Rahma Lina Proposal PTK
-
Upload
rahma-lina -
Category
Documents
-
view
37 -
download
0
description
Transcript of Rahma Lina Proposal PTK
-
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
JUDUL :
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS XI
SMAN 48 SEMESTER I TAHUN 2014/2015
DISUSUN OLEH:
RAHMA LINA
5235111848
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.A. LATAR BELAKANG
SMAN 48 Jakarta merupakan salah satu SMA Negeri di
Jakarta. Di SMAN 48 Jakarta memiliki banyak masalah yang dihadapi
siswa dalam proses pembelajaran diantaranya: kurangnya
motivasi belajar siswa, siswa kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran, siswa sulit menguasi materi, dan rendahnya
kemampuan dasar siswa tertutama tentang matematika, sehingga
membuat hasil belajar siswa rendah terutama pelajaran
matematika. Sebelum penelitian dilakukan diperoleh data-data hasil
belajar SMAN 48 Jakarta kelas XI yang masih dibawah standar. Data
tentang hasil belajar matematika yang rendah dapat dilihat dari
berbagai hasil ulangan harian , ulangan mid semester dan
ulangan semester. Hasil belajar matematika melalui ulangan harian
dari tahun pelajaran 2008/2009 sampai tahun pelajaran 2014/2015
dirata-rata yaitu 60. Sedangkan hasil ulangan mid semester
kemarin diperoleh rata-rata 53. Hasil ini berada dibawah KKM mata
pelajaran matematika di SMAN 48 Jakarta yaitu 60. Hasil ulangan
mid semester dari 44 siswa XI yang memperoleh nilai diatas KKM
hanya 17 siswa dan 27 siswa yang lain mendapat nilai dibawah
KKM. Sedangkan rata-rata hasil ulangan semester siswa kelas XI
adalah 55, dari 44 siswa hanya ada 12 siswa yang memperoleh
nilai diatas KKM. Sisanya 32 anak mendapat nilai dibawah KKM.
Dari hasil yang diperoleh dari nilai tes matematika kelas VII
yang masih dibawah kreteria ketuntasan minimal yaitu 60, maka
penelitian perlu dilakukan di SMAN 48 Jakarta, dan dari hasil
penelitian tersebut diharapkan hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan.. Oleh karena itu motivasi siswa perlu ditingkatkan,
karena dengan meningkatnnya motivasi siswa hasil belajar dapat
lebih meningkat dan dengan meningkatnya hasil belajar siswa dapat
mendorong siswa lebih bersemangat untuk belajar matematika.
-
Diharapkan setelah penelitian proses pembelajaran mengalami
perubahan. Pemebelajaran tidak lagi bersifat satu arah tetapi
terjadinya keseimbangan pembelajaran antara guru dan siswa. Guru
bukanlah penguasa dikelas tetapi guru adalah pemberi motivasi
siswa dalam pembelajaran .
Kondisi pembelajaran dengan metode ceramah dan latihan
yang menyebabkan siswa menjadi pasif dalam belajar atau dengan
kata lain keaktifan siswa rendah yang didukung dengan rendahnya
hasil belajar matematika pula membuat hal ini harus diperbaiki.
Harapannya setelah penelitian dilakukan kondisi seperti semula
yaitu rendahnya keaktifan dan hasil belajar matematika siswa akan
mengalami perubahan. Setelah penelitian dilakukan diharapkan
keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Dari hasil nilai tes semester 1 yang masih rendah, masih
dibawah KKM yaitu 60 ini disebabkan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran yang masih kurang, setelah diadakan penelitian
apakah motivasi siswa dan hasil belajar siswa dapat meningkat?.
Motivasi siswa dan hasil belajar siswa yang masih rendah ini
kemungkinan disebabkan peneliti tidak menggunakan berbagai
model pembelajaran dengan tepat. Kondisi pembelajaran dengan
metode ceramah dan latihan yang menyebabkan siswa menjadi
pasif dalam belajar membuat siswa kurang termotivasi untuk
belajar, yang didukung dengan rendahnya hasil belajar matematika,
membuat hal ini harus diperbaiki.. Setelah penelitian dilakukan
diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Terjadinya peningkatan tersebut memperlihatkan
pembelajaran matematika yang berhasil. Sebelum memanfaatka
model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu pembelajaran yang
menggunakan model ceramah dan latihan pembelajaran yang
terjadi pembelajaran sifatnya hasyalah satu arah yaitu dari guru
saja. Siswa kurang terlibat dalam pembelajaran yang ada siswa
hanyalah sebagai pendengar saja. Kekurangan yang terjadi dalam
-
model pembelajaran ceramah tersebut harus diperbaiki yaitu
dengan memanfaatkan model pembelaran kooperatif tipe STAD.
1. B. Rumusan Masalah
1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.dapat
meningkatkan minat belajar matematika tentang trigonometri, siswa
kelas XI SMAN 48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran
2014/2015?
2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar matematika tentang trigonometri bagi
siswa kelas XI SMAN 48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran
2014/2015?
3. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan minat belajar dan hasil belajar matematika tentang
himpunan bagi siswa kelas XI SMAN 48 Jakarta pada semester I
tahun pelajaran 2014/2015?
2. C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum
1. Untuk Meningkatkan minat belajar siswa bagi siswa kelas XI
SMAN 48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran 2014/2015
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa bagi siswa kelas XI
SMAN 48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran 2014/2015
3. Untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa
bagi siswa kelas XI SMAN 48 Jakarta pada semester I tahun
pelajaran 2014/2015
Tujuan Khusus
1. Untuk Meningkatkan minat belajar siswa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas XI SMAN
48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran 2014/2015
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas XI SMAN
48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran 2014/2015
-
3. Untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa
kelas XI SMAN 48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran
2014/2015
4. D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatnya minati siswa kelas XI SMAN 48
Jakarta pada semester I tahun pelajaran 2014/2015.
b. Dapat meningkatnya hasil belajar siswa kelas XI SMAN 48
Jakarta pada semester I tahun pelajaran 2014/2015
c. Dapat meningkatnya minat belajar dan hasil belajar siswa
kelas XI SMAN 48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran
2014/2015
2. Bagi Guru
a. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatnya minat belajar siswa kelas XI SMAN 48
jakarta pada semester I tahun pelajaran 2014/2015
b. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatnya hasil belajar siswa kelas XI SMAN 48 Jakarta
pada semester I tahun pelajaran 2014/2015
c. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatnya minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI
SMAN 48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran
2014/2015
-
A. Hakekat matematika.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan
dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran
manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk
menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing
sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan
maslah.
Sehubungan dengan hal di atas Hudoyo (1988:3) menyatakan
matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-
struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga
matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Suatu
kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan logik
yang menggunakan pembuktian deduktif
B. Motivasi belajar
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang
agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah suatu
perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
(Frederick J. Mc Donald dalam H. Nashar, 2004:39). Tetapi menurut
Clayton Alderfer dalam H. Nashar (2004:42) Motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang
didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik
mungkin
C. Hakekat belajar.
Hilgrad (Dimyati dan Mujiono, 1994:9) mengatakan belajar
adalah proses melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan
latihan, yang dibedakan dalam perubahan-perubahan oleh faktor-
faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk
atau minum ganja bukan termasuk belajar. Sedangkan Skiner (Dimyati
-
dan Mujiono, 1994:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu
perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
D. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga
merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan
belajar. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan
pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari
lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak
berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa
untuk mencapai tujuan belajar Seseorang dapat dikatakan telah belajar
sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan
tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar
merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk
dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.
E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions)
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
achievment Divisions), tipe ini memiliki tujuan kognitif yaitu informasi
akademik sederhana dan tujuan sosial kerjasama dalam kelompok.
Menurut Slavin (Pahyono, 2004:4), model pembelajaran
kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 komponen (fase), yakni: a)
Presentasi kelas (Class Presentation); b) Pembentukan tim (Teams); c)
Kuis individu (Individual Quizzes); d) Perubahan skor individu
(Individual Improvement Score); e) Pengakuan tim (Team Recognition).
Model ini sangat cocok untuk menyajikan materi pembelajaran
terstruktur yang terdiri dari bebarapa bagian dan saling berhubungan
antar bagiannya. Misalnya seorang guru akan menyajikan pokok
materi/ bahasan A, B, C dan D. Artinya, sebelum dapat mempelajari
Sub B, siswa harus menguasai sub A, sebelum mempelajari sub C,
siswa harus sudah menguasai Sub A dan B, demikian seterusnya untuk
sub D.
-
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah sebagai berikut.
Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan minat belajar matematika tentang trigonometri siswa
kelas XI SMAN 48 jakarta Tahun ajaran 2014/2015.
Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar matematika tentang trigonometri siswa
kelas XI SMAN 48 Jakarta pada semester I tahun pelajaran
2014/2015
Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar matematika tentang
trigonometri siswa kelas XI SMAN 48 Jakarta pada semester I
tahun pelajaran 2014/2015
A. Setting Penelitian
1. Waktu penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Desember tahun
2011 dengan agenda menyusun proposal penelitian tindakan kelas
kemudian dilanjutkan membuat instrumen penelitian, karena bulan
Desember 2011 tersebut tidak cukup maka penulis lanjutkan
membuat instrument penelitian pada bulan Januari 2012, setelah
membuat instrument penelitian tindakan kelas selesai, peneliti
melakukan pengumpulan data penelitian pada bulan Januari dan
Pebruari 2012, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian
tindakan kelas pada bulan Januari dan Pebruari yang terdiri dari
siklus 1 dan siklus 2, setelah data terkumpul peneliti menganalisis
pada bulan Pebruari dan Maret 2012 lalu dilanjutkan dengan diskusi
membahas analisa data tersebut dengan teman sejawat pada bulan
Maret 2012 dan dilanjutkan bulan April 2012 peneliti menyusun
laporan hasil penelitian tindakan kelas (PTK). Jadi peneliti
mengadakan penelitian dari persiapan awal yaitu menyusun
proposal penelitian tindakan kelas (PTK) sampai dengan menyusun
-
laporan hasil penelitian tindakan kelas (PTK), dilakukan mulai dari
bulan Desember 2011 sampai dengan bulan April 2012
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 11 Lokasi penelitian
merupakan sekolah swasta yang terletak satu komplek dengan
SMA. SMKN 11 tempat dilangsungkannya penelitian berada di Jl.
Pancur Gang 1 wilayah Kecamatan makasar Kabupaten Jakarta
timur.
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini yang pertama adalah siswa kelas XI
SMKN 11, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan
dengan jumlah seluruhnya yaitu 42 siswa. Siswa kelas XI memiliki
tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat
kecerdasan ini dikarenakan latar belakang mereka yang berbeda.
Latar belakang siswa yang berasal dari keluarga yang berbeda
mengakibatkan tingkat kecerdasan dan pola berfikir siswa menjadi
berbeda. Selain latar belakang mereka yang berbeda kebanyakan
siswa memiliki motivasi dan minat belajar yang rendah.
C. Sumber Data
Peneliti mengambil sumber data dari hasil belajar siswa kelas XI
dengan kondisi awal yang masih rendah yaitu 53 dibawah KKM 60 dan
hasil belajar pada siklus I dan siklus II, sedangkan motivasi siswa
diambil dari hasil pengamatan motivasi siswa oleh teman sejawat.
Banyaknya data peneliti mengambil dari 1) data kondisi awal
yang meliputi proses pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas XI 2)
data siklus I yang meliputi proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa
dalam belajar dan hasil evaluasi siklus I dan 3) data siklus II juga
diambil dari hasil proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dalam
belajar dan evaluasi siklus II
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
-
Data penelitian yang diambil atau dikumpulkan oleh peneliti
bersumber dari a) hasil tes kompetensi dasar pengertian himpunan
dan cara menyatakan himpunan sebagai kondisi awal siswa untuk
penelitian, b) hasil pengamatan motivasi siswa oleh rekan sejawat
pada proses pembelajaran materi himpunan di kelas XI SMAN 48
jakarta tahun pelajaran 2014/2015 dilakukan dengan lembar
pengamatan motivasi siswa, dan c) Cara pengambilan data hasil
belajar siswa dilakukan menggunakan tes pada setiap akhir siklus.
2. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini
adalah: a) daftar nilai tes hasil belajar kompetensi dasar pengertian
himpunan dan cara menyatakan himpunan sebagai kondisi awal
siswa untuk penelitian sebagai kondisi awal penelitian, b) motivasi
belajar matematika dengan menggunakan lembar pengamatan
motivasi dan c) hasil belajar siswa menggunakan butir soal tes yang
dilakukan setiap akhir siklus
E. Validasi Data
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Soal yang berupa
perintah dan skor penilaian dikonsultasikan dengan rekan sejawat
terhadap soal tersebut,soal dan penilaian dapat atau layak digunakan
sebagai instrumen penelitian. Adapun soal dan skor penilaian meliputi:
1) untuk data tentang hasil belajar instrumen atau butir soal melalui
kisi-kisi. Kisi-kisi dibuat supaya soal yang dikeluarkan tidak
mengelompok melainkan menyebar atau rata dan soal yang
dikeluarkan sesuai dengan kurikulum, dan 2) untuk data motivasi
instrumennya adalah lembar pengamatan motivasi siswa.
F. Analisis Data
1. Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian diperoleh dengan
mengadakan tes. Tes dilakukan dengan menggunakan soal yang
dibuat oleh peneliti. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes pada
siklus pertama dan tes pada siklus yang kedua. Hasil tes dari siklus I
dianalisis untuk mengetahui perbandingan hasil belajar kondisi awal
-
dengan kondisi hasil belajar siklus I. Dari analisis tersebut kemudian
dibuat refleksi untuk mengetahui kelemahan siswa dalam
menyelesaikan tugas. Berdasar kelemahan-kelamahan yang ada,
diadakan ulasan untuk menghadapai tes siklus II. Hasil pada siklus II
dianalisis dan direfleksi, dari analisis dan refleksi tersebut dapat
diketahui kemampuan hasil belajar matematika siswa.
2. Kualitatif
Tehnik pengumpulan data kualitatif yaitu menggunakan
lembar pengamatan motivasi siswa yang dilakukan oleh
peneliti/pengamat. Observasi motivasi siswa digunakan untuk untuk
mengetahui motivasi belajar matematika pada siswa yang
menggunakan menggunakan lembar pengamatan motivasi.
Persentase motivasi = (Skor perolehan : skor maksimal )x 100%,
siswa dikatakan termotivasi bila persentasi motivasi siswa lebih dari
50%
G. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas
meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi himpunan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas XI
SMAN 48 semester I tahun 2012 adalah:
1. Rata-rata minat belajar matematika siswa yang rendah menjadi
naik yaitu lebih dari atau sama dengan 50%.
2. Hasil belajar siswa dikatakan tuntas, bila hasil belajar rata-rata
siswa dari rendah dalam satu kelas naik menjadi rata-rata hasil
belajar matematika satu kelas lebih dari 60.
H. Prosedur Tindakan
Sebelum melakukan tindakan kelas, diadakan refleksi awal
dengan cara mengobservasi hasil ulangan harian siswa kelas XI tahun
pelajaran 2013/2014, materi pelajaran Himpunan pada kompetensi
dasar pengertian himpunan dan cara menyatakan himpunan.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus
melalui tahapan-tahapan: perencanaan, implementasi tindakan,
observasi/pengamatan, refleksi.
-
1. Siklus I
Secara terperinci prosedur penelitian tindakan kelas dalam siklus
pertama diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan.
Perencanaan dalam siklus pertama meliputi:
1) Mengobservasi hasil ulangan harian pelajaran matematika
kelas XI SMK 11 tahun 2013/2014
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa
3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran materi
kompetensi dasar operasi pada himpunan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif.
4) Membuat kuis.
5) Membuat lembar pengamatan untuk siswa
6) Membuat soal-soal tes untuk melihat hasil tindakan pada
siklus I
7) Berdiskusi dengan guru matematika yang lain atau teman
sejawat.
b. Implementasi Tindakan
Awal pelaksanaan tindakan adalah membentuk kelompok
yang terdiri 8 sampai dengan 9 siswa secara acak. Pada
pertemuan pertama diberikan materi operasi irisan dan
gabungan pada himpunan, setiap kelompok diberi soal untuk
didiskusikan bersama kelompoknya dengan bimbingan guru
seperlunya, selanjutnya siswa diberi kuis.
Pada pertemuan kedua diberikan materi operasi
komplemen dan kurang. Setiap kelompok diberi soal untuk
didiskusikan bersama kelompoknya dengan bimbingan guru
seperlunya, selanjutkan siswa diberi kuis.
Pada pertemuan ketiga dilakukan tes siklus pertama untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa selama siklus I.
c. Pengamatan (Observasi)
Saat pelaksanaan implementasi tindakan kelas, diobservasi
oleh seorang pengamat yaitu seorang guru matematika.
-
Pengamat mengisi lembar pengamatan untuk siswa yang berisi
semua kegiatan siswa dalam setiap pertemuannya dan memberi
penilaian setiap poin penilaiannya.
d. Refleksi dan Analisa
Semua hasil dari implementasi tindakan dan hasil
pengamatan oleh observer dikumpulkan, dianalisis dan
dievaluasi didiskusikan antara peneliti dan pengamat tentang
kelebihan dan kelemahan tindakan pada siklus I sebagai bahan
refleksi awal siklus II.
2. Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, perlu diadakan perbaikan
pada siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah dari refleksi siklus I
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran materi diagram
venn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
3) Membentuk kelompok yang anggotanya berbeda tingkat
kompetensinya. Setiap kelompok diusahakan ada satu siswa
yang memiliki tingkat kompetensi tinggi atau sedang.
4) Membuat kuis.
5) Membuat lembar pengamatan untuk siswa.
6) Membuat soal tes untuk melihat hasil tindakan pada siklus
II.
b. Implementasi tindakan.
Kelompok kerja yang dibentuk pada siklus II berbeda
dengan kelompok pada siklus I. Setiap kelompok harus ada
seorang siswa yang memiliki kompetensi sedang sampai tinggi.
Pertemuan keempat membahas diagram venn dilanjutkan
mengerjakan kuis.
Pada pertemuan selanjutnya membahas pemecahkan
masalah sederhana yang berkaitan dengan diagram venn,
dilanjutkan mengerjakan kuis. Pertemuan berikutnya dilakukan
-
tes kedua untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar
siswa pada siklus II.
c. Pengamatan
Seperti pada siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II ini
juga diamati oleh seorang pengamat dengan mengisi lembar
pengamatan yang sudah direncanakan.
d. Refleksi dan Analisa
Hasil pengamatan dan implementasi tindakan didiskusikan
sekali lagi bersama antara peneliti dan pengamat.