PTERIGIUM PRESKAS

download PTERIGIUM PRESKAS

of 12

Transcript of PTERIGIUM PRESKAS

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    1/12

    PRESENTASI KASUS

    PTERIGIUM DERAJAT 3

    4 DENGAN

    SIMBLEFARON OKULI SINISTRA ,ASTIGMATISME

    + PRESBIOPIA OKULI DEXTRA SINISTRA

    Oleh:

    Andhini Maharani Putri

    1102009029

    Pembimbing:

    dr. Dicky Hilarius Kambey, Sp.M

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

    2014

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    2/12

    1

    KATA PENGANTAR

    Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, shalawat serta salam

    penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulisan

    presentasikasus dengan judul PTERIGIUM dapat terselesaikan. Presentasikasus

    ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kepaniteraan di bagian mata

    RSUD Kabupaten Bekasi.Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. dr. DickyHilariusKambey, Sp.M sebagai pembimbing

    2.

    Ayahanda dan ibunda yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat

    yang tiada henti kepada penulis

    3. Rekan-rekan kepaniteraan SMF Mata, terima kasih atas kerjasama dan

    dukungannya.

    Penulis menyadari bahwa presentasikasus ini masih banyak kekurangan dan

    kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh

    keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat

    mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan referat ini.Akhir kata,

    penulis mengharapkan semoga presentasikasus ini dapat memberikan manfaat,

    khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

    Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Bekasi, 07 September 2014

    Penulis

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    3/12

    2

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR . 1

    DAFTAR ISI 2

    BAB I

    PENDAHULUAN ... 3

    BAB II

    LAPORAN KASUS 4BAB III

    ANALISA KASUS . 6

    DAFTAR PUSTAKA . 11

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    4/12

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    5/12

    4

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Ny. S, perempuan dengan usia 51 tahun, beliau sebagai Ibu Rumah Tangga

    yang bertempat tinggal di Cikarang datang ke Poliklinik RSUD Kabupaten Bekasi

    pada tanggal 04 September 2014 dengan keluhan mata sebelah kiri ada yang

    mengganjal.Keluhan dirasakan sudah sejak 10 tahun yang lalu, sebelumnya pasien

    belum merasa terganggu tetapi 2 tahun terakhir pasien merasa terganggu dengan

    keadaan ini.

    Pasien juga mengatakan bahwa penglihatannya buram dan menurut

    pengakuan pasien terjadi secara perlahanlahan.Keluhan disertai dengan adanya

    mata sering berair,mata merah ,gatal dan terasa pegal.Pasien pernah mengalamihal yang sama pada mata sebelah kanan dan sudah dioperasi 15 tahun yang

    lalu.Pasien mengatakan tidak terlalu sering berpergian keluar rumah dan

    mendapatkan sinar matahari langsung dan pasien biasa hanya didalam rumah

    sesekali saja keluar rumah hanya untuk pergi ke warung.

    Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis, darah tinggi maupun trauma

    pada mata.

    Pada status Generalis didapatkan keadaan umum pasien : Baik, Tekanan

    Darah 110/80 mmHg, Nadi 92 x/menit, pernapasan 22 x/menit.Sedangkan pada

    pemeriksaan Oftalmologi pada mata kiri didapatkan gerakan bola mata baik ke

    segalah arah mata angin, visus 20/50. TIO normal/palpasi, fraktur rima orbita (-),

    krepitasi (-), super silia tumbuh teratur, madarosis (-), sikatrik (-), edema palpebra

    (-),hiperemis (-), blefarospasme (-), margo palpebra : ektopion (-), entropion (-),

    trikiasis (-), konjungtiva tarsal superior : folikel (-), papil (-), konjungtiva tarsal

    inferior : folikel (-), papil (-), konjungtivabulbi : injeksisiliar (-), injeksi

    konjungtiva (-),masa fibrotik berwarna putih kekuningan dengan bentuk segitiga

    pada celah kelopak mata temporal dan puncak masa mengenai bagian pinggir dari

    pupil, masa terletak pada celah kelopak bagian temporal, dan terdapat

    perlengketan antara konjungtiva tarsal dengan kornea, bilik mata depan : dalam,

    hipopion (-), iris sinekia (-), pupil bulat isokor, Reflek cahaya langsung (+),Reflek cahaya tidak langsung (+), lensa jernih, Shadow Test (-), vitreus humor

    jernih.

    Pada pemeriksaan Oftalmologi pada mata kanan didapatkan reflex cahaya

    jatuh tepat di tengah kornea, gerakan bola mata bebas ke segala arah mata angin,

    visus 20/60, pin hole (+), +2,75, silinder -0,75, axis 30, fraktur rima orbita (-),

    krepitasi (-), super silia tumbuh teratur, madarosis (-),sikatrik (-), edema palpebra

    (-), hiperemis (-), blefarospasme (-), margo palpebra : ektopion (-), entropion (-),

    trikiasis (-), konjungtiva tarsal superior : folikel (-), papil (-), konjungtiva tarsal

    inferior : folikel (-), papil (-), konjungtivabulbi : injeksisiliar (-), injeksi

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    6/12

    5

    konjungtiva, terdapat bilik mata depan : dalam, hipopion (-), iris sinekia (-), pupil

    :bulat,isokor, Reflek cahaya langsung (+), Reflek cahaya tidak langsung (+),

    lensajernih, Shadow test (-), vitreus humor jernih.

    Berdasarkan anamnesa serta pemeriksaan yang telah dilakuka, baik

    pemeriksaan visus (untuk menilai tajam penglihatan) dan slit lamp (untuk melihat

    apakah ada kelainan pada segmen anterior mata).Dari hasil pemeriksaan pasien

    didiagnosis Pterigium derajat III dan Simblefaron Okuli Sinistra + Astigmatisme

    Okuli Dextra Sinistra

    Penatalaksanaan pada pasien ini adalah terpi pembedahan. Diberikan adalah

    terapi bedah dan pemberian kacamata

    Prognosis pterigium dan presbiopipadapasienini, quo ad vitam : ad bonam,quo ad functionam : adbonamdan quo ad sanactionam :adbonam.

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    7/12

    6

    BAB III

    ANALISA KASUS

    Diagnosis pada pasien ini ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan

    fisik.

    Dari anamnesis pada pasien ini Ny. S, 51 tahun mengeluh mata sebelah

    kiri ada yang mengganjal atau seperti terdapat benda asing sejak kurang lebih 10

    tahun yang lalu dan terasa lebih menggangu 2 tahun belakangan ini.Keluhan

    disertai dengan adanya penglihatan terasa kabur secara perlahan lahan.Pasien

    juga mengeluhkan mata sering merah, berair, gatal dan terasa pegal.Riwayattrauma pada mata disangkal oleh pasien.Dari keluhan utama pasien dapat

    dipikirkan adanya pterygium atau corpus alienum.Namun, untuk corpus alienum

    dapat disingkirkan karena riwayat trauma pada mata disangkal oleh

    pasien.Sedangkan untuk pterygium dapat dipikirkan dimana hal ini sesuai dengan

    hasil anamnesis yang dilakukan kepada pasien yang biasa terdapat pada penderita

    pterygium yaitu adanya rasa mengganjal atau adanya benda asing pada

    mata.Pterigium umumnya asimptomatik atau akan memberikan keluhan berupa

    mata sering berair dan merah tanpa disertai dengan penurunan visus, gatal dan

    nyeri3.Namun penurunan penglihatan dapat terjadi ketika pterygium mencapai

    daerah pupil atau menyebabkan astigmatisme karena pertumbuhan fibrosis pada

    tahap regresi.

    Pada pasien ini salah satu faktor yang mendukung terjadinya pterigium

    adalah pasien tinggal di Indonesia dimana merupakan negara dengan iklim panas

    dan kering. Berdasarkan teori pterygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih

    banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu

    dan kering. Insiden pterygium cukup tinggi di Indonesia yang terletak di daerah

    ekuator, yaitu 13,1 %4.

    Dari anamnesis, terdapat keluhan mata cepat lelah, berair dan terasa pegal

    saat membaca dan dilihat dari usia pasien yang sudah 51 tahun dapat dipikirkan

    adanya presbiopia pada mata pasien.Sesuai dengan teori dimana presbiopia

    mengenai pasien berusia lebih dari 40 tahun dan biasanya akan memberikan

    keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa pedas1.

    Dari pemeriksaan fisik Oftalmologi pada mata kiri didapatkan pada

    konjungtiva bulbi terdapat masa fibrotik berwarna putih kekuningan dengan

    bentuk segitiga pada celah kelopak mata temporal dan puncak masa mengenai

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    8/12

    7

    bagian pinggir dari pupil.Berdasarkan teori hal ini sesuai untuk bentuk, warna dan

    letak dari pterigium dimana ia muncul sebagai lipatan berbentuk segitiga pada

    konjungtiva yang meluas ke kornea pada daerah fisura interpalpebralis.Pterygium

    yang terletak di nasal dan temporal dapat terjadi bersamaan walaupun pterygium

    di daerah temporal jarang ditemukan.Pertumbuhan ini biasanya terletak pada

    celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke kornea4.

    Berdasarkan luas pterigium, pterigium pada pasien ini adalah pterigium

    derajat 3 4 dimana pterigium telah melewati bagian pinggir pupil mata.

    Berdasarkan teori, pterigium dibagi menjadi 4 stadium yaitu : 6

    1.

    Derajat 1 : hanya terbatas pada limbus

    2.

    Derajat 2 : sudah melewati limbus tetapi tidak lebih dari 2 mm melewatikornea

    3.

    Derajat 3 : melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggir pupil mata dalam

    keadaan cahaya (pupil dalam keadaaan normal 34 mm)

    4. Derajat 4 : sudah melewati pupil

    Pada pemeriksaan fisik Oftalmologi didapatkan perlengketan antara

    konjungtiva bulbi dengan kornea yang sesuai dengan simblefaron.Menurut teori

    simblefaron adalah adhesi konjungtiva dengan kornea ataupun kelopak mata1.

    Pada pasien ini juga didapatkan dari pemeriksaan fisik Oftalmologi pada

    mata kiri didapatkan visus 20/50, pin hole (+) maju, dan dilakukan koreksi dengan

    menggunakan lensa +8.00, silinder -9.00, axis 163.Pada pemeriksaan Oftalmologi

    pada mata kanan didapatkan visus 20/60, pin hole (+) maju ,dan dilakukan koreksi

    dengan menggunakan lensa +2.75,silinder -0.75 axis 30.Dari pemeriksaan pada

    mata kiri dan kanan didapatkan bahwa untuk mata kanan, pasien hanya dapat

    melihat sampai jarak 20 m dimana orang normal dapat melihat dari jarak 60

    m.Untuk mata kiri, pasien hanya dapat melihat pada jarak 20 m dimana orang

    normal dapat melihat dari jarak 50 m.Pada pasien ini dapat didiagnosis

    Astigmatisme.Berdasarkan teori,Astigmatisme dapat terjadi ketika pterygiumsudah mencapai daerah pupil atau karena pertumbuhan fibrosis pada tahap regresi.

    Pada koreksi kaca mata dengan lensa +8.00, silinder -9.00, axis 163 pada

    mata kiri dan koreksi lensa +2.75,silinder -0.75 axis 30 pada mata kanan dapat

    didiagnosis Astigmatisme Mixtus. Sesuai dengan teori dimana pola ukuran lensa

    koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X CylY, atau SphX Cyl +Y.

    Diagnosa yang paling memungkinkan pada kasus ini adalah pterigium

    derajat 3- 4 dan simblefaron Okuli Sinistra + Astigmatisme + Presbiopia.

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    9/12

    8

    Diagnosis banding untuk pterigium, seperti pseudopterigium dan pinguekula

    dapat disingkirkan karena 5:

    PEMBEDA Pterigium Pinguekula Pseudopterigium

    Definisi Jaringan

    fibrovaskular

    konjungtiva bulbi

    yang berbentuk

    segitiga

    Benjolan pada

    konjungtiva bulbi

    Perlengketan

    konjungtiva bulbi

    dengan kornea

    yang cacat

    Warna Putih kekuningan Putih kuning

    keabu abuan

    Putih kekuningan

    Letak Celah kelopakbagian nasal atau

    temporal yang

    meluas ke arah

    kornea

    Celah kelopakmata terutama

    bagian nasal

    Pada daerahkonjungtiva yang

    terdekat dengan

    proses kornea

    sebelumnya

    Puncak Ada pulaupulau

    funchs (bercak

    kelabu)

    Tidak ada Tidak ada (tidak

    ada head, cap,

    body)

    Tes Sondase Negatif Positif

    Riwayat traumamata

    Ulkus kornea (-) Ulkus kornea (+)

    Tabel 1. Diagnosis banding pterigium 4

    Dari hasil anamnesis serta pemeriksaan yang telah dilakukan diagnosis

    pterigium dapat ditegakkan dengan adanya keluhan benda yang mengganjal

    disertai keluhan mata merah dan berair. Sedangkan pada pemeriksaan fisik

    ditemukan massa fibrotic berwarna putih kekuningan dengan bentuk segitiga,

    yang terletak pada celah kelopak temporal yang meluas sampai ke pinggir

    pupil.

    Didapatkan pula diagnosis kedua dari anamnesis, berupa penglihatan

    buram disertai mata cepat lelah, berair terutama pada saat membaca dan dilihat

    dari usia pasien yang sudah mencapai 51 tahun dapat dipikirkan kemungkinan

    adanya presbiopia.

    Didapatkan pula diagnosis ketiga dari pemeriksaan fisik berupa

    didapatkannya perlengketan antara konjungtiva bulbi dan kornea yang merupakan

    gambaran untuk Simblefaron.

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    10/12

    9

    Didapatkan pula diagnosis keempat dari pemeriksaan Oftalmologi pada

    mata kiri didapatkan visus 20/50, pin hole (+) maju, dan dilakukan koreksi dengan

    menggunakan lensa +8.00, silinder -9.00, axis 163.Pada pemeriksaan Oftalmologi

    pada mata kanan didapatkan visus 20/60, pin hole (+) maju ,dan dilakukan

    koreksi dengan menggunakan lensa +2.75,silinder -0.75 axis 30 sesuai dengan

    Astigmatisme mixtus.

    Penatalaksanaan pada pasien ini adalah terapi bedah atau eksisi pterigium

    dengan Indikasi untuk eksisi 5:

    Ketidaknyamanan yang menetap termasuk mengganggu penglihatan

    Ukuran pterigium > 3 4 mm, pertumbuhan yang progresif menuju tengah

    kornea atau visual axis Pterigium menjalar ke kornea sampai lebih 3 mm dari limbus

    Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil

    Pterigium yang sering memberikan keluhan mata merah dan berair karna

    astigmatisme

    Kosmetik, terutama pada wanita

    Terapi bedah yang dapat dilakukan yaitu7:

    1) Bare sclera: tidak ada jahitan atau jahitan, benang absorbable digunakan

    untuk melekatkan konjungtiva ke sklera di depan insersi tendon rektus.Meninggalkan suatu daerah sklera yang terbuka.

    2)

    Simple closure: tepi konjungtiva yang bebas dijahit bersama (efektif jika

    hanya defek konjungtiva sangat kecil).

    3) Sliding flaps: suatu insisi bentukL dibuat sekitar luka kemudian flap

    konjungtivadigeser untuk menutupi defek.

    4) Rotational flap: insisi bentuk U dibuat sekitar luka untuk membentuk

    lidahkonjungtiva yang dirotasi pada tempatnya.

    5) Conjunctival graft: suatu free graft biasanya dari konjungtiva superior,

    dieksisi sesuai dengan besar luka dan kemudian dipindahkan dan dijahit.

    6)

    Amnion membrane transplantation: mengurangi frekuensi rekuren

    pterygium,mengurangi fibrosis atau skar pada permukaan bola mata dan

    penelitian baru mengungkapkan menekan TGF- pada konjungtiva dan

    fibroblast pterygium.Pemberian mytomicin C danbeta irradiation dapat

    diberikan untuk mengurangi rekuren tetapi jarang digunakan.

    7)

    Lamellar keratoplasty,excimer laser phototherapeutickeratectomydan

    terapi barudengan menggunakan gabungan angiostatik dan steroid.

    Terapi bedah yang diberikan pada pasien ini adalah tekhnik bare sclera.

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    11/12

    10

    Untuk penanganan Pterygium dan Simblefaron pada kasus ini adalah

    dengan dilakukannya Transplantasi Membran Amnion. Menurut teori Indikasi

    dari Transplantasi Membran Amnion adalah pterigium, Eksisi tumor konjungtiva,

    Simblefaron, Perforasi sklera, Sclera melt, Rekonstruksi socket, dan Chemical

    burns.

    Untuk penanganan Presbiopia dilakukan koreksi dengan menggunakan

    kaca mata +2.00 D pada kedua mata. Sesuai dengan kepustakaan dimana pada

    pasien presbiopia kaca mata atau adisi diperlukan untuk membaca dekat yang

    berkekuatan tertentu, biasanya : S +2.00 D untuk usia 50 tahun dan S +2.50 D

    untuk usia 55 tahun.

    Untuk penanganan astigmatisme dilakukan koreksi dengan menggunakan kaca

    mata +2.75, silinder -0.75 axis 30 untuk mata kanan sedangkan pada mata kiri

    diberikan koreksi +8.00, silinder -9.00 axis 163.

    Prognosis untuk pasien ini quo ad vitam : ad bonam, quo ad functionam : ad

    bonam, quo ad sanactionam : ad bonam.

  • 8/10/2019 PTERIGIUM PRESKAS

    12/12

    11

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Sidarta Ilyas, Ilmu penyakit Mata edisi ketiga.2008. Jakarta FKUI

    2. Chandra DW et al. Effectiveness of subkonjungtival mitomycin-C

    compared with subconjunctival triamcinolone acetonide on the recurrence

    of progressive primary pterygium which underwent Mc Reynolds method.

    Berkala ilmu Kedokteran, Volume 39, No 4 Desember 2007: 18619

    3. Gazzard G, Saw SM, Farook M, Koh D, Wijaya D, et all. Pterygium in

    Indonesia; prevalence, severity and risk factors, British Journal of

    Ophtamology. 2002; 86 (12); 1341 1346. Available at :

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1771435/

    4.

    Vaughan,Daniel G, Asbury Taylor, Riordan Eva Paul. Oftalmologiumum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika, 2000, hal 56.

    5.

    Hamurwono GD, Nainggolan SH, Soekraningsih. Buku Pedoman

    Kesehatan Mata dan Pencegahan Kebutaan Untuk Puskesmas. Jakarta;

    Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas Ditjen Pembinaan Kesehatan

    Masyarakat Departemen kesehatan, 1984. 1417.

    6. J Kanski. Clinical Opthamology a systematic approach. 6 ed. Benson Kim

    Er, editor. USA: IBC Scientific Publications; 2008.

    7. Aminlari Ardalan M, singh Ravi dkk. Ophthalmic Pearls: Cornea,

    Management of Pterygium. american academy of ophtamology. 2010.

    Epub desember 2010. amerika.

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1771435/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1771435/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1771435/