Contoh Proposal Tesis

115
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang dapat dikatakan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Keberhasilan tujuan pendidikan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di sekolah tersebut yaitu kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha dan tenaga kependidikan lainnya, selain itu harus didukung pula oleh sarana prasarana yang memadai. Untuk membentuk manusia yang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, yang pada hakekatnya bertujuan meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia yang maju, modern, berdasarkan Pancasila maka dibutuhkan tenaga pendidik yang berkualitas. Guru memiliki peran yang penting, merupakan posisi strategis dan bertanggung jawab dalam pendidikan nasional. Guru memiliki tugas sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Mendidik berarti meneruskan dan 1

Transcript of Contoh Proposal Tesis

Page 1: Contoh Proposal Tesis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang dapat dikatakan

sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Keberhasilan

tujuan pendidikan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di

sekolah tersebut yaitu kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha dan tenaga

kependidikan lainnya, selain itu harus didukung pula oleh sarana prasarana yang

memadai. Untuk membentuk manusia yang sesuai dengan tujuan pembangunan

nasional, yang pada hakekatnya bertujuan meningkatkan kualitas manusia dan

seluruh masyarakat Indonesia yang maju, modern, berdasarkan Pancasila maka

dibutuhkan tenaga pendidik yang berkualitas.

Guru memiliki peran yang penting, merupakan posisi strategis dan

bertanggung jawab dalam pendidikan nasional. Guru memiliki tugas sebagai

pendidik, pengajar dan pelatih. Mendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti

mengembangkan keterampilan kepada siswa. Sedangkan dalam proses

pembelajaran guru merupakan pemegang peran utama, karena secara teknis dapat

menterjemahkan proses perbaikan sistem pendidikan dalam suatu kegiatan di

kelas.

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk

terselenggarakannya proses pendidikan. Keberadaan guru merupakan pelaku

utama sebagai fasilitator penyelenggara proses belajar siswa. Oleh karena itu

1

Page 2: Contoh Proposal Tesis

2

kehadiran dan profesionalismenya sangat berpengaruh dalam mewujudkan

program pendidikan nasional. Guru harus memiliki kualitas yang cukup memadai,

karena guru merupakan salah satu kompenen mikro sistem pendidikan yang

sangat strategis dan banyak mengambil peran dalam proses pendidikan di

sekolah.menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2009 (Depdiknas, 2009 : 39)

“Tentan Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa :

1. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang

proses pendidikan pada satuan pendidikan.

2. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan

tinggi.”

Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas

tugas yang ditandai dengan keahlian pada penguasaan materi maupun metode

pembelajaran. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam

melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya mampu

memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik,

orang tua, masyarakat bangsa dan negara.

Guru yang profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual

moral dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu

memahami dirinya, mengelolah dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan

melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang

Page 3: Contoh Proposal Tesis

3

efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai

perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-

tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan

guru sebagai mahluk beragama yang perilakuknya senantiasa tidak menyimpang

dari norma-norma agama dan moral.

Guru memiliki peran yang penting, merupakan posisi strategis dan

bertanggung jawab dalam pendidikan nasional. Guru memiliki tugas sebagai

pendidik, pengajar dan pelatih. Mendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti

mengembangkan keterampilan kepada siswa. Sedangkan dalam proses

pembelajaran guru merupakan pemegang peran utama, karena secara teknis dapat

menterjemahkan proses perbaikan system pendidikan dalam suatu kegiatan di

kelas.

Lebih lanjut Udin Syaefudin Saud ( Udin Syaefudin Saud, 2009: 97 ), Guru

profesional ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Mempunyai kometmen pada pada proses belajar siswa.

2. Menguasai secara mendalam materi pelajaran dan cara mengajarkanya.

3. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari

pengalamannya.

Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya yang

memungkinkan mereka untuk selalu meningkatkan profesionalismenya.” Dalam

upaya memajukan dan mengembangkan jabatan guru sebagai jabatan profesional

yang dituntut untuk berkinerja seoptimal mungkin berdasarkan kompetensi dan

profesionalisme bidangnya, kepala sekolah sangat berperan didalamnya, dengan

Page 4: Contoh Proposal Tesis

4

memberikan kesempatan dan peluang serta mengarahkan dan membimbing yang

maksimal dan berkesinambungan, terhadap guru sebagai stafnya, maka kinerja

guru yang optimal dapat terwujud.

Untuk meningkatkan kompetensi guru juga tidak terlepas dari motivasi

mengingat guru merupakan corong terdepan dalam penyampaian ilmu

pengetahuan, yang artinya setiap guru harus memiliki rasa tanggung jawab

terhadap pekerjaannya,dalam hal ini guru di tuntut harus lebih professional

sementara kebutuhan hidup terus meningkat yang menjadikan motivasi menjadi

berkurang seperti yang disebutkan dalam buku Veithsal dan Deddy. ( 2010: 56) “

Motivasi adalah suatu keadaan yang melatar belakangi individu untuk mencapai

tujuan tertentu “. Batasan pengertian ini memandang motivasi dari sudut

kepentingan individual.

Kinerja guru merupakan konsep yang sangat penting untuk diperhatikan oleh

kepala sekolah, karena dengan kinerja yang tinggi dapat mendorong kinerja

individu dan kelompok yang akan meningkatkan efektifitas organisasi. Setiap

individu mempunyai kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai

yang berlaku pada dirinya. Lebih lanjut Veithsal dan Deddy mengatakan Motivasi

adalah kekuatan baik dari dalam maupuan dari luar yang mendorong seseorang

untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Yang artinya

bahwa faktor eksternal cenderung akan mempengaruhi motivasi guru untuk dapat

bekerja secara professional baik itu berupa gaji maupun tunjangan dan supervisi

pengawasan kepala sekolah

Hasil pengamatan di lapangan, pada SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten

Deli Serdang Sumatera Utara, diketahui :

Page 5: Contoh Proposal Tesis

5

a. Masih ada guru yang belum membuat perangkat pembelajaran (silabus dan

RPP), proses pembelajaran belum menggunakan RPP, kurang maksimal

dalam proses pembelajaran, kurang menggunakan alat peraga dan media

pembelajaran, metode mengajar tidak bervariasi,

b. Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya belum melaksanakan

pengawasan secara intensif kepada guru, disebabkan kurang kompetensi

supervisi dan kurang menguasai fungsi supervisi yang harus

dilaksanakannya. Pada hal agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan

baik diperlukan adanya supervisi dari atasan yang dilakukan oleh

pengawas dan kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di organisasi

pendidikan formal tersebut atau di lingkungan dimana kepala sekolah

tersebut di tugaskan.

c. Program supervisi pengawas, dari hasil wawancara di lapangan dengan

kepala sekolah diperoleh keterangan bahwa masih ada pengawas yang

belum meyusun program tahunan maupun pogram semester dengan baik.

Program supervisi berisikan kegiatan supervisi manajerial dan supervisi

akademik, yang akan dijalankan untuk memperbaiki kinerja kepala

sekolah dan guru. Setiap pengawas sekolah menyusun program

pengawasan, yang terdiri atas program tahunan untuk seluruh sekolah

binaan dan program semester untuk masing-masing sekolah.

d. Teknik dan metode kepengawasan, dari hasil wawancara di lapangan

terhadap kepala-kepala sekolah diperoleh keterangan bahwa masih ada

pengawas yang belum menggunakan teknik dan metode kepengawasan

dengan baik terhadap kepala sekolah dan guru, sehingga dapat

mempengaruhi kerja guru. Supervisi sebagai upaya membantu guru dalam

Page 6: Contoh Proposal Tesis

6

memperbaiki proses pembelajaran, maka pembinaan guru melalui

supervise dilaksanakan berdasarkan teknik dan metode kepengawasan

yang tepat.

e. Guru SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang Sumatera

Utara belum dapat menunjukan model pembelajaran yang kontekstual

sehingga pembelajaran yang dilaksanakan sangat membosankan, tidak ada

variasi, tidak kreativitas, sehingga siswa cenderung pasif dan hasil yang

diharapkan belum maksimal. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru di kelas masih belum efektif, terlihat dalam prosespembelajaran, guru

tidak menggunakan alat peraga dan media pembelajaran, kadang kala tidak

memberikan evaluasi setelah selesai kompetensi dasar dan kurang tepat

menggunakan waktu, dan kurang memberi kesempatan atau mengajak

peserta didik untuk tanya jawab.

f. Standar Kompetensi kepala sekolah. Di daerah Deli Serdang Sumatera

merupakan daerah yang relatif luas dengan kondisi sekolah yang tersebar

di 22 kecamatan. Dengan jumlah pengawas yang masih sedikit sampai saat

ini masih ada kepala sekolah belum memenuhi syarat kompetensi kepala

sekolah.

g. Rendahnya Kompetensi Kepala Sekolah. Dari data yang diperoleh pada

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Deli Serdang Sumatera masih

sedikit kepala sekolah yang sering mengikuti pelatihan-pelatihan.

h. Diklat Guru. Dari penelitian pendahuluan menunjukkan baru sedikit

guruguru yang mengikuti pendidikan dan latihan guru sesuai bidang

studinya masing-masing.

Page 7: Contoh Proposal Tesis

7

i. Sarana dan Prasarana Sekolah. Dari 9 sekolah yang menjadi tempat

penelitan, kondisinya berbeda-beda tingkat kepemilikan sarana prasarana.

Terlihat 1 sekolah sudah memiliki sarana prasarana yang lengkap baik

laboratorium IPA, laboratorium Komputer, laboratorium Bahasa dan

perpustakaan. Ada 2 sekolah baru memiliki laboratorium IPA dan

perpustakaan. Sedangkan yang lainnya belum memiliki laboratorium

maupun perpustakaan.

j. Motivasi Kerja yang kurang membuat kinerja guru kurang maksimal

sehingga pembelajaran terkesan asal jadi, dan tidak memiliki variasi.

Motivasi dalam mengajar dalam diri seorang guru merupakan sesuatu

yang harus dimiliki setiap, Tanpa motivasi yang tinggi maka guru

cenderung malas dan tidak efektif dalam menjalanka semua tugas nya

sehingga berakibat kurang maksimalnya hasil dari pembelajaran.

k. Motivasi yang kurang terlihat dari masih banyaknya guru yang datang

terlambat ke kelas untuk memulai proses belajar mengajar, dari

pemantauan di lapangan dan wawancara langsung dengan beberapa guru

bahwa motivasi untuk mengajar disebakan kurang pendapatan guru karena

gaji dianggap masih terlalu rendah dan sering nya terjadi keterlambatan

tunjangan sertifikasi dari pemerintah.

1.2 Identifikasi Permasalahan

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah masalah

sebagai berikut :

1. Program supervisi kepala sekolah, belum melaksankan program supervisi.

Page 8: Contoh Proposal Tesis

8

2. Teknik dan metode supervise kepala sekolah, belum melaksanakan teknik

dan metode dengan baik.

3. Kompetensi pengawasan belum memenuhi standar sertifikasi.

4. Kompetensi kepala sekolah masih rendah.

5. Pelatihan manajemen kepala sekolah masih kurang.

6. Kurangnya pelatihan pembelajaran bagi guru-guru.

7. Fasilitas belajar masih kurang memadai.

8. Belum semua guru melakukan perencanaan sebelum proses pembelajaran

berlangsung.

9. Aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran belum optimal.

Kinerja Guru-guru pada SMA Negeri di Kabupaten DeliSerdang kurang

optimal

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana disebutkan di atas,

keterbatasan sarana prasarana, maka penelitian ini dibatasi hanya pada supervisi

kualitas kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi dan motivasi kerja terhadap

dengan kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka

masalahmasalah yang dicari pemecahannya melalui penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi dan

Motivasi Kerja guru terhadap kinerja guru

Page 9: Contoh Proposal Tesis

9

2. Sejauhmana pengaruh kualitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap

kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang..

3. Sejauhmana pengaruh kopetensi guru terhadap dengan kinerja guru pada

SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang.

4. Sejauhmana pengaruh motivasi kerja guru terhadap dengan kinerja guru

pada SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang.

1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

a. Mamfaat Penelitian

Mamfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Deli Serdang,

sebagai pengambil kebijakan, penelitian ini merupakan sumber masukan

positif dalam mendorong terwujudnya manajemen pendidikan yang baik

disekolah.

2. Bagi kepala sekolah penelitian ini menjadi masukan dalam upaya

meningkatkan kualitas kepemimpinan dan kinerja guru

3. Bagi guru, dapat dipergunakan sebagai landasan untuk menentukan

langkah-langkah dan usaha dalam rangka meningkatkan kinerja sehingga

mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi

dalam dunia pendidikan

4. Bagi peneliti, dapat bermanfaat sebagai penelitian dasar untuk penelitian

lanjutan yang berhubungan dengan kepemimpinan, kompetensi dan

motivasi kerja guru.

5. Bagi pembaca, dapat menambah khasanah ilmu pendidikan.

Page 10: Contoh Proposal Tesis

10

b. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mengetahui serta menganalisis :

1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja guru

2. Pengaruh Kompetensi guru terhadap kinerja guru

3. Pengaruh Motivasi Kerja guru terhadap Kinerja Gururu

4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru dan Motivasi Kerja

Guru secara bersama sama terhadap Kinerja guru

Page 11: Contoh Proposal Tesis

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Teori Manjemen Sumber Daya Manusia(MSDM)

MSDM terdiri dari kata manajemen dan sumberdaya manusia. Manajemen

adalah seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-

sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujua tertentu.

Sumberdaya tersebut meliputi : men ( manusia), money ( uang), methode

( metode/ cara/ sistem), materials ( bahan), machines ( mesin), dan market

( pasar). Unsur manusia yang merupakan salah satu unsur sumberdaya

berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut MSDM ynag

merupakan terjemahan dari man power manajemen. Manajemen yang mengatur

unsur manusia ini ada yang menyebut manajemen kepegawaian atau manajemen

personalia. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti

psikologi, sosiologi, dll.

Menurut Dessler (2010,p4) manajemen sumber daya manusia adalah proses

memperoleh, melatih, nilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,

memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah

keadilan.

Menurut L.Byars dan W. Rue (2009,p4) manajemen sumber daya manusia

adalah suatu aktifitas yang di desain untuk menyediakan dan mengkoordinasikan

sumber daya manusia pada suatu organisasi.

Page 12: Contoh Proposal Tesis

12

Menurut Noe/Hollenbeck/Gerhart/Wright (2008,p2) manajemen sumber daya

manusia adalah kebijakan, pelatihan, dan sistem yang mempengaruhi perilaku

karyawan, sikap , dan performance.

Menurut Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell (2010,p300) manajemen

sumber daya manusia adalah sistem manajemen formal pada manusia didalam

organisasi

Menurut Scott Snell dan George Bohlander (2010,p4) manajemen sumber

saya manusia adalah proses mengatur keahlian manusia untuk mencapai tujuan

organisasi

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber

daya manusia adalah proses mengatur sumber daya manusia dengan sistem formal

secara efektif dan efisien didalam suatu organisasi. Pandangan lainnya adalah

bahwa manajemen SDM itu merupakan suatu mitra sejajar dalam proses

perencanaan strategi baik itu dalam kompetensi, mortivasi, kinerja.

2.1.2 Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku yang

menjadi panutan interaksi antar pemimpin dan pengikut serta pencapaian tujuan

yang lebih riil dan komitmen bersama dalam pencapaian tujuan dan perubahan

terhadap budaya organisasi yang lebih maju. Kepemimpinan juga sering dikenal

sebagai kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota organisasi untuk

melakukan tugas manajemen agar tujuan organisasi tercapai.

Menurut Stoner, (2008) Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang

mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam

kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan merupakan kemampuan

Page 13: Contoh Proposal Tesis

13

untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas

yang harus dilaksanakannya. 

Menurut Katz dan Kahn (Sondang, 2011 : 700) berbagai definisi

kepemimpinan pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar

yakni “sebagai atribut atau kelengkapan dari suatu kedudukan, sebagai

karakteristik seseorang, dan sebagai kategori perilaku”.

Pengertian kepemimpinan sebagai atribut atau kelengkapan suatu kedudukan,

diantaranya dikemukakan oleh Janda (dalam Yukl, 2010) sebagai berikut.

“Leadership is a particular type of power relationship characterized by a group

member’s perception that another group member has the right to prescribe

behavior patterns for the former regarding his activity as a group member”.

(Kepemimpinan adalah jenis khusus hubungan kekuasaan yang ditentukan oleh

anggapan para anggota kelompok bahwa seorang dari anggota kelompok itu

memiliki kekuasaan untuk menentukan pola perilaku terkait dengan aktivitasnya

sebagai anggota kelompok, pen.).

Selanjutnya contoh pengertian kepemimpinan sebagai karakteristik

seseorang, terutama dikaitkan dengan sebutan pemimpin, seperti dikemukakan

oleh Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (2000 : 27 : Leaders are agents of change,

persons whose act affect other people more than other people’s acts affect them)

bahwa “Leaders are agents of change, persons whose act affect other people more

than other people’s acts affect them”, atau pemimpin merupakan agen perubahan,

orang yang bertindak mempengaruhi orang lain lebih dari orang lain

mempengaruhi dirinya.

Sehubungan dengan ketiga kategori pengertian di atas, Watkins (Watkins,

Peter. (1002). A Critical Review of Leadership Concpets and Research: The

Page 14: Contoh Proposal Tesis

14

Implication for Educational Administration. Geelong: Deakin University Press :.

2002) mengemukakan bahwa “kepemimpinan berkaitan dengan anggota yang

memiliki kekhasan dari suatu kelompok yang dapat dibedakan secara positif dari

anggota lainnya baik dalam perilaku, karakteristik pribadi, pemikiran, atau

struktur kelompok”. Pengertian ini tampak berusaha memadukan ketiga kategori

pemikiran secara komprehensif karena dalam definisi kepemimpinan tersebut

tercakup karakteristik pribadi, perilaku, dan kedudukan seseorang dalam suatu

kelompok. Berdasarkan pengertian tersebut maka teori kepemimpinan pada

dasarnya merupakan kajian tentang individu yang memiliki karakteristik fisik,

mental, dan kedudukan yang dipandang lebih daripada individu lain dalam suatu

kelompok sehingga individu yang bersangkutan dapat mempengaruhi individu

lain dalam kelompok tersebut untuk bertindak ke arah pencapaian suatu tujuan

.

2.1.3 Teori Kepemimpinan Kepala Sekolah

Setelah memahami beberapa pengertian kepemimpinan secara umum, maka

dapatlah sekarang dipersempit lingkup pembahasannya, yaitu ruang lingkup

kepemimpinan yang bergerak dalam bidang pendidikan. Istilah “Kepemimpinan

Kepala Sekolah” mengandung dua arti dimana kata Kepala Sekolah merupakan

personal sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan

sekolah, ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk

menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang

dipimpinnya dengan dasar Pancasila demi tujuan Pendidikan Nasional.

Menurut M. Dariyanto dalam bukunya: “ Administrasi Pendidikan “

berpendapat bahwa: “ Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung

jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah (M. Dariyanto, Administrasi

Page 15: Contoh Proposal Tesis

15

Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 80 ). Kepala Sekolah sebagai

pemimpin pendidikan, dilihat dari status dan cara pengangkatannya adalah

tergolong pemimpin resmi, “formal leader” atau “status leader”. Kepala sekolah

hendaknya memiliki pengetahuan yang luas tentang penyelenggaraan pendidikan

dan kerja guru di sekolah. Kepela Sekolah sebagai pemimpin pendidikan, dilihat

dari status dan cara pengangkatannya adalah tergolong pemimpin resmi, “formal

leader” atau “status leader”. Kepala sekolah hendaknya memiliki pengetahuan

yang luas tentang penyelenggaraan pendidikan dan kerja guru di sekolah.

2.1.4 Tugas-tugas Kepala sekolah

Pihak sekolah dalam menggapai visi dan misi pendidikan perlu ditunjang oleh

kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Dinas

Pendidikan (dulu: Depdikbud) telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus

mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai educator, manajer, administrator, dan

supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan

sebagai leader, innovator dan motivator di sekolahnya. Dengan demikian dalam

paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu

berfungsi sebagai: educator, manajer, administrator, supervisor, leader

innovator, motivator (EMASLIM).

Prespektif kedepan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga harus mampu

berperan sebagai figur dan mediator, bagi perkembangan masyarakat dan

lingkungannya(Wirawan, 2009:50). Dengan demikian pekerjaan kepala sekolah

semakin hari semakin meningkat, dan akan selalu meningkat sesuai dengan

perkembangan pendidikan yang diharapkan. Dalam hal ini, pekerjaan kepala

Page 16: Contoh Proposal Tesis

16

sekolah tidak hanya sebagai EMASLIM, tetapi akan berkembang menjadi

EMASLIM-FM. Semua itu harus harus dipahami oleh kepala sekolah, dan yang

lebih penting adalah bagaimana kepala sekolah mampu mengamalkan dan

menjadikan hal tersebut dalam bentuk tindakan nyata di sekolah

2.1.5.Teori Kinerja

Menurut pendapat Wirawan(Wirawan, 2009:50 ). ”Kinerja adalah keluaran

yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau

suatu profesi dalam waktu tertentu.”

Menurut Mangkunegara(A. A. Anawar Prabu Mangku Negara, 2011 : 67 )

”Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggang jawab yang diberikan kepadanya.”

Menurut Suharsaputra ( Uhar Suharsaputra, 2010: 14 ). ”Kinerja mempunyai

pengertian akan adanya suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh

seseorang dalam melaksanakan aktivitas tertentu.” Kinerja seseorang akan tampak

pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh

seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya menggambarkan bagaimana ia

berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Wibowo(Wibowo, 2010: 2 ), ” Pengertian performance sering

diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja.”

Sedangkan menurut ”Murray Ainsworth et.el Basically, it (performance)

means an outcome-a result. It is the end point of people, resources and certain

environment being brought together, with intention of producing certain things,

whether tangible product or less tangible service. To the extent that this

Page 17: Contoh Proposal Tesis

17

interaction result in an out come of the desired level and quality, at agreed cost

levels, perpormance will be judged as satisfaktory, good, or excellent. To the

extent that the outcome is disappointing, for whatever reason, performance will

be judged as poor or deficient.”(http:www.

Com/Browse/Bookdetail/24595/Managing Performance Managing People.html)

Menurut Fattah ”Pengertian kinerja merupakan prestasi kerja atau penampilan

kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh

pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.”(

http : www. Com/Ekonomi Pembiayaan Pendidikan-p-8859.html )

Menurut Nawawi (Hadari Nawawi, 2012 : 64-65 ), ”Mengemukakan kinerja

merupakan gabungan dari tiga faktor yang terdiri dari :

1. Pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan pekerjaan yang

menjadi tanggung jawab dalam bekerja. Faktor ini mencakup jenis dan

jenjang pendidikan serta pelatihan yang pernah diikuti di bidangnya.

2. Pengalaman, yang tidak sekadar berarti jumlah waktu atau lamanya dalam

bekerja, tetapi berkenaan juga dengan substansi yang dikerjakan yang jika

dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama akan meningkatkan

kemampuan dalam mengerjakan sesuatu bidang tertentu

3. Kepribadian, berupa kondisi di dalam diri seseorang dalam menghadapi

bidang kerjanya, seperti, minat, bakat, kemampuan kerja

sama/keterbukaan, ketekunan, kejujuran, motivasi kerja, dan sikap

terhadap pekerjaan.”

Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil

kerja, tetapi bagaimana proses kerja berlangsung atau cara bekerja. Di dalamnya

terdapat tiga unsur penting yang terdiri dari :

Page 18: Contoh Proposal Tesis

18

1. Unsure kemampuan,

2. Unsur usaha dan

3. Unsur kesempatan, yang bermuara pada yang bermuara pada hasil kerja

yang dicapai

Dengan demikian berarti seseorang yang memiliki kemampuan yang tinggi

dibidang kerjanya hanya akan sukses apabila memiliki kesediaan melakukan

usaha yang terarah pada tujuan organisasi atau perusahaan. Selanjutnya

kemampuan dan usaha tidak akan cukup apabila tidak ada kesempatan untuk

sukses, baik yang diciptakan sendiri maupun yang diperoleh dari pihak lain,

khususnya dari pihak atasan atau pimpinan.

Menurut Sedarmayanti ” Kinerja menunjuk pada ciri-ciri atau indikator

sebagai berikut : Kinerja dalam suatu organisasi dapat dikatakanmeningkat jika

memenuhi indikator-indikator antara lain : kualitas hasil kerja, ketepatan waktu,

inisiatif, kecakapan dan komunikasi yang baik (http : //www.

Com/Browse/bookdetail/65349, Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen

Perkantoran.html. ). Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk

kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena

guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa

dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. Kinerja guru menurut

Sudirman yang dikutif AKSI dapat dinilai dari aspek kemampuan dasar yang

harus dimiliki oleh seorang guru, yang dikenal dengan istilah kompetensi guru,

yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

Page 19: Contoh Proposal Tesis

19

1. Menguasai bahan atau materi pembelajaran, yang pada dasarnya berupa

bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan bahan

pengayaan/penunjang bidang studi.

2. Mengelola program belajar mengajar, dengan cara merumuskan tujuan

instruksional/pembelajaran, menggunakan proses instruksional dengan

tepat, melaksanakan program belajar mengajar, mengenal kemampuan

anak didik serta merencanakan dan melaksanakan program remedial

3. Mengelola kelas, dengan menciptakan suasana kondusif bagi

berlangsungnya proses belajar mengajar.

4. Menggunakan media/sumber, dengan mampu mengenal, memilih dan

menggunakan mendukung pembelajaran, berupa alat bantu, perpustakaan,

teknologi komputer, atau laboraturium secara baik sesuai dengan

kebutuhan.

5. Menguasai landasan kependidikan, sebagai landasan berpijak dan

bertindak edukatif disetiap situasi dalam usaha mengelola interaksi belajar

mengajar.

6. Mengelola interaksi belajar mengajar, merupakan kemampuan yang harus

dimiliki oleh guru dalam upaya transformasi pengetahuan dan internalisasi

nilai kepada peserta didik. Keterampilan guru, metode mengajar, sarana

dan alat atau teknologi pendukung merupakan komponen penting bagi

keberhasilan pengelolaan

7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran merupakan

kemampuan untuk memenuhi potensi siswa, menganalisis, dan

menggunakan data hasil belajar siswa sebagai umpan balik bagi setiap

siswa

Page 20: Contoh Proposal Tesis

20

8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah

merupakan pemahaman mengenai fungsi dan peranan program ini untuk

kepentingan proses belajar mengajar

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah merupakan

kemampuan untuk melakukan kegiatan administatif seperti pencatatan dan

pelaporan hasil belajar siswa.

10. Memahami prinsip-prinsip dan menapsirkan hasil penelitian guru

keperluan pengajaran, merupakan kemampuan untuk memahami hal-hal

yang berkaitan dengan penalaran untuk menumbuhkan penalaran siswa

dan mengembangkan proses belajar mengajar (AKSI, 2006 : 75 ).

Dengan demikian manajemen kinerja adalah sebuah proses untuk menetapkan

apa yang harus dicapai, dan pendekatannya untuk mengelola dan pengembangan

manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa

sasaran akan dapat tercapai dalam suatu jangka waktu tertentu baik pendek

maupun panjang.

Selanjutnya menurut Sianipar ”Manajemen kinerja adalah proses pemahaman

apa yang harus dicapai dengan menyatukan tujuan organisasi dengan tujuan

individu dan bagaimana cara mengatur aktivitas dan sumber daya yang tepat agar

tujuan atau kinerja yang dinginkan dapat tercapai.”(Ibid :19).

Manajemen kinerja guru dapat ditingkatkan paling tidak melalui aktivitas

utama, ini menurut pendapat Hadiwaratama :

1. Setiap guru harus mendapat proporsi waktu yang memadai dalam

perencanaan pengajaran

2. Persiapan guru dalam mengajar harus terkontrol agar benar-benar

memiliki kesiapan untuk tampil di kelas

Page 21: Contoh Proposal Tesis

21

3. Kepala sekolah harus melakukan supervisi secara teratur untuk memahami

apa yang terjadi dan memberikan pembinaan yang dipandang perlu untuk

meningkatkan kemampuan guru mengajar di kelas.

4. Kepala sekolah harus selalu meningkatkan pengawasan untuk mendorong

guru-guru agar terbiasa bekerja dalam disiplin tinggi, hadir di sekolah dan

di kelas tepat waktu serta terbiasa melakukan kegiatan yang inovatif untuk

mengembangkan mutu proses belajar mengajar di kelas.

5. Kepala sekolah tidak segan-segan untuk memberikan hukuman bagi guru

yang kurang disiplin atau melalaikan tugasnya serta memotivasinya agar

berbuat lebih baik.

6. Kinerja guru adalah prilaku atau respon yang memberikan hasil yang

mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika menghadapi suatu tugas

yang dibebankan kepadanya. Kinerja guru menyangkut semua kegiatan

atau tingkah laku yang dialami guru pada dasarnya lebih berfokus pada

prilaku guru dalam pekerjaannya, demikian pula perihal efektivitas guru

adalah sejauhmana kinerja tersebut dapat memberikan pengaruh kepada

siswa. Karena secara spesifik tujuan kinerja juga mengharuskan para guru

membuat keputusan dimana tujuan mengajar dinyatakan dengan jelas

dalam bentuk tingkah laku yang kemudian ditransfer kepada siswa.

7. Pada konteks lain, mana kala kinerja itu dipandang dari sudut pendidikan

atau berbasis pendidikan lebih merupakan perluasan dari suatu tujuan

perilaku, pendidikan yang didasarkan kinerja sangat tepat diterapkan untuk

mata pelajaran dimana perilaku-perilaku yang tepat tersebut dideskripsikan

atau dinilai melalui tes kinerja maupun observasi melalui prilaku.

Page 22: Contoh Proposal Tesis

22

Kinerja merupakan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan

atau program dalam mewujudkan sasaran tujuan, misi dan visi organisasi. Oleh

karena itu, bila ingin mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka

perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja tersebut.

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan atau

ability dan faktor motivasi atau motivation. Hal ini sesuai dengan pendapat Keith

Davis yang dikutif Mangkunegara yang merumuskan bahwa :

Human Performance = Ability + Motivation

Motivation = Attitude + Situation

Ability = Knowledge + Skill

1. Faktor kemampuan

Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya pegawai

yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang

memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai

dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the

right job).

2. Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi

(tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong

diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.

Page 23: Contoh Proposal Tesis

23

Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara

psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya, seorang

pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama

dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan

menciptakan situasi kerja.”( Mangkunegara 2013: 68 ).

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa faktor kemampuan dasar mempengaruhi

kinerja karena dengan kemampuan yang tinggi maka kinerja pegawai akan

tercapai. Sebaliknya, bila kemampuan pegawai rendah atau tidak sesuai dengan

keahliannya maka kinerjapun tidak akan tercapai. Begitu juga dengan faktor

motivasi yang merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai untuk

berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.

2.1.5.1 Fungsi dan tujuan Evaluasi Kinerja Guru

Evaluasi kinerja mempunyai banyak manfaat, karena dapat digunakan

sebagai

alat dalam berbagai pengambilan keputusan. Billows menyebutkan bahwa

manfaat penilaian kinerja karyawan antara lain dapat dipergunakan sebagai dasar

untuk pembayaran upah, gaji, bonus dan sebagai alat dalam pengawasan

penugasan pekerjaan, penentuan latihan dan pengembangan, sebagai alat pemberi

rangsangan dan dalam pemberian nasihat-nasihat kepada karyawan.

Beberapa manfaat lain yang diperoleh dari adanya penilaian antara lain adalah

adanya :

1. Pengembangan staf melalui inservice training,

2. Pengembangan karier melalui inservice training adanya hubungan baik

antara staf dan pimpinan,

Page 24: Contoh Proposal Tesis

24

3. Pengetahuan tentang sekolah lebih mendalam dan pribadi-pribadi,

4. Hubungan produktif antara penilai dengan perencanaan dan

pengembangan sekolah,

5. Kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa,

6. Adanya peningkatan moral dan efisiensi sekolah ( Sianto, 2006 : 35 ).

Di sekolah menegah penilaian guru sangat bermanfaat untuk menilai

keberhasilan guru dalam melaksanakan pekerjaannya. Di antaranya keberhasilan

guru dalam merencanakan rancangan pembelajaran, dalam melakukan

pengelolaan pembelajaran, dalam membina hub ungan dengan siswa, dan dalam

melakukan penilaian. Penilaian kinerja guru juga bermanfaat untuk meninjau

kemampuan yang ada dan menentukan bentuk pembinaan yang dibutuhkan guna

meningkatkan kinerja yang ada.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penilaian kinerja sangat

bermanfaat untuk mengevaluasi hasil kerja yang telah diperoleh. Dan dari hasil

penilaian tersebut akan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan metode

yang tepat dalam mengembangkan kemampuan guru.

2.1.6 Teori Motivasi Guru

2.1.6.1 Teori Motivasi

Motivasi Secara umum sering diartikan sebagai sesuatu ynag ada pada diri

seseorang yang dapat mendorong mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan

prilaku seseorang. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic.

Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang

membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan

melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun

Page 25: Contoh Proposal Tesis

25

uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi

ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di

pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi

seperti status ataupun kompensasi.

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan

untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan

manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat

pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori

kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran

(http://www.m-edukasi.web.id/2013/08/teori-motivasi-abraham-maslow-1943-

970.html ).

Motivasi adalah dorongan hati atau jiwa yang menjadi dasar atau alasan

untuk melakukan sesuatu kegiatan pekerjaan. Dalam pengkajian ini motivasi

diukur dengan menggunakan konsep yang dikembangkan oleh Mc Clelland.

Menurut Mc Clelland ada tiga hal yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu yaitu: motivasi terhadap prestasi (dorongan hati untuk memberikan

sumbangan/kontribusi nyata dalam setiap kegiatan), motivasi terhadap kekuasaan

(dorongan hati untuk mempengaruhi perilaku orang lain serta mengontrol dan

memanipulasi lingkungan), dan motivasi berafiliasi (dorongan hati untuk

berhubungan dengan orang lain serta untuk disenangi orang lain) (Hartati, 2007).

Motivasi membicarakan tentang bagaimana cara mendorong semangat kerja

seseorang, agar mau bekerja dengan memberikan secara optimal kemampuan dan

keahliannya guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi menjadi penting karena

dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias

untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Perilaku seseorang dipengaruhi

Page 26: Contoh Proposal Tesis

26

dan dirangsang oleh keinginan, pemenuhan kebutuhan serta tujuan dan

kepuasannya. Rangsangan ini akan menciptakan dorongan pada seseorang untuk

melakukan aktivitas. Menurut Berelson dan Steiner (dalam Sunyoto, 2013) adalah

suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang supaya mengarah

tercapainya tujuan organisasi (Sunyoto, 2013). 

Menurut Qonita (2012), istilah motivasi (motivation) berasal dari Bahasa

Latin, yakni movere, yang berarti ”menggerakkan” (to move). Motivasi

(motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab

atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu

kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu

perbuatan atau kegiatan, yang berlangsung secara sadar. Ciri motivasi menurut

Ghiselli dan Brown cit dalam Qonita (2012), yaitu

Menurut Abraham Maslow dalam Hamzah (2013), manusia di tempat

kerjanya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan

yang ada dalam diri seseorang. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan

fisiologis (sandang, papan, pangan), kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,

kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Gambar.2.1 Hierarki kebutuhan maslow

a) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

b) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

Page 27: Contoh Proposal Tesis

27

c) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang

lain, diterima, memiliki)

d) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan

mendapatkan dukungan serta pengakuan)

e) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami,

dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan

keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan

menyadari potensinya)

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut

akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan

menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk

menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat

dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur

dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan,

perlindungan, dan rasa aman.

Dalam teori matovasi lain, menurut Clayton Alderfer dikenal dengan akronim

menariknya, Alderfer mencoba melihatnya dari perspektif kebudayaan, wilayah

geografis dan juga perbedaan individu. Clayton Alderfer kemudian meringkas

teori Maslow ini menjadi 3 hierarki kebutuhan, yaitu kebutuhan bertahan hidup

(Existence), kebutuhan diakui lingkungan (Relatedness), dan kebutuhan

pengembangan diri (Growth), yang dikenal juga menjadi teori

ERG(http://blogmotivasi.xyz/teori-motivasi-kerja-erg-oleh-clayton-alderfer/)

Alderfer menggabungkan kebutuhan fisiologis dan rasa aman kedalam

kebutuhan bertahan hidup versinya. Dia memasukan kebutuhan akan

cinta/pertemanan dan penghargaan diri secara internal ke dalam kebutuhan social

Page 28: Contoh Proposal Tesis

28

versinya. Terakhir dia memasukan kebuthan penghargaan diri secara eksternal dan

aktualisasi diri ke dalam kolom kebutuhan pengembangan diri versi ERP. “ERG”

yang merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah, yaitu :

E = Existence (identik dengan hierarki pertama dan kedua teori maslow).

R = Relatedness (senada dengan hierarki ketiga dan keempat konsep maslow).

G = Growth (mengandung makna yang sama dengan hierarki kelima maslow).

Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut lagi, maka akan terlihat bahwa :

A. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula

keinginan untuk memuaskannya.

B. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin

besar, apabila kebutuhan “yang lebih rendah” telah dipuaskan.

C. Sebaliknya, semkin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih

tinggi,semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih

mendasar.

Gambar. 2.2 Kaitan hierarki kebutuhan maslow dengan teori ERGTeori motivasi menurut Herzberg Teori yang dikembangkan oleh Herzberg

dikenal dengan “Model dua faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan

faktor higiene atau “pemeliharaan”.

Page 29: Contoh Proposal Tesis

29

Faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya

intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang

dimaksud dengan faktor higiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang

sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari

organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan

kekaryaannya.

Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain

ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,

kemajuan dalam berkarir dan pengkuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor

hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam

organisasi, hubungan seorang karyawan dengan atasannya, hubungan seseorang

dengan rekan-rekan sekerjanya, kebijaksanaan organisasi, sistem administrasi

dalam orgnisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.

Jika kita lihat dari gambar 2.2 maka dapat kita jelaskan bahwa :

1) Motivasi Karena Kebutuhan Existence (Kebutuhan bertahan hidup)

Seorang manusia perlu untuk memenuhi kebutuhan minimalnya dalam

bertahan hidup. Kebutuhan dasar yang diperlukan adalah kebutuhan untuk

ada (hidup) dan agar tetap ada. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi maka

seseorang akan sangat stres hanya untuk sekedar hidup. Kebutuhan

bertahan hidup diantaranya harus dipenuhiny akebutuhan untuk makan,

minum, udara, pakaian, tempat tinggal, rasa aman dan semacamnya.

2) Motivasi Karena Kebutuhan Relatedness (Kebutuhan Sosial)

Manusia juga memiliki kebutuhan untuk merasa sama dengan lingkungan

sekitarnya. Atau jikapun ada ketidaksamaan, minimal seorang manusia

membutuhkan pengakuan dan dianggap sebagai bagian dari

Page 30: Contoh Proposal Tesis

30

lingkungannya. Jika pengakuan dari sekitar tidak didapat dari lingkugan

terdekat, maka otomatis manusia akan mencarinya di lingkungan yang

lain.

3) Rasa diakui dan diterima lingkungan ini dibutuhkan oleh pribadi dalam

masyarakat, ataupun pekerja di tempat kerjanya. Jika kebutuhan ini dirasa

tidak dipenuhi, maka orang cenderung untuk menarik diri dan bergerak ke

arah lingkungan yang memenuhi kebutuhan tersebut.

4) Motivasi Karena Kebutuhan Growth (Kebuthan Perkembangan Diri)

Ketika kedua kebutuhan di awal sudah terpenuhi, maka orang punya

kecenderungan untuk mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri ini tentu

membutuhkan suatu ruang berkembang khusus. Disini kreatifitas dan

pengambilan keputusan dari diri sendiri sangat dihargai.

Dalam teori motivasi Douglas Mcgregor juga Mengemukakan dua pandangan

manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat

pengandaian yag dipegang manajer

Dalam penelitiannya McGregor menuliskan bahwa manajer tipe X

manganggap para pegawainya sebagai orang yang malas, sulit diatur, dan atribut

semacamnya. Lalu ada manajer tipe Y yang berasumsi bahwa para pegawai nya

adalah orang yang rajin, mudah diatur, serta atribut sejenis lainnya. Para manajer

menginginkan untuk bisa memotivasi karyawannya, namun dengan perbedaan

sudut pandang ini, maka lahirlah pendekatan cambuk dan gula

(http://blogmotivasi.xyz/teori-motivasi-kerja-x-dan-y-menurut-douglas-cgregor/),

defenisi tipe X dan Y dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Definisi Tipe X dalam Teori X dan Y Douglas McGregor

Page 31: Contoh Proposal Tesis

31

Tipe X menurut McGregor adalah asumsi para manajer atau pimpinan

bahwa para stafnya adalah orang yang tidak suka pekerjaan dan berusaha

sebisa mungkin menghindari pekerjaan. Tipe X meyakini kebanyakan

orang harus dipaksa dengan ancaman hukuman agar mau bekerja dan

memenuhi tujuan organisasi. Diyakini bahwa orang lebih suka untuk

diarahkan dan tidak terlalu banyak diberikan otoritas. Karyawan dianggap

menghindari tanggung jawab, relatif tidak ambisius, dan mengingin

keamanan kerja di atas segalanya.

2. Definisi Tipe Y dalam Teori X dan Y Douglas McGregor

Sebaliknya, manajer Tipe Y meyakini para pekerja pada dasarnya

rajin bekerja. Asumsi yang mendasarinya adalah para pegawai dianggap

mawas diri dan mau bergerak mewujudkan tujuan-tujuan organisasi tanpa

perlu diancam. Karyawan dianggap memiliki komitmen untuk mencapai

tujuan serta termotivasi dengan hadiah terkait dengan prestasi yang

dicapai. Manajer Tipe Y menganggap karyawan senang menerima

tanggung jawab. Karyawan dianggap memiliki intelektualitas, tinggi

imajinasi, kecerdasan, dan kreativitas dalam memecahkan masalah

organisasi.

Jika dikaitkan dengan kedalam para pekerja maka dapat simpulkan :

a. Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja

b. Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam

dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang

dikaitkan dengan kerja.

Page 32: Contoh Proposal Tesis

32

Kontras dengan pandangan negatif ini mengenai kodrat manusia ada empat

teori Y :

a. Karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti

istirahat dan bermain.

b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka

komit pada sasaran.

c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.

d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

Sudirman ( 2000: 71 ) motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang

menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan. Hersey dan Blanchard ( 1989: 82 ) menyatakan

motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu

kegiatan.

Menurut Stooner ( dalam Notoatmodjo 2009:115 ) Mendefinisikan bahwa

motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan

atau perilaku seseorang. Callahan dan Clark ( dalam Sudirman 2000: 120 )

Mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang

menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu.

Purwanto ( 2012: 64 ) Mengatakan bahwa fungsi motivasi bagi manusia

adalah:

1) Sebagai motor penggerak bagi manusia, ibarat bahan bakar pada

kenderaan,

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau

cita-cita,

Page 33: Contoh Proposal Tesis

33

3) Mencegah peyelewengan dari jalan yang lurus di tempuh untuk mencapai

tujuan, dalam hal ini makin jelas tujuan, maka makin jelas pula bentangan

jalan yang harus di tempuh,

4) Menyeleksi perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana yang

harus di lakukan,yang serasi guna mencapai tujuan dengan

menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.

Berdasarkan pengertian motivasi yang dikutip di atas, dapat disimpulkan

motivasi adalah keinginan yang menggerakkan atau mendorong seseorang atau

diri sendiri untuk berbuat sesuatu.

Pandangan tentang motivasi sebagai mana di sebutkan di atas, semuanya di

arahkan pada munculnya dorongan untuk mencapai tujuan jika hal tersebut

dikaitkan dengan dorongan setiap personal dalam melakukan kegiatannya maka

tujuan yang ingin dicapai tidak dapat dilepaskan dengan konsep apa yang di

kehendaki pimpinan. Itulah sebabnya Gibson ( 2002: 64 ) memberikan

pandangannya tentang motivasi, sebagai suatu konsep yang dapat di gunakan

ketika menggerakkan individu untuk memulai dan berperilaku secara langsung,

sesuai dengan apa yang di kehendaki pimpinan. Dalam kaitannya dengan

kepemimpinan kepala sekolah yang ingin menggerakkan gurunya untuk

mengerjakan tugas, harus lah mampu memotivasi guru tersebut sehingga guru

akan memusatkan seluruh tenaga dan perhatiannya untuk mencapai hasil yang

telah di tetapkan. Senada dengan pendapat tersebut, motivasi juga di artikan

sebagai keinginan untuk mencurahkan segala tenaga untuk mencapai tujuan yang

di inginkan. Proses ini di rangsang oleh kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

individu.

Page 34: Contoh Proposal Tesis

34

Motivasi kerja guru adalah keseluruhan proses pemberian motif atau

dorongan kerja pada para guru sebagai agen pendidikan dan pengajaran, agar

tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai sesuai dengan rencana apa yang

diharapkan. Dengan demikian, Motivasi kerja guru adalah suatu proses yang

dilakukan untuk menggerakkan guru agar perilaku mereka dapat di arahkan pada

upaya-upaya yang nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Variabel

motivasi kerja yang telah di uraikan dalam pembahasan ini, hampir sama dengan

variabel lain yang sangat berpengaruh pada kinerja guru di sekolah ( Uno. 2012:

72 ).

2.1.7 Teori Kompetensi Guru

2.1.7.1 Teori Kompetensi

Kompetensi menurut Spencer & Spencer dalam Palan (2007) adalah

sebagai karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan

secara kausal dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu

jabatan. Kompetensi terdiri dari 5 tipe karakteristik, yaitu motif (kemauan

konsisten sekaligus menjadi sebab dari tindakan), faktor bawaan (karakter dan

respon yang konsisten), konsep diri (gambaran diri), pengetahuan (informasi

dalam bidang tertentu) dan keterampilan (kemampuan untuk melaksanakan tugas).

Hal ini sejalan dengan pendapat Becker and Ulrich dalam Suparno (2005:24)

bahwa competency refers to an individual’s knowledge, skill, ability or

personality characteristics that directly influence job performance. Artinya,

kompetensi mengandung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan (keahlian) dan

kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja.

Berbeda dengan Fogg (2004:90) yang membagi Kompetensi kompetensi

Page 35: Contoh Proposal Tesis

35

menjadi 2 (dua) kategori yaitu kompetensi dasar dan yang membedakan

kompetensi dasar (Threshold) dan kompetensi pembeda (differentiating) menurut

kriteria yang digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. Kompetensi

dasar (Threshold competencies) adalah karakteristik utama, yang biasanya berupa

pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca, sedangkan

kompetensi differentiating adalah kompetensi yang membuat seseorang berbeda

dari yang lain.

Kompetensi berasal dari kata “competency” merupakan kata benda yang

menurut Powell (1997:142) diartikan sebagai 1) kecakapan, kemampuan,

kompetensi 2) wewenang. Kata sifat dari competence adalah competent yang

berarti cakap, mampu, dan tangkas.Pengertian kompetensi ini pada prinsipnya

sama dengan pengertian kompetensi menurut Stephen Robbin (2007:38) bahwa

kompetensi adalah “kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini

ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Pengertian kompetensi sebagai kecakapan atau kemampuan juga dikemukakan

oleh Robert A. Roe (2001:73) sebagai berikut;:Competence is defined as the

ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates

knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge

and skills and is acquired through work experience and learning by doing“

Kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu

tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-

ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk

membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman

dan pembelajaran yang dilakukan.

Page 36: Contoh Proposal Tesis

36

Secara lebih rinci, Spencer dan Spencer dalam Palan (2007:84)

mengemukakan bahwa kompetensi menunjukkan karakteristik yang mendasari

perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri,

nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja

unggul (superior performer) di tempat kerja. Ada 5 (lima) karakteristik yang

membentuk kompetensi yakni

1) Faktor pengetahuan meliputi masalah teknis, administratif, proses

kemanusiaan, dan sistem.

2) Keterampilan; merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan

suatu kegiatan.

3) Konsep diri dan nilai-nilai; merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra

diri seseorang, seperti kepercayaan seseorang bahwa dia bisa berhasil

dalam suatu situasi.

4) Karakteristik pribadi; merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi

tanggapan terhadap situasi atau informasi, seperti pengendalian diri

dan kemampuan untuk tetap tenang dibawah tekanan.

5) Motif; merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongan-

dorongan lain yang memicu tindakan.

Pernyataan di atas mengandung makna bahwa kompetensi adalah

karakteristik seseorang yang berkaitan dengan kinerja efektif dan atau unggul

dalam situasi pekerjaan tertentu. Kompetensi dikatakan sebagai karakteristik dasar

(underlying characteristic) karena karakteristik individu merupakan bagian yang

mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang yang dapat dipergunakan

untuk memprediksi berbagai situasi pekerjaan tertentu. Kemudian dikatakan

Page 37: Contoh Proposal Tesis

37

berkaitan antara perilaku dan kinerja karena kompetensi menyebabkan atau dapat

memprediksi perilaku dan kinerja.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2004, tentang Badan Nasional

Sertifikasi Profesi (BNSP) menjelaskan tentang sertifikasi kompetensi kerja

sebagai suatu proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara

sistimatis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar

kompetensi kerja nasional Indonesia dan atau Internasional

Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negeri Nomor: 46A tahun

2003, tentang pengertian kompetensi adalah :kemampuan dan karakteristik yang

dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan,

dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga

Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,

efektif dan efisien.

Dari uraian pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi

yaitu sifat dasar yang dimiliki atau bagian kepribadian yang mendalam dan

melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai

keadaan dan tugas pekerjaan sebagai dorongan untuk mempunyai prestasi dan

keinginan berusaha agar melaksanakan tugas dengan efektif. Ketidaksesuaian

dalam kompetensi-kompetensi inilah yang membedakan seorang pelaku unggul

dari pelaku yang berprestasi terbatas. Kompetensi terbatas dan kompetensi

istimewa untuk suatu pekerjaan tertentu merupakan pola atau pedoman dalam

pemilihan karyawan (personal selection), perencanaan pengalihan tugas

(succession planning), penilaian kerja (performance appraisal) dan

pengembangan (development)

Page 38: Contoh Proposal Tesis

38

Dengan kata lain, kompetensi adalah penguasaan terhadap seperangkat

pengetahuan, ketrampilan, nilai nilai dan sikap yang mengarah kepada kinerja dan

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan profesinya.

Selanjutnya, Wibowo (2007:86), kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk

melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh

keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang

dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang

terpenting. Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan

kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi.

Dari pengertian kompetensi tersebut di atas, terlihat bahwa fokus kompetensi

adalah untuk memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja guna mencapai

kinerja optimal. Dengan demikian kompetensi adalah segala sesuatu yang dimiliki

oleh seseorang berupa pengetahuan ketrampilan dan faktor-faktor internal

individu lainnya untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan. Dengan kata lain,

kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas berdasarkan pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki setiap individu.

2.1.7.2 Pengertian Kompetensi Guru Istilah kompetensi berasal dari interest. Dalam Kamus Inggris Indonesia,

kompetensi berarti wewenang. Menurut Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi

yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar.

Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan

profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.

Selanjutnya Mulyasa (dalam Musfah.2011:27) bahwa Kompetensi Guru

merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial,

Page 39: Contoh Proposal Tesis

39

dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang

mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran

yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.

Kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya dikatakan bahwa

kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan

intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan

yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik

adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut

stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.

Jadi kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan

kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi

tertentu. Kompetensi dikatakan underlying characteristic karena karakteristik

merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang dan

dapat memprediksi berbagai situasi dan jenis pekerjaan. Dikatakan causally

related, karena kompetensi menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja.

Dikatakan criterion-referenced, karena kompetensi itu benar-benar memprediksi

siapa-siapa saja yang kinerjanya baik atau buruk, berdasarkan kriteria atau standar

tertentu. Muhaimin (2004:151) menjelaskan kompetensi adalah seperangkat

tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai

syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan

tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan

keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai

kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi

maupun etika. Depdiknas (2008:7) merumuskan definisi kompetensi sebagai

Page 40: Contoh Proposal Tesis

40

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Syah (2003:230), kompetensi adalah

kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut

ketentuan hukum. Selanjutnya masih bahwa Kompetensi Pedagogik Guru adalah

kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara

bertanggung jawab dan layak.

2.1.7.3 Aspek-aspek Kompetensi GuruMembahas Kompetensi Pedagogik Guru ini, terlebih dahulu penulis akan

menjelaskan mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Karena

seorang guru harus memiliki kompetensi. Buku yang ditulis oleh Mulyasa

(2006:17) yang berjudul standar kompetensi dan sertifikasi guru. Kompetensi

yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat aspek sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

Dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya

1. Kompetensi Kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

Dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia(Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat (3).

Page 41: Contoh Proposal Tesis

41

2. Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

Dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

3. Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

Dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserte didik, dan masyarakat sekitar

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kompetensi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan

intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperolah melalui proses

pendidikan secara akademis (peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan

republik indonesia nomor 53 tahun 2015 ) .

2.1.7.4 Kompetensi Pedagogik Guru

Menurut penjelasan Undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik.

Sedangkan kompetensi pedagogik menurut Trianto (2007:85) adalah

kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelolaan

Page 42: Contoh Proposal Tesis

42

pembelajaran yang mendidik dan dialogis(Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan

Zain, 2011,hlm. 38).

Kompetensi Pedagogik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari empat

kompetensi utama yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional, Keempat kompetensi tersebut terintegrasi

dalam kinerja guru saat melaksanakan profesinya, Kompetensi Pedagogik yaitu

kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik,

Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu,

membimbing dan memimpin peserta didik, Menurut Permendiknas Nomor 16

Tahun 2015 kompetensi pedagogik guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah

kompetensi yang dirangkum dalam 6 kompetensi inti seperti disajikan berikut

ini(Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 53

tahun 2015):

1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran,

2. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,

3. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik,

4. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,

5. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran,

6. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran,

Secara subtantif Trianto (2007:85) mengemukakan bahwa kompetensi

pedagogik mencakup kemampuan pemaham peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik

Page 43: Contoh Proposal Tesis

43

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Secara lebih rinci

masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dijabarkan menjadi

subkompetensi sebagai berikut(Sudarwan Danim, 2010 : 22 ) :

1. Kemampuan guru dalam memahami peserta didik, dikembangkan

berdasarkan beberapa subkompetensi

1) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

perkembangan koginitf,

2) mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik,

3) memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

kepribadian untuk memahami peserta didik.

2. Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran, dikembangkan

berdasarkan subkompetensi :

1) Menerapkan teori belajar dan pembelajaran,

2) menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik

peserta didik,

3) menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang telah

dipilih.

2.1.7.5 Kriteria Guru berkompetensi Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang

dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan

menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategori

sebagai guru yang memiliki pekerjaan kompetensi, karena guru yang

berkompetensi, mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan

khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.

Page 44: Contoh Proposal Tesis

44

Menurut Hamalik (2006:36) bahwa guru yang berkompetensi harus memiliki

persyaratan, yang meliputi (Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, : 2002 : 37-

38) :

a. Memiliki bakat sebagai guru.

b. Memiliki keahlian sebagai guru.

c. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.

d. Memiliki mental yang sehat.

e. Berbadan sehat.

f. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

g. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.

Dari urain diatas dapat di simpulkan bahwa kompetensi guru adalah

kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhui syarat menurut

ketentuan hukum. Selanjutnya masih menurut Syah, dikemukakan bahwa

kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi

profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam

menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompenten dan profesional adalah

guru piawi dalam melaksanakan profesinya.

2.2 Kerangka Berpikir

2.2.1 Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja

Guru

Kualitas kepemimpinan kepala sekolah dalam suatu organisasi mempunyai

pengaruh yang erat dengan kinerja guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari di

sekolah. Keberhasilan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas

Page 45: Contoh Proposal Tesis

45

kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang diangkat dan diserahi

tanggungjawab sebagai pemimpin di masyarakat atau dalam suatu organisasi.

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pemimpin digambarkan akan

memberi perintah atau pengarahan, mempengaruhi, memotivasi, member contoh

dan teladan terhadap guru-guru dalam mencapai tujuan pendidikan.

Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin

aktivitasaktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.

Kepala sekolah harus memiliki perilaku sebagai pemimpin dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari dalam organisasi tersebut termasuk

membina para guru-guru. Peranan kepala sekolah dalam mengembangkan

kemampuan kinerja guru berkaitan dengan tujuan yang diharapkan dapat

meningkatan kualitas kinerja para guru. Kualitas kerja guru dipengaruhi

pencapaian kinerja pada faktor kemampuan (ability) dan factor motivasi

(motivation). Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)

dan kemampuan reality (knowledge + skill) dan motivasi yang terbentuk dari

sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja.

Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan lembaga pendidikan.

Kepala sekolah yang baik merupakan pemimpin yang memiliki kepribadian

dan memancarkan suatu pengaruh, kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa

sehingga memungkinkan orang-orang atau kelompok untuk mencontoh atau

mengikuti serta mau melakukan apa yang diperintah. Oleh karena itu

kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan keberhasilan guru dalam

melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah.

Page 46: Contoh Proposal Tesis

46

2.2.2 Hubungan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru

Kompetensi Guru adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau

memenuhui syarat menurut ketentuan hukum. Selanjutnya masih menurut Syah,

dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam

melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi

kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan

guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompenten dan

profesional adalah guru piawi dalam melaksanakan profesinya.Yang meliputi :

1) Kompetensi Pedagogik

2) Kompetensi Kepribadian

3) Kompetensi Profesional

4) Kompetensi Sosial

Keempat kompetensi diatas harus lah dimiliki seorang guru sebagai pondasi

dasar dalam menjalankan tugas nya hal ini sangat mempengaruhi kinerja guru

seperti yang telah tertuang dalam Permen menteri pendidikan dan kebudayaan

republik indonesia nomor 53 tahun 2015.

Dalam hal ini guru merupakan seseorang yang akan roh model dari

pendidikan, sehingga di harapakan kompetensi seorang guru harus memadai dan

sesuai dengan kriteria yang di tetapkan. Kompetensi guru juga akan sangat

membantu dalam pengembangan belajar siswa, terutama pengembangan diri guru

tersebut, bisa dikatakan seorang yang tidak memiliki kompetensi akan mengalami

kesulitan dalam menjalankan tugas nya, sehingga akan mempengaruhi kinerja

guru tersebut.

Page 47: Contoh Proposal Tesis

47

2.2.3 Hubungan Motivasi Guru Terhadap Kinerja Guru

Individu biasanya memiliki kondisi internal yang turut berperan dalam

aktivitas dirinya sehari-hari, salah satu kondisi internal tersebut adalah motivasi.

Berbicara tentang motivasi perlu pemahaman yang mendalam tentang konsep

motivasi itu sendiri, dimana motivasi berasal dari kata motif yang berartikan

sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau berbuat.

Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan

dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkitan tenaga

munculyan suatu tingkah laku tertentu

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan

dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk

mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupuan dari luar

yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat di artikan sebagai dorongan

mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota msyarakat.

Mengacu pada uraian teoritis di atas, dapat didefinisikan bahwa pengaruh

motivasi guru merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seorang

guru. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang guru

tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang di berikan.Motivasi

guru adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seorang guru, untuk melakukan

sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal.

Dilihat dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, bertujuan untuk

menganalisis pengaruh Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi

Guru dan Motivasi kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMA Negeri se-Kabupaten

Page 48: Contoh Proposal Tesis

48

DeliSerdang. Pengaruh antara variabel-variabel penelitian dapat digambarkan

dalam konstelasi masalah pada gambar 2.3

Gambar. 2.3

Ket :

X1 = Kepemimpinan Kepala Sekolah

X2=Kompetensi Guru

X3=Motivasi Kerj Guru

Y =Kinerja Guru

Penelitian ini menganalisis pengaruh antara tiga variabel, bentuk penelitian

berupa korelasi dengan tujuan untuk mendeteksi sejauhmana pengaruh antara

ketiga variabel tersebut. Penelitian ini ada tiga variabel bebas, yaitu :

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Kompetensi Guru (X2), dan Motivas Kerja

Guru (X3) sedangkan variabel terikat (Y) Kinerja Guru. Desain penelitian

melukiskan proses, alur, peta, dan rancang atau konstelasi penelitian. Desain

Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah

X1

Kompetensi Guru

X2

Motivasi Kerja Guru

X3

Kinerja Guru

Y

Page 49: Contoh Proposal Tesis

49

penelitian menunjukkan pengruh antara variabel-variabel yang diteliti untuk

diketahui bagaimana cara menghitung pengaruh tersebut.

Dilihat dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, bertujuan untuk

menganalisis pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru dan

Motivasi kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMA Negeri se-Kabupaten

Deliserdang.

2.3 Hipotesis

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat Pengaruh secara positif dan signifikan antara Kepemimpinan

Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri di Kabupaten Deli

Serdang

2. Terdapat Pengaruh secara positif dan signifikan antara kompetensi guru

dengan kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang

3. Terdapat Pengaruh Secara positif dan signifikan antara motivasi dengan

kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang

4. Terdapat Pengaruh Pengaruh secara positif dan signifikan antara motivasi

dan kualitas kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama dengan

kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang

Page 50: Contoh Proposal Tesis

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan pada masalah penelitian, maka secara umum tujuan penelitian

ini adalah untuk menganalisa pengaruh antara Kualitas Kepemimpinan Kepala

Sekolah, Kompetensi guru dan motivasi kerja guru dengan Kinerja Guru di SMA

Negeri di Kabupaten Deli Serdang , secara khusus penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Kepemimpinan Kepala

Sekolah dengan Kinerja Guru di SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang

Negeri Kecamatan Putussibau Selatan dan Putussibau Utara

2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh antara kompetensi guru

dengan kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang

3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh antara motivas guru dengan

kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang

3.1.1 Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian di laksanakan di SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang

yang terdiri dari 19 SMA Negeri yaitu :

SMAN Hamparan Perak, SMA 1 Lubuk Pakam, SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan,

SMAN 1 Sibolangit, SMAN 1 Pancur Batu, SMA 1 Sunggal, SMA 1 Galang,

SMAN 1 Namorambe, SMAN 1 Bangun Purba, SMA 1 Labuhan Deli, SMA 1

Batang Kuis, SMA Negeri 2 Tanjung Morawa, SMAN 1 Percut Sei Tuan, SMAN

Gunung Meriah, SMAN 1 Deli Tua, SMAN 2 Lubuk Pakam, SMAN 1

Kutalimbaru, SMAN 1 Tanjung Morawa, SMA Negeri 1 stm Hilir.

50

Page 51: Contoh Proposal Tesis

51

Dipilihnya sekolah tersebut sebagai obyek penelitian berdasarkan pada

beberapa pertimbangan sebagai berikut :

1. Lokasi tersebut belum ada yang meneliti tentang Analisis Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah ,Kompetensi dan Motivasi kerja terhadap

Kinerja Guru.

2. Peneliti sangat memahami dan mengerti lokasi tersebut sehingga

memungkinkan mempermudah dalam penyelesaian penelitian sesuai

dengan jadwal penelitian.

3. Sekolah yang dipilih memiliki input yang sangat berbeda antara sekolah

yang satu dengan sekolah lainnya.

4. Terbatasnya waktu dan biaya, maka sekolah yang diambil dalam penelitian

ini adalah SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada

tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Pembagian Wiliyah Deli serdang

No Wilayah Kecamatan Nama Sekolah

1Timur

Kec. Hamparan PerakKec. Percut Sei TuanKec. Batang KuisKec. Labuhan Deli

SMAN Hamparan PerakSMA Negeri 2 Percut Sei TuanSMAN 1 Batang KuisSMAN 1 Labuhan Deli

2

Utara

Kec. SibolangitKec. Pancur BatuKec. SunggalKec. Bangun PurbaKec. Namo RambeKec. Gunung Meriah

SMAN 1 SibolangitSMAN 1 Pancur BatuSMAN 1 SunggalSMAN 1 Bangun PurbaSMAN 1 NamorambeSMAN Gunung Meriah

3Barat

Kec. GalangKec. Deli TuaKec. Stm HilirKec. Lubuk Pakam

SMAN 1 GalangSMAN 1 Deli TuaSMA Negeri 1 stm HilirSMAN 2 Lubuk Pakam

4Selatan

Kec. Tanjung MorawaKec. Lubuk PakamKec. KutamlimbaruKec. Gunung Meriah

SMAN 1 Tanjung morawaSMAN 2 Lubuk PakamSMAN 1 KutalimbaruSMAN Gunung Meriah

Sumber : http://dapo.dikmen.kemdikbud.go.id/ Tahun 2016

Page 52: Contoh Proposal Tesis

52

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan April 2016 sampai

dengan Agustus 2016 terhadap guru-guru SMA Negeri se-Kabupaten DeliSerdang

yang memjadi sasaran penelitian, dengan jadwal tahapan penelitian pada table

berikut 3.1.2

Tabel 3.2

Gantt Chart Rencana Aktivitas Penelitian

NO KegiatanWaktu Pelaksanaan

April Mei Juni Juli Agustus

1 Penelitian Pendahuluan

2 Menyusun Proposal

3 Seminar Proposal

4 Penyusunan Instrumen

5 Uji Coba Instrumen

6 Menjaring Data

7 Tabulasi Dan Analisis

Data

8 Menyusun Naskah

9 Ujian Tesis

3.1.3 Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah survey. Menurut

Kerlinger dikutif Sugiyono ”Mengemukakan penelitian survey adalah penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

Page 53: Contoh Proposal Tesis

53

kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variable

sosiologis maupun psikologis”(Sugiyono, 2007 : 7).

3.1.4 Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini yaitu menggunakan bentuk penelitian kuantitatif.

Menurut Kountur ”Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya adalah

data kuantitatif, yaitu data yang dapat diukur sehingga pengolahan dan

pengujiannya menggunakan perhitungan statistik” (Ronny Kountur, 2005 : 16-17)

. Penelitian kuantitatif mengikuti proses deduktif induktif, yaitu proses

pengambilan kesimpulan dari umum ke khusus bentuk penelitian ini akan

mengetahui pengaruh Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru

dan Motivasi Guru terhadap Kinerja Guru. Dalam penelitian ini dilakukan

pengukuran terhadap keadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen

penelitian. Setelah itu peneliti melanjutkan analisis untuk mencari hubungan satu

variabel dengan variabel lainnya. Variabel ini merupakan gejala yang menjadi

fokus peneliti untuk diamati.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiono ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,

objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono 90).

Selanjutnya Murwani ”Mengemukakan populasi adalah sejumlah obyek dengan

sifat tertentu yang menjadi sasaran penelitian.” Jadi populasi adalah obyek yang

telah ditetapkan peneliti untuk dijadikan sumber data dalam penelitian. Dalam

Page 54: Contoh Proposal Tesis

54

penelitian ini, populasi tersebar di Kabupaten Deliserdang, karena terbatas sumber

penelitian maka digunakan populasi target dalam penelitian ini adalah semua guru

SMAN se- Kabupaten Deliserdang dengan jumlah populasi terjangkau secara rinci

dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

NO

Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMAN Hamparan Perak 532 SMAN 1 Lubuk Pakam 763 SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan 234 SMAN 1 Sibolangit 385 SMAN 1 Pancur Batu 806 SMAN 1 Sunggal 627 SMAN 1 Galang 468 SMAN 1 Namorambe 369 SMAN 1 Bangun Purba 4410 SMAN 1 Labuhan Deli 5011 SMAN 1 Batang Kuis 5012 SMA Negeri 2 Tanjung Morawa 2413 SMAN 1 Percut Sei Tuan 7314 SMAN Gunung Meriah 1515 SMAN 1 Deli Tua 5616 SMAN 2 Lubuk Pakam 6317 SMAN 1 Kutalimbaru 5018 SMAN 1 Tanjung Morawa 6619 SMA NegerI 1 stm Hilir 40

Total 945

Sumber :http://dapo.dikmen.kemdikbud.go.id/ Tahun 2016

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Dengan demikian sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti.

Dalam hal ini SMAN se- Kabupaten Deliserdang. Penentuan jumlah sampel

dalam penelitian ini menggunakan Tabel Isac dan Michael, Dalam buku Pedoman

Tesis Desertasi Program Sarjana Universitas (Hamka, 2008 : 22-23), merupakan

Page 55: Contoh Proposal Tesis

55

tabel penarikan sampel dengan tingkat kesalahan 5%. Jika jumlah populasi 950

orang maka jumlah sampel yang diambil dengan presentasi tingkat kesalahan 5%

sebanyak 255 orang.”

Dalam menentukan jumlah guru yang dijadikan sampel penelitian dan sampel

uji coba penelitian untuk masing-masing sekolah dilakukan menggunakan teknik

acak sederhana dengan cara diundi, dimana dibuat nama guru pada secarik kertas

dan digulung dikelompok pada masing-masing sekolah kemudian dikocok Nama

guru yang muncul pada masing-masing sekolah dengan proporsi yang ditentukan

dijadikan sebagai sampel uji coba sebanyak 40 orang, sedangkan nama guru yang

tersisa sesuai dengan proporsi yang Sampel penelitian dapat dilihat pada tabel

Tabel 3.4

Tabel 3.4Perhitungan Proporsi Sampel Penelitian

NO Nama Sekolah Jumlah Proporsi Sampel1 SMAN Hamparan Perak 53 53/954 X 255 142 SMAN 1 Lubuk Pakam 76 76/954 X 255 203 SMA Negeri 2 Percut Sei

Tuan 23 23/954 X 255 64 SMAN 1 Sibolangit 38 38/945 X 255 105 SMAN 1 Pancur Batu 80 80/945 X 255 216 SMAN 1 Sunggal 62 62/945 X 255 177 SMAN 1 Galang 46 46/945 X 255 128 SMAN 1 Namorambe 36 36/945 X 255 109 SMAN 1 Bangun Purba 44 44/945 X 255 1210 SMAN 1 Labuhan Deli 50 50/945 X 255 1311 SMAN 1 Batang Kuis 50 50/945 X 255 1312 SMA Negeri 2 Tanjung

Morawa 24 24/945 X 255 613 SMAN 1 Percut Sei Tuan 73 73/945 X 255 2014 SMAN Gunung Meriah 15 15/945 X 255 515 SMAN 1 Deli Tua 56 56/945 X 255 1516 SMAN 2 Lubuk Pakam 63 63/945 X 255 1717 SMAN 1 Kutalimbaru 50 50/945 X 255 1418 SMAN 1 Tanjung Morawa 66 66/945 X 255 18

Page 56: Contoh Proposal Tesis

56

NO Nama Sekolah Jumlah Proporsi Sampel19 SMA Negeri 1 stm Hilir 40 40/945 X 255 11

Total 945   255

3.3 Operasionalisasi Variabel

3.3.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.

Menurut Sugiyono ” Instrumen penelitian adalah merupakan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Dengan demikian instrumen penelitian adalah alat

yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Untuk melakukan

pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka

instrumen harus mempunyai skala. Sugiyono ”Skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya

interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan

dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.” Dalam penelitian ini skala

pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Sugiyono ”Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Dengan skala Likert, maka variabel

yang akan diukur, dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

berupa pernyataan-pernyataan.

A. Kinerja Guru (Y)

1) Definisi Konseptual

2) Kinerja guru mempunyai pengertian akan adanya suatu tindakan atau

kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam melaksanakan aktivitas

tertentu.

Page 57: Contoh Proposal Tesis

57

3) Definisi Operasional

Kinerja guru ditunjukkan dengan skor yang diperoleh melalui kuesioner

sehingga dapat melihat baik tidaknya kinerja guru di SMA Negeri se-

Kabupaten DeliSerdang. Kinerja guru dalam skor berdasarkan tinggi

rendahnya keberhasilan pengelolaan pembelajaran artinya makin tinggi

skor pengelolaan pembelajaran maka pengelolaan pembelajaran makin

baik dan sebaliknya makin rendah skor makin rendah pula pengelolaan

pembelajaran. Skor diatur berdasarkan skala Likert yang diimplikasikan

dalam empat opsi, yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu selalu

(SL), sering (SR), Kadang-kadang (KK), tidak pernah (TP).

Setiap butir pernyataan yang bersifat positif, maka jawaban diberi mulai

dari skor 4 bagi yang menjawab SL, 3 bagi yang menjawab SR, 2 bagi

yang menjawab KK, 1 bagi yang menjawab TP. Sebaliknya jika

pernyataan bersifat negatif, maka nilai untuk tiap jawaban dibalik mulai

dari 1 untuk jawaban SL, 2 untuk yang menjawab SR, dan seterusnya.

Butir instrumen dibuat 38 item yang didasari dari instrumen kinerja guru

dengan skor tertinggi adalah 144 (4x38). Butir-butir instrument kinerja

guru akan disusun berdasarkan nomor, dimensi, indikator, nomor butir dan

jumlah butir instrumen. Kinerja guru akan diperoleh dan diungkap melalui

instrumen penelitian disusun berdasarkan dimensi kinerja guru.

4) Kalibrasi

Jumlah butir pernyataan instrumen kinerja guru diujicoba 38 butir. Proses

pengembangan instrumen dimulai dengan penyusunan instrumen dengan

Page 58: Contoh Proposal Tesis

58

skala empat sebanyak 38 butir yang mengacu pada indikatorindikator

variabel kinerja guru sebagaimana dituangkan dalam kisi-kisi butir

pernyataan yang disebut konsep instrumen untuk mengukur variabel

kinerja guru. Kemudian diteliti untuk memperoleh keabsahan konstruk,

sampai berapa kuat butir-butir instrumen telah mengukur dimensi dan

indikator dari variabel kinerja guru sebagaimana tercantum dalam kisi-kisi

butir instrumen di atas, dilanjutkan dengan diujicoba kepada 40 orang

guru, sesuai data sampel ujicoba.

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

1) Definisi Konseptual

Kepemimpinan kepala sekolah adalah mutu layanan kepala sekolah dalam

upaya mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan

menggerakan semua komponen yang bertanggung jawab terhadap sekolah

guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2) Definisi Operasional

Kepemimpinan kepala sekolah ditunjukkan dengan skor yang diperoleh

melalui kuesioner sehingga dapat melihat baik tidaknya kualitas

kepemimpinan kepala sekolah pada SMA Negeri se-Kabupaten

DeliSerdang. Skor kualitas kepemimpinan kepala sekolah dapat diperoleh

dengan menggunakan instrumen berbentuk skala empat yang terdiri dari

empat pilihan jawaban, yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang

(KK), dan tidak pernah (TP). Setiap butir pernyataan yang bersifat positif,

maka jawaban diberikan mulai dari skor 4 bagi yang menjawab SL, 3 bagi

yang menjawab SR, 2 bagi yang menjawab KK, 1 bagi yang menjawab

TP. Sebaliknya jika pernyataan bersifat negatif mulai dari 1 untuk

Page 59: Contoh Proposal Tesis

59

menjawab SL, 2 untuk menjawab SR dan seterusnya. Karena butir

instrumen berjumlah 36 item yang didasari dari instrumen kepemimpinan

kepala sekolah maka skor tertinggi adalah 144 (4x36). Butir-butir

instrumen kualitas kepemimpinan kepala sekolah akan disusun

berdasarkan definisi operasional, yang terdiri dari nomor, dimensi,

indikator, nomor butir dan jumlah butir instrumen.

3) Kalibrasi

Jumlah butir pernyataan instrumen kualitas kepemimpinan kepala sekolah

diujicoba 36 butir. Proses pengembangan instrumen dimulai dengan

penyusunan instrumen dengan skala empat sebanyak 36 butir yang

mengacu pada indikator-indikator variabel kualitas kepemimpinan kepala

sekolah sebagaimana dituangkan dalam kisi-kisi butir pernyataan yang

disebut konsep instrumen untuk mengukur variable kualitas

kepemimpinan kepala sekolah. Kemudian diteliti untuk memperoleh

keabsahan konstruk, sampai berapa kuat butir-butir instrumen telah

mengukur dimensi dan indikator dari variabel kualitas kepemimpinan

kepala sekolah sebagaimana tercantum dalam kisi-kisi butir instrumen di

atas, dilanjutkan dengan diujicoba kepada 50 orang guru, sesuai dengan

data sampel uji coba.

C. Kompetensi Guru (X2)

1) Defenisi Konseptual

Kemampuan dasar yang harus di miliki seorang guru dalam menjalankan

tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik serta kewajiban nya secara

layak dan bertanggung jawab

2) Defenisi Operasional

Page 60: Contoh Proposal Tesis

60

Kompetensi Seorang Guru ditunjukkan dengan skor yang diperoleh

melalui kuesioner sehingga dapat melihat apakah seorang guru sudah

memiliki kompetensi yang cuku atau tidak pada SMA Negeri se-

Kabupaten DeliSerdang. Skor kompetensi guru dapat diperoleh dengan

menggunakan instrumen berbentuk skala empat yang terdiri dari empat

pilihan jawaban, yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KK), dan

tidak pernah (TP). Setiap butir pernyataan yang bersifat positif, maka

jawaban diberikan mulai dari skor 4 bagi yang menjawab SL, 3 bagi yang

menjawab SR, 2 bagi yang menjawab KK, 1 bagi yang menjawab TP.

Sebaliknya jika pernyataan bersifat negatif mulai dari 1 untuk menjawab

SL, 2 untuk menjawab SR dan seterusnya. Karena butir instrumen

berjumlah 42 item yang didasari dari instrumen Kompetensi Guru maka

skor tertinggi adalah 168 (4x42). Butir-butir instrumen kompetensi guru

akan disusun berdasarkan definisi operasional, yang terdiri dari nomor,

dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir instrumen.

3) Kalibrasi

Jumlah butir pernyataan instrumen kompetensi Guru diujicoba 42 butir.

Proses pengembangan instrumen dimulai dengan penyusunan instrumen

dengan skala empat sebanyak 42 butir yang mengacu pada indikator-

indikator variabel Kompetensi Guru dituangkan dalam kisi-kisi butir

pernyataan yang disebut konsep instrumen untuk mengukur variable

kualitas Kompetensi Guru. Kemudian diteliti untuk memperoleh

keabsahan konstruk, sampai berapa kuat butir-butir instrumen telah

mengukur dimensi dan indikator dari variabel Kompetensi Guru

sebagaimana tercantum dalam kisi-kisi butir instrumen di atas, dilanjutkan

Page 61: Contoh Proposal Tesis

61

dengan diujicoba kepada 50 orang guru, sesuai dengan data sampel uji

coba.

D. Motivasi Kerja Guru (X3)

1) Defenisi Konseptual

Motivasi kerja guru adalah suatu proses yang dilakukan untuk

menggerakkan guru agar perilaku mereka dapat di arahkan pada upaya-

upaya yang nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Variabel

motivasi kerja yang telah di uraikan dalam pembahasan ini, hampir sama

dengan variabel lain yang sangat berpengaruh pada kinerja guru di sekolah

2) Defenisi Operasional

Motivasi Kerja Guru ditunjukkan dengan skor yang diperoleh melalui

kuesioner sehingga dapat melihat apakah seorang guru sudah memiliki

Motivasi Kerja Guru yang cukup atau tidak pada SMA Negeri se-

Kabupaten DeliSerdang. Skor Motivasi Kerja Guru dapat diperoleh

dengan menggunakan instrumen berbentuk skala empat yang terdiri dari

empat pilihan jawaban, yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang

(KK), dan tidak pernah (TP). Setiap butir pernyataan yang bersifat positif,

maka jawaban diberikan mulai dari skor 4 bagi yang menjawab SL, 3 bagi

yang menjawab SR, 2 bagi yang menjawab KK, 1 bagi yang menjawab

TP. Sebaliknya jika pernyataan bersifat negatif mulai dari 1 untuk

menjawab SL, 2 untuk menjawab SR dan seterusnya. Karena butir

instrumen berjumlah 40 item yang didasari dari instrumen Motivasi Kerja

Guru maka skor tertinggi adalah 160 (4x40). Butir-butir instrumen

Motivasi Kerja Guru akan disusun berdasarkan definisi operasional, yang

Page 62: Contoh Proposal Tesis

62

terdiri dari nomor, dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir

instrumen.

E. Dimensi, Indikator

Adapun dimensi dan indikator , untuk semua variable yang akan di teliti

dapat dilihat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5

No Variabel Dimensi Indikator Skala Linkert

1Kinerja Guru (Y)

Perencanaan Pembelajaran

Penyusunan Program Penyusunan

perangkat pembelajaran

Melaksanakan Pembelajaran

Melaksanakan Proses Pembelajaran

Menilai Pembelajaran

Melaksanakan penilaian hasil belajar

Menganalisa hasil belajar

Kegiatan Tambahan

Melatih dan membimbing siswa

Bimbingan siswa dalam pengembangan diri

No Variabel Dimensi Indikator Skala Linkert

2 Kepemimpinan

Kepala

Kepribadian Kepribadian Kejujuran

Percaya diri Tanggung jawab

Page 63: Contoh Proposal Tesis

63

Sekolah (X1)

Berani mengambil resiko

Berani mengambil keputusan

Berjiwa besar Emosi yang stabil Teladan

Pengetahuan

Memahami tenaga kependidikan

Memahami karakteristik siswa

Mampu menyusu program

Memahami kritik dan saran

Memahami administrasi sekolah

Pemahaman Visi dan Misi

Memiliki misi Merumuskan misi Mewujudkan visi

dan misi

Kemampuan Skill

Kemampuan mengambil keputusan

Kemampuan berkomunikasi

3Kompetensi Guru (X2) Pedagogik

Merumuskan tujuan.

Menguraikan deskripsi satuan bahasan.

Merancang kegiatan belajar mengajar.

Memilih berbagai media dan sumber belajar.

Merencanakan penilaian penguasaan tujuan

No Variabel Dimensi Indikator Skala Linkert

3 Kompetensi Guru (X2)

Melaksanakan Proses Belajar

Mengajar

Menggunakan media dan metode

Menggunakan alat peraga

Page 64: Contoh Proposal Tesis

64

Menggunakan bahasa yang komunikatif

Memotivasi siswa Mengorganisasi

kegiatan Berinteraksi dengan

siswa secara komunikatif

Menyimpulkan pelajaran

Memberikan umpan balik

Melaksanakan penilaian

Menggunakan waktu

Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar

Kemampuan merencanakan program belajar mengajar.

Kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar

Kemampuan melakukan penilaian.

Kompetensi Kepribadian

Sikap Keteladanan.

Kompetensi Sosial

Interaksi guru dengan siswa.

Interaksi guru dengan kepala sekolah.

Interaksi guru dengan orang tua siswa.

No Variabel Dimensi Indikator Skala Linkert

3 Kompetensi Guru (X2)

Kompetensi Profesional

Kemampuan penguasaan materi pelajaran.

Kemampuan

Page 65: Contoh Proposal Tesis

65

penelitian dan penyusunan karya ilmiah.

Kemampuan pengembangan profesi.

Pemahaman terhadap wawasan dan landasan pendidikan.

4

Motivasi Kerja Guru (X3)

Ketekunan

Mendidik Mengajar Melatih Membimbing

Semangat Kerja Mendidik Mengajar Melatih Membimbing

Displin

Mendidik Mengajar Melatih Membimbing

Tanggung Jawab

Mendidik Mengajar Melatih Membimbing

3.3.2 Uji Coba Instrumen

Instrumen variabel kinerja guru sebanyak 38 butir, sementara instrumen

variabel kepemimpinan kepala sekolah 36 butir, instrumen Kompetensi Guru 42

butir, Sementara Instrumen Motivasi Kerja 40 butir. Instrumen tersebut

diujicobakan kepada 50 guru sebagai responden yang tidak masuk dalam sampel

penelitian pada SMA Negeri se-Kabupaten Deliserdang.

Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk menguji keabsahan (validitas) dan

kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian. Untuk itu

dilakukan analisis hubungan antara satu butir dengan indikator dan dengan

variable.

Page 66: Contoh Proposal Tesis

66

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Daftar pertanyaan (questioner) yang diberikan kepada Kepala Sekolah ,

Guru – guru di sekolah sekolah – sekolah SMA se- Negeri Kabupaten

Deliserdang.

2. Studi Dokumentasi, yaitu studi yang mempelajari dan mengumpulkan

data-data dari literatur serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung

penelitian

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis terhadap data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik analisis regresi linier yaitu untuk mengetahui derajat

Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan kinerja guru (Y), Pengaruh

Kompetensi Guru (X2) terhadap Kinerja Guru (Y), dan Pengaruh Motivasi Kerja

Guru (X3)Terhadap Kinerja Guru (Y) pada SMA Negeri se-Kabupaten

Deliserdang.

Untuk mengetahui apakah data tersebut normal, homogen, dan persamaan

regresi linier, maka teknik analisis data yang digunakan melalui uji persyaratan

analisis dan uji hipotesis homogenitas data yang akan dibandingkan dengan cara

uji persyaratan analisis sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiono80 ”Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Validitas instrumen diuji dengan menggunakan korelasi skor butir dengan

Page 67: Contoh Proposal Tesis

67

total product moment. Analisis dilakukan terhadap semua butir instrumen

kriteria pengujiannya dilakukan dengan cara membandingkan r hitung

dengan r tabel pada taraf α = 0,05, jika rhitung > rtabel maka butir soal

dinyatakan valid atau sahih, sedangkan jika rhitung < rtabel maka butir

dianggap tidak absah dan selanjutnya drop atau tidak digunakan. Validitas

yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Untuk mengukur

validitas ini digunakan metode internal konsistensi yaitu mengukur

besarnya korelasi antara tiap-tiap butir dengan semua butir pertanyaan

adalah validitas isi (content validity). Untuk mengukur validitas ini

digunakan metode internal konsistensi yang mengukur besarnya korelasi

antara tiap butir dengan semua butir pertanyaan menggunakan rumus

korelasi product moment dan uji signifikasi dengan uji-t. Suatu butir soal

ditentukan oleh besarnya harga rhitung pada α = 0,05, jika rhitung > rtabel

maka butir soal dinyatakan valid atau sahih, dengan rumus sebagai berikut

: ryx = n∑ xy−∑ (x)∑ ( y )√¿¿¿

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi skor butir (x) dengan skor total (y)

n = ukuran sampel (responden)

x = ukuran butir

y = skor total

Syarat korelasi pearson

a. Sampel diambil secara acak

Page 68: Contoh Proposal Tesis

68

b. Ukuran sampel minimum dipenuhi

c. Data sampel masing-masing variabel berdistribusi normal

d. Bentuk regresi linier

Kriteria yang digunakan untuk uji-keabsahan butir adalah rtabel dengan

α = 0,05 dan n= 53, artinya jika rhitung > rtabel maka butir dianggap tidak sah, dan

selanjutnya didrop atau tidak digunakan.

2. Uji Rebilitas

Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu

yang berbeda. Menurut Sugiono Instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. Koefisien reliabelitas instrumen

dimaksud untuk melihat konsistensi jawaban yang diberikan oleh

responden atau guru untuk dianalisis. Butir yang valid selanjutnya dihitung

reliabilitasnya dengan menggunakan rumus koefisien alpha (alpa

cronbach) dengan rumus :

r11 = [ kk−1 ][1−∑ o2 b

o2 1 ]Keterangan :

r11 = Reabilitas

k = Banyak butir peryataan yang valid

∑ o2 b = jumlah varian butir

Dengan : ∑ o2 b = ∑ o21+∑ o2 2+∑ o2 3…….∑ o2 n

o21 = Varian Butir ke-1

Page 69: Contoh Proposal Tesis

69

Dengan : o2t = ∑ X2−[∑ X1

n ]2

n−1

X1 = Skor Butir ke-1

o2t = Varian Total dicari dengan rumus :

o2t = ∑ Y2−[∑Y 1

n ]2

n−1

Y = Skor Total sedangkan n adalah ukuran sampel

3.5.1 Hipotesis Statistik

Berdasarkan masalah penelitian yang telah ditetapkan pada bagian

sebelumnya, maka hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis Pertama :

H0 : b1 = 0

H1 : b1 ≠ 0

2. Hipotesis Kedua

H0 : b2 = 0

H1 : b2 ≠ 0

3. Hipotesis Ketiga

H0 : b3 = 0

H1 : b3 ≠ 0

4. Hiptesis Keempat

H0 : b1, b2,b3 = 0

Page 70: Contoh Proposal Tesis

70

H1 : b1, b2,b3 ≠ 0

Keterangan :

H0 = Hiptesis Nol

H1 = Hipotesis Alternatif

b1 : Koefisien korelasi antara Kepemimpinan Kepala Sekolah

terhadap kinerja guru

b2 : Koefisien korelasi antara Kompetensi Guru terhadap kinerja

guru

b3 : Koefisien korelasi antara Motivasi Guru terhadap kinerja

guru

b1, b2,b3 : Koefisien korelasi antara Kepemimpinan Kepala

Sekolah, dan Kompetensi Guru dan Motivasi Guru secara

bersama terhadap kinerja guru.

3. Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui normal tidaknya

distribusi frekuensi data sampel dalam penelitian, dimana pengujinya

dengan menggunakan uji liliefros dan uji shi-kuadrat. Dalam uji liliefors

dikatakan bahwa data sampel berasal dari populasi yang didistribusikan

normal apabila Lhitung < Ltabel, diuji pada tarap signifikan α = 0,05.

sedangkan pada uji chi-kuadrat bahwa data sampel berasal dari populasi

distribusi normal apabila : x2 hitung < x2

tabel, diuji pada taraf signifikasi α =

0,05.

4. Uji Homogenitas

Page 71: Contoh Proposal Tesis

71

Uji homogenitas dimaksudkan untuk pengujian terhadap kesamaan

beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya sampel-sampel yang

diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas dalam penelitian ini

menggunakan Uji Bartleth, dimana dalam uji homogenitas sampel,

pengetesan didasarkan atas asumsi bahwa apabila varian yang dimiliki

oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-

sampel tersebut cukup homogen, dengan ketentuan data sampel homogen

apabila : x2 hitung < x2

tabel, untuk α = 0,05.

5. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi adalah untuk mengetahui ada hubungan atau tidak

antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y),

Kompetensi Guru (X2), terhadap Kinerja Guru (Y), dan Motivasi Kerja

Guru (X3) terhadap Kinerja Guru (Y), dan antara Kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1) terhadap Kompetensi Guru (X2) Serta Motivasi Kerja Guru

(X3). Adapun rumus regresi sederhana yang digunakan sebagai berikut :

Model regresi : Ŷ = a1 + b1X1+ b1X1+ b2X2 + b3X3

Uji ini akan di lakukan dengan software pengolahan Data SPSS.

6. Uji Koefisien Product Moment

Untuk melihat adanya kekuatan hubungan antara Kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y), Kompetensi (X2) dengan Kinerja

Guru (Y) dan Motivasi Kerja Guru (X3) dengan Kinerja Guru (Y), secara

bersama-sama Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Kompetensi (X2) dan

Motivasi Kerja Guru (X3) digunakan rumus koefisien product moment

sebagai berikut :

Page 72: Contoh Proposal Tesis

72

n∑ xy−∑ (x)∑ ( y )

√ (nX2 ) (nY 2 )−(∑ n2 )2

Dimana :

rxy = koefisien Korelasi skor butir (X) dengan skor total (Y)

X = Skor butir

Y = Skor total

n = ukuran sampel (Responden)

7. Uji Determinasi

Untuk melihat adanya pengaruh antara Kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y), Kompetensi Guru (X3) dan

Motivasi Kerja (X3) dengan Kinerja Guru (Y) digunakan rumus koefisien

determinasi sebagai berikut :

R2 = ( R312 )2 = JK ( R 3 g )=α .1∑ X1 X3+α .2∑ X2 X3

JK (R)∑ Y 2

8. Uji t

Untuk melihat signifikan pengaruh antara Kepemimpinan Kepala Sekolah

(X1) dengan Kinerja Guru (Y) dan Kompetensi Guru(X2) dengan Kinerja

Guru (Y),dan Motivasi Kerja (X3) dengan Kinerja Guru (Y) serta melihat

pengaruh antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan

Kompetensi Guru (X2) dan Motivasi Kerja (X3) secara bersama-sama

dengan Kinerja Guru (Y) digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

Page 73: Contoh Proposal Tesis

73

t = r √n−2√n−r2