Ppt CA Nasop Radioterapi

download Ppt CA Nasop Radioterapi

of 40

Transcript of Ppt CA Nasop Radioterapi

SEORANG PRIA 44 TAHUN DENGAN CARSINOMA NASOFARING WHO3 T3N3M0, ECOG I, POST PC VIDani Yustiardi Munarso Dhimas Dita Rahadian Ery Weni Asworo Dewi Irmudita Ari R Lanny Octaviani G6A 009 001 G6A 009 002 G6A 009 005 G6A 009 010 G6A 009 004

PENDAHULUANKejadian KNF di Indonesia, menempati urutan keempat dari lima besar tumor ganas, selain bersama tumor ganas serviks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan tumor kulit multifaktorial Etiologi utama : virus Epstein-Barr (EBV) Dx anamnesis,PF, px penunjang Radioterapi kuratif & paliatif

TINJAUAN PUSTAKA

NasofaringNasopharing merupakan suatu rongga dengan dinding kaku di atas, belakang dan lateral yang secara anatomi termasuk bagian pharing

Anatomy

anterior

berbatasan koana dan palatum molle berbatasan dengan os sphenoid dan sebagian prosessus basillaris berbatasan dengan vertebrae servikal berbatasan dg permukaan atas palatum molle dan berhubungan dg orofaring

superior

posterior

inferior

Epidemiologi

Epidemiologi Cina Selatan, Hongkong, Singapura, Malaysia dan Taiwan 10-53 kasus per 100.000 populasi per tahun laki-laki : perempuan 2-3:1 usia rata-rata pasien saat didiagnosis KNF adalah 45-55 tahun Pasien muda mempunyai survival rate lebih baik dibandingkan pasien tua.

Faktor ResikoInfeksi Virus (terutama Virus Epstein-Barr) Genetik Lingkungan dan KebiasaanBahan makanan yang menggunakan bahan pengawet, baik yang diawetkan dengan cara diasinkan atau diasap. Makanan panas atau bersifat merangsang selaput lendir, seperti alkohol, asap rokok, asap minyak tanah, asap kayu bakar, asap obat nyamuk, atau asap candu. Udara yang penuh asap di lingkungan kerja atau di rumah

Manifestasi KlinisGejala dapat dibagi dalam lima kelompok, yaitu: 1. Gejala nasofaring 2. Gejala telinga 3. Gejala mata 4. Gejala saraf 5. Metastasis atau gejala di leher

Manifestasi Klinis Gejala telinga: rasa penuh di telinga, rasa berdengung, rasa tidak nyaman di telinga rasa nyeri di telinga, otitis media serosa sampai perforasi membran timpani gangguan pendengaran tipe konduktif, yang biasanya unilateral

Manifestasi Klinis Gejala hidung: ingus bercampur darah, post nasal drip, epistaksis berulang Sumbatan hidung unilateral/bilateral

Gejala telinga, hidung, nyeri kepala >3 minggu sugestif KNF

Manifestasi Klinis Gejala lanjut Limfadenopati servikal Penyebaran limfogen Konsistensi keras, tidak nyeri, tidak mudah digerakkan Soliter KGB pada leher bagian atas jugular superior, bawah angulus mandibula

Manifestasi Klinis Gejala lokal lanjut gejala saraf Penjalaran petrosfenoid dapat mengenai saraf anterior (N II-VI), sindroma petrosfenoid Jacob Penjalaran petroparotidean mengenai saraf posterior (N VII-XII), sindrom horner, sindroma petroparatoidean Villaret

DIAGNOSIS Rhinoskopi posterior Nasofaring direct/indirect Biopsi CT Scan/ MRI Titer IgA anti : VCA: sangat sensitif, kurang spesifik EA: sangat kurang sensitif, spesifitas tinggi

Evaluasi gigi geligi Audiometri Neurooftalmologi Ro Torax USG Abdomen, Liver Scinthigraphy Bone scan

Staging Untuk penentuan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC (2002)

T T1 T2

: tumor primer : tumor terbatas di nasofaring : tumor meluas ke jaringan lunak orofaring dan/atau fossa hidung T2a tanpa perluasan ke parafaring T2b dengan perluasan ke parafaring T3 : tumor menginvasi struktur tulang dan/atau sinus paranasal T4 : tumor dengan perluasan intracranial dan/atau keterlibatan saraf cranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbit N : pembesaran kelenjar getah bening regional Nx : tidak jelas adanya keterlibatan kelenjar getah benih (KGB) N0 : tidak ada keterlibatan KGB N1 : metastasis pada KGB ipsilateral tunggal, 6 cm atau kurang di atas fossa supraklabikula N2 : metastasis bilateral KGB, 6 cm atau kurangm di atas fossa supraklavikula N3a : > 6 cm N3b : pada fossa supraklavikula M : metastasis jauh M0 : tidak ada metastasis jauh M1 : ada metastasis jauh

PENGOBATAN Operasi sisa KGB diseksi leher radikal Tumor ke ruang paranasofaringeal/ terlalu besar nasofaringektomi

Imunoterapi : masih dalam penelitian Sitostatika : adjuvant bila radioterapi tidak berhasil Kemoterapi : terapi obat, stadium lanjut/keadaan kambuh Radioterapi : pilihan utama!!! dg radiasi eksterna, dg Co60 atau dengan Akselerator Linier ( LINAC).

FOLLOW UP Pemeriksaan klinis, CT Scan ulang 2-3 bulan setelah radioterapi Tiap 3 bulan(2 tahun pertama) tiap 6 bulan(2 tahun berikutnya) setiap tahun (10 tahun pascaterapi)

PERAWATAN PALIATIF Menghilangkan rasa nyeri obat Mengontrol gejala Memperpanjang hidup Menomorsatukan kualitas hidup

LAPORAN KASUSIDENTITAS PENDERITA Nama Umur Jenis kelamin Agama No. CM Tanggal Masuk : : : : : : Tn. S 44 tahun Laki-laki Islam C237030 31 Januari 2011

LAPORAN KASUSAnamnesisAnamnesis dengan penderita dan berdasarkan catatan medik, tanggal 31 Januari 2011

Keluhan Utama : kontrol

LAPORAN KASUSRiwayat Penyakit Sekarang: - Sejak 10 bulan, tertanggal 3 Agustus 2010, pasien merasa tenggorokan mengganjal. Kemudian ada luka seperti sariawan di tenggorokan sisi kanan. Makan dan minum seperti biasa. Tersedak saat makan (-). Sejak 7 bulan yang lalu, muncul benjolan di leher sebelah kanan, sebesar telur ayam kampung. Tidak keluar darah dari mulut. Nyeri kepala (-), sakit telan (-), kemeng di leher kanan (-), kurang dengar (-), melihat dobel (-), pandangan kabur (-), hidung buntu (-), mimisan (-). Didiagnosis Limfadenopati colli, dan diprogramkan untuk panendoskopi, biopsi PA, X-foto thoraks, USG abdomen dan MSCT Scan oropharing + kontras.

LAPORAN KASUS Setelah dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan tersebut diatas, pada tanggal 31 Agustus 2010, pasien di diagnosis Karsinoma Nasofaring (KNF) WHO3 T3N3M0 ECOG I Std IV. Selain gejala-gejala diatas, pasien mengeluhkan sesak nafas dari tenggorokan, sering demam hilang timbul, dan berat badan menurun. Kemudian diprogramkan untuk pemeriksaan laboratorium darah lengkap, Eksternal radiasi dan konsul 4 bagian, MSCT scan dan konsul EKG interna. Hingga saat ini, tanggal 29 Januari 2011, keadaan pasien WHO3 T3N3M0 ECOG I post PC VI.

LAPORAN KASUS Faktor memperberat : Merokok lintingan 10 batang per hari, makan mie instan (+), masak dengan kayu bakar (+), makan dengan MSG (-), obat nyamuk bakar (-), pestisida (+). Faktor memperingan : (-) Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (-) Diabetes mellitus (-) Penyakit jantung (-)

Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini.

Pemeriksaan Fisik16 Januari 2011 Keadaan umum: Sadar, composmentis. Telinga : CAE edema (-/-), hiperemis (-/-), MT intak (+/+) Hidung : Konka edema (-/+), Konka hipertrofi (-/-), Sekret (-/-), massa (-/-) Tenggorokan : Tonsil T2-T1,kripte melebar (-/-), hiperemis arcus pharing (+/+). Leher : Pembesaran nnll (+/-). Kanan : Level II-III, Ukuran 4x7x1 cm, keras, fixed, nyeri tekan (-), hiperemis (-/-) Kiri : Level II, ukuran 2,5x2,5x4 cm, keras, fixed, nyeri tekan (-), hiperemis (-/-)

Pemeriksaan PenunjangLaboratorium Darah Rutin (15 Januari 2011) Hemoglobin Hematokrit Eritrosit MCH MCV MCHC Leukosit Trombosit RDW MPV 11,80 gr% 35,2 % 3,75 juta/mmk 31,60 pg 94,00 fl 33,60 g/dl 6,55 ribu/mmk 178,0 ribu/mmk 16,10 % 6,94 fL (N: 13.00 (N: 40,0 (N: 4,50 (N: 27,00 (N: 76,00 (N: 29,00 (N: 4,00 (N: 150,0 (N: 11,60 (N: 4,00 16.00) L 54,0) L 6,50) L 32,00 ) 96,00) 36,00) 11,00) 400,0) 14,80) H 11,00)

Pemeriksaan Penunjang

Eosinofil Basofil Batang Segmen Limfosit Monosit

:3% :0% :1% : 71 % : 20 % :5%

(N: 1-3) (N: 0-2) (N: 2-5) (N: 47-80) (N: 20-45) (N: 2-10)

L L

Gambaran darah tepi Eritrosit : Anisositosis ringan (mikrosit), Poikilositosis ringan (pear shape cell, ovalosit) Thrombosit : jumlah normal, bentuk besar Leukosit : jumlah tampak normal

Pemeriksaan Penunjang Kimia klinik (15 Januari 2011) GDS : 158 mg/dl (N: 80 110) Ureum : 28 mg/dl(N: 15 39) Creatinin : 0,84 mg/dl (N: 0,60 1,30) Albumin : 3,5 gr/dl (N: 3,4 5,0) Bilirubin total : 0,45 mg/dl (N: 0,00 1,00) Bil. direk : 0,12 mg/dl (N: 0,00 0,30) Bil. Indirek : 0,33 mg/dl (N: 0,10 0,50) SGOT : 27 U/l (N: 15 37) SGPT : 45 U/l (N: 30 65) Alk Fosfatase : 68,0 U/l (N: 50,0 136,0) Gamma GT : 45 U/l (N: 5 85) Natrium : 137 mmol/L (N: 136 145) Kalium : 4,1 mmol/L (N: 3,5 5,1) Chlorida : 97 mmol/L (N: 98 107) Calcium : 2,34 mmol/L (N: 2,12 2,52) Magnesium : 0,74 mmol/L (N: 0,74 0,99) H

L

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan X-Foto Thoraks (Tanggal 5 Agustus 2010) Cor : CTR < 50 % Bentuk dan letak jantung normal Pulmo: Corakan bronkovaskuler kasar. Tampak bercak pada parakardial kanan. Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip Diafragma kanan setinggi kosta 10 posterior. Tak tampak lesi litik maupun sklerotik ada os. costa, klavikula dan skapula kanan &kiri Kesan: Cor tak membesar. Gambaran bronkopneumonia. Tak tampak metastase pada os. Kosta, klavikula dan skapula kanan kiri.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan USG Abdomen (Tanggal 5 Agustus 2010) a.Hepar : Ukuran tak membesar, parenkim normal. Ekogenitas normal, tak tampak nodul, v. Hepatika dan v. Porta tak melebar. b.Duktus biliaris : intra dan ekstrahepatal tak melebar. c.Vesika felea : ukuran normal, dinding tak menebal, tak tampak batu, tak tampak sludge. d.Pankreas : ukuran dan parenkim normal, tak tampak kalsifikasi. e.Lien : parenkin dan ukuran normal, v. Lienalis tak melebar. f.Ginjal kanan : ukuran tak membesar, batas kortikomedular jelas, tak tampak penipisan korteks, tak tampak batu, pielokaliks tak melebar. g.Ginjal kiri : ukuran tak membesar, batas kortikomedular jelas, tak tampak penipisan korteks, tak tampak batu, pielokaliks tak melebar. h.Paraaorta : tak tampak pembesaran kelenjar limfe paraaorta. i.Vesika urinari : dinding tak menebal, permukaan rata, tak tampak batu, tak tampak massa. j.Prostat : ukuran dan bentuk normal, tak tampak kalsifikasi. k.Kesan : tak tampak kelainan / metastase organ intraabdomen secara sonografi.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Biopsi Patologi Anatomi 1.Tanggal 8 Agustus 2010

Biopsi nasofaring ukuran 1 x x cm, putih kenyal. Mikroskopik menunjukkan jaringan dilapisi epitel squamous kompleks berkeratin, dengan stroma sembab, hiperemik, bersebukan limfosit, leukosit PMN, histiosit dengan kelompok-kelompok sel bulat, lonjong, pleimorfik, inti berkromatin kasar, mitosis abnormal, batas sel tidak jelas. Sesuai dengan : Undifferentiated squmous cell carcinoma

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Biopsi Patologi Anatomi 2.Tanggal 11 Agustus 2010

Biopsi nasofaring ukuran 1 x x cm, putih kenyal. Mikroskopik menunjukkan jaringan dilapisi epitel squamous kompleks berkeratin, dengan stroma sembab, hiperemik, bersebukan limfosit, leukosit PMN, histiosit dengan kelompok-kelompok sel bulat, lonjong, pleimorfik, inti berkromatin kasar, mitosis abnormal, batas sel tidak jelas. Sesuai dengan : Undifferentiated squmous cell carcinoma

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan MSCT Scan Nasofaring dengan Kontras (tanggal 11 November 2010) Tampak masa hipodens pada nasofaring kanan kiri yang meluas ke parafaring kanan hingga orofaring yang menyebabkan penyempitan airway setinggi epiglottis. Pada pasca injeksi kontras tampak enhancement inhomogen. Torus tubarius dan fossa Rosenmuller kanan tampak obliterasi, kiri tumpul. Tak tampak massa dan penebalan mukosa pada sinus maksillaris, ethmoidalis dan sphenoidalis kanan-kiri. Tampak limfadenopati regio colli kanan ukuran 4,5 x 2 cm. Tak tampak destruksi tulang. Tak tampak infiltrasi massa ke intrakranial. Kesan : massa nasofaring kanan kiri yang meluas ke parafaring kanan hingga orofaring yang menyebabkan penyempitan airway setinggi supraglottis disertai limfadenopati colli kanan ukuran 4,5 x 2 cm (T2N1Mx)

PEMBAHASAN Seorang laki-laki 44 tahun dengan keluhan sejak Sejak 10 bulan, tertanggal 3 Agustus 2010, pasien merasa tenggorokan mengganjal. Kemudian ada luka seperti sariawan di tenggorokan sisi kanan. Makan dan minum seperti biasa. Tersedak saat makan (-). Sejak 7 bulan yang lalu, muncul benjolan di leher sebelah kanan, sebesar telur ayam kampung. Tidak keluar darah dari mulut. Nyeri kepala (-), sakit telan (-), kemeng di leher kanan (-), kurang dengar (-), melihat dobel (-), pandangan kabur (-), hidung buntu (-), mimisan (-). Didiagnosis Limfadenopati colli, dan diprogramkan untuk panendoskopi, biopsi PA, X-foto thoraks, USG abdomen dan MSCT Scan oropharing + kontras

PEMBAHASAN Setelah dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan tersebut diatas, pada tanggal 31 Agustus 2010, pasien di diagnosis Karsinoma Nasofaring (KNF) WHO3 T3N3M0 ECOG I Std IV. Selain gejala-gejala diatas, pasien mengeluhkan sesak nafas dari tenggorokan, sering demam hilang timbul, dan berat badan menurun. Kemudian diprogramkan untuk pemeriksaan laboratorium darah lengkap, Eksternal radiasi dan konsul 4 bagian, MSCT scan dan konsul EKG interna.

PEMBAHASAN Hingga saat ini, tanggal 29 Januari 2011, keadaan pasien WHO3 T3N3M0 ECOG I post PC VI. Dari hasil laboratorium darah rutin terakhir tanggal 15 Januari 2011, didapatkan Hemoglobin, hematokrit, eritrosit, sel batang dan sel limfosit yang rendah, sedangkan terjadi peningkatan RDW. Pada pemeriksaan kimia klinik, terdapat peningkatan kadar gula sewaktu dan penurunan chlorida. Pada pemeriksaan X-foto thoraks tanggal 5 Agustus 2010, didapatkan kesan cor tak membesar, gambaran bronkopneumonia, tak tampak metastase pada os. Kosta, klavikula dan skapula kanan kiri. Pada pemeriksaan USG abdomen tanggal 5 Agustus 2010, didapatkan kesan tak ampak kelainan / metastase organ intraabdomen secara sonografi

PEMBAHASAN Pemeriksaan biopsi Patologi Anatomi terakhir tanggal 11 Agustus 2010, didapatkan Biopsi nasofaring ukuran 1 x x cm, putih kenyal, mikroskopik menunjukkan jaringan dilapisi epitel squamous kompleks berkeratin, dengan stroma sembab, hiperemik, bersebukan limfosit, leukosit PMN, histiosit dengan kelompok-kelompok sel bulat, lonjong, pleimorfik, inti berkromatin kasar, mitosis abnormal, batas sel tidak jelas. Sesuai dengan : Undifferentiated squmous cell carcinoma Pada pemeriksaan MSCT Scan Nasofaring dengan kontras pada tanggal 11 November 2010, didapatkan kesan massa nasofaring kanan kiri yang meluas ke parafaring kanan hingga orofaring yang menyebabkan penyempitan airway setinggi supraglottis disertai limfadenopati colli kanan ukuran 4,5 x 2 cm (T2N1Mx)

PEMBAHASANSebagai usul: Segera setelah radioterapi selesai, penderita selesai, penderita dikirim ke bagian THT untuk dievaluasi. Setelah satu bulan radioterapi selesai, penderita dikirim ke bagian THT dan dikonsulkan ke bagian lain yagn dianggap perlu. Pemantauan efek samping radiasi dan perbaikan keadaan umum Pemantauan penyebaran dan perkembangan tumor

KESIMPULANKarsinoma nasofaring adalah keganasan dari lapisan epitel mukosa nasofaring. Karsinoma nasofaring termasuk lima besar tumor ganas di Indonesia. Etiologi dari karsinoma nasofaring masih belum dapa diketahui. Banyak faktor yang mempengaruhi kemungkinan keganasan ini. Diagnosa ditegakkan dari gejala klinik, pemeriksaan klinik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

Berdasarkan studi-studi yang baru, didapatkan bahwa penderita karsinoma nasofaring stadium lanjut yang mendapatkan terapi kombinasi radioterapi dan kemoterapi menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan yang hanya mendapatkan terapi radioterapi saja

TERIMAKASIH