PSIKOFARMAKA

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan, sebagai perwujudan keharmonisan fungsi mental dan kesanggupannya menghadapi masalah yang biasa terjadi, sehingga individu tersebut merasa puas dan mampu. Kesehatan jiwa seseorang selalu dinamis dan berubah setiap saat serta dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : kondisi fisik (somatogenik), kondisi perkembangan mental- emosional (psikogenik) dan kondisi dilingkungan sosial (sosiogenik). Ketidakseimbangan pada salah satu dari ketiga faktor tersebut dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. WHO memperkirakan saat ini di seluruh dunia terdapat 450 juta orang 1

description

Psikofarmaka Keperawatan Jiwa

Transcript of PSIKOFARMAKA

Page 1: PSIKOFARMAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan kemampuan individu untuk

menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan

lingkungan, sebagai perwujudan keharmonisan fungsi mental dan

kesanggupannya menghadapi masalah yang biasa terjadi, sehingga

individu tersebut merasa puas dan mampu.

Kesehatan jiwa seseorang selalu dinamis dan berubah setiap saat

serta dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : kondisi fisik (somatogenik),

kondisi perkembangan mental-emosional (psikogenik) dan kondisi

dilingkungan sosial (sosiogenik). Ketidakseimbangan pada salah satu dari

ketiga faktor tersebut dapat mengakibatkan gangguan jiwa.

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan

pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,

yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam

melaksanakan peran sosial. WHO memperkirakan saat ini di seluruh dunia

terdapat 450 juta orang mengalami gangguan jiwa, di Indonesia sendiri

pada tahun 2006 diperkirakan 26 juta penduduk Indonesia mengalami

gangguan jiwa dengan ratio populasi 1:4 penduduk. Sebagai salah satu

upaya untuk mengurangi penurunan produktifitas maka pasien yang

dirawat inap dilakukan upaya rehabilitasi sebelum klien dipulangkan dari

rumah sakit. Tujuannya untuk mencapai perbaikan fisik dan mental

sebesar-besarnya, penyaluran dalam pekerjaan dengan kapasitas maksimal

dan penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial sehingga

bisa berfungsi sebagai anggota masyarakat yang mandiri dan berguna.

1

Page 2: PSIKOFARMAKA

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu berfikir kritis dan analisis dalam memahami peran

perawat dalam terapi psikofarmaka.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa memahami pengertian psikofarmaka

b. Mahasiswa memahami klasifikasi obat-obatan psikofarmaka

c. Mahasiswa memahami peran perawat dalam pemberian obat

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode

deskriptif yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dan

menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di

perpustakaan maupun internet.

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan sistematika

penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang,

tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II

Pembahasan terdiri dari pengertian psikofarmaka, klasifikasi obat-obatan

psikofarmaka dan peran perawat dalam psikofarmaka. Bab III : Penutup

terdiri dari kesimpulan dan saran

2

Page 3: PSIKOFARMAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Psikofarmako

Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan

gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang

bersifat Neuroleptik (bekerja pada sistem saraf). Pengobatan pada gangguan

mental bersifat komprehensif, yang meliputi :

1. Teori biologis (somatik). Mencakup pemberian obat psikotik dan

Elektro Convulsi Therapi (ECT)

2. Psikoterapeutik

3. Terapi Modalitas

Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari management psikoterapi.

Perawat perlu memahami konsep umum psikofarmaka. Beberapa hal yang

termasuk Neurotransmitter adalah Dopamin, Neuroepineprin, Serotonin, dan

GABA (Gama Amino Buteric Acid), dll. Meningkatnya dan menurunnya

kadar/konsentrasi neurotransmitter akan menimbulkan kekacauan atau

gangguan mental. Obat-obatan psikofarmaka efektif untuk mengatur

keseimbangan Neurotransmitter.

B. Klasifikasi

Menurut Rusdi Maslim, yang termasuk obat-obatan psikofarmaka adalah

golongan :

1. Anti Psikotik

a. Definisi

Anti Psikotik termasuk golongan mayor transquilizer atau

psikotropik:Neuroleptika  adalah obat-obat yang dapat menekan

fungsi-fungsi psikis tertentu tanpa mempengaruhi fungsi-fungsi umum,

3

Page 4: PSIKOFARMAKA

seperti berpikir, dan berkelakuan normal. Obat ini dapat meredakan

emosi, agresi, dan dapat juga mengurangi gangguan jiwa seperti ;

halusinasi serta menormalkan perilaku yang tidak normal.

b. Pengolongan

1) Fenotiazin, contoh obat : chlorpromazine (dosis 150-600 mg/hari),

thioridazin (dosis 150-600 mg/hari), Trifluoperazin (dosis 10-15

mg/hari), perfenazin (12-24 mg/hari), Flufenazin (dosis 10-15

mg/hari).

2) Butirofenon, contoh obat : Halloperidol (dosis 5-15 mg/hari),

Droperidol (dosis 7,5-15 mg/hari).

3) Difenilbutil piperidin, contoh obat : pimozide ( dosis 1-4 mg/hari).

4) Atypcal, contoh obat : Risperidon ( dosis 2-6 mg/hari).

c. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja dari obat anti-psikosis yaitu Memblokade

Dopamine pada reseptor pasca sinaps neuron di otak, dan juga dapat

memblokade reseptor kolinergik, adrenergic dan histamine. Untuk obat

generasi pertama ( fenotiazin dan butirofenon), umumnya tidak

terlalau selektif benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor

dopamine D2. Anti-psikosis golongan atypical memblokade reseptor

dopamine dan juga serotonin 5HT2.

d. Indikasi

Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani

skizofreni, untuk memgurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan

isi pikiran dan juga efektif dalam mencegah kekambuhan. Major

transquilizer juga efektif dalam menangani mania, perilaku kekerasan

dan agitasi akibat bingung dan demensia.

e. Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan dari pengunaan obat anti-psikosis

antara lain :

1) Sedasi dan Inhibisi Psikomotor

2) Gangguan Otonomik

4

Page 5: PSIKOFARMAKA

3) Gangguan Ekstrapiramidal

4) Gangguan Endokrin, metabolik, hematologic

f. Kontraindikasi

Obat-obat anti-psikosis berkontradiksi dengan : penyakit hati,

penyakt darah, kelainan jantung, epilepsy, febris yang tinggi, penyakit

SSP, ketergantungan alcohol, dan gangguan kesadaran.

g. Efek samping pada anti psikotik :

Efek Samping pada Sistim Syaraf ( Ektrapyramidal Side Efect / EPSE/

EPS / Ekstrapyramidal Syndrome ) :

1) Parkinson

Efek samping ini muncul 1 - 3 minggu pemberian obat

(tergantung respon klien). Terdapat TRIAS gejala parkinsonisme ;

a) Tremor : sering terjadi, dan paling  jelas  pada istirahat.

b) Bradikinesia : muka seperti topeng, berkurangnya gerakan

reiprokal pada saat berjalan.

c) Rigitas : gangguan tonus otot ( kaku )

2) Distonia

kontraksi otot singkat atau bisa juga lama. Tanda - tanda; muka

menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak terkontrol.

3) Akathisia

Ditandai dengan perasaan subyektif dan obyektif dari

kegelisahan, seperti adanya perasaan cemas, tidak mampu santai,

gugup, langkah bolak - balik dan gerakan mengguncang pada saat

duduk. Ketiga efek samping diatas bersifat akur dan bersifat

Reversible (bisa hilang atau kembali normal).

4) Tardive Dyskenesia

Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi

setelah pengobatan jangka panjang dan bersifat Ireversible (susah

hilang/ menetap).Berupa gerakan Involunter yang berulang pada

lidah, wajah, mulut / rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu

5

Page 6: PSIKOFARMAKA

jari, dan gerakan tersebut akan hilang pada saat tidur. Efek

samping pada sistim saraf perifer.

5) Cholinergic

Ini terjadi karena penghambatan pada reseptor Asetilkolin.

Yang termasuk Efek Samping Kolinergic adalah ;

a) Mulut Kering

b) Kontipasi

c) Pandangan kabur, akibat midriasis pupil dan Sikloplegia

(pariese otot – otot siliaris)  menyebabkan Presbiopia

d) Hipotensi Orthostatik, akibat penghambatan reseptor

Adrenergik

e) Kongesti / sumbatan Nasal

2. Anti Depresi

a. Definisi

Antidepresan adalah obat yang mampu memperbaiki suasana jiwa

dengan menghilangkan atau meringankan gejala keadaan murung, yang

idak disebabkan oleh kesulitan social ekonomi, obat-obatan, atau

penyakit.

b. Pengolongan

1) Trisiklik (TCA) : Amitriptilin (75-150 mg/hari), Imipramin ( 75-150

mg/hari).

2) SSSRI : sentralin (50-150 mg/hari), Fluvoxamin (50-100 mg/hari),

Fluxentin (20-40 mg/hari), Paroxentin (20-40 mg/hari).

3) MAOI : Moclobemide (300-600 mg/.hari)

4) Atypical : mianserin (30-60 mg/hari), Trazodon ( 75-150 mg/hari),

Maprotilin (75-150 mg/hari dosis terbagi).

6

Page 7: PSIKOFARMAKA

c. Mekanisme Kerja

Menghambat re-uptake aminergic neurotransmiter, menghambat

penghancuran oleh enzim monoamine oxidaseà sehingga tjd

peningkatan jumlah aminergic neurotransmiter pana sinaps neuron di

SSP.

d. Indikasi

Obat antidepresan digunakan untuk penderita depresi dan kadang

juga berguna untuk penderita ansietas foba, obsesif-kompulsif, dan

mencegah kekambuhan depresi.

e. Efek Samping

1) Sedasi

2) Efek Antikolinergik  (mulut kering, penghilatan kabur, konstipasi,

sinus takikardi)

3) Efek Anti Adrenergik Alfa (perubahan EKG, hipotensi)

4) Efek Neurotoksik

f. Kontraindikasi

Kontraindikasi pada penyakit jantung koroner, Glaucoma, retensi urin,

hipertensi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsy.

3. Anti Mania (Lithium Carbonate)

a. Definisi

Obat Antimania adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan

kecenderungan patologis untuk suatu aktivitas tertentu, yang tidak

dapat dikendalikan , misalnya mengutil ( kleptomania).

b. Pengolongan

Obat antimania yang menjadi acuan adalah litium karbonat (250-500

mg/hari).

7

Page 8: PSIKOFARMAKA

c. Mekanisme Kerja

Efek anti mania dari lithium carbonate disebabkan kemampuanya

mengurangi dopamine reseptor supersensitivity, meningkatkan

cholinergic muscarinic activity, dan menghambat cyclic adenosine

monophospate.

d. Efek Samping

Efek samping lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik

pasein. Efek samping dini yaitu mulut kering, haus, gastrointestinal

distress, kelemahan otot, poliuria, tremor halus,. Sedangkan efek

samping lain yaitu : hipotiroidisme, peningkatan BB, odema,

lekositosis, ggn daya ingat dan konsentrasi

e. Kontraindikasi

Respon hipersensitivitas terhdap litium karbonat, penyakit ginjal,

penyakit tiroid.

f. Indikasi

Mengurangi Agresivitas, Tidak menimbulkan efek sedatif,

Mengoreksi/Mengontrol pola tidur, iritable dan adanya Flight Of Idea.

Pada Mania dengan kondisi berat pemberian anti mania di kombinasi

dengan obat anti psikotik.

4. Anti Cemas

Sering juga disebut : Psycholeptics, Minortranqulizers, Anxyolitics,

Ansiolitika.

a. Definisi

adalah obat yang digunakan untuk gangguan mental yang sering

dijumpai dengan ansietas berat serupa dengan takut (seoerti takikardi,

berkeringat, gemetar, palpitasi) dan rasa takut, gelisah rasa takut yang

mungkin timbul dari penyebab yang tidak diketahui.

8

Page 9: PSIKOFARMAKA

b. Pengolongan

1) Benzodiazepine

Obat anti ansietas golongan Benzodiazepin yang menjadi acuan

adalah Diazepam/ Klordiazepoksid.

2) Non benzodiazepine

Untuk obat non benzodiazepine antara lain Sulpirid dan Buspiron.

3) Diazepam ( Valium )                  :   2 mg/tab. 5 mg/injeksi

4) Chlordiazepoxide ( Etabrium ) :   5,10 mg / tab

5) Frisium ( Clubazam )                 :   10 mg

6) Xanac ( AlphaZolam )                 :   0,25mg & 0,5 mg/tab

7) Sulfiride ( Dogmasil )                 :   50 mg/tab

8) Buspiron ( Buspar )                      :   10 mg/tab

c. Mekanisme Kerja

Obat antiansietas benzodiazepine yang bereaksi dengan

reseptornya yang akan meng-inforce the inhibitory action of GABA

neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut mereda. Sindrom ansietas

disebabkan hiperaktivitas dari system limbic yang terdiridari

dopaminergic, nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan oleh

GABA ergic yang merupakan suatu inhibitory neurotransmitter.

d. Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obt antiansietas

antara lain: mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerjaa psikomotor

menurun, kemampuan kognitif melemah, relaksasi otot (rasa lemas,

cepat lelah).

e. Indikasi

Untik mengobati ansietas dan gangguan ansietas, insomnia, depresi,

gangguan stress pasca trauma, putus alkohol.

f. Kontraidikasi

Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma,

miastenia gravis, insufisiensi paru kronik, penyakit ginjal dan penyakit

hati kronik

9

Page 10: PSIKOFARMAKA

5. Anti Insomnia : Phenobarbital

Sering disebut juga Hypnotics, Somnifacient, Hipnotika

a. Definisi

Obat yang digukanan untuk gejala/kelainan dalam tidur berupa

kesulitan berulang untuk tidur.

b. Pengolongan Obat

Obat acuan adalah fenobarbital

1) Benzodiazepine : Nitrazepam, Trizolam, Estazolam

2) Non Benzodiazepin : Choral Hydrate

3) Nitrazepam ( Magadon )         :   5 mg/tab

4) Estazolam ( Esilgan )              :   1,2 mg / tab

c. Mekanisme Kerja

Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ1 di susunan saraf pusat

yang berperan dalam memperantara proses tidur.

d. Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan yaitu supresi SSP pada saat tidur,

rebound phenomen.

e. Indikasi

Diberikan pada orang yang kesulitan untuk tidur.

f. Kontraindikasi

Berkontraindikasi pada wanita hamil dan menyusui, gagal jantung,

penyakit pernapasan akut, dan sleep apnoe syndrome.

g. Lama pemberian

1 – 2 minggu  untuk pencegahan pemakaian obat lama  :  Dapat menimbulkan sleep EEG yang menetap selama 6 bulan

10

Page 11: PSIKOFARMAKA

6. Anti Obsesif-Kompulsif : Clomipramine

Disebut juga sebagai : Drugs Used In Obsessive Compulsive

Disorders

a. Definisi

Adalah obat yang digunakan pada orang yang menderita obsesi yaitu

munulnya gambaran/ ide-ide yang tidak di inginkan yang menimblka

kecemasan berulang.

b. Pengolongan Obat

Obat anti Obsesif Kompulsif yang menjadu acuan adalah klomipramin.

Obat anti kompulsi dapat digolongkan menjadi :

1) Obat anti obsesi-kompulsi trisiklik

Contoh: klomipramin

2) Obat anti obsesi-kompulsi SSRI.

Contoh: sertralin, paroksetin, fluvoksamin, fluoksetin.

c. Mekanisme Kerja

Menghambat re-uptake neurotransmitter serotonin sehingga gejala

mereda.

d. Indikasi

Mencegah atau mengurangi jumlah serangan panic

e. Efek samping

Obat anti obsesi-kompulsi, sama seperti obat antidepresi trisiklik,

dapat berupa:

1) Efek antihistamin (sedasi, rasa mengantuk, kewaspadaan

berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif

menurun, dan lain-lain)

2) Efek antikolinergik (mulut kering, keluhan lambung, retensi urin,

disuria, penglihatan kabur, konstipasi, gangguan fungsi seksual,

sinus takikardi, dan lain-lain).

3) Efek antiadrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi ortostatik)

4) Efek neurotoksis (tremor halus, kejang epileptik, agitasi, insomnia)

11

Page 12: PSIKOFARMAKA

f. Kontraindikasi

Kontraindikasi pada penyakit jantung koroner, Glaucoma, retensi urin,

hipertensi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsy

g. Dosis

1) Obat dimulai dengan dosis rendah. Klomipramin mulai dengan 25-

50 mg/hari (dosis tunggal malam hari), dinaikkan secara bertahap

dengan penambahan 25 mg/hari sampai tercapai dosis efektif

(biasanya sampai 200-300 mg/hari).

Dosis pemeliharaan umumnya agak tinggi, meskipun bersifat

individual, klomipramin sekitar 100-200 mg/hari dan sertralin 100

mg/hari.

2) Sebelum dihentikan, lakukan pengurangan dosis secara tapering

off.

Meskipun respons dapat terlihat dalam 1-2 minggu, untuk

mendapat hasil yang memadai setidaknya diperlukan waktu 2-3

bulan dengan dosis antara 75-225 mg/hari.

7. Anti Panik, yang paling sering digunakan oleh klien jiwa : Imipramine

Disebut juga sebagai : Drugs Used In Panic Disorders

a. Penggolongan Obat Antipanik

1) Obat antipanik trisiklik, contohnya:  imipramin, klomipramin

2) Obat antipanik benzodiazepine, contoh: alprazolam

3) Obat antipanik RIMA (Reversible Inhibitors of Monoamine

oxydase-A), contoh: muklobemid

4) Obat antipanik SSRI, contoh: sertralin, fluoksetin, paroksetin,

fluvoksamin.

12

Page 13: PSIKOFARMAKA

No Nama Generik Dosis Anjurin

1 Imipramin 75-150 mg/hari

2 Klomopramin 75-150 mg/hari

3 Alprazolam 2-4 mg/hari

4 Moklobemid 300-600 mg/hari

5 Sertralin 50-100 mg/hari

6 Fluoksetin 20-40 mg/hari

7 Parosetin 20-40 mg/hari

8 Fluvoksamin 50-100 /hari

b. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja obat antipanik adalah menghambat reuptake

serotonin

c. Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan antara lain: mengantuk, sedasi,

kewaspadaan berkurang,  dan Neurotoksik.

d. Indikasi

Mencegah atau mengurangi jumlah serangan panic

e. Lama pemberian

1) Lamanya pemberian obat tergantung dari individual, umunya

selama 6- 12 bulan, kemudian dihentikan secara bertahap selama 3

bulan bila kondisi penderita sudah memungkinkan

2) Dalam waktu 3 bulan bebas obat 75% penderita menunjukkan

gejala kambuh. Dalam keadaan ini maka pemberian obat dengan

dosis semula diulangi selama 2 tahun. Setelah itu dihentikan secara

bertahap selama 3 bulan.

f. Kontraindikasi

Wanita hamil dan menyusui

13

Page 14: PSIKOFARMAKA

C. Peran Perawat dalam Pemberian Obat

1. Pengkajian

Pengkajian sebelum pengobatan yang meliputi :

a. Diagnosa Medik

b. Riwayat Penyakit

c. Hasil Pemeriksaan Lab

d. Jenis obat yang digunakan, dosis, waktu pemberian

e. Program terapi yang lain

f. Mengkombinasikan obat dengan terapi Modalitas

g. Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga tentang pentingnya

minum obat secara teratur dan penanganan efek samping obat

h. Monitoring efek samping penggunaan obat

Alat pengkajian medikasi dapat digunakan untuk mengumpulkan riwayat

medikasi, yaitu :

a. Alat Pengkajian Medikasi

Untuk setiap kategori obat yang diminum oleh pasien berikut ini:

1) Medikasi psikiatri yang diresepkan dan pernah diminum

2) Medikasi non-psikiatri yang diresepkan dan diminum dalam 6

bulan terakhir atau diminum untuk penyakit medis utama jika

lebih dari 6 bulan yang lalu

3) Obat yang dijual bebas dan diminum dalam 6 bulan terakhir

4) Dapatkan informasi berikut dari pasien dan sumber lain :

a) Nama Obat

b) Alasan diminum

c) Tanggal mulai diberikan dan dihentikan

d) Dosis harian tertinggi

e) Siapa yang meresepkan obat tersebut?

f) Apakah obat tersebut efektif ?

g) Efek samping atau reaksi yang merugikan

h) Apakah obat tersebut diminum sesuai petunjuk ?

14

Page 15: PSIKOFARMAKA

i) Jika tidak, bagaimana obat tersebut diminum?

j) Riwayat obat yang oleh keturunan pertama

k) Obat yang diminum diresepkan untuk orang lain

b. Untuk setiap kategori obat yang diminum oleh pasien berikut ini:

1) Alkohol

2) Tembakau

3) Kafein

4) Obat – obat terlarang

5) Dapatkan informasi berikut ini dari pasien dan sumber lain :

a) Nama zat

b) Tanggal dan jadwal penggunaan

c) Ringkasan efek

d) Reaksi yang merugikan atau gejala putus obat

e) Upaya untuk berhenti atau terapi untuk berhenti

f) Dampak zat terhadap :

(1) Kualitas Hidup

(2) Hubungan / pasangan / anak

(3) Pekerjaan / pendiidkan

(4) Kesehatan / produktifitas

(5) Citra diri

(6) Biaya

c. Kewaspadaan Perawat

Penggunaan obat secara bersamaan, atau poliformasi, dapat

meningkatkan aksi terapeutik spesifik, dapat diperlukan untuk

mengobati penyakit yang terjadi bersamaan, dan dapat melawan efek

obat pertama yang tidak diinginkan. Sayangnya, beberapa masalah

berkaitan dengan penggunaan obat bersamaan, termasuk

kebingungan saat tercapai ke efektifan terapeutik dan efek samping

serta pekembangan interaksi obat.

15

Page 16: PSIKOFARMAKA

2. Melaksanakan Prinsip Pengobatan Psikofarmako

a. Persiapan

1) Melihat order permberian obat di lembaran obat (status)

2) Kaji setiap obat yang akan diberikan. Termasuk tujuan, cara kerja

obat, dosis, efek samping obat dan cara pemberian

3) Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang obat

4) Kaji kondisi klien sebelum pengobatan

b. Lakukan minimal prinsip lima benar

c. Laksanakan program pemberian obat

1) Gunakan pendekatan tertentu

2) Pastikan bahwa obat telah terminum

3) Bubuhkan tanda tangan pada dokumentasi pemberian obat,

sebagai aspek legal

4. Laksanakan program pengobatan berkelanjutan melalui program rujukan.

5. Menyesuaikan dengan terapi non famakoterapi.

6. Turut serta dalam penelitian tentang obat psikofarmaka

Setelah seorang perawat melaksanakan terapi psikofarmaka maka tugas terakhir

yang penting harus dilakukan adalah evaluasi. Dikatakan reaksi obat efektif jika :

a. Emosional stabil

b. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat

c. Halusinasi, Agresi, Delusi, menarik diri menurun

d. Prilaku mudah diarahkan

e. Proses berpikir kea rah logika

f. Efek samping Obat

g. Tanda-tanda Vital

16

Page 17: PSIKOFARMAKA

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu somatik terapi (terapi fisik) pada klien gangguan jiwa adalah

pemberian obat psikofarmaka. Psikofarmaka adalah sejumlah besar obat

farmakologis yang digunakan untuk mengobati gangguan mental. Obat-

obatan yang paling sering digunakan di Rumah Sakit Jiwa adalah

Chlorpromazine, Halloperidol, dan Trihexypenidil. Obat-obatan yang

diberikan selain dapat membantu dalam proses penyembuhan pada klien

gangguan jiwa, juga mempunyai efek samping yang dapat merugikan klien

tersebut, seperti pusing, sedasi, pingsan, hipotensi, pandangan kabur dan

konstipasi. Untuk menghindari hal tersebut perawat sebagai tenaga kesehatan

yang langsung berhubungan dengan pasien selama 24 jam, harus mampu

mengimbangi terhadap perkembangan mengenai kondisi klien terutama efek

dari pemberian obat psikofarmaka.

B. Saran

17

Page 18: PSIKOFARMAKA

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. dkk.2007. Advance Course Community Mental Health Nursing. Manajemen Community Health Nursing District Level: Jakarta

Pradana, Berti. 2009. Makalah Keperawatan Jiwa Peran Perawat dalam

Pengobatan Psikofarmaka

http://peran-cantique.blogspot.com/2008/03/peran-perawat-dalam-

psikofarmaka.html . Diakses pada tanggal 07 April 2015

ttp://www.docstoc.com/docs/PERAN -PERAWAT-PADA REHABILITASI-

KLIEN-GANGGUAN-JIWA

Link Sumber : http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-keperawatan-

jiwa-peran-perawat.html#ixzz3WaoTZVEf

http://senyumketiga.blogspot.com/2014/08/makalah-somatik-farmakologi.html

DAFTAR PUSTAKA

9PADJADJARAN.http://www.pendahuluan-psikofarmaka.blogspot.com/

http://www.docstoc.com/docs/51615838/PERAN-PERAWAT-PADA-

REHABILITASI-KLIEN-GANGGUAN-JIWA

http://satriadwipriangga.blogspot.com/2011/11/psikofarmaka.html

18