proposal tesis ari

60
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN ASSET DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEN PER SHARE PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh FREBUMI ARI 922.10.047 USULAN PENELITIAN TESIS 1

Transcript of proposal tesis ari

Page 1: proposal tesis ari

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN ASSET DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEN PER SHARE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh

FREBUMI ARI

922.10.047

USULAN PENELITIAN TESIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANGPROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN

PRORAM PASCA SARJANA TAHUN 2011

1

Page 2: proposal tesis ari

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN ASSET DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEN PER SHARE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

FREBUMI ARI

922.10.047

Pembimbing

Tanggal : .........................................

KETUA ANGGOTA

……………………… ………………………..

Mengetahui,

Ketua Progam Studi Manajemen

…………………………

2

Page 3: proposal tesis ari

1. Latar Belakang Penelitian

Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

investor. Resiko merupakan tingkat kerugian yang ditanggung investor dalam

melakukan aktivitas investasi sedangkan ketidakpastian adalah suatu hal yang dapat

menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham akibat dari faktor makro

ekonomi. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan

terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang

diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi

ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan

lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan

keuangan.

Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1999 mewajibkan bagi

setiap perusahaan (terutama perusahaan publik) wajib menyajikan laporan keuangan,

baik laporan keuangan interim/ quarter (unaudit) maupun laporan keuangan tahunan/

annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah di audit) antara lain

dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang memuat

laporan neraca dan laporan laba rugi, serta catatan yang berhubungan dengan laporan

keuangan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja

perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya

pendapatan dividen perlembar saham (dividend per share).

3

Page 4: proposal tesis ari

Husnan (1989) menyatakan bahwa perusahaan dalam mengelola keuangannya

selalu dihadapkan pada tiga permasalahan penting yang saling berkaitan. Ketiga

permasalahan tersebut adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan dan

kebijakan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada

para pemegang saham. Keputusan-keputusan tersebut akan mempunyai pengaruh

terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari harga pasar perusahaan.

Kebijakan dividen yang diambil merupakan suatu hal yang penting, bukan

saja menyangkut kepentingan perusahaan tetapi kepentingan pemegang saham, para

pegawai dan masyarakat juga terkait di dalamnya. Ini menunjukkan adanya suatu

sumber dana digunakan untuk berbagai aspek dan tujuan ekonomis sendiri-sendiri.

Oleh karena itu selalu akan terjadi tarik menarik agar memperoleh porsi yang lebih

besar.

Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung kepada

kebijakan masing-masing perusahaan. Kebijakan dividen atau keputusan dividen pada

hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para

pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan untuk

investasi kembali (Sutrisno, 2001). Kebijakan apapun yang ditempuh oleh

manajemen perusahaan, bagi investor tidak terlalu penting dipertimbangkan, karena

kebijakan manajemen hanya dapat diketahui oleh pihak interen perusahaan. Lagi

pula, bagi investor yang terpenting adalah melihat bagaimana perkembangan

perusahaan terutama dari kinerja keuangannya.

Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak

dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan ini bermula

dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh

4

Page 5: proposal tesis ari

perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih setelah pajak

(EAT) dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi

diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan.

Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting

untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas

yang dibayarkan kepada para investor. Perusahaan selalu menginginkan adanya

pertumbuhan bagi perusahaan bersangkutan di satu pihak dan juga dapat

membayarkan dividen kepada para investor di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut

selalu bertentangan (Riyanto, 1995) dalam Sunarto dan Kartika (2003).

Semakin besar dividen akan menarik minat investor untuk menanamkan

dananya di suatu perusahaan. Besar kecilnya dividend per share suatu perusahaan

ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya current ratio dan debt to equity ratio.

Perusahaan yang mempunyai keuntungan besar belum tentu menunjukkan perusahaan

tersebut memberikan dividen yang besar pula.

Hasil penelitian Partington (1989) mengidentifikasikan bahwa ada beberapa

faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kebijakan deviden antara lain : preferensi

investor terhadap dividen, pengaruh pajak, pengaruh informasi pengumuman dividen,

dan stabilitas dividen. Preferensi investor antara lain tercermin dalam pembayaran

dividen di mana dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai (cash

devidend) maupun dalam bentuk dividen saham (stock dividend).

Parthington (1989) dalam penelitiannya menunjukkan beberapa variabel yang

mempengaruhi penentuan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas dividen dan

earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan. Ia

menunjukkan bukti bahwa stabilitas dividen dan earning merupakan variabel yang

5

Page 6: proposal tesis ari

penting (berarti) mempengaruhi preferensi investor untuk memperoleh dividen

dimasa mendatang pada level signifikansi 0,001 (kurang dari 1%). Sementara variabel

likuiditas dan investasi berada pada peringkat di bawahnya (setelah) variabel

stabilitas dividen dan earning yang berpengaruh terhadap pendapatan dividen dimasa

depan. Sementara variable cash-flow (kas bersih yang diperoleh dari Aktifitas

Operasi, Aktifitas Investasi dan Aktifitas Pendanaan) bersifat saling mengganti

(komplementer) dengan variabel profit (Brittain, 1966 dalam Partington, 1989).

Sedangkan variable pembiayaan (external finance) dianggap sebagai kendala para

manajer terhadap pembayaran dividen, sehingga para manajer cenderung tidak

mempertimbangkan pembiayaan pada saat pembayaran dividen. Dengan kata lain

variabel pembiayaan tidak signifikan berpengaruh terhadap dividen.

Heru dan Galumbang (2007) melakukan penelitian di BEI periode 2002-2005

tentang pengaruh financial ratio dan dividen tahun sebelumnya terhadap DPS.

Dengan menggunakan anlisis regresi linier berganda, hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara simultan dapat menjelaskan pengaruh perubhan DPS, akan tetapi secara

parsial variabel yang mempengaruhi DPS secara signifikan hanya EPS dan dividen

tahun sebelumnya.

Devy (2009) melakukan penelitian terhadap 20 perusahaan manufaktur untuk

mengetahui pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran

Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

Rasio keuangan, Pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh secara

signifikan terhadap Dividend Payout Ratio secara bersama-sama dan secara parsial

hanya variabel likuiditas, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan yang

berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

6

Page 7: proposal tesis ari

Tesdi (2006) menguji pengaruh rasio keuangan, pertumbuhan asset dan

ukuran perusahaan terhadp DPS, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

ROI, DTA, EPS dan pertumbuhan asset secara parsial signifikan terhadap DPS

sementara variabel Cash Ratio dan ukuran perusahaan tidak signifikan.

Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory 2006 dan 2007, besarnya

rata-rata variabel independen ( Cash Ratio, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net

Profit Margin, ROI, EPS, pertumbuhan asset dan ukuran perusahaan) dan variabel

dependen (DPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode

2004-2007 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1

Rata-rata dari cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net profit margin,

ROI, EPS, Pertumbuhan Asset, Ukuran Perusahaan dan DPS pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2007

NO Variabel 2004 2005 2006 2007

1 Cash ratio 1,05 0,94 0,47 0,56

2 Current ratio 2,92 2,87 2,14 2,10

3 Debt to equity ratio 1,00 1,22 1,30 1,49

4 Net profit margin 0,12 0,16 0,18 0,30

5 ROI 0,10 0,09 0,09 0,09

6 EPS 496 487 473 576

7 Pertumbuhan Asset 0,16 0,20 0,12 0,22

8 Ukuran Perusahaan 13,92 14,16 14,25 14,43

9 DPS 276 275 262 341

Sumber : ICMD 2006 & 2007, diolah

7

Page 8: proposal tesis ari

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa rasio DPS menunjukkan hasil yang

fluktuatif dari tahun ke tahun, dimana tahun 2005 dan 2006 menurun, sedangkan

tahun 2007 menunjukkan trend yang meningkat. Hasil yang sama ditunjukkan juga

ditunjukkan oleh variabel cash ratio, EPS dan pertumbuhan asset. Sementara

variabel current ratio dan net profit margin, menunjukkan trend yang menurun dan

sebaliknya variabel debt to equity ratio dan ukuran perusahaan menunjukkan trend

yang meningkat. Sedangkan variabel ROI justru mengalami stagnan sejak tahun

2005.

Jika melihat kondisi sektor manufaktur di Indonesia, daya saing sektor

industri di Indonesia saat ini telah mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dengan

turunnya kontibusi industri teknologi menengah (seperti karet dan plastic, semen,

metal dasar dan fabrikasi metal sederhana) dari 38% menjadi 34% (Devy, 2009).

Pada kwartal III tahun 2009, hampir semua sektor industri pengolahan

mengalami penurunan, pertumbuhan positif sektor industri pengolahan terutama

ditopang oleh kenaikan sektor industri makanan, minuman dan tembakau yang

tumbuh masih tinggi yaitu sebesar 13,3%. Sedangkan sektor industri alat angkut yang

pertumbuhannya paling tinggi tahun 2008 yaitu sebesar 9.79%, ternyata sampai

kwartal III tahun 2009 mengalami penurunan sebesar -5,3%. Selain itu, industri yang

mengalami pertumbuhan negatif adalah industri tekstil, barang kulit dan alas kaki

yaitu -0,7%, industri semen dan barang galian bukan logam -2,8% dan industri baja -

7,1%. (Indonesian Commercial newsletter BEI, 2009).

8

Page 9: proposal tesis ari

Melihat kondisi tersebut yang berubah-ubah maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, solvabilitas,

proitabilitas, Pertumbuhan Asset dan Ukuran Perusahaan terhadap Dividend

Per Share pada Perusahaan Manufaktur BEI “

2. Perumusan Masalah

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Uraian pada latar belakang dan hasil pengamatan sementara

di lapangan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini

adalah :

1). Beberapa Sektor industri mengalami penurunan pertumbuhan perusahaan

2). Rata-rata cash ratio yang flukuatif tidak konsisten dengan rata-rata current

ratio yang cenderung memiliki trend negatif

3). ROI yang mengalami stagnan semejak tahun 2005

4). Debt to equity ratio yang meningkat tidak menujukkan hasil yang sama

dengan DPS.

5). Beberapa perusahaan manufaktur yang memiliki profit tidak membagikan

dividen

b. Batasan Masalah

Ruang lingkup dan batasan-batasan yang akan menjadi fokus penelitian ini

adalah dengan cara menganalisis laporan keuangan dengan variabel-variabel yang

9

Page 10: proposal tesis ari

ada, yaitu : cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, ROI,

EPS. Selain itu menganalisis pertumbuhan asset dan ukuran perusahaan.

c. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net

profit margin, ROI, EPS, pertumbuhan asset dan ukuran perusahaan secara

simultan terhadap DPS di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net

profit margin, ROI, EPS, Pertumbuhan Asset dan Ukuran Perusahaan secara

parsial terhadap DPS di Bursa Efek Indonesia?

3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis pengaruh cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net

profit margin, ROI, EPS, pertumbuhan asset dan ukuran perusahaan secara

bersama-sama terhadap DPS di Bursa Efek Indonesia.

2. Menganalisis pengaruh cash ratio, current ratio, debt to equity ratio, net

profit margin, ROI, EPS, Pertumbuhan Asset dan Ukuran Perusahaan secara

parsial terhadap DPS di Bursa Efek Indonesia

10

Page 11: proposal tesis ari

4. Manfaat penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama

investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan

keputusan investasi di pasar modal. Secara terperinci manfaat penelitian dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Bagi akademis penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap DPS sehingga dapat memberikan

wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan

dividen.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan

pembayaran dividen (DPS). Perhitungan kuantitatif diharapkan dapat

menunjukan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap DPS sehingga manajer

keuangan yang berkompeten dalam masalah ini dapat mengambil keputusan

besarnya pembayaran dividen.

b. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk

pengambilan keputusan investasi di pasar modal (khususnya instrument

saham). Dengan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap DPS

diharapkan bermanfaat untuk memprediksi pendapatan dividen para

pemegang saham biasa

11

Page 12: proposal tesis ari

5. Kajian pustaka dan Kerangka penelitian

a. Penelitian sebelumnya

Intan dan Akram (2007) melakukan penelitian tentang factor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan pada 14

perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 2000-2004. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas dan

inflasi tidak berpengaruh, baik secara simultan maupun parsial terhadap kebijakan

dividen.

Sunarto dan Kartika (2003) dalam penelitiannya menguji pengaruh cash ratio,

current ratio, DTA, ROI dan EPS terhadap DPS pada 34 perusahaan yang listed di

BEJ periode 1999-2000, di mana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya EPS

yang berpengaruh signifikan terhadap DPS sementara empat variabel independen

lainnya yaitu: cash ratio, current ratio, DTA, dan ROI tidak menunjukkan adanya

pengaruh yang signifikan. Investor yang tujuan utamanya mengharapkan untuk

mendapatkan tingkat kembalian (return) baik berupa dividen maupun capital gain

tidak didasarkan pada kebijakan manajemen (interen) perusahaan tetapi didasarkan

pada hasil/kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan

keuangan yang dipublikasikan (Ang, 1997).

Chang dan Rhee (1990), meneliti 508 perusahaan dengan menggunakan lima

variabel yang terdiri dari: Growth potential, Earning variability, Nondebt Tax shields,

Firm size dan Profitability selama 19 tahun pada periode 1969 – 1987. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Rhee ini menemukan bahwa pada variabel

growth potential mengemukakan bahwa estimation coefficient pada variabel growth

12

Page 13: proposal tesis ari

tidak selalu signifikan tetapi selalu berpengaruh negatif pada pembayaran dividen.

Observasi ini mendukung hipotesis yang mana perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan tinggi lebih menyukai rasio pembayaran dividen yang rendah atau

dividend yield yang rendah. Variabel size menunjukkan pengaruh positif pada

dividend payout ratio atau dividend yield. Earning variability menunjukkan hubungan

positif dengan dividend payout ratio. Nondebt tax shields menunjukkan pengaruh

positif terhadap dividend payout ratio. Dengan menggunakan model regresi diperoleh

hasil ; koefisien positif pada nondebt tax shields mengidikasikan bahwa semakin

besar nondebt tax shields maka semakin tinggi debt ratio.

Penelitian Edi Susanto (2002) dengan obyek penelitian sebanyak 80

perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 1999.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari empat variabel independen yaitu current

ratio, debt ratio, ROE, dan ROI menunjukkan bahwa hanya debt ratio dan ROE yang

signifikan terhadap dividen, sedangkan current ratio dan ROI tidak signifikan

terhadap dividen. Keempat variabel tersebut secara simultan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap dividen dengan kemampuan menjelaskan sebesar 23,4%.

Hatta (2002) menguji pengaruh antara pertumbuhan asset, insider ownership,

free cash flow dan Ukuran perusahaan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR), dimana

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya pertumbuhan asset yang berpengaruh

signifikan terhadap DPR pada perusahaan manufaktur yang listed di BEJ periode

1993-1999, sementara ketiga variabel lainnya yaitu insider ownership, free cash flow

dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

Salwa (2008) dalam penelitiannya dengan jumlah sampel 30 perusahaan di JII

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh cash ratio EFAR, DER, ROI, terhadap

13

Page 14: proposal tesis ari

DPS pada periode 2000 - 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, EFAR,

DER, ROI, EPS dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap DPS secara bersama

sama.

Susana dan Fatchan (2006) melakukan penelitian pada 32 perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

investasi, likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan

tidak mempengaruhi DPR.

Riski Pebriani (2007) melakukkan penelitian tentang pengaruh rasio

keuangan terhadap deviden pada perusahaan manufaktur tahun 2003 – 2007. Dengan

analisis regresi di ketahui bahwa Rasio Keuangan secara serentak memberikan

pengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan secara parsial variabel yang

berpengaruh signifikan terhadap DPR hanya EPS dan TATO.

Amarjit Giil, Nahum Biger dan Rajendra Tibrewala (2010) melakukan

penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi DPR terhadap 500 laporan

keuangan perusahaan jasa dan manufaktur yang go public di Amerika Serikat pada

tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPR untuk industri jasa di

pengaruhi oleh proft margin, sales growth dan DER. DPR untuk perusahaan

manufaktur di pengaruhi oleh profit margin, TAX dan Market to book ratio.

Samuel dan Gibegi (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh investasi,

likuiditas, EPS, cash ratio terhadap dividend per share (DPS) pada lembaga keuangan

di Nigeria Stock Exchange (NSE). Hasil analisis menggunakan regresi menunjukkan

bahwa likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen tapi tidak signifikan.

Sedangkan investasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

14

Page 15: proposal tesis ari

b. Landasan teori

1) Kebijakan Dividen

Robert Ang (1997) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan

bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings)

yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Deviden ini untuk dibagikan kepada

para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Cadangan yang

diambil dari EAT dilakukan sampai cadangan mencapai minimum dua puluh persen

dari modal yang ditempatkan. Modal yang ditempatkan adalah modal yang disetor

penuh ditambah dengan modal yang belum disetor sehubungan dengan penerbitan

saham baru seperti rights dan warrant. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan

dan deviden yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).

Menurut Brigham (2001) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi

investor yaitu:

1. Devidend irrelevance theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa

kebijakan deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan

maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller

(M-M) yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh

besar kecilnya Devidend Payout Ratio (DPR) tetapi ditentukan oleh laba

bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan

dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan.

2. Bird-in-the-hand theory, sependapat dengan Gordon dan Lintner yang

menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika Devidend Payout Ratio

15

Page 16: proposal tesis ari

(DPR) rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima deviden

daripada capital gains.

3. Tax preference theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena

adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para

investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran

pajak.

Berdasarkan ketiga konsep teori tersebut, perusahaan dapat melakukan

hal-hal sebagai berikut :

1. Jika manajemen percaya bahwa dividend irrelevance theory dari M-M itu

benar maka perusahaan tidak perlu memperhatikan besarnya dividen yang

harus dibagikan.

2. Jika perusahaan menganut bird-in-the-hand theory maka perusahaan harus

membagi seluruh EAT (Earning After Tax) dalam bentuk dividen.

3. Jika manajemen cenderung mempercayai tax preference theory maka

perusahaan harus menahan seluruh keuntungan atau dengan kata lain

DPR=0%.

Yan Arsyah (1999) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk

membagikan dividen kepada para pemegang saham terbatas tidak sebesar jumlah laba

yang ditahan saja, dimana dividend irrelevance theory menyebutkan bahwa kebijakan

dividen perusahaan tidak relevan dalam mempengaruhi nilai perusahaan, dengan kata

lain bahwa kebijakan dividen suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap

kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari

aset perusahaan dan risiko bisnis perusahaan.

16

Page 17: proposal tesis ari

Dua teori yang lain dapat membantu untuk memahami kebijakan dividen

adalah Brigham (2001):

1. Information content or signaling hypothesis

Di dalam teori ini M-M berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang di atas

kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa

manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang

akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan atau kenaikan dividen yang dibawah

kenaikan normal diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan

menghadapi masa sulit di masa mendatang. Namun demikian sulit dikatakan

apakah kenaikan atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau penurunan

dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau mungkin disebabkan oleh

efek sinyal dan preferensi terhadap dividen.

2. Clientele effect

Yang menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi

yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok investor yang

membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatu Devidend Payout Ratio

(DPR) yang tinggi, sebaliknya kelompok investor yang tidak begitu membutuhkan

uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih

perusahaan.

Dengan demikian kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran

dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode

mendatang. Dalam penentuan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan ada

perusahaan yang sudah merencanakan dengan menetapkan target Devidend Payout

Ratio didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak.

17

Page 18: proposal tesis ari

Untuk dapat membayar dividen dapat dibuat suatu rencana pembayarannya. John

Lintner (1956: 97-133) menjelaskan bahwa:

1. Perusahaan mempunyai target Devidend Payout Ratio jangka panjang

2. Manajer memfokuskan pada tingkat perubahan dividen dari pada tingkat

absolut.

3. Perubahan dividen yang meningkat dalam jangka panjang, uantuk menjaga

penghasilan. Perubahan penghasilan yang sementara tidak untuk

mempengaruhi Devidend Payout Ratio.

4. Manager bebas membuat perubahan deviden untuk keperluan cadangan.

Penentuan besarnya Devidend Payout Ratio akan menentukan besar

kecilnya laba yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti

ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan yang diperoleh dengan biaya

murah.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi

Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk

mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk

membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan

haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika

perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen (Jogiyanto, H.M, 1998:

pp. 58).

Dividen adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para

pemegang saham. Cadangan yang dimbil dari EAT dilakukan sampai cadangan

mencapai minimal dua puluh persen dari modal yang ditempatkan. Modal yang

18

Page 19: proposal tesis ari

ditempatkan adalah modal yang disetor penuh ditambah dengan modal yang belum

disetor sehubungan dengan penerbitan saham baru. Keputusan mengenai jumlah laba

yang ditahan dan dividen yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).

Perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen dipengaruhi oleh beberapa

factor. Faktor yang mempengaruhi besarnya dividen telah banyak dikemukakan para

ahli. James Van Horne dan Marchowicz menyebutkan factor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen adalah peraturan hukum, kebutuhan pendanaan

perusahaan, likuiditas, kemampuan untuk meminjam, batasan-batasan dalam

perjanjian hutang dan pengendalian. Agus Sartono memberikan pendapat tentang

pertimbangan menetapkan dividen adalah kebutuhan dana perusahaan, likuiditas,

kemampuan meminjam, keadaan pemegang saham, stabilitas dividen. Sedangkan

menurut Mamduh Hanafi, beberapa factor yang mempengarui kebijakan dividen

adalah kesempatan investasi, profitabilitas dan likuiditas, akses ke pasar keuangan,

stabilitas pendapatan, pembatasan-pembatasan (Salwa, 2008)

Sawidji Widoadmodjo (1996) juga menyatakan bahwa dividen adalah bagian

laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham, baik dalam bentuk dividen

tunai (DPS) dan dividen saham (stock dividend). Dividen tunai (DPS) merupakan

dividen yang dibayar oleh emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk

setiap lembarnya (dividend per share). Sedangkan dividen saham (stock dividend)

merupakan dividen yang dibayar atau dibagi dalam bentuk saham, yang

diperhitungkan untuk setiap lembarnya (Sawidji Widoadmodjo, 1996: pp. 49-50).

Sementara Robbert Ang (1997) menyatakan bahwa terdapat 7 (tujuh) rasio

pasar (market ratios) yang menunjukkan informasi penting perusahaan yang

19

Page 20: proposal tesis ari

diungkapkan dalam basis per saham. Ke-tujuh rasio pasar tersebut meliputi: dividend

yield, dividend per share, earnings per share, dividend pay out ratio, price earning

ratio, book value per share, dan price to book value.

Robbert Ang (1997) juga menyatakan bahwa dividen tunai (DPS) merupakan

dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Sedangkan dividen saham (stock

dividend) merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi

tertentu. Nilai dari suatu dividen tunai sesuai dengan nilai tunai yang diberikan,

sedangkan nilai suatu dividen saham dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut:

Vd = (Ps / Rd); dimana Vd adalah nilai suatu dividen saham per lembar saham (value

of stock dividend per share), Ps merupakan harga wajar dividen saham (declaration

price), dan Rd adalah rasio dividen saham (stock dividend ratio). Harga wajar dividen

saham merupakan harga yang diputuskan di dalam rapat umum pemegang saham

(RUPS), dan merupakan harga penutupan yang tersedia sebelum RUPS yang akan

memutuskan dividen saham (umumnya pada sesi terakhir hari bursa sebelumnya atau

sesi terakhir sebelum RUPS dimulai).

Dividen per share dapat dihitung dengan rumus :

3) Return on Investment (ROI)

Return on investment diukur dari profitabilitas/ laba bersih setelah pajak

(earning after tax) terhadap total investasinya yang mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan

dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Partington (1989: pp.169)

menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor terpenting yang dipertimbangkan

20

Page 21: proposal tesis ari

oleh manajemen dalam kebijakan dividen (dalam hal ini PS), demikian pula investasi

yang diukur dari aktiva (bersih) operasi. Aktiva (bersih) operasi merupakan aktiva

operasional setelah dikurangi dengan penyusutan (depresiasi) aktiva tetap yang

diperhitungkan.

ROI (salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektifitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang

digunakan untuk operasi. Semakin besar ROI menunjukkan kinerja perusahaan yang

semakin baik, karena tingkat kembalian investasi (return) semakin besar. Seperti

diuraikan sebelumnya, bahwa return yang diterima oleh investor dapat berupa

pendapatan dividen dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROI juga akan

meningkatkan pendapatan dividen, dengan kata lain hubungannya adalah positif

(Mamduh,2004.hal 375)

Secara matematis ROI dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Kedua variabel yang digunakan untuk mengukur ROI tersebut (EAT dan total

investasi aktiva operasi) tercermin dalam laporan keuangan tahunan, dimana besarnya

EAT diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan total investasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah total aktiva tetap (bersih) yang digunakan untuk aktivitas

operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan neraca (sisi aktiva/ asset). Investasi

yang diukur dari aktiva tetap (bersih) operasi ini didasarkan pada isi literatur (teoritis)

dan praktis yang digunakan oleh Partington (1989) untuk memprediksikan besarnya

pembayaran dividen (DPS).

21

Page 22: proposal tesis ari

4) Cash Ratio

Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio)

yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya

(current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan

lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi

cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar)

kewajiban jangka pendeknya. (Brigham, 2001: p.p.211). Dengan semakin

meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk

membayar dividen (DPS) yang diharapkan oleh investor.

Secara matematis cash ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kas dan equivalennya dalam persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas

dan setara kas (giro dan simpanan lain yang pengambilannya tidak dibatasi oleh

waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi assets/ current assets). Sedangkan current

liability menunjukkan jumlah kewajiban jangka pendek perusahaan yang tercermin

dalam neraca (sisi liability/ current liability).

5) Current Ratio

Current ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity

ratios) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/

kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan

semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya (termasuk di dalamnya kewajiban membayar DPS yang terutang).

Sebagaimana cash ratio, maka tingginya current ratio juga menunjukkan keyakinan

22

Page 23: proposal tesis ari

investor terhadap terhadap kemampuan perusahaan membayar dividen yang

dijanjikan (Brigham, 2001 hal.95)

Secara matematis current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kedua rasio likuiditas tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dipisahkannya kedua rasio

likuiditas ke dalam cash ratio dan current ratio dimaksudkan untuk mengetahui mana

yang lebih berpengaruh terhadap pendapatan dividen per lembar saham (dividend per

share).

6) Debt to Equity Ratio

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik menutupi

utang-utang kepada pihak luar. Rasio ini sering disebut rasio leverage untuk

mengukur solvabilitas, karena bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini

sebaiknya besar. Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana

yang harus disediakan, karena perusahaan haru membayar bunga pinjaman yang

selanjutnya akan mengurangi besarnya laba prusahaan, sehingga pada akhirnya akan

mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.Bambang

Riyanto menyebutkan bahwa hubungan DER dengan pembayaran dividen adalah

negative ( Bambang Riyanto,2001 hal 267). Secara matematis DER dapat dirumuskan

sebagai berikut:

23

Page 24: proposal tesis ari

7) Net Profit Margin

Margin laba (profit margin) adalah rasio atau angka yang menunjukkan berapa

besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. NPM

merupakan salah satu ukuran menunjukkan profitabilitas Perusahaan dengan

margin laba yang rendah mungkin akan mendapatkan tingkat pengembalian yang

lebih tinggi atas investasi pemegang sahamnya karena adanya penggunaan

leverage keuangan (Brigham, 2001 hal. 107) Rumus yang digunakan untuk

mencari angka atau rasio ini adalah dengan membagi pendapatan bersih yang

dihasilkan perusahaan dengan penjualan yang dilakukan perusahaan dalam

periode waktu tertentu.

8) Earnings Per Share (EPS)

Pendapatan per lembar saham (earning per share) merupakan total

keuntungan yang diperoleh investor untuk setiap lembar sahamnya. Total keuntungan

tersebut diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak (earnings after tax - EAT)

terhadap jumlah lembar saham yang beredar (outstanding share). Laba bersih yang

diperhitungkan tersebut setelah dikurangi dengan dividen untuk para pemegang

saham prioritas/ minoritas (preffered stock).

EPS merupakan ukuran profitabilitas perusahaan, sebagaimana dikatakan

Mamduh hanafi bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan pembayarn

dividen, karena semakin besar keuntungan bersih maka akan semakin besar pula

dividen yang akan dibagikan (hubungannya positif)

24

Page 25: proposal tesis ari

Secara matematis EPS dapat dirumuskan sebagai berikut: (Ang, 1997)

Semakin besar earning after tax maka pendapatan DPS per lembar saham

(DPS per share) yang akan diterima oleh para pemegang saham biasa (common stock)

juga semakin besar. Hal tersebut dengan asumsi jika dividen bagi para pemegang

saham minoritas dan jumlah saham yang beredar (saham biasa) relatif tetap.

9) Pertumbuhan Asset

Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional

perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar hasil operasional yang

dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi

akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan

meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi

hutang semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada

keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh

besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang,1997).

Teori free cash flow hypothesis yang disampaikan oleh Jensen (1986)

menyebutkan bahwa perusahaan dengan kesempatan pertumbuhan yang lebih tinggi

memiliki free cash flow yang rendah karena sebagian besar dana yang ada digunakan

untuk investasi pada proyek yang memiliki nilai NPV yang positif. Manajer dalam

bisnis perusahaan dengan memperhatikan pertumbuhan lebih menyukai untuk

menginvestasikan pendapatan setelah pajak dan mengharapkan kinerja yang lebih

baik dalam pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan (Charitou dan Vafeas, 1998).

Menurut teori residual dividend, perusahaan akan membayar dividennya jika hanya

25

Page 26: proposal tesis ari

tidak memiliki kesempatan investasi yang menguntungkan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pertumbuhan dan

pembayaran dividen. Secara matematis pertumbuhan perusahaan (growth) dapat

dirumuskan sebagai berikut:

10) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (size) adalah ukuran perusahaan berhubungan dengan

peluang dan kemampuan untuk masuk ke pasar modal dan jenis pembiayaan

eksternal lainnya. Menurut Agus Sartono (2001, hal 293), perusahaan yang semakin

besar akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam

yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan

membayar dividen. Hal ini menunjukkan hubungan dividen dan ukuran perusahaan

adalah positif

Suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar

modal. Karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti

fleksibilitas lebih besar dan kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka

pendek, perusahaan besar dapat mengusahakan pembayaran dividen yang lebih besar

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan

adalah dengan log natural dari net sales (Hatta, 2002). Secara matematis ukuran

perusahaan (size) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Ln of Net Sales

26

Page 27: proposal tesis ari

c. Kerangka Pemikiran

Gambar 2

Berdasarkan model pada gambar 2 tersebut menunjukkan bahwa variabel

independen terdiri dari ROI (X1), Cash Ratio (X2), Current Ratio (X3), NPM (X4),

DER (X5), EPS (X6), Pertumbuhan Asset (X7) dan Ukuran Perusahaan (X8) serta

variabel dependennya dividen per lembar saham (dividend per share) (Y).

27

ROI

DER

EPS

Cash Ratio

Pertumbuhan Asset

Ukuran Perusahaan

Current RatioDPS

NPM

Page 28: proposal tesis ari

6. Perumusan Hipotesis

Dengan mengacu pada rumusan masalah, telaah pustaka, beberapa hasil

penelitian dan penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi dividend per share,

maka dapat diajukan delapan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H1 : ROI, Cash Ratio, Current Ratio, NPM, DER, EPS, pertumbuhan asset dan

ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap dividend

per share

H2 : ROI, Cash Ratio, Current Ratio, NPM, DER, EPS, pertumbuhan asset dan

ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend

per share

7. Tempat dan Metode Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia.

b. Metode Penelitian

1) Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini meliputi :

a) Tujuan Studi

Tujuan studi pada penelitian ini adalah penelitian terapan dan

berdasarkan tingkat eksplanasinya maka penelitian ini merupakan

penelitian asosiatif pada perusahaan manufaktur di BEI.

28

Page 29: proposal tesis ari

b) Hubungan antar variabel

Tipe hubungan antar variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah

tipe hubungan kausal atau hubungan yang bersifat sebab akibat.

Variabel independennya yaitu rasio keuangan, pertumbuhan asset dan

ukuran perusahaan, sedangkan variabel dependennya yaitu dividen

per share.

c) Setting Penelitian

Setting penelitian adalah suatu studi empiris yang datanya didapat dari

laporan keuangan perusahaan manufaktur di BEI dari tahun 2004-

2007 dalam ICMD.

d) Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di

BEI periode 2004-2007.

e) Horison waktu dan skala pengukuran

Data yang diperoleh merupakan data time series yaitu dari tahun

2004-2007. Skala yang digunakan adalah skala rasio.

f) Metode pengujian data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan regresi linier

berganda.

2) Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari 8

variabel independen yaitu ROI, Cash Ratio, Current Ratio, NPM, DER, EPS,

Pertumbuhan Asset dan Ukuran Perusahaan, serta satu variabel dependen yaitu

29

Page 30: proposal tesis ari

DPS. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini, diringkas dalam tabel

berikut

Tabel 3

Definisi Operasional Variabel

N

OVARIABEL DEFINISI INDIKATOR SKALA

1ROI

Perbandingan antara Earning

after tax terhadap total investasiEAT dan TOTAL ASSET RASIO

2

Cash Ratio

Perbandingan antara kas dan

setara kas terhadap current

liability

KAS dan CURRENT

LIABILITYRASIO

3 Current

Ratio

Perbandingan antara current

assets terhadap current liability

CURRENT ASSET dan

CURRENT LIABILITYRASIO

4NPM

Perbandingan antara Earning

after tax terhadap penjualanEAT dan SALES RASIO

5

DER

Perbandingan antara total hutang

dengan modal sendiri perusahaan

manufaktur di BEI

TOTAL DEBT dan TOTAL

EQUITYRASIO

6

EPS

Perbandingan antara laba bersih

setelah pajak terhadap jumlah

lembar saham

EAT dan JUMLAH

SAHAMRASIO

7

Pertumbuhan

Asset

Perbandingan antara total asset(t)

sekarang dikurangi dengan total

asset sebelumnya (t-1) terhadap

total asset sebelumnya (t-1)

TOTAL ASSET TAHUN

INI dan TOTAL ASSET

TAHUN SEBELUMNYA

RASIO

8 Ukuran

PerusahaanNatural Logarithm dari net sales NET SALES RASIO

9

DPS

Besarnya dividen yang

dibayarkan dibandingkan dengan

jumlah saham yang beredar

DIVIDEN dan JUMLAH

SAHAMRASIO

Dari berbagai sumber

30

Page 31: proposal tesis ari

3) Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sesuai dengan publikasi ICMD

tahun 2006 dan 2007 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada periode 2004-2007 sejumlah 176 emiten yang dikelompokkan

dalam 20 kelompok sub-industry.

Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling

berdasarkan kriteria : (1) saham perusahaan yang selalu terdaftar pada periode

tahun 2004-2007; dan (2) perusahaan yang selalu membagikan dividen pada

periode tahun 2004-2007. Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh 20

perusahaan sebagai sampel penelitian.

4) Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan dengan cara

studi documenter dari Indonesian Capital Market Directory 2006 dan 2007.

Data keuangan diambil dari Indonesian Capital Market Directory 2006 dan

2007.Untuk kepentingan analisis maka digunakan pooling data (data pooled )

selama 4 tahun dari perusahaan sampel.

5) Metode analisis

a. Pengujian Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk

menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa

asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik

31

Page 32: proposal tesis ari

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas,

multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

skewness yang mendasarkan pada besarnya rasio untuk melihat nilai

kemiringan (skewness). Rasio skewness dihitung dengan rumus

sebagai berikut: (Imam Ghozali, 2004)

Jika rasio skewness berada di antara –2 sampai dengan +2, maka

distribusi data adalah normal.

2). Multikolinearitas

Pengujian asumsi kedua adalah uji multikolinearitas

multicollinearity) antar variabel-variabel independen yang masuk

kedalam model. Metode untuk mendiagnose adanya multicollinearity

dilakukan dengan uji Variance Inflation Factor (VIF) yang dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Jika VIF lebih besar dari 5, maka antar variabel bebas (independent

variable) terjadi persoalan multikolinearitas (Imam Ghozali, 2004)

3). Heteroskedastisitas

32

Page 33: proposal tesis ari

Pengujian ketiga adalah heteroskedastisitas (heteroscedasticity)

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dengan

Glejser test yang dihitung dengan rumus: (Imam Ghozali, 2004)

[ei] = β1Xi + vi

dimana:

ei : residuals

Xi : variabel independen yang diperkirakan mempunyai hubungan erat

dengan variance (δi2); dan

vi : unsur kesalahan.

Jika secara statistik ditemukan hubungan yang signifikan, maka bisa

disimpulkan bahwa terdapat heteroskedastisitas dalam varian

kesalahan; demikian sebaliknya.

4). Autokorelasi

Pengujian asumsi klasik ke-empat dalam model regresi linier adalah

ada tidaknya autokorelasi (autocorrelation). Untuk menguji

keberadaan autocorrelation dalam penelitian ini digunakan metode

Durbin-Watson test (Gujarati, 1993: pp. 216), dimana angka-angka

yang diperlukan dalam metode tersebut adalah dl (angka yang

diperoleh dari tabel DW batas bawah), du (angka yang diperoleh dari

tabel DW batas atas), 4 – dl, dan 4 – du. Jika nilainya mendekati 2

maka tidak terjadi autokorelasi, sebaliknya jika mendekati 0 atau 4

terjadi autokorelasi (+/-).

33

Page 34: proposal tesis ari

b. Teknik Analisis

Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel penentu

(independen variabel) terhadap DPS, dalam penelitian ini digunakan

analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (OLS)

dengan model dasar sebagai berikut:

DPS = a + b1 ROI + b2 Cash Ratio + b3 Current Ratio + b4 DER + b5 NPM +

b6EPS + b7 Pertumbuhan Asset + b8 Ukuran Perusahaan + e;

DPS : Rasio antara total dividen yang dibagikan terhadap jumlah

saham yang beredar (outstanding share);

ROI : Rasio Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) terhadap Total

Investasi;

Cash Ratio : Rasio kas dan setara kas terhadap hutang lancar (jangka

pendek);

Current Ratio : Rasio kas dan setara kas terhadap hutang lancar (jangka

pendek);

NPM : Rasio antara EAT terhadap penjualan

DER : Rasio antara total hutang (total debt) terhadap total ekuitas

(total equity);

EPS : Rasio antara earning after tax terhadap jumlah saham

beredar (outstanding share);

Pertumb Asset: Rasio antara total aset (t) sekarang dikurangi dengan total

asset sebelumnya (t-1) terhadap total asset sekarang (t)

Uk. Perusahaan: Natural logarithm dari total asset;

e : variabel residual.

34

Page 35: proposal tesis ari

Besarnya konstanta tercermin dalam “a”, dan besarnya koefisien

regresi dari masing-masing variable independen ditunjukkan dengan b1, b2, b3,

b4, b5 , b6, b7 dan b8. Kedelapan variabel bebas tersebut merupakan faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap DPS (sebagai variabel dependen)

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel independen (Xi) terhadap variabel

dependen (Y) baik secara parsial maupun secara bersama-sama dilakukan

dengan uji statistik t (t-test) dan uji F (F-test).

a. Uji t-statistik

Uji keberartian koefisien (bi) dilakukan dengan statistik-t (student-t).

Hal ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari

variabel independennya. Adapun hipotesis dirumuskan sebagai

berikut:

H1 : bi ≥ 0; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen Xi terhadap variabel dependen (Y).

Nilai t-hitung dapat dicari dengan rumus:

Jika t-hitung > t-tabel (α, n – k – 1), maka Ho ditolak; dan

Jika t-hitung < t-tabel (α, n – k – 1), maka Ho diterima.

35

Page 36: proposal tesis ari

b. Uji F-statistik

Uji ini digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut:

H1 : b1 ,b2 ,b3,b4, b5, b6, b7, b8≥ 0

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari

variabel independen (X1 s/d X8) terhadap variabel dependen (Y).

Nilai F-hitung dapat dicari dengan rumus:

Jika Fhitung > F-tabel (a, k – 1, n – k), maka Ho ditolak; dan

Jika Fhitung < F-tabel (a, k – 1, n – k), maka Ho diterima.

36

Page 37: proposal tesis ari

ECFIN. 2006. Indonesia Capital Market Dirctory 2006. Jakarta: ECFIN.———. 2007. Indonesia Capital Market Dirctory 2007. Jakarta: ECFIN.Ghozali, Imam. 2004. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS Edisi Kedua. Yogyakarta: Universitas Diponegoro.Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1993. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.Tjahjono, Setijo. Analisa Pengaruh Pengelolaan Perusahaan yang Baik terhadap KebijaksanaanPembayaran Dividen dan Nilai Perusahaan.”2006. Universitas Brawijaya: Program DoktorIlmu Ekonomi Kekhususan Sains Akuntansi.Van Horne, James C. dan Maranus Sinaga. 1994. DasarDasarManajemen Keuangan Jilid 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.Wardani, Laila. 2005. Pengaruh Biaya Agency terhadap Kebijakan Dividen pada PerusahaanManufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta. JRM Vol.5 No.1: 20 – 37.Wirachman, Tutang. “Analisis Pengaruh GDP, Laju Inflasi, Bunga SBI, dan Kurs US$ terhadap ImbalHasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta dalam Rentang Waktu

Tahun 1997 – 2001.” www.google.co.id. (27 Desember 2006).

Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan & Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.Daryatno, Arief. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, KebijakanHutang dan DPR Terhadap Penciptaan Nilai Perusahaan : Sebuah Perspektif Teori Keagenan“www.google.co.id. (8 November 2006).Dewi, Ike Janita. 2004. Aksi Teori dalam Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit AmaraBooks.ECFIN. 2002. Indonesia Capital Market Dirctory 2002. Jakarta: ECFIN.———. 2005. Indonesia Capital Market Dirctory 2005. Jakarta: ECFIN.Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS Edisi Kedua. Yogyakarta:Universitas Diponegoro.Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1978. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.Husnan, Suad, dkk. 2002. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Yogyakarta: BPFE.Ismiyanti, Fitri dan Mamduh M.Hanafi. 2004. Struktur Kepemilikan, Risiko, dan KebijakanKeuangan: Analisis Persamaan Simultan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.19 No.2:176 – 196.Kania, Sharon L. and Frank W.Bacon. ”What Factors Motivate The Corporate Dividend Decision?.”www.google.co.id. (28 Oktober 2006).Li, Ching Chun. 1981. Path Analysis. California: Pacific Grove.McClure, Ben. “Value By The Book”. 2003. www.google.co.id. (27 Desember 2006).Putra, Gusti Raizal Eka. ”Analisis Pengaruh RasioRasio

37

Page 38: proposal tesis ari

Keuangan Bank Go Public Terhadap HargaSaham: Suatu Studi Pada BankBankGo Public Di Bursa Efek Jakarta (BEJ).” www.google.co.id.(27 Desember 2006).Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS.Yogyakarta: Penerbit Andi.Setiawan, Agus. 2002. Cara Mudah Menghitung PPh Badan dengan UndangUndangPajak Terbaru.Yogyakarta: Penerbit Andi.Sofyan, Marcus Taufan. “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern TerhadapKepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor WilayahDirektorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar.” 2000. www.google.co.id. (6 Februari 2006).Sudayat, Bambang. “Analisis terhadap FaktorFaktoryang Mengendalikan Nilai Perusahaan.”www.google.co.id. (27 Desember 2006).Suhaedi, Wirawan dan Diswandi. “Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Suku BungaSBI terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Telah Memasyarakatkan Sahamnyapada Bursa Efek Jakarta.” 2005. Universitas Mataram: Fakultas Ekonomi.Sumani. ”Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal serta Struktur Keuangan dan DividendPayout Ratio terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.” 2005.www.google.co.id. (28 Oktober 2006).Sumodiningrat, Gunawan. 2002. Ekonometrika Pengantar. Yogayakarta: BPFE.Taswan. 2003. Analisis Integrasi Strategis di LIK dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan sertaFaktorFaktoryang Mempengaruhinya.” 2005. www.google.co.id. (28 Oktober 2006).Tjahjono, Setijo. Analisa Pengaruh Pengelolaan Perusahaan yang Baik terhadap KebijaksanaanPembayaran Dividen dan Nilai Perusahaan.”2006. Universitas Brawijaya: Program DoktorIlmu Ekonomi Kekhususan Sains Akuntansi.Van Horne, James C. dan Maranus Sinaga. 1994. DasarDasarManajemen Keuangan Jilid 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.Wardani, Laila. 2005. Pengaruh Biaya Agency terhadap Kebijakan Dividen pada PerusahaanManufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta. JRM Vol.5 No.1: 20 – 37.Wirachman, Tutang. “Analisis Pengaruh GDP, Laju Inflasi, Bunga SBI, dan Kurs US$ terhadap ImbalHasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta dalam Rentang Waktu

Tahun 1997 – 2001.” www.google.co.id. (27 Desember 2006).

Atika Jauhari Hatta. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen:Investifasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI. Vol.6. No.2. Desember.

38

Page 39: proposal tesis ari

2002Allen, F and Michaely, R, 2001, Payout Policy, Financial Institution CenterAng, Robert, 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft IndonesiaAtul,K Saxena, 1995, “Determinant of Dovidend Payout Policy: Regulated VersusUnregulated Firms, The Journal of Finance.Barker , Richard G, 1999, “Survey and Market-based Evidence of Industrydependencein Analysts’Preferences Between the Dividend Yield andPrice-earnings Ratio Valution Models”. Journal of Finance &Accounting 26 (3) & (4) , 0306-686X: 393-416Chosh, Chinmoy dan Woolridge, J Randall, 1988). “An Analysis of ShareholdersReaction to Dividend Cuts and Omission”. The Journal of FinanceResearch.Crutchley, Claire E., and Hansen, Robert S. (1989). “A test of the Agency Theoryof Managerial Ownership, Corporate Leverage, and CorporateDividend”. Financial ManagementEdi Susanto (2002), Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi kebijakanDividen, Tesis Yang Tidak Dipublikasikan.Fabozzi, Frank J. (1999). Manajemen Investasi . Salemba empat dan Simon &Schuster (Asia) Pte.Ltd.Prentice-hall.Hair Joseph F; Anderson Rolph E; Tatham Ronald L; and Black William C.(1998). Multivariate Data Analysis . Fifth Edition. Prentice-HallInternational, Inc.Hatta, Atika J, (2002), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen:Investifasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI. Vol.6. No.2. Desember.2002Imam Ghozali, 2004, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,Badan Penerbit UNDIP, Semarang.60Jogiyanto.1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi . BPFE UGM:YogjakartaMollah, A., Sobur and Keasen, K, 2000, “The Influence of Agency Cost onDividend Policy in an Emerging Market: Evidence from The DhakaStock Exchange”. Journal of Financial and Quantitative AnalysisParthington. 1989. Dividend Policy: Case Study Australian Capital Market.Journal of Finance: 155-176.Sawidji Widoadmodjo. (1996). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. PTJurnalindo Aksara Grafika,Jakarta.Singgih Santoso. (1999). SPSS ( Statistical Product and Service Solutions).Penerbit PT. Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia .Jakarta.Suad Husnan. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPPAMP YKPN: YogjakartaSunarto dan Andi Kartika. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang MempengaruhiDividen per share di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,Vol. Maret, 2003. hal.67-82Widodo, Farkhan (2002), Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Dividen Per Share, Tesis Yang Tidak Dipublikasikan

39

Page 40: proposal tesis ari

40