Kasus Pterigium IKM
-
Upload
widya-susilowati -
Category
Documents
-
view
234 -
download
3
Transcript of Kasus Pterigium IKM
Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA No. RM :
Berkas Pembinaan Keluarga Nama pasien : Ny. A
PKM Cemoro Donomulyo Nama KK : Tn. J
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. J
Alamat lengkap : Desa Mulyosari Rt.03 Rw.7
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
No Nama Status L/
P
Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien
PKM
Ket
1 Tn. J Suami
(KK)
L 30 Th SD Petani T -
2 Ny. A Istri P 27 Th SD Swasta Y Pterigium
OS
3 An.H Anak 1 L 8 Th SD Pelajar T -
4 An.D Anak 2 P 5 Th - - T -
Sumber : Data Primer, 24 Mei 2012
Kesimpulan :
Keluarga pasien merupakan nuclear family yang terdiri atas 4 orang. Pasien
adalah Ny. A, umur 27 tahun, beralamat di Ds. Mulyosari Rt.03, Rw.7. Diagnosa
klinis pasien adalah Pterigium OS. Pasien tinggal bersama dengan Suami (Tn.J 30
Th), serta kedua anaknya (An.H 8 Th) dan (An.D 5 Th).
1
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Dalam Satu Rumah
BAB ISTATUS PASIEN
1.1 PENDAHULUAN
Laporan ini dibuat berdasarkan kasus yang diambil dari seorang penderita
pterigium, berjenis kelamin perempuan dan berusia 27 tahun. Mengingat kasus
pterigium masih sering terjadi di masyarakat, beserta permasalahannya seperti
masih kurangnya pengetahuan tentang penanganan yang tepat sehingga dapat
menyebabkan komplikasi. Oleh karena itu, penting kiranya bagi penulis untuk
memperhatikan dan mencermatinya dan kemudian bisa menjadikannya sebagai
pengalaman di lapangan.
1.2 ANAMNESIS
1.2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Swasta (Buruh Pabrik)
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Ds. Mulyosari Rt.03 Rw.7
Status Perkawinan : Menikah
Suku : Jawa
Tanggal Periksa : 24 Mei 2012
1.2.2 Keluhan utama : Mata Kabur
1.2.3 Riwayat penyakit sekarang :
Penderita datang ke Balai Pengobatan PKM Cemoro Donomulyo
dengan keluhan mata sebelah kiri kabur sejak ± 3 bulan yang lalu dan pada
mata tersebut terlihat seperti ada daging tumbuh. Pasien juga mengeluh
silau dan terkadang mata terasa gatal sehingga pasien sering mengucek-
ngucek matanya.
Pasien mengatakan bahwa 1 tahun yang lalu bekerja di sebuah pabrik
di Kepanjen. Karena jarak rumah dan pekerjaan pasien yang jauh,
2
sehingga pasien sering berkendara motor sendirian ke tempat kerja,
terkadang pasien mengaku menggunakan helm dengan kaca helm yang
sengaja dibuka agar melihat lebih jelas dan tidak menggunakan kaca mata
saat berkendara sehingga mata pasien sering terpapar angin, debu, dan
sinar cahaya matahari.
1.2.4 Riwayat penyakit Dahulu
- Riwayat sakit serupa : disangkal
- Riwayat mondok : disangkal
- Riwayat diabetes : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
1.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluarga sakit serupa : disangkal
- Riwayat diabetes : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
1.2.6 Riwayat kebiasaan
- Riwayat olahraga : disangkal
- Riwayat pengisian waktu luang : istirahat drumah
1.2.7 Riwayat sosial ekonomi
Penghasilan keluarga relatif cukup. Penghasilan didapat dari suami yang
bekerja sebagai petani maupun dari pasien yang bekerja sebagai buruh pabriki.
Keluarga Ny.A memiliki hubungan sosial dengan tetangga yang cukup bagus,
meskipun Ny.A dan suami bekerja, tetapi mereka saling mendukung dan
saling memperhatikan.
Pasien adalah seorang Perempuan berusia 27 tahun. Pasien bekerja sebagai
buruh pabrik. saat ini pasien tinggal di rumah dengan suami dan kedua
anaknya. Saat ini kebutuhan sehari-hari penderita ditanggung oleh suami dan
penderita sendiri.
Hubungan Ny.A, suami, dan anak pasien nampak saling mendukung,
karena suami maupun kedua anak pasien tampak menemani saat pasien
berobat di PKM Cemoro.
3
1.2.8 Riwayat Gizi :
Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali/hari. Berupa nasi sepiring, sayur,
dan lauk pauk. Terkadang dengan telur, tahu, tempe, ayam dan daging. Sering
makan buah-buahan seperti jeruk dan pisang dan minum susu. Minum air
putih ± 2 liter.
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sehat
Derajat kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
T : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit, regular, isi tegangan cukup
RR : 18 x/ menit, kedalaman cukup, reguler
Suhu : 36 0C peraksila
BB : 58 kg
TB : 157 cm
- Kulit
Kulit sawo matang, ikterik (-), venektasi (-), spider nevi (-).
- Kepala
Bentuk Normocephal, luka (-), makula (-), papula (-), nodul (-), bells palsy (-).
- Mata
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
(3mm/3mm), tampak lipatan segitiga pada celah kelopak bagian nasal
konjungtiva pada mata kiri yang meluas ke kornea < 2 mm.
- Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-/-)
- Mulut
bibir pucat (-), sianosis (-),
- Telinga
Daun telinga bentuk normal, sekret (-/-)
- Tenggorok
Uvula di tengah, faring hiperemis (-), tonsil T1 - T1.
4
- Leher
Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak
membesar.
- Thoraks
Bentuk : normochest, retraksi (-/-)
Cor :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V LMCS, tidak kuat angkat
Perkusi :
Batas kiri atas : SIC II Linea parasternalis Sinistra
Batas kiri bawah : SIC IV Linea Mid clavicularis sinistra
Batas kanan atas : SIC II Linea parasternalis Dextra
Batas kanan bawah : SIC IV Linea parasternalis Dextra
Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus raba sulit dievaluasi
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
- Abdomen
Inspeksi : dinding perut lebih cembung daripada dinding dada, caput
medusae (-)
Auskultasi : bising usus (+) N
Perkusi : pekak
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
- Ekstremitas
Akral Dingin
- -
- -
Capillary refill time < 2 detik
Arteri dorsalis pedis teraba kuat
5
Oedem
- -
- -
Status Oftalmicus:
OD OS
AV - -
Tanpa koreksi - -
Dengan koreksi - -
TIO
Kedudukan Simetris Simetris
Pergerakan membuka dan menutup mata (+),
tertinggal (-)
membuka dan menutup mata (+),
tertinggal (-)
Palpebra edema (-), hiperemi (-), hematom
(-), benjolan-benjolan (-)
edema (-), hiperemi (-), hematom
(-), benjolan-benjolan (-)
Konjungtiva warna pink, edema (-), pelebaran
pembuluh darah (-), secret (-)
warna (keruh) sebagian, edema
(-), tampak lipatan segitiga pada
celah kelopak bagian nasal
konjungtiva yang meluas ke
kornea sampai pupil (OD),
pelebaran pembuluh daran (+),
secret (-)
Kornea Sebagian tertutup oleh lipatan
segitiga konjungtiva
Sebagian tertutup oleh lipatan
segitiga konjungtiva
Bilik mata depan jernih (+) jernih (+)
Iris/pupil reflek pupil (+), bulat (3-4mm),
central (+), jernih (+)
reflek pupil (+), bulat (3-4mm),
central (+), sebagian tertutup
lipatan segitiga konjungtiva
Lensa Keruh Sedikit keruh
Vitreus Sde sde
Retina Sde sde
1.4 RESUME
Ny.A, umur 27 tahun, datang ke Balai Pengobatan PKM Cemoro Donomulyo
dengan keluhan mata sebelah kiri kabur sejak ± 3 bulan yang lalu dan pada mata
6
tersebut terlihat seperti ada daging tumbuh. Pasien juga mengeluh silau dan
terkadang mata terasa gatal sehingga pasien sering mengucek-ngucek matanya.
Pasien mengatakan bahwa 1 tahun yang lalu mulai bekerja di sebuah pabrik
di Malang. Karena jarak rumah dan pekerjaan pasien yang jauh, sehingga pasien
sering berkendara motor sendirian ke tempat kerja, terkadang pasien mengaku
tanpa menggunakan helm ataupun kaca mata saat berkendara sehingga mata
pasien sering terpapar angin, debu, dan cahaya matahari.
Pemeriksaan fisik didapatkan KU: tampak sehat, CM, Tanda vital: T: 110/70
mmHg, Nadi: 82 x/menit, RR: 18 x/menit, Suhu: 36,1 0C. Mata: tampak lipatan
segitiga pada celah kelopak bagian nasal konjungtiva pada mata kiri yang meluas
ke kornea < 2 mm.
1.5 DAFTAR MASALAH
1. Mata kiri kabur
2. Mata kiri Gatal
3. Mata kiri silau
4. Pemeriksaan fisik Mata: tampak lipatan segitiga pada celah kelopak
bagian nasal konjungtiva pada mata kiri yang meluas ke kornea < 2 mm.
1.6 DIAGNOSIS HOLISTIK
Ny. A, 27 Th, dengan mata kiri kabur dengan keluarga yang saling
memperhatikan, serta saling mendukung.
1.6.1 Diagnosis Biologis
OS Pterygium derajat II
1.6.2 Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga cukup baik. Dapat dilihat dari suami
yang sangat memperhatikan kesehatan pasien.
1.6.3 Diagnosis Sosial Ekonomi
Keluarga Ny.A memiliki hubungan sosial dengan tetangga yang cukup
bagus. Status ekonomi Penghasilan keluarga relatif cukup. Penghasilan
didapat dari suami yang bekerja sebagai petani maupun dari pasien sendiri
yang bekerja di sebuah pabrik di Malang.
7
1.7 PENATALAKSANAAN
1.7.1 Non Medika mentosa
Kurangi pajanan debu dan sinar matahari dengan menggunakan helm atau kacamata anti ultraviolet
Kontrol ke rumah sakit1.7.2 Medikamentosa
Immatrol Ed 4 dd gtt 1 ODS
Ctm 2x1 tab
1.7.3 KIE
Menggunakan topi lebar sehingga sinar matahari tidak dapat langsung
terkena wajah
Menggunakan kacamata anti UV: Selain untuk mencegah sinar matahari
masuk ke mata, dapat sekaligus mencegah partikel debu dan kotoran serta
angin masuk ke mata
Jika mata terasa gatal jangan mengucek-ngucek mata dengan tangan, tetapi
dapat menggunakan tisue basah tanpa kandungan alkohol ataupun tisue
kering, supaya kotoran yang menempel dimata tidak menggesek-gesek
kornea mata dan mencegah bakteri dari tangan masuk menyebar ke mata.
1.8 PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
8
BAB IIIDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
2.1 FUNGSI HOLISTIK
2.1.1 Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari Suami (Tn.J 30 Th), Istri (Ny.A 27 Th), dan kedua
anaknya (An.H 8 Th), dan (An.D 5 Th).
2.1.2 Fungsi Psikologis
Penderita tinggal bersama suami, dan kedua anaknya. Ny.A adalah
seorang istri yang bekerja sebagai buruh pabrik. Hubungan Ny.A dan
keluarga cukup terjalin dengan baik dan saling memperhatikan, walaupun
Ny.A, suami dan anak kedua kesehariannya sibuk bekerja, tetapi selalu
bertemu setiap hari saat malam hari. Hal ini terbukti pada saat pasien
berobat, suami dan anak pasien menemani pasien saat berobat.
2.1.3 Fungsi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Ny.A hanya sebagai anggota
masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat. Dalam kehidupan sosial Ny.A kurang berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan, dikarenakan sibuk dengan pekerjaan.
2.1.4 Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga berasal dari penghasilan Ny.A yang bekerja sebagai
buruh pabrik dan suami yang bekerja sebagai petani. Untuk biaya hidup sehari-
hari seperti makan, minum, atau iuran membayar listrik mengandalkan uang yang
ada.
Kesimpulan :
Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik keluarga kesimpulannya
adalah Keluarga Ny.A umur 28 tahun dengan Pterygium OS, fungsi psikologis
dan fungsi sosial ekonomi cukup baik.
2.2 FUNGSI FISIOLOGIS
Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut
9
pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga
yang lain. APGAR score meliputi :
1. Adaptasi
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga
yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang
lain.
2. Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3. Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
4. Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.
5. Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata ≤ 5 kurang, 6-7 cukup
dan 8-10 adalah baik.
Tabel 3. APGAR score Ny.A =
APGAR Ny.A Terhadap Keluarga Sering/Selalu
Kadang-kadang
Jarang/Tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
10
Untuk Ny.A APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
Adaptation : Saat Ny.A sedang memiliki masalah biasanya tidak ditanggung
sendiri dan bisa berbagi dengan keluarga karena kedekatan Ny.A dengan
keluarga.
Score : 2
Partnership : Pekerjaan Ny.A sebagai buruh pabrik tidak menyebabkan hambatan
dalam berbagi masalah yang dihadapi sehari-hari dengan keluarga.
Score : 2
Growth : Ny.A jarang berkumpul dengan keluarga dan berkomunikasi, karena
Ny.A dan suami bekerja hingga sore hari.
Score : 1
Affection : Ny.A jarang mengekspresikan perhatian terhadap keluarga secara
langsung.
Score : 1
Resolve : Waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga kurang.
Score : 1
Tabel 4. APGAR score Tn.J. =
APGAR Tn.J Terhadap Keluarga Sering/Selalu
Kadang-kadang
Jarang/tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Untuk Tn.J APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
11
Adaptation : Saat Tn.J sedang memiliki masalah biasanya tidak ditanggung
sendiri dan bisa berbagi dengan keluarga karena kedekatan Tn.J dengan
keluarga.
Score : 2
Partnership : Pekerjaan Tn.J sebagai petani tidak menyebabkan hambatan dalam
berbagi masalah yang dihadapi sehari-hari dengan keluarga.
Score : 2
Growth : Tn.J jarang berkumpul dengan keluarga dan berkomunikasi, karena
Tn.K bekerja hingga sore hari.
Score : 1
Affection : Tn.J jarang mengekspresikan perhatian terhadap keluarga secara
langsung.
Score : 1
Resolve : Waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga kurang.
Score : 1
APGAR score keluarga Ny.A = (7+7) : 2 = 7
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny.A adalah cukup.
2.3 FUNGSI PATOLOGIS
Fungsi patologis dari keluarga Ny.A dinilai dengan menggunakan alat
S.C.R.E.E.M sebagai berikut :
Tabel 6. SCREEM keluarga pasien
SUMBER PATOLOGIS KETSocial Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya -
CultureKepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, dapat dilihat pada pergaulan mereka yang masih menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.
-
Religious Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga dalam ketaatannya dalam beribadah.
+
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil -
EducationalTingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini kurang, dimana Ny.P berpendidikan sampai SMP, dan Tn.K hanya lulusan SD
+
MedicalKeluarga ini cukup mampu membiayai pelayanan kesehatan, namun jika tidak cukup parah tidak akan dibawa kerumah sakit +
Kesimpulan
12
Tn. J, 30 th
Ny. A, 28 th An. D, 5 thAn. H, 8 th
Keluarga Ny.A mempunyai fungsi patologis di bidang religious, educational dan
medical.
2.4 POLA INTERAKSI KELUARGA
Diagram 1. Pola interaksi keluarga Ny.A
Keterangan :
Hubungan baik
Hubungan tidak baik
Kesimpulan : Hubungan antara Ny.A dengan keluarga baik
2.5 GENOGRAM KELUARGA
Alamat lengkap :Ds, Mulyosari Rt.03, Rw.07
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
Diagram 2. Genogram keluarga Ny.A
Kesimpulan:
• Riwayat Pterygium tidak ditemukan pada anggota keluarga lainnya.
13
Ny. ATn. K
An.DAn.H
Keluarga Ny. A
Pengetahuan :Keluarga kurang mengetahui penyakit pasien
Pelayanan Kesehatan:Jika sakit Ny. A berobat ke bidan
Sikap:Keluarga cukup memperhatikan penyakit pasien
Lingkungan:Keluarga cukup memahami pentingnya kebersihan lingkungan terhadap kesehatan pasien
BAB IIIIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
3.1 Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
3.1.1 Faktor Perilaku Keluarga
Ny.A adalah seorang perempuan mengeluh mata sebelah kiri kabur sejak ±
3 bulan yang lalu dan pada mata tersebut terlihat seperti ada daging tumbuh,
pasien kemudian berobat ke PKM Cemoro Donomulyo. Suami dan kedua
anaknya belum banyak memiliki pengetahuan tentang kesehatan khususnya
komplikasi yang ditimbulkan oleh Pterygium.
Dari luar, rumah tampak bagus, perabot rumah tertata rapi. Keluarga Ny.A
mempunyai sejumlah hewan peliharaan, yaitu ayam yang kandangannya berada
dibelakang rumah.
3.1.2 Faktor Non Perilaku
Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga
berkecukupan. Sumber penghasilan berasal dari suami dan pasien sendiri.
Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memadai, karena cukup memenuhi
standar kesehatan. Pencahayaan ruangan cukup, ventilasi cukup, fasilitas WC dan
kamar mandi yang cukup bersih. Dapur memiliki akses udara yang bebas dan
pencahayaannya cukup. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga
ini jika sakit adalah bidan.
Diagram 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku
14
Kmr Tidur
Ruang Santai
Kmr Mandi
R. Makan
5 m
B
7 m
Bagian Depan
Bagian Belakang
Kmr TidurRuang Tamu
Dapur
Teras
Kandang Ayam
3.2 Identifikasi Lingkungan Rumah
3.2.1 Gambaran Lingkungan
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah yang berdempetan dengan rumah
tetangganya. Memiliki pekarangan rumah dan pagar pembatas. Terdiri dari
ruang tamu dan ruang keluarga, satu kamar tidur, satu dapur,dan memiliki
fasilitas jamban keluarga. Pintu masuk dan keluar ada dua, di bagian depan
rumah dan di belakang. Jendela kaca ada. Lantai rumah sebagian sudah
memakai ubin, sebagian berbahan tanah. Ventilasi dan penerangan rumah
cukup. Perabotan rumah tangga cukup. Secara keseluruhan kebersihan rumah
sudah cukup.
3.2.2 Denah Rumah
Kesimpulan :Lingkungan rumah cukup memenuhi syarat kesehatan,
namun kesehatan lingkungan kurang terjaga.
15
BAB IVDAFTAR MASALAH
4.1 MASALAH MEDIS :
1. Pterygium OS
4.2 MASALAH NON MEDIS :
1. Tingkat pengetahuan keluarga Ny.A tentang kesehatan kurang.
4.3 PERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada
dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
Diagram 5. Permasalahan Ny.A
4.4 MATRIKULASI MASALAH
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996)
Tabel 7. Matrikulasi masalah
No Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxRP S SB Mn Mo Ma
1. Tingkat pengetahuan
keluarga Ny.A tentang
kesehatan kurang
5 5 4 2 4 3 4 9.600
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn: Man (tenaga yang tersedia)
Mo: Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
16
Ny.A 27 thPterygium OS
Tingkat pengetahuan keluarga Ny. A tentang kesehatan kurang
Kriteria penilaian :
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
4.5 PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga
Ny.A adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan keluarga Ny.A tentang kesehatan kurang.
Kesimpulan :
Prioritas masalah yang diambil adalah tingkat pengetahuan keluarga Ny.A
tentang kesehatan kurang, sehingga mempengaruhi kondisi kesehatannya.
17
BAB V PENATALAKSANAAN HEPATOMA
Pilihan manajemen secara klinis pada bisa menjadi kompleks. Keluhan ringan
pterygium berupa fotofobia dan mata sering di atasi dengan cara menghindari asap
dan debu. Beberapa obat topikal seperti lubrikan, vasokonstriktor atau
kortikosteroid digunakan secara aman untuk menghilangkan gejala jika digunakan
secara benar terutama pada derajat 1 dan 2 atau tipe 1. Untuk mencegah
progresivitas beberapa peneliti menganjurkan penggunaan kacamata pelindung
UV.
Indikasi eksisi untuk pterygium termasuk ketidaknyamanan yang menetap,
gangguan penglihatan, ukuran > 3-4 mm dan pertumbuhan yang progresif menuju
tengah kornea atau visual aksis dan adanya gangguan pergerakan bola mata.
Eksisi pterygium bertujuan untuk mencapai keadaan normal gambaran permukaan
bola mata yang licin. Teknik bedah yang sering digunakan untuk mengangkat
pterygium adalah menggunakan pisau yang datar untuk mendiseksi pterygium ke
arah limbus.
18
BAB VI
HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN HEPATOMA
Pterygium merupakan penebalan berupa lipatan berbentuk segitiga yang
tumbuh menjalar ke tengah bola mata. Paparan sinar matahari merupakan faktor
yang penting dalam perkembangan terjadinya pterigium. Hal ini menjelaskan
mengapa insidennya sangat tinggi pada populasi yang berada pada daerah dekat
equator dan pada orang –orang yang menghabiskan banyak waktu di lapangan.
Faktor lainnya yang berperan dalam terbentuknya pterigium adalah alergen, bahan
kimia berbahaya, dan bahan iritan (angin, debu, polutan). Keluhan subjektif dapat
berupa rasa panas, gatal, ada yang mengganjal.
Keluhan ringan pterygium berupa fotofobia dan mata sering di atasi
dengan cara menghindari asap dan debu. Komplikasi dari pterigium meliputi
sebagai berikut: Gangguan penglihatan, Kemerahan, Iritasi, Gangguan pergerakan
bola mata. Tindakan operasi pada pterigium pada penglihatan dan kosmetik
adalah baik. Prosedur yang baik dapat ditolerir pasien dan disamping itu pada
beberapa hari setelah operasi pasien akan merasa tidak nyaman, kebanyakan
setelah 48 jam pasca operasi pasien bisa memulai aktivitasnya. Bagaimanapun
juga, pada beberapa kasus terdapat kekambuhan, ini biasanya karena pasien yang
terus terpapar radiasi sinar matahari, juga beratnya atau derajat pterigium. Pasien
dengan pterygium yang kambuh lagi dapat mengulangi tindakan pembedahan.
Sinar matahari terutama UV B adalah merupakan paparan yang primer,
sehingga perlu dilakukan perlindungan mata dari paparan secara langsung. Sinar
matahari merupakan sumber UV yang paling besar sehingga hindari bekerja di
tempat yang terbuka, pembatasan lama paparan pada radiasi ultraviolet dan jika
diperlukan gunakan topi yang berdiameter besar dan kacamata anti UV, juga
perhatikan faktor- faktor yang dapat mempengaruhinya juga seperti penggunaan
kacamata untuk menghindari paparan angin secara langsung, dan kurangi paparan
terhadap paparan bahan kimia baik yang berbentuk partikel debu.
19
BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Diagnosis Holistik :
Ny.A 27 tahun, dengan Pterygium OS dengan hubungan antar anggota
keluarga cukup baik. Dapat dilihat dari suami dan anak-anak pasien yang
sangat memperhatikan kesehatan pasien.
1. Segi Biologis
Pterygium OS
2. Segi Psikologis
Penderita tinggal bersama suami, dan kedua anaknya. Ny.A adalah
seorang istri yang bekerja sebagai buruh pabrik. Hubungan Ny.A dan
keluarga cukup terjalin dengan baik dan saling memperhatikan,
walaupun Ny.A, suami dan anak kedua kesehariannya sibuk bekerja,
tetapi selalu bertemu setiap hari saat malam hari. Hal ini terbukti pada
saat pasien berobat, suami dan anak pasien menemani pasien saat
berobat.
3. Segi Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Status ekonomi mencukupi kebutuhan
b. Penyakit Ny.A mengganggu aktifitas sehari-hari.
c.Kondisi lingkungan dan rumah yang cukup memenuhi standar kesehatan.
d. Kurang berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
7.2 SARAN
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien mengenai pentingnya berobat
secara teratur untuk mencegah komplikasi dari penyakit Ny.A agar dapat
ditangani secepat mungkin penyakit yang diderita, serta edukasi kepada keluarga
perilaku hidup bersih sehat.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata, edisi kedua. Jakarta: Balai Penelitian FKUI,2003.
119-120
2. Hamurwono GD, Nainggolan SH, Soekraningsih. Buku Pedoman Kesehatan Mata
dan Pencegahan Kebutaan Untuk Puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Puskesmas Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesehatan, 1984. 14-17
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), Editor Tahjono.
Dalam panduan manajermen klinik PERDAMI. CV Ondo Jakarta; 2006. 56 – 58
4. Tan D T.H Ocular Surface Diseases Medical and Surgical Management. New
York: Springer, 2002. 65 – 83
5. Raihana. Karakteristik penderita pterygium dipoliklinik mata RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru Periode Januari 2003 – Desember 2005. Pekanbaru ; FK
UNRI, 2007
21