166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

29
CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal (STK) adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang- tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome diartikan sebagai kelemahan pada tangan yang disertai nyeri pada daerah distribusi nervus medianus (Viera ,2003, Sidharta, 2006. Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan neuropati tekanan saraf medianus terowongan karpal di pergelangan tangan dengan kejadian yang paling sering, bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri tangan pada malam hari, parestesia jari-jari yang mendapat innervasi dari saraf medianus, kelemahan dan atrofi otot thenar (Kao,2003, Susanto, 2004, Aroori,2008). Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama acroparesthesia, median thenar neuritis atau partialthenar atrophy (De Jong, 1992) Terowongan karpal terdapat di bagian depan dari pergelangan tangan dimana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus.

description

carpal tunnel sindrom

Transcript of 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

Page 1: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal (STK) adalah salah satu

gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat

edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-

tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus

dipergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome diartikan sebagai kelemahan

pada tangan yang disertai nyeri pada daerah distribusi nervus medianus

(Viera ,2003, Sidharta, 2006.

Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan neuropati tekanan saraf medianus

terowongan karpal di pergelangan tangan dengan kejadian yang paling

sering, bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri tangan pada malam hari,

parestesia jari-jari yang mendapat innervasi dari saraf medianus, kelemahan

dan atrofi otot thenar (Kao,2003, Susanto, 2004, Aroori,2008). Dulu,

sindroma ini juga disebut dengan nama acroparesthesia, median thenar neuritis atau

partialthenar atrophy (De Jong, 1992)

Terowongan karpal terdapat di bagian depan dari pergelangan tangan

dimana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang

dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia

membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan

atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar

carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia

tersebut (Krames, 1994,Viera ,2003, Barnardo,2004, Davis,2005). Setiap

perubahan yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan

pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus.

1.1  Rumusan masalah

Page 2: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

1.2.1      Bagaimana konsep carpal tunnel sindrome (CTS)?

1.2.2      Bagaimana konsep proses keperawatan pada carpal tunnel sindrome (CTS)?

1.3  Tujuan Masalah

1.4.1      Mengetahui definisi carpal tunnel sindrome (CTS)

1.4.2      Mengetahui etiologi carpal tunnel sindrome (CTS)

1.4.3      Mengetahui protagenis carpal tunnel sindrome (CTS)

1.4.4      Mengetahui patofisiologi carpal tunnel sindrome (CTS)

1.4.5      Mengetahui manifestasi klinis carpal tunnel sindrome (CTS)

1.4.6      Mengetahui pemeriksaan diagnostik carpal tunnel sindrome (CTS)

1.4.7      Mengetahui penatalaksanaan carpal tunnel sindrome (CTS)

1.4.8      Mengetahui asuhan keperawatan pada carpal tunnel sindrome (CTS)

1.4  Manfaat penulisan

1.5.1      Mahasiswa mampu dan mengerti tentang carpal tunnel sindrome (CTS)

1.5.2      Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien carpal tunnel sindrome (CTS)

Page 3: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

BAB 2

CARPAL TUNNEL SINDROME

2.1  ANATOMI DAN FISIOLOGI

Salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalah neuropati

tekanan/jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan nervus medianus berjalan

melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung

tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat

berjalan melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami tekanan yang

menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan istilah Sindroma Terowongan

Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS).

Carpal Tunnel Syndrome adalah suatu neuropati yang sering ditemukan, biasanya

unilateral pada tahap awal dan dapat menjadi bilateral. Gejala yang ditimbulkan umumnya

dimulai dengan gejala sensorik walaupun pada akhirnya dapat pula menimbulkan gejala motorik.

Pada awalnya gejala yang sering dijumpai adalah rasa nyeri, tebal (numbness) dan rasa seperti

aliran listrik (tingling) pada daerah yang diinnervasi oleh nervus medianus. Gejala ini dapat

timbul kapan saja dan di mana saja, baik di rumah maupun di luar rumah. Seringkali gejala yang

pertama timbul di malam hari yang menyebabkan penderita terbangun dari tidurnya. Sebagian

besar penderita biasanya baru mencari pengobatan setelah gejala yang timbul berlangsung

selama beberapa minggu. Kadang-kadang pijatan atau menggoyang-goyangkan tangan dapat

mengurangi gejalanya, tetapi bila diabaikan penyakit ini dapat berlangsung terus secara progresif

dan semakin memburuk. Keadaan ini umumnya terjadi karena ketidaktahuan penderita akan

penyakit yang dideritanya dan sering dikacaukan dengan penyakit lain seperti "reumatik".

Anatomi 

Nervus Medianus melewati suatu terowongan pada pergelangan tangan  untuk mempersarafi

kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah

sisi radial jari manis. Terowongan karpal terdapat di bagian sentral dari pergelangan tangan di

mana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa

tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan

yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal

Page 4: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia

tersebut.

2.1  Pengertian

Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati tekanan atau cerutan terhadap nervus

medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah tleksor

retinakulum. Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama acroparesthesia, median thenar

neuritis atau partial thenar atrophy Carpal Tunnel Syndrome pertama kali dikenali sebagai suatu

sindroma klinik oleh Sir James Paget pada kasus stadium lanjut fraktur radius bagian distal.

Carpal Tunnel Syndrome spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre Marie dan C.Foix pada

taboo 1913. Istilah Carpal Tunnel Syndrome diperkenalkan oleh Moersch pada tabun 1938.

Terowongan karpal terdapat di bagian sentral dari pergelangan tangan di mana tulang dan

ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus

medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan

kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal ligament dan

palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia tersebut. Setiap

perubahan yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan pada struktur yang

paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus.

2.2         PROTAGENESIS

Ada beberapa hipotesa mengenai patogenesis dari Carpal Tunnel Syndrome. Sebagian

besar penulis berpendapat bahwa faktor mekanik dan vaskular memegang peranan penting dalam

terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Umumnya Carpal Tunnel Syndrome terjadi secara kronis di

mana terjadi penebalan fleksor retinakulum yang menyebabkan tekanan terhadap nervus

medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan

intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini

akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel.

Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural.

Hipotesa ini menerangkan bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama

pada malam hari dan/pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat digerak-gerakkan atau

diurut (mungkin akibat terjadinya perbaikan sementara pada aliran darah). Apabila kondisi ini

Page 5: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaan safar

menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus

terganggu secara menyeluruh. Pada Carpal Tunnel Syndrome akut biasanya terjadi penekanan

yang melebihi tekanan perfusi kapiler sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasi dan timbul

iskemik saraf. Keadaan iskemik ini diperberat lagi oleh peninggian tekanan intrafasikuler yang

menyebabkan berlanjutnya gangguan aliran darah.

Selanjutnya terjadi vasodilatasi yang menyebabkan edema sehingga sawar darah-saraf

terganggu. Akibatnya terjadi kerusakan pada saraf tersebut. Tekanan langsung pada saraf perifer

dapat pula menimbulkan invaginasi Nodus Ranvier dan demielinisasi lokal sehingga konduksi

saraf terganggu.

2.3         ETIOLOGI

Terowongan karpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga dilalui oleh

beberapa tendon fleksor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya terowongan ini

dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nervus medianus sehingga timbullah Carpal

Tunnel Syndrome.

Pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui, terutama pada penderita lanjut usia.

Beberapa penulis menghubungkan gerakan yang berulang-ulang pada pergelangan tangan

dengan bertambahnya resiko menderita gangguan pada pergelangan tangan termasuk . Carpal

Tunnel Syndrome

Pada kasus yang lain etiologinya adalah  :

2.3.1        Herediter : neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy, misalnya HMSN

( hereditary motor and sensory neuropathies) tipe III.

2.3.2        Trauma : dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan.

Sprain pergelangan tangan. Trauma langsung terhadap pergelangan tangan.

2.3.3        Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulang-ulang.

Seorang sekretaris yang sering mengetik, pekerja kasar yang sering mengangkat beban berat dan

pemain musik terutama pemain piano dan pemain gitar yang banyak menggunakan tangannya

juga merupakan etiologi dari carpal turner syndrome.

2.3.4        Infeksi : tenosinovitis, tuberkulosis, sarkoidosis.

2.3.5        Metabolik : amiloidosis, gout.

2.3.6        Endokrin : akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus, hipotiroid, kehamilan.

Page 6: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

2.3.7        Neoplasma : kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, mieloma.

2.3.8        Penyakit kolagen vaskular : artritis reumatoid, polimialgia reumatika, skleroderma, lupus

eritematosus sistemik.

2.3.9        Degeneratif : osteoartritis.

2.3.10    Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk dialisis, hematoma,

komplikasi dari terapi anti koagulan.

2.3.11    Faktor stress

2.3.12    Inflamasi : Inflamasi dari membrane mukosa yang mengelilingi tendon menyebabkan nervus

medianus tertekan dan menyebabkan carpal tunnel syndrome

2.4         MANIFESTASI KLINIS

Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gangguan motorik hanya

terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa parestesia, kurang merasa

(numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari  dan setengah sisi radial jari

walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari-jari. Keluhan parestesia biasanya lebih

menonjol di malam hari.

Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam hari

sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini umumnya agak berkurang

bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan tangannya atau dengan meletakkan tangannya

pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak

mengistirahatkan tangannya. Bila penyakit berlanjut, rasa nyeri dapat bertambah berat dengan

frekuensi serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang rasa nyeri dapat

terasa sampai ke lengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal

pergelangan tangan .

Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari, tangan dan pergelangan

tangan terutama di pagi hari. Gejala ini akan berkurang setelah penderita mulai mempergunakan

tangannya. Hipesetesia dapat dijumpai pada daerah yang impuls sensoriknya diinervasi oleh

nervus medianus. 

Pada tahap yang lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang trampil

misalnya saat menyulam atau memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan juga dapat

dijumpai, sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang dialami penderita sewaktu

mencoba memutar tutup botol atau menggenggam. Pada penderita Carpal Tunnel Syndrome pada

Page 7: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan otot-otot lainnya yang diinnervasi oleh

nervus melanus.

2.5     PATOFISIOLOGI / WOC

Syaraf Median lewat melalui kumparan tunnel pada tulang yang terjadi karena carpal

dorsalis dan ligamen transversal. Pada carpal tendon fleksor bergerak melalui parallel tunnel

menuju syaraf median. Radang dan pembengkakan dari garis sinofial selaput tendon

mempersempit ruang yang ada dan menyebabkan tekanan syraf median. Gangguan kesehatan

dan gejala kesemutan dan nyeri ,akibabkan oleh pembengkakan syaraf yang melewati

terowongan carpal di pergelangan tangan , penekanan yang berulang-ulang akan menyebabkan

terjadinya

2.6               PENATALAKSANAAN

Sebuah tim orthopedic sudah membuat suatu latihan khusus yang dapat membantu menangani

penderita CTS. Latihan ini harus dimulai pada awal ketika akan bekerja, dan pada akhir selesai

bekerja. Latihan ini dapat menurunkan tekanan pada nervus medianus yang bertanggungjawab

pada CTS.Pada pasien dengan diagnosa baru CTS sebaiknya mengurangi aktivitas rutin seperti

mengepel. Memegang cangkir, selama ± 7 – 10 hari aktivitas ringan ini ternyata secara

substansial dapat menaikkan tekanan pada sisi dalam kanalis karpalis yang di dalamnya terdapat

nervus medianus.Berdasarkan penelitian di USA pada 102 tangan (92 orang) 4 total 81 tangan

didapatkan CTS, dengan 21 tangan penderita terkontrol. Tekanan kanal tengah pada pasien

dengan CTS ± -43,8 mmHg sampai dengan 24 mmHg.Adapun latihan yang dianjurkan untuk

mengurangi tekanan pada CTS, dengan cara-cara non bedah antara lain :

2.6.1        Penarikan dan penegangan kedua pergelangan tangan dan jari-jari secara kuat tahan ± 5 menit2.6.2        Luruskan tangan dan lemaskan jari-jari2.6.3        Kepalkan tinju dan tangan diluruskan2.6.4        Tinju tetap dikepalkan dengan pergelangan tangan diturunkan ± 5 hitungan2.6.5        Luruskan tangan dan lemaskan jari-jari2.6.6        Latihan minimal selama 10 menit, kemudian biarkan tangan tergantung di sisi badan tanpa

tenaga dan digoyang-goyangkan selama beberapa menit. Adapun penderita CTS antara lain

penggunaannya sebagai., juru ketik, pekerja pabrik, operator keyboard yang sering

mempergunakan tangannya dengan posisi yang sama dalam waktu yang lama.Dengan lari yang

jauh dan modifikasi dalam bekerja dapat menghemat uang pasien tanpa harus ada intervensi

bedah.

Page 8: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

a.       Pada kebanyakan kasus, terkadang intervensi bedah tidak dapat dihindari, pembedahan

dilakukan untuk melebarkan kanalis karpalis sehingga hasil dapat dinikmati dengan cepat,

semuanya manifestasi klinis dapat segera hilang.

b.      Intervensi bedah dilakukan antara lain dengan melepaskan ligamentum yang menjerat/menjepit

atap dari kanalis karpalis dibuka kemudian dilebarkan ruangannya sehingga dapat menurunkan

tekanan pada nervus medianus.Cara standar dengan membuat sayatan kecil di atas telapak tangan

dengan dengan pergelangan tangan. Melalui sayatan tersebut, ahli orthopaedi dengan

menggunakan penglihatan extra hari-hati melonggarkan jeratan ligamentum yang meliputi

kanalis carpalis.Cara lain dengan endoscopic teknik dengan sayatan kecil ¾ inch, ahli orthopedic

meletakkan telescope kecil pada canal dengan menggunakan pisau micro kemudian memotong

ligamentum yang menjerat kanal. Tapi cara ini cukup merepotkan, karena ahli bedah itu sendiri

tidak dapat melihat anatomi dengan jelas. Jadi dengan incisi sudah cukup baik.Pada dasarnya ada

beberapa cara intervensi bedah, tapi goalnya adalah sama, yaitu melonggarkan kanal dan

menurunkan tekanan di dalam kanal itu.Memang dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dapat

kembali menjadi normal, gejala CTS memang tidak sekonyong-konyong hilang begitu saja

walaupun sudah dilakukan pembedahan (tidak semua kasus).

a.       Aspek dari fungsi N. medianus.

b.      Kanalis karpalis ada di bawah pergelengan tangan, terdiri dari tulang-tulang pada pergelangan

tangan dan ligamentum transversum carpalis. Meningkatnya tekanan pada kanal dapat

menimbulkan efek pada N. medianus.

c.       Goal dan pembedahan adalah membebaskan ligamentum dan memberikan ruang pada N.

medianus di dalam kanalis carpalis.

2.7  Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita

dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom

tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu

menegakkan diagnosa CTS adalah :

a.      Phalen's test : Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila

dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.

Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk

menegakkan diagnosa CTS.

Page 9: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

b.      Torniquet test : Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet dengan

menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas

tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tesini

menyokong diagnosa.

c.       Tinel's sign : Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri

pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada

terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.

d.      Flick's sign : Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-

gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan

menyokong diagnosa CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat

dijumpai pada penyakit Raynaud.

e.       Thenar wasting : Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-

otot thenar.

f.        Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual

maupun dengan alat dinamometer.

g.      Wrist extension test : Penderita diminta melakukan ekstensi tangan secara

maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat

dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS, maka tes

ini menyokong diagnosa CTS.

h.      Pressure test : Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan

menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala

seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.

i.        Luthy's sign (bottle's sign) : Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari

telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat

menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung

diagnosa

j.        Pemeriksaan sensibilitas : Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik

(two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus,

tes dianggap positif dan menyokong diagnosa

k.       Pemeriksaan fungsi otonom : Pada penderita diperhatikan apakah ada

perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah

Page 10: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

innervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa CTS

(Greenberg,1994).

Dari pemeriksaan provokasi diatas Phalen test dan Tinel test adalah

sangat

patognomonis untuk CTS (Barnardo,2004, Davis,2005, Aroori, 2008))

2.7.1        Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik).

a.       Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan

berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai

kelainan pada otot-otot lumbrikal. EMG bisa normal pada 31 % kasus Carpal Tunnel Syndrome.

b.      Kecepatan Hantar Saraf(KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya KHS

akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang, menunjukkan adanya gangguan

pada konduksi safar di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten

motorik.

c.       Pemeriksaan radiologis.

Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab

lain seperti fraktur atau artritis. Foto palos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit

lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang

akan dioperasi.

d.      Pemeriksaan laboratorium

Bila etiologi Carpal Tunnel Syndrome belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa

adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula

darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap.

2.8.2 terapi

Selain ditujukan langsung terhadap Carpal Tunnel Syndrome terapi juga harus diberikan

terhadap keadaan atau penyakit lain yang mendasari terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Oleh

karena itu sebaiknya terapi Carpal Tunnel Syndrome dibagi atas 2 kelompok, yaitu :

a.       Terapi langsung terhadap Carpal Tunnel Syndrome. :

1.      Terapi konservatif.

a.       Istirahatkan pergelangan tangan.

b.      Obat anti inflamasi non steroid.

Page 11: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

c.       Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus

atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.

d.      lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau metilprednisolon 20

mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan karpal dengan menggunakan jarum no.23 atau

25 pada lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon

musculus palmaris longus. Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu atau

lebih. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelah diberi

3 kali suntikan.

e.       Kontrol cairan, misalnya dengan pemberian diuretika.

f.       Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab Carpal

Tunnel Syndrome adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan pemberian

piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan. Tetapi beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa

pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan

dalam dosis besar  

g.      Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan.

2.      Terapi operatif.

Tindakan operasi pada Carpal Tunnel Syndrome disebut neurolisis nervus medianus pada

pergelangan tangan. Operasi hanya dilakukan pacta kasus yang tidak mengalami perbaikan

dengan terapi konservatif atau hila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otot-

otot thenar. Pada Carpal Tunnel Syndrome bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada

tangan yang paling nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis lain

menyatakan bahwa tindakan operasi mutlak dilakukan hila terapi konservatif gagal atau bila ada

atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan operasi adalah hilangnya sensibilitas

yang persisten.

Biasanya tindakan operasi Carpal Tunnel Syndrome dilakukan secara terbuka dengan

anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik operasi secara endoskopik. Operasi

endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal,

tetapi karena terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih sering menimbulkan komplikasi

operasi seperti cedera pada saraf.. Beberapa penyebab Carpal Tunnel Syndrome seperti adanya

massa atau anomali maupun tenosinovitis pacta terowongan karpal lebih baik dioperasi secara

terbuka.

Page 12: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

a.       Flick's sign.

Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jari-jarinya. Bila

keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa. Carpal Tunnel Syndrome Harus

diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud.

b.       Thenar wasting.

Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar.

c.       Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual maupun dengan alat

dinamometer. Penderita diminta untuk melakukan abduksi maksimal palmar lalu ujung jari

dipertemukan dengan ujung jari lainnya. Di nilai juga kekuatan jepitan pada ujung jari-jari

tersebut. Ketrampilan/ketepatan dinilai dengan meminta penderita melakukan gerakan yang

rumit seperti menulis atau menyulam.

d.      Wrist extension test.

e.       Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua

tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti, Carpal

Tunnel Syndrome maka tes ini menyokong diagnosa. Carpal Tunnel Syndrome

f.       Phalen's test.

Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul

gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis

berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa Carpal Tunnel Syndrome.

g.      Torniquet test.

Dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan

tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti Carpal Tunnel

Syndrome, tes ini menyokong diagnosa.

h.      Tinel's sign.

Tes ini mendukung diagnosa hila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi

nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit

dorsofleksi

i.         Pressure test.

Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila

dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome, tes ini

menyokong diagnosa.

Page 13: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

j.         Luthy's sign (bottle's sign).

Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila

kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan

mendukung diagnosa.

k.      Pemeriksaan sensibilitas.

Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak

lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnosa.

l.        Pemeriksaan fungsi otonom.

Diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas

pada daerah innervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa Carpal Tunnel

Syndrome

1.      Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari Carpal Tunnel Syndrome.

 Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya Carpal Tunnel Syndrome harus

ditanggulangi, sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan Carpal Tunnel Syndrome

kembali. Pada keadaan di mana Carpal Tunnel Syndrome terjadi akibat gerakan tangan yang

repetitif harus dilakukan penyesuaian ataupun pencegahan. Beberapa upaya yang dapat

dilakukan untuk mencegah terjadinya Carpal Tunnel Syndrome atau mencegah kekambuhannya

antara lain :

a. Usahakan agar pergelangan tangan selalu dalam posisi netral

b. Perbaiki cara memegang atau menggenggam alat benda. Gunakanlah seluruh tangan dan jari-

jari  untuk menggenggam sebuah benda, jangan hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk.

c. Batasi gerakan tangan yang repetitif.

d. Istirahatkan tangan secara periodik.

e.  Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan agar pergelangan tangan memiliki waktu untuk

beristirahat.

f. Latih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan melakukan peregangan secara teratur

Di samping itu perlu pula diperhatikan beberapa penyakit yang sering mendasari terjadinya

Carpal Tunnel Syndrome seperti: trauma akut maupun kronik pada pergelangan tangan dan

daerah sekitarnya, gagal ginjal, penderita yang sering dihemodialisa, myxedema akibat

hipotiroidi, akromegali akibat tumor hipofise, kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi,

penyakit kolagen vaskular, artritis, tenosinovitis, infeksi pergelangan tangan, obesitas dan

Page 14: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

penyakit lain yang dapat menyebabkan retensi cairan atau menyebabkan bertambahnya isi

terowongan karpal.

2.8     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

2.8.1        Elektrodiagnostik

2.8.2        Rontgenograf

2.8.3        Falositas/ kecepatan dari syaraf

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1.      Data Subyektif

Gejala yang dikeluhkan pasien adalah dari adanya kompresi syaraf median diantaranya :

a.       Episode rasa nyeri yang panas atau rasa nyeri yang berdenyut pada tangan dan keluhan

berkurang bila mengguncang tangan atau dengan menggerakkan tangan

b.      Hyposthesia pada ibu jari, jari telunjuk dan jari manis, lebih-lebih setelah fleksi pergelangan

yang dipaksakan, karena seperti menjahit atau memegang buku

c.       Perasaan bengkak pada area yang terkena

d.      Mengeluhkan kesukaran mengambil atau memegang benda yang kecil, terasa kaku.

2.      Data Obyektif

a.       Tidak terdapat pembengkakan tangan, pergelangan atau jari

Page 15: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

Terlihat bagian yang melekuk atau tertekan dari jaringan lunak pada sebelah bawah

ibu jari pada telapak tangan (bagian telapak tangan yang menonjol)

3.2 diagnosa

3.2.1 nyeri b.d stimulus nervus medianusn

3.2.2 ganggua mobilitas fisik b.d penurunan fungsi sendi pergelangan tangan

3.2.3 kelebihan volume cairan b.d terganggunya sirkulasi pembuluh darah

3.2.4 gangguan perfusi jaringan b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan

3.2.5 gangguan integritas kulit b.d odema ,perubahan stuktur kulit.

3.3 intervensi

No Diagnosa NOC NIC Rasional

1 MK: nyeri

DS:mengunkapaka

n secara verbal/

melaporkan

ddengan isyarat

tentang nyeri yang

di rasakan.

P :

Q :

R : Jari tangan

S : 5-6

T : Menetap.

DO: gerakan

menghindari

rangsangan nyeri

Wajah meringis

TUJUAN : Setelah di

lakukan intervensi

selama 1x24 jam

nyeri berkurang.

NOC :

1.      Nyeri berkurang.1- 3

2.      Mengenali faktor

penyebab dan

menggunakan

tindakan untuk

mencegah nyeri.

3.      Melaporkan

kesejahteraan fisik

dan psikologis.

4.      Menunjukkan

tekhnik relaksasi

secara individual

yang efektif untuk

mencapai

kenyamanan

NIC :

1.      Kaji kualitas nyeri yang

komprehensif, meliputi :

lokasi, karakteristik,

durasi, kualitas,

keparahan, dan faktor

presipitasinya.

2.      Berikan informasi tentang

nyeri, seperti penyebab,

seberapa lama akan

berlangsung, serta cara

mengantisipasi nyeri

tersebut.

3.      Ajarkan penggunaan

tekhnik non farmakologi

untuk mengendalikan

nyeri (distraksi dan

relaksasi).

4.      Kolaborasi pemberian

analgetik.

1.    Untuk menentukan

tingat keparahan serta

membantu dalam

pengambilan

keputusan selanjutnya.

2.    Pengetahuan pasien

mengenai masalah

kesehatan nyeri

membantu dalam

menemukan cara

mengantisipasi nyeri.

3.    Tehnik distraksi dan

relaksasi membantu

meredakan nyeri.

4.    Analgetik berfungsi

meredakan nyeri.

2 MK: Gangguan

mobilitas fisik

DS : Px

mengatakan sukit

bergerak.

TUJUAN : setelah di

lakukan tindakan

selama 3 x 24 jam

mobilitas fisik pasien

mulai membaik.

NIC :

1.      Ajarkan pasien tentang

dan pantau penggunaan

alat bantu mobilitas

2.      Ajarkan dan bantu pasien

1.    Membantu pasien

dalam melakukan

aktifitas.

Page 16: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

Do :

-    Px kesulitan

bergerak.

-    Px dibantu

keluarga saat

beraktivitas.

Keterbatasan

rentang gerak

(ROM)

NOC :

1.      Menunjukkan

penggunaan alat

bantu secara benar

dengan pengawasan

2.      Meminta bantuan

untuk aktifitas

mobilisasi jika di

perlukan.

3.      Melakukan aktivitas

kehidupan sehari-hari

secara mandiri

dengan alat bantu

4.      ROM aktif

dalam proses

perpindahan.

3.      Ajarkan dan dukung

pasien dalam latihan

ROM aktif / pasif.

4.      Kolaborasi dengan ahli

terapi fisik sebagai

sumber dalam

perencaanaan aktivitas

perawatan pasien.

2.    Menghindari cedera

akibat kurangnya

pengetahuan

mengenai mobilisasi.

3.    Rom aktif dan Pasiv

meminimalisir

terjadinya kekauan

otot.

4.    Membantu menyusun

rencana intervensi

yang bisa dilakukan.

3 MK: kelebihan

volume cairan

DS: Pasien

mengatakan terjadi

pembengkakan

pada bagian jari.

DO:

Perubahan tekanan

darah

Pasien tampak

cemas.

TUJUAN : Setelah

di lakukan intervensi

selama 1x24jam

kelebihan volume

cairan berkurang.

NOC :

1.      Menyetakan

pemahaman tentang

pembatasan cairan

dan dietnya secara

verbal

2.      Menyatakan

pemahaman tentang

pengobatan yang di

berikan secara verbal

3.      Mempertahankan

TTV dalam batas

normal untuk pasien.

4.      Tidak mengalami

pernafasan dangkal.

NIC :

1.      Timbang berat badan

setiap hari dan pantau

kemajuannya.

2.      Ajarkan pasien untuk

mneghentikn penyebab

dan mengatasi edema ,

pembatasan diet,dan

penggunaan dosis, dan

efek samping, pengobatan

yang di anjurkan.

3.      Kaji komplikasi

pulmoner dan/atau

kardiovaskuler yang

diindikasikan dengan

meningkatnya distress

pernafasan, meningkatkan

frekuensi nadi,

meningkatnya tekanan

darah,bunyi jantung tidak

normal,dan/atau bunyi

nafastidak normal.

1.      Membantu

mengevaluasi status

cairan khususnya bila

di bandingkan dengan

berat badan.

2.      Membantu

mengevaluasi

evisiennya dialisa atau

hipervolemia.

3.      Membantu menyusun

rencana intervensi

yang akan di lakukan.

4.      Untuk menimalisir

terjadi

Page 17: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

4.      Pantau indikasi kelebihan

/ retensi cairan

CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)

. PengertianCarpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan syndrome yang disebabkan karena tekanan pada nervus median dari pergelangan tangan (Barbara C Long, 1996 : hal 333)

B. EtiologiCarpal Tunnel Syndrome disebabkan karena tekanan pada nervus median dari pergelangan tangan. Kondisi ini biasa terjadi pada usia pertengahan, pada wanita gemuk kemungkinan terjadi akibat dari trauma atau pembengkakan yang disebabkan oleh proses rheumatoid arthritis.

C. PatofisiologiSaraf median lewat melalui kumparan tunnel pada tulang yang terjadi karena carpal dorsalis dan ligamen tranversal pada carpal. Tendon fleksor bergerak melalui parallel tunnel menuju saraf median. Radang dan pembengkakan dari garis sinovial selaput tendon mempersempit ruang yang ada dan menyebabkan tekanan pada saraf median.

D. Gambaran KlinikRasa sakit dan paraestesia terjadi dalam distribusi saraf medianus tangan. tiap malam pasien terbangun pada jam-jam awal dengan rasa nyeri yang panas membakar, perasaan geli dan mati rasa. Menggantung lengan disisi tempat tidur atau menggoncang-goncang lengan, dapat menyembuhkan gejala. Selama siang hari terasa sedikit nyeri kecuali dengan aktivitas seperti merajut atau membaca surat kabar, dimana lengan tak bergerak-gerak. Pada kasus lanjut mungkin ada rasa kaku dan lemah.Keadaan ini delapan kali lebih sering pada wanita dibanding pria. Kelompok umur yang biasa terserang adalah 40-50 tahun, pada pasien yang lebih muda biasa ditemukan faktor-faktor yang berkaitan misalnya ada rasa kaku dan lemah.Kedua tangan atau hanya tangan yang dominan mungkin terkena. Tanda-tanda fisik yang abnormal biasanya tak ada, idealnya keadaan ini harus didiagnosis sebelum tanda-tanda terlihat. Pola perubahan sensorik kadang-kadang dapat ditimbulkan kembali dengan menahan pergelangan tangan dalam palmarfleksi penuh selama 1 menit atau dengan menekan lengan dengan manset sfigmomanometer. Pada kasus lanjut terdapat kelumpuhan otot thenar dan kelemahan aabduksi ibu jari. Penelitian dengan listrik memperlihatkan konduksi saraf yang melewati pergelangan tangan melambat.

E. Pemeriksaan Fisik1. Elektrodiagnostik2. Rontgenograf3. Velositas/ kecepatan dari sarafF. Pengkajian1. Data SubyektifGejala yang dikeluhkan pasien adalah dari adanya kompresi syaraf median diantaranya :a. Episode rasa nyeri yang panas atau rasa nyeri yang berdenyut pada tangan dan keluhan berkurang bila mengguncang tangan atau dengan menggerakkan tangan

Page 18: 166652059 Carpal Tunnel Syndrome (1)

b. Hyposthesia pada ibu jari, jari telunjuk dan jari manis, lebih-lebih setelah fleksi pergelangan yang dipaksakan, karena seperti menjahit atau memegang bukuc. Perasaan bengkak pada area yang terkenad. Mengeluhkan kesukaran mengambil atau memegang benda yang kecil, terasa kaku. 2. Data Obyektifa. Tidak terdapat pembengkakan tangan, pergelangan atau jarib. Terlihat bagian yang melekuk atau tertekan dari jaringan lunak pada sebelah bawah ibu jari pada telapak tangan (bagian telapak tangan yang menonjol)

G. Diagnosa keperawatan1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya inflamasi dan pembengkakan karena kompresi dari syaraf median2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mendapat penerangan.

H. PerencanaanHasil yang diharapkan dari penderita Carpal Tunnel Syndrome :1. Pasien memiliki fungsi maksimum dari tangan, ibu jari dan jari-jari lain2. Pasien bebas dari ketidaknyamananpasien bebas dari infeksi diseluruh daerah yang dioperasi.

I. ImplementasiMembantu mencapai tujuan pengobatan1. Istirahat2. Membidai persendian3. Menyuntik kortikosteroid pada lokasi

J. EvaluasiEvaluasi atas dasar yang diharapkan dari pasien. Pertanyaan-pertanyaannya adalah :1. Apakah Pasien mampu menggunakan tangan dan jari-jari dengan tingkat gerakan yang normal ?2. Apakah Pasien terbebas dari ketidaknyamana pada tangan ?3. Apakah Pasien terbebas dari infeksi ?K. PenatalaksanaanPada Carpal Tunnel Syndrome penatalaksanannya dengan pembedahan. Dekompresi dengan pembedahan mengurangi kompresiasi saraf median dari ligamen carpal tranversus dan membuang jaringan yang menekan saraf median.

Perawatan pasca bedah1. Meningkatkan kenyamanan, sirkulasia. Meninggikan tangan dan lengan selama 24 jamb. Menganjurkan gerakan aktif dari ibu jari dan jari lain sejauh yang tertahan oleh balutanc. Bila perlu memberikan obat analgesik2. Meningkatkan keamanan. Cek sirkulasi jari-jari, sensasi, gerakkan setiap 1-2 jam setelah 24 jam.3. Meningkatkan perasaan mandiri

Menganjurkan pasien untuk menggunakan tangan pada kebutuhan kegiatan sehari-hari 2 sampai 3 hari setelah operasi.