Puskesmas PBL

41
Administrasi Kesehatan Trifena Kristina Santoso 10.2008.107 email : [email protected] Program Sarjana Pendidikan Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara,No.6, Jakarta Barat Pendahuluan Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya adalah memberikan pelayanan kepada pasien sebaik-baiknya itu secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Maka dengan itu Puskesmas merupakan peranyang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatanmasyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasidi lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknisoperasional dan bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringannya, merupakan ujung tombak pelayanan kesehatankepada PBL Blok 26-Administrasi KesehatanPage 1

description

penjelasan tentang puskesmas

Transcript of Puskesmas PBL

Page 1: Puskesmas PBL

Administrasi Kesehatan

Trifena Kristina Santoso

10.2008.107

email : [email protected]

Program Sarjana Pendidikan Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara,No.6, Jakarta Barat

Pendahuluan

Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya adalah memberikan pelayanan kepada

pasien sebaik-baiknya itu secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Maka dengan itu

Puskesmas merupakan peranyang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

kesehatanmasyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan

Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasidi lingkungan Dinas

Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknisoperasional dan bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.Setiap kegiatan

dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringannya, merupakan ujung tombak pelayanan

kesehatankepada masyarakat, berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan

dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya

saing bangsa bagi pembangunan nasional.

Dalam tiap program puskesmas yang telah direncanakan, ada sistem yang mengatur mulai dari

perencanaan hingga penilaian. Disinilah dibutuhkan peranan dokter puskesmas yang selain dapat

menjadi dokter yang merawat pasien, dokter juga dapat menjadi seorang manager ataupun pendamping

ahli dari kepala desa/camat.

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 1

Page 2: Puskesmas PBL

Pengertian puskesmas

Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan

kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan

secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Oleh sebab itu, puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan

kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

1. Wilayah puskesmas

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor

kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan

bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat

pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati

KDH, dengan saran teknis dari Kepala Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten/Kodya yang telah

disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi. Sasaran penduduk yang

dilayani oleh sebuah puskesmas rata – rata 30.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan

jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayan kesehatan yang

lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk Kota Besar

dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas bilsa meliputi satu kelurahan.

Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan

“Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga

mempunyai fungsi koordinasi.

2. Pelayanan kesehatan menyeluruh

Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah pelayan kesehatan yang meliputi

pelayanan :

- Kuratif (pengobatan)

- Preventif (upaya pencegahan)

- Promotif (peningkatan kesehatan)

- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak

pembuatan dalam kandungan sampai tutup usia.

3. Pelayanan kesehatan integrasi (terpadu)

Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam satu satu kecamatan terdiri dari Balai

Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 2

Page 3: Puskesmas PBL

Penyakit Menular dan lain sebagainya. Usaha – usaha tersebut masing – masing bekerja sendiri sdan

langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Petugas Balai Pengobatan tidak tahu

menahu apa yang terjadi di BKIA, begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan

oleh Petugas Hygiene Sanitasi dan sebaliknya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan

bersama di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.

Fungsi puskesmas

1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan

untuk hidup sehat

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah

kerjanya

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara :

a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong

dirinya sendiri

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan

sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien

c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan

kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan

ketergantungan

d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

e. Bekerjasama dengan sektor – sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas

Kedudukan puskesmas

1. Kedudukan secara administratif :

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab langsung

baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

2. Kedudukan dalam hirarkhi pelayanan kesehatan :

Dalam urutan hirarkhi pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka puskesmas berkedudukan pada

Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama.

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 3

Page 4: Puskesmas PBL

Upaya Kesehatan Pokok Puskesmas

1. Upaya Kesehatan Wajib

Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komite nasional, regional, dan global serta yang

mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatanm derajad kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan

wajib ini harus diselelnggarakan oleh tiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan

wajib tersebut adalah :

Upaya Promosi kesehatan

Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Kesehatan Ibu dan Anak,adalah salah satu upaya kesehatan wajib puskesmas yang

memberi pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan bayi

serta anak balita. Hal ini disebakan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator

dalam menetapkan derajat kesehatan suatu wilayah atau negara.

Sementara KB suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak

kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan keluarga serta menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

UPGK adalah suatu paket kegiatan yang terpadu guna menanggulangi masalah gizi,

terutama Kurang Kalori Protein (KKP). Kegiatan-kegiatannya bertolak dari usaha-usaha

swadaya masyarakat dan sepenuhnya dilakukan oleh tenaga sukarela desa yang telah

mendapat latihan dan di bawah pengawasan puskesmas.

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta yang sesuai dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih

dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :

Upaya Kesehatan Sekolah

Upaya Kesehatan Olah Raga

Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan Kerja

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 4

Page 5: Puskesmas PBL

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya Kesehatan Jiwa

Upaya Kesehatan Mata

Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Upaya pembinaan Pengobatan Tradisional.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas

kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan

pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal

dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Apabila puskesmas belum

mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan

masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib

menyelenggarakannya.

Dukungan rujukan

1. Sistem rujukan upaya kesehatan

Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan

tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan

masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan

dilakukan secara rasional.

2. Jenis rujukan

Sistem rujukan ini secara konsepsional menyangkut hal – hal sebagai berikut ;

1) Rujukan medik yang meliputi :

a. Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain –

lain

b. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap

c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau lebih ahli untuk

meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat

2) Rujukan kesehatan :

Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan

promotif yang antara lain meliputi bantuan :

a. Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas Kejadian Luar Biasa atau

berjangkitnya penyakit menular

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 5

Page 6: Puskesmas PBL

b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah

c. Penyidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan bantuan

obat – obatan atas terjadinya keracunan masal

d. Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat – obatan untuk pengungsi atas terjadinya

bencana alam

e. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih bagi

masyarakat umum

f. Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan dan sebagainya.

3. Tujuan system rujukan upaya kesehatan

1) Umum :

Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang

optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

2) Khusus :

a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif

secara berhasil guna dan berdaya guna

b. Dihasikannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara

berhasil guna dan berdaya guna.

4. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan

Jenjang (Hirarkhi) Komponen/unsur pelayanan kesehatan

Tingkat rumah tangga Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarganya

sendiri

Tingkat masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka

sendiri oleh kelompok Paguyuban, PKK, Saka Bhakti

Husada, anggota RW, RT dan masyarakat

Fasilitas pelayanan kesehatan

professional tingkat pertama

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,

Praktek Dokter Swasta, Poliklinik Swasta, dll

Fasilitas pelayanan rujukan

tingkat pertama

Rumah Sakit Kabupaten, R.S. Swasta, Laboratorium,

Klinik Swasta, dll

Fasilitas pelayanan rujukan Rumah Sakit Kelas B dan A serta Lembaga Spesialistik

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 6

Page 7: Puskesmas PBL

yang lebih tinggi Swasta, Lab. Kes. Da., Lab. Klinik Swasta, dll

5. Jalur rujukan dapat berlangsung sebagai berikut :

Rujukan medik :

a. Intern antara petugas puskesmas

b. Antara Puskesmas Pembantu dengan Puskesmas

c. Antara masyarakat dengan Puskesmas

d. Antara satu Puskesmas dengan Puskesmas yang lain

e. Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Laboratorium, atau Fasilitas kesehatan lainnya

6. Upaya kesehatan rujukan

1) Langkah – langkah dalam meningkatkan rujukan :

a. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari Puskesmas

Pemabantu dan Pos kesehatan dari masyarakat

b. Mengadakan “Pusat Rujukan Antara” dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10

tempat tidur perawatan penderita gawat darurat pada lokasi yang strategis

c. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit – unit pelayanan kesehatan dengan

perantaraan telpon atau radio komunikasi pada setiap unit pelayanan kesehatan

d. Menyediakan puskesmas Keliling pada setiap kecamatan dalam bentuk kendaraan roda 4

atau perahu bermotor yang dilengkapi dengan radio komunikasi

e. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai bagi sistem rujukan, baik

rujukan medik maupun rujukan kesehatam

f. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan rujukan.

2) Puskesmas perawatan

Pengertian :

Puskesmas yang diberikan tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat

darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.

a. Kriteria :

- Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit

- Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari puskesmas sekitarnya

- Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang memadai

- Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari rata – rata

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 7

Page 8: Puskesmas PBL

- Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk wilayah 3 puskesmas di

sekelilingnya minimal rata – rata 20.000/puskesmas

- Pemerintah Daerah bersedia untuk menyediakan anggaran rutin yang memadai

b. Fungsi :

Merupakan “Pusat Rujukan Antara” melayani penderita gawat darurat sebelum dapat

dibawa ke Rumah Sakit.

c. Kegiatan :

(1) Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat antara lain:

- Kecelakaan lalu lintas

- Persalinan dengan penyulit

- Penyakit lain yang mendadak dan gawat

(2) Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam

rangka diagnostik dengan rata – rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari

(3) Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman penderita lebih

lanjut ke Rumah Sakit

(4) Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan resiko tinggi dan persalinan

dengan penyulit

(5) Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita untuk keluarga berencana.

d. Ketenagaan :

(1) Dokter kedua di puskesmas yang telah mendapat latihan klinis di Rumah Sakit 6 bulan

dalm bidang bedah, obstetric-gynekologi, pediatric dan interne

(2) Seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatan bedah,

kebidanan, pediatric dan penyakit dalam

(3) 3 orang perawat kesehatan/perawat/bidan yang diberi tugas secara bergilir

(4) 1 orang pekarya kesehatan SMA+.

Peranan dokter puskesmas

1. Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang dokter

Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya ialah seorang yang berilmu untuk

menyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokter Kepala

Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit. Namun demikian, dalam

kenyataan tanggung jawab seorang dokter Kepala Puskesmas tidak hanya mengobati orang sakit saja

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 8

Page 9: Puskesmas PBL

akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam

wilayah kerjanya. Disamping itu, ia berfungsi juga sebagai seorang pemimpin dan seorang manager

pula.

Penting kiranya seorang dokter puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan pengobatan

penderita, pandangan dan cara berfikir dalam menentukan diagnosa dan pengobatan tidak semata –

mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, akan tetapi pandangan ditujukan kepada keluarga

penderita dan dihubungkan pula dengan masyarakat lingkungan penderita tersebut. Dalam

melaksanakan pemeriksaan dan tindakan pengobatan pergunakanlah semua fasilitas yang ada dan

kemampuan yang dimiliki sebaik – baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk kepercayaan

masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter puskesmas yang bersangkutan.

2. Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang manager

a. Organisasi dan tatalaksana

Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan yang

langsung bertanggung jawab dalam bidang teknis kesehatan maupun administratif kepada

Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu). Puskesmas Pembantu dan bidan di desa di dalam

wilayah kerja puskesmas merupakan bagian integral dari puskesmas. Puskesmas Pembantu

melaksanakan sebagian tugas – tugas puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas

yang ada dalam wilayah kerja tertentu merupakan sebagian dari wilayah kerja puskesmas. Jenis

dan jumlah tenaga puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap puskesmas, tetapi

disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup serta keadaan geografis

dan perhubungan di wilayah kerjanya.

Kepala puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama – sama stafnya disesuaikan

dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu

dipertimbangkan pula lokasi peerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga bisa diadakan

pembangian tugas dan giliran kerja yang merata di antara tenaga – tenaga puskesmas yang ada

dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Walupun pekerjaan yang dilakukan berbeda –

beda akan tetapi semuanya dengan satu tujuan, ialah meningkatkan kesejahteraan dari

masyarakat di wilayah kerja puskesmas dan di bawah satu pimpinan, ialah Kepala Puskesmas.

Tidak ada pengkotakan struktur dalam puskesmas.

Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya (termasuk Puskesmas

Pembantu dan bidan di desa) perlu dilakukan secara teratur paling sedikit sebulan sekali. Buku

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 9

Page 10: Puskesmas PBL

Pedoman Mini Lokakarya Puskesmas dengan lampirannya merupakan pedoman untuk

penyelenggaraan pertemuan berkala tersebut.

Tujuan pertemuan berkala itu antara laina adalah :

- Menampung masalah/hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan sehari – hari

untuk dipecahkan bersama

- Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya atau minggu

yang akan datang

- Menilai hasil – hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu

- Meneruskan informasi/instruksi/petunjuk dari atasan untuk diketahui dan dilaksanakan

bersama.

b. Bimbingan teknis dan supervisi

Selain pertemuan berkala dengan segenap staf puskesmas yang dilakukan di puskesmas, Kepala

puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi bimbingan kepada staf puskesmas

secara berkala di tempat mereka bekerja, di puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di lapangan

maupun di rumah penduduk dalam rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali dilakukan

secara teratur untuk memelihara disiplin kerja staf puskesmas.

c. Hubungan kerja antar instansi Kecamatan

Camat merupakan koordinator dari semua instansi/dinas tingkat Kecamatan. Kepala Puskesmas

bertanggung jawab secara teknis kesehatan dan administratif kepada Dokabu. Hubungan

dengan Camat merupakan hubungan koordinasi, namun demikian tanggung jawab secara moril

dari kepala Puskesmas terhadap Camat tetap ada.

Hubungan kerjasama yang baik perlu dipupuk antara puskesmas dengan semua instasi di

tingkat kecamatan. Kepala Puskesmas harus secara aktif mencari hubungan kerjasama dengan

instansi – instansi di tingkat kecamatan. Usaha kesehatan tidak dapat berjalan sendiri dan perlu

kerjasama dengan instansi – instansi lain. Pertemuan berkala antar instansi tingkat Kecamatan

perlu diadakan di bawah koordinasi pak Camat.

d. Dokter Kepala Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya

Disamping hubungan langsung antara dokter Kepala Puskesmas dan staf dengan anggota

masyarakat sebagai pengunjung puskesmas dalam rangka pemeriksaan, pengobatan dan

penyuuhan kesehatan, perlu pula dilakukan hubungan kerjasama dengan masyarakat dalam

rangka membantu masyarakat menolong mereka sendiri dalam bidang kesehatan. Khususnya

dengan para pemuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka baik dalam ruang

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 10

Page 11: Puskesmas PBL

lingkup kesehatan maupun dalam hal – hal yang berhubungan dengan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang mereka hadapi, dan belum bisa

menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Kepala Puskesmas beserta segenap

stafnya bekerjasama dengan instasi – instasi lain di tingkat kecamatan, perlu memberi

bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan prioritas masalah

yang perlu ditanggulangi sesuai dengan kemampuan swadaya mereka sendiri. Untuk itu, perlu

dilakukan pertemuan – pertemuan baik secara individu dengan pemuka masyarakat, maupun

secara kelompok. Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jam kerja, sore atau malam.

Bilamana diperlukan latihan, maka Kepala Puskesmas dan segenap stafnya harus dapat

melayaninya.

3. Dokter Kepala Puskesmas sebagai tenaga ahli dan pendamping Camat

Program pemerintah pada saat ini baru bisa menempatkan dokter puskesmas sebagai seorang

sarjana secara merata di kecamatan – kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari seluruh

masyarakat kecamatan adalah untuk mendapatkan manfaat dari keahliannya dalam bidang

kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berpikir yang luas dan kreatif dari seorang

sarjana. Maka peranan dokter puskesmas di kecamatan disamping sebagai pimpinan puskesmas,

juga merupakan tenaga ahli dan pendamping Camat.

Manajemen puskesmas

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat

yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang

baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk

menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efesien. Rangkaian kegiatan sistematis yang

dilaksanakan oleh puskesmas yang dikenal yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta

pengawasan dan pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara

terkait dan berkesinambungan.

1. Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah

kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam.

Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya pengembangan.

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 11

Page 12: Puskesmas PBL

(1) Perencanaan upaya kesehatan wajib

Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap puskesmas, yakni promosi kesehatan,

kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi

masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan. Langkah –

langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah sebagai berikut :

a. Menyusun usulan kegiatan usulan

Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun kegiatan dengan

memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai

dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas.

Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan,

tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya

untuk setiap kegiatan.

Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas yang dilaksanakan

sesuai dengan siklus perencanaan Kabupaten/kota dengan mengikutsertakan BPP serta

dikoordinasikan dengan camat.

b. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas

kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan pembiayaannya, perlu diperhatikan dalam

mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan

prasarana dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya.

c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan

kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota (Rencana Kerja

Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan

pemetaan wilayah (mapping).

(2) Perencanaan upaya kesehatan pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah

ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medik, upaya

laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena

ketiga upaya ini adalah upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya –

upaya puskesmas. Langkah – langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang

dilakukan oleh puskesmas mencakup hal – hal berikut :

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 12

Page 13: Puskesmas PBL

a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya kesehatan pengembangan

yang akan diselenggarakan oleh puskesmas. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada

tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan

tersebut. Apabila puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama

masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung dilapangan (Survei Mawas Diri).

Pengertian Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan

dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.

Tahap pelaksanaan Survei Mawas Diri :

- Pengumpulan data dapat berupa data primer yakni yang dikumpulkan langsung dari

sumber data atau data sekunder yakni yang berasal dari catatan yang ada

- Pengolahan data

- Penyajian data berupa data masalah dan potensi

Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki

oleh puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique)

oleh petugas puskesmas dengan mengikutsertakan Badan Penyantun Puskesmas.

Pengertian Delbecq Technique adalah perumusan masalah dan identifikasi potensi melalui

kesepakatan sekelompok orang yang memahami masalah tersebut.

Tahapan pelaksanaannya :

- Pembentukan Tim

- Menyusun daftar masalah

- Menetapkan kriteria penilaian masalah

- Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria penilaian dilengkapi dengan

uraian tentang potensi yang dimiliki

Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya kesehatan pengembangan yang

dipilih dapat lebih dari satu. Disamping itu, identifikasi upaya kesehatan pengembangan

dapat pula memilih yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya

kesehatan puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan

masalah dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan puskesmas.

b. Menyusun usulan kegiatan

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 13

Page 14: Puskesmas PBL

Langkah kedua yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan yang

berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta

perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.

Rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks (Gantt Chart).

Penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan

yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas kesehatan kabupaten/kota

dalam bentuk musyawarah masyarakat.

Pengertian musyawarah masyarakat adalah pertemuan yang dihadiri oleh para pemimpin,

baik formal maupun informal dan anggota masyarakat untuk merumuskan prioritas masalah

kesehatan dan upaya penanggulangannya.

Tahap pelaksanaannya:

- Pemaparan daftar masalah kesehatan dan potensi yang dimiliki

- Membahas dan melengkapi urutan prioritas masalah

- Mambahas dan melengkapi potensi penyelesaian masalah yang dimiliki

- Merumuskan cara penanggulangan masalah sesuai dengan potensi

- Menetapkan rencana kegiatan penanggulangan masalah (dalam bentuk Gantt Chart)

Penyusunan rencana pada tahap pelaksanaan tahun berikutnya dilakukan secara terintegrasi

dengan penyusunan rencana upaya kesehatan wajib.

c. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke

Dinas kesehatan kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula

diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak – pihak lain. Apabila diajukan ke

pihak – pihak lain, usulan kegiatan harus diperlengkapi dengan uraian tentang latar

belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembangan tersebut.

d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan

kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atau Penyandang dana

lain (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang

dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping). Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan

ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan

wajib.

2. Pelaksanaan dan pengendalian

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 14

Page 15: Puskesmas PBL

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian

terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib

maupun rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di

wilayah kerja puskesmas. Langkah – langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :

(1) Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas perlu dilakukan pengorganisasian. Ada

dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa

penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap

satuan wilayah kerja. Dengan kata lain, dilakukan pembagian habis seluruh program kerja dan

seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas puskesmas dengan mempertimbangkan

kemampuan yang dimilikinya. Penentuan para penagguangjawab ini dilakukan melalui

pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan. Kedua, pengorganisasian berupa

penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama

yang dapat dilakukan :

a. Penggalangan kerjasama bentuk dua pihak yakni antara dua sector terkait, misalnya antara

puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan

kerja.

b. Penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak yakni antar berbagai sektor terkait, misalnya

antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, sektor kecamatan pada waktu

menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.

Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan :

a. Secara langsung yakni antar sektor – sektor terkait

b. Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan

(2) Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah menyelenggarakan

rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan para pelaksana yang telah

ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu

dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama yang menyangkut jadwal

pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para

penanggungjawab dan pelaksana.

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 15

Page 16: Puskesmas PBL

b. Meyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan

yang telah disusun. Beban kegiatan puskesmas harus terbagi habis dan merata kepada

seluruh petugas.

c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas harus diperhatikan hal – hal sebagai

berikut :

1) Azas Penyelenggaraan Puskesmas

Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menetapkan keempat azas penyelenggaraan

puskesmas yakni azas pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan masyarakat,

azas keterpaduan dan azas rujukan.

2) Berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas

Pada saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai standar dan pedoman pelayanan

puskesmas sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan puskesmas yang harus diperhatikan

pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas.

Standar dan pedoman tersebut adalah :

a. Standar dan pedoman bangunan puskesmas

b. Satandar dan pedoman peralatan puskesmas

c. Standar manajemen peralatan puskesmas

d. Standar dan pedoman ketenagaan puskesmas

e. Pedoman pengobatan rasional puskesmas

f. Standar manajemen obat puskesmas

g. Standar dan pedoman teknis pelayanan berbagai upaya kesehatan perorangan dan

upaya kesehatan masyarakat yang diselenggarakan oleh puskesmas

h. Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

i. Pedoman perhitungan satuan biaya pelayanan puskesmas

3) Kendali mutu

Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program kendali mutu. Prinsip

program kendali mutu adalah kepatuhan terhadap berbagai standar dan pedoman

pelayanan serta etika profesi, yang memuaskan pemakai jasa pelayanan.

Pengertian kendali mutu adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

sistematis, obyektif dan terpadu dalam menerapkan masalah dan penyebab masalah

mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 16

Page 17: Puskesmas PBL

melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia serta

menilai hasil yang dicapai dan meyususn saran tindaklanjut untuk lebih meningkatkan

mutu pelayanan.

Prinsipnya :

Mengikuti siklus pemecahan masalah (problem solving cycle)

Dilaksanakan melalui kerjasama tim (team based)

Sesuai sumberdaya yang tersedia (resource based)

4) Kendali biaya

Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program kendali biaya. Prinsip

program kendali biaya adalah kepatuhan terhadap berbagai standar dan pedoman

pelayanan serta etika profesi, yang terjangkau oleh pemakai jasa pelayanan.

Pengertian kendali biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan kebijakan dan tatacara

penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk pembiayaannya, serta memantau

pelaksanaannya sehingga terjangkau oleh masyarakat.

Tahap pelaksanaannya :

Menetapkan upaya kesehatan yang diselenggarakan lengkap dengan rincian

pembiayaannya

Menjabarkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan (standar, pedoman dan nilai

etika) yang mendukung

Melaksanakan upaya kesehatan yang sesuai dengan kebijakan dan tatacara

penyelenggaraan

Menampung dan menyelesaikan keluhan masyarakat yang terkait dengan masalah

biaya

Menyempurnakan penyelenggaraan upaya kesehatan dengan memperhatikan

keluhan biaya dari masyarakat.

(3) Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara

berkala. Kegiatan pemantauan mencangkup hal – hal sebagai berikut :

a. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai yang dibedakan atas

2 hal :

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 17

Page 18: Puskesmas PBL

1) Telaahan internal yakni telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil

yang dicapai oleh puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan.

Data yang dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(SIMPUS) yang berlaku.

Pengertian simpus adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu

proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen puskesmas dalam

mencapai sasaran kegiatannya.

Sumber informasi :

SP2TP terdiri dari :

- Catatan : kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register

- Laporan : bulanan, tahunan dan KLB

Survey lapangan

Laporan lintas sektor

Laporan sarana kesehatan swasta

Kesimpulan dirumuskan dalam 2 bentuk. Pertama, kinerja puskesmas yang terdiri dari

cakupan (coverage), mutu (quality) dan biaya (cost) kegiatan puskesmas. Kedua,

masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan

puskesmas. Telaahan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas.

Pengertian Lokakarya Mini Bulanan adalah pertemuan yang diselenggarakan setiap

bulan di puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf di puskesmas, Puskesmas Pembantu

dan bidan di desa serta dipimpin oelh kepala puskesmas.

Tahapan pelaksanaannya :

1. Lokakarya Mini Pertama

a. Masukan

Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran tanggung

jawab staf dan kewenangan puskesmas

Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

Informasi tentang tatacara penyusunan POA Puskesmas

b. Proses

Investarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah binaan

Analisis beban kerja tiap petugas

Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 18

Page 19: Puskesmas PBL

Penyusunan POA Puskesmas tahunan

c. Keluaran

POA Puskesmas tahunan

Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)

2. Lokakarya Mini bulanan

a. Masukan

Laporan hasil kegiatan bulan lalu

Informasi tentang hasil rapat dinas kab/kota

Informasi tentang hasil rapat tingkat kecamatan

Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

b. Proses

Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS

Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan

terhadap standar pelayanan

Merumuskan alternatif pemecahan masalah

c. Keluaran

Rencana kerja bulan yang baru

2) Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh sarana

pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor lain terkait yang ada di

wilayah kerja puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini

Triwulan Puskesmas secara lintas sektor.

Pengertian Lokakarya Mini Tribulanan adalah pertemuan yang diselenggarakan setiap 3

bulan sekali di puskesmas yang dihadiri oleh instasi lintas sektor tingkat kecamatan,

Badan penantun Puskesmas (BPP), staf puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh

camat.

Tahapan pelaksanaannya :

1. Lokakarya Mini Tribulanan Pertama

a. Masukan

• Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok

• Informasi tentang program lintas sektor

• Informasi tentang program kesehatan

• Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 19

Page 20: Puskesmas PBL

b. Proses

• Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor

• Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor

• Pembagian peran masing-masing sektor

c. Keluaran

• Kesepakatan tertulis sektor terkait dalam mendukung program kesehatan

termasuk program pemberdayaan masyarakat

2. Lokakarya Mini Tribulanan Rutin

a. Masukan

• Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait

• Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan

program kesehatan

• Pemberian informasi baru

b. Proses

• Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan

• Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor

• Merumuskan cara pemecahan masalah

c. Keluaran

• Rencana kerja tribulan yang baru

• Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)

d. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan

pencapaian kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dari

hasil telaahan bulanan dan triwulan.

(4) Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan mencakup

hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,

dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. Sumber data yang

dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua. Pertama, sumber data primer yakni yang

berasal dari SIMPUS dan berbagai sumber data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 20

Page 21: Puskesmas PBL

khusus pada akhir tahun. Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan

bulanan dan triwulanan.

b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian serta

masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.

3. Pengawasan dan pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian

penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-

undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan

pertanggungjawaban dilakukan kegiatan sebagai berikut :

(1) Pengawasan

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan

internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh

masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.

Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada

pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan

perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan

pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan

penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada

Dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui

Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantian Kepala puskesmas, maka Kepala

Puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

Adalah tatacara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan Puskesmas, meliputi

keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok yang dilaporkan serta hasil yang dicapai oleh

puskesmas. Dengan melakukan SP2TP sebaik-baiknya, akan didapat data dan informasi yang

diperlukan untuk perencanaan, penggerak pelaksanaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian dan

penilaian penampilan puskesmas serta situasi kesehatan masyarakat umumnya.

a. Tujuan Umum

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 21

Page 22: Puskesmas PBL

Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik/teratur untuk

pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.

b. Tujuan Khusus

Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok puskesmas yang

akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur

Terlaksananya pelaporan data tersebut secara teratur diberbagai jenjang administrasi, sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Termanfaatkannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan program

kesehatan melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.

SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas (termasuk puskesmas dengan perawatan, puskesmas

pembantu dan puskesmas keliling). Pencatatan dan pelaporan mencangkup :

Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas

Data ketenagaan di puskesmas

Data sarana yang dimiliki puskesmas

Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung

puskesmas.

Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan) dengan

menggunakan formulir yang baku. Pelaksanaan SP2TP terdri dari 3 kegiatan :

1. Pencatatan dengan menggunakan format

Pencatatan dilakukan dalam gedung puskesmas/puskesmas pembantu yaitu mengisi :

Family Folder (kartu individu dan kartu tanda pengenal keluarga)

Buku register untuk:

- Rawat jalan/rawat inap

- Penimbangan

- Kohort ibu

- Kohort anak

- Persalinan

- Laboraturium

- Pengamatan penyakit menular

- Imunisasi

- P.K.M

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 22

Page 23: Puskesmas PBL

Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit) yang disertai distribusi jenis kelamin, golongan,

umur dan desa.

Kartu Perusahaan

Kartu Murid

Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah pembuatan laporan.

2. Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodik

Jenis dan periode laporan sebagai berikut :

Bulanan

- Data kesakitan (format LB.1)

- Data kematian (format LB.2)

- Data operasional (format LB.3) Gizi, imunisasi dan KIA

- Data manejemen obat (format LB.4)

Triwulan meliputi data kegiatan puskesmas (format LT)

Tahunan

- Umum, fasilitas (format LSD.1)

- Sarana (format LSD.2)

- Tenagan (format LSD.3)

3. Pengolahan analisis dan pemanfaatan data

Ruang lingkup kegiatan pengolahan dan analisa data meliputi :

Mengkompilasi data dari puskesmas pembantu, kegiatan lapangan termasuk posyandu dan

kegiatan dalam gedung puskesmas.

Mentabulasi data upaya kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, yang dibedakan atas

masyarakat dalam wilayah dan luar wilayah puskesmas.

Menyusun Kartu Index Penyakit

Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan.

Membuat penyajian dalam bentuk narasi, table dan grafik sesuai kebutuhan menurut waktu dan

lokasi.

Melakukan beberapa analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi serta perencanaan dimasa

mendatang.

Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan.

Pada hakekatnya data dari SP2TP mempunyai peran ganda karena :

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 23

Page 24: Puskesmas PBL

Data tersebut dilaporkan dari puskesmas untuk kebutuhan administrasi di atasnya dalam rangka

pembinaan, perncanaan serta penetapan kebijaksanaan.

Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh puskesmas sendiri dalam rangka peningkatan upaya

kesehatan puskesmas, melalui perencanaan (mikroplaning), penggerakan pelaksanaan (mini

lokakarya) dan pengawasan pengendalian serta penilaian.

Analisa Keadaan dan Masalah

1. Analisa Derajat Kesehatan

Analisa ini akan menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi, dimana akan tergambarkan

ukuran-ukuran derajad kesehatan secara kwantitatif, penyebaran masalah tersebut menurut

kelompuk umur, tempat dan waktu. Dengan kata lain, pendekatan analisa derajat kesehatan

mempergunakan pendekatan epidemiologis.

2. Analisa Aspek kependudukan

Analisa ini akan menghasilkan ukuran-ukuran demografis dalam wilayah tertentu. Beberapa

ukuran yang penting adalah : jumlah penduduk, penyebaran berdasarkan kelompok umur dan

wilayah serta waktu, pertumbuhan penduduk, kelahiran, kematian, mobilitas penduduk dan lain

sebagainya. Angka-angka ini sangat berguna untuk dipergunakan sebagai denominator dari angka

derajat kesehatan dan luaran program.

3. Analisa Upaya Pelayanan Kesehatan

Analisa ini akan menghasilkan data atau informasi mengenai masukan, proses, luaran atau kalau

mungkin dampak pelayanan/upaya kesehatan yang dapat berbentuk upaya promotif, preventif,

kuratif atau rehabilitative.

4. Analisa Perilaku

Analisa ini memberikan gambaran tentang sikap dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan dan

upaya kesehatan.

5. Analisa Lingkungan

Analisa lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan biologis, social budaya serta ekonomi.

Lingkungan fisik misalnya : sumber/sarana air bersih, perumahan, limbah rumah tangga atau

industri, sarana komunikasi, transportasi dan lain sebagainya.

Lingkungan biologis meisalnya : gambaran vector penyakit yang ada di wilayah tersebut.

Lingkungan social budaya menggambarkan derajat interaksi social dalam masyarakat, misalnya

pendidikan, system social yang ada (gotong-royong) dan lain sebagainya.

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 24

Page 25: Puskesmas PBL

Lingkungan ekonomi misalnya : mata pencaharian, pendapatan, pengangguran dan lain

sebagainya.

Evaluasi Dengan Pendekatan Sistem

a. Pengertian

Secara umum yang diamksudkan dengan penilaian disini ialah melakukan penilaian yang dapat

diterapkan pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pada tahap akhir program untuk melihat

apakah program yang direncanakan telah merupakan program yang tepat, dilaksanakan sesuai dengan

rencana serta apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak.

The American Public Health Association merumuskan penilaian sebagai suatu proses untuk

menentukan nilai atau jumlah keberhasilan yang dipoeroleh dari pelaksanaan suatu program dalam

mencapai tujuannya.

Oleh Riecken disebutkan penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang timbul dari

dilaksanakannya suatu program untuk mencapai tujuannya, baik akibat yang diharapkan ataupun yang

tidak diharapkan. Penilaian dapat dibedakan atas tiga macam yakni :

1. Formative Evaluation

Penilaian yang dilakukan pada tahap awal yakni sebelum program tersebut dilaksanakan. Jadi

penilaian yang dialkukan disini termasuk bagian dari pekerjhann perencanaan.

2. Promotive Evaluation

Penilaian yang dilakukan pada saat program tersebut dilaksanakan. Tujuan ialah untuk melihat

apakah program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Jika tidak sesuai atau jika terjadi

penyimpangan, maka tentu saja diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan sedemikian rupa

sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

3. Summative Evaluation

Penilaian yang dilakukan pada akhir program. Tujuannya ialah untuk melihat apakah tujuan

yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.

Dengan penilaian yang seperti ini, mudah dipahami bahwa dalam ilmu administrasi apa yang

disebutkan dengan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak

dapat dipisahkan.

b. Ruang Lingkup dan Ukuran Penilaian

Ruang lingkup penilaian serta ukuran penilaian dari hasil yang dicapai banyak macamnya. Secara

umum penilaian dapat dilakukan terhadap tiga hal yang bersifat pokok yakni :

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 25

Page 26: Puskesmas PBL

1. Terhadap pross pelaksanaan program, yakni mengukur apakah program tersebut berjalan sesuai

dengan rencana atau tidak. Hal yang sering diamati pada penilaian proses adalah waktu

pelaksanaannya, kegiatan atau aktivitas yang dilakukan serta sumber yang dipergunakan.

2. Terhadap hasil program (out come/out put) yakni melihat apakah tujuan tercapai atau tidak.

3. Terhadap pengaruh yang ditimbulkan oleh hasil yang dicapai (dampak) yakni melihat sampai

seberapa jauh pengaruhnya terhadap status kesehatan ataupun masalah kesehatan yang terdapat.

Pembagian lain dari ruang lingkup dan ukuran penilaian ialah dari Blum, yang membedakan

penilaian atas 6 macam yakni :

1. Yang menyangkut aktivitas yang dilaksanakan oleh suatu program kesehatan. Pertanyakan

yang ingin dicari jawabannya adalah : “Apakah program tersebut terlaksana atau tidak?”

2. Yang menyangkut terpenuhi atau tidaknya standart ataupun kriteria yang telah ditetapkan

dengan dilaksanakannya program tersebut. Pertanyaan pokoknya ialah : “Apakah aktivitas

tersebut berjalan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan?”

3. Yang menyangkut efisiensi dari program, jadi membahas biaya yang dipakai untuk

melaksanakan program tersebut.

4. Yang menyangkut efektivitas dari program, yakni apakah program tersebut dapat memenuhi

kehendak ataupun tujuan yang telah ditetapkan.

5. Yang menyangkut validitas hasil yang diperoleh, jadi apakah hasil yang didapatkan telah dapat

memenuhi kehendak ataupun harapan untuk apa program tersebut dilaksanakan dan apakah

dengan telah dicapainya tujuan program telah dapat menyelesaikan masalah yang diatasi.

6. Yang menyangkut keseluruhan system yang dipakai untuk melaksanakan program tersebut.

c. Cara melakukan penilaian

Cara melakukan penilaian banyak macamnya, tergantung dari apa yang akan dinilai dan ruang

lingkup atau tingkat penilaian apa yang ingin dikerjakan.

Untuk mengukur efisiensi program yakni yang menyangkut pembiayaan yang dilaksanakan,

maka sering dilakukan analisa khusus yang disebut cost effectiveness analysis, yakni melakukan

analisa program dari suatu pembiayaan dan kesimpulan ditarik dengan membandingkannya terhadap

hasil analisa program lain yang sejenis.dalam kehidupan sehari-hari cost effectiveness analysis sering

dikacaukan dengan cost benefit analysis. Perbedaannya ialah pada cost effectiveness analysis yang

dipentingkan tidak hanya keuntungan (benefit) tetapi juga efektivitasnya.

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 26

Page 27: Puskesmas PBL

Penterapannya dalm bidang kesehatan tidaklah semudah yang diperkirakan, karena ukuran

keuntungan yang efektif dalam bidang kesehatan sering tidak jelas. Dalam melakukan penilaian model

ini, maka beberapa patokan yang harus diikuti yakni :

1. Mula-mula dikumpulkan segala data dasar yang diperkirakan berhubungan dengan program

yang dilaksanakan.

2. Uraikan dengan lengkap program yang akan dilaksanakan tersebut dalam bentuk kegiatan

ataupun aktivitas dan usaha yang terperinci.

3. Ubahlah data yang tersedia atau kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk rupiah, yang

dilakukan untuk tahap yang berbeda atau untuk beberapa macam program yang ada.

4. Bandingkan hasil perhintungan antara tahap-tahap ataupun macam program yang beda tersebut

dan lanjutkan dengan menarik kesimpulan.

d. Pengawasan

Telah disebutkan bahwa penilaian (evaluation) erat hubungannya dengan pengawasan

(controlling). Dalam banyak buku administrasi dan managemen, malah disebutkan penilaian adalah

sebagian dari pengawasan. Penilaian adalah pengawasan yang dilakukan dengan mengadakan

perhitungan terhadap keseluruhan penyelenggaraan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan

pengawasan ialah melakukan pengukuran dan sekaligus koreksi setiap penampilan karyawan yang

diperlihatkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana.

Penutup

Demikianlah telah kita ketahui bersama tentang managemen system administrasi kesehatan

melalui program-program puskesmas yang telah direncanakan dan ditetapkan. Dalam tiap program

yang ada di puskesmas, baik itu program wajib maupun program pengembangan, diperlukan suatu

sistem yang mengatur mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerak pelaksanaan hingga

tahapan penilaian. Bahkan hingga sampai pada pencatatan dan pelaporan dari tiap program yang telah

direncanakan.

Dari tiap program yang telah dilakukan, perlu kita evaluasi kembali untuk mengetahui apakah

pelaksanaan dari program sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.

PBL Blok 26-Administrasi Kesehatan Page 27