Rancanga UU HAP

download Rancanga UU HAP

of 13

Transcript of Rancanga UU HAP

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    1/13

    MASALAH.MASALAHHUKT.JM tssN 2086 - 2695Akreditosi No. : 83/DlKIl/Kep/20O9Jilid 39, No. 3, September 2010Holomon 195 - 296DaftarIsiKualifikasi, Standarisasi Dan Lisensi Advokat Asing Dalam Rangka lg5 -ZO4Implementasi Gats (general Agreem ent on Trade In servicei)Fx. Joko PriyonoPerlindungan '6khusus" Bagi Nasabah Perbankan Syariah Dalam perspektif 205 - 212Perlindungan KonsumenRo'fahSetyowatiTanggung Jawab Sosial Perusahaan (corporate Social Responsibility) Dan 213 - 220ImplementasinyaSuparnyoEfektifitas Pelaksanaan Upaya Paksa Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Z2I - 230YangTelah Berkekuatan Hukum TetapDelfinaGusmanPendapatan Asli Daerah Dari Sektor Pajak Dalam Rangka Pelaksanaan Z3l - 237OtonomiDaerahLiesArianyPengembangan Sistem Hukum Dalam Era Otonomi (strategi Pembangunan 23g - 244Hukum Dan Substansi Sistem Hukum Daerah)KotanY. StefanusRevitalisasi Kaidah Koperasi Dalam sistem Ekonomi KerakyatanH.A. Tulus Sartono 245 -252Pencatatan Pernikahan Sebagai Upaya Penanggulangan Nikah Sirri Dalam 253 - 260Hukum Islam (analisa Terhadap Metode Penggalian Hukum)IslamiyatiKebijakanlptek,JenderDanHamDilndonesia 26l -26gTri Lisiani PrihatinaRancangan Undang-undang Hukum Acara Piclana Dari Perspektif Polri 269 - 280SebagaiPenyidikR.m. PanggabednMembangun Konstruksi Politik Hukum Mediasi PenalPenyelesaian Perkara PidanaUmi Rozah

    Sebagai Alternatif 281 - 296

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    2/13

    RANCANGANUNDAI{G-I'NDANGH.UJIUMACARAPIDANA-tARr ibRsFe*ni -i,oml s-psecer pBdnprxJ

    R.M. Panggabean*

    Abstract

    The purposeof fhis paper isto xn9y.!l9,qr:9re99 of poli.ticattaw of tegat policy of formulation of lndonesiacriminarLaw procedurarcode (RUU HApi,iirnievi,eye.d^,from p:otri;s peisp-ective as invesfrgator, forfhere is qerlain view from criminal-law prritiiti,rrrt that Act Number 8 Year 1981 regarding CriminalLawprocedural code (KUHAp) is inappticann tiiaiis ricent condition, whereas mosf subs tantial parl are sfi//retevanttobeappriei.ir,Joorrii, ninauiniiiefroiress.orimpiementation.oJ,ry:u,ffPhr27 vearsand

    any wea1ness ries *iniin. in ronrt rrn ir,"poi[ dott not.attergic to amend KUHAq, but it is an urge tosee fhe concept or tiii ,'iendment, wnetneiniil.it twticabti or not, because Republic of lndonesiaconsisfs of thousand olseuuaeais,ands, and remote fiom capitat ctty, fo:ff fakes some time ro rmposelimited stnct actionbased on HumanrEhts, while tormp^ose su.ch thiig also fakes some time to requesl';;;;ft* iri tn, iuiii,ih,ose ptacerir froim the officiat commissioner J udge'Kata Kunci: RIJIJ Hukum Acara Pidana, Penyidikan '

    "Quo vadr's Rancangan Undang-Undang tentangHukum Acara Pidanaf Pertanyaan ini berkaitanil;;^ arah dan kebiiakan yang terkait dengan RUUilF;; meniadi bigian dari politik hukum' yaitumenyangkut usaha mewuiudkan peraturan-peraturanu.nJ Utik sesuai dengan keadaan dan situasi padalutiu *trtu, membeii petuniuk apakah perlu.adao.rUtnttuin hukum, sampai seberapa jauhp.*U.njtan itu harus dilaksanakan, dan bagaimanabentuk pembaharuan itu''- -Fenulis tertarik ucapan Andi Hamzah"'Yangnrrut-iianggutangi terlebih dahutu ialah manusiapitrxtirt--unding-undang, bukan undang'undangnYa."Oimifian jugi Hikmahanto Juwana yangmengatakan:3- ""Berbagai media massa memberitakan

    aParat Penegak hukum Yang terkenasangkaan dan dakwaan korupsi atau suap'Mafi"a Peradilan marak dan dituduhkankarena putusan badan peradilan dapatJi.tut. Hukum seolah-olah daPatdimainkan, diplintir, bahkan hanya berpihak

    kepada mereka yang memilikistatus sosialyang tinggi."Kenyataan yang ada saat ini, kita cenderung

    ingin mengganti peraturan perundang-undanganiuiilun tt"kidut merevisi pgsal-pasal tertentu)[enJatipun suatu undang-undang.. belum lamadiberlakukan namun harus diganti, seolah-olahkesalahan dan/atau masalah penegakan hukum (law,riorrr*rrf) di lndonesia yang jauh dari harapanprit l,"t""bel semata-m ati terletak pad a substansi;;t;ffi; perundang-undangan' Qlhkan seringlipJtttittn adanyi program legislasi nasionalG,?.itgt;tt untuk membuat dan merumuskan[nJtng-rnhtng lewat mekanisme yang telahoituniuitn, tetipi menjadi suatu "proyek

    nasional"(tanda Petik dari Penulis).''- -Klpotisian 'Negari Republik lndonesia (Polri)sama sekali tid'ak alergi mengikuti danmengantisipasi/setiap perkembangan zamani.ittJt, perkembangan dalam era globalisasi daninformatika sebagai 6agian dari revolusi kemajuaniitu pungutahuair (iptei), sebab jika tidak diikuti'

    :. R.M. parggabean, sH.tv*r adatah Kepata Bidang Hut rr o.iiilG' p*orng-unounfrffiffi'nui*tn Hukum Poki' Jln' Trunoio No' 3 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan; l#;11ilf;:;fAf***tf6^:ru;1_41plilJ,:X,, '"ngl,9tlu.!,jpidunauniversitasTrisakti,Jakarta'hariiiHikmahantoJuwana'2006'penqakan Hukum datam .oiim Law md^Devetop^*i";;;;L:;;";;n iiiiir*orsiirirti,iitd"it, piotto llmLh oatam mngka ,ies Nala/is ke-56Universitas lndonesia, Depok, 4 Februari 2006

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    3/13

    MMH, Jllid 39 No. 3 SePfember 2010

    maka kita akan menjadi sasaran atau korban dariperubahan itu sendiri, sehingga harus ikut ambilbagian di dalamnya. Perubahan tersebut berkaitanjuga dengan eksistensi Polri saat ini sebagai salahsatu produk era reformasi (pemisahan Polri dariTNl),ditandai berkembangnya prinsip-prinsip demokrasidan penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia(HAM), dan menyikapi betapa perlunya jugadilakukan pembanguhan hukum dalam tataran sistemhukum, karena Polri merupakan subsistem darisistem hukum, Pembangunan sistem hukum tidakselalu mengubah substansi hukum karena kebijakanpenegakan hukum yang harus dilakukan dengan baik,tentu merupakan bagian pembangunan sistemhukum itu sendiri (membangun budaya hukum/legalculture).. Budaya hukum adalah ide, gagasan,kepercayaan, pengharapan masyarakat terhadaphukum. Budaya hukum dimulai dari nilai-nilai, sikapmoral, lalu ditujukan ke dalam perilaku hukum.Tentu saja setiap perubahan yang akandilakukan oleh stakeholder tidak hanyamemperhatikan satu sektor, tetapi harus dilihat secaramenyelu ruh (the whole),term asuk berbag ai peratu ranperundang-undangan terkait dan sederajat, agarjangan terjadi behturan maupun overlappingkewenangan antarinstansi.

    Bertalian dengan penyusunan RUU tentangHAP, ada tiga pandangan yang muncul, sekaligusmenjadi pokok masalah dalam makalah ini, sebagaiberikut:Pertama, tidak perlu dilakukan perubahanterhadap HAfl yang penting perbaikan budaya atauperilaku para pelaksana penegak hukum (penyidik,Penuntut Umum, hakim, lembaga pemasyarakatan,dan advokat). Kedua, menginginkan perubahan(revisi) beberapa pasal yang tidak sesuai lagi denganperkembangan jaman dan perlindungan HAM(tersangka dan korbanisaksi). Ketiga, harugdiganti/diubah secara total/rnenyeluruh, karena HAPyang ada saat ini ku.rang responsif dan tidak sesuaidengan perkembangan zamah dan tuntutanmasyarakat internasional.Pandangan Pertama dan kedua tidakdipermasalahkan, tetapi sekadar memberi gambarandari kondisiyang terjadisaat ini, namun konsep RUUHAP sudah dibahas dan pilihan jatuh pada bagian

    ketiga dan itulah yang akan menjadi. fo(uspembahasan.

    Adapun tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui alasan dari ketiga kalangan, yakni yangtidak menginginkan perubahan terhadap KUHAP,yang menginginkan perubahan terhadap KUHAPcukup dengan mengubah pasal-pasal tertentu yangdianggap kurang relevan dengan perkembanganzaman; dan yang ingin melakukan perubahan totalterhadapKUHAP.

    Metode penelitian dalam penulisan ini adalahyuridis normatif, yaitu dengan penelitian kepustakaan.Data sekunder diperoleh dari bahan kepustakaanberupa: bahan hukum primer, yaitu bahan hukumyang mengikat terdiri dari norma dasar, peraturandasar, peraturan perundang-undangan; bahan hukumsekunder yang memberi penjelasan tentang bahanhukum primer berupa buku-buku berkaitan denganUU Nomor B Tahun 1981 tentang Hukum AcaraPidana (KUHAP), RUU HAP dan pendapat pakarhukum pidana; dan bahan hukum tertier yangmemberi penjelasan terhadap bahan hukum primerdan sekunderseperti kamus, indeks, dan lain-lain.Pandangan Yang lngin Mempertahankan KUHAPTujuan hukum acara pidana dibentuk adalahuntuk memberikan batasan atau alur yang harusdilalui qleh penegak hukum pidana, sebabsebagaimana diketahui, hukum pidana adalah hukumpaling keras (ulfrmum remedium), mengingat sistemsanksinya hingga pidana terberat berupa pencabutannyawa, karena hukum dan hukuman secarakonsepsional berakar dari gagasan tentang keadilan.uItulah sebabnya materi hukum acara pidana harusdiatur sedemikian rupa agar para unsur penegakhukum yang terkait di dalamnya jangan sampaimelakukan pelanggaran maupun penyelewengan(abuse of power) yang mengakibatkan kepastianhukum dan sekaligus diabaikannya hak-hak parapencari keadilan {tersangka, terdakwa, saksi, korbandan masyarakat). Dengan demikian pijakanmendasar dalam hukum acara pidana adalah prinsipperadilan yang adil (fairtriaf).Jaminan peradilan yangadil merupakan bagian dari HAM yakni hak untukmemperoleh proses peradilan yang adil (rightto afairtrial). ltulah tugas negara, yaitu melindungiwarganya

    4.5.

    R.M.panggabean,20Qg,BudayaHukumHakimdalampemerintahanDemokrasidanPemerintahanotoriler,studitentangPutusan-PulusanMahkamahAgungRlpenodeTiiunlgS0-r965, Slud'i Kajian Ekonomi Universitas lndonesia, Jakarta, hal. 1-27.Carl Joachim Friedrich, zoog, ffJrfrt Hukum perspedif Historis (diterjemahkan oleh Raisul Musttaqien dari judul asli: rhe Philosophy of Law in HtsloricalPerspeclivedan penyunting Nurainun Mangunsong), Nusa Media, Bandung, hal' 13

    270

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    4/13

    R.M.Panggabean, Rancangan Undang-ndang Hukum Acan Pidana

    dari segala perbuatan yang sewenang-wenang And Potitic(Kovenan lnternational tentang Hak-hak(abuse of power),Tugas dan tanggung jawab negara Sipil dan Politik), sebagai ratifikasi dari lntemationaldalam memberikan pedindungan terhadap warganya Covenant On CivilRighls yang disahkan oleh PBBmerupakan bagian dari teori perjanjian sebagaimana padatahun 1966. Pasal2iCCPRmenentukan:yang dikemukakan oleh John Locke dan Thomas (1) Each Sfafe Pafty to fhe present CovenantHobbesdalamteorinyaduContractsocia/dan factum undertakes to respecf and ensure to allsubiectionis individuals within its territory and subiecf fo lfsSejalan dengan prinsip-prinsip perlindungan lurisdiction the right recognized in the presenfterhadap tugas negara untuk melindungi warganya, Convenant without distinction of any kind, suchperlu ada prinsip-prinsip yang mengandung- asas- as race, colour, sex, language, religion, politicalasas/prinsip-prinsip hukum yang merupakan bagian or other opinion, national or social origin,univeisal,'yaitu:asaslegalitas,isasegua/beforethe' property, birth or other status.(2) Where notlaw, asas'penggeleda-han dan penyitaan hanya aheady provided for by exilting legklative ordilaksanakan beidasarkan atas izin ketua pengadilan, other measures, each State Pady to the presentasas presump tion of innocenf, asas pemberiin ganti Covenant undersfakes to take the necessaryrugi, asas pembatasan penahanan,'penggabuigan sfeps, in accordance with its constitutionalp.it rrr ganti rugi, unifikasi, diferensiasiiringsionat, process and with the provision of the presenti

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    5/13

    MMH, Jilid 39 No. 3 September 2010

    Dakwaan kepada Penyidik Polri sesuai Pasal 143ayat (4)jo. Pasal 144 ayal (3) KUHAP; (3) RumahTahanan (Rutan) dan Rumah Penyimpanan BarangSitaan Negara (Rupbasan) yang seharusnya adapada tiap kabupaten dan kota, tetapi hingga saat ini

    belum tersedia, karena keterbatasan dana; {4)masalah bolak-balik perkara ditentukan dalamKUHAB hanya satu kali, namun dalam praktik bisaberkali-kali. Hal itu diungkapkan sebagaimanaterdapatdalam tabeldi bawah ini.8

    Tabel IPraktek Pengembalian Perkara

    NO. PANDANGAN POLISI PANDANGAN JAKSA1. Jaksa sering memberikan petunjuk yang

    tidak jelas. Jaksa rnemberi tetapi agarmengubah soalX, Y Z, tetapisesudah itudiubah, malah meminta diperbaiki lagi agarmenjadi soalA, B, C, dan seterusnYa.

    Polisiser ing tidak melaksanakanpetunjuk darijaksa dengan benar,sehingga harus berkali -kali bolak -balikmembuang waktu.

    2. Jaksa sering tidak mengerti penyidik pidanaumum jauh lebih sulit daripada pidanakhusus.

    Polisi tidak mengerti bahwa penyidikanpidana khusus jauh lebih sulit daripidana umum dan membutuhkanpengetahuan yang luas.

    3. Polisi seharusnya menjadi penyidik utamakarena polisilah yang bertanggung jawabterhadap hasil penyidikan.

    Jaksa harus ikut serta dalam penyidikankarena menduduki posisi sentral danyang paling bertanggung jawab dipenqadilan.4. Jaksa sering mengubah isi pasal -pasal

    tuduhan dari polisi, sehingga melemahkanhasil pemeriksaan polisi, padahal polisisudah bekerja keras untuk ini.

    Polisi sering memberikan dasar hukumpemeriksaan yang kurang kuat,sehingga jaksa lemah di pengadilan.Untuk inijaksa harus mengubah lagi,karena jaksa yang pali ng bertanggungiawab.

    5. Tidak ada yang mengawasi berkas perkarayang tidak dilanjutkan jaksa ke pengadilan,sedangkan polisi dapat di pra peradilan.

    Tidak ada yang dapat mengawasi polisijika berkas yang diminta jaksa untukdiperbaikinya tidak dikembali kan keiaksa laqi. Jumlahnya sudah ribuan.

    5. Jika kemampuan polisi memang kurang yangperlu diperbaiki personel polisinya, bukandengan mengubah sistem Yang ada.

    Kekurangmampuan polisi harusditopang dengan sistem yangmemberikan proses beracara secaracepat dan tepat.

    Sumber: Iopo Sanfo-soApabila permasalahan tersebut ber{angsung terus tanpa ada usaha perbaikan, maka tujuan politik

    kriminalakan terganggu dan para pencarikeadilan akan kecewa.

    8. Topo Santoso dalam Luhut M.P' Pangaribuan, 2009: 159

    272

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    6/13

    Pandangan Yang Menuntut Perubahan terhadapHAP Menurut kalangan ini, perubahan beberapapasaltertentu KUHAP, tidak perlu secara total, sebabsubtstansi yang ada masih relevan dibandingkanperubahan yang dibuatTim Penyusun RUU HAP.

    Beberapa substansi yang perlu diubah dalamKUHAP, antara lain:1. Sistem kontrolyang lemah

    Dalam kaitan dengan lembaga pra peradilan,banyak berpendapat kurang efektif karenahanya mempersoalkan masalah formaladministrasi di bidang penyidikan terkait denganpelaksanaan upaya paksa dan timbul berbagairekayasa baik antara hakim dengan pemohonatau kuasanya maupun antara penyidik denganhakim.2. Bolak-Balik Perkara (Ketentuan DalamKUHAPTidak Dipatuhi)Diakui, tidak ada sistem yang ketat untukmengawasi satu perkara agar tidak bolak-balikantara penyidik dengan PU. Alasan PU, karenamereka yang akan membuktikan di persidangansehingga tidak mau membawa perkara kepersidangan kalau tidak kuat bukti-buktinya. Dilain sisi penyidk beralasan, bukti yang dimintaPU sudah lengkap, tetapi PU-nya kurang, memperhatikan. Koordinasi ini dicermati RomliAtmasasmita sebagai berikut:'Masalah kerja sama dalam bidang penyidikandan penuntutan antara Penyidik Polri dan PUpada Kejaksaan Agung seiak diberlakukannyaKUHAP dengan UU Nomor 8 Tahun 1981, 27tahun yang lampau;ternyata belum iuga dapatdiatasi secara baik antara kedua rnsflfusipenegak hukum fersebuf. Ketidaksinergian danketidakharmonisan antara kedua insfifusitersebuf terutama sangat nyata dalampenyidikan kasus-kasus tindak pidana khususseperti tindak pidana korupsi dan tindak pidanalainnya yang bersifat nasional dan menarikpe rhatian m asyarakat I u a s."

    3. Belum ada pembatasan waktu penyelesaianperkara pada setiap tin gkat pemeriksaanKUHAP tidak mengatur tenggang waktupenyelesaian perkara sejak penyidikan hinggapersidangan, kecuali masa penahanan pada tiaptingkat pemedksaan.

    R.M.Panggabean, Rancangan Undang-ndang Hukum Acan Pdana

    4. Mengenaialatbuktisupayadiperluas.Alat bukti yang disebutkan Pasal 184 KUHAPsudah ketinggalan zaman terutama dikaitkandengan perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi. Perlu dicatat UU Nomor 11 Tahun2008 tentang lnformasi dan Teknologi, yangmenentukan:Setiap informasi elektronik dan dokumeneleldronik dan/atau hasil cetaknya merupakanalat bukti hukum yang sah. lnformasieleldronikdan..dst...merupakan perluasan dari alat buldiyang sah sesuai hukum acara yang berlaku dilndonesia dapat digunakan sebagai alat buktidalam perkara pidana maupun perdata.5. Pasal-pasalmultitafsirAda beberapa ketentuan yang menimbulkanmultitafsir, misalnya: pengertian'dalam keadaanmendesak," sehingga penyidik melakukanupaya paksa berupa penggeledahan danpenyitaan tanpa izin Ketua Pengadilan Negerisetempat. Juga soal "bukti permulaan yangcukup", tidak jelas batasannya sehinggamenimbulkan salah tangkap dan penahanan.Begitu pula "tertangkap tangan", yang diartikansebagai "tertangkapnya" seseorang saatmelakukan tindak pidana atau segera setelahbeberapa saat tindak pidana dilakukan atausesaat kemudian ditemukan. Keadaantertangkap tangan tidak memerlukan suratperintah, tetapi sering dibuat surat perintahpenangkapan. Jika masih diberikan suratperintah penangkapan, maka sama halnyadengan tindak pidana biasa (di luar tertangkaptangan).

    Pandangan yang Menginginkan Pergantian TotalKUHAP

    Pandangan yang menginginkan perubahansecara total terhadap HAP berpendapat sebagaiberikut:1. Berkenaan dengan modernisasi perlu diadopsi

    berbagai perkembangan hukum internasional,seperti: Konvensi lnternasional tentang Hak-HakSipil dan Politik (ICCPR) sebagaimanadiratifikasi dengan UU Nomor 12 Tahun 2005;Konvensi internasional mengenai MenentangPenyiksaan dan Perlakuan atau Penghukumanlain yang kejam, tidak Manusiawi, atautl4erendahkan Martabat Manusia (Convention

    273

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    7/13

    MMH, Jilid 39 No. 3 Septenber 2010

    Against Torture And Other Cruel, lnhuman OrDegrading Treatment or PunishmenUCAT) yangdiratifikasi pemerintah lndonesia dengan UUNomor 5 Tahun 1998, Konvensi PBB tentangPeradilan Pidana lnternasional (lnternationalCriminalCourf) (sampai saat ini belum diratifikasilndonesia); (2) Perlu adanya pembatasanperbedaan asas legalitas didalam hukum pidanamaieriildan pidana formil. Dalam Pasal 1 ayat (1)KUHP dipakai istilah "perundang-undangan"(wettelijk strafbepaling), sehingga peraturanpemerintah dan Perda dapat memuat sanksipidana; tetapi dalam KUHAP digunakan istilah"Wef', sehingga hanya dengan undang-undangd al am arti formil (Bij d e wet voonien), seseoran gdapat ditangkap, ditahan, digeledah, dituntut,diadili dll. Pasal 1 HAP Belanda berbunyi:"Strafuordering heef alleen plaats op de wijze bijd e w et voarzien" (Acara pid ana dijalan kan h anyamenurut acara yang ditentukan dalam undang-undang). Jadi hukum pidana materiil dapatbersifat lokal sedangkan hukum acara pidanabersifat nasional. HAP Jerman, Austria jugamengatur hal serupa. Bahkan HAP RRC tidakmengenal asas legalitas dalam hukum pidanamateriil tetapi mengenal asas legalitas dalamhukum acara pidana.Pembatasan penahanan agar disesuaikandengan konvensi-konvensi PBB, misalnya

    Penyidik Polri mempunyai wewenang menahantersangka selama 20 hari dan dapat diperpanjangselama 40 hari atas izin PU, dalam kasus dankondisi tertentu dapat diperpanjang selama 2 x 30harihariatas izin PN.Penggantian lembaga pengawas: ada lembagapengawas berupa Hakim Komisaris (HK), dengankewenangan yang dimiliki qleh lembaga PraPeradilan plus, sebab selama ini dianggapkewenangan yang dimiliki Pra Peradilan tidakefektif mengontrol tindakan Penyidik maupun PU.Di USA hakim ini disebut Hakim Magistrate, diPerancis iuge d'instruction, di ltalia disebutguidece istrutore, di Spanyol disebut juez deinsfruscion, di Belanda disebut RechterCommosaris.' .Penekanan kerja sama/koordinasi: dalam halupaya paksa berupa perpanjangan penahanan

    oleh Penyidik Polri, penggeledahan, penyitaan,penyadapan, koordinasi dengan PPNS(dihilangkan sifat pengawasan Penyidik Polriterhadap penyidikan oleh PPNS), melengkapiberkas, dan pemeriksaan di persidangan untukmelengkapi pembuktian, karena dalampemeriksaan di persidangan akan menggunakansistem peradilan yang semi adversarial (semiadversaial system\.Perlu pembatasan penyelesaian perkara Pidana:selama ini tidak ada pembatasan jangka waktusuatu perkara diselesaikan sejak penyidikanhingga pengadilan (termasuk hingga kasasi),padahal ini perlu demi kepastian hukum.Pembatasan yang tegas mengenai upaya hukumperlu dilakukan agar tidak terjadi seperti saat ini,bahwa terpidana, keluarganya atau kuasahukumnya dapat mengajukan upaya hukumbeberapa kali. Begitu juga kepastian hukummengenai seseorang yang dibebaskan darisegala dakwaan atau tuntutan tidak bolehmerugikan kepentingan hukum terdakwa sebagaiakibat dikabulkannya upaya hukum "luar biasademi kepentingan hukum" yang diajukan oleh PU.Jurisprudensi ini bermula dari diterima MA upayahukum luar biasa dalam kasus MuchtarPakpahan di era Orde Baru, sehingga sampaisaat ini menjadi suatu preseden bagi kasus-kasuslainnya. Bandingkan dengan ketentuan Pasal 259KUHAP: "(11 Demi kepentingan hukum terhadapsemua putusan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap dai pengadilan lain selain dari MA-Rl, dapat diajukan satu kali permohonan kasasioleh Jaksa Agung. (2) Putusan deni kepentinganhukum tidak boleh merugikan pihak yangberkepentingan."

    Tanggapan Atas Perubahan berkaitan denganPenyidikan dalam RUU HAPMengacu pada perubahan mendasar terkaitdengan RUU HAP dalam konteks penyidikan yangdilakukan oleh Polri ada beberapa hal yang sangatmendasar.1. Dihilangkannya lembaga penyelidikan dalam

    RUU HAP:Penyelidikan diserahkan sepenuhnya kepadaketentuan yang berlaku dalam instansi penegak

    5.

    6.

    2.

    4.

    9. lndriyantoSenoA ji,2006,"DwangMiddelen'-PenahananPerspeklifHakimKomisais&PembaharuanHukumPidanaFormil,MakalahdisampaikanpadaSeminarSosiaiisasiR.KUHAP, yang diselenggarakanolehDep. Hukdan HAMRI, Rabu,30Agustus2006, HotelAcasiaJakarta, hal. 16

    274

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    8/13

    R.M.Panggabean, Rancangan lJndang-ndang Hukum Acam Pidana

    hukum masing-masing. Padahal sebenarnyapenyelidikan merupakan akses untuk memasukiproses penyidikan, maka sebaiknya tetap ada(bandingkan Pasal 1 butir5 KUHAP).Menghilangkan kewenangan pengawasandalam hal PPNS melakukan penyidikan:Dalam Pasal 7 ayat (3) RUU HAP ditentukan:"Terkait dengan pengawasan dalam hal PPNSmelakukan proses penyidikan sesuai dengantugas dan wewenang di bidangnya tidakdiperlukan lagi, karena kedudukan PPNSdengan Penyidik Polri adalah sama, yang perludilakukan bagaimana berkoordinasi denganbaik,"Tujuan koordinasi adalah untuk kelancaranproses penyidikan. Dengan kata lain adalahuntuk menghilangkan kesan bahwa Polriseolah-olah atasan PPNS, agar tidak terkesan bahwaPenyidik Polri mempunyai kemampuan lebih dariPPNIS. Sebaiknya dalam penjelasan Pasal 7ayat (3) RUU HAP ini perlu ditambahkan bahwatuiuan koordinasi adalah: (a) agar ada-sinergitasantara Penyidik Polri dengan PPNS, (b)menjamin kelancaran dalam memberikanbantuan taktis dan teknis antara Penyidik Polridan PPNS, (c) untuk menangani perkara gandayang beradadi luar lingkup kewenangan PPNS'kooldinasi Penyidik Polri dengan PU sejakawal proses pe-nyidikan: Dalam melaksanakanpenyidikan, penyidik berkoordinasi,berkonsultasidan meminta petunjuk kepada PU'Hal ini harus dimulai sejak awal penyidikan,walaupun penyidik tidak harus minta petunjukPU, sebab ia bukan subordinasidariPU.Penghentian penyidikan: Pasal 14 RUU HAP,intinya adalah: "Penghentian penyidikan yangdilaiukan oleh Penyidik harus atas persetuiuandari Pu'. Hal ini demi menghindari kecurigaanantara PU dengan penyidik, dan apabila adapermohonan pra Peradilan, qgk? Yangbertanggung jawab adalah penyidik dan PU'Sejatinya, - penyidik tidak perlu memintapeisetujuan PU, tetapi sebelum menghentikanpenyidikan, penyidik wajib menggelar perkaradan'menghadirkan PU. Setelah itu, dalam waktu2 (dua) hari sejak tanggal penghentianpenyidikan, dikirimkan pemberitahuan kepadaiersangka, pelaPor/korban, dan PU.

    Penyerahan hasil penyidikan kepada PU:lntiPasal 15 RUU HAP adalah:"Hasilpenyidikahyang telah selesai disidik sebelum diberkasdikonsultasikan kepada PU". Hal ini tidak perlu,sebab proses penyidikan sejak awal sudahdikonsultasikan dan dikoordinasikan kepada PU'Tujuan konsultasi dan koordinasi adalah untukmenghindari agar tidak terjadi bolak-balikperkara, sehingga PU cukup satu kali menelitiberkas perkara,Tenggang waktu Yang waiar untukpemanggilan tersangka dan/atau saksi:Pasal 17 RUU HAq intinya: Pemanggilan harusdilakukan dalam tenggang waktu yang wajar.Kalau yang dipanggiltidak datang tanpa alasanyang sah, dapat dipanggil sekali lagi denganmembawa perintah. Hal ini memerlukanpenjelasan, sebab dalam praktik seringmenimbulkan multitafsir. Dalam kota misalnya 2(dua) hari sejak diterimanya surat panggilan,sedangkan di luar kota harus diperhatikantenggang waktu pengiriman. Selain itu,pemJnggilan dilakukan dua kali dan jika tidakhadir iinpa alasan yang sah, dilakukanpanggilan ketiga, dan meminta pejabat yangberwenang untuk membawa tersangka/saksikepada penyidik.Penasehat Hukum (PH) dapat mengikutijalannya pemeriksaanPasal 20 RUU HAP: "PH dapat mengikutijalannya pemeriksaan tersangka'. Hal ini'sebaiknya dipertegas dalam penjelasa.n Pasal20 RULi HAP, yang intinya adalah.b.ahwa PHdapat mengikuti pemeriksaan melalui kegiatanmelihat din mendengar tetapi tidak bolehmelakukan intervensi, mempengaruhi, ataumemberitahukan tersangka dengan catamemberikaniawaban.Penolakan ahli memberikan keterangantentang keahliannYalnti Pasal 25 ayal (3) RUU HAP: seseorang yangmenolak memberi keterangan ahli karenabertentangan dengan martabat, jabatan, "'dst;seharusn!a ditambahkan, "dalam hal ahlimenolak, maka dibuat berita acara penolakan"'9. Tersangka yang ditahan satu hari dan belumdiperiksaPasal 27 dan Pasal 28 RUU HAP, intinya bahwa

    7.3.

    275

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    9/13

    10.

    MMH, Jllid 39 No. 3September 2010

    kalau tersangka sudah ditahan kerhudian harikedua wajib dilakukan pemeriksaan. Apabilabelum diperiksa, maka tersangka, keluarganyaatau PH dapat mengajukan keberatan kepadaatasan penyidik yang melakukan penahanan.Sebaiknya ditambahkan agar dilakukanperlawanan berupa penangguhan penahanankepada atasan penyidik atau HK atau dalam halbelum ada HK dapat diajukan kepada ketua PNsetempat.Bedah mayat yang tidak mendapat izin darikeluargaPasal39 ayat (4)RUU HAP, intinya jika keluargakorban menolak ditakukan bedah mayat,penyidik dapat meminta wewenang dari HKunluk melaksanakan bedah mayat. Di sini perluditambahkan satu ayat terkait pengaturan waktu,bahwa HK harus mengeluarkan surat untukmemberikan penetapan kepada penyidikmelakukan bedah mayat.Pengaturan tentang hak-hak pelapor,pengadu, saksi dan korbanPasal40 RUU HAP, intinya mengatur mengenaiwajib pemberian perlindungan terhadap korbandan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari segalamacam ancaman yang implikasinya nremaksauntuk melakukan suatu hal mengenaidiperlukannya keterangan atau kesaksian padasemua tingkat pemeriksaan. Untuk lebihsempurna rumusan substansi ini perlu ditambahhak-hak korban dan/atau saksi sehingga perluada rumusan dalam pasal-pasalbaru yaitu:(1) Pasal 41, yang rumusannya sebagai berikut:

    Hak-hak korban dan saksi: (a) memperolehperlindungan atas keamanan pribadi,keluarga, dan harta bendanya, serta bebasdari ancaman yang berkenaan dengankesaksian yang akan, sedang atau telahdiberikannya, (b) ikut serta dalam prosesmemilih dan menentukan bentukperlindungan dan dukungan keamanan, (c)memberikan keterangan tanpa tekanan, (d)mendapatkan penerjemah, (e) bebas daripertanyaan yang menjerat, (f) mendapatkaninformasi mengenai perkembangan kasus,{g) mendapatkan informasi mengenaiputusan pengadilan, (h) mendapatakanidentitas baru, (i) mendapatkan tempatkediaman baru/te'mpat berdiam, (j)mendapatkan biaya transportasi sesuai

    kebutuhan/dana yang dikeluarkan, . (k)mendapatkan nasehat hukum, (l)memperoleh bantuan hidup sementarasampai batas waktu perlindungan berakhil(m) memperoleh bantuan medis, (n)memperoleh rehabilitasi fisik - sosial.

    (2)Pasal 42 yang rumusannya sebagai berikut:(a) Saksi dan atau korban yang merasadirinya berada dalam ancaman yang sangatbesar, atas persetujuan hakim dapatmemberikan kesaksian tanpa hadir langsungdi pengadilan tempat perkara sedangdiperiksa, (b) Saksi dan/atau korbansebagaimana dimaksud pada huruf "a" dapatmemberikan kesaksian tertulis di hadapanpejabat yang berwenang dan membubuhkantanda tangannya pada berita acara yangmemuat kesaksian itu, (c) saksi dan/korbansebagaimana dimaksud pada huruf "a" dapatjuga didengar kesaksiannya secara langsungmelalui sarana elektronik didampingi olehpejabat yang berwenang.

    Tugas dan wewenang PUPasal 42 RUU HAP, huruf "b', menyampaikansurat permohonan kepada HK untuk melakukanpenggeledahan, penyadapan, dan langkah-langkah lainnya. Hal ini sebaiknya dihapus,sebab surat permohonan dari Penyidik kepadaHK tidak perlu dikirim melalui PU. Oleh karena iturumusannya disarankan: (b) menerimatembusan surat permohonan yang diajukan olehPenyidik kepada HK untuk melakukanpenggeledahan, penyadapan, dan langkah-langkah lainnya.Tentang penahananPasal 42 huruf d RUU HAP memberipersetujuan atas penahanan yang melebihi 2 X24 jan yang dilakukan penyidik. Sejak awal,penyidik menolak pengaturan ini, sebab cukupmemberitahukan kepada HK dan tembusannyadisampaikan k-epada PU, sehingga rumusanyang disarankan: d. menerima tembusanpemberitahuan dari penyidik kepada HK tentangpelaksanaan penahanan tersangka yangdilakukan oleh penyidik.PU meminta penandatanganan suratperintah penahanan kepada HK danperpanjangan penahanan kepada Ketua PNPasal 42 huruf e dan huruf f RUU HAP, penyidikuntuk melakukan penahanan, maka harus .

    11.12.

    13.

    14.

    276

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    10/13

    15.

    meminta penandatanganan surat perintahpenahanan kepada HK, dan perpanjangankepada Ketua PN. Rumusan ini menunjukkanPU layaknya atasan penyidik dan menambahpanjang rantai birokrasi. Disarankanrumusannya: e. PU menerima tembusan suratpermohonan persetujuan izin penahanan yangdikirim Penyidik kepda HK, f. PU menerimatembusan surat permohonan izin penahananyang dikirimkan oleh penyidik kepada hakim PNyang ditunjukoleh Ketua PN.Penentuan layaknya suatu perkara dilakukanpenuntutan ke PN HakimPasal 44 ayat (2\ RUU HAP, "HK daPatmemeriksa tersangka dan saksidan mendengarkonklusi PU tentang layak atau tidak suatuperkara diajukdn ke PN. Pertanyaannya siapayang harus mengajukan layak atau tidak layak,apakah tersangka, keluarganya, PH atau pihakketiga yang merasa dirugikan.Tentang penangkapanPasal 56 ayat (5) RUU HAP, dalam waktu 1(satu) hari setelah dilakukan penangkapan ,...'.menyerahkan tembusan surat perintahpenangkapan. Perlu diubah yaitu "agar dalamwaktu paling lama 1 (satu) hari terhitung sejakpenangkapan, penyidik harus memberikantembusan Berita Acara Penangkapan kepadakeluarga tersangka atau walinya atau orangyang ditunjuk oleh tersangka." Dalampenjelasan pedu dimuat tentang pemberitahuanyang dapat djberikan secara tertulis, ataumelaluie-mail.Tentang penahanana. Pasal 58 ayat (2) RUU HAR jika PU yangmelakukan penahanan dalam tahaPpenyidikan, persetujuan penahanan

    diberikan oleh Kajari, dst....Sesuai asasdiferensiasi fungsional, maka PU tidakberwenang melakukan penyidikan, yangberwenang menyidik adalah jaksa selakupenyidik dalam kasus tertentu sesuaiundang-undang Yang memberikankewenangan kepada kejaksaan.b. Pasal 58 ayat (3) RUU HAP, untukkepentingan pemeriksaan pada tahappenyidikan, HK atas permintaan penyidik,melalui P-U berwenang memberikanpersetujuan perpanjangan penahananterhadap tersangka dan permohonan dari

    R.M.Panggabean, Rancangan Undang-ndang Hukum Acan Pidana

    penyidik ke HK tidak perlu lewat PU, pukupdiberikan tembusan. Sama halnya diMalaysia, Polisi Diraja Malaysia (PSRM)dalam melakukan penahanan tidak melaluikejaksaan atau Penguam Kerajaan Malaysiatetapi langsung ke Mahkamah. Oleh karenaitu perlu diubah menjadi: "(3) Untukkepentingan pemeriksaan pada tahappenyidikan, atas permintaan penyidik atauJaksa yang melakukan penyidikan HKberwenang memberikan persetuiuanpenahanan danlatau perpanianganp e n ahan an te rh ad ap te rsangkd .c. Pasal 58 ayat (4) RUU HAP, tidakmencantumkan penahanan terhadap orangasing. Oleh karena itu disarankanditambahkan rumusan satu ayat sehinggaberbunyi:"Dalam haltersangka yang ditahan adalahWNl, maka tembusan Berita AcaraPenahanan sebagaimana dimaksud padaayat (4) disampaikan kepada KedutaanBesar Negara Aslng yang bersangkutandengantersangka."Pasal 58 ayat (5) RUU HAP, penahanandilakukan terhadap tersangkalterdakwacukup ada kekhawatir?fl,.... e. untukkepentingan keselamatan tersangka atauterdakwa. Untuk itu perlu ada penambahansubstansi, yaitu: (f )menghambaUmenyulitkan Penyidikan.Pasal 59 RUU HAP, dalam hal ini perlu adapenambahan ayat, untuk menampungrumusan sebagai berikut: "(3) Di tempatdimana belum terdapat HK dan/atau karenaalasan lain yang tidak memungkinkanmengh ad apkan te rsangka kepada HK d alamwaldu 5 (ima) hari, maka penyidik yangmelakukan penahanan tersangka cukupmemberitahukan tindakan penahananterhadap tersangka kepada Ketua PN yangterdekat atau HK yang terdekat melaluitelepon/faksimili atau mengirim surattembusan melaluipos."Pasal 67 RUU HAR perlu ada penambahanayat sehingga menjadi 4 (empat) ayat, danrumusannya menjadi: "(4) Terhadappenangguhan penahanan yang dilakuka,n'oteh iU pada tahap penuitutin, Penyidikdapat mengaiukan keberatan/perlawanan

    16.

    d.

    e.

    17.

    277

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    11/13

    18.

    MMH, Jllid 39 It/0. 3 Sepfember 2010

    kepada Ketua PN yang bersangkutan.'g. Pasal 67 qyat (5) RUU HAP, dalam hal iniperlu perbaikan substansi pada ayat (5),sehingga rumusannya menjadi: "(51 ApabilaKetua PN menerima perlawanan Penyidiksebagaimana dimaksud dalam ayat (4),maka dalam waktu I (satu) hai terhitungsejaksefe/ah penetapan Ketua PN hakim PNwajib mengeluarkan surat perintahanpenahanan kembali."h. Pasal 67 ayat (7) RUU HAP, dalam hal inibahwa masa penahanan terhadaptersangka, terdakwa karena sakit dandirawat...dst..., masa penahanan tetapdihitung. Disarankan rumusannya menjadi:"Masa penahanan terhadap tersangka atauterdakwa karena sakit dan dirawat, masapenahanan.tidak dihitung". Tujuannya untukmenghindari orang-orang yang nakal,karena akan dapat dijadikan sebagai alasansakit dan dirawat di rumah sakit sampaihabis masa penahanan dan tersangka harusdilepas demihukum.

    Penggeledahana. Pasal 69 RUU HAq Cq penggeledahanrumah, dst..., penyidik harus mendapat izindari HK berdasarkan permohonan melaluiPU. Permohonan lewat PU dihapus,sehingga menjadi: .,..dst, dan tembusannyadikirim ke PU.b. Pasal69 RUU HAP perlu penambahan satuayat untuk mengakomodir hak saksi/korbansehingga rumusannya menjadi: "(5) Pihakyang menjadi objek penggeledahan untukpenyitaan dapat melakukan perlawananmelalui HruPN setempat afas tindakanpenyitaan terhadap barang yang tidakberhubungan dengan perkara yangbersangkutan.'c. Pasal 69 ayat (5) RUU HAP., intinyapenggeledahan dst.,., harus dilaporkankepada HK melalui PU dalam waktu 1 (satu)hari, dst..., untuk mendapatkan persetujuanHK. Di sini tidak perlu melalui PU, cukupdiberikan tembusan.

    Penyitaana. Ketentuan Pasal 75 RUU HAP hendaknyadiperbaiki, sehingga rumusannya sebagaiberikut: (1) Penyitaan harus mendapat izindari Hl(Ketua PN setempat berdasarkan

    permohonan dengan tembusan kepada.PU.(2) Penyidik wajib menunjuk tanda pengenal,surat perintah penyitaan dan surat izinpenyitaan dari Hl(Ketua PN setempat. (3)Dalam keadaan sangat mendesak, penyidikdapat melakukan penyitaan tanpa surat izindari Hl(Ketua PN setempat. (4) Penyitaansebagaimana dimaksud pada ayat (3) harusdilaporkan kepada Hl(Ketua PN setempatdengan tembusan ke PU dalam jangkawaktu paling lama 1 (satu) hari terhitungsejak tanggal dilakukan penyitaan, untukmendapatkan persetujuan Hl(Ketua PNsetempat. (5) Dalam hal HK atau Ketua PNsetempat menolak dst. (6) Penyitaan harusdisaksikan oleh dua orang saksi, yaitupemilik atau yang menguasai barang/bendayang disita dan saksi lain yang melihatpenyitaan.b. Pasal 81 RUU HAP, yaitu penyitaanterhadap benda-benda yang lekas rusakatau membahayakan ...dst, agarmengakomodasi hal pinjam pakai barangsitaan jika dimungkinkan sepanjang tidakmenyulitkan proses pemeriksaan.

    Ketentuan tentang penyadapanPasal 83 ayat (3) dan ayat (4) RUU HAP,permintaan surat izin penyitaan tidak perlumelaluiPU langsung ke HKdan tembusan kePU., oleh karena itu perbaikan rumusantersebut disarankan bunyi ayatayat sbb: (3)Penyadapan...dst...atas perintah tertulisdari atasan penyidik...dst...izin dariHl(Ketua PN setempat. (4) Penyidikmenghadap kepada Hl(Ketua PN setempatdan menyampaikan permohonan tertulisuntuk melakukan penyadapan kepada HK.Pasal 84 ayat (1) RUU HAP., dalam keadaanmendesak penyidik dapat melakukanpenyadapan...dst...wajib memberitahukankepada HK melalui PU. Disarankanrumusannya sbb: Dalamkeadaan...dst...tanpa surat izin dariHl(Ketua PN setempat dengan ketentuanwajib memberitahukan penyadapan tersebutlangsung kepada Ht(Ketua PN setempat,tembusan PU.BeritaAcara

    Pasal 109 RUU HAP, diperlukan penambahansatu ayat menjadi ayat (4), sehingga

    20.a.

    b.

    19.

    278

    21.

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    12/13

    22.

    rumusannya sebagaiberikut (4) Hasil kegiatanpenyidikan perkara disusun dalam BerkasPerkara sekurang-kurangnya berisi: (a) sampulberkas perkarai(b) daftar isi, (c) pokok perkara,(d) surat keterangan kelengkapan perkara, berita acara tindakan penyidikan perkara, (f)resume penanganan perkara, (g) analisispenanganan pasal-pasal yang dipersangkakan,(h) kesimpulan/pendapat Penyidik, (i) daftartersangka/saksi, fi) daftar barang bukti.Hakim Komisaris (HK)Wewenang HK hampir sama dengan PraPeradilan atau disebut 'Pra Peradilan plus",tidak melakukan penyidikan, jadi menentukanjuga layak tidaknya suatu perkara diajukan kepengadilan atas permohonan jaksa (pre fnal).Tujuannya adalah untuk mencari kebenaranmateril dan melindungi HAM terdakwa, agarorang yang tidak bersalah tidak dijatuhi pidana,juga perhatian kepada korban.Adapun wewenang HK adalah: (1) menentukansah tidaknya penangkapan, penahanan,penggeledahan, penyitaan dan penyadapan, (2)Pembatalan atau penangguhan penahanan, (3)bahwa keterangan yang dibuat olehtersangka/terdakwa dengan melanggar hakuntuk tidak memberatkan diri sendiri (se/fincrimination), (4) alat bukti atau pernyataanyang diperoleh secara tidak sah tidak dapatdijadikan alat bukti, (5) ganti kerugian ataurehabilitasi untuk seseorang yang ditangkapatau ditahan secara tidak sah dan ganti rugiakibat penggeledahan atau penyitaan yangtidak sah, (6) tersangka/terdakwa berhak untukatau diharuskan untuk didampingi olehpengacara, (ii penyidikan atau penuntutandilaksanakan untuk tujuan tidak sah, (B)penghentian penyidikan atau penuntutan tidakberdasarkan azas oportunitas, (9) layak atautidak suatu perkara diteruskan ke pengadilan,(10) pelanggaran terhadap hak tersangkaapapun yang lain yang terjadi selama dalamproses penyidikan.Konsepsi eksistensi HK dalam RUU HAP sangatidealis, namun perlu diperhatikan bagaimanapembentukan HK di seluruh kabupaten dan kotayang jumlahnya hampir 500, padahal tiapkabupaten kota minimal perlu 2 (dua) oranghakim, sehingga harus disiapkan HK 2 x 500or'ang= 1.000 hakim, belum lagi bangunan

    R.M.Panggabean, Rancangan Undang-ndang Hukun Ann pklana

    gedung, peralatan komputer, pegawai,kendaraan, telepon, dan lain-lain. Selain itu,dalam praktiknya akan kesulitan bagi penyidikyang berada di polsek-polsek terpencil dan/ataudi lndonesia Bagian Timur, untuk membawatahanan ke kabupaten atau PN setempatsementara belum ada HK. Jadi konsep yangideal di negara lain, tidak m utatis mutandis harusdiadopsi, namun harus melihat aspek geografis,sosial ekonomi dan budaya masyarakat bangsalndonesia.

    Kesimpulana. Hingga kini ada berbagai pandangan terhadapKUHAP: ada yang tidak menginginkan dilakukanperubahan, ada yang menginginkan perubahannamun cukup merevisi beberapa pasal yangsudah tidak sesuai lagi dengan perkembanganzaman;namun tidak kurang yang menginginkandilakukan perubahan total, walaupun substansiRUU HAP sebagian besar masih menggunakansusbtansi dalam KUHAP sekarang. Meskipundilakukan perubahan total, tetapi melihatsubstansi yang akan diubah, sulit untukdilaksanakan karena tidak sesuai dengankondisi geografi s lndonesia.

    b. Sejatinya tidak ada perubahan yang mendasaryang akan ditentukan dalam RUU HAPdibandingkan dengan substansi yang telahditentukan didalam KUHAP. Satu halyang agakberbeda antara substansi di dalam RUU HAPdengan substansi di dalam KUHAP adalahadanya Hakim Komisaris (HK) Yangmemperluas tugas dan wewenang lembaga praperadilan yang selama inidianggap para pencarikeadilan kurang efektif untuk melakukanperlindungan terhadap HAM, karena sifatnyahanya menguji formalitas kelengkapanadministrasi penyidikan.c. Sistem pemeriksaan dilakukan semi sistemadversarial, artinya tidak diperlukan lagipemeriksaan sangat lengkap seperti yang terjadisaat ini, karena pemeriksaan untuk pembuktianyang sebenarnya hanya ditemukan di dalampemeriksaan persidangan di pengadilan.

    Sarana. Hendaknya pemerintah tidak terlalu mudahmengubah peraturan perundangan undangan(khusunya undang-undang), karena efektif

  • 8/6/2019 Rancanga UU HAP

    13/13

    MMH, Jilid 39 No.3 September 2010

    tidaknya satu peraturan perundang-udangantidak terletak pada substansi peraturanperundang-udangan itu sendiri, sebab masihbanyak faktor yang mempengaruhinya.b. Hendaknya para pembentuk undang-undangansebelum melakukan perubahan, lebih duludilakukan penelitian yang seksama agarundang-udang yang dibentuk tidak sia-sia,sebab besarnya biaya untuk membahas satuundang-undang dan perubahan tidak cukup diatas kertas saja.c. Hendaknya dipertimbangkan bahwa sistemyang berlaku di negara lain belum tentu cocokditerapkan di lndonesia, sebab hukum tidakterlepas dari sikap nilai-nilai budaya yangdirefleksikan ke dalam hukum.

    DAFTAR PUSTAKAAndi Hamzah, 2002, Pemberantasan Korupsi

    Ditinjau D ari H uku m P id ana,Jakarta: Pu s at StudiHukum Pidana Univ. TrisaktiCarl Joachim Friedrich, 2008, Filsafat HukumPerspeldif Hisforis (diterjemahkan oleh RaisulMusttaqien darijudul asli: Ihe Philosophy of Lawin Historical Perspective dan penyuntingNurainun Mangunsong)., Bandung: Nusa Media,Hikmahanto Juwana, Penegakan Hukum DalamKajian Law And Development: Problema danFundamen Bagi Solusi Di lndonesia, Pidatollmiah dalam rangka Dies Natalis Ke-56 Ul,tanggal4 Februari 2006 di Depok.

    Muladi, 2008, Sisfem Peradilan Pidana BerdasarkanHukum Pidana Di lndonesia, Disampaikan dalamSemiloka mengenai Reformasi Sistem PeradilanPidana, diselenggarakan di KementerianMenpan-Jakarta, 1 9 Agustus 2008.

    R.M. Panggabean, 2008, Budaya Hukurn HakimDalam Pemerintahan Demokrasi danPemerintahan Otoriter, Studi tentang Putusan-Putusan Mahkamah Agung Rl periode Tahun1950-1965, Jakarta: Universitas Studi KajianEkonomi.

    Romli Atmasasmita, 2008, "Sinergi Kerja Polri DanKejaksaan Agung Dalam Sislem PeradilanPidana di lndonesia," Makalah disampaikanpada Seminar Hubungan Polisi - Jaksa: Menujulntegrasi, di Auditorium Bumi Putera -Fakultasllmu Sosial dan llmu Politik Univ. lndonesia,Depok,lTApril 2008.Sidharta, 2006, Moralitas Profesi Hukum SuafuTawaran Kerangka Berpikir, Bandung: RefikaAditamaSoedarto, 1977, Hukum dan Hukum Pidana,Bandung:Alumni,1977.

    Theo Huijbers, 1988, Filsafat Hukum Dalam LintasanSejarah, Yogyakarta: Kanisius.

    Yahya Harahap, 2006, Pembahasan Permasalahandan Penerapan KUHAP Penyidikan danPe nuntutan, Jakarta: Sinar Grafi ka, 2006.

    Republik lndonesia, Undang-Undang Nomor B Tahun1981 tentang HukumAcara Pidana.---, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentangPengesahan Konvensi lnternasional MenentangPenyiksaan dan Perlakuan atau PenghukumanLain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atauMerendahkan Martabat Manusia (ConventionAgainst Tofture And Other Cruel, lnhuman OrDeg rading Treatme nt or P unishmenUCAn.

    lnformasiTeknologi.---, Rancangan Undang-Undang tentang HukumAcara Pid ana ( Draft Terakhir).

    lndriyanto Seno Adji, 2006, 'Dwang Middelen" - ----:, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentangPenahanan Perspektif Hakin Komrsaris & KepolisianNegaraRepubliklndonesia.Pembaharuan Hukum Pidana Formil, Makalah ---, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentangdisampaikan pada Seminar Sosialisasi pengesahan lnternalional Covenant On CivilR.KUHAB yangdiselenggarakan oleh Dep. Huk Rtghfs And Politic,1966 (Kovenan lnternasionaldan HAM Rl pada hari Rabu, 30 Agustus 2006 , tentang Hak-hak Sipildan Politik).HotelAcasialakarta-Pusat. ---, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang