PTT edit

24
Arini Izzatika Nst Sylvia Novita Syahputri Pembimbing : Dr. Alwinsyah Abidin Sp.PD(KP) PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) LAPORAN KASUS

description

PTT edit

Transcript of PTT edit

Arini Izzatika NstSylvia Novita Syahputri

Pembimbing : Dr. Alwinsyah Abidin Sp.PD(KP)

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

LAPORAN KASUS

BAB 1 PENDAHULUAN

2

Latar belakang • PPOK penyebab kematian ke-5 di dunia. • Merupakan penyakit yang memburuk secara

lambat, obstruksi saluran napas yang terjadi bersifat irreversibel.

• Perlu usaha diagnostik yang tepat diagnosis dini dapat ditegakkan progresivitas penyakit dapat dicegah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3

Definisi• PPOK merupakan penyakit paru yang bisa

dicegah dan diobati, bercirikan adanya hambatan persisten aliran udara yang bersifat progresif dan merupakan proses inflamasi kronis akibat paparan partikel atau gas berbahaya.

• PPOK ada yang berjenis bronkitis kronik dan emfisema, atau gabungan keduanya.

4

Etiologi dan Faktor resiko • Kebiasaan merokok.• Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan

dan tempat kerja.• Hipereaktivitas bronkus.• Riwayat infeksi saluran nafas bawah

berulang. • Defisiensi antitripsin alfa-1.

5

PatogenesisInhalasi Bahan

Berbahaya

Inflamasi Pada Sel

Kerusakan jaringan Paru

Penyempitan Saluran Nafas dan Fibrosis

Destruksi Parenkim

Hipersekresi Mukus

6

Klasifikasi

Kategori Derajat Kriteria

GOLD 1 Ringan VEP1 > 80%

GOLD 2 Sedang 50% ≤ VEP1 < 80%

GOLD 3 Berat 30% ≤ VEP1 < 50%

GOLD 4 Sangat berat VEP1 < 30%

Berdasarkan Derajat Obstruksi Post Uji Bronkodilator

Modified Medical Research Council Questionnaire (MMRC)Grade 0 Sesak bila beraktifitas berat.

Grade 1 Sesak bila tergesa-gesa menaiki tangga / berjalan mendaki.

Grade 2 Berjalan lebih lambat dibanding orang seusianya.

Grade 3 Harus berhenti untuk bernafas setelah berjalan 100m.

Grade 4 Terlalu sesak untuk keluar rumah / saat menggunakan atau melepas pakaian.

7

Gambaran Klinis

Riwayat Penyakit

• Usia >45 tahun. • Riwayat merokok aktif / pasif atau

sering terpapar zat beracun.

• Batuk produktif, awalnya intermitten memberat seiring waktu.

• Sputum bening & mukoid, dapat menjadi tebal, kuning, kadang berdarah.

• Sesak napas & rasa berat di dada setelah aktivitas berat. Keadaan lanjut, terjadi dengan aktivitas minimal, bahkan saat istirahat.

8

Pemeriksaan Fisik

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

• Pursed – lip breathing• Barrel chest • Menggunakan otot bantu pernafasan • Hipertrofi otot bantu nafas • Pelebaran sela iga

• Stem fremitus melemah • Sela iga melebar

• Hipersonor dan batas jantung mengecil• Letak diafragma rendah

• Suara nafas melemah• ST : Ronkhi atau wheezing • Ekspirasi memanjang

Inspeksi

9

Pemeriksaan Penunjang

Faal Paru Darah rutin Radiologi

1. Spirometri Obstruksi :• %VEP1

(VEP1/VEP1

pred) <80%.• VEP1%

(VEP1/KVP) <75%.

2. Uji bronkodilator

Hb, Ht dan Leukosit

1. Emfisema• Hiperinflasi. • Hiperlusen.• Ruang

retrosternal melebar.• Diafragma

mendatar.• Jantung

menggantung

2. Bronkitis kronik• Tubular shadows,

bayangan garis paralel dari hilus apeks. • Corakan

bronkovaskular bertambah.

10

Diagnosis

Ditegakkan dengan adanya sesak napas, batuk kronis, produksi sputum berlebih dan riwayat paparan faktor resiko. Pemeriksaan spirometri diperlukan untuk konfirmasi diagnosis, menentukan derajat, serta pemilihan terapi PPOK.

Diagnosis Banding1. Asma bronkial

2. Gagal jantung kongestif

3. Tuberkulosis

4. Sindroma obstruksi pasca TB

11

Penatalaksanaan PPOK Stabil 1. Edukasi

2. Obat-obatan (Bronkodilator, Antiinflamasi, Antioksidan, Mukolitik)

3. Terapi oksigen

4. Ventilasi mekanik dengan atau tanpa intubasi.

5. Nutrisi

6. Rehabilitasi

12

PPOK Eksaserbasi Akut Timbulnya perburukan dibanding kondisi

sebelumnya, disebabkan oleh infeksi atau faktor lain (polusi udara, kelelahan, atau timbul komplikasi).

Gejala eksaserbasi:

1. Batuk & sesak nafas bertambah berat.

2. Produksi sputum meningkat.

3. Perubahan warna sputum.

4. Keterbatasan aktivitas bertambah.

5. Penurunan kesadaran.

13

Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Akut 1. Oksigenasi adekuat, O2 nasal 1-4 L/i. 2. Bronkodilator.3. Kortikosteroid.4. Antibiotika untuk eksaserbasi karena infeksi

bakterial. Paling sering disebabkan oleh S. Pneumonia atau H. Influenzae.

5. Cairan dan Elektrolit perlu dimonitor.6. Nutrisi yang adekuat. 7. Ventilator mekanik, pada pasien eksaserbasi

berat.

14

BAB 3 LAPORAN KASUS Seorang laki-laki usia 78 tahun datang ke RSHM dengan Keluhan Utama : Sesak nafas.

Telaah :• Sesak nafas sejak 1 tahun lalu, memberat 2 hari SMRS.• Batuk sejak 8 bulan lalu, dahak berwarna putih ½ sdm. 3

bulan lalu batuk memberat, dahak kuning sebanyak ±2 sdm.• Badan lemas (+), Nafsu makan menurun (+).• Riwayat merokok sejak usia 25 tahun, 1 bungkus/hari. • Urin sedikit, BAB (-) sejak 2 terakhir.

RPT : -

RPK : -

RPO : OBH

15

Status PresentKeadaan Umum Keadaan Penyakit Keadaan Gizi

Sens :Compos Mentis

TD : 130/90 mmHgNadi : 88x/iNafas : 26x/iSuhu : 36,7ºC

Anemia : TidakIkterus : Tidak Sianosis :

Tidak Dyspnue :

YaEdema : TidakEritema : Tidak Turgor : Baik Gerakan aktif :

YaSikap paksa :

Tidak

TB : 158cmBB : 47kgRBW :

= 81%Kesan : Underweight

16

Pemeriksaan Fisik 1. Kepala : Pursed-lips breathing 2. Leher : Dalam batas normal3. Thorax :

1.Inspeksi : Bentuk Barrel chest, Bernafas menggunakan otot bantu pernafasan.

2.Palpasi : SF melemah, sela iga melebar. 3.Perkusi : Hipersonor, letak diafragma

rendah. 4.Auskultasi : SP = ekspirasi memanjang, ST

= Ronki kering (+), Wheezing (+)4. Abdomen : Dalam batas normal5. Ekstremitas : Dalam Batas normal

17

Pemeriksaan Penunjang1. Darah : Dalam batas normal

2. EKG : Kesimpulan Normal

3. Foto Rontgen thorax :• Jantung : besar dan bentuk dalam batas normal. • Paru : corakan bronkovaskular meningkat pada

daerah pericardia dan parahiler. • Sinus costofrenikus lancip. • Diafragma normal.

Kesan : Bronkitis Kronik

18

Diagnosis Sementara : PPOK Eksaserbasi Akut

Terapi :1. Aktifitas : Bed Rest 2. Diet MII3. Medikamentosa :• IVFD RL 20 gtt/i• O2 2-3 L/i• Inj cefotaxcim 1g/12 jam• Salbutamol 3x4 mg/hari• Ventoline nebule 2,5 mg/6jam• OBH syr 3x1c• Curcuma 3x1c

19

BAB 4 DISKUSI KASUS PPOK Teori Kasus

Anamnesa a. Usia diatas 44 tahun. b. Sesak nafas.c. Batuk.d. Produksi sputum. e. Gejala eksaserbasi : • Batuk / sesak nafas

yang memberat.• Produksi sputum yang

meningkat. • Perubahan warna

sputum.

a. Usia pasien 78 tahun.b. Sesak nafas sejak 1 tahun

lalu. c. Batuk berdahak sejak 8

bulan lalu. d. Dahak berwarna putih

sebanyak ½ sdm 1x batuk.e. Gejala eksaserbasi :• Sesak nafas memberat 2

hari SMRS. • Dahak menjadi 2 sdm

1x batuk. • Perubahan warna dahak

(berwarna kuning).

20

Pemeriksaan Fisik

• Inpeksi : Pursed - lip breathing, barrel chest, penggunaan otot bantu napas, hipertrofi otot bantu nafas. • Palpasi : SF melemah, sela

iga melebar.• Perkusi : hipersonor, batas

jantung mengecil, letak diafragma rendah.• Auskultasi : SP = melemah

atau ekspirasi memanjang, ST = ronki atau wheezing.

• Inspeksi : Pursed - lips breathing, Barrel chest, bernafas menggunakan otot bantu pernafasan.• Palpasi : SF melemah, sela

iga melebar.• Perkusi : Hipersonor, letak

diafragma rendah.• Auskultasi : Ekspirasi

memanjang, ST = Ronki kering (+), dan Wheezing (+).

21

Pemeriksaan Penunjang

Foto rontgen thorax • Gambaran Emfisema: o Hiperinflasi &

Hiperluseno Ruang retrosternal

melebar o Diafragma mendataro Jantung menggantung

(tear drop)• Gambaran Bronkitis

kronik:o Tubular shadows,

berupa bayangan garis paralel dari hilus apeks.

o Peningkatan corakan bronkovaskular.

Foto Rontgen Thorax– Jantung : besar dan

bentuk dalam batas normal.

– Paru : corakan bronkovaskular meningkat pada daerah pericardia dan parahiler.

– Sinus costoprenicus normal.

– Diafragma normal.  

Kesan : Bronkitis Kronik.

22

Penata – Laksanaan

1. Non-medikamentosa :• Tirah baring. • Makan makanan berserat. • Cukup minum air (6 - 8

gelas perhari)2. Medikamentosa :• Bronkodilator • Kortikosteroid • Antibiotik • Kombinasi anti

kolinergik dengan agonis beta 2 kerja singkat

1. Non-medikamentosa :• Aktifitas : Bed rest• Diet MII

2. Medikamentosa :• IVFD RL 20 gtt/i• O2 2-3 L/i• Inj Cefotaxime 1gr /

12jam• Salbutamol 3 x 4 mg /

hari• Ventoline nebule 2,5

mg /6jam• OBH syr 3x1c• Curcuma 3x1c

BAB 5 KESIMPULAN

23

Telah dilaporkan suatu kasus penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) eksaserbasi akut. Telah dilakukan perawatan selama 10 hari, namun keadaan pasien tidak mengalami perbaikan.

REFERENSI

24

1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia; PDPI (Update 2003).

2. Depkes (2008). Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstuktif Kronik. Jakarta: Depkes RI.

3. GOLD (Global strategy for the diagnosis, management and prevention of chronic obstructive lung disease) (update 2010).