rancangan penelitian

40
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Disusun Oleh: ADE FERDIAN 1202030076 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2015

description

belajar membuat ranangan penelitian

Transcript of rancangan penelitian

Page 1: rancangan penelitian

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2011-2013

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian

Disusun Oleh:

ADE FERDIAN

1202030076

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2015

Page 2: rancangan penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi, perkembangan teknologi informasi, dan peningkatan

dalam ilmu pengetahuan turut mengubah cara pandang perusahaan dalam

menjalankan aktivitasnya guna menciptakan nilai perusahaan. Para pelaku

bisnis mulai menyadari bahwa untuk dapat bertahan dalam persaingan yang

ketat di era sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan

kekayaan fisiknya saja. Inovasi, teknologi informasi dan pengetahuan

sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dinilai penting dalam proses

penciptaan nilai dan peningkatan kemampuan bersaing. Berbagai hasil

penelitian dan literatur menunjukan bahwa perusahaan yang mampu

bertahan lama, karena perusahaan tersebut menggunakan pengetahuan

(knowladge) sebagai modal (Sangkala, 2006).

Menurut Ulum (2009) Sekarang ini, logika bisnis didasarkan pada

pencapaian keberhasilan pertumbuhan dan penciptaan nilai (value creation)

dalam jangka panjang. Masalahnya adalah bahwa indikator tradisional

tentang keberhasilan bisnis, seperti peningkatan pendapatan, arus kas, laba,

penguasaan pasar, dan kepemimpinan teknologi sesungguhnya tidak mampu

menyediakan informasi apakah perusahaan benar-benar telah menciptakan

nilai bagi pemilik dan pemegang saham atau belum. Selanjutnya dinyatakan

bahwa untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam jangka panjang,

hanya akan dapat dicapai dengan investasi pada sumber daya intelektual,

terutama pada human capital yang merupakan faktor kunci penciptaan nilai

pada bisnis modern.

Moeheriono (2012) menyatakan bahwa, pada era sekarang

keberhasilan dari sebuah korporasi lebih ditekankan pada intellectual capital

dan kemampuan sistem dari pada hanya sekedar aset fisik yang dimiliki.

Selanjutnya dikatakan bahwa sampai saat ini masalah sumber daya manusia

masih menjadi perhatian dan tumpuan bagi semua perusahaan untuk tetap

Page 3: rancangan penelitian

2

dapat hidup eksis pada era globalisasi ini.

Intellectual capital memiliki pengaruh dalam peningkatan kemampuan

perusahaan sehingga dapat menciptakan keunggulan kompetitif. Oleh karena

itu dengan melaporkan intellectual capital yang dimilikinya,

perusahaan akan memperoleh manfaat yaitu dapat mengkomunikasikan

keunggulan mereka serta mampu menarik sumberdaya yang bernilai

tambah. Peningkatkan pemahaman mengenai pengembangan intellectual

capital dalam aturan sosial politik dan ekonomi yang berbeda merupakan hal

yang penting sebagai akibat dari munculnya keakuratan ekonomi secara

keseluruhan dalam kegiatan dan keseimbangan ekonomi global (Najibullah

dalam Artinah, 2011)

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan intelectual capital

merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Dengan

melakukan pengelolaan terhadap intellectual capital, maka perusahaan

dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, sehingga perusahaan

akan mampu menciptakan nilai lebih dan memiliki keunggulan dalam

persaingan. Guthrie dan Petty (2000) berpendapat bahwa pentingnya modal

intelektual dikarenakan oleh faktor-faktor sebagai berikut, pertama, revolusi

dalam teknologi informasi dan masyarakat informasi. Kedua, mulai diakui

pentingnya pengetahuan dan ekonomi berbasis pengetahuan. Ketiga,

perubahan pola aktivitas antar perseorangan dan masyarakat jaringan serta

timbulnya inovasi sebagai penentu utama keunggulan kompetitif.

Fenomena mengenai intellectual capital dan pengungkapannya telah

tercermin dalam beberapa kasus yang terjadi di dalam ataupun luar negeri.

Lumbantobing (2009) dalam Inspire Management and Business Solution

mengemukakan bahwa modal intelektual suatu korporasi merupakan hal

yang penting dan dianggap sebagai modal utama perusahaan namun sering

luput dari sistem pelaporan keuangan. Menurutnya hal itulah yang

menyebabkan adanya perbedaan antara nilai buku suatu perusahaan dan

market valuenya. permasalahannya adalah ketidakmampuan sistem akuntansi

eksisting dalam menangani hal-hal yang berkaitan dengan intangible assets,

Page 4: rancangan penelitian

3

sehingga manajemen perusahaan sering kesulitan untuk mengelola

intangible assetsnya secara lebih efektif. Namun beberapa tahun terakhir ini

telah ada beberapa perusahaan yang melengkapi laporan keuangannya

dengan laporan modal intelektual. Hal tersebut disebabnya adanya kesadaran

bahwa laporan keuangan tradisional telah kehilangan relevansinya.

Setiarso (2006) mengemukakan bahwa lima kategori jenis informasi

dalam pengungkapan sukarela yang dinyatakan oleh AICPA 1994, yaitu:

Data keuangan dan non keuangan, Analisis data keuangan dan data non

keuangan, Informasi yang berorientasi pada masa depan, Informasi tentang

manajer dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, dan

Latar belakang perusahaan, perlu ditambah dengan dimensi modal

intelektual sehingga menambah nilai informasi yang disampaikan pada pihak

eksternal perusahaan.

Pengungkapan intellectual capital di Indonesia masih bersifat sukarela

karena belum ada aturan baku yang mengharuskan perusahaan melaporkan

modal intelektual yang dimilikinya. Menurut Widjanarko (dalam Nugroho,

2012) terdapat lima alasan perusahaan – perusahaan melaporkan intellectual

capital. Pertama, pelaporan intellectual capital dapat membantu organisasi

merumuskan strategi bisnis. Dengan mengidentifikasikan dan

mengembangkan intellectual capital suatu organisasi untuk mendapatkan

competitive advantage. Kedua, pelaporan intellectual capital dapat

membawa pada pengembangan indikator-indikator kunci prestasi perusahaan

yang akan membantu mengevaluasi hasil-hasil pencapaian strategi. Ketiga,

pelaporan intellectual capital dapat membantu mengevaluasi merger dan

akuisisi perusahaan, khususnya untuk menentukan harga yang dibayar

oleh perusahaan pengakuisisi. Keempat, menggunakan pelaporan intellectual

capital nonfinansial dapat dihubungkan dengan rencana intensif dan

kompensasi perusahaan. Alasan pertama sampai dengan keempat,

merupakan alasan internal dari perusahaan dalam melaporkan intellectual

capital. Dan yang terakhir, alasan eksternal perusahaan yaitu

mengkomunikasikan pada stakeholder eksternal tentang intellectual

Page 5: rancangan penelitian

4

property yang dimiliki perusahaan.

Pentingnya intellectual capital disclosure menyebabkan banyak

peneliti di luar ataupun di dalam negeri tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai intellectual capital disclosure. Beberapa diantaranya Bukh et al,

(2005), White et al, (2007), Ulum et al, (2009), Suhardjanto dan Wardhani

(2010), Stephani dan Yuyetta (2012), Ahmadi Nugroho (2012) yang meneliti

faktor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital disclosure. Diantara

faktor-faktor yang menjadi variabel independen adalah umur perusahaan,

ukuran perusahaan dan leverage.

Umur perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi intellectual

capital disclosure. Umur perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan

untuk tetap eksis dan mampu bersaing dalam dunia usaha. Menurut

widiastuti (2002) dalam Rahmawati (2012) mengemukakan bahwa

perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak

sehingga akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi

tentang perusahaan. Dengan demikian, perusahaan yang lebih tua akan

mengungkapkan lebih banyak informasi termasuk informasi mengenai modal

intelektual.

Faktor lain yang diduga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap

intellectual capital disclosure adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan

menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ulum (2009) mengemukakan

bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak perusahaan

tersebut akan mengungkapkan informasi di dalam laporan tahunannya, baik

informasi keuangan maupun non-keuangan, baik mandatory maupun

voluntary.

Leverage memberikan gambaran tentang bagaimana struktur modal

dalam suatu perusahaan. Ghozali & Chariri (2007) mengemukakan bahwa

perusahaan yang makin menggantungkan kepada modal internasional, maka

ada kecenderungan perusahaan tersebut mengungkapkan informasi yang

sesuai dengan pasar uang dimana perusahaan tersebut berharap akan

mendapatkan sumber dananya.

Page 6: rancangan penelitian

5

Beberapa penelitian sebelumnya yang melakukan penelitian

mengenai intellectual capital disclosure adalah sebagai berikut:

1. Bukh et al, (2005)

Penelitian ini menggunakan tipe teknologi, kepemilikan managerial,

ukuran perusahaan, dan umur perusahaan sebagai variabel independen.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji manakah informasi tentang

intellectual capital yang diungkapkan dalam perspektif IPO (initial public

offering) perusahaan di Dienmark. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tipe teknologi dan kepemilikan managerial berpengaruh signifikan

terhadap luasnya pengungkapan. Perusahaan dengan teknologi lebih

tinggi dan manajemennya memiliki saham di dalam perusahaan pada

waktu listing di bursa efek mengungkapkan lebih banyak informasi

tentang intellectual capital. Sementara ukuran perusahaan dan umr

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap luasnya pengungkapan

tentang intellectual capital.

2. White et al, (2007)

Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan, konsentrasi kepemilikan,

komisaris independen, umur perusahaan, dan leverage sebagai veriabel

independen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui luasnya

pengukapan sukarela tentang intellectual capital yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan bioteknologi. Hasil penelitian menemukan bahwa

pemicu utama pengungkapan intellectual capital adalah komisaris

independen, umur perusahaan, leverage, dan ukuran perusahaan.

3. Ulum, et al (2009)

Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan, leverage, jenis industri,

dan umur perusahaan sebagai variabel independen. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengeksplorasi praktek pengungkapan intellectual capital

dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia dan

menganalisis faktor- faktor pemicunya. Hasil penelitian menunjukan

bahwa ukuran perusahaan, leverage, jenis industri, dan umur perusahaan

merupakan pemicu praktek pengungkapan intellectual capital perusahaan

Page 7: rancangan penelitian

6

publik di Indonesia. Ukuran perusahaan, leverage, jenis industri, dan

umur perusahaan secara signifikan berpangaruh terhadap praktek

pengungkapan intellectual capital di perusahaan publik di Indonesia.

4. Suhardjanto dan Wardhani (2010)

Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,

dan umur listing di BEI sebagai variabel independen. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap

intellectual capital disclosure dalam annual report. Hasil penelitian

ditemukan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap keluasan intellectual capital disclosure.

5. Stephani dan Yuyetta (2012)

Penelitian ini menggunkan ukuran perusahaan, umur perusahaan,

leverage, profitabilitas, dan tipe auditor sebagai variabel independen.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menemukan

bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, leverage,

profitabilitas, dan tipe auditor terhadap intellectual capital disclosure.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ukuran perusahaan, leverage, dan

tipe auditor berpengaruh positif terhadap intellectual capital disclosure.

sedangkan faktor umur perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap luas pengungkapan intellectual capital.

6. Ahmadi Nugroho (2012)

Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan, umur perusahaan,

komisaris independen, leverage, dan konsentrasi kepemilikan sebagai

variable independen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan

menemukan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan,

komisaris independen, leverage, dan tipe auditor terhadap intellectual

capital discosure. Dari hasil penelitian di temukan bahwa ukuran

perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage, dan

konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap intellectual capital

discosure baik secara parsial maupun simultan.

Page 8: rancangan penelitian

7

Perbedaan dengan beberapa penelitian tersebut, peneliti hanya

memfokuskan penelitian terhadap variabel umur perusahaan, ukuran

perusahaan, dan leverage. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013.

Perusahaan perbankan dipilih karena perusahaan tersebut merupakan

perusahaan yang berbasis intelektualitas. Menurut Sianipar (2009)

perusahaan perbankan dapat dikategorikan sebagai industri yang berbasis

pada intelektualitas yang berinovasi dalam produk dan jasa, serta

pengetahuan dan fleksibilitas merupakan aspek kritis yang menentukan

kesuksesan bisnis.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat topik

mengenai intellectual capital disclosure sabagai bahan panelitian dangan

judul “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUH

INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2011 - 2013”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut:

1. Apakah umur perusahaan berpengaruh positif terhadap intellectual capital

disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap intellectual

capital disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

3. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap intellectual capital

disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini

peneliti dibatasi hanya menguji pengaruh umur perusahaan, ukuran

perusahaan, dan leverage. Dengan objek penelitian perusahaan perbangkan

Page 9: rancangan penelitian

8

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang sudah di jelaskan maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah umur perusahaan berpengaruh positif terhadap

intellectual capital disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar

di BEI.

2. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap intellectual capital disclosure pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh positf terhadap

intellectual capital disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar

di BEI.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

menambah ilmu pengetahuan mengenai umur peusahaan, ukuran

perusahaan, leverage dan pengaruhnya terhadap intellectual capital

disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

2. Bagi Investor

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan di dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan

perbangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pengembahan pengetahuan mengenai intellectual capital, terutama

Page 10: rancangan penelitian

9

mengenai pengaruh umur perusahaan, ukuran perusahaan dan leverage

terhadap intellectual capital disclosure.

4. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan

dalam menetapkan strategi perusahaan ke depan hubungannya dengan

peningkatan nilai perusahaan melalui pengelolaan dan pengungkapan

intellectual capital.

Page 11: rancangan penelitian

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori Penelitian

2.1.1 Agency theory

Jensen dan Meckling (dalam Istanti, 2009) menyatakan bahwa

teori keagenan membuat suatu model kontraktual antara dua atau lebih

pihak, dimana salah satu pihak disebut agen dan pihak lain disebut

prinsipal. Dalam teori agensi dikenal adanya kontrak kerja yang

mengatur proporsi utilitas masing-masing pihak dengan tetap

memperhitungkan manfaatnya secara menyeluruh.

Masalah yang muncul akibat adanya hubungan keagenan yaitu

timbulnya asimetri informasi antara manajer dan shareholder (Barako,

2007). Pihak manajemen perusahaan merupakan pihak yang paling

mengetahui keadaan perusahaan yang sesungguhnya karena mereka

setiap hari terlibat secara langsung dalam kegiatan perusahaan.

Sedangkan pemilik hanya mengandalkan laporan dari pihak

manajemen untuk mengetahui keadaan perusahaan saat itu. Hal ini

memicu terjadinya asimetri informasi antara agen dan prinsipal

sehingga pihak manajemen dirasa sangat perlu untuk melakukan

pengungkapan sukarela sehingga dapat meningkatkan kepercayaan

pemilik terhadap kredibilitas perusahaan.

Agency theory menempatkan pengungkapan sebagai

mekanisme yang dapat mengurangi biaya yang dihasilkan dari konflik

antara manajer dengan pemegang saham (compensation contracts)

dan dari konflik antara perusahaan dan kreditornya (debt contracts).

Oleh karena itu, pengungkapan merupakan mekanisme untuk

mengontrol kinerja manajer. Sebagai konsekuensinya manajer

didorong untuk mengungkapkan voluntary information seperti

intellectual capital disclosure (Suhardjanto dan Wardhani, 2010).

Page 12: rancangan penelitian

11

2.1.2 Signaling Theory

Signaling theory sangat erat kaitannya dengan agency theory.

Hal ini dikarenakan dalam hubungan keagenan akan timbul asimetri

informasi, sehingga pengungkapan sangat diperlukan sebagai upaya

pensinyalan yang dilakukan oleh agen kepada prinsipal. Agustini

(2011) menyatakan bahwa teori sinyal (signaling theory) adalah teori

yang menjelaskan bagaimana seharusnya sinyal - sinyal keberhasilan

atau kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik

(principal).

Salah satu cara penyampaian sinyal - sinyal tersebut yaitu

melalui annual report, karena dalam annual report mencakup

informasi keuangan maupun non keuangan. Informasi tersebut sangat

dibutuhkan pemilik selain sebagai alat pengawasan untuk kinerja

manajer dan dapat pula sebagai alat untuk menentukan imbal hasil

yang diharapkan terhadap investasi yang ditanamkan di dalam

perusahaan tersebut.

Manajer lebih termotivasi untuk mengungkapkan intellectual

capital sebagai private information secara sukarela. Hal ini

disebabkan ekspektasi manajer bahwa menyediakan sinyal yang

bagus mengenai kinerja perusahaan kepada pasar akan mengurangi

asimetri informasi (Oliveira, et al dalam Suhardjanto dan Wardhani,

2010).

2.2 Telaah Pustaka

2.2.1 Umur Perusahaan

Menurut Poerwadarminta (2003) definisi umur adalah lama

waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Sedangkan

dalam undang-undang no.8 tahun 1997 perusahaan didefinisikan

sebagai berikut: “Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan

memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan

Page 13: rancangan penelitian

12

oleh orang perorangan, maupun badan usaha yang berberentuk badan

hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan di

wilayah Indonesia”. Dari kedua pengertian terpisah tersebut dapat

diketahui bahwa definisi dari umur perusahaan adalah lama waktu

hidup atau ada suatu oraganisasi atau bentuk usaha yang bergerak

dalam bisnis dan memiliki tujuan memperoleh keuntungan atau laba.

Menurut Ulum (2009) umur dalam suatu perusahaan adalah:

“Bagian dari dokumentasi yang menunjukkan tentang apa yang

tengah dan yang akan diraih oleh perusahaan”. Nugroho (2012)

mendefinisikan umur perusahaan sebagai berikut: “Umur perusahaan

merupakan awal perusahaan melakukan aktivitas operasional hingga

dapat mempertahankan going concern perusahaan tersebut atau

mempertahankan eksistensi dalam dunia bisnis”. Harry (2011)

mengemukakan bahwa persero memiliki umur yang tidak terbatas,

sesuai dengan asumsi kesinambungan usaha/going consern. Artinya

umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kesinambungan usahanya.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraikan, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa umur perusahaan adalah lamanya waktu

hidup suatu perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan tetap

eksis, mampu bersaing dalam dunia usaha dan mampu

mempertahankan kesinambungan usahanya serta merupakan bagian

dari dokumentasi yang menunjukan tujuan dari perusahaan tersebut.

Dalam melakukan suatu pengukuran terhadap umur

perusahaan Ulum (2009) mengemukakan bahwa: Umur perusahaan

dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan tahunan.

Sedangkan Collins dan Porras (2001) mengemukakan bahwa:

Perusahaan termuda yang kami pelajari didirikan pada tahun 1945 dan

perusahaan tertua yang kami pelajari didirikan tahun 1812. Pernyataan

yang dikemukakan oleh Collins dan Porras tersebut menunjukkan

bahwa umur perusahaan juga dapat diukur dari tahun pendirian

Page 14: rancangan penelitian

13

suatu perusahaan.

2.2.2 Ukuran Perusahaan

Definisi ukuran perusahaan menurut Riyanto (2008) adalah

sebagai berikut: “Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya

nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva”. Selanjutnya ukuran

perusahaan menurut Scott dalam Torang (2012) didefinisaikan

sebagai berikut: “Ukuran organisasi adalah suatu variabel konteks

yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk organisasi”.

Sedangkan Malleret (2008) mendefinisaikan ukuran perusahaan

sebagai berikut: “Ukuran organisasi adalah seperangkat

kebijaksanaan yang ditetapkan dengan baik yang harus dilaksanakan

oleh perusahaan yang bersaing secara global”.

Menurut Longenecker (2001) mengemukakan bahwa terdapat

banyak cara untuk mendefinisikan skala perusahaan, yaitu dengan

menggunakan berbagai kriteria, seperti jumlah karyawan, volume

penjualan, dan nilai aktiva.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka dapat diketahui

bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala yang menentukan besar

kecilnya perusahaan yang dapat dilahat dari nilai equity, nilai

penjualan, jumlah karyawan dan nilai total aktiva yang merupakan

variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk

organisasi.

Untuk melakukan pengukuran terhadap ukuran perusahaan

Prasetyantoko (2008) mengemukakan bahwa: “Aset total dapat

menggambarkan ukuran perusahaan, semakin besar aset biasanya

perusahaan tersebut semakain besar.”

Selanjutnya, Yogiyanto (2007) menyatakan bahwa : “Ukuran

aktiva digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, ukuran aktiva

tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva”.

Sementara itu, untuk menghitung nilai total asset Asnawi

(2005) mengemukakan bahwa: “Nilai total asset biasanya bernilai

Page 15: rancangan penelitian

14

sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainnya, untuk

itu variabel asset diperhalus menjadi log asset atau ln asset.”

2.2.3 Leverage

Pengertian leverage menurut Sartono (2008) adalah sebagai

berikut: “Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (source

of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap)

dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang

saham”. Sjahrian (2009) mendefinisikan leverage sebagai berikut:

“Leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan

yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana yang

berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap

dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang

saham”.

Sedangkan definisi leverage menurut Fakhrudin (2008) adalah

sebagai berikut: “Leverage merupakan jumlah utang yang digunakan

untuk membiayai / membeli aset-aset perusahaan. Perusahaan yang

memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai perusahaan

dengan tingkat leverage yang tinggi”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat diketahui

bahwa leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana yang

memiliki biaya atau beban tetap yang bersal dari pinjaman dengan

maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham

sehingga dapat menggambarkan hubungan antara utang perusahaan

terhadap utang maupun aset.

Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur leverage. Debt

to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan

antara seluruh utang, termasuk utang lacar dengan seluruh ekuitas.

Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain,

rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang

Page 16: rancangan penelitian

15

dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2012).

Rumusan untuk mencari debt to equity ratio dapat

digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai

berikut:

Bagi bank (kreditor), semikin besar rasio ini, akan

semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang

ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.

Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin

baik (Kasmir, 2012).

2.2.4 Intellectual Capital

Pengertian intellectual capital menurut Sangkala (2006)

adalah sebagai berikut: “Pengertian modal intelektual tidak hanya

terkait dengan meteri intelektual yang terdapat dalam diri karyawan

perusahaan seperti pendidikan dan pengalaman. Modal intelektual juga

terkait dengan materi atau aset perusahaan yang berbasis pengetahuan,

atau hasil dari proses pentransformasian pengetahuan yang dapat

berwujud aset intelektual perusahaan.”

Moeheriono (2012) mendefinisikan intellectual capital

sebagai berikut: “Intellectual capital adalah pengetahuan (knowladge)

dan kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu kolektivitas sosial,

seperti sebuah organisasi komunitas intelektual, atau praktik

profesional serta intellectual capital mewakili sumber daya yang

bernilai tinggi dan berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan

pada pengetahuan.”

Sedangkan Suryana” (2011) mengemukanan bahwa: “modal

intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal

utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan,

komitmen, dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide

merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya”.

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜=

Page 17: rancangan penelitian

16

Dari beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa

Intellectual capital merupakan modal utama yang berasal dari

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi,

termasuk keterampilan dan keahlian dari karyawan di dalamnya, serta

teknologi atau proses pentransformasian pengetahuan tersebut

sehingga dapat berwujud aset intelektual yang akan membentuk

modal lainnya dan bernilai tinggi yang dapat menciptakan nilai bagi

sebuah perusahaan.

2.2.5 Intellectual Capital Disclosure

Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak

menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data, disclosure berarti

memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan.

Jadi data tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak

bermanfaat, tujuan dari pengungkapan tersebut tidak akan tercapai

(Ghozali dan Chariri, 2007).

Hendriksen (2002) mendefinisikan disclosure sebagai berikut:

“Pengungkapan dalam pelaporan keuangan dapat didefinisikan sebagai

penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi yang

optimum dalam pasar modal yang efisien”.

Pengertian intellectual capital disclosure menurut

Abeysekera (dalam Ulum, 2009) adalah sebagai berikut: “Disclosure

IC sebagai suatu laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan informasi bagi pengguna yang dapat memertahankan

persiapan laporan tersebut sehingga dapat memenuhi seluruh

kebutuhan mereka”.

Bianchi dan Labory (2004) mendefinisikan intellectual

capital disclosure sebagai berikut: “Fase baru ini memiliki implikasi

yang besar untuk akuntansi dan pelaporan perusahaan. Itu juga

diketahui bahwa ada kesenjangan yang besar antara nilai buku

akuntansi dan nilai pasar perusahaan dari banyak perusahaan terdaftar,

terutama jika mereka beroperasi di sektor pengetahuan dan teknologi

Page 18: rancangan penelitian

17

intensif. Beberapa perusahaan telah mengakui fase baru ini dan mulai

memproduksi laporan yang berbeda dari tradisional, yang hanya

berorientasi finansial. Laporan ini dapat mengambil nama yang

berbeda (intellectual capital statement, report on intangibles, dll)”.

Selanjutnya Suwarjuwono dan Kadir (2003) mengemukakan

bahwa: “Intellectual capital statement merupakan bentuk laporan yang

kompleks yang mengkombinasikan angka, narasi, dari pengetahuan

yang dimiliki oleh perusahaan dan visualisasi yang dapat berupa sketsa

yang memberikan ilustrasi modal kerja tertentu”.

Sedangkan Mouritsen & Bukh (2001) mengemukakan bahwa:

“Pernyataan modal intelektual yang digunakan di sini untuk

melacak kegiatan manajemen pengetahuan yang dipekerjakan untuk

mengatur sumber daya pengetahuan perusahaan. Hai ini mencakup

serangkaian hal-hal kecil seperti perhatian terhadap perekrutan dan

komposisi angkatan kerja, investasi dalam mengembangkan proses

organisasi, perbaikan penggunaan teknologi, dan efektivitas produk

dan layanan bagi pelanggan dan pengguna”.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat

diketahui bahwa Intellectual capital disclosure merupakan

pengungkapan yang mengkombinasikan angka, narasi, dari

pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan yang memberikan

informasi mengenai kekayaan intelektual dan kinerja intelektual

yang dimiliki oleh perusahaan. Hal-hal yang diungkapkan di dalamnya

meliputi informasi mengenai karyawan yang dimiliki suatu

perusahaan, Teknologi informasi yang digunakan, proses yang

dilakukan dalam kegiatan operasionalnya, penelitian dan

pengembangan yang dilakukan, pelanggan, serta strategi perusahaan

tersebut.

2.2.6 Intellectual Capital Disclosure Index

Untuk melakukan pengukuran terhadap tingkat

pengungkapan, maka dapat digunakan disclosure index. Suwarjdono

Page 19: rancangan penelitian

18

(2006) mengemukakan bahwa: “Daftar butir pengungkapan digunakan

untuk menetukan tingkat ketaatan pengungkapan yang diukur dengan

indeks pengungkapan (disclosure index) yaitu pengungkapan yang

nyatanya dilaksanakan dibanding dengan pengungkapan yang

seharusnya (daftar butir pengungkapan”.

Selanjutnya Ulum (2009) menyatakan bahwa intellectual

capital disclosure diukur dengan menggunakan disclosure index, yaitu

penilaian fakta-fakta informasi pengungkapan dengan menggunakan

skor 1 jika “ya” atau 0 jika “tidak”. Adapun prosentase dari disclosure

index secara keseluruhan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dimana di mengekspresikan itemi dengan nilai 1 jika itemi

ditemukan dan 0 jika tidak ditemukan. M mengekspresikan jumlah

maksimum item di masing-masing kategori, yaitu 78 item.

2.3 Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian terdahulu tentang analisis intellectual capital

disclosure , antara lain:

No. Nama dan Tahun

Penelitian

Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Bambang

Purnomosidhi

(2006)

Analisis Empiris

Terhadat Diterminan

Praktik

Pengungkapan

Modal Intelektual

Pada Perusahaan

Publik di BEJ

Tingkat pengungkapan modal

intelektual sebesar 56%. Ukuran

perusahaan, leverage, dan kinerja

modal intelektual berpengaruh

tehadap pengungkapan modal

intelektual, sementara tipe

industri dan status listing tidak

berpengaruh terhadap

pengungkapan modal intelektual.

Score =( ∑ 𝑖 ×100%

Page 20: rancangan penelitian

19

2. White, et., al.

(2007)

Drivers of Voluntary

Intellectual Capital

Disclosure in

Listed Biotechnology

Companies

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pemicu utama

pengungkapan intellectual capital

adalah komisaris independen,

umur perusahaan, leverage,

dan ukuran perusahaan.

3. Djoko

Suhardjanto dan

Mari Wardhani

(2010)

Praktik Intellectual

Capital Disclosure

Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

Tingkat intellectual capital

disclosure sebear 34,5%. Ukuran

perusahaan dan prifitabilitas

berpengaruh signifikan telhadap

intellectual capital disclosure,

sementara leverage, umur

listing, struktur kepemilikan dan

komposisi komisaris independen

bukan prediktor yang baik

terhadap intellectual capital

disclosure.

4. Thresya Stephani

dan Etna Nur

Afri Yuyetta

(2012)

Analisis Faktor -

Faktor yang

Mempengaruhi

Intellectual Capital

Disclosure (ICD)

Hasil penelitian menunjukkan

Bahwa ukuran perusahaan,

leverage dan tipe auditor

berpengaruh terhadap luas

pengungkapan IC, sementara

umur perusahaan dan ROA tidak

berpengaruh terhadap luas

pengungkapan IC.

Page 21: rancangan penelitian

20

5. Ahmadi Nugroho

(2012)

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Intellectual Capital

Disclosure (ICD)

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tidak ada pengaruh

ukuran perusahaan, umur

perusahaan, komisaris

independen, leverage dan

konsentrasi kepemilikan

terhadap intellectual capital

disclosure baik secara parsial

maupun simultan.

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis

Perusahaan adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan oleh orang-

perorangan atau sekelompok orang yang tergabung dalam suatu wadah

organisasi yang menjalankan usahanya secara berkesinambungan dan

memiliki tujuan yang sama yaitu pencapaian laba maksimal.

Dalam suatu perusahaan, intellectual capital merupakan hal yang

sangat penting. Intellectual capital adalah pengetahuan (knowladge)

dan kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu kolektivitas sosial,

seperti sebuah organisasi komunitas intelektual, atau praktik profesional

serta intellectual capital mewakili sumber daya yang bernilai tinggi dan

berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan pada pengetahuan

(Moeheriono, 2012).

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, dan variabel devenden yang

di gunakan adalah Intellectual Capital Discrosure.

Umur perusahaan di hitung mulai tanggal IPO hingga tanggal

laporan tahunan yang diteliti. Ukuran perusahaan dihitung sebagai

logaritma dari total aktiva. Debt to equty ratio digunakan sebagai proksi

dari leverage.

Page 22: rancangan penelitian

21

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

H1 (+)

H2 (+)

H3 (+)

2.5 Hipotesis

2.5.1 Hubungan Umur Perusahaan terhadap Intellectual Capital Disclosure

Umur perusahaan diduga sebagai faktor yang berpengaruh

terhadap intellectual capital disclosure. Widiastuti (2002) dalam

Rahmawati (2012) mengemukakan bahwa perusahaan yang berumur

lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak sehingga akan lebih

mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang

perusahaan. Dengan demikian, perusahaan yang lebih tua akan

mengungkapkan lebih banyak informasi termasuk informasi

mengenai modal intelektual. (Penelitian Bambang Purnomosidhi,

2006) Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap Intellectual

Capital Disclosure. Berdasakan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat

diturukan hipotesis sebagai berikut.

H1 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap intellectual

capital disclosure

Umur Perusahaan

Ukuran Perusahaan

Leverage

Intellectual Capital

Disclosure

Page 23: rancangan penelitian

22

2.5.2 Hubungan ukuran perusahaan terhadap Intellectual Capital

Disclosure

Ukuran perusahaan duga sebagai faktor yang bepengaruh

terhadap intellectual capital disclosure. Hal ini berkaitan dengan

teori yang dikemukakan oleh Ulum (2009) yang mengatakan bahwa

semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak ia akan

mengungkapkan informasi di dalam laporan tahunannya, baik

informasi keuangan maupun non-keuangan, baik mandatory maupun

voluntary. (Penelitian Thresya Stephani dan Etna Nur Afri Yuyetta

(2012) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Intellectual

Capital Disclosure. Berdasakan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat

diturukan hipotesis sebagai berikut.

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

Intellectual Capital Disclosure

2.5.3 Hubungan Leverage terhadap Intellectual Capital Disclosure

Leverage merupakan salah satu faktor lain yang duga sebagai

faktor yang mempengaruhi intellectual capital disclosure. Hal ini

berkaitan dengan teori yang dikemukakan oleh Ulum (2009) yang

menyatakan bahwa teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan

dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan

lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan

struktur modal yang seperti itu lebih tinggi. Tambahan informasi

diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi

terhadap terpenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh

karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memliki

kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka

panjang, sehingga perusahaan akan menyediakan informasi secara

lebih komprehensif. (Penelitian Bambang Purnomosidhi, 2006) dan

(Etna Nur Afri Yuyetta, 2012) Leverage berpengaruh positif

terhadap Intellectual Capital Disclosure. Berdasakan pemikiran-

Page 24: rancangan penelitian

23

pemikiran tersebut, dapat diturukan hipotesis sebagai berikut

H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap terhadap Intellectual

Capital Disclosure

Page 25: rancangan penelitian

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui

pengukuran variabel penelitian dengan angka yang bertujuan untuk menguji

hipotesis. Penguji dapat mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai

variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan

terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel independen).

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yank terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Data perusahaan tersebut diambil dari laporan keuangan yang

diterbitkan oleh perusahaan dalam periode 2011 sampai 2013.

3.3 Data yang diperlukan

3.3.1 Jenis data dan Sumber data

Jenis data penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa

laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan akhir tahun pembukuan pada

tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013 yang dilaporkan dari

website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id

3.3.2 Data yang di perlukan

Data diperoleh dari www.idx.co.id untuk data laporan keuangan

perusahaan perbangkan periode 2011-2013.

3.3.3 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini data bersumber

dari www.idx.co.id selain itu data juga diperoleh dari jurnal, buku-buku

yang berkaitan dengan masalah yang sedang di teliti.

Page 26: rancangan penelitian

25

3.4 Populasi dan Sample

3.4.1 Populasi

Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengeluarkan

laporan keuangan sejak tahun 2011 sampai dengan 2013.

3.4.2 Sample

Pemilihan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2011,

2012 dan 2013.

3.5 Teknik Sampling

Teknik sampling ditentukan secara purporsive sampling dengan

tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan

kriteria yang ditentukan. Kriteria untuk dipilih menjadi sampel adalah:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dan konsisten ada

selama periode penelitian (tahun 2011 sampai dengan 2013).

2. Perusahaan perbankan yang menyediakan data laporan keuangan

selama kurun waktu penelitian (tahun 2011 sampai dengan 2013).

3. Perusahaan tidak menghasilkan laba negatif selama periode 2011

sampai dengan 2013.

3.6 Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Devenden

Menurut Ulum (2009) intellectual capital disclosure diukur

dengan menggunakan disclosure index, yaitu penilaian fakta-fakta

informasi pengungkapan dengan menggunakan skor 1 jika “ya” atau 0

jika “tidak”. Adapun prosentase dari disclosure index secara

keseluruhan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Score =( ∑ 𝑖 ×100%

Page 27: rancangan penelitian

26

Dimana:

Score = intellectual capital disclosure index

di = jumlah pengungkapan intellectual capital yang dilakukan

oleh perusahaan

M = jumlah maksimum pengungkapan intellectual capital yang

seharusnya dilakukan perusahaan.

3.6.2 Variabel Indevenden

1) Umur Perusahaan

Umur dalam suatu perusahaan adalah Bagian dari

dokumentasi yang menunjukkan tentang apa yang tengah dan

yang akan diraih oleh perusahaan (Ulum, 2009). Umur perusahaan

dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan tahunan yang

diteliti.

2) Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan menurut Riyanto (2008) adalah sebagai

berikut: “Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya

nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva”. Yogiyanto (2007)

menyatakan bahwa : “Ukuran aktiva digunakan untuk mengukur

besarnya perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai

logaritma dari total aktiva”.

3) Leverage

Leverage merupakan jumlah utang yang digunakan untuk

membiayai / membeli aset-aset perusahaan. Perusahaan yang

memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai

perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi (Fakhrudin,

2008).

Leverage dihitung menggunakan Debt to equity ratio

dengan rumus sebagai berikut:

(Kasmir, 2012)

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜=

Page 28: rancangan penelitian

27

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif untuk mengembangkan profil perusahaan

yang menjadi sample statistik deskriptif berhubungan dengan

pengumpulan data peningkatan data serta penyajian hasil peningkatan

tersebut. Analisis deskriptif meliputi jumlah sample, nilai minimum,

nilai rata-rata, median dan standar dari masing-masing variabel yang

digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2006).

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki

distribusi normal atau tidak. Untuk menghindari terjadinya bias, data

yang digunakan harus terdistribusi dengan normal. Model regresi

yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal

(Ghozali, 2006). Pengujian normalitas yang akan digunakan yaitu uji

one sample kolmogorov-smirnov test variabel-variabel yang

mempunyai asymp. Sig (2-tailed) di bawah tingkat signifikan sebesar

0,05 maka diartikan bahwa variabel-variabel memiliki distribusi

normal.

2. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari

nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Batas untuk nilai

tolerance adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Jika nilai tolerance ≤

0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, maka terjadi Multikolonieritas

(Ghozali,2006).

Page 29: rancangan penelitian

28

3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-

Watson (DW test) yang menggunakan titik kritis, yaitu batas bawah

(dl) dan batas atas (du) (Ghozali, 2006). Pengambilan keputusan ada

tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada

autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi

positif.

3. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi

lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl)

atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak

dapat disimpulkan.

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tdk ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tdk ada autokorelasi positif No desicison dl < d< du

Tdk ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4

Tdk ada autokorelasi negatif No desicison 4-du ≤ d ≤ 4-dl

Tdk ada autokorelasi, positif dan negatif Tdk ditolak du < d < 4-du

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah

model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Cara

untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat

grafik plot antara variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya

Page 30: rancangan penelitian

29

yaitu SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y

yang diprediksi, dan X adalah residual (Y prediksi-Y sesunguhnya)

yang telah di studentized. Dasar analisisnya adalah:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyamping), maka teridentifikasi telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika terjadi ada pola yang jelas, secara titik –titik menyebar di atas

dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.7.3 Pengujian Hipotesis

3.7.3.1 Metode analisis regresi linier berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur

kekuatan hubungan dan juga menunjukan arah hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2006).

Yt = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Keterangan:

Yt = Intellectual capital disclosure

α = Koefsien Konstanta

β = Koefisien Variabel Independen

X1 = Umur perusahaan

X2 = Ukuran perusahaan

X3 = Leverage

e = Error

Page 31: rancangan penelitian

30

3.7.3.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data

silang (Crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar

antara masing-masing pengamat, sedangkan data untuk runtutan

waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi

yang tinggi (Ghozali, 2006).

3.7.3.3 Uji Statistik F

Menurut Ghozali (2006) uji statistik F bertujuan untuk

mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah

apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:

H0: β1,β2,β3 ≤ 0

Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ha: β1,β2,β3 >0

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan

penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.7.3.4 Uji Statistik t

Ghozali (2006), menyatakan uji t digunakan untuk menguji

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

Page 32: rancangan penelitian

31

dalam mengarahkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0)

yang hendak di uji adalah apakah suatu parameter (βi) sama dengan

nol (H0: βi = 0) artinya apakah suatu variabel independen bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Sedangkan Hipotesis alternatifnya (Ha) adalah parameter suatu

variabel tidak sama dengan nol (Ha: βi ≠ 0) artinya, variabel tersebut

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Untuk menguji pengaruh variabel umur perusahaan

terhadap Intellectual capital disclosure digunakan uji t. Langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

H0: β1 = 0, artinya variabel umur perusahaan tidak berpengaruh

positif terhadap intellectual capital disclosure.

Ha: β1 ≠ 0, artinya variabel umur perusahaan berpengaruh

positif terhadap intellectual capital disclosure.

b. Tingkat signifikan

Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini

ditentukan sebesar 0,05 (5%) dan tingkat keyakinan atau

kepercayaan 0,95 (95%) (Ghozali, 2006).

c. Kriteria Pengujian

H0 ditolak: thitung > ttabel Ha diterima

H0 diterima: thitung ≤ ttabel Ha ditolak

d. Kriteria Signifikan

- Jika Sig < 0,05 maka hubungan variabel independen

dengan variabel dependen signifikan.

- Jika Sig ≥ 0,05 maka hubungan variabel independen

dengan variabel dependen tidak signifikan.

Page 33: rancangan penelitian

32

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Untuk menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan

terhadap intellectual capital disclosure digunakan uji t. Langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

H0: β2 = 0, artinya variabel ukuran perusahaan tidak

berpengaruh positif terhadap intellectual capital disclosure.

Ha: β2 ≠ 0, artinya variabel ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap intellectual capital disclosure.

b. Tingkat signifikan

Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini

ditentukan sebesar 0,05 (5%) dan tingkat keyakinan atau

kepercayaan 0,95 (95%) (Ghozali, 2006).

c. Kriteria Pengujian

H0 ditolak: thitung > ttabel Ha diterima

H0 diterima: thitung ≤ ttabel Ha ditolak

d. Kriteria Signifikan

- Jika Sig < 0,05 maka hubungan variabel independen

dengan variabel dependen signifikan.

- Jika Sig ≥ 0,05 maka hubungan variabel independen

dengan variabel dependen tidak signifikan.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Untuk menguji pengaruh variabel leverage terhadap

intellectual capital disclosure digunakan uji t. Langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

H0: β3 = 0, artinya variabel leverage tidak berpengaruh positif

terhadap intellectual capital disclosure.

Ha: β3 ≠ 0, artinya variabel leverage berpengaruh positif

terhadap intellectual capital disclosure.

Page 34: rancangan penelitian

33

b. Tingkat signifikan

Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini

ditentukan sebesar 0,05 (5%) dan tingkat keyakinan atau

kepercayaan 0,95 (95%) (Ghozali, 2006).

c. Kriteria Pengujian

H0 ditolak: thitung > ttabel Ha diterima

H0 diterima: thitung ≤ ttabel Ha ditolak

d. Kriteria Signifikan

- Jika Sig < 0,05 maka hubungan variabel independen

dengan variabel dependen signifikan.

- Jika Sig ≥ 0,05 maka hubungan variabel independen

dengan variabel dependen tidak signifikan.

Page 35: rancangan penelitian

34

DAFTAR PUSTAKA

Artinah, 2011.” Pengaruh intellectual capital terhadap probabilitas (studi empitis

pada perusahaan perbangkan)”. Jurnal STIE, Banjarmasin.vol.3;No.1

Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya.2005.Riset Keuangan:Pengujian-

Pengujian Empiris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Collins, James C and Jerry I Porras.2001.Build to Last: Tradisi Sukses

Perusahaan-Perusahaan Visioner.Jakarta: Erlangga.

Fakhrudin, Hendy M.2008. Istilah Pasar Modal A-Z.Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang. Badan Penerbit: Universitas Dipenegoro.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri.2007.Teori Akuntansi.Semarang: Badan Penerbit

Universitas Dipenogoro.

Guthrie, J dan Petty.2000.Intellectual Capital: Australian annual reporting

practise. Journal of Intellectual Capital. Vol.1. No.3. pp.241-251

Harry, 2011.Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jasa.Bandung: Alfa Beta.

Hendriksen, Eldon S and Michel F Van Breda. 2002. Teori Akuntansi.Batam:

Interaksara.

Istanty, 2009. “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela

Modal Intelektual (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang

Listing di BEI)”.Jurnal Universitas diponegoro. vol.1.No.2

Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Labory, Sandrine and Patrizio Bianchi.2004.The Economic Importance of

Intangible Assets. Burlington: Ashgate Publising Company.

Longenecker, Justin G. Carlos W Moore And Petty J William.2001.

Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Lumbantobing, Kowlage Management: Intellectual Capital

Disclosure.Inspire Management & Business Solution.Edisi 04 Juni 2009.

MCC Publishing. Hal 90.

Page 36: rancangan penelitian

35

Moeheriono, 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi.Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Mouritsen, J. Larsen H. T. & Bukh P. N. D.2001.Intellectual Capital And The

„Capable Firm‟: Narrating, Visualising And Numbering For

Managing Knowledge.Acounting, Organizations, and Society.Vol 26. Hal

73762.

Nugroho, Ahmadi.2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intellectual

Capital Disclosure (ICD). Accounting Analysis Journal. Vol 1.No 2.

Poerwadarminta, W. J. S.2003.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta.

Balai Pustaka.

Prasetyantoko, A.2008.Bencana Finansial, Stabilitas Sebagai Barang

Publik. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Purnomosidhi, Bambang. 2006. Praktik Pengungkapan Modal Intelektual

pada Perusahaan Publik di BEJ. Malang: Univeritas Brawijaya Malang.

Rahmawati, 2012. Teori Akuntansi Keuangan .Yogyakarta: Graha Ilmu.

Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Negara. Yogyakarta:

BPFE.

Sianipar, M.2009.The Impact of Intellectual Capital Towards Financial

Profitability and Investors‟ Capital Gain on Shares: An Empirical

Investigation of Indonesian Banking and Insurance Sector for Year 2005

– 2007. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi

XII. Palembang: 4 - 6 November.

Setiarso, Bambang. 2006. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management)

dan Modal Intelektual (Intellectual Capital) untuk Pemberdayaan UKM.

Bandung: PDII LIPI.

Suhardjanto, Djoko dan Mari Wardhani. 2010. Praktik Intellectual

Capital Disclosure Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. JAAI.Vol 14.No 1.

Sangkala, 2006. Intellectual Capital Manajemen. Jakarta: YAPENSI.

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Sawarjuwono, Tpitohadi dan Agustine Prihatin Kadir.2003.Intellectual Capital:

Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal

Akuntansi & Keuangan.Vol 5.No. 1.Hal 35-57.

Page 37: rancangan penelitian

36

Sjahrian, Dermawan.2009.Manajemen Keuangan.Jakarta: Mitra Wacana Media.

Suryan, 2011. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Stephani, Theresya dan Etna Nur Afri Yeyetta.2012. Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure (ICD). Dipenogoro

Journal of Accounting.Vol 01.No 2.

Torang, Samsyir.2012. Metode Riset Struktur Dan Perilaku Organisasi.Bandung:

Alfabeta.

Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian

Empiris.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yogiyanto, 2007. Teri Fortofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Page 38: rancangan penelitian

37

LAMPIRAN

Tabel Item Intellectual Capital Disclosure Index

Karyawan (27 item)

E1 Rincian berdasarkan umur

E2 Rincian berdasarkan senioritas

E3 Rincian berdasarkan gender

E4 Rincian berdasarkan kebangsaan

E5 Rincian berdasarkan departemen

E6 Rincian berdasarkan fungsi pekerjaan

E7 Rincian berdasarkan pendidikan

E8 Tingkat perputaran keryawan

E9 Komentar mengenai perubahan jumlah karyawan

E10 Komentar mengenai kesehatan dan keselamatan pegawai

E11 Tingkat kehadiran karyawan

E12 Diskusi wawancara karyawan

E13 Pernyataan kebijakan tentang pengembangan kompetensi

E14 Deskripsi program dan aktivitas pengembangan kompetensi

E15 Biaya pendidikan dan pelatiahan

E16 Biaya pendidikan dan pelatiahan berdasarkan jumlah karyawan

E17 Biaya karyawan berdasarkan jumlah karyawan

E18 Kebijakan rekruitmen perusahaan

E19 Indikasi terpisah dari perusahaan yang memiliki departemen, divisi atau

fungsi HRM

E20 Rotasi kesempatan pekerjaan

E21 Kesempatan karir

E22 Sitem remunerasi dan insentif

E23 Pensiun

E24 Polis asuransi

E25 Laporan ketergantungan pada personil kunci

Page 39: rancangan penelitian

38

E26 Pendapatan karyawan

E27 Nilai tambah per karyawan

Pelanggan (14 item)

C1 Jumlah pelanggan

C2 Rincian penjualan berdasarkan pelanggan

C3 Penjualan tahunan per segmen / produk

C4 Ukuran rata-rata pembelian oleh pelanggan

C5 Ketergantungan pada pelanggan utama

C6 Deskripsi keterlibatan pelanggan dalam operasi perusahaan

C7 Deskripsi hubungan pelanggan

C8 Pendidikan dan pelatian pelanggan

C9 Rasio pelanggan untuk karyawan

C10 Nilai tambah per pelanggan / segmen

C11 Pangsa pasar absolute perusahaan dalam industri (persen)

C12 Pangsa pasar relatif perusahaan

C13 Pangsa pasar berdasarkan negara, segmen, produk

C14 Hak membeli kembali

Teknologi Informasi (5 items)

IT1 Deskripsi investasi IT

IT2 Deskripsi sistem IT yang ada

IT3 Aset software yang dimiliki / dikembangkan

IT4 Deskripsi fasilitan IT

IT5 Biaya IT

Proses (8 items)

P1 Informasi dan komunikasi perusahaan

P2 Upaya terkait dengan lingkungan kerja

P3 Bekerja dari rumah

P4 Berbagi pengetahuan dan informasi internal

P5 Berbagi pengetahuan dan informasi eksternal

P6 Mengukur kegagalan proses intenal / eksternal

Page 40: rancangan penelitian

39

P7 Diskusi balas jasa dan program sosial perusahaan

P8 Persetuajuan lingkungan / pernyataan / kebijakan

Penelitian dan Pengembangan (R&D) (9 item)

RD1 Pernyataan kebijakan, strategi, dan tujuan aktivitas RD

RD2 Biaya RD

RD3 Rasio biaya RD untuk penjualan

RD4 RD yang diinvestasikan dalam penelitian dasar

RD5 RD yang diinvestasikan dalam desain dan pengembangan produk

RD6 Rincian prospek masa depang tentang RD

RD7 Rincian paten perusahaan yang ada

RD8 Jumlah paten, lisensi, dsb.

RD9 Informasi tentang paten yang tertunda

Strategic statement (15 items)

SS1 Deskripsi teknologi produksi baru

SS2 Pernyataan tentang kinerja kualitas perusahaan

SS3 Informasi tentang aliansi strategis perusahaan

SS4 Tujuan dan alasan aliansi strategis

SS5 Komentar dampak aliansi strategis

SS6 Deskripsi jaringan pemasok dan distributor

SS7 Pernyataan citra dan merek

SS8 Pernyataan budaya perusahaan

SS9 Pernyataan tentang praktik terbaik

SS10 Struktur organisasi perusahaan

SS11 Pemanfaatan energi, bahan baku, dan bahan input lainnya

SS12 Investasi di lingkukan

SS13 Deskripsi keterlibatan karyawan

SS14 Informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan dan tujuannya

SS15 Deskripsi kontrak karyawan atau masalah karyawan