konstruksi beton serta komponen-komponen struktural lainnya.

b) Semua beton harus diaduk dengan mesin pengaduk beton (beton molen/ concrete mixer) dengan kapasitas tidak kurang dari 250 liter.

d. Pembengkokan dan Penyetelan Besi BetonPembengkokan besi beton dilakukan secara hati-hati, tepat pada posisi pembengkokan sesuai aturan yang berlaku. Pembengkokan harus dilakukan oleh tenaga ahli, untuk itu menggunakan alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, retak-retak dan cacat lainnya. Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Penyedia Barang/ Jasa Pemborongan harus membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan tulangan, yang sebelumnya diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

e. Acuan / BegestingBegesting dibuat dari kayu ( Jalan cor blok ) 6/10 x 3.00 m harus memenuhi persyaratan kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk finishing. Penyedia Jasa Pemborongan harus mengajukan contoh bahan yang akan dipakai sebagai acuan yang disetujui oleh Konsultan. Jarak kompartemen pembagian Blok setiap 2 m, dilakukan dengan papan begesting ukuran 2 x 10 cm.

f. Pembongkaran Acuan (begesting).Untuk pekerjaan jalan cor blok pembongkaran acuan (begesting) dilakukan sekurang-kurangnya 2 x 24 jam setelah pengecoran dilakukan.Untuk pekerjaan plat tutup saluran dan gorong-gorong pembongkaran acuan dilakukan dimana bagian konstruksi yang dibongkar telah dapat memikul berat sendiri dari beban pelaksanaannya.Pembongkaran acuan harus dilaporkan kepada dan disetujui sebelumnya oleh Konsultan Pengawas. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata ada bagian-bagian beton yang

Page 9: Rancangan Rks

keropos atau cacat tidak sempurna yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi (untuk pekerjaan beton penutup saluran, gorong-gorong dan jalan cor blok), maka Penyedia Barang/ Jasa Pemborongan harus segera memperbaiki kerusakan tersebut.

g. Pengecoran1) Pengecoran beton harus menggunakan kayu

bekisting ukuran 6/10 panjang minimal 3m keadaan lurus dan baik, sedangkan pemisah/kompartemen menggunakan papan 2/10 kualitas baik.

2) Pengecoran dilakukan setelah semua cetakan/ begesting benar-benar siap dan kokoh sehingga tidak akan rusak/ bocor sebelum pekerjaan pengecoran selesai/ mengeras.

3) Sebelum pengecoran agar dimintakan ijin terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas terhadap cetakan/ lahan yang akan dicor.

4) Pengecoran tidak diijinkan dimulai sebelum cetakan dan pembersihan dari bagian-bagian konstruksi yang bersangkutan selesai dilaksanakan.

5) Sebelum dilaksanakan pengecoran harus mendapatkan ijin dari Konsultan Pengawas.

6) Pengecoran harus betul-betul sempurna dipadatkan dengan cara manual sampai beton padat sempurna.

7) Selimut beton (untuk pekerjaan cor plat beton bertulang) agar dibuat ± 2 cm dan diusahakan dalam pengecoran tidak keropos.

h. Curing dan perlindungan atas betonSelama berlangsung proses pengerasan beton harus dilindungi terhadap:1) Hujan/ aliran air2) Perusakan secara mekanis3) Pengeringan sebelum waktunyaSemua permukaan beton yang terbuka harus dijaga agar tetap basah dengan cara menyemprotkan air atau menggenangi pada permukaan beton tersebut selama 14 (empat belas) hari. Perlindungan ini dilakukan dan harus diperhatikan terutama pada pengecoran beton di waktu panas. Penyedia Barang/ Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas keretakan beton karena kelalaian ini.

2. STANDART MUTU BETON

2.1. Mutu beton untuk struktur harus mempunyai kuat desak 19,3 Mpa (K 225), slump (12 ± 2) cm, w/c =

Page 10: Rancangan Rks

0,582.2. Sebelum dilakukan pekerjaan beton Penyedia Jasa

diwajibkan untuk membuat mix design yang dilakukan dengan mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan, untuk mendapatkan rekomendasi dari laboratorium pengujian sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan.

2.3. Selama pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa diwajibkan untuk membuat job mix beton untuk setiap 10 m3 cor beton.

2.4. Apabila hasil pengujian beton tidak memenuhi persyaratan seperti tercantum pada pasal 14.1, maka didalam hal :2.4.1. Kekuatan beton ≥ K-200 akan dilakukan

perhitungan selisih harga2.4.2. Kekuatan beton < K-200 maka hasil pekerjaan

tidak memenuhi persyaratan dan harus dilakukan pembongkaran dan dilakukan pengecoran kembali dengan mutu beton yang disyaratkan.

2.5. Biaya pengujian mutu beton pada Laboratorium ditanggung oleh Penyedia Jasa.

3. KETENTUAN LAIN Penyedia Barang/Jasa yang telah terikat kontrak dikenakan sanksi Daftar Hitam apabila:

3.1. Melakukan perbuatan lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajiban dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan sehingga dilakukan pemutusan kontrak sepihak oleh PPK.

3.2. Meninggalkan pekerjaan sebagaimana yang diatur kontrak secara tidak bertanggungjawab.

3.3. Memutuskan kontrak secara sepihak karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa; dan/atau;

3.4. Tidak menindaklanjuti hasil rekomendasi audit pihak

Page 11: Rancangan Rks

yang berwenang yang mengakibatkan timbulnya kerugian keuangan Negara.

PEKERJAAN TALUD

2. Pekerjaan Galian Dan Urugana) Pekerjaan tanah.

1) Galian pondasi harus cukup lebar untuk bekerja dan sisinya dijaga dari longsoran

2) Semua galian talud harus selalu dalam keadaan kering tidak boleh tergenang air.

3) Tanah bekas galian harus dibuang minimal 3 m dari batas galian supaya tidak kembali kegalian.

4) Sisa tanah galian yang tidak dipakai harus dibuang diluar lahan proyek sejauh 150 m dari lokasi pekerjaan..

5) Urug tanah galian dilakukan lapis demi lapis dan ditumbuk padat.

6) Urug tanah juga digunakan pada sisi pondasi bagian luar dan lain sebagainya sesuai dengan gambar bestek.

b) Pekerjaan Urugan Pasir.1) Urugan pasir digunakan untuk mengurug lantai dan alas talud batu belah

setebal minimal 5 cm atau

2) Urug pasir digunakan untuk urugan dibawah talud sesuai dengan gambar bestek.

3. Pekerjaan Pasangan Batu belah Dan PlesteranSemua ukuran dari pekerjaan pasangan batu dan plesteran harus sesuai gambar Perencanaan.a. Bahan pasangan

1) Batu.

Batu yang dipakai haruslah batu belah (pecah minimal tiga muka) yang bersih dan keras, tahan lama, dengan ukuran panjang, lebar dan tebalnya 15 s/d 20 cm. Batu dengan ukuran lebih kecil hanya dapat digunakan sebagai pengganjal atau pengisi.

2) Pasir.

Page 12: Rancangan Rks

Pasir yang bermutu sesuai dengan yang disyaratkan pada PUPB NL 3 (Peraturan Umum untuk pengujian bahan-bahan) Dinas Kimpraswil Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

3) Semen.

Seperti yang disyaratkan dalam pekerjaan beton dan masih tergolong baru, tidak kadaluarsa.

b.Pelaksanaan.1) Adukan atau campuran.

a) Pasangan batu belah untuk pekerjaan ini menggunakan spesi/ campuran 1 PC: 6 PS, untuk pekerjaan pasangan.

b) Pekerjaan plesteran menggunakan campuran dengan perbandingan 1pc: 6ps.

c) Pekerjaan plester siar menggunakan campuran dengan perbandingan 1pc : 2ps

d) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur harus sedemikian rupa sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan-bahan kecuali air harus dicampur terlebih dahulu dalam mesin sekurang-kurangnya 2 menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan-bahan harus dicampur didalam kotak/beralas kayu. Adukan dilakukan satu kali secara kering dan dilakukan tiga kali setelah diberi air sampai adukan sewarna dan merata. Adukan dilakukan secara merata. Adukan dicampur sesuai kebutuhan , dan tidak diperkenankan memakai adukan bekas.

e) Semua campuran supaya menggunakan takaran yang pasti yang telah disetujui oleh Tim PPHP/ Konsultan Pengawas.

2) Susunan Pasangan Batu belah.

a) Pemasangan batu belah sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Perencanaan, dipakai batu pecah dengan permukaan relative datar.

b) Rongga antar batu harus diisi penuh dengan campuran/spesi.

c) Tidak diperbolehkan memecah batu dilokasi pasangan pondasi.

d) Setelah pasangan pondasi selesai dipasang dan telah sesuai dengan bestek .

Page 13: Rancangan Rks

e) Pekerjaan yang dalam pemasangannya berturut-turut terbuka terhadap cuaca, harus dilindungi selama waktu hujan lebat, atau panas dengan menutupi atasnya dengan bahan yang memadai.

c. Pekerjaan plesteran dan Siar.1) Semua pasangan batu yang telah selesai dikerjakan harus diplester

dengan perekat spesi 1pc: 6 ps untuk luar pada lebar atas talud.

d. Cara pelaksanaan plesteran.1) Cara plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala vertikal, jarak antara

kepala maksimum 1 meter antara satu dengan yang lain, jalur kepala ini sebagai acuan/ patokan untuk plesteran selanjutnya.

2) Selama pekerjaan plesteran dikerjakan agar selalu dikontrol dengan menggunakan mistar (blebes) yang panjangnya tidak boleh kurang dari 2 M untuk mengetahui kerataan plesteran dan lot untuk mengetahui tegak tidaknya plesteran.

3) Apabila ada plesteran yang tidak rata (cekung, cembung) serta tidak siku agar segera diperbaiki selambat-lambatnya dalam waktu kurang dari 2 X 24 jam.

e. Pengacian:1) Pengacian plesteran tahap awal yang telah selesai, selanjutnya dilakukan

acian untuk finishing permukaan.

2) Sebelum permukaan diaci terlebih dahulu disiram air dan digosok dengan raskam agar permukaan mudah dilapisi dengan campuran PC.

3) Acian dengan PC dan diusahakan setipis mungkin dan rata serta halus.

f. Suling-suling :

1) Pasangan batu kali digunakan drain/suling-suling pipa PVC diameter 2” yang dibungkus dengan ijuk dan di pasang pada setiap luasan 2m².

Kemiringan suling-suiling ditetapkan 1 : 3.