Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi...

46
PETUNJUK TEKNIS Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo Di Pulau Morotai Penyusun : Yopi Saleh Himawan Bayu Aji Winda Zainiyah BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 ISBN: 978-602-6864-09-3

Transcript of Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi...

Page 1: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

PETUNJUK TEKNIS

Teknologi Budidaya

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi

Gogo Di Pulau Morotai

Penyusun :

Yopi Saleh

Himawan Bayu Aji Winda Zainiyah

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2017

ISBN: 978-602-6864-09-3

Page 2: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo
Page 3: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

i

KATA PENGANTAR

Pembangunan pertanian yang berkelanjutan pada prinsipnya adalah

pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada upaya perbaikan mutu

hasil pertanian, peningkatan kesejahteraan petani, dan perbaikan

lingkungan hidup. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka perlu diterapkan

suatu sistem usaha tani yang terpadu, dengan mengoptimalkan segenap

potensi yang ada.

Salah satu sistem pertanian tersebut dapat dilaksanakan melalui

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Di mana PTT merupakan suatu

pendekatan holistik bersifat partisipatif yang disesuaikan dengan kondisi

spesifik lokasi, agar dapat berdaya guna dan berhasil guna. Kabupaten

Pulau Morotai memiliki potensi pengembangan padi gogo dalam rangka

mendukung kemandirian pangan di wilayah perbatasan. Melalui petunjuk

teknis (Juknis) Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Padi Gogo ini diharapkan petani padi lahan kering khususnya di Kabupaten

Pulau Morotai dan umumnya di Provinsi Maluku Utara maupun daerah

lainnya dapat menerapkan rekomendasi teknologi budidaya padi gogo

spesifik lokasi yang dapat dilihat dan dipelajari dalam juknis ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan petunjuk teknis ini masih

terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan untuk

penyempurnaan. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan petunjuk teknis ini, kami sampaikan terima kasih, semoga

petunjuk teknis ini berguna bagi yang memerlukan.

Sofifi, Oktober 2017 Kepala BPTP Maluku Utara

Dr. Ir. Bram Brahmantiyo, M.Si

Page 4: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iii

PENDAHULUAN ................................................................................. 1

PERSYARATAN TUMBUH PADI GOGO ................................................. 3

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI GOGO ....................... 6

TEKNOLOGI BUDIDAYA PTT PADI GOGO ............................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 35

LAMPIRAN ........................................................................................ 37

Page 5: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Lahan untuk pertanaman padi gogo .................................... 5

Gambar 2. Bagan alur perakitan komponen teknologi PTT padi gogo ..... 7

Gambar 3. Pelaksanaan seed treatment ............................................... 12

Gambar 4. Teknik Penanaman Padi Gogo ............................................. 13

Gambar 5. Ilustrasi sistem tanam mozaik varietas ................................ 14

Gambar 6. Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas) dan

penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata) .......... 18

Gambar 7. Wereng coklat dan gejala serangannya .............................. 20

Gambar 8. Larva lalat bibit, Lalat bibit dan gejala serangannya ............ 21

Gambar 9. Larva uret atau lundi ......................................................... 23

Gambar 10. Hama tikus dan dampaknya serangannya ......................... 24

Gambar 11. Skema TBS ..................................................................... 25

Gambar 12. Skema LTBS di lapangan ................................................. 26

Gambar 13. Orong-ornag (A dan B) dan gejala serangannya (C) .......... 27

Gambar 14. Walang sangit ................................................................. 28

Gambar 15. Gejala penyakit bercak daun coklat .................................. 29

Gambar 16. Gejala penyakit bercak daun Cercospora (Cercospora

oryzae) .......................................................................... 30

Gambar 17. Gejala blas daun dan blas leher ........................................ 31

Gambar 18. Gejala penyakit hawar daun bakteri .................................. 32

Page 6: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo
Page 7: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

1

PENDAHULUAN

Peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan

masyarakat telah mendorong meningkatnya permintaan pangan terutama

beras. Disamping itu, adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dari

non beras ke beras turut meningkatkan kebutuhan beras. Berkaitan

dengan hal tersebut, maka perlu diupayakan peningkatan produksi beras

melalui peningkatan produktivitas lahan sawah yang ada, pencetakan

lahan irigasi baru dan pengembangan lahan potensial lainnya termasuk di

dalamnya lahan kering melalui pengembangan padi ladang atau padi

gogo. Potensi lahan kering di Maluku Utara untuk pengembangan

tanaman padi gogo masih cukup besar. Hal ini dikarenakan padi gogo

dapat ditanam secara tunggal pada lahan terbuka/ladang, daerah aliran

sungai (DAS), atau tumpangsari dengan tanaman pangan ataupun

tanaman perkebunan muda.

Padi gogo juga memegang peranan cukup penting dalam sistem

pertanian Maluku Utara. Produksi padi gogo di provinsi Maluku Utara pada

tahun 2015 mencapai 20.252 ton atau 26,91% dari total produksi padi

Maluku Utara (BPS Maluku Utara, 2016). Kabupaten Pulau Morotai

merupakan salah satu kabupaten sentra produksi padi gogo, yang

memiliki produksi 2.853 ton, luas panen 1.334 ha dan produktivitas rata-

rata 2,14 ton/ha (BPS Pulau Morotai, 2016). Saat ini petani padi gogo di

Maluku Utara umumnya masih menggunakan varietas lokal dan belum

menerapkan teknologi yang dianjurkan. Hal tersebut menunjukkan

adanya peluang peningkatan produksi padi gogo melalui penerapan

inovasi teknologi.

Page 8: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

2

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi gogo adalah

melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Pola

pengembangan padi gogo sebaiknya mengacu pada pendekatan model

pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Fitria dan Ali

(2014) menambahkan bahwa tujuan PTT adalah untuk meningkatkan

produktivitas tanaman dari segi hasil dan kualitas melalui penerapan

teknologi yang cocok dengan kondisi setempat (spesifik lokasi) serta

menjaga kelestarian lingkungan. Pendekatan PTT mengutamakan

sinergisme berbagai komponen teknologi dalam suatu paket teknologi

agar mampu meningkatkan efisiensi penggunaan input dan hasil panen.

Pendekatan PTT juga memperhitungkan keterpaduan antara tanaman di

satu pihak dan sumber daya yang ada dipihak lain (Las, 1999).

Page 9: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

3

PERSYARATAN TUMBUH PADI GOGO

1. Curah Hujan

Ketersediaan air untuk padi gogo tidak dapat ditentukan

sebagaimana halnya padi sawah irigasi. Sumber pengairan tanaman padi

gogo bergantung sepenuhnya pada hujan, baik jumlah maupun

distribusinya. Rendahnya curah hujan pada saat pertumbuhan tanaman

menyebabkan produksi rendah.

Tanaman padi gogo membutuhkan curah hujan > 200 mm/bulan

yang berlangsung secara berurutan minimal selama 4 bulan. Kondisi yang

paling sensitif kekurangan air yang akan menentukan tingkat

produktivitasnya adalah pada pase anakan aktif, primordia bunga sampai

pengisian gabah. Oleh karena itu budidaya padi gogo sebaiknya dilakukan

pada awal musim hujan, dan dapat diikuti oleh tanaman palawija yang

lebih tahan kekeringan pada akhir musim hujan atau awal musim

kemarau. Bila pola curah hujan diatas 100 mm/bulan cukup panjang,

maka peluang penerapan pola tanam berbasis padi gogo juga akan

panjang (BB Padi, 2016a).

2. Radiasi Matahari

Tanaman padi gogo yang tumbuh pada musim berawan dan suhu

24-260C umumnya memberikan hasil tinggi. Hasil penelitian

menunjukkan, makin tinggi radiasi matahari saat tanaman pada fase

reproduktif sampai fase pemasakan gabah, makin baik hasil padi gogo. Di

lain pihak, radiasi matahari yang diharapkan mencapai 16,5 kcal/cm²

pada fase pengisian sampai fase pemasakan gabah jarang terjadi.

Page 10: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

4

3. Jenis tanah

Karakteristik lahan pada daerah pertanaman padi gogo cukup

beragam sebagaimana kondisi iklim. Tekstur tanah bervariasi mulai dari

pasir sampai liat, pH (kemasaman tanah) 3-10, kandungan bahan organik

1-50%, kandungan garam 0-1%, dan ketersediaan nutrisi bervariasi dari

defisiensi akut sampai berlimpah.

Tekstur tanah mempengaruhi nilai kelembaban tanah melebihi

sifat lainnya, kecuali topografi. Tekstur tanah merupakan hal yang penting

di areal pengembangan padi gogo yang tidak punya pengikat untuk

menahan kelembaban. Profil tekstur tidak saja di lapisan atas, tetapi juga

di lapisan bawah. Jika bagian bawah tanah mempunyai cukup liat, maka

fungsi tekstur lapisan atas menjadi berkurang.

Tanah Grumosol dan Andosol sangat peka erosi, sementara tanah

Mediteran merah kuning dan Regosol peka erosi. Litosol yang mempunyai

solum dangkal dan biasanya berasosiasi dengan Regosol, Mediteran, dan

Grumosol dapat dikategorikan sebagai jenis tanah yang telah tererosi.

Tanah alluvial berada di bagian lembah dan tidak terancam erosi. Tanah

Planosol pada dataran rendah yang berombak mempunyai kesuburan

rendah dan berpeluang tererosi. Di antara jenis tanah tersebut hanya

Latosol yang tahan erosi.

4. Profil Lahan Padi Gogo

Padi gogo ditanam pada ketinggian beberapa meter dari

permukaan laut sampai 800 mdpl. Sebaran lahan padi gogo secara

vertikal sangat penting diketahui, karena menyangkut teknologi koservasi

tanah dan air baik pada lahan datar maupun pada lahan yang berlereng

(Gambar 1). Erosi dan fluktuasi ketersediaan air sangat menentukan

Page 11: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

5

kesuburan tanah, produktivitas, kemantapan dan keberlanjutan produksi.

Topografi lahan yang banyak digunakan untuk pertanaman padi gogo

adalah lahan datar, berombak sampai bergelombang. sedangkan di lahan

yang berbukit dan bergunung jarang dilakukan.

Konservasi tanah menjadi prasyarat penting bagi pengembangan

padi gogo, baik di lahan datar maupun berlereng. Pada setiap topografi

lahan perlu dilakukan tindakan konservasi tanah supaya tidak

menimbulkan erosi yang akan mengakibatkan lapisan atas tanah (top soil

) menjadi hilang tercuci air hujan. Pelaksanaan konservasi dapat

dilakukan dengan berbagai bentuk tergantung contur topografinya.

Demikian juga pada semua lahan perlu adanya konservasi, terutama

konservasi kesuburan dan penyangaan air yang sangat berguna untuk

pertanaman tahunan maupun penyanggan tanaman setahun/semusim.

Konservasi tanah dapat diupayakan dengan sistem teras bangku, teras

gulud, dan budidaya lorong (alley cropping). Jerami tanaman digunakan

sebagai mulsa dan sumber bahan organik tanah.

a. Lahan datar b. Lahan berlereng

Gambar 1. Lahan untuk pertanaman padi gogo

Sumber foto : BB Padi, (2016b)

Page 12: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

6

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

PADI GOGO

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi gogo adalah suatu

pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan

pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara

partisipatif bersama petani.

Prinsip�utama�penerapan�PTT�padi�gogo:

1) Terpadu

Sumber daya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara

terpadu.

2) Sinergis

Pemanfaatan teknologi terbaik, memperhatikan keterkaitan antar

komponen teknologi yang saling mendukung.

3) Spesifik Lokasi

Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik, sosial

budaya dan ekonomi petani setempat. Teknologi yang diterapkan

secara teknis mudah diterapkan, secara ekonomis menguntungkan,

tidak bertentangan dengan sosial budaya petani setempat dan sesuai

dengan aturan hukum.

4) Partisipatif

Petani berperan aktif memilih dan menguji teknologi yang sesuai

dengan kondisi setempat, dan meningkatkan kemampuan melalui

proses pembelajaran di Laboratorium Lapangan.

Model pengembangan PTT padi gogo di lahan kering dirakit

secara in situ dengan melibatkan petani setempat. Keterlibatan petani

Page 13: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

7

dimulai sejak melakukan inventarisasi masalah dan peluang

pengembangan, menentukan paket teknologi yang akan dilakukan oleh

anggota kelompok tani. Agar pemilihan komponen teknologi dapat sesuai

dengan kebutuhan untuk memecahkan permasalahan setempat, maka

proses pemilihan atau perakitannya didasarkan pada analisis Kajian

Kebutuhan dan Peluang (KKP). Dalam KKP, kelompok sasaran berperan

aktif dalam menganalisis sumberdaya, potensi dan permasalahannya

sendiri dan sekaligus merencanakan untuk mengambil tindakan dalam

memecahkan permasalahannya. Pada tahap ini penyuluh hanya bertindak

sebagai fasilitator dan katalisator.

Dari hasil KKP teridentifikasi masalah yang dihadapi dalam upaya

peningkatan produksi. Untuk memecahkan masalah yang ada dipilih

teknologi yang diintroduksikan baik itu dari komponen teknologi dasar

maupun pilihan. Perlu diketahui bahwa, komponen teknologi pilihan dapat

menjadi kewajiban untuk diterapkan apabila hasil KKP memprioritaskan

komponen teknologi yang dimaksud menjadi keharusan untuk

memecahkan masalah utama suatu wilayah. Bagan alur perakitan

komponen teknologi PTT padi gogo seperti dibawah ini.

Gambar 2. Bagan alur perakitan komponen teknologi PTT padi gogo

Karakteristik &

masalah

prioritas wilayah

Pemilihan komponen

teknologi yang sesuai

PTT

(Rakitan teknologi spesifik lokasi)

KKP

Page 14: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

8

TEKNOLOGI BUDIDAYA PTT PADI GOGO

1. Lahan dan Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang

akan diolah. Lahan yang akan diolah bergantung pada tipe lahan. Lahan-

lahan tersebut dapat dibagi dalam empat bagian :

a) Lahan perladangan berpindah (shifting cultivation). Hutan atau

semak belukar ditebang dan dibakar lalu ditanami. Setelah 2-3 tahun

kesuburan tanahnya menurun, lahan tersebut ditinggalkan untuk

berpindah kelain tempat dengan cara yang sama seperti

penggaraparan awal.

b) Lahan perladangan berpindah modern (modern shifting cultivation =

MSC). Perladangan ini dilakukan pada lahan hutan tanaman industri

(HTI) atau tanaman perkebunan yang secara periodik ada

peremajaan. Sebelum lahan ditanami tanaman hutan industri atau

perkebunan, lahan tersebut dapat ditanami padi gogo atau palawija

lainnya.

c) Lahan perladangan sistem tumpangsari (interculture) yaitu

kelanjutan dari MSC yang lahannya telah ditanami hutan tanaman

industri (jati, mahoni dll) atau perkebunan (kelapa dalam, kelapa

sawit, karet dll.) sampai tanaman hutan industri atau perkebunan

tersebut berumur 3 tahun atau tanaman pokok menutup 50%.

d) Lahan perladangan tetap (permanent cultivation). Merupakan lahan

ladang yang tetap ditanami padi gogo atau palawija lainnya.

Pengolahan tanah untuk padi gogo tergantung tipe lahan kering

yang akan dikelola. Pada areal perladangan tetap dan areal tumpangsari,

Page 15: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

9

pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menggunanakan herbisida,

alat sederhana sampai mesin pertanian. Pada lahan perladangan

berpindah dan perladangan berpindah modern pengolahan tanah hanya

dapat dilakukan dengan herbisida dan alat sederhana seperti cangkul.

Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan 2 kali, pengolahan tanah

pertama dilakukan pada musim kemarau atau setelah terjadi hujan

pertama yang dapat melembabkan tanah dan yang kedua saat menjelang

tanam. Cara pengolahan tanah dapat dengan dicangkul atau

menggunakan ternak secara disingkal. Selanjutnya lahan dibiarkan. Bila

curah hujan sudah turun kontinyu dan memungkinkan untuk tanam,

lahan segera diolah lagi untuk menghaluskan bongkahan tanah sambil

meratakan sampai siap tanam (Badan Litbang Pertanian, 2008).

Pengolahan tanah yang paling baik adalah digarpu saat musim

kering (kemarau), sehingga tanah bagian atas dibalik dan akar-akar atau

rizome gulma seperti alang-alang diangkat. Pengolahan tanah dengan

garpu untuk membalik tanah di musim kering akan sangat menguragi

pertumbuhan gulma, bahkan gulma tidak dapat tumbuh sampai 2 bulan

setelah tanam. Bila gulma tidak tumbuh sampai 2 bulan setelah tanam,

pertanaman padi gogo tidak perlu disiang karena tanaman sudah

menutup. Selain itu juga perlu diberikan tambahan pupuk organik (pupuk

hijau, pupuk kandang, kompos) sebanyak 5 ton/ha.�

Bila kondisi lahan berlereng sampai bergelombang, setelah

pengolahan tanah pertama perlu dilakukan pembuatan teras gulud untuk

mengurangi terjadinya erosi tanah yang berlebihan. Pada guludan dapat

juga untuk menumpuk bebatuan bila ada, tetapi sebaiknya diusahakan

untuk menanam tanaman penguat teras. Pada lahan yang terbuka yang

relatif datar perlu dibuat bedengan, dengan lebar bedengan sekitar 6

Page 16: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

10

meter. Antar bedengan dibuat saluran sedalam 20 cm yang dapat

berfungsi sebagai saluran drainase. Pembuatan saluran drainase sangat

perlu, karena bila terjadi hujan berkepanjangan pada beberapa tempat

akan terjadi genangan dan akan meningkatkan kelembaban tanah.

Kelembaban tanah yang tinggi dapat merangsang munculnya jamur upas

yang dapat menyerang perakaran tanaman padi gogo (BB Padi, 2016a).

2. Pemilihan Varietas Unggul Dan Benih Bermutu

a) Pemilihan Varietas

Pemilihan varietas padi gogo didasarkan pada :

tingkat daya adaptasi varietas terhadap kondisi lingkungan

setempat,

umur tanaman sesuai untuk mempermudah pengaturan pola

tanam,

ketahanan terhadap hama/penyakit,

produktivitas,

ketahanan terhadap kekeringan dan kerebahan, dan

preferensi petani.

b) Benih Bermutu

Benih merupakan bagian yang sangat penting dan paling utama,

hal ini disebabkan produksi padi gogo ditentukan lebih dari 50%

oleh benih yang baik. Penggunaan benih didasarkan pada :

sumber benih harus benar (berlabel) dari institusi terpercaya;

Benih harus bernas;

Tahan hama dan penyakit;

Daya kecambah diatas 85 %;

Tidak mengandung hama dan penyakit (tular benih).

Page 17: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

11

Untuk memperoleh bibit yang baik dapat dilakukan pemilihan

benih dengan cara:

Pemilahan benih bernas dengan air garam atau ZA (3%),

Benih direndam dalam larutan 20 gr ZA/liter air atau larutan

20 gr garam/liter air,

Benih yang mengambang/mengapung dibuang,

Sebelum disebarkan benih dibilas agar tidak mengandung

larutan pupuk/garam. Kemudian benih direndam selama 24

jam dan setelah itu ditiriskan selama 48 jam.

Upaya awal pengendalian hama sebelum benih ditanam maka

dilakukan seed treatment (perlakuan benih). Benih padi gogo dicampur

dengan insektisida atau fungisida dengan perbandingan tertentu.

Pelaksanaan seed treatment dengan pestisida sebelum tanam mempunyai

2 tujuan yaitu mengendalikan infeksi hama dan penyakit tular biji (seed

borne) dan proteksi terhadap penyakit tular biji saat pertkecambahan dan

saat tumbuh muda supaya tanaman tidak mati muda (dumping off). Seed

treatment yang digunakan harus bersifat sistemik atau translaminar,

dengan dosis rendah namun efektif mengendalikan hama.

Untuk melindungi pertumbuhan awal tanaman padi gogo dari

hama (lundi dan lalat bibit, penggerek batang) perlu dilakukan

perlindungan benih berupa insektisida yang berbahan aktif fipronil dengan

dosis 2 cc/kg benih dan golongan karbofuran. Sedangkan untuk

melindungi tanaman terhadap penyakit blas daun bisa digunakan

fungisida dengan bahan aktif benomil.

Page 18: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

12

Gambar 3. Pelaksanaan seed treatment

Sumber foto : BB Padi (2016c)

3. Penanaman

Cara tanam padi gogo yang aman adalah dengan sistem tugal,

karena benih dapat berada pada kedalaman 2-3 cm dan pada kelembaban

tanah yang cukup setelah lubang tugalan ditimbun. Tanam tugal

dilakukan untuk mengantisipasi curah hujan yang tidak menentu. Pada

daerah-daerah yang curah hujannya dapat diramalkan tetap, maka tanam

padi gogo dapat dilakukan dengan sistim larikan. Kedalaman larikan

hanya 2-3 cm saja, namun benih yang ditanamkan akan cepat tumbuh

karena hujannya relatif tetap dan hari hujan merata.

Pengaturan jarak tanam yang penting dapat membentuk barisan

tanaman yang lurus untuk mempermudah pemeliharaan (penyiangan,

penyemprotan dan pemupukan). Penanaman sebaiknya menggunakan

sistem tanam jajar legowo dengan jarak {(20 x 10) x 30} cm, 4-5

butir/rumpun. Berdasarkan cara tanam ini, populasi tanaman akan

mencapai sekitar 400 000 rumpun/ha.

Page 19: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

13

Lahan yang telah diolah dibuat larikan dengan jarak antar larikan

20 dan 30 cm. Pada garisan yang terbentuk dapat dijadikan panduan

untuk penugalan benih. Benih ditanam pada larikan tersebut dengan jarak

antar titik 10 cm sebanyak 4-5 butir/titik. Selanjutnya lubang yang telah

diisi benih 4-5 butir ditutup dengan tanah dan pupuk organik.

Bila keadaan lahan tidak datar atau sedikit berlereng, sebaiknya

pengaturan barisan tanaman harus memotong lereng, agar bila ada hujan

yang relatif tinggi dapat mengurangi terjadinya aliran permukaan atau

mengurangi erosi. Keuntungan cara tanam jajar legowo adalah lebih

mudah dalam pemeliharaan tanaman terutama untuk kegiatan

penyiangan dan pemupukan secara larikan (pupuk dasar dan pupuk

susulan pertama).

Gambar 4. Teknik Penanaman Padi Gogo

Untuk mengurangi gangguan penyakit terutama blas perlu

dilakukan sistem tanam multi varietas atau mozaik varietas agar

penyebaran penyakit dalam waktu singkat. Sistem tanam multi varietas

atau mozaik varietas merupakan cara menanam padi gogo di lahan kering

dengan menggunakan 3-4 varietas yang ditanam sekaligus secara

Page 20: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

14

berselang-seling menurut varietas (BB Padi, 2015). Dengan cara ini, akan

terbentuk kelompok barisan tanam sesuai varietas dalam lorong-lorong

memanjang.

Varietas A Varietas B Varietas C Varietas A Varietas B Varietas C

Gambar 5. Ilustrasi sistem tanam mozaik varietas

5. Pemupukan

Takaran pupuk disusun berdasarkan kebutuhan hara tanaman,

cadangan hara dalam tanah, dan tingkat hasil tinggi realistis yang biasa

dicapai di suatu lokasi dalam beberapa musim terakhir. Cara mengukur

status hara dalam tanah dan kebutuhan tanaman akan hara di lakukan

dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Bagan Warna Daun

(BWD). Jenis pupuk yang digunakan diseusaikan dengan ketersediaan

pupuk di lokasi. Untuk pupuk tunggal (urea, SP-36, KCl), pupuk majemuk

(NPK ponska) dan bahan organik.

Rekomendasi pemupukan di Maluku Utara:

1. Urea 100 kg / ha,

2. NPK Phonska 300 kg / ha.

Page 21: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

15

Waktu pemupukan:

1. Pertumbuhan awal: umur 7-14 HST (NPK Phonska semuanya)

dilakukan dalam larikan dan bisa dicampur insektisida sistemik,

2. Anakan aktif: umur 21-28 HST (Urea 75 kg / ha), dan

3. Primordia: umur 35-50 HST (rekomendasi BWD). Bila nilai warna

pengukuran dibawah 3, maka pertanaman harus segera dipupuk

Pemberian pupuk juga bisa dilakukan dengan cara ditugal pada

jarak ±5 cm dari lubang tanam sedalam 7 cm lalu ditutup lagi dengan

tanah. Waktu pemupukan kondisi tanah harus dalam keadaan lembab.

6. Penyiangan

Penyiangan padi gogo merupakan bagian yang sangat berat bagi

petani, hal ini disebabkan karena tumbuhnya benih gulma bersamaan

dengan tumbuhnya benih padi gogo dan pertumbuhan gulma selanjutnya

lebih cepat dari pertumbuhan padi gogo. Oleh karena itu pengendalian

gulma padi gogo dimulai pada beberapa hari setelah tanam benih.

Pada lahan yang diolah sederhana, maka pada saat waktu tanam

musim hujan pada 1-2 hari sebelum tanam benih, lahan diaplikasi dengan

herbisida untuk menekan pertumbuhan gulma. Pengendalian gulma

secara manual sebaiknya dilakukan lebih awal. Penyiangan pertama

dilakukan 10-15 setelah tumbuh atau menjelang pemupukan pertama.

Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada umur 30-45 hari setelah

tumbuh atau menjelang pemupukan urea susulan pertama. Pada sistem

tanam jajar legowo, penyiangan gulma dapat digunakan cangkul untuk

bagian lorong yang luas (30 cm) dan pada bagian yang sempit (20 cm)

dapat menggunakan koret.

Page 22: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

16

Pada lahan yang diolah dengan garpu, biasanya gulma tidak tumbuh

sampai 2 bulan setelah tanam. Pada kondisi seperti ini, pertanaman padi

gogo tidak perlu disiang karena pada umur 2 bulan daun padi sudah

menutup dan gulma akan kalah bersaing dengan padi gogo yang

ditanam.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa hama dan penyakit dapat mengganggu pertanaman

padi gogo, sehingga menurunkan hasil dan kualitas hasil. Hama adalah

organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara

fisik, atau semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian

seperti serangga, tikus, babi dan sebagainya. Penyakit adalah

mikroorganisme/pathogen yang menyebabkan tanaman berfungsi tidak

normal. Penyebabnya bisa berasal dari jamur/cendawan, bakteri,

nematode, virus.�

Untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya

padi, perlu dilakukan usaha pengendalian hama dan penyakit.

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian

yang memperhitungkan faktor pengendalian ekologi sehingga

pengendalian dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan

alami dan tidak menimbukan kerugian besar. PHT merupakan paduan

beberapa cara pengendalian diantaranya melakukan monitoring populasi

hama dan kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi

pengendalian dapat ditetapkan. Lima strategi PHT, yaitu: (1) sanitasi

lingkungan di sekitar pertanaman, (2) penggunaan VUB tahan hama

penyakit, (3) penanaman serempak, (4) penerapan pola tanam (untuk

Page 23: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

17

memutus siklus hidup hama dan patogen penyebab penyakit, dan (5)

penggunaan pestisida secara bijaksana.

Sebelum melakukan pengendalian hama dan penyakit, perlu diperhatikan:

Yakinkan hama dan penyakit apa yang menyerang.

Lestarikan musuh alami dengan mengurangi atau tidak melakukan

pengendalian.

Amati populasi hama atau kerusakan, dan musuh alami.

Lakukan pengendalian dengan pestisida apabila serangan telah

melebihi ambang batas ekonomi.

a) Ambang ekonomi adalah kerapatan populasi hama atau

persentase kerusakan akibat hama yang membutuhkan tindakan

pengendalian untuk mencegah meningkatnya populasi yang

dapat mencapai tingkat luka ekonomik.

b) Prinsip PHT, bila perlu berdasarkan hasil monitoring dapat

digunakan pestisida kimia, hayati, dan nabati maupun

kombinasinya.

a. Hama Tanaman Padi Gogo

1. Penggerek Batang (stem borer)

Penggerek batang termasuk hama paling penting pada tanaman

padi yang sering menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil yang

tinggi. Di lapang, keberadaan hama ini ditandai dengan kehadiran

ngengat (kupu-kupu), kematian tunas-tunas padi (sundep, dead heart),

kematian malai (beluk, white head), dan ulat (larva) penggerek batang.

Hama ini dapat merusak tanaman pada semua fase tumbuh, baik pada

saat pembibitan, fase anakan, maupun fase berbunga. Bila serangan

Page 24: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

18

terjadi pada pembibitan sampai fase anakan, hama ini disebut sundep

dan jika terjadi pada saat berbunga, disebut beluk.

Sampai saat ini belum ada varietas yang tahan penggerek batang.

Oleh karena itu gejala serangan hama ini perlu diwaspadai, terutama

pada pertanaman musim hujan. Waktu tanam yang tepat, merupakan

cara yang efektif untuk menghindari serangan penggerek batang.

Tindakan pengendalian harus segera dilakukan, kalau > 10% rumpun

memperlihatkan gejala sundep atau beluk.

Insektisida yang efektif terhadap penggerek batang tersedia di

kios-kios sarana pertanian, terutama yang berbahan aktif: karbofuran,

bensultap, karbosulfan, dimenhipo, amitraz, dan fipronil. Sebelum

menggunakan suatu produk pestisida, baca dan pahami informasi yang

tertera pada label. Kecuali untuk kupu-kupu yang banyak beterbangan,

jangan memakai pestisida semprot untuk sundep dan beluk

(Puslitbangtan dan IRRI, 2011).

Gambar 6. Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas) dan

penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)

Page 25: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

19

2. Wereng Coklat (brown panthopper-BPH)

Wereng coklat / WCk (Nilaparvata lugens) menjadi salah satu

hama utama tanaman padi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-

an. Ini merupakan konsekuensi dari penerapan sistem intensifikasi padi

(varietas unggul, pemupukan N dosis tinggi, penerapan IP>200, dsb).

Penggunaan pestisida yang melanggar kaidah-kaidah PHT (tepat jenis,

tepat dosis, dan tepat waktu aplikasi) turut memicu ledakan wereng

coklat. Tergantung pada tingkat kerusakan, serangan wereng coklat dapat

meningkatkan kerugian hasil padi dari hanya beberapa kuintal gabah

sampai puso. Selain itu, WCk juga merupakan vektor penyakit virus kerdil

rumput dan kerdil hampa.

Dengan menghisap cairan dari dalam jaringan pengangkutan

tanaman padi, WCk dapat menimbulkan kerusakan ringan sampai berat

pada hampir semua fase tumbuh, sejak fase bibit, anakan, sampai fase

masak susu (pengisian). Gejala WCk pada individu rumpun dapat terlihat

dari daun-daun yang menguning, kemudian tanaman menguning dengan

cepat (seperti terbakar). Gejala ini dikenal dengan istilah hopperburn.

Dalam suatu hamparan, gejala hopperburn terlihat sebagai bentuk

lingkaran, yang menunjukkan pola penyebaran WCk yang dimulai dari

satu titik, kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran.

Dalam keadaan demikian, populasi WCk biasanya sudah sangat tinggi.

WCk dapat dikendalikan dengan varietas tahan. Penanaman padi

dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pergiliran varietas, dan

insektisida juga efektif untuk mengendalikan hama ini. Berbagai

insektisida yang efektif antara lain yang berbahan aktif bupofresin,

fipronil, amidakloprid, karbofuran, atau teametoksan (Puslitbangtan dan

IRRI, 2011).

Page 26: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

20

Gambar 7. Wereng coklat dan gejala serangannya

3. Lalat bibit (rice whorl maggot)

Lalat bibit (Hydrellia philippina Ferino) merupakan hama penting

pada daerah yang kondisi airnya sulit diatur. Dalam serangan yang tinggi,

hama ini dapat menyebabkan petani harus melakukan tanam ulang,

karena lebih dari 50% tanaman baru mereka mati oleh lalat bibit. Hama

ini umumnya menyerang pertanaman yang baru dipindah di sawah yang

tergenang. Gejala serangan berupa bercak kuning di sepanjang tepi daun,

daun yang terserang menjadi berubah bentuk, dan daun menggulung.

Telur serangga ini diletakkan di permukaan atas daun, berwarna keputih-

putihan, berbentuk lonjong menyerupai bauh pisang. Bila daun yang

menggulung dibuka, dengan mudah dapat dijumpai larva yang berwarna

kuning kehijauan yang tembus cahaya. Larva juga bergerak ke bagian

tengah tanaman sampai mencapai titik tumbuh.

Hama ini dapat dikendalikan dengan cara mengeringkan sawah.

Pengendalian lalat bibit yang tepat adalah melalui pencegahan karena

ketika gejala kerusakan terlihat di lapang, lalat bibit sudah tidak ada di

pertanaman. Penggunaan insektisida (jika diperlukan) adalah yang

Page 27: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

21

berbahan aktif: bensultap, BPMC, atau karbofuran (Puslitbangtan dan

IRRI, 2011).

Gambar 8. Larva lalat bibit, Lalat bibit dan gejala serangannya

4. Lundi/uret

Uret atau lundi adalah fase larva kumbang Scarabaeidae atau

Cerambycidae dengan ciri larva berukuran besar, gemuk, putih, badan

tembus cahaya, kepala warna coklat dan taring besar. Kaki berwarna

coklat terdapat pada rongga dada dan larva membentuk huruf C. Hama

ini menyerang padi gogo, jagung, ubikayu, tebu, dan tanaman lain. Larva

memiliki 3 instar, namun perkembangannya sangat lambat, untuk

mencapai fase pupa 5 bulan. Kumbang dewasa mulai terbang sore hari

dan puncak penerbangan pukul 21.00.

Kumbang betina dewasa menghasilkan feromon seks untuk

menarik kumbang jantan untuk kawin. Setelah kumbang jantan

menemukan betina, perkawinan berlangsung sampai dua minggu. Setelah

kawin, kumbang betina menggali lubang di tanah dan meletakan hanya

satu telur per lubang. Untuk meletakkan telur, kumbang betina mencari

kondisi kelembaban tanah yang kondusif untuk pematangan telur.

Page 28: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

22

Kumbang betina meletakan 3-5 telur per malam. Telur menetas 7-10 hari,

bergantung suhu dan kelembaban tanah. Uret atau lundi yang hidup di

dalam tanah memakan akar tanaman muda, sehingga tanaman menjadi

layu dan mati. Pada daerah yang endemik intensitas serangan lundi dapat

mencapai 50%.

Pengendalian hama uret telah dilakukan melalui berbagai cara

seperti kultur teknis (tanam serempak, rotasi tanaman dengan tanaman

bukan inang, sanitasi lahan, pengolahan lahan yang dalam), pengendalian

biologis dengan jamur Metarhizium anisopliae, pengendalian secara

mekanik (mengumpulkan uret pada saat pengolahan tanah, menangkap

imago dengan memasang lampu perangkap), dan pengendalian secara

kimia dengan aplikasi karbofuran 20 kg/ha secara tugal pada saat tanam.

Pengendalian secara kimia, selain dengan aplikasi karbofuran 20 kg/ha,

saat ini telah diperoleh teknik pengendalian yang efektif yang mampu

menekan serangan hama uret atau lundi pada pertanaman padi gogo

dengan teknik seed treatment.

Berdasarkan hasil penelitian di Subang menunjukkan bahwa seed

treatment dengan insektisida fipronil dosis 25 ml/kg benih paling efektif

dalam menekan serangan hama uret atau lundi di pertanaman padi gogo.

Penampilan pertanaman padi gogo yang mendapat perlakuan seed

treatment terlihat lebih bagus dibandingkan dengan kontrol yang tanpa

perlakuan seed treatment (BB Penelitian Tanaman Padi, 2016).

Page 29: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

23

Gambar 9. Larva uret atau lundi

Larva/ulat menyerang pangkal batang dan akar tanaman

menyebabkan tanaman kerdil dan mati, menimbulkan kehilangan hasil 10

– 50%.

Teknologi Pengendalian :

a) Varietas tahan/kultur teknis/mekanis: Pengaturan pola tanam,

pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang, pengolahan tanah,

pengaturan waktu tanam yaitu menanam pada awal musim hujan.

b) Biologi: musuh alami berupa parasit, predator dan patogen serangga.

c) Kimiawi: Seed treatment dengan fungisida dengan bahan aktif

benomil, insektisida golongan karbofuran. Penyemprotan dengan

insekisida golongan karbofuran.

5. Tikus (rat)

Tikus (Rattus rattus argentiventer) bisa menjadi hama pada

persemaian, masa vegetatif dan generatif padi. Hama ini menyerang pada

malam hari. Pada siang hari, tikus bersembunyi dalam sarangnya di

tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan di daerah

perkampungan dekat sawah dan akan kembali lagi ke sawah setelah

pertanaman padi menjelang generatif. Tikus sangat cepat berkembang

Page 30: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

24

biak dan hanya terjadi pada periode padi generatif. Dalam satu musim

tanam, satu ekor tikus betina dapat melahirkan 80 ekor anak.

Pengendalian tikus dilakukan melalui pendekatan PHTT (Pengendalian

Hama Tikus Terpadu), yaitu pengendalian yang didasarkan pada biologi

dan ekologi tikus, dilakukan secara bersama oleh petani sejak dini (sejak

sebelum tanam), intensif dan terus-menerus, memanfaatkan berbagai

teknologi pengendalian yang tersedia, dan dalam wilayah sasaran

pengendalian skala luas.

Gambar 10. Hama tikus dan dampak serangannya

Kegiatan pengendalian yang sesuai dengan stadia pertumbuhan

padi antara lain sebagai berikut (Puslitbangtan dan IRRI, 2011):

Cara Pengendalian

Stadia padi / kondisi lingkungan sawah

Bera Olah

Tanah Semai Tanam Bertunas Bunting Matang

Tanam serempak + +

Sanitasi habitat ++ + +

Gropyok massal + ++ +

Fumigasi ++ ++

LTBS ++ + + ++

TBS ++

Rodentisida (Jika diperlukan)

+

Keterangan: + = dilakukan; ++ = difokuskan

Pada awal musim, pengendalian tikus ditekankan untuk menekan

populasi awal tikus, yang dilakukan melalui gropyok massal, sanitasi

Page 31: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

25

habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) dan LTBS (Linier Trap

Barrier System), pemasangan bubu perangkap pada persemaian. TBS

merupakan pertanaman padi yang ditanam 3 minggu lebih awal,

berukuran minimal (20x20) m, dipagar dengan plastik setinggi 60 cm

yang ditegakkan dengan ajir bambu pada setiap jarak 1 m, memiliki bubu

perangkap pada setiap sisi pagar plastik dengan lubang menghadap

keluar, dan dilengkapi dengan tanggul sempit sebagai jalan masuk tikus.

LTBS merupakan bentangan pagar plastik sepanjang >100 m,

dilengkapi bubu perangkap pada kedua sisinya secara berselang-seling

agar mampu menangkap tikus dari dua arah (habitat dan sawah).

Pemasangan LTBS dilakukan di dekat habitat tikus seperti tepi kampung,

sepanjang tanggul irigasi, dan tanggul/pematang besar. LTBS juga efektif

menangkap tikus migran, yaitu dengan memasang LTBS pada jalur

migrasi yang dilalui tikus sehingga tikus dapat diarahkan masuk bubu

perangkap.

Gambar 11. Skema TBS

Page 32: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

26

Gambar 12. Skema LTBS di lapangan

Fumigasi paling efektif dilakukan pada fase generatif, saat

sebagian besar tikus berada dalam lubang untuk reproduksi. Metode ini

efektif membunuh tikus beserta anak-anaknya di dalam lubang.

Rodentisida (klerat, racumin, petrokum) sebaiknya hanya digunakan saat

populasi tikus sangat tinggi, dan hanya efektif pada periode bera dan fase

awal vegetatif.

6. Orong-Orong (mole cricket)

Hama (Gryllotalpa orientalis Burmeister) ini dapat merusak

tanaman pada semua fase tumbuh. Biasanya ditemukan pada padi lahan

kering atau di lahan pasang surut. Siklus hidupnya 6 bulan. Benih yang

disebar di pembibitan juga dapat dimakannya. Hama ini memotong

tanaman pada pangkal batang dan orang sering keliru dengan gejala

kerusakan yang disebabkan oleh penggerek batang (sundep). Orong-

orong merusak akar muda dan bagian pangkal tanaman yang berada di

bawah tanah. Pertanaman padi muda yang diserangnya mati sehingga

Page 33: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

27

terlihat adanya spot-spot kosong di lokasi pertanaman padi (Puslitbangtan

dan IRRI, 2011).

Cara pengendalian orong-orong:

Perataan tanah agar air tergenang merata;

Penggenangan sawah 3-4 hari dapat membantu membunuh telur

orong-orong di tanah;

Penggunaan umpan (sekam dicampur insektisida);

Penggunaan insektisida (bila diperlukan) yang berbahan aktif

karbofuran atau fipronil.

Gambar 13. Orong-orong (A dan B) dan gejala serangannya (C)

7. Walang Sangit (rice bug)

Walang sangit (Leptocorisa oratorius) merupakan hama yang

merusak bulir padi pada fase berbunga sampai matang susu dengan cara

menghisap butiran gabah yang sedang mengisi. Gabah menjadi berkerut,

warna beras menjadi coklat/merah dan mengapur dan rasanya pun tidak

enak. Gejala serangan tampak pada daun terdapat bercak bekas isapan

oleh nimfa walang sangit dan pada bulir padi terdapat bintik hitam bekas

tusukan hama sehingga bulirnya hampa.

Page 34: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

28

Gambar 14. Walang sangit

Hama ini dapat dikendalikan melalui beberapa langkah, seperti

(Puslitbangtan dan IRRI, 2011):

Mengendalikan gulma, baik yang ada di sawah maupun yang ada di

sekitar pertanaman;

Meratakan lahan dengan baik dan memupuk tanaman secara merata

agar tanaman tumbuh seragam;

Menangkap walang sangit dengan menggunakan jaring sebelum

stadia pembungaan;

Mengumpan walang sangit dengan ikan yang sudah busuk, daging

yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam;

Menggunakan insektisida bila diperlukan antara lain yang berbahan

aktif BPMC, fipronil, metolkarb, MIPC, atau propoksur, dan sebaiknya

dilakukan pada pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di

kanopi.

b. Penyakit Padi

1. Bercak Coklat (brown spot)

Penyakit ini menyebabkan kerusakan serius pada pertanaman di

lahan yang kurang subur. Gejalanya bercak coklat (Helminthosporium

oryzae) pada daun berbentuk oval yang merata di permukaan daun

Page 35: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

29

dengan titik tengah berwarna abu-abu atau putih. Titik abu-abu di tengah

bercak merupakan gejala khas penyakit bercak daun coklat di lapang.

Bercak yang masih muda berwarna coklat gelap atau keunguan berbentuk

bulat. Pada varietas yang peka panjang bercak dapat mencapai panjang 1

cm. Pada serangan berat, jamur dapat menginfeksi gabah dengan gejala

bercak berwarna hitam atau coklat gelap pada gabah.

Gambar 15. Gejala penyakit bercak daun coklat

Pengendalaian dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan,

pemupukan berimbang, mengurangi kelembaban dengan membersihkan

gulma yang ada. Juga bisa dilakukan penggunaan fungisida yang

berbahan aktif iprodione and carbendazim, mancozeb, propiconazole.

Rabcide 50 WP merupakan fungisida yang dianjurkan.

2. Bercak Daun Cercospora (narrow brown leaf spot)

Gejala penyakit timbul pada daun berupa bercak-bercak sempit

memanjang, berwarna coklat kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun,

dengan ukuran panjang kurang lebih 5 mm dan lebar 1-1,5 mm. Pada

varietas tahan, bercak lebih sempit, lebih pendek dan lebih gelap

dibandingkan pada varietas yang rentan. Banyaknya bercak makin

meningkat pada waktu tanaman membentuk anakan. Pada serangan yang

berat bercak-bercak terdapat pada upih daun, batang, dan bunga. Pada

Page 36: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

30

saat tanaman mulai masak gejala yang berat mulai terlihat pada daun

bendera dan gejala paling berat menyebabkan daun mengering. Infeksi

yang terjadi pada pelepah dan batang meyebabkan batang dan pelepah

daun busuk sehingga tanaman menjadi rebah.

Gambar 16. Gejala penyakit bercak daun Cercospora (Cercospora oryzae)

Prioritas utama dalam pengendalian penyakit bercak daun

cercospora adalah dengan penanaman varietas tahan, perbaikan kondisi

tanaman, pemupukan berimbang. Penyemprotan fungisida difenoconazol

satu kali dengan dosis 1 cc per satu liter air volume semprot 400-500 l

/ha pada stadium anakan maksimum, menekan perkembangan penyakit

bercak daun cercospora hingga 32,10%. Selain itu, fungisida berbahan

aktif binomil, dan mankozeb juga dapat digunakan untuk penyemprotan

pada fase berbunga dan pengisian.

3. Blas (blast)

Penyakit blas (Pyricularia oryzae) menimbulkan dua gejala khas,

yaitu blas daun dan blas leher. Blas daun merupakan bercak coklat

kehitaman, berbentuk belah ketupat, dengan pusat bercak berwarna

putih. Sedang blas leher berupa bercak coklat kehitaman pada pangkal

leher yang dapat mengakibatkan leher malai tidak mampu menopang

Page 37: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

31

malai dan patah. Kemampuan patogen membentuk strain dengan cepat

menyebabkan pengendalian penyakit ini sangat sulit.

Gambar 17. Gejala blas daun dan blas leher

Pengendalian dilakukan dengan penanaman varietas tahan,

penggunaan benih sehat, sistem tanam multi varietas (mozaik varietas)

seed treatment dengan fungisida dengan bahan aktif benomil, melakukan

pergiliran tanaman dengan bukan padi, membakar sisa tanaman yang

terserang, pemupukan berimbang. Juga dapat diaplikasikan fungisida

berbahan aktif, isoprotionalane, benomyl+mancoseb, metil tiofanat,

fosdifen, atau kasugamisin.

4. Hawar Daun Bakteri (bacterial leaf blight - BLB)

Penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas campestris pv.

Oryzae) bersifat sistemik dan merusak tanaman pada berbagai fase

pertumbuhan. Gejala penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 macam yaitu

gejala layu kresek pada tanaman muda atau tanaman dewasa yang peka

gejala hawar, dan gejala daun kuning pucat pada tanaman. Gejala lain

yang sering terjadi di daerah tropis adalah daun berwarna kuning pucat

pada tanaman dewasa dan daun tua berwarna hijau normal. Kadang-

kadang pada helaian daun terdapat garis berwarna hijau pucat.

Page 38: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

32

Gambar 18. Gejala penyakit hawar daun bakteri

Penyakit HDB secara efektif dikendalikan dengan varietas tahan;

pemupukan lengkap; dan pengaturan air.

8. Panen

Pelaksanaan panen padi gogo dapat dilakukan apabila 95 %

gabah telah menguning. Umur panen tergantung dari varietas yang

ditanam, biasanya panen jatuh pada 30 – 35 hari setelah padi berbunga.

Rata-rata padi gogo berumur antara 110-130 hari untuk varietas unggul,

sedangkan varietas lokal bisa mencapai umur 5 bulan.

Cara panen bisa dengan sabit bergerigi, ani-ani, atau mesin

pemanen. Ani-ani umumnya digunakan petani untuk memanen padi lokal

yang sulit rontok dan tanaman padi berpostur tinggi dengan cara

memotong tangkainya. Sabit umumnya digunakan untuk memanen

varietas unggul baru dengan cara memotong pada bagian atas, tengah,

atau di bawah rumpun tanaman, bergantung pada cara perontokannya.

Cara panen dengan potong bawah umumnya diterapkan bila perontokan

dengan cara dibanting/digebot atau menggunakan pedal thresher. Panen

padi dengan cara potong atas atau potong tengah dilakukan bila

perontokan gabah menggunakan mesin perontok.

Page 39: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

33

9. Penanganan Pascapanen

a. Perontokan

Perontokan padi merupakan tahapan awal pascapanen padi

setelah pemotongan. Malai dapat dirontok secara manual atau

menggunakan alat dan mesin perontok. Prinsip untuk melepaskan butir

gabah dari malainya adalah memberikan tekanan atau pukulan terhadap

malai tersebut. Perontokan dilakukan segera setelah padi dipanen baik

dengan cara digilas maupun dengan tresher. Pada saat perontokan,

gunakan tirai penutup dan alas (terpal) agar gabah tidak hilang atau

berserakan.

b. Pengeringan gabah:

Jemur gabah di atas lantai jemur,

Ketebalan gabah 5-7 cm,

Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali,

c. Penggilingan dan penyimpanan

Untuk memperoleh beras dengan kualitas tinggi, perhatikan

waktu panen, sanitasi (kebersihan), dan kadar air gabah (12-

14%).

Simpan gabah/beras dalam wadah yang bersih (karung plastik

kapasitas 50 kg) dalam lumbung/gudang, bebas hama, dan

memiliki sirkulasi udara yang baik.

Simpan gabah pada kadar air kurang dari 14% untuk konsumsi

dan kurang dari 13% untuk benih.

Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, jika akan

digiling, dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air mencapai

12-14%.

Sebelum digiling, gabah yang baru dikeringkan diangin-anginkan

Page 40: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

34

terlebih dahulu untuk menghindari butir pecah.

Page 41: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

35

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi

Gogo. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2015. Perbaikan Komponen

Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Gogo. Laporan

Tahunan 2014. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2016a. Pengelolaan Lahan Kering

secara Intensif dan Bijaksana. (http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-

aktual/content/361-pengelolaan-lahan-lering-secara-intensif-dan-bijaksana). Diakses 12 Juli 2017.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2016b. Jenis Tanah dan Profil Lahan

Padi Gogo. (http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-

teknologi/content/130-jenis-tanah-dan-profil-lahan-padi-gogo). Diakses 12 Juli 2017.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2016c. Perlakuan Benih (Seed Treatment) pada Awal Pertanaman Padi Gogo. (http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-

teknologi/content/318-perlakuan-benih-seed-treatment-pada-

awal-pertanaman-padi-gogo). Diakses 13 Juli 2017.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2016. Hama Uret Pada Padi Gogo

Dengan Teknik Seed Treatment.

http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/content/454-hama-uret-pada-padi-gogo-dengan-teknik-

seed-treatment. Diakses 12 September 2017.

BPS Kabupaten Pulau Morotai. 2016. Pulau Morotai Dalam Angka 2016.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulau Morotai. Daruba.

BPS Provinsi Maluku Utara. 2016. Provinsi Maluku Utara Dalam Angka

2016. Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara. Ternate.

Fitria, E. dan M. N. Ali. 2014. Kelayakan Usaha Tani Padi Gogo Dengan Pola Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Di Kabupaten Aceh

Besar Provinsi Aceh. Jurnal Widyariset, Volume 17, Nomor 3, Desember 2014: 425-434.

Page 42: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

36

Las, I. 1999. Pola IP Padi 300-Konsepsi dan Prospek Implementasi Sistem Usaha Pertanian Berbasis Sumber Daya. Badan Litbang Pertanian,

Jakarta.

Puslitbangtan dan IRRI. 2011. Masalah Lapang Hama, Penyakit, dan Hara

Pada Padi. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.

Page 43: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

37

LAMPIRAN 1. Beberapa Varietas Unggul Padi Gogo

1. Inpago 7

Nomor seleksi : B12498E-MR-1

Asal persilangan : IR68886/BP68//Slegreng///Maninjau/

Asahan

Umur tanaman : ± 111 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : ± 107 cm

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Sedang

Warna gabah : Kuning jerami

Warna beras : Merah

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 20%

Bobot 1000 butir : 24,5 g

Rata-rata hasil : 4,6 t/ha

Potensi hasil : 7,4 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama : Agak tahan wereng batang coklat biotipe

1 dan 2, agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 3

Penyakit : Tahan terhadap penyakit blas ras 133 dan agak tahan penyakit blas ras 73, 173

dan 033.

Cekaman Abiotik : Agak rentan terhadap kekeringan dan rentanterhadap keracunan Almunium.

Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan kering dataran rendahsampai sedang <700 m dpl.

Pemulia : Erwina Lubis dan Suwarno

Dilepas tahun : 2011

Page 44: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

38

2. Inpago 8

Nomor seleksi : TB409B-TB-14-3

Asal persilangan : Cirata / TB 177

Umur tanaman : ± 119 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : ± 122 cm

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Panjang

Warna gabah : Kuning jerami

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 22,30%

Bobot 1000 butir : 27,3 g

Rata-rata hasil : 5,2 t/ha

Potensi hasil : 8,1 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama : Agak rentan terhadap wereng batang

coklat Penyakit : Tahan terhadap penyakit blas ras 073,

173, 033, dan 133 Cekaman Abiotik : Toleran terhadap kekeringan, agak

toleran terhadap keracunan Almunium

(Al) dan Besi (Fe) Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan kering dataran

rendah sampai sedang <700 m dpl. Pemulia : Suwarno, Erwina Lubis dan Aris

Hairmansis Dilepas tahun : 2011

Page 45: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Petunjuk Teknis

39

3. Inpago 11 AGRITAN

Nomor seleksi : B12151D-MR-11

Asal persilangan : UPLRI/IRAT 13

Umur tanaman : ± 111 hari setelah semai

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : ± 124 cm

Daun bendera : Tegak miring

Bentuk gabah : Bulat Besar

Warna gabah : Kuning Kotor

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Sedang

Kadar amilosa : ± 21,3 %

Bobot 1000 butir : 25 g

Rata-rata hasil : 4,1 t/ha

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama

Agak rentan wereng batang coklat

biotipe 1, 2, dan 3.

Penyakit : Tahan terhadap penyakit blas ras 033, agak tahan terhadap penyakit blas ras

073 dan 133, tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan agak tahan hawar

daun bakteri strain VIII.

Cekaman Abiotik : Moderat terhadap kekeringan pada fase

vegetatif dan peka keracunan Al pada

tingkat 60 ppm Al3 Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan kering dataran

rendahsampai sedang <700 m dpl

Pemulia : B. Kustianto, Suwarno, dan Soewito T.

Teknisi : Aris Hairmansis, Supartopo, dan Suwarno

Dilepas tahun : 2015

Page 46: Teknologi Budidaya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/Juknis-PTT-Padi-Gogo-Morotai.pdfPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo

Teknologi Budidaya PTT Padi Gogo

40

4. Situ Bagendit

Nomor seleksi : S4325d-1-2-3-1

Asal persilangan :

Persilangan Batur/S2823-7d-8-1-A//S283-

7d-8-1-A

Umur tanaman : 110 – 120 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 99 – 105 cm

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Panjang ramping

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Sedang

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 22%

Bobot 1000 butir : 27-28 g

Rata-rata hasil : 3-5 t/ha GKG

Potensi hasil : Ketahanan terhadap

Hama

Agak rentan wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3.

Penyakit : Agak tahan terhadap hawar daun bakteri

patotipe III dan IV

Cekaman Abiotik : Moderat terhadap kekeringan pada fase vegetatif dan peka keracunan Al pada

tingkat 60 ppm Al3 Anjuran tanam : Cocok ditanam di lahan kering maupun di

lahan sawah

Pemulia : Z.A. Simanullang, Aan A. Daradjat, Ismail

BP, Nani Yunani

Dilepas tahun : 2003