Radioterapi Novi
-
Upload
ratih-novi-pratiwi -
Category
Documents
-
view
42 -
download
0
description
Transcript of Radioterapi Novi
RADIOTERAPI
Pembimbing:
dr. H. Edwin M. Hilman, Sp. Rad
Disusun oleh:
Ratih Novi Pratiwi (1102008205)
KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN ILMU RADIOLOGI
RSUD KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2013
PENDAHULUAN
Radioterapi adalah jenis terapi yang menggunakan radiasi tingkat tinggi untuk
menghancurkan sel-sel kanker. Baik sel-sel normal maupun sel-sel kanker bisa dipengaruhi
oleh radiasi ini. Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi ataupun
pembelahan sel-sel kanker akan terhambat. Sekitar 50-60% penderita kanker memerlukan
radioterapi. Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, sebagai terapi paliatif
yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman akibat kanker dan
sebagai adjuvant yakni bertujuan untuk mengurangi risiko kekambuhan dari kanker. Dengan
pemberian setiap terapi, maka akan semakin banyak sel-sel kanker yang mati dan tumor akan
mengecil. Sel-sel kanker yang mati akan hancur, dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari
tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan bisa pulih kembali dari pengaruh radiasi. Tetapi
bagaimanapun juga, kerusakan yang terjadi pada sel-sel yang sehat merupakan penyebab
terjadinya efek samping radiasi. Radiasi mempunyai efek yang sangat baik pada jaringan
yang membelah dengan cepat.
Dosis dari radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe dan stadium tumor
bersamaan dengan responnya terhadap radioterapi. Perhitungan yang rumit telah dilakukan
untuk menentukan dosis dan jadwal radiasi pada rencana terapi. Seringkali pengobatan
diberikan dari berbagai sudut yang berbeda untuk mendapatkan efek radiasi yang maksimal
terhadap tumor dan efek yang minimal terhadap jaringan yang sehat.
Hal-hal yang harus diingat pada radioterapi adalah: efek samping yang terjadi
selama radioterapi bisa ditangani, radiasi yang diberikan melalui tubuh pasien dan tidak
tertinggal di dalam tubuh sehingga pasien tidak bersifat radioaktif, hanya bagian tubuh pada
area radiasi yang dipengaruhi dan sel-sel normal yang terpapar radiasi akan segera
memulihkan diri beberapa jam setelah terkena paparan.
1
RADIOTERAPI
Biologi Sel Maligna
Terdapat beberapa gen yang dapat dianggap bertanggungjawab terhadap proses
terjadinya tumor maligna, yang dikenal dengan sebutan onkogen. Terdapat beberapa hal yang
bisa mengakibatkan sel normal bermutasi menjadi onkogen, yaitu proses kongenital, dimana
sejak lahir sudah membawa onkogen, bahan kimia karsinogenik yang masuk ke dalam tubuh
dan bereaksi dengan DNA pada kromosom dan virus onkogen yang bila memasuki sel
normal akan berintegrasi dengan kromosom yang ada di dalam nukleus lalu melakukan
transkripsi serta radiasi kronik yang terus menerus mengenai sel-sel normal.
Bila sel sudah berubah menjadi sel tumor maligna, maka ia memiliki kemampuan
yang tidak dimiliki oleh sel-sel normal, seperti kemampuan mitosis yang sangat cepat,
kemampuan memproduksi enzim kolagenesis yang menyebabkan sel tumor maligna mampu
melakukan metastasis limfogen, hematogen ke jaringan sekitar, serta kemampuan sel tumor
untuk melakukan angiogenesis yakni membentuk neovaskularisasi yang menyebabkan tumor
dapat tumbuh besar.
Dasar Biologi Radioterapi
Jaringan bila terkena radiasi penyinaran, akan menyerap energi radiasi dan akan
menimbulkan ionisasi atom-atom. Ionisasi tersebut dapat menimbulkan perubahan kimia dan
biokimia yang pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan biologik. Kerusakan sel yang
terjadi itu dapat berupa kerusakan kromosom, mutasi, perlambatan pembelahan sel dan
kehilangan kemampuan untuk berproduksi.
Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel yang bila mengenai
sebuah atom akan menyebabkan terpentalnya elektron keluar dari orbit elektron tersebut.
Pancaran energi dapat berupa gelombang elektromagnetik, yang dapat berupa sinar gamma
dan sinar X. Pancaran partikel dapat berupa pancaran elektron (sinar beta) atau pancaran
partikel netron, alfa, proton.
2
Jenis radiasi pengion berupa sinar Gamma dan sinar X. Sinar Gamma merupakan
pancaran gelombang elektromagnetik yang berasal dari disintegrasi inti cobalt 60 radioaktif.
Akibat dari disintegrasi inti tersebut akan terbentuk satu pancaran energi berupa sinar gamma
dan 2 pancaran partikel, yaitu pancaran elektron disebut sinar beta dan pancaran inti helium
disebut sinar alfa. Sinar gamma digunakan dalam radioterapi, sedangkan sinar alfa dan sinar
beta digunakan dalam terapi radiasi internal. Sinar X atau photon merupakan pancaran
gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan oleh pesawat liner akselerator, digunakan
untuk radiasi eksterna.
Radiasi pengion bila mengenai sel tumor maligna, akan menimbulkan ionisasi air
dan oksigen ekstraseluller dan intraseluller sehingga menjadi ion H+, ion OH- dan ion
oksigen. Ion ini bersifat tidak stabil dan dapat berubah menjadi radikal H, radikal OH dan
radikal oksigen. Radikal ini akan bereaksi dengan DNA dan menimbulkan kerusakan DNA
dan akhirnya menimbulkan kematian sel maligna.
Reaksi yang terjadi antara radiasi pengion dengan sel tumor maligna bisa berupa
reaksi direk dan reaksi indirek. Reaksi direk adalah interaksi yang terjadi antara radiasi
pengion dengan sel tumor maligna, dalam hal ini interaksi langsung antara radiasi pengion
dengan DNA didalam kromosom pada inti. Atom-atom yang menyusun molekul pada DNA,
mengalami ionisasi, akibatnya DNA kehilangan fungsi-fungsinya sehingga sel-sel tumor
mengalami kemandekan dalam proliferasinya. Reaksi indirek adalah reaksi terpenting dalam
proses interaksi radiasi pengion dengan sel tumor maligna. Molekul air dan molekul oksigen
yang terdapat intraseluller dan ekstraseluller akan terkena radiasi pengion. Akibatnya
elektron akan terlempar keluar orbit dan akan berubah menjadi ion H+ dan ion OH- serta ion
oksigen. Ion-ion ini bersifat tidak stabil dan akan berubah menjadi radikal H, radikal OH dan
radikal oksigen. Radikal-radikal tersebut secara kimiawi sangat berbeda dengan molekul
asalnya dan mempunyai kecenderungan besar untuk bereaksi dengan DNA. Akibat dari
reaksi tersebut maka akan terjadi kerusakan DNA yang dapat berupa putusnya kedua
backbone DNA (double strand break), satu backbone DNA putus (single strand break),
kerusakan base (base damage), kerusakan molekul gula (sugar damage), DNA-DNA
crosslink dan DNA protein cross link. Diantara reaksi yang terjadi didalam sel tumor
maligna, selain kerusakan DNA pada kromosom, akibat reaksi direk dan indirek dari radiasi
pengion, juga terjadi suatu efek sitologis yang disebut abrasi kromosom. Radiasi akan
menghambat proses pembelahan sel. Radiasi yang terjadi pada saat sel tumor dalam proses
interfase dan mulai membelah, beberapa sel akan mengalami aberasi kromosom. Akibat
3
aberasi kromosom ini dapat terjadi beberapa kemungkinan: (1) kematian sel yang segera
terjadi (early cell death), (2) aberasi terus menerus setelah beberapa kali sel membelah.
Terdapat beberapa jenis aberasi kromosom: (1) satu fragmen kromosom akan berpindah
tempat ke kromosom lain, (2) satu fragmen kromosom berpindah tempat pada lengan yang
lain pada kromosom yang sama satu fragmen kromosom berpindah tempat pada lengan yang
sama pada kromosom yang sama.
Persiapan Radioterapi
Persiapan radioterapi meliputi pemeriksan laboratorium lengkap, BNO-IVP,
pemeriksaan radiologik tulang-tulang pelvis dan lumbal, mempersiapkan mental penderita.
Pemeriksaan laboratorium meliputi darah tepi, gula darah, kimia darah, EKG. Bila ada
anemia harus dikoreksi dulu, karena keadaan anoksia akan mengurangi kepekaan sel-sel
kanker terhadap radiasi, infeksi lokal juga harus diobati dulu dengan antibiotika lokal ataupun
sistemik. Pemeriksaan BNO-IVP diperlukan untuk menetapkan fungsi ginjal dan untuk
menentukan apakah ureter terkena atau tidak. Mental penderita dipersiapkan dengan cara
menjelaskan tentang penyakitnya, cara radiasi (luar atau intrakaviter), efek samping, lama
dirawat di rumah sakit, tentang haid dan hubungan seksual di kemudian hari.
Persiapan radiasi meliputi konsultasi, stimulasi, potograf dan block and shields.
Konsultasi merupakan tahap paling awal dari pengobatan radioterapi. Pada saat konsultasi,
ahli radioterapi akan mengambil data pasien secara akurat, riwayat penyakit serta berbagai
pemeriksaan laboratorium lainnya yang mungkin diperlukan, Stimulasi kemudian dilakukan,
yakni perencanaan radioterapi yang akan diberikan. Pada tahap ini pasien akan datang ke
bagian radioterapi, kemudian berbaring dibawah suatu mesin yang disebut stimulator.
Beberapa peralatan mungkin diperlukan untuk mencegah pasien bergerak atau merubah
posisi agar pengobatan diberikan pada tempat yang tepat. Kemudian akan dibuat beberapa
tanda dan mungkin beberapa foto rontgen yang akan diambil. Foto rontgen yang diambil itu
pada nantinya akan mempermudah ahli radioterapi untuk melakukan pengobatan di kemudian
hari, karena pasien akan mendapatkan radioterapi selama beberapa kali. Stimulasi merupakan
tahap yang penting dalam proses radioterapi. Perlindungan dan pengaman diperlukan selama
pasien menjalani pengobatan radioterapi, yang akan melindungi sel-sel normal dari efek
radiasi.
4
Perangkat radioterapi dengan meja tidur pasien
Jenis Radioterapi
Dikenal beberapa jenis radioterapi, yaitu radioterapi eksternal dimana terdapat
jarak antara sumber radiasi dengan kulit penderita dengan Cobalt 60 atau linear accelerator.
Lapangan operasi digambar lebih dahulu sebelumnya atau pada hari radiasi dan penderita
disuruh datang pada jam yang telah ditentukan tanpa persiapan khusus. Brachiterapi yaitu
sumber radiasi ditempelkan pada tumor, contohnya brachiterapi intracavitair karsinoma
serviks dan radiasi internal dengan memasukkan cairan radioaktif secara oral ataupun
intravena. Misalnya dengan menggunakan Jodium 131 radioaktif untuk terapi
adenokarsinoma papiliferum dan folikular tiroid.
1. Radiasi Eksternal
Radiasi jenis ini bisa menghancurkan hampir semua jenis kanker dan bisa
dijalani oleh pasien rawat jalan (tidak perlu opname). Juga bisa digunakan untuk
menghilangkan nyeri dan gangguan lain yang lazim dialami oleh penderita kanker yang
sudah metastase (menyebar).
Kadang diberikan bersamaan dengan operasi/pembedahan, yaitu kalau
kankernya belum menyebar tetapi tidak bisa diangkat seluruhnya, atau dikhawatirkan
akan tumbuh lagi di sekitarnya. Tindakan dilakukan setelah jaringan utama kanker
diangkat, sebelum luka bedah ditutup kembali lokasi bekas kanker diradiasi. Cara yang
disebut intraoperative radiation therapy (IORT) ini terutama digunakan pada kanker
5
thyroid, usus, pankreas, dan rahim (termasuk indung telur, leher rahim, mulut rahim, dan
sekitarnya). Radiasi eksternal juga diberikan sebagai pencegahan (prophylactic cranial
irradiation, PCI), misalnya pada penderita kanker paru radiasinya diarahkan ke otak
supaya sel kanker tidak menjalar ke otak.
Terapi radiasi eksternal tidak membuat penderita menjadi radioaktif
(memancarkan radiasi ke sekitarnya). Jadi tidak berbahaya bagi orang-orang di
sekitarnya.
2. Radiasi Internal (Brachytherapy)
Sumber radiasi berupa susuk/implant berbentuk seperti kabel, pita, kapsul,
kateter, atau butiran kecil berisi isotop radioaktif iodine, strontium 89, fosfor, palladium,
cesium, iridium, fosfat, atau cobalt, yang ditanamkan tepat di jaringan kanker atau di
dekatnya. Cara ini lebih efektif membunuh sel kanker sekaligus memperkecil kerusakan
jaringan sehat di sekitar sasaran radiasi. Susuk radioaktif ini ada yang ditanam selama
beberapa menit saja (dosis tinggi), ada yang selama beberapa hari (dosis rendah), ada
juga yang dibiarkan di dalam tubuh tanpa diangkat lagi.
6
Radiasi internal sering digunakan untuk mengobati kanker di daerah kepala
dan leher, thyroid, prostat, leher rahim, kandungan, payudara, sekitar selangkangan, dan
di saluran kencing.
Selama menjalani terapi ini penderita sedikit radioaktif, khususnya di sekitar
lokasi susuk, tetapi secara keseluruhan tubuh penderita tidaklah radioaktif. Untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, penderita perlu menjalani rawat inap dengan
beberapa batasan. Misalnya, dirawat di ruang tersendiri. Pendamping boleh melayani
penderita, tetapi tidak terus-menerus berada di sisinya. Begitu juga tamu yang bezuk
dibatasi waktunya. Wanita hamil dan anak-anak di bawah usia 18 tahun tidak boleh
berkunjung. Tetapi setelah implant radioaktif ini diambil lagi, penderita sama sekali tidak
radioaktif.
3. Radiasi Sistemik
Pada radiasi sistemik, bahan radioaktif sebagai sumber radiasi ditelan seperti
obat atau disuntikkan, yang kemudian mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Radiasi
ini digunakan untuk mengobati kanker thyroid dan non-Hodgkin’s lymphoma.
Sisa-sisa bahan radioaktif yang tak terpakai keluar dari tubuh melalui air liur,
keringat, dan air kencing. Dalam kurun waktu tertentu cairan ini bersifat radioaktif, tetapi
sesudahnya tidak lagi. Itu sebabnya penderita yang menjalani radiasi sistemik perlu
menjalani rawat inap.
Efek Samping Radioterapi
Efek samping radioterapi bervariasi pada tiap pasien. Secara umum efek samping
tersebut tergantung dari dosis terapi, target organ dan keadaan umum pasien. Beberapa efek
samping berupa kelelahan, reaksi kulit (kering, memerah, nyeri, perubahan warna dan
ulserasi), penurunan sel-sel darah, kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah bisa
terjadi pada setiap pengobatan radioterapi. Kebotakan bisa terjadi tetapi hanya pada area yang
terkena radioterapi. Radiasi tidak menyebabkan kehilangan rambut yang total. Pasien yang
menjalani radiasi eksternal tidak bersifat radioaktif setelah pengobatan sehingga tidak
berbahaya bagi orang di sekitarnya. Efek samping umumnya terjadi pada minggu ketiga atau
7
keempat dari pengobatan dan hilang dua minggu setelah pengobatan selesai. Untuk
mengurangi efek samping radioterapi beberapa hal perlu dilakukan. Bila terdapat kelelahan,
pasien dianjurkan untuk tetap beraktivitas seperti biasa, bila memang diperlukan maka
aktivitas bisa dikurangi, usahakan untuk bisa tidur nyenyak di malam hari serta beristirahat
yang cukup. Bila terjadi kehilangan nafsu makan maka sebaiknya pasien dianjurkan untuk
makan segala makanan yang diinginkan, makan dalam jumlah kecil tetapi sering, hindari
memakan makanan yang kering, minum banyak air, bisa diberikan makanan suplemen untuk
meningkatkan nafsu makan. Perubahan kulit yang terjadi bisa dikurangi dengan tidak
menggunakan produk-produk pada kulit sebelum radioterapi, menggunakan baju yang tidak
terlalu sempit, menggunakan sabun yang lembut dan air hangat pada saat membasuh tubuh,
dilarang menggosok terlalu keras pada area yang terkena radioterapi, hindari temperatur yang
terlalu panas atau terlalu dingin serta hindari sinar matahari langsung. Pada umumnya efek
samping dari radioterapi akan hilang dengan sendirinya setelah pengobatan dihentikan.
Tetapi pada beberapa kasus yang jarang akan terjadi efek samping yang berkepanjangan
karena radiasi menyebabkan kerusakan pada organ dalam yang berhubungan atau berdekatan
dengan tempat tumor.
8
CARSINOMA MAMMAE
Radioterapi pada Ca Mammae / Kanker Payudara
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X)
untuk membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Perawatan ini dapat
digunakan untuk membunuh sel-sel kanker apapun yang berada di payudara, dinding dada,
atau area ketiak setelah operasi konservasi payudara dilakukan. Terapi radiasi dapat diberikan
dalam 2 cara utama.
Seringkali, radiasi eksternal digunakan untuk mengobati kanker payudara. Terapi
ini bentuknya seperti radiasi sinarX biasa tapi untuk periode yang lebih lama. Terapi radiasi
dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa di payudara, dinding dada, atau
area ketiak setelah operasi atau, lebih jarang, untuk mengecilkan tumor sebelum operasi.
1. Radiasi eksterna
Pengobatan biasanya diberikan 5 kali dalam seminggu (Senin-Jumat) di
pusat rawat jalan. Ini dimulai sekitar satu bulan setelah operasi dan berlangsung sekitar 6
minggu. Setiap perawatan berlangsung beberapa menit. Terapi ini sendiri tidak
menimbulkan rasa sakit. Kulit penderita akan ditandai sebagai panduan untuk fokus
radiasi pada area yang dituju. Jika digunakan bersama dengan kemoterapi, radiasi
biasanya diberikan setelah kemoterapi selesai.
Efek samping utama dari radiasi adalah pembengkakan dan sumbatan di
payudara, perubahan warna kulit seperti habis tersengat matahari di daerah paparan, dan
perasaan sangat lelah. Perubahan jaringan payudara dan kulit biasanya menghilang
dalam kurun waktu 6 sampai 12 bulan. Pada beberapa perempuan, payudara akan lebih
9
kecil dan lebih kencang setelah terapi radiasi. Radiasi padakelenjar getah bening aksila
juga dapat menyebabkan pembengkakan lengan dalam jangka panjang (lymphedema).
Accelerated breast irradiation: Metode yang lebih baru sekarang ini
sedang dipelajari yang melibatkan penerapan radiasi selama periode yang jauh lebih
singkat. Ini disebut radiasi dipercepat. Dalam satu pendekatan, dosis radiasi yang lebih
besar diberikan setiap hari, tetapi tentu saja radiasi disingkat menjadi hanya 5 hari.
Dalam pendekatan lain, satu dosis besar radiasi diberikan di ruang operasi tepat setelah
lumpektomi (sebelum kulit payudara ditutup). Sebagian besar dokter masih menganggap
percepatan radiasi masih eksperimental saat ini.
2. Radiasi Interna / Brachytherapy
Cara lain untuk memberikan radiasi adalah menanam biji radioaktif ke dalam
jaringan payudara di samping kanker. Mungkin diberikan bersamaan dengan radiasi
eksternal untuk menambah power radiasi yang ditujukan ke tumor. Hal ini juga sedang
dipelajari untuk menjadi satu-satunya sumber radiasi. Sejauh ini hasilnya baik, tetapi
studi lebih lanjut diperlukan sebelum brachytherapy sendiri dapat digunakan sebagai
perawatan standar.
10
Salah satu metode brachytherapy yang digunakan disebut Mammosite®.
Menggunakan sebuah balon yang melekat ke ke tabung tipis. Balon dimasukkan ke
dalam ruang lumpektomi dan diisi dengan air garam. Radioaktivitas ditambahkan
melalui selang. Bahan radioaktif ditambahkan dan diganti dua kali sehari (atas dasar
rawat jalan) selama 5 hari. Kemudian balon dikempiskan dan diangkat.
Jenis brachytherapy juga dapat dianggap sebagai accelerated breast
irradiation. Saat ini tidak ada studi yang membandingkan hasilnya secara langsung
dengan radiasi eksternal standar. Tidak diketahui apakah hasil jangka panjangnya sama
baik atau tidak.
Proses penanaman biji radioaktif ke dalam payudara
11
Mesin bracytherapy
12