Pulpek - Ari

19
PROSEDUR PENATALAKSANAAN PULPEKTOMI GIGI POSTERIOR FIRTYA MAHARANI, S.KG 04124707039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

description

kk

Transcript of Pulpek - Ari

Page 1: Pulpek - Ari

PROSEDUR PENATALAKSANAAN

PULPEKTOMI

GIGI POSTERIOR

FIRTYA MAHARANI, S.KG

04124707039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: Pulpek - Ari

DATA PRIBADI PASIEN

Nama Pasien : Ari Sandi

Umur : 22 tahun

Suku : Melayu

Jenis Kelamin : Lelaki

Status Perkawinan : Belum Kawin

Agama : Islam

Alamat Tetap : Jl. Sosial Plaju Palembang

Telepon/Hp : 0853-807-12727

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Mahasiswa

Diagnosa : Gigi 36 à Karies D6

CE (+), Perkusi (-), Palpasi (-), Sondasi (+)

à Pulpitis Ireversible Hiperplastik

Tindakan : Gigi 36à Pulpektomi

Page 3: Pulpek - Ari

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN

SALURAN AKAR

1. INFORMED CONSENT

Informed consent merupakan persetujuan/ penolakan oleh pasien terhadap segala tindakan dan pengobatan yang akan diberikan kepadanya setelah mendapat informasi yang lengkap dan jelas dari dokter tentang rencana pengobatan tersebut.Contoh:

INFORMED CONSENTPULPEKTOMI GIGI PERMANEN

Pulpektomi adalah suatu perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut dengan cara membuang seluruh jaringan pulpa nekrotik atau pulpa yang terinfeksi dari dalam kamar pulpa hingga saluran akar. Saya menyadari bahwa dalam perawatan pulpektomi terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan dan beberapa resiko yang mungkin terjadi diantaranya sebagai berikut.1. Anestesi

Dalam perawatan gigi vital diperlukan pembiusan sebelum melakukan perawatan saluran akar. Dalam prosedur anestesi mungkin dapat terjadi reaksi alergi, syncope, bahkan syok anafilaktik.

2. Perawatan Saluran AkarDalam prosedur ini diperlukan kooperativitas pasien untuk disiplin melakukan beberapa kali kunjungan. Apabila selama perawatan dokter yang merawat menemukan masalah yang tidak dapat ditanggulangi sendiri, maka pasien harus dirujuk kepada dokter spesialis endodontic/ kona kemungkinan cedera pada saraf wajah atau jaringan mulut selama anestesi atau selama prosedur perawatan yang dapat menyebabkan mati rasa pada bibir, lidah, jaringan mulut, dan/ atau jaringan wajah. Mati rasa ini biasanya bersifat sementara, namun dapat pula bersifat permanen.

3. FrakturJaringan gigi baik mahkota maupun akar pada gigi yang diindikasikan pulpektomi biasanya telah melemah sehingga rentan terhadap fraktur baik pada mahkota maupun pada akar.

4. Mahkota/ Tumpatan SementaraTindakan ini diperlukan untuk melindungi saluran akar yang telah terbuka dari kontaminasi saliva.

5. Nyeri/ SakitPada kebanyakan kasus, setelah tindakan pulpektomi biasanya rasa sakit akan hilang. Namun, dalam beberapa kasus rasa sakit mungkin bertahan bahkan semakin parah. Oleh sebab itu, diperlukan perawatan ulang saluran akar atau pencabutan gigi.

6. Instrument yang Mudah Patah dan Berdiameter KecilKarena tindakan pulpektomi menggunakan instrument yang berukuran kecil dan mudah patah, ada kemungkinan terjadi patahnya instrument di dalam saluran akar yang untuk mengeluarkannya diperlukan prosedur tambahan, pembedahan, atau pencabutan gigi.

7. Medikamen (Obat-Obatan)Analgesik dan/ atau antibiotik mungkin diperlukan. Resep obat harus diambil sesuai dengan instruksi dokter.

8. Saya mengakui bahwa merupakan tanggung jawab saya untuk memberikan perhatian dan waktu selama perawatan ini. Saya akan rajin untuk mengikuti instruksi sebelum dan sesudah tindakan pulpektomi dilakukan.

Page 4: Pulpek - Ari

INFORMED CONSENT: saya telah diberi penjelasan oleh dokter dan telah diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai prosedur dan tujuan tindakan pulpektomi dan telah menerima jawaban yang memuaskan. Saya bersedia menerima segala prosedur dan resiko yang mungkin terjadi selama perawatan ini dan bersedia menerima hasil perawatan yang mungkin dapat tercapai atau tidak. Saya secara sadar memberikan persetujuan atas perawatan yang akan dilakukan kepada saya.

Tanda Tangan Pasien/ TandaTanganSaksi TanggalWali/ Perwakilan Resmi

Nomor Gigi: Tanda Tangan Koas yang Merawat Tanggal

Tanda Tangan Dokter Pengawas Tanggal

2. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF

Pemeriksaan subjektif berkaitan dengan keluhan pasien. Pemeriksaan objektif

berkaitan dengan pemeriksaan vitalitas gigi dan apakah terdapat kelainan periapikal atau

tidak (test sondasi, CE, palpasi, dan perkusi).

3. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

Pemeriksaan vital sign meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan,

dan pupil mata pada pasien.

4. PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

Foto rontgen periapikal harus menunjukkan seluruh bagian gigi dan minimal

2 mm tulang sekitar apeks akar. Foto rontgen membantu dalam mengetahui

morfologi gigi, anatomi sistem saluran akar, jumlah saluran akar, kelengkungan

percabangan saluran akar, panjang saluran akar, posisi dan ukuran ruang pulpa

dan jaraknya dari permukaan oklusal, posisi foramen apikal, pengapuran, resorpsi,

karies, batu pulpa, restorasi, kemungkinan saluran akar lateral, kerusakan

iatrogenik (perforasi dan instrument yang patah).1,2

5. PENENTUAN PANJANG KERJA (PK)

Page 5: Pulpek - Ari

Penentuan panjang kerja yang akurat adalah salah satu tahapan penting

dalam terapi endodontik. Pembersihan, pembentukan dan obturasi saluran akar

tidak dapat dicapai dengan akurat jika panjang kerja tidak tepat.

Metode Bregmann

Panjang kerja = Panjang gigi sebenarnya – (0,5-2mm)

Jadi, instrument harus berada 0,5-2 mm dari ujung apeks; diutamakan 0,5 mm.

6. PEMBERIAN ANESTESI

Pulpektomi vital merupakan suatu prosedur yang menyakitkan jika dilakukan tanpa

anestesi yang memadai. Anestesi yang dapat dilakukan pada prosedur ini adalah :

anestesi infiltrasi, anestesi blok, anestesi intrapulpal, atau anestesi intraligamen.

7. PREPARASI AKSES

Fase yang paling penting dari aspek teknik perawatan akar dan merupakan

kunci bagi keberhasilan tahap pembersihan, pembentukan, dan obturasi

saluran akarnya.3

Tujuan: Untuk membuat akses yang lurus, menghemat preparasi jaringan

gigi, membuka atap kamar pulpa.3

Preparasi akses menggunakan, round burs (#2, #4 dan #6), tapering

fissure bur with a round head, Safe end burs e.g.: Endo Z bur. 4

Akses kavitas untuk gigi molar bawah pada dasarnya sama dengan gigi

insisivus atas. Pada gigi kaninus atas outline form berbentuk oval atau

seperti telur, dimana diameter semakin besar pada daerah korona, dan

Panjang gigi sebenarnya = Panjang mahkota sebenarnya x Panjang gigi radiografi Panjang mahkota radiografi

Page 6: Pulpek - Ari

terletak pada pertengahan korona lingual. Penempatan kepala bur sejajar

dengan sumbu panjang ke gigi.4

Langkah preparasi akses:

a. Buang semua karies dan restorasi yang rusak untuk mencegah

kontaminasi dari ruang pulpa serta akses yang lurus ke dalam saluran

akar.

b. Pembukaan akses dimulai pada tengah permukaan palatal. Bur bulat

tegak lurus terhadap permukaan palatal untuk menembus email.

Setelah enamel ditembus, bur diarahkan sejajar dengan sumbu panjang

gigi, sampai 'Drop' dirasakan.

c. Ketika ruang pulpa telah ditembus, sisa jaringan pada atap pulpa

dibuang menggunakan bur bulat dengan gerakan menarik keluar

kavitas. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan semua penghalang

enamel dan dentin overhang yang akan menjebak kotoran , jaringan

dan bahan lainnya.

d. Cari orifice saluran akar menggunakan endodontik explorer atau jarum

miller.1

8. PEMBERSIHAN DAN PEMBENTUKAN SALURAN AKAR

Pembersihan (Preparasi Kemomekanis)

Debridement: Pembuangan iritan dari sistem saluran akar. Tujuannya

untuk membasmi semua iritan tersebut walaupun dalam kenyataan

praktisnya hanyalah sebatas pengurangan yang signifikan saja.

Iritan: bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik, debris

organik, darah dan kontaminan lain.3

Pembentukan Saluran Akar

Membentuk saluran akar melebar secara bertahap dari apeks ke arah

korona.3

Page 7: Pulpek - Ari

Pelebaran:

Saluran akar harus cukup besar untuk melakukan debridement yang

baik dan dapat memanipulasi serta mengendalikan instrumen dan

meterial obturasi dengan baik tapi tidak sampai melemahkan gigi serta

meningkatkan peluang terjadinya kesalahan prosedur.3

Kriteria

Saluran akar siap menerima obturasi baik dengan kondensasi lateral

maupun vertikal, saluran akar harus berbentuk corong ke arah korona

dan dalam ukuran cukup besar sehingga instrument pemampat dan

penguak dapat masuk cukup dalam.3

Ekstirpasi Pulpa

o Masukkan jarum ektirpasi (barbed broach), diputar searah jarum jam

dan ditarik keluar, diulang lagi sampai jaringan pulpa habis.

o Lakukan irigasi pada saluran akar dengan menggunakan aquades steril

untuk menghilangkan kotoran dan darah, lalu keringkan menggunakan

paper point.

Menentukan IAF

IAF (Initial Apical File) merupakan file terbesar yang pas sesuai dengan

panjang kerja yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah mendapatkan IAF,

lakukan foto rontgen kembali untuk memastikan bahwa IAF telah benar.

Irigasi saluran akar dan medikamen

- Bahan irigasi saluran akar yang dapat digunakan:

Chemically non-active solution à Aquades, saline

Chemically active solution à NaOCl 0,5%-5,25%; EDTA liquid

17%; Chlorhexidine 2%

- Teknik irigasi menggunakan jarum irigasi yang dimasukkan ke dalam

saluran akar tanpa terjepit. Aliran larutan yang keluar kembali

ditampung dengan kain kassa atau diaspirasi dengan saliva ejector.

Page 8: Pulpek - Ari

- Sifat larutan irigasi yang baik ialah mampu membersihkan (irigan),

memiliki sifat anti mikrobial, dan memiliki tegangan permukaan yang

rendah sehingga dapat mengalir dengan baik.

- Medikamen intrapulpa bertujuan untuk mengontrol dan mencegah rasa

nyeri pasca rawat, menetralkan sisa-sisa debris, dan memperoleh

aktivitas anti bakteri, serta berguna dalam perawatan lesi periapikal.1,3

- Bahan-bahan medikamen diantaranya Eugenol, phenol, cresatin,

Aldehyde (formokresol, paraformaldehyde, glutaraldehyde), dan

Kalsium hidroksida. Bahan medikamen intrapulpa yang banyak

digunakan adalah kalsium hidroksida. Kalsium hidroksida yang

berbentuk pasta dapat dikombinasikan dengan iodoform. Kalsium

hidroksida yang berbentuk bubuk dapat dicampur dengan gliserin,

larutan salin, atau anestesi lokal.1

Preparasi Saluran Akar

Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil.

Preparasi harus dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil

hingga lebih besar dengan panjang kerja tetap sama untuk mencegah

terjadinya step atau ledge atau terdorongnya jaringan nekrotik ke apikal.

Teknik penggunaan instrument file adalah circumferential filling dengan

cara memasukkan file yang sesuai dengan panjang kerja ke dalam saluran

akar kemudian file diputar seperempat putaran atau lebih. File ditarik

keluar saluran akar dengan menekan pada dinding saluran akar. Gerakan

ini dilakukan berulang sampai seluruh dinding saluran terpreparasi.3

Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor

yang lebih besar harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini

bertujuan untuk membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk

dentin yang terasah. Irigasi harus dilakukan secara bergantian antara

aquadest steril – Chlorhexidine - aquadest steril. Bahan irigasi terakhir

yang dipakai adalah aquadest steril.

Page 9: Pulpek - Ari

Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan

menggunakan jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lagi.

Preparasi saluran akar dianggap selesai bila bagian dari dentin yang

terinfeksi telah terambil dan saluran akar cukup lebar untuk tahap

pengisian saluran akar. 1,2,3

Teknik preparasi yang digunakan adalah teknik preparasi STEP BACK

(serial root canal preparation). Tujuan dari preparasi step back adalah untuk

menjaga agar preparasi apeks sekecil dan sepraktis mungkin serta melebar ke

korona sepanjang saluran akar dan preparasi apeks tetap dan tidak tergeser

dari posisi saluran akar sebelumnya. Pada dasarnya teknik preparasi saluran

ini terdiri dari dua tahap , tahap I: preparasi apical constriction dan tahap II:

preparasi saluran akar.1

Tahap I

Preparasi saluran akar diawali dengan memasukkan instrumen pertama (IAF)

ke dalam saluran akar

Keluarkan instrumen dan lakukan irigasi pada saluran akar

Lakukan preparasi sampai 3 nomor atau lebih di atas IAF ( sampai saluran

akar bersih) dengan ukuran panjang kerja yang sama untuk mendapatkan

MAF (master apical file). Lakukan irigasi disetiap pergantian instrument.

Tahap II

Preparasi selanjutya adalah stepback menggunakan K-File sampai 3 nomor di

atas MAF dengan memperpendek panjang kerja sepanjang 1 mm pada setiap

pergantian nomor file.

Setiap pergantian alat dari nomor kecil ke nomor berikutnya selalu dilakukan

irigasi dan rekapitulasi (suatu istilah yang digunakan pada saat instrumentasi,

yakni memasukkan kembali file terakhir yang digunakan pada preparasi apikal

untuk mengeluarkan debris tetapi tidak memperlebar saluran akar)

Contoh Step back

IAF à 20/24

Page 10: Pulpek - Ari

25/24

30/24

MAF à 35/24

Step Back à 40/23

↓ à Rekapitulasi I 35/24

45/22

↓ à Rekapitulasi II 40/23

50/21

à Rekapitulasi III 45/22

* Setelah itu lakukan kembali foto rontgen untuk memastikan bahwa MAC

(Master Apical Cone) telah sesuai panjang kerja.

9. OBTURASI

Tujuan dari obturasi adalah :

• Mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam saluran akar yang

disebabkan oleh kebocoran korona.

• Mencegah penggandaan mikroorganisme yang tersisa dalam saluran

akar.

• Mencegah penyebaran cairan jaringan ke dalam ruang pulpa melalui

foramen apikal / saluran akar lateral. Cairan ini bisa bertindak sebagai

substrat untuk bakteri yang tersisa setelah perawatan saluran akar.

• Mencegah penyebaran bakteri ke dalam space saluran pulpa melalui

interconnection dengan sulkus gingiva atau poket periodontal.2

Syarat Saluran akar dapat diobturasi adalah:

•Tidak ada rasa sakit dan pembengkakan.

•Perkusi negatif.

•Saluran akar kering.

Page 11: Pulpek - Ari

•Saluran akar tidak bau.

•Saluran akar yang telah dibersihkan dan dibentuk telah diberi medikamen

minimal 1 minggu. 2

Karakteristik bahan pengisi saluran akar yang ideal:

1. Mudah dimasukkan di saluran akar.

2. Seal saluran akar lateral dan apikal.

3. Dimensi stabil setelah dimasukkan.

4. Tahan terhadap kelembaban.

5. Bakteriostatik

6. Radiopak.

7. Tidak menyebabkan pewarnaan pada struktur gigi.

8. Tidak mengiritasi.

9. Steril / mudah disterilkan.

10.Mudah dikeluarkan dari saluran akar jika diperlukan.1

Bahan obturasi yang digunakan adalah Gutapercha dengan semen saluran

akar endomethasone. Pengaplikasian semen saluran akar menggunakan

lentulo.1

Teknik obturasi yang digunakan adalah teknik kondensasi lateral

menggunakan spreader.

Teknik Kondensasi lateral:

1. Setelah preparasi saluran akar, pilih guta percha utama (MAC)

yang berdiameter sama dan sesuai dengan panjang kerja Master

apical File (MAF). Tandai bagian gutapercha yang sesuai dengan

panjang kerja.

2. Pilih ukuran spreader yang akan digunakan untuk kondensasi

lateral. Spreader Ini harus mencapai 1-2 mm panjang kerja yang

benar

3. Keringkan saluran akar dengan paper point.

4. Aplikasikan sealer dalam saluran akar yang telah di preparasi.

Page 12: Pulpek - Ari

5. Cone dilapisi dengan sealer dan ditempatkan ke saluran akar.

Setelah penempatan Master cone, spreader ditempatkan ke dalam

saluran akar di samping cone. Spreader digunakan untuk

memadatkan guta percha.

6. Setelah aplikasi bahan pengisi, spreader dikeluarkan dari saluran

akar dengan cara

memutar ke depan dan ke belakang.

7. Sebuah cone aksesori ditempatkan di saluran akar dan Prosedur di

atas diulang sampai spreader tidak bisa lagi menembus garis garis

serviks.

8. Gutta percha point yang berlebihan dipotong pada orifice kanal

dengan instrumen panas

Setelah obturasi, tutup orifis dengan GIC, kapas, dan tumpatan sementara.

Setelah itu kembali dilakukan Foto Rontgen untuk memastikan obturasi

telah benar.1

KONTROL

Kontrol setelah dilakukan obturasi saluran akar.

RESTORASI AKHIR

Restorasi yang dilakukan pada kasus ini adalah perparasi onlay pada gigi 36.

Palembang, September 2014

drg. Billy Sujatmiko, Sp.KG

Referensi

1. Torabinejad M, Walton RE, Terjemahan oleh Sumawinata N : Prinsip

dan praktik ilmu endodonsi. Jakarta: EGC 2003.

Page 13: Pulpek - Ari

2. Garg N, Garg A. Textbook of Endodontics, 2nd Edition. India: Jaypee.

2010.

3. Rhodes JS, Ford TP, Ford HP. Endodontic problem solving- in clinical

practice.United Kingdom: Martin Dunitz. 2002

4. Walton RE..Torabinejad M. Principles and practice of endodontics, 3nd

Edition. New York: Sounders Company. 2002. p.159

5. Krishna VG. Access cavity preparation –an anatomical and clinical

perspective. Famdent practical dentistry handbook. 2010; 10 :1-10