Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

13
Keberhasilan Project Management Bechtel Group dalam Merenovasi Terowongan Abad ke-19 untuk Lalu Lintas Kereta Modern Crossrail di Inggris Operations Management – B Kelompok 2 Berrina Tria Harahap 15 / 66 / 011 Ike Arisanti 15 / 66 / 042 Reynaldo Krissancha Azarya 15 / 66 / 067 I. Latar Belakang A. Crossrail Project Crossrail merupakan salah satu proyek insfrastruktur terbesar di Eropa. Dengan nilai proyek sekitar £ 15 milyar, Crossrail merupakan bagian utama dari Mayor of London’s Transport Strategy. Crossrail akan menghubungkan 37 stasiun, termasuk bandara Heathrow dan Maidenhead di sebelah barat dengan Canary Wharf, Abbey Wood, dan Shenfield di sebelah timur. Proyek Crossrail ini akan menjadikan transportasi lokal di London menjadi jauh lebih mudah dan lebih cepat, meningkatkan 10 dari kapasitas layanan kereta api yang sudah ada.

description

Proyek renovasi cannaught tunnel di Eropa

Transcript of Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

Page 1: Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

Keberhasilan Project Management Bechtel Group dalam Merenovasi Terowongan

Abad ke-19 untuk Lalu Lintas Kereta Modern Crossrail di Inggris

Operations Management – B

Kelompok 2

Berrina Tria Harahap 15 / 66 / 011

Ike Arisanti 15 / 66 / 042

Reynaldo Krissancha Azarya 15 / 66 / 067

I. Latar Belakang

A. Crossrail Project

Crossrail merupakan salah satu proyek insfrastruktur terbesar di Eropa. Dengan nilai

proyek sekitar £ 15 milyar, Crossrail merupakan bagian utama dari Mayor of London’s

Transport Strategy. Crossrail akan menghubungkan 37 stasiun, termasuk bandara Heathrow

dan Maidenhead di sebelah barat dengan Canary Wharf, Abbey Wood, dan Shenfield di

sebelah timur. Proyek Crossrail ini akan menjadikan transportasi lokal di London menjadi

jauh lebih mudah dan lebih cepat, meningkatkan 10 dari kapasitas layanan kereta api yang

sudah ada.

Dengan stasiun-stasiun berskala besar, setiap tahunnya Crossrail diperkirakan akan dilalui

oleh sekitar 200 juta penumpang. Proyek ini akan memberikan keuntungan ekonomis, dimana

akan ada tambahan 1,5 juta orang penumpang yang dapat berpergian dalam jarak tempuh 45

menit menuju distrik-distrik bisnis di London. Selain itu, Crossrail juga menghasilkan

sejumlah kontrak bernilai terbesar dalam sejarah pembangunan di Inggris, menciptakan

peluang kerja bagi banyak orang. Pada fase pembangunannya saja, Crossrail akan

Page 2: Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

menghasilkan sekitar 55.000 lapangan kerja. Diperkirakan Crossrail akan memberikan

keuntungan setidaknya £42 milyar bagi Inggris dalam jangka 60 tahun.1

B. Bechtel Group

Bechtel adalah salah satu perusahaan global engineering, konstruksi, dan project

management paling terkemuka di dunia. Sejak tahun 1898, Bechtel telah menyelesaikan lebih

dari 25.000 proyek luar biasa di 160 negara di tujuh benua. Bidang yang menjadi keahlian

echtel Group antara lain adalah:

1. Bandara dan Pelabuhan

2. Komunikasi

3. Pembongkaran dan penghancuran senjata kimia

4. Pertahanan dan ruang angkasa

5. Manajemen dan pembersihan lingkungan

6. Energi nuklir dan fosil

7. Pasokan air perkotaan dan industri

8. Pengembangan dan perencanaan infrastruktur dan perkotaan

9. LNG, gas onshore dan offshore

10. Tambang dan peleburan

11. Pabrik Petrokimia

12. Jaringan pipa

13. Energi terbarukan

14. Jalan dan rel

Perusahaan ini memiliki perputaran modal yang sangat besar. Antara tahun 2009 hingga

2014, pendapatan tahunannya berkisar dari $ 27,9 milyar hingga $ 39,2 milyar. Dan masih

terus bertambah sejalan dengan jumlah proyek baru yang mereka terima setiap tahunnya.

Dalam proyek renovasi Connaught Tunnel, Bechtel Group berperan sebagai sub-kontraktor

yang bekerja sama dengan pihak lokal yaitu LB Newham.2

1 M. De Silva & R. Paris, ‘Building Crossrail: A Holistic Approach to Sustainability’, Bechtel Group, http://www.bechtel.com/about-us/insights/sustainability-building-crossrail/, diakses pada tanggal 02 September 2015.2 ‘Bechtel Factsheet’, Bechtel Group, US, 2014

Page 3: Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

II. Rumusan Masalah

Mengapa Project Management dari Bechtel Group berhasil menyelesaikan renovasi

terowongan Connaught lebih awal dari perencanaan?

III. Situasi dan Tantangan dalam Renovasi Connaught Tunnel

A. Sejarah Singkat Connaught Tunnel

Connaught Tunnel merupakan sebuah terowongan di London yang dibangun pada tahun

1878 untuk dilalui oleh kereta api uap pada masanya. Terowongan sepanjang 550 meter ini

menghubungkan ExCel dan Royal Victoria Dock dengan Connaught Road melalui jalur

bawah tanah yang juga berada di bawah permukaan air. Karena dinilai sudah tidak relevan

untuk digunakan sebagai jalur lalu lintas kereta api modern, terowongan ini berhenti

digunakan sejak tahun 2006. Dalam jalur kereta api Crossrail, Connaught Tunnel termasuk

salah satu bagian utama dari Southeastern Route Section yang menghubungkan jalur

permukaan tanah dengan jalur bawah tanah. Connaught Tunnel merupakan satu-satunya

terowongan yang telah ada dan digunakan kembali dalam proyek Crossrail. 3

3 ‘Connaught Tunnel Refurbishment Works Complete’, Rail Technology Magazine, ditulis pada tanggal 29 Juli 2014, http://www.railtechnologymagazine.com/Crossrail/Page-381/connaught-tunnel-refurbishment-works-complete, diakses pada tanggal 02 September 2015.

Page 4: Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

B. Tujuan Proyek Renovasi Connaught Tunnel

Menurut Crossrail Environmental Statement, terdapat tiga pekerjaan utama yang harus

dilakukan dalam proyek renovasi Connaught Tunnel, yaitu: pembaruan terowongan,

penghancuran Silvertown Station, serta pemasangan OHLE (Overhead Line Equipment).4

Dengan memperdalam terowongan, memperlebar, serta memperkuatnya, diharapkan

terowongan ini dapat mengakomodasi lalu lintas kereta-kereta modern Crossrail ketika

beroperasi penuh pada tahun 2019 nanti. Arus lalu lintas yang diharapkan pada terowongan

ini cukup padat, yaitu dilalui sekitar 12 kereta setiap jamnya.

C. Tantangan dalam Kondisi Connaught Tunnel Pra-Renovasi

1. Letak Terowongan yang Berada di Bawah Permukaan Air

Menurut Richard Davies, terdapat beberapa tantangan dalam proyek renovasi Connaught

Tunnel. Pertama, letak terowongan yang berada di bawah permukaan air. Pada awalnya,

terowongan akan direnovasi melalui bagian dalam terowongan, namun setelah diinspeksi

oleh penyelam, ditemukan bahwa kondisi atap terowongan sudah tidak memadai lagi dan

perlu direkonstruksi sepenuhnya. Hal ini mengakibatkan perlu dibangun cofferdam untuk

membendung aliran air, mengeringkannya, dan menggali dasar sungai sehingga proses

pembongkaran dapat dilakukan dari sisi luar terowongan.5

2. Sejumlah Kepentingan yang Berlangsung di Lokasi Proyek pada Tahun 2013

Jalur Connaught merupakan rute penting sungai Thames dan ExCel Exhibition Centre

yang pada tahun 2013 menyelenggarakan Boat Show tahunan dan Defence Exhibition yang

diadakan setiap dua tahun sekali. Hal ini mengakibatkan waktu pengerjaan hanya terbatas

pada durasi enam bulan saja, termasuk pemasangan cofferdam seukuran lapangan bola dan

pembukaan bendungan untuk mengalirkan kembali sekitar 13 juta liter air ke jalur tersebut.

Segala bentuk keterlambatan akan menimbulkan konsekuensi komersial dan ekonomi yang

besar, sekitar 25.000 pembuat kapal di Porstmouth akan tidak bisa bekerja. Resiko ini belum 4 Crossrail Environmental Statement, Chapter 11, Volume 3, p. 351.5 ‘Nominations for Project Manager of the Year: Linda Miller – Crossrail’, Rail Staff Awards, http://www.railstaffawards.com/nominees/linda_miller/2488.html?award_id=114, diakses pada tanggal 02 September 2015.

Page 5: Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

termasuk, hambatan jalur pelayaran bagi para perwira tinggi Royal Navy yang akan

membawa armada kapal frigate terbaru mereka.6

3. Zona Keamanan Bandara dan Isu Keselamatan Lainnya

Connaught terletak di bawah London City Airport, seingga terkena regulasi pembatasan

ketinggian yang dimaksudkan untuk memastikan keamanan zona pendaratan otomatis. Hal

ini berdampak pada larangan penggunaan sistem Tail Crane yang dapat mengganggu sistem

navigasi. Sebagai akibatnya, sebagian besar pengerjaan pembangunan cofferdam hanya bisa

dilakukan pada malam hari, tanpa menimbulkan kebisingan dan gangguan berlebih pada

penduduk setempat. Selain itu terdapat juga isu-isu keselamatan dalam konstruksi air seperti

ini, misalnya pencarian bahan peledak yang gagal meledak, operasi selam yang kompleks,

dan bahaya bekerja di lingkungan cofferdam dimana harus selalu dijaga untuk menghindari

kemungkinan terjadinya kebocoran.7

IV. Peran Six Sigma dalam Menjawab Tantangan Renovasi Connaught Tunnel

A. Sekilas Tentang Six Sigma

Secara umum, Six Sigma merupakan sebuah pendekatan berbasis data dan metologi untuk

menghilangkan cacat dalam proses apapun – mulai dari manufacturing hingga transactional,

baik untuk memproduksi barang maupun jasa. Dalam manajemen proyek, Six Sigma

merupakan sebuah pendekatan yang berbasiskan tim (team-based), dengan kepemimpinan

para ahli (experts-led) dan pengarahan manajemen (management-directed). Penggunaan Six

Sigma secara tepat dapat membantu mengurangi biaya, menghemat waktu, dan meningkatkan

tingkat kepuasan konsumen.8

Dalam menerapkan Six Sigma Improvement Projects terdapat dua sub-metodologi, yaitu

DMAIC (define, measure, anayze, improve, dan control) untuk meningkatkan kinerja proses

yang telah ada dan DMADV (define, measure, analyze, design, dan verify) untuk

6 N. Mann, ‘Crossrail Completes Major Part of Connaught Tunnel Refurbishment Ahead of Schedule’, 5 September 2013, Crossrail, http://www.crossrail.co.uk/news/articles/crossrail-completes-major-part-of-connaught-tunnel-refurbishment-ahead-of-schedule, diakses pada tanggal 02 September 2015.7 Ibid, Rail Staff Awards.8 J. Heizer & B. Render, Operations Management: Sustainability and Supply Chain Management, Eleventh Edition, Pearson Education Limited, London, 2014, pp. 249-250.

Page 6: Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

mengembangkan sebuah proses maupun produk baru tertentu dengan kualitas Six Sigma.

Kedua proses ini dilakukan oleh mereka yang telah memenuhi kualifikasi sebagai Six Sigma

Green Belt, Six Sigma Black Belt, dan diawasi oleh Six Sigma Master Black Belt. Menurut

Six Sigma Academy, seorang Six Sigma Black Belt dapat menghemat dana sekitar $ 230.000

per proyek dan mampu mengerjakan empat hingga enam proyek setiap tahunnya.9

B. Implementasi Six Sigma dalam Proyek Renovasi Connaught Tunnel

Dalam proyek renovasi Connaught Tunnel, Bechtel menggunakan pendekatan DMAIC

untuk memaksimalkan proses, meminimalisir resiko, dan mempersingkat waktu pengerjaan.

Disamping tujuan dan tantangan yang telah dijelaskan sebelumnya, pertama-tama Bechtel

perlu menentukan (define) proses yang perlu dijalankan beserta berbagai variabel terkait

untuk menjalankannya. Secara garis besar, proses renovasi dapat dipetakan sebagai berikut:10

Setelah lingkup pengerjaan dan tantangan telah diketahui, dilakukan pengukuran

(measure) untuk menentukan apakah rencana tersebut akan berjalan sesuai yang diharapkan.

Karena tidak terdapat data produksi yang bisa digunakan, Bechtel menggunakan iGrafx

software untuk menciptakan model simulasi terkait proses yang telah direncanakan. Dengan

metode ini, mereka menggambarkan peta proses, sumber daya, jam kerja, durasi pengerjaan

dari setiap tugas, dan merincikan faktor-faktor penghambat dengan serealistis mungkin.

9 ‘What is Six Sigma? What Does it Mean?’, i-Six Sigma, http://www.isixsigma.com/new-to-six-sigma/getting-started/what-six-sigma/, diakses pada tanggal 02 September 2015.10 ‘Six Sigma Process Improvement Project – Transforming a Victorian Tunnel for Modern Trains’, Bechtel Group, http://www.bechtel.com/about-us/insights/six-sigma-innovation-transforming-victorian-tunnel/, diakses pada tanggal 02 September 2015.

Page 7: Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

Berdasarkan data-data yang telah diukur dan dikumpulkan menggunakan iGrafx, Bechtel

melakukan analisis (Analyze). Ditemukan permasalahan bahwa total waktu yang

diprediksikan untuk mengganti tulang fondasi terowongan (inverts) sepanjang 250 kaki akan

membutuhkan 38,5 minggu, delapan minggu melampaui jadwal waktu yang telah ditetapkan.

Linda Miller, selaku Project Manager dari Bechtel menemukan bahwa penggunaan kapasitas

sumber daya yang belum maksimal. Salah satunya adalah terkait dengan penggunaan

ekskavator yang baru dimanfaatkan 70 persen potensinya saja. Padahal, ekskavator

merupakan kebutuhan sumber daya utama dalam proyek ini, mengingat lokasi Connaught

Tunnel yang berada di bawah permukaan tanah. Analisa tersebut menemukan bahwa terdapat

reduksi yang signifikan ketika ekskavator yang digunakan lebih dari satu.

Anomali ini terjadi karena ekskavator digunakan pada berbagai lokasi, bahkan untuk

jangka waktu singkat, bahkan dalam beberapa kasus tidak relevan, seperti sekedar

memindahkan rebar. Ekskavator sebagai variabel utama yang antara lain berfungsi untuk

membongkar, mengangkut, menyingkirkan puing-puing, dan bahkan mengubur selama dua

jam masih belum dimanfaatkan secara optimal. Permasalahan ini perlu segera dipecahkan,

mengingat ekskavator adalah variabel utama yang paling menentukan waktu penyelesaian

proyek selain proses pemasangan cofferdam dan pengairan kembali, dan waktu adalah

tantangan utama yang paling penting untuk dipecahkan dalam proyek ini.

Untuk mengoptimalkan kinerja ekskavator sebagai variabel utama dalam proyek renovasi

ini, tim melakukan modifikasi prosedur yang sudah ada (improve). Dari yang semula hanya

menggunakan satu unit ekskavator 22-ton, proyek ini beralih menggunakan dua unit

ekskavator 14-ton. Selain telah terbukti lebih efektif oleh simulasi, penggunaan dua unit

Page 8: Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

ekskavator 14-ton juga memungkinkan lokasi terowongan yang lebih sempit untuk dapat

dijangkau. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh ekskavator 22-ton. Selain menggunakan dua unit

ekskavator 14-ton untuk setiap bagian terowongan, dilakukan pembagian tugas kedalam tiga

kategori: pembongkaran, pengangkutan, dan penyingkiran puing-puing.

Dari pembagian tugas tersebut, dilakukan pembagian tugas ekskavator berdasarkan

waktu, yaitu 50 persen waktu untuk pengangkutan, 30 persen untuk pembongkaran, dan tiga

persen untuk penyingkiran puing-puing. Sisanya, karena dilakukan sebelum dan setelah

masing-masing giliran, maka tidak dicantumkan dalam perhitungan. Meskipun demikian,

masih terdapat waktu tunggu untuk penggunaan ekskavator. Sehingga, penambahan

ekskavator kedua bukan merupakan solusi yang paling optimal. Karena tidak cukup besar

untuk mengangkut penopang dan bagian pinggiran terowongan, serta tidak mampu

menjangkau bagian-bagian tulang punggung terowongan, dipertimbangkan juga penggunaan

spider cranes untuk menggantikan ekskavator kedua. Selain itu, ekskavator juga tidak cukup

efektif untuk melakukan penggalian, sehingga penggalian dilakukan dengan menggunakan

BROKK. Modifikasi ini membebaskan ekskavator dari tugas-tugas yang bukan

spesialisasinya.

Terakhir, untuk memastikan agar performa dapat tetap terjaga, project manager

merencanakan kendali (control) atas proses yang telah ada. Dalam kasus ini, salah satu upaya

yang digunakan adalah Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). Berikut beberapa contoh

prosedur yang digunakan untuk menanggulangi resiko yang mungkin terjadi:11

Bentuk Kegagalan Kendali Proses

Terlalu dini dalam memindahkan penopang

Menerapkan sistem penandaan pada penopang setelah izin pembongkaran diberikan.

Terjadi kerusakan pada penopang

Menyediakan penopang tambahan pada lokasi. Menggunakan sistem peringatan dini untuk menghindari agar penopang tidak bertabrakan.

Rebar tidak muat

Menggunakan contoh bar berwarna terang untuk memeriksa satu sampel rebar dari setiap ikatnya pada saat bahan diantar. Contoh tersebut digunakan untuk memastikan agar bar yang digunakan sudah sesuai pada saat pemasangan.

Kerusakan perlengkapanMembuka rekening peminjaman pada rental perlengkapan terdekat

11 Ibid

Page 9: Proyek Renovasi Connaught Tunnel Bechtel group

Kualitas finishing beton yang buruk

Melakukan percobaan lebih dulu dan mengadakan kesepakatan mengenai metodologi yang digunakan.

Dengan Project Improvement Process (PIP), Bechtel berhasil menghemat biaya,

meningkatkan kualitas, dan menyelesaikan proyek dalam waktu lebih singkat, 13 minggu dari

jadwal yang telah ditetapkan. Delapan minggu pertama diperoleh dari prosedur optimalisasi

ekskavator, sementara lima minggu selanjutnya diperoleh melalui pendaya gunaan yellow

belts untuk meningkatkan produktivitas dan meminimalisir hal-hal yang belum efektif dalam

model pendekatan yang sudah berjalan.

V. Kesimpulan

Tanpa Project Management yang sesuai, Bechtel tidak akan dapat menyelesaikan proyek

renovasi Connaught Tunnel dengan baik. Dalam proses konstruksi semacam ini, dibutuhkan

perencanaan yang matang, mengingat variabel terkecil sekalipun dalam proses bisa

menghasilkan pergeseran waktu pengerjaan yang signifikan. Dalam banyak kasus, waktu

merupakan variabel yang utama, dan ketepatan waktu seringkali menjadi penentu berjalannya

suatu proyek dengan baik atau tidak. Penerapan Six Sigma yang dilakukan oleh Bechtel

dalam proyek Connaught Tunnel sudah sangat tepat dengan menggunakan DMAIC, sehingga

mampu mendeteksi permasalahan dalam salah satu variabel utamanya dan menghasilkan

hasil yang berlipat ganda, baik dari segi penghematan waktu, biaya, kualitas pengerjaan,

maupun keselamatan.