Radioterapi Tumor Otak

42
Telaah Ilmiah RADIOTERAPI PADA TUMOR OTAK Oleh Arinanda Kurniawan, S. Ked Irwansyah, S. Ked Pembimbing: dr. Djasril Jahiddin, Sp. Rad – k. (onk) DEPARTEMEN RADIOLOGI RUMAH SAKIT MUHAMMAD HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 1

Transcript of Radioterapi Tumor Otak

Page 1: Radioterapi Tumor Otak

Telaah Ilmiah

RADIOTERAPI PADA TUMOR OTAK

Oleh

Arinanda Kurniawan, S. Ked

Irwansyah, S. Ked

Pembimbing:

dr. Djasril Jahiddin, Sp. Rad – k. (onk)

DEPARTEMEN RADIOLOGI

RUMAH SAKIT MUHAMMAD HOESIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

1

Page 2: Radioterapi Tumor Otak

HALAMAN PENGESAHAN

Telaah Ilmiah yang berjudul

Radioterapi pada Tumor Otak

oleh

Arinanda Kurniawan

Irwansyah

telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior

(KKS) di bagian Radiologi Rumah Sakit dr. Moh. Hoesin Palembang

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Palembang, Desember 2010

Pembimbing

dr. Djasril Jahiddin, Sp. Rad (onk

2

Page 3: Radioterapi Tumor Otak

BAB I

PENDAHULUAN

Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam

otak yang terdiri atas tumor otak benigna dan maligna. Tumor otak benigna

adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas,

sedangkan tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi

menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar

(metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Tumor otak

dibagi menjadi dua tipe yaitu tumor primer dan sekunder. Tumor primer, yaitu

tumor yang berasal dari dalam otak sendiri. Bisa berasal dari astrosit,

oligodendrosit, ependimosit, fibroblast arakhnoidal, neuroblas-meduloblas.

Sedangkan tumor sekunder, yaitu tumor yang berasal dari karsinoma metastasis

yang terjadi di bagian tubuh lainnya, contohnya yang paling sering adalah yang

berasal dari tumor paru-paru pada pria dan tumor payudara pada wanita.

Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma

seluruh tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam

kanalis spinalis. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap

tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10%

dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di

Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor

otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70

dengan pundak usia 40-65 tahun. Insidens tumor otak primer terjadi pada sekitar

enam kasus per 100.000 populasi per tahun. Dimana tumor otak primer tersebut

kira-kira 41% adalah glioma, 17% meningioma, 13% adenoma hipofisis dan 12%

neurilemoma. Pada orang dewasa 60% terletak supratentorial sedang pada anak

70% terletak infratentorial.

Pada anak yang paling sering ditemukan adalah tumor serebellum yaitu

meduloblastoma dan astrositoma, sedangkan pada dewasa adalah glioblastoma

3

Page 4: Radioterapi Tumor Otak

multiforme. Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.

Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosis tumor otak

apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang

ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan

cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor

kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, invasi dan destruksi dari

jaringan otak. Walaupun demikian ada beberapa jenis tumor yang mempunyai

predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak.

Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan

tumor benigna dan maligna.

Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam

penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan

bahwa modalitas terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal

jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi. Sifat dan

lokasi tumor otak seringkali menimbulkan proses desak ruang yang akan

meningkatkan tekanan intrakranial, terlebih pada kasus metastasis tumor ganas

pada intrakranial akan cepat menimbulkan edema serebri yang akan memperburuk

tekanan intrakranial.

4

Page 5: Radioterapi Tumor Otak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 ANATOMI – HISTOLOGI OTAK

Otak, merupakan merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang terletak

di cavum cranii, otak dibentuk oleh cavum neuralis yang membentuk 3

gelembung embrionik primer, yaitu prosenchephalon, mesensephalon,

rhombhencephalon, untuk selanjutnya berkembang membentuk 5 gelombang

embrionik sekunder, yaitu telencephalon, dienchephalon, mesencephalon,

metenchepalon, dan myelencephalon. Telencephalon membentuk Hemispaherum

cerebri, corteks cerebri. Diencephalon membentuk epithalamus, thalamus,

hipothalamus, subthalamus, dan methatalamus. Didalam diencephalon terdapat

rongga; vebtriculus tertius yang berhubungan dengan ventriculus lateralis melalui

foramen interventriculare (Monroi). Mesencephalon membentuk corpora

quadgemina dan crura cerebri, dalam mesencephalon terdapat kanal sempit

aquaductus sylvii yang menghubungkan ventriculus tertius dengan ventriculus

quartus. Metencephalon membentuk cerebellum dan pons, sedangkan

Myelencephalon membentuk medulla oblongata.

Berat otak saat lahir 350 gram, dan berkembang hingga saat dewasa

seberat 1400-1500 gram. Otak di bungkus oleh meninges yang terdiri dari 3 lapis.

Di dalam otak terdapat rongga : systerna ventricularis yang berisi liquors

erebrospinalis yang lanjut ke rongga antar meninges, cavum subarachnoidea.

Fungsi utama liquorserebrospinalis yaitu melindungi dan mendukung otak dari

benturan.

Hemisphaerum cerebri jumlahnya sepasang, dipisah secara tidak sempurna

oleh fissura longitudinalis superior dan falx serebri, belahan kiri dan kanan

dihubungkan oleh corpus callosum. Hemisphaerum cerebri dibentuk oleh cortex

cerebri, substantia alba, ganglia basalis, dan serabut saraf penghubung yang

5

Page 6: Radioterapi Tumor Otak

dibentuk oleh axon dan dendrit setiap sel saraf. Cortex cerebri terdiri dari selapis

tipis substantia grissea yang melapisis permukaan hemisphaerum cerebri.

Permukaannya memiliki banyak sulci dan gyri, sehingga memperbanyak jumlah

selnya.diperkirakan terdapat 10 milyar sel saraf yang ada pada cortex cerebri.

Hemispaerum cerebri memiliki 6 lobus; lobus frontalis, lobus parietalis,

lobus temporalis, lobus occipitalis, lobus insularis dan lobus limbik. Lobus

frontalis, mulai dari sulcus sentralis sampai kapolus centralis, terdiri dari gyrus

precentralis, girus frontalis superior, girus frontalis media, girus frontalis

inferior,girus recrus, dirus orbitalis, dan lobulus paracentralis superior. Lobus

parietalis, mulai dari sulcus centralis menuju lobus occipitalis dan cranialis dari

lobus temporalis, terdiri dari girus post centralis, lobulus parietalis superior,dan

lobulus parietalis inferior-inferior-posterior. Lobus temporalis, terletak antara

polus temporalis dan polus occipitalis dibawah sulcus lateralis. Lobus occipitalis

terletak antara sulcus parieto occipital dengan sulcus preoccipitalis, memiliki dua

bangunan, cuneus dan girus lingualis. Lobus insularis, tertanam dalam sulcus

lateralis. Lobus limbik, berbentuk huruf C dab terletak pada dataran medial

hemisfer cerebri.

Lobus oksipitalis yang terletak di sebelah posterior (di belakang kepala)

bertanggungjawab untuk pengolahan awal masukan penglihatan. Sensasi suara

mula-mula diterima oleh lobus temporalis, yang terletak di sebelah lateral (di sisi

kepala)

Lobus parietalis terutama bertanggungjawab untuk menerima dan

mengolah masukan sensorik seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri

dari permukaan tubuh. Sensasi-sensasi ini secara kolektif dikenal sebagai sensasi

somestetik (perasaan tubuh). Lobus parietal juga merasakan kesadaran megenai

posisi tubuh, suatu fenomena yang disebut propriosepsi.

Kesadaran sederhana mengenai sentuhan, tekanan, atau suhu dideteksi

oleh thalamus, tingkat otak yang lebih rendah. Thalamus membuat anda sadar

bahwa sesuatu yang panas versus sesuatu yang dingin sedang menyentuh badan

6

Page 7: Radioterapi Tumor Otak

anda, tetapi tidak memberitahu dimana atau seberapa besar intentitasnya.

Lobus frontalis bertanggungjawab terhadap tiga fungsi utama: (1) aktivitas

motorik volunteer (2) kemampuan berbicara (3) elaborasi pikiran. Daerah di lobus

frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis akhir di neuron-neuron motorik

eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka.

Area Broca yang betanggungjawab untuk kemampuan berbicara, terletak

di lobus frontalis kiri dan berkaitan erat dengan daerah motorik korteks yang

mengontrol otot-otot penting untuk artikulasi.

Daerah Wernicke yang terletak di korteks kiri pada pertemuan lobus-lobus

parietalis, temporalis, dan oksipitalis berhubungan dengan pemahaman bahasa.

Daerah ini berperan penting dalam pemahaman bahasa baik tertulis maupun lisan.

Selain itu, daerah ini bertanggung jawab untuk memformulasikan pola

pembicaraan koheren yang disalurkan melalui seberkas saraf ke daerah Broca,

kemudian mengontrol artikulasi pembicaraan.

Daerah motorik, sensorik, dan bahasa menyusun hanya sekitar separuh

dari luas korteks serebrum keseluruhan. Daerah sisanya, yang disebut daerah

asosiasi berperan dalam fungsi yang lebih tinggi (fungsi luhur).

Korteks asosiasi prafrontalis adalah bagian depan dari lobus frontalis tepat

di anterior korteks motorik. Peran sebagai: (1) perencanaan aktivitas volunteer (2)

pertimbangan konsekuensi-konsekuensi tindakan mendatang dan penentuan

pilihan (3) sifat-sifat kepribadian.

Korteks asosiasi parietalis-temporalis-oksipitalis dijumpai pada peetemuan

ketiga lobus. Di lokasi ini dikumpulkan dan diintegrasikan sensasi-sensasi

somatic, auditorik, dan visual yang berasal dari ketiga lobus untuk pengolahan

persepsi yang kompleks.

Korteks asosiasi limbic di bawah dan dalam antara kedua lobus temporal.

Daerah ini berkaitan dengan motivasi dan emosi.

7

Page 8: Radioterapi Tumor Otak

Pembentuk susunan saraf pusat adalah neuron yang jumlahnya mencapai 100

milyar, didukung oleh sel glia yang jumlahnya 10 kali lipat dari neuron. Setiap

neuron memiliki tonjolan panjang , akson yang berfungsi membawa informasi

keluar dari neuron (serabut eferen). Selain itu terdapat tonjolan pendek, dendrit

yang berfungsi membawa informasi menuju neuron (serabut aferen)

Sel glia, atau neoroglia (hanya berada pada susunan saraf pusat) berfungsi

untuk menyangga dan dukungan metabolik terhadap neuron. Ada 2 macam sel

glia; makroglia dan microglia. Mikroglia berfungsi sebagai sel fagosit yang sangat

besar jika terjadi infeksi atau kerusakan pada susunan saraf, sedangkan makroglia

berfungsi sebagai penyangga dan fungsi nutritif. Mikroglia ada 4 macam, yaitu

Oligodendroglia, sel schwann, sel astrosit, dan sel ependyma. Bersama-sama

mereka dipandang sebagai suatu sistem yang dinamik bermakna fungsional dalam

pertukaran metabolik antara neuron sistem saraf pusat lingkungannya. Terdapat

tiga jenis sel glia, mikroglia, oligodendroglia, dan astrosit. Mikroglia secara

embriologis berasal dari lapisan mesodermal sehingga pada umumnya tidak

diklasifikasikan sebagi sel glia sejati. Mikroglia memasuki SSP melalui sistem

pembuluh darah dan berfungsi sebagai fagosit, membersihkan debris dan melawan

infeksi.

Astrosit

Astrosit merupakan neuroglia terbesar, berbentuk bintang , berinti besar, bulat

atau lonjong, sitoplasmanya mengandung banyak ribosom dan nukleoli tidak

jelas. Astrosit protoplasma terutama terdapat dalam substantia grissea otak dan

medulla spinalis, sedangkan astrosit fibrosa terutama dalam substantia alba.

Karena banyaknya prosesproses sitoplasma yang luar, astrosit penting sebagai

struktur penyokong dan struktural dalam SSP. Fungsi astrosit masih diteliti;bukti-

bukti memperlihatkan bahwa sel-sel ini mungkin berperan dalam menghantarkan

impuls dan transmisi sinaptik dari neuron dan bertindak sebagai saluran

penghubung antara pembuluh darah dan neuron

Oligodendrosit

8

Page 9: Radioterapi Tumor Otak

Disebut juga oligodendroglia, lebih kecil dari astrosit dengan cabang-cabang

yang lebih pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong, sitoplasma

lebih padat dengan ribosom bebas dan terikat dalam jumlah besar. Oligodendrosit

terutama terdapat dalam 2 lokasi, di dalam substansia grissea dan di antara berkas-

berkas akson di dalam substantia alba. Lainnya terletak dalam posisi perivascular

sekitar pembuluh darah. Oligodendroglia dan astrosit merupakan neuroglia sejati

dan berasal dari lapisan embrional ektodermal (sama seperti neuron).

Oligodendroglia berperan dalam pembentukan myelin.

Sel Ependim

Sel ependim berasal dari lapisan dalam tabung neuralis dan

mempertahankan susunan epitel mereka . sel ependim melapisi rongga otak dan

medulla spinalis dan terendam dalam cairan serebrospinal uang mengisi rongga-

rongga ini. Meskipin ujung apikal sel ependim melapisi rongga tersebut, namun

dasarnya tidak seragam dan terdiri dari procesus panjang yang meluas dari pusat

otak ke jaringan penyambung perifer, akibatnya procesus sel ependim berjalan di

antara unsur saraf dan merupakan matriks penyokong yang mirip dengan sel glia

lainnya.

Sel schwann

Sel schwann membungkus semua serat saraf dari susunan saraf perifer,

dan meluas sampai perlekatannya masuk atau keluar dari perlekatannya di

medulla spinalis dan batang otak sampai ke ujungnya. Sel swhann

memperlihatkan inti yang heterochromatik, biasanya gepeng, dan terdapar di

tengah sel dengan banyak mitokondria, mikrotubul dan mikrofilamen.

II.2 DEFINISI TUMOR OTAK

Tumor adalah adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang

disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut

menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme

9

Page 10: Radioterapi Tumor Otak

perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel

merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat.

Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan

DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu

sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat

memicu terjadinya kanker.

Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak

merupakan penyakit yang menyerang otak manusia, yang merupakan pusat

kendali dari tubuh manusia, sehingga tumor otak pada umum nya dapat

mengganggu fungsi organ tubuh lain bahkan dapat menyebabkan kematian.

Tumor otak dapat bersifat benigna dan maligna.

Tumor intrakranial (termasuk lesi desak ruang) bersifat jinak maupun

ganas, dan timbul dalam otak, meningen, dan tengkorak. Tumor otak berasal dari

jaringan neuronal, jaringan otak penyokong, sistem retikuloendotelial, lapisan

otak dan jaringan perkembangan residual, atau dapat bermetastasis dari karsinoma

sistemik. Metastasis otak ditandai oleh keganasan sistemik dari kanker paru,

payudara, melanoma, limfoma dan kolon. Tumor otak dapat terjadi pada semua

usia; dapat terjadi pada anak kurang dari 10 tahun, tetapi paling sering terjadi pada

dewasa usia dekade kelima dan enam. Pasien yang bertahan dari tumor otak

ganas jumlahnya tidak berubah banyak selama 20 tahun terakhir.

II.3 ETIOLOGI

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,

walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang

perlu ditinjau, yaitu :

1. Herediter

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali

pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-

10

Page 11: Radioterapi Tumor Otak

anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat

dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial

yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat

untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.

2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)

Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan

yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada

kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas

dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi

pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.

3. Radiasi

Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat

mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu

terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah

timbulnya suatu radiasi.

4. Virus

Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar

yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam

proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan

antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

5. Substansi-substansi Karsinogenik

Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.

Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti

methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang

dilakukan pada hewan.

11

Page 12: Radioterapi Tumor Otak

II.4 KLASIFIKASI

Tumor otak memiliki banyak klasifikasi, klasifikasi yang mungkin paling

banyak dipahami adalah Klasifikasi Kernahan dan Sayre karena tumor diberi

nama sesuai dengan sama sel yang terserang, baik sel pada susunan saraf orang

dewasa, pada pembuluh darah, maupun pada gangguan perkembangan

(kongenital). Stadium keganasannya diberi derajat I-IV ( IV adalah yang paling

ganas).

Presentase klasifikasi tumor otak:

Glioma

Astrositoma derajat I 40-50%

Astrositoma derajat II 5-10%

Astrositoma derajat III 2-5%

(glioblastoma multiform) 20-30%

Medulloblastoma 3-5%

Oligodendroglioma 1-4%

Ependimoma derajat I-I 1-3%

Meningioma 12-20%

Tumor Hipofisis 5-15%

Neurolemoma T.U NVIII 3-10%

Tumor metastatik 5-10%

Tumor pembuluh darah 0.5-1%

Malformasi arteriovenosa,

Hemangioblastoma,

Endotelioma

Tumor defek perkembangan 2-3%

Kista dermoid, epidermoid,

Teratoma, Kordoma,

Parafiseal

12

Page 13: Radioterapi Tumor Otak

Kraniofaringioma 3-8%

Pinealoma 0.5-0.8%

Lain-lain 1-3%

Sarkoma, papilloma plexus

choroideus, lipoma,

tidak terklasifikasi

1. Glioma

Jumlah glioma adalah sekitar 40-50% dari tumor otak. Glioma

dikelompokkan berdasarkan asal embriologis. Pada orang dewasa sel neuroglia

sistem saraf pusat berfungsi untuk memperbaiki, menyokong dan melindungi sel-

sel saraf yang lunak. Glioma terdiri dari jaringan penyambung dan sel-sel

penyokong. Neuroglia mempunyai kemampuan untuk terus membelah selama

hidup. Sel-sel glia berkumpul membentuk parut sikatriks padat dibagian otak

dimana neuron menghilang oleh karena cedera atau penyakit. Tumor glia

merupakan penyebab dari hampir separuh tumor otak pada anak. Sebagian besar

tumor glia pediatrik merupakan tumor derajat rendah yang paling sering terletak

di fossa posterior dan regio diensefalon.

2. Astrositoma

Astrositoma sering menginfiltrasi otak dan sering berkaitan dengan kista

dalam berbagai ukuran.walaupun menginfiltrasi bagian otak namun efeknya pada

fungsi otak hanya sedikit sekali pada permulaan penyakit. Pada umumnya

astrositoma tidak bersifat ganas, walaupun dapat mengalami perubahan keganasan

berupa glioblastoma, yaitu suatu astrositoma yang sangat ganas.tumor-tumor ini

pada umumnya tumbuh lambat. Oleh karena itu penderita sering tidak datang

berobat walaupun tumor sudah berjalan bertahun-tahun. Astrositoma derajat I

memperlihatkan gambaran astrosit yang tidak banyak berbeda dengan astrosit

normal, hanya saja jumlahnya berbeda, sehingga kepadatannya dalam suatu

daerah menonjol. Astrositoma derajat II,III, dan IV secara berturut-turut

13

Page 14: Radioterapi Tumor Otak

memperlihatkan segi-segi keganasan yang meningkat. Astrositoma derajat III

menggambarkan gambaran histologik yang sudah mitotik, infiltratif dan ekspansif

sehingga banyak necrosis dan hemoragik terjadi. Apalagi astrositoma derajat IV,

berbagai jenis sel dalam tahap mitosis dijumpai baik dalam formasi yang khas,

maupun yang tersebar secara tidak teratur dengan banyak nekrosis dan

hemoragi.maka astrositoma derajat III dan IV diberi nama tersendiri yaitu

Glioblastoma multiform. Sampai timbul gejala (misal: serangan epilepsi maupun

nyeri kepala). Eksisi bedah lengkap pada umumnya tidak dapat dilakukan karena

tumor bersifat invasif, tapi bersifat residif terhadap radiasi.

3. Glioblastoma multiform

Glioblastoma multiform adalah jenis gliom ayang paling ganas. Tumor ini

memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi. Dan eksisi bedah yang

lengkap tidak ungkin dilakukan. Harapan hidup pada umumnya sekitar 12 bulan.

Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi predileksi utamanya adalah lobus

frontalis. dan sering menyebar ke sisi kontralateral melalui korpus kalosum.

4. Oligodendroglioma

Oligodendroglioma merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai

astrositoma, tetapi terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relatif avaskular dan

cenderung mengalami kalsifikasi; biasanya dijumpai pada hemisfer otak dewasa

muda. Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang timbul

hingga 10 tahun, secara klinis bersifat agresif, dan menyebabkan simptomatologi

bermakna akibat peningkatan intrakranial.di dalam daerahnya terdapat kista,

perkapuran dan hemoragi.

Oligodendroglioma merupakan pada manusia yang paling bersifat

kemosensitif. Regimen kemoterapi yang paling sering digunakan adalah melfalan,

thiotep, temozolomide, paklitaksel ( taxol) dan regimen berdasar platinum.

Diyakini bahwa sel neoplasma dari oligodendroglia rentan terhadap efek alkilasi

dari kemoterapi sitotoksik. Penjelasan yang lebih lengkap masih menunggu hasil

dari penelitian genetik lebih lanjut.

14

Page 15: Radioterapi Tumor Otak

5. Ependimoma

Ependimoma adalah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari

hubungan erat pada ependim yang menutupi ventrikel, paling sering terjadi pada

fossa posterior, tetapi dapat terjadi dari setiap bagian fossa ventrikularis. Tumor

ini lebih sering terjadi ada anak maupun orang dewasa. Dua faktor utama yang

mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan hidup jangka

panjang adalah usia dan letak anatomis tumor. Makin muda usia pasien maka

makin buruk prognosisnya (biasanya terlihat pada usia anak kurang dari 7 tahun)

alasan prognosis yang buruk msih belum diketahui. Diyakini bahwa tumor

embrional pada anak berbeda dari tumor pada dewasa dan semakin imatur

jaringan tumor pada anak menyebabkan makin agresifnya sifat tumor yang

memperburuk prognosisnya (Spagolli,2000). penderita tumor yang terletak pada

dasar dan atap ventrikel dapat direseksi secara sempurna daripada penderita tumor

di processus lateralis. Perbedaan ini darena dasar dan atap tumor cenderung

menginfiltrasi struktur pedunculus cerebri dan pons sehingga menyebabkan tidak

mungkin dilakukan pengangkatan sempurna.pengobatan radiasi dilakukan pasca

operasi, kecuali pada anak usia kurang dari 3 tahun yang menjalani kemoterapi.

II.5 DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita

tumor otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti,

adapun pemeriksaan penunjang yang dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI.

Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita

yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di atas.

Gejala Klinik Umum

Gejala umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau akibat

infiltrasi difus dari tumor. Gejala yang paling sering adalah sakit kepala,

15

Page 16: Radioterapi Tumor Otak

perubahan status mental, kejang, nyeri kepala hebat, papil edema, mual dan

muntah. Tumor maligna (ganas) menyebabkan gejala yang lebih progresif

daripada tumor benigna (jinak). Tumor pada lobus temporal depan dan frontal

dapat berkembang menjadi tumor dengan ukuran yang sangat besar tanpa

menyebabkan defisit neurologis, dan pada mulanya hanya memberikan gejala-

gejala yang umum. Tumor pada fossa posterior atau pada lobus parietal dan

oksipital lebih sering memberikan gejala fokal dulu baru kemudian memberikan

gejala umum.

Gangguan kesadaran akibat tekanan intrakranial yang meninggi

Peningkatan tekanan intrakranial yang progresif menimbulkan gangguan

kesadaran dan manifestasi disfungsi batang otak yang dinamakan sindrom uncus,

atau sindrom kompresi diencephalon, sindrom komresi sentral rostrokaudal, dan

herniasi cerebellum ke foramen magnum. Gejala umum tekanan intrakranial yang

meninggi terdiri dari sakit kepala, muntah dan kejang, gangguan mental dan

perasaan abnormal di kepala.

Sakit kepala, merupakan gejala umum yang dapt dirasakan pada setiap

tahap tumor intrakranial. Sifat sakit nyeri berdengyt atau rasa penuh dikepala.

Nyerinya paling hebat pada pagi hari karena pada tidur malam PCO2 serebral

meningkat sehingga mengakibatkan peningkatan CBF dan dengan demikian

mempertinggi lagi tekanan intrakranial. Juga lonjakan tekanan intrakranial sejenak

karena batuk, mengejan atau berbangkis memperberat nyeri kepala. Nyeri kepala

merupakan gejala dini tumor intrakranial pada kira-kira 20% dari para penderita.

Muntah. Juga gejala muntah sering timbul pada pagi hari setelah bangun

tidur. Hal ini disebabkan oleh tekanan intrakranial nyang menjadi lebih tinggi

selama tidur malam.sifat muntah penderita dengan tekanan intrakranial yang

meninggi adalah khas yaitu proyektil atau muncrat dan tidak didahului oleh mual.

Kejang lokal. Dapat merupakan manifestasi pertama tumor intrakranial

16

Page 17: Radioterapi Tumor Otak

pada 15% penderita. Kejang umum dapat timbul sebagai manifestasi tekanan

intrakranial yang melonjak secara cepat terutama bagi manifestasi glioblastoma

multiform. Kejang tonik yang sesuai dengan serangan rigiditas deserebrasi

biasanya timbul pada tumor fossa franii posterior dan secara tidak tepat

dinamakan cereberal fits.

Gangguan mental. Tumor serebri dapat mengakibatkan dementia, apatia,

gangguan watak dan intelegensia, bahkan psikosis tidak peduli lokasinya.

Perasaan abnormal di kepala. Banyak penderita tumor intrakranial

merasakan berbagai macam perasaan yang samar seperti enteng di kepala, pusing,

atau tujuh keliling.mungkin sekali perasaan itu timbul sehubungan dengan adanya

tekanan intrakranial yang meninggi karena samarnya maka kebanyakan dari

keluhan semacam itu tidak dihiraukan oleh si pemeriksa dan seringkali dianggap

sebagai keluhan fungsional.

Tanda lokalisatorik yang menyesatkan

Suatu tumor intrakranial dapat menimbulkan manifestasi yang tidak sesuai

dengan fungsi tempat yang didudukinya. Manifestasi semacam itu dinamakan

tanda-tanda lokalisatorik yang menyesatkan. Tanda tersebut adalah;

Kelumpuhan saraf otak. Karena desakan tumor saraf otak dapat tertarik atau

tertekan. Desakan itu tidak usah langsung terhadap saraf otak.

Refleks patologik. Reflek patologik yang positif di kedua sisi dapat

ditemukan pada penderita dengan tumor yang didalam salah satu hemisferium

saja..Fenomen ini dapat di jelaskan oleh adanaaya penggeseran mesensefalon ke

sisi kontralateral itu mengalami kompresi dan reflek patologis pada sisi tumor

menjadi positif karena kerusakan pada jaras kortikospinalis di tempat yang

diduduki tumornya sendiri.

Gangguan mental. Dapat timbul pada setiap penderita dengan tumor

17

Page 18: Radioterapi Tumor Otak

intrakranoal yang berlokasi dimanapun.

Gangguan endokrin. Dapat juga timbul karena proses desak ruang di

daerah hipofisis. Desakan dari jauh dan pergeseran tumor tak langsung di ruang

supratentorial dapat mengganggu juga fungsi hipofisis dan hipothalamus.

Ensefalomalasia. Akibat kompresi arteri serebral oleh suatu tumor dapat

terjadi di daerah yang agak jauh dari tempat tumor sendiri, sehingga segala defisit

yang timbul misalnya hemianopsia atau afasia, tidak dapat dianggap sebagai tanda

lokalisatorik.

Tanda-tanda lokalisatorik yang benar atau simptom fokal

Neoplasma serebral yang tumbuh di daerah fungsional yang khas

membangkitkan defisit serebral tertentu sebelum manifestasi hipertensi

intrakranial menjadi suatu kenyataan. Adapun defisit serebral itu adalah

monoparese, hemiparese, hemiapsia, afasia, anosmia, dan seterusnya. Dalam hal

tersebut gejala dan tanda diatas mempunyai arti lokalosatorik, tetapi bilamana

tekanan intrakranial sudah cukup tinggi dan membangkitkan berbagai gejala dan

tanda maka, hemiparesis yang bangkit atau afasia yang baru muncul tidak

mempunyai arti lokalisatorik. Seringkali gejala atau tanda dini luput dihargai

sebagai tanda lokalisatorik, karena proses desakan ruang belum difikirkan. Baru

setelah manifestasi tekanan intrakranial yang meninggi muncul. Tanda atau gejala

itu dikenal secara retrospektif sebagai tanda lokalisatotik.

Tanda tanda fisik diagnostik pada tumor intrakranial

Papiledema. Dapat timbul pada tekanan intrakranial yang meninggi. Atau

akibat penekanan pada nervus optikus oleh tumor secara langsung.papil edema

tidak mempunyai hubungan dengan lamanya tekanan intrakranial yang meninggi.

Bilamana tekanan intrakranial melonjak secara cepat, maka papil edema

18

Page 19: Radioterapi Tumor Otak

menunjukkan kongesti venosa yang jelas.dengan papil yang berwarna merah tua

dan perdarahan-perdarahan di sekitanya.

Hipertensi intrakranial. Mengakibatkan iskemia dan gangguan kepada

pusat-pusat vasomotorik serebral, sehingga menimbulkan bradikardia dan tekanan

darah sistemik yang meningkat secara progresif. Fenomena tersebut dapat

dianggap sebagai mekanisme kompensatorik untuk menanggulangi keadaan

iskemia.

Perubahan irama dan frekuensi nafas. Akibat melonjaknya tekanan

intrakranial. Kompresi batang otak dari luar mempercepat pernafasan yang

diselingi oleh pernafasan jenis cheyne-stokes. Kompresi sentral rostrokaudal

terhadap batang otak menimbulkan pernafasan yang lambat namun dalam. Bagian

–bagian tulang tengkorak dapat mengalami destruksi atau rangsangan, karena

adanya suatu tumor yang berdekatan dengan tulang tengkorak.

Perubahan ukuran kepala. Pada anak-anak tekanan intrakranial yang

meningkat dapat memperbesar ukuran kepala dengan teregangnya sutura. Pada

perkusi terdengar bunyi kendi yang rengat.dan pada adanya tumor jaringan

vaskular atau malformasi vaskular, auscultasi kepala dfapat menghasilkan dapat

terdengarnya bising.

Tanda dan Gejala Menurut lokasi tumor :

1. Lobus frontalis

Gangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi, bingung,

tingkah laku aneh, sulit memberi argumenatasi/menilai benar atau tidak,

hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara.

2. Kortek presentalis posterior

Kelemahan/kelumpuhan pada otot-otot wajah, lidah dan jari.

19

Page 20: Radioterapi Tumor Otak

3. Lobus parasentralis

Kelemahan pada ekstremitas bawaan

4. Lobus Oksipitalis

Tumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia homonym yang

kongruen. Kejang fokal lobus oksipital sering ditandai dengan persepsi

kontralateral episodic terhadap cahaya senter, warna atau pada bentuk geometri.

5. Lobus temporalis

Gejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus kortikospinal

kontralateral, defisit lapangan pandang homonim, perubahan kepribadian,

disfungsi memori dan kejang parsial kompleks. Tumor hemisfer dominan

menyebabkan afasia, gangguan sensoris dan berkurangnya konsentrasi yang

merupakan gejala utama tumor lobus parietal. Adapun gejala yang lain

diantaranya disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, hemianopsia/

quadrianopsia inferior homonim kontralateral dan simple motor atau kejang

sensoris

6. Lobus Parietalis

Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, gangguan

penglihatan

Trias Klasik :

a. Nyeri kepala

b. Papil oedema

c. Muntah

Pemeriksaan Penunjang

20

Page 21: Radioterapi Tumor Otak

Pemeriksaan Diagnostik :

1. Rontgent tengkorak anterior-posterior

2. EEG

3. CT Scan

4. MRI

5. Pemeriksaan cairan serebrospinal

6. Patologi anatomi

7. Angioserebral

CT scan dan MRI memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi

prosedur investigasi awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif

atau tanda-tanda penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik

dari sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses

ataupun proses lainnya. Gambaran CT Scan pada tumor otak, umumnya tampak

sebagai lesi abnormal berupa massa yang mendorong struktur otak isekitarnya.

Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan udem yang terlihat jelas karena

densitasnya lebih rendah. Adanya kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah

dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena sifatnya yang hiperdens. Beberapa

jenis tumor akan terlihat lebih nyata bila pada waktu pemeriksaan CT Scan

disertai dengan pemberian zat kontras.

Penilaian CT Scan pada tumor otak

Tanda proses desak ruang yaitu adanya pendorongan struktur garis tengah

dan penekanan dan perubahan bentuk ventrikel

Kelainan densitas pada lesi: hipodens, hiperdens atau kombinasi,

kalsifikasi, perdarahan

Udem perifokal

Foto polos dada dan pemeriksaan lainnya juga perlu dilakukan untuk

21

Page 22: Radioterapi Tumor Otak

mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan memberikan

gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.

Pemeriksaan cairan serebrospinal juga dapat dilakukan untuk melihat

adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin

dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak yang besar. Umumnya

diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai

cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses

cerebri).

II.6 PENATALAKSANAAN

Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor,

antara lain:

Kondisi umum penderita

Tersedianya alat yang lengkap

Pengertian penderita dan keluarganya

Luasnya metastasis.

Terapi yang dilakukan, meliputi Terapi steroid, pembedahan, radioterapi dan

kemoterapi.

1. Terapi Steroid

Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial,

namun tidak berefek langsung terhadap tumor.

2. Pembedahan

Pembedahan dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis histologik dan

untuk mengurangi efek akibat massa tumor. Kecuali pada tipe-tipe tumor tertentu

yang tidak dapat direseksi.

Pembedahan pada tumor otak bertujuan utama untuk melakukan

22

Page 23: Radioterapi Tumor Otak

dekompresi dengan cara mereduksi efek masa sebagai upaya menyelamatkan

nyawa serta memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor

sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan terikut serta sehingga

akan diperoleh efek radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak jaringan tumor

akan memudahkan evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi

diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Berbagai studi melaporkan bahwa

dengan tindakan reseksi komplit akan diperoleh ketahanan hidup yang makin

lama, perbaikan pada defek neurologis yang lebih nyata. Peningkatan kemampuan

ahli bedah saraf untuk melakukan pengangkatan total tumor menjadi lebih baik

dengan kemajuan teknologi terutama di bidang pencitraan.

Dikalangan neuro-onkologi telah disepakati semua tumor otak primer

dilakukan upaya pengambilan jaringan otak secara kraniotomi ataupun

stereotactic needle biopsy. Kraniotomi dilakukan guna mengeluarkan jaringan

tumor sebanyak-banyaknya kemudian dilakukan radioterapi tanpa/dengan

kombinasi kemoterapi dosis rendah dan dilanjutkan dengan dosis penuh.

3. Radioterapi

Tumor diterapi melalui radioterapi konvensional dengan radiasi total

sebesar 5000-6000 cGy tiap fraksi dalam beberapa arah. Kegunaan dari

radioterapi hiperfraksi ini didasarkan pada alasan bahwa sel-sel normal lebih

mampu memperbaiki kerusakan subletal dibandingkan sel-sel tumor dengan dosis

tersebut. Radioterapi akan lebih efisien jika dikombinasikan dengan kemoterapi

intensif.

Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam

penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan

bahwa modalitas terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal

jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi. Sifat dan

lokasi tumor otak seringkali menimbulkan proses desak ruang yang akan

meningkatkan tekanan intrakranial, terlebih pada kasus metastasis tumor ganas

pada intrakranial akan cepat menimbulkan edema serebri yang akan memperburuk

23

Page 24: Radioterapi Tumor Otak

tekanan intrakranial.

Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),

sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi

diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian

dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya. Semakin dikit jaringan

sehat yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal

ini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi

yang tinggi.

Perencanaan radiasi seperti 3-dimensional conformal theraphy,

penggunaan multi leaf collimators dan IMRT (Intensity Modulated Radiation

Therapy) merupakan metode radiasi yang saat ini digunakan dan masih terus

dikembangkan.

Stereotactic Radiosurgery (SRS) merupakan metode radiasi yang

bertujuan untuk memberikan dosis radiasi setinggi mungkin pada lesi jaringan

otak dengan meminimalkan dosis yang diterima oleh jaringan sehat sekitar tumor.

Digunakan alat leksel gamma knife yang menggunakan sumber radiasi Cobalt-60.

metode radiasi lain menggunakan sumber radiasi sinar X pada alat Linier

accelerator (Stereotactic Radiotheraphy, SRT). Selain berbeda pada sumber,

metode pemberiannya juga berbeda. Pada SRS radiasi diberikan dalam fraksi

tunggal mengingat perencanaan dan pelaksanaannya yang lebih rumit, hal ini

berbeda dengan SRT dimana radiasi dapat diberikan dalam beberapa fraksi. Baik

SRS maupun SRT, berkombinasi dengan radiasi eksterna seluruh otak, terbukti

memberikan hasil yang efektif. Sebanyak 94% dan 73% tumor terkontrol pada

bulan ke-13 dan 26. Disamping tumor otak SRS dilaporkan juga memberikan

hasil yang baik dibandingkan dengan microsurgery pada kasus neuroma akustikus

dalam hal timbulnya neuropati fasial dan trigeminus, lama perawatan, gangguan

pendengaran serta kekambuhan. Lesi non maligna intrakranial lain yang tercatat

dapat memberikan hasil pengobatan yang baik adalah arterio venous

malvormation (AVM).

24

Page 25: Radioterapi Tumor Otak

Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) merupakan

pengembangan metode konformal yang menjamin akurasi radiasi. Di negara maju

penggunaan peralatan ini sudah merupakan hal yang biasa namun karena

penggunaannya belum lama maka pelaporan yang dipublikasikan belum banyak

dan masih kontroversi. Sebagai pengembangan IMRT saat ini telah beredar

dipasaran peralatan cyberknife, sebuah alat dengan dasar kerja kombinasi antara

teknologi robotik dengan radiasi.

4. Kemoterapi

Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan,

kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang

beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan astrositoma

stadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi tambahan berupa kemoterapi

dan regimen radioterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif.

5. Kombinasi radio-kemoterapi

Kombinasi radio-kemoterapi mulai dikembangkan. Peningkatan ketahanan

hidup selama 1 tahun sebanyak 10% dan 2 tahun sebanyak 8,6%. Nitrosourea

(BCNU) merupakan regimen yang paling efektif.

II.7 DIAGNOSA BANDING

Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan

intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap

proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar

membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :

Abses intraserebral

Epidural hematom

Hipertensi intrakranial benigna

25

Page 26: Radioterapi Tumor Otak

Meningitis kronik.

II.8 KOMPLIKASI

Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di Negara-

negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui

pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5

years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahaun (10 years

survival) berkisar 30-40%. Terapi tumor otak di Indonesia secara umum

prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif yang dilakukan pada

beberapa rumah sakit di Jakarta.

26

Page 27: Radioterapi Tumor Otak

BAB III

KESIMPULAN

Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara

klinis sukar membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna,

karena gejala yang timbul ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan

tumbuhnya, kecepatan terjadi tekanan tinggi intrakranial dan efek masa tumor ke

jaringan otak. Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat adanya gangguan

cerebral umum yang bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi intrakranial

dan adanya gejala sindrom otak yang spesifik Pemeriksaan radiologi, dalam hal

ini CT Scan berperan dalam diagnosa tumor otak, sedang diagnosa pasti tumor

otak benigna atau maligna dengan pemeriksaan patologi-anatomi.

27

Page 28: Radioterapi Tumor Otak

DAFTAR PUSTAKA

Harsono, Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah Mada

University Press, Yogyakarta, 1999 : 201 – 207

Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar

edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta, 2000 : 390 – 402

Uddin,Jurnalis. Kerangka Umum Anatomi Susunan Saraf dalam Anatomi susunan

saraf manusia. Langgeng sejati. Jakarta; 2001: 3-13

Price,Sylvia A.Tumor Sistem Saraf Pusat dalam Patofisiolosi edisi 6, EGC.

Jakarta.2005. 1183-1189

Stephen,Huff. Brain neoplasms.Access on www.emedicine.com. February, 15th

2010

Informasi tentang Tumor Otak access on http://www.medicastore.com

February,16th 2010.

Syaiful Saanin, dr, Tumor intrakranial Access on www.angelfire.neurosurgery.

February 16th 2010.

Japardi, Iskandar. Gambaran CT SCAN Pada Tumor Otak Benigna. Access on

www.usudigitallibrary.com. February 16th 2010

28