PROVINSI BADAN NASIONAL NUSA TENGGARA …bpbd.ntbprov.go.id/sites/default/files/RENCANA KONTINJENSI...

81
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transcript of PROVINSI BADAN NASIONAL NUSA TENGGARA …bpbd.ntbprov.go.id/sites/default/files/RENCANA KONTINJENSI...

PROVINSI

NUSA TENGGARA BARAT

BADAN NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA PEMERINTAH PROVINSI

NUSA TENGGARA BARAT

i

Kata Pengantar

Upaya pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsi melindungi

masyarakat dari ancaman bencana sesuai amanat Undang-undang Nomor 24

Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, disebutkan bahwa Penanggulangan

Bencana adalah tanggungjawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,

Dunia Usaha dan masyarakat yang dilakukan secara terencana, terkoordinasi dan

menyeluruh. Penanganan bencana yang selama ini cenderung terfokus pada

penanganan pada saat kejadian bencana (Kedauratan) yang berorientasi pada

pemberian bantuan (Relief) dan Pasca-bencana (Rehabilitasi dan Rekonstruksi),

dalam perkembangannya diperlukan penanganan Bencana yang lebih berorientasi

Pengurangan Risiko Bencana (Kesiapsiagaan). Kegiatan prabencana menjadi

prioritas, komitmen pemerintah atas hal ini juga sangat tinggi, dibuktikan dengan

pengelolaan bencana menjadi prioritas pembangunan nasional.

Berbagai jenis bencana yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, salah

satunya adalah ancaman gunung api. Beberapa gunung api yang cukup aktif, salah

satunya adalah Gunung Api Rinjani/Gunung Api Barujari yang mempunyai

ketinggian 3724 mdpl. Gunung Api Rinjani meletus dari tahun 1846 s.d 2015

sebanyak 12 kali, dan terakhir Tahun 1994, 2004, 2009 dan 2015. Pada tanggal 4

Juni 1994 pukul 02.00 Wita terjadi suatu letusan sangat kuat yang berasal dari

dalam Kaldera Rinjani, terdengar hingga di Desa Sembalun, dan asap hitam tebal

membumbung ke udara mencapai tinggi 400 m.

Belajar dari pengalaman, pada saat terjadi bencana tetap adanya kerusakan

sarana dan prasarana bahkan korban jiwa, dengan demikian diperlukan upaya-

upaya strategis yang salah satunya melalui perencanaan yang dilakukan secara

terintegrasi lintas pemangku kepentingan. Perencanaan Kontinjensi merupakan

salah satu jenis perencanaan dalam Manajemen Bencana yang diperlukan sebagai

langkah kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya bencana/kedaruratan.

Berbagai pihak perlu meningkatkan kewaspadaan antara lain melalui perencanaan

kontinjensi sehingga akibat dari ketidakpastian dapat diminimalisir melalui

pengembangan skenario dan asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat.

Semoga rencana kontinjensi ini dapat bermanfaat bagi kita dan masyarakat

dalam rangka Pengurangan Risiko Bencana. Amin.

Mataram, Oktober 2016

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................. 3

B. Tujuan ........................................................................... 3

C. Landasan Hukum ......................................................... 3

D. Ruang Lingkup .............................................................. 4

E. Tahapan Penyusunan Rencana Kontinjensi ................ 5

F. Aktifasi Rencana Kontinjensi ......................................... 5

BAB II : GAMBARAN UMUM WILAYAH ....................................... 6

A. Karakteristik Wilayah..................................................... 6

B. Kependudukan .............................................................. 9

C. Infrastruktur dan Sarana ............................................... 10

D. Perekonomian ............................................................... 10

E. Sosial Budaya................................................................ 11

BAB III : PENILAIAN RISIKO DAN PENENTUAN KEJADIAN ...... 12

A. Penilaian Risiko .......................................................... 12

B. Penentuan Kejadian Bencana .................................... 13

BAB IV : PENGEMBANGAN SKENARIO ....................................... 16

A. Bahaya Erupsi Gunung Api ......................................... 16

B. Skenario Kejadian Bencana ....................................... 19

C. Skenario Dampak Bencana ........................................ 20

BAB V : KEBIJAKAN DAN STRATEGI TANGGAP DARURAT.. .... 27

A. Kebijakan ...................................................................... 27

B. Strategi ......................................................................... 27

BAB VI : PERENCANAAN KLASTER .............................................. 29

A. Klaster Manajemen dan Koordinasi (Posko) ................. 29

B. Penutupan Aktifitas Bandara ........................................ 36

C. Klaster Pencarian dan Penyelamatan…………… ......... 36

D. Jalur Evakuasi dan Lokasi Pengungsian ...................... 39

E. Klaster Kesehatan………… .......................................... 45

F. Klaster Pengungsian dan Perlindungan………………. . 48

G. Klaster Logistik …………………………… .................... 53

H. Klaster Pendidikan…………………………… ................. 55

I. Klaster Sarana dan Prasarana ………………………… . 57

J. Klaster Ekonomi………………………………………. ..... 59

iii

BAB VII : PEMANTAUAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT ......... 61

A. Pemantauan………… ................................................... 61

B. Rencana Tindak Lanjut ................................................. 61

BAB IX : PENUTUP ........................................................................... 63

1. Jalur-Jalur Evakuasi………………………………………………….. 64

2. Lembar Komitmen……………………………………………………. 67

3. Daftar Hadir dan Contact Person……………………………………. 71

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai daerah kepulauan,

dengan kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang

khas, selain mempunyai banyak sekali potensi positif, juga mempunyai

potensi yang rentan dan rawan terhadap ancaman bencana, baik

bencana yang disebabkan oleh faktor alam, maupun faktor manusia.

Bencana dalam bentuk apapun dapat terjadi kapan saja dan dimana

saja di muka bumi ini, bencana tersebut ada yang datang dengan

didahului oleh peringatan namun ada juga yang datang secara

mendadak. Salah satu bencana yang datangnya didahului oleh

peringatan adalah meletusnya gunung api, seperti diketahui di Nusa

Tenggara Barat terdapat 3 (tiga) gunung api yang masih aktif yaitu

Gunung Rinjani berada di Pulau Lombok, Gunung Sangeang Api dan

Gunung api Tambora berada di Pulau Sumbawa.

Yang menjadi pusat perhatian saat ini adalah Gunung Api

Rinjani/Gunung Api Barujari yang mempunyai ketinggian 3724 mdpl,

menurut catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG)

Gunung Api Rinjani meletus dari tahun 1846 s.d 2015 sebanyak 12

kali yaitu tahu 1846, 1884, 1901,1906, 1909, 1915, 1944,1966, 1994,

2004, 2009 dan 2015. pada tanggal 4 Juni 1994, pukul 02.00 Wita

terjadi suatu ledakan sangat kuat yang berasal dari dalam Kaldera

Rinjani, terdengar hingga di Desa Sembalun. Pukul 08.00 terlihat asap

hitam tebal membumbung ke udara mencapai tinggi 400 m dari puncak

gunung Plawangan. Erupsi Tahun 2015 dan 2016, yang mengakibatkan

bandara di Lombok, Bali dan Banyuwangi terpaksa ditutup dari aktivitas

transportasi udara, sangat mengganggu berbagai pihak. Selain itu juga

para pendaki gunung serta wisatawan disekitar Gunung Rinjani/Barujari

juga terpaksa dievakuasi menjauh dari puncak gunung.

Pada tanggal 6 Juni 1994, pukul 17.40 Wita terjadi hujan abu di

sekitar Pos Pengamatan dengan ketebalan endapan 2 - 3 mm. Titik

letusan mengambil tempat di Gunung Barujari dan berlangsung hingga

awal bulan Januari 1995. Letusan tersebut tidak menyebabkan korban

jiwa, hanya petani bawang di Sembalun gagal panen karena rusak oleh

hujan abu. Sementara pada tanggal 25 Oktober 2015 pukul 10:04 WITA

teramati erupsi dengan kolom abu setinggi lk. 200 m di atas kawah G.

Barujari yang berada di dalam Kaldera G. Rinjani. Tinggi Puncak

Barujari 2300 m dari permukaan laut, sehingga tinggi kolom abu letusan

2500 m dari permukaan laut. Hasil erupsi berupa jatuhan abu yang

2

sebarannya terbatas di sekitar lereng Puncak Barujari ke arah Barat

Daya (berdasarkan Satelit Himawari).

Pemerintah Provinsi NTB sebagai salah satu pemegang mandat

UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menjadi

pihak yang bertanggungjawab dan mempunyai kewenangan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah. Pemerintah

Provinsi juga menyadari bahwa kondisi ini harus disikapi dengan

membuat suatu sistem penanggulangan bencana yang terpadu.

Penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana meliputi kegiatan-

kegiatan yang dilakukan dalam “situasi tidak terjadi bencana” dan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada situasi ”terdapat potensi

bencana”. Pada situasi tidak terjadi bencana, salah satu kegiatannya

adalah perencanaan penanggulangan bencana (Pasal 5 ayat [1] huruf a

PP 21/2008). Sedangkan pada situasi terdapat potensi bencana

kegiatannya meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi

bencana.

Perencanaan Kontinjensi sesuai dengan ketentuan Pasal 17

ayat (3) PP 21/2008 dilakukan pada kondisi kesiapsiagaan yang

menghasilkan dokumen Rencana Kontinjensi (Contingency Plan).

Dalam hal bencana terjadi, maka Rencana Kontinjensi berubah menjadi

Rencana Operasi Tanggap Darurat atau Rencana Operasi (Operational

Plan) setelah terlebih dahulu mendapatkan masukan dari data kaji

cepat (rapid assessment).

Berdasarkan kondisi dan situasi tersebut di atas maka Pemerintah

Provinsi NTB melakukan upaya dengan menyusun perencanaan dan

kebijakan dalam melaksanakan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana.

Ancaman bencana, baik yang sudah di depan mata maupun yang

diperkirakan dapat terjadi perlu dipersiapkan sesegera mungkin melalui

perencanaan kedaruratan (kontinjensi) sebagai pedoman pada saat

menghadapi darurat bencana bagi semua pelaku penanggulangan

bencana.

Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan

akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana

Kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana

yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu

terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah

diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.

Rencana kontinjensi lahir dari proses perencanaan kontinjensi yang

melibatkan sekelompok pelaku kepentingan atau organisasi yang

bekerjasama secara berkelanjutan untuk merumuskan dan

mensepakati tujuan-tujuan bersama, mendefinisikan tanggung jawab

dan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak

3

pada saat tanggap darurat nantinya. Perencanaan kontinjensi

merupakan persyaratan bagi tanggap darurat yang cepat dan efektif,

tanpa perencanaan kontinjensi sebelumnya maka banyak waktu yang

bisa terbuang dalam beberapa hari pertama dalam menanggapi

tanggap darurat. Perencanaan kontinjensi akan membangun kapasitas

sebuah organisasi dan merupakan dasar bagi rencana operasi tanggap

darurat.

B. Tujuan

Dokumen Rencana Kontijensi disusun sebagai pedoman

penanganan bencana erupsi Gunung Rinjani (G. Baru Jari) pada saat

tanggap darurat bencana, agar penanganan tersebut dapat berjalan

cepat, tepat, terkoordinasi dan menyeluruh, serta sebagai dasar

memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder)

pada saat tanggap darurat bencana.

Selain itu, rencana kontinjensi erupsi Gunung Rinjani (G.Baru

Jari) dapat menjadi pedoman bagi penyusunan rencana pembangunan

berbasis mitigasi bencana wilayah baik di tingkat provinsi maupun di

kabupaten/kota. Dengan demikian, perencanaan wilayah kedepan

harus mulai mempertimbangkan perencanaan/pendekatan mitigasi

bencana di daerah terdampak. Lebih jelasnya penilaian risiko dan

analisis kesenjangan sumber daya yang dilakukan dalam proses

perencanaan kontinjensi bisa memberikan masukan pada tahapan

input dan analisis dalam proses perencanaan wilayah, sehingga

perencanaan wilayah bisa mengakomodasikan berbagai keperluan

yang dibutuhkan ketika keadaan darurat, seperti penataan ruang yang

mempertimbangkan arah pergerakan (manusia dan barang) ketika

terjadi bencana, penguraian titik-titik kepadatan jika Kabupaten/Kota

memiliki risiko terhadap kejadian bencana, memperbanyak ruang-ruang

terbuka jika Kabupaten/Kota memiliki risiko terhadap kejadian bencana,

dan lain-lain. Adapun perencanaan kontinjensi haruslah

mempertimbangkan berbagai rencana dan kebijakan yang telah

diterbitkan.

C. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

3. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional

Penanggulangan Bencana.

4

4. Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana

Nasional Penanggulangan Bencana.

5. Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana.

6. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun

2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai

Bagian Dari Perangkat Daerah.

7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pedoman Sistem Komando

Tanggap Darurat Bencana

8. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun

2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Tahun Anggaran 2015;

9. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun

2014 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

10. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 14 Tahun 2009

tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Nusa Tenggara Barat;

11. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2014

tentang Pengurangan Risiko Bencana;

12. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2014

tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) Tahun Anggaran 2015.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Rencana Kontinjensi ini dirancang untuk

menghadapi kemungkinan terjadinya bencana erupsi Gunung Rinjani

(G. Baru Jari) yang secara kewilayahan masuk dalam 3 (tiga) wilayah

yaitu Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara dan

Kabupaten Lombok Tengah dengan cakupan kegiatan :

1. Pengumpulan data/informasi dari berbagai unsur Pemerintah dan

non-Pemerintah

2. Pembagian peran dan tanggungjawab antar klaster

3. Proyeksi kebutuhan lintas klaster

4. Identifikasi, inventarisasi dan penyiapan sumberdaya dari setiap

cluster

5. Pemecahan masalah berdasarkan kesepakatan

6. Komitmen/kesepakatan untuk melakukan peninjauan kembali/kaji

ulang rencana kontinjensi, jika tidak terjadi bencana

7. Skenario pada renkon digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

gladi lapang.

5

E. Tahapan Penyusunan Rencana Kontinjensi

Kegiatan penyusunan rencana kontinjensi ini dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut :

1. Penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan

bencana erupsi Gunung Rinjani (G.Baru Jari) tentang pentingnya

rencana kontinjensi.

2. Pengumpulan data dan updating.

3. Pengumpulan data dilakukan pada semua sektor penanganan

bencana dan lintas adminstratif.

4. Verifikasi data.

5. Analisa data sumber daya yang ada dibandingkan proyeksi

kebutuhan penanganan bencana saat tanggap darurat.

6. Penyusunan rancangan awal rencana kontinjensi .

7. Penyusunan naskah, pembahasan dan perumusan dokumen

rencana kontinjensi yang disepakati.

8. Institution hearing/konsultasi institusi hasil rumusan rencana

kontinjensi.

9. Penyebaran/diseminasi dokumen rencana kontinjensi kepada semua

pelaku penanggulangan bencana (multi stake holder).

F. Aktivasi Rencana Kontinjensi

Jika terjadi bencana dalam arti gunungapi yang ada di Wilayah

NTB dinyatakan dalam keadaan Waspada, Siaga, atau bahkan Awas,

oleh PVMBG, maka status darurat atau siaga darurat ditetapkan,

dengan operasionalisasi rencana kontingensi menjadi Rencana Operasi

Tanggap Darurat dengan memperhitungkan analisa hasil kaji cepat di

lapangan untuk penyesuaian data dan kebutuhan sumberdaya.

Rencana operasi tanggap darurat disusun sesaat setelah Struktur

Komando Tanggap Darurat terbentuk.

6

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Karakteristik Wilayah

1. Wilayah Administrasi

Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 Kabupaten, 2 Kota, 116

Kecamatan dan 1.117 Desa/Kelurahan. Kabupaten Sumbawa

memiliki kecamatan terbanyak yaitu 24 Kecamatan, sedangkan

Kabupaten Lombok Timur memiliki wilayah administrasi

desa/kelurahan terbanyak dengan 239 Desa dan 15 Kelurahan,

dengan jumlah Kecamatan sebanyak 20 Kecamatan. Kabupaten

Lombok Utara merupakan Kabupaten termuda yang merupakan

pemekaraan dari kabupaten induknya yaitu Kabupaten Lombok

Barat pada Tahun 2008. Kabupaten Lombok Utara memiliki 5

Kecamatan dan 33 Desa/Kelurahan.

2. Letak Geografis

Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas 2 (dua) Pulau besar yakni

Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta ratusan Pulau Pulau Kecil.

Dari 280 Pulau yang ada terdapat 32 Pulau yang telah berpenghuni.

Luas wilayah Provinsi NTB mencapai 20.153,15 Km². Terletak antara

155˚ 46’ – 119 ˚5’ Bujur Timur dan 8˚ 10’ - 9˚ 5’ Lintas Selatan.

Batas-batas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :

- Sebelah Utara : Laut Jawa dan Laut Flores

- Sebelah Selatan : Samudera Hindia

- Sebelah Barat : Selat Lombok / Provinsi Bali

- Sebelah Timur : Selat Sape / Provinsi NTT

Luas Pulau Sumbawa mencapai 15.414,5 km² (76,49 %) atau 2/3

dari luas Provinsi NTB, dan luas Pulau Lombok hanya mencapai 1/3

saja, Pusat Pemerintahan Provinsi NTB terletak di Kota Mataram

yang berada di Pulau Lombok, Kota Selong Kabupaten Lombok

Timur merupakan Kota yang mempunyai ketinggian paling tinggi

yaitu 166 mdpl sementara Kota Taliwang, Kabupaten Sumbawa

Barat terendah yaitu 11 mdpl. Kota Mataram sebagai Ibu Kota

Provinsi memiliki ketinggian 27 mdpl.

7

Sumber Peta : BPS Provinsi NTB

Peta : Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tabel A.1: Luas Daerah Nusa Tenggara Barat Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Luas Area

(km²) Persentasi

(%)

1 Lombok Barat 105.387 5.23

2 Lombok Tengah 1 208.40 6.00

3 Lombok Timur 1 605.55 7.97

4 Sumbawa 6 643.98 32.97

5 Dompu 2.324.60 11.53

6 Bima 4 389.40 21.78

7 Sumbawa Barat 1 849.02 9.17

8 Lombok Utara 809.53 4.02

9 Kota Mataram 61.30 0.30

10 Kota Bima 207.50 1.03

Jumlah/Total 20.153,15 100

Sumber Data : BPS Prov. NTB th 2013

3. Kondisi Topografi

Kelas kelerengan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas :

Kelerengan 0 – 8 % seluas 35Ha (30%)

Kelerengan 8 – 15 % seluas 25 Ha (20%)

Kelerengan 15 – 25% seluas 15 Ha (20%)

8

Kelerengan 25 – 40 % seluas 10 Ha (20%)

Kelerengan lebih dari 40 % seluas 15 Ha (10%)

Kondisi topografi Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dibagi ke

dalam 3 (tiga) satuan ruang morfologi yaitu :

a. Morfologi Dataran

Daerah dengan morfologi dataran terdapat pada wilayah bagian

tengah dan bagian barat Pulau Lombok dengan ketinggian antara

10 mdpl, meliputi : Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram,

Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah dan

Kabupaten Lombok Timur, serta pada wilayah bagian selatan

Pulau Sumbawa bagian Barat dan tengah serta bagian utara

Pulau Sumbawa sebelah timur, dengan ketinggian antara 15 mdpl,

meliputi : bagian dari Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten

Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima Dan Kota Bima.

b. Morfologi Bergelombang

Daerah bagian Utara dan bagian Selatan Pulau Lombok dengan

ketinggian antara 200 s/d 400 mdpl, meliputi : bagian dari

Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah,

Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara,

sedangkan daerah bagian barat dan bagian utara sebelah Barat

dan timur Pulau Sumbawa dengan ketinggian antara 200 s/d 400

mdpl meliputi : Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa,

Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima.

c. Morfologi Perbukitan

Daerah bagian Selatan Dan Utara Pulau Lombok dengan

ketinggian antara 500 s/d 3.200 mdpl, meliputi : bagian dari

Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah,

Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Utara,

sedangkan bagian Barat, bagian timur Pulau Sumbawa dengan

ketinggian antara 500 s/d 1500 mdpl, meliputi: bagian dari

Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten

Dompu, Kota Bima dan Kabupaten Bima.

9

Tabel : Tinggi Ibu Kota Kabupaten/Kota Dari Permukaan Laut 2013

No Kabupaten Ibu Kota Ketinggian

(mdpl)

1 Lombok Barat Gerung 15

2 Lombok Tengah Praya 107

3 Lombok Timur Selong 166

4 Sumbawa Sumbawa Besar 18

5 Dompu Dompu 30

6 Bima Bima 21

7 Sumbawa Barat Taliwang 11

8 Lombok Utara Tanjung 12

9 Kota Mataram Mataram 27

10 Kota Bima Raba 21

umber : BPS Prov. NTB

B. Kependudukan

Berdasarkan data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2011

jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat Mencapai 4.545.650 jiwa,

dengan rincian Laki-Laki sebanyak 2.207.016 jiwa dan Perempuan

sebanyak 2.338. 634 jiwa, dengan rasio jenis kelamin sebesar 94,37.

Jumlah penduduk terbesar berada di Kabupaten Lombok Timur dan

yang terkecil di Kabupaten Lombok Utara.

Tabel : Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin

menurut Kabupaten / Kota 2013

No Kabupaten Laki Perempuan Jumlah Rasio

JK

1 Lombok Barat 302.210 317.202 620.412 95,59

2 Lombok Tengah 416.774 464.912 881.686 89,65

3 Lombok Timur 526.179 604.186 1.130.365 87,09

4 Sumbawa 217.257 208.871 426.128 104,01

5 Dompu 114.186 112.032 226.218 101,92

6 Bima 224.454 226.522 450.976 99,09

7 Sumbawa Barat 61.353 59.814 121.167 102,57

8 Lombok Utara 100.953 104.111 205.064 96,97

9 Kota Mataram 207.440 212.201 419.641 97,76

10 Kota Bima 72.915 75.730 148.645 96,28

Jumlah 2.244.721 2.385.581 4.630.302 94,10

Sumber : NTB Dalam Angka 2014

10

C. Infrastruktur Dan Sarana

Jalan dan jembatan merupakan sarana untuk memperlancar kegiatan

perekonomian suatu Daerah. Jalan dan jembatan diperlukan untuk

meningkatkan mobilitas penduduk maupun perdagangan barang antar

wilayah. Panjang jalan Nasional dan Provinsi di NTB mencapai 2.474,5

km lebih. Berdasarkan klasifikasi jalan 632,17 km merupakan jalan

Nasional dan 1.772,27 km merupakan jalan Provinsi. Dilihat dari kondisi

jalan tersebut, jalan yang kondisinya baik mencapai 45,61 % dengan

kelas jalan III. Mengingat Provinsi NTB memiliki posisi strategis baik

skala Nasional maupun Internasional, sehingga diperlukan fasilitas

pergerakan barang dan penumpang dari dan ke pusat-pusat kegiatan

Nasional, regional maupun lokal. Terdapat tujuh pelabuhan laut utama :

Lembar, Kayangan, Poto Tano, Badas, Bima, Sape dan Calabai. Selain

itu, NTB juga memiliki bandar udara yang berlokasi di tiga tempat yaitu :

Bandara Internasional Lombok di Kabupaten Lombok Tengah, Bandara

Brang Biji di Kabupaten Sumbawa dan Bandara Sultan Salahuddin di

Kabupaten Bima.

D. Perekonomian

Perekonomian Provinsi NTB didominasi oleh sektor primer yakni sektor

pertambangan dan pertanian. Kontribusi sektor pertambangan

mencapai 26,45 % sedangkan kontribusi sektor pertanian mencapai

23,29%. Peran sektor sekunder seperti industri pengolahan masih

relatif kecil. Dilihat dari penggunaan PDRB yang tercipta di Provinsi

NTB, 46,72% digunakan untuk konsumsi masyarakat dan 25,01 %

digunakan untuk investasi. Sedangkan Sektor Industri di NTB belum

memberikan sharing yang cukup dalam perekonomian NTB karena

peranannya hanya baru 5 %. Kecilnya sharing sektor industri

disebabkan karena mayoritas sektor industri yang ada di NTB adalah

Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga.

Jumlah perusahaan industri yang ada di NTB pada Tahun 2010

mencapai 83.380 Perusahaan/Usaha dengan menyerap tenaga kerja

sebanyak 263.466 orang. Perusahaan industri yang mempunyai

pekerja 100 orang atau lebih dikatagorikan sebagai industri besar,

antara 20-99 Orang termasuk industri sedang dan 9 - 15 Orang

termasuk industri kecil. Jumlah penduduk Miskin di NTB terus

mengalami penurunan. Berdasarkan data statistik, jumlah penduduk

miskin tahun 2010 sebanyak 1.009.352 orang atau 21,55% mengalami

penurunan pada bulan Maret 2011 sebanyak 114.582 orang atau

11

1,82% sehingga total penduduk miskin sampai dengan bulan Maret

2011 sebanyak 894.770 orang atau 19,73%.

E. Sosial Budaya

Penduduk suku asli masyarakat yaitu Suku Sasak di Pulau Lombok,

Suku Samawa di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat serta Suku

Mbojo di Kabupaten Dompu, Kabupaten dan Kota Bima. Dua

kebudayaan besar yang pernah mempengaruhi perkembangan sejarah

di Indonesia yaitu kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam

berkembang dan berakar pada masyarakat NTB, diantaranya Sasak,

Samawa dan Mbojo. Bahasa Daerah yang di gunakan yaitu bahasa

Sasak, bahasa Samawa, dan bahasa Mbojo.

Kebudayaan dalam kehidupan masyarakat NTB yang sangat dominan

adalah ketergantungan dan kepatuhan masyarakat terhadap tokoh-

tokoh pemuka agama atau tokoh Adat sebagai panutan dalam

kehidupan sehari-hari, merupakan pengaruh kehidupan masyarakat

yang dilandasi sistem patriakhis. Interpretasi kesetaraan Gender sering

mempengaruhi sikap dan pandangan masyarakat yang

diimplementasikan pada sistem nilai sosial dan budaya sehingga

mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kedudukan

perempuan dan laki-laki dalam kehidupan sosial.

Pembangunan bidang kebudayaan dalam perjalanannya diarahkan

untuk mendukung pembinaan dan peningkatan pelayanan sosial.

Sasaran pembangunan kebudayaan adalah terwujudnya struktur sosial,

kreativitas budaya dan daya dukung lingkungan yang kondusif bagi

pembentukan jati diri bangsa, tersebar luasnya perkembangan modal

budaya dan modal sosial, terfaslitasi tumbuh dan berkembangnya

budaya pembelajaran yang berorientasi iptek dan kesenian,

terkelolanya aset budaya yang dapat dijangkau secara adil bagi

masyarakat luas, serta terselenggaranya upaya dan kebijakan

pengelolaan keragaman budaya yang komprehensif, sistematis dan

berkelanjutan untuk memperkokoh Integritas Bangsa.

12

BAB III

PENILAIAN RISIKO DAN PENENTUAN KEJADIAN

Berbagai ancaman bencana yang ada di Provinsi NTB adalah Gunung

Api, Gempa Bumi , Banjir, Angin puting beliung, Tanah Longsor, Kekeringan,

serta Konflik Sosial. Untuk menilai risiko berbagai macam jenis bencana

tersebut, dilakukan analisis untuk memperoleh hasil satu jenis ancaman

bencana yang akan dikembangkan sebagai rencana kontinjensi. Penilaian ini

dengan latarbelakang beberapa waktu belakangan ini terjadi erupsi Gunung Api

Rinjani/Barujari, yang abunya sangat mengganggu transportasi udara/

penerbangan, serta sangat membahayakan masyarakat yang bermukim dan

masyarakat yang sedang berada di daerah radius sangat berbahaya, termasuk

para wisatawan dan pendaki gunung.

A. Penilaian Risiko

Penilaian Risiko dilakukan dengan menghubungkan probabilitas dan

dampak yang masing-masing dengan skala 1 – 5 point, untuk probabilitas

dan dampak seperti terlihat dalam tabel berikut :

Untuk Penilaian Risiko dilakukan dengan dasar menghubungkan

probabilitas dan dampak yang masing-masing dengan sekala 1 – 5 point.

1. Skala probalitas

- Angka 5 pasti (hampir dipasti 80 % - 99 %).

- Angka 4 Kemungkinan besar (60% - 80 %, terjadi tahun depan,

atau sekali dalam 10 tahun mendatang).

- Angka 3 Kemungkian terjadi (40%-60 %, terjadi tahun depan, atau

sekali dalam 100 tahun).

- Angka 2 Kemungkinan Kecil (20 %-40%, terjadi tahun depan atau

sekali lebih dari 100 tahun).

- Angka 1 Kemungkinan sangat Kecil (hingga 20 %).

2. Dampak Kejadian yang menimbulkan

- Angka 5 sangat parah (80 % - 99 %, wilayah hancur dan lumpuh

total).

- Angka 4 parah (60% - 80 %, hancur).

- Angka 3 sedang (40%-60 %, Wilayah terkena rusak).

- Angka 2 ringan (20 %-40%, wilayah yang rusak ).

- Angka 1 sangat ringan (kurang dari 20 %, wilayah rusak).

Dari instrumen diatas, dapat dihitung probabilltas dan dampak dengan

mengasumsikan bencana yang terjadi dengan matrik sebagai berikut :

13

Tabel Penilaian Risiko

Jenis Ancaman Bahaya Probabilitas Dampak

1. Gunung Berapi

2. Gempa Bumi

3. Banjir

4. Angin puting beliung

5. Tanah Longsor

6. Kekeringan

7. Konflik Sosial

4 3 3 1 2 3 1

4 1 1 1 3 2 2

Matriks Skala Tingkat Bahaya

Dari matrik di atas dapat disimpulkan bahwa probabilitas dan dampak risiko

tinggi adalah Erupsi Gunung Api dengan hasil perhitungan asumsi matrik

kolom di warna merah. Dengan tingginya dampak resiko Erupsi Gunung

Api, maka rencana kontinjensi menetapkan bencana Erupsi Gunung Api

sebagai prioritas dalam penanggulangan bencana.

B. Penentuan Kejadian

Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah yang masuk

dalam lingkaran cicin api dunia. Terdapat 3 Gunung berapi yang masih

aktif, yaitu, Gunung Rinjani (Gunung Barujari) yang dikenal dengan Gunung

5

4

ERUPSI

GUNUNG API

3

TANAH

LONGSOR

2

KONFLIK

SOSIAL KEKERINGAN

1

ANGIN

PUTING

BELIUNG

GEMPA BUMI

BANJIR

1 2 3 4 5

Probabilitas

14

Samalas berada di Pulau Lombok, Gunung Sangeang Api (Pulau

Sangeang) terletak di Kabupten Bima dan Gunung Api Tambora berada di

Pulau Sumbawa (Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima).

Tiga gunung api tersebut diatas tercatat pernah meletus, Gunung

Rinjani tahun 1846 s.d 2015 sebanyak 12 kali yaitu tahu 1846, 1884,

1901, 1906, 1909, 1915, 1944, 1966, 1994, 2004, 2009 dan 2015.

Gunung api Sangeang meletus pada bulan Mei 2014, dan Gunung

Tambora meletus paling hebat pada tanggal 10 April 1815, serta

terakhir Gunung Tambora juga pernah aktif menjadi level Siaga pada

Tahun 2011.

Peta Sebaran Gunung Api Aktif di Wialayah NTB

15

Dikhawatirkan kejadian erupsi Gunung Rinjani akan terulang

kembali. Peningkatan aktivitas vulkanik berupa gempa vulkanik dalam dan

vulkanik dangkal dikhawatirkan akan memicu peningkatan aktivitas vulkanik

yang lebih besar. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah antisipasi

atau kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko yang lebih besar yaitu jatuhnya

korban jiwa serta kerusakan harta benda.

Kawasan Rawan Bencana (KRB)

Tabel Kawasan Rawan Bencana (KRB) gunung Api di NTB

No Nama Gunung Kawasan Rawan Bencana (Radiu dalam Km)

KRB III KRB II KRB I

1 Rinjani/Baru Jari 3 Km 5 Km 8 Km

2 Tambora 3 Km 5 Km 8 Km

3 Sangeang 1 km 5 km 8 km

Kawasan Rawan Bencana (KRB) adalah suatu kawasan yang berisiko

tinggi terhadap ancaman dan bahaya erupsi gunung berapi yang telah di

tentukan oleh badan/instansi terkait yang terbagi menjadi 3 yaitu:

a. Kawasan Rawan Bencana (KRB) – III

Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang berpotensi terlanda

awan panas, aliran lava dan gas beracun, pada radius 3 km berpotensi

terlanda lontaran batu pijar dan hujan abu lebat.

b. Kawasan Rawan Bencana (KRB) – II

Kawasan rawan bencana II adalah kawasan yang bepotensi terlanda

awan panas, aliran lava dan gas beracun, pada radius 5 km berpotensi

terlanda lontaran atau guguran batu pijar, hujan abu lebat, hujan lumpur

(panas), aliran lahar dan air dengan keasaman tinggi.

c. Kawasan Rawan Bencana (KRB) – I

Kawasan rawan bencana I adalah kawasan yang berpotensi terlanda

lahar, pada radius 8 km berpotensi terlanda hujan abu dan

kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar).

16

BAB IV

PENGEMBANGAN SKENARIO

A. Bahaya Erupsi Gunung Api

Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) G. Rinjani (Sumber PVMBG)

17

Gambar : Daerah Landaan Erupsi Gunung Rinjani (G.Barujari)

Bahaya-bahaya dalam suatu letusan gunungapi adalah:

Bahaya Primer:

1. Piroklastik :bahan - bahan lepas yang dihasilkan oleh erupsi

eksplosif gunung api

Aliran piroklastik /Awan Panas:

18

Jatuhanpiroklastik : bervariasi ukuran bahan erupsinya dari abu

vulkanik ( diameter butir < 2 mm), lapilli ( diameter butir 2 mm

s/d 64 mm), Bom Vulkanik ( > 64 mm)

2. Lava: magma yang keluar di permukaan bumi, jadi batuan beku

melalui erupsi effusive contojenisini : Aliran lava, Kubah Lava dan

Guguran lava

3. Gas vulkanik,(CO2,CO,H2S,SO2, dll), contoh : G. Dieng

4. Keasaman air danau Kawah (pH).

BahayaSekunder :

- Lahar

STATUS tingkat kewaspadaan sebagai berikut:

1. NORMAL ( Level I )

Keadaan aman, penduduk melakukan kegiatan dengan tenang.

2. WASPADA ( Level II )

* Penduduk meningkatkan kewaspadaan

* Pemda dan instansi terkait memeriksa/ mengadakan bahan/ sarana

penyelamatan diri, melakukan penyuluhan.

3. SIAGA ( Level III )

* Penduduk mensiagakan diri termasuk siap mengungsi

* Pemda dan instansi terkait mensiagakan bahan keperluan

penyelamatan diri dan pengungsian.

4. AWAS ( Level IV )

* Penduduk mengungsi

* Pemda dan instansi terkait membantu pengungsian dan

melaksanakan tanggap darurat.

19

Gambar : Tingkat Kewaspadaan Pemda dan Masyarakat dengan

Status Gunungapi

B. Skenario Kejadian Bencana

Diasumsikan bahwa Gunung Baru jari mengalami peningkatan

aktivitas, pada tanggal 25 Nopember 2016, tercatat tremor,

disesmograf fortebel pada pos pengamatan gunungapi Gunung Rinjani,

yang terletak di Desa Sembalun Kecamatan Sembalun Kabupaten

Lombok Timur, sejak itu maka status gunung Rinjani (gunung Baru Jari)

di naikan statusnya dari level I NORMAL ke level II WASPADA, dalam

status waspada radius daerah bahaya 3 Km dari Kawah Gunung Baru

Jari. Sejak kejadian itu Aktifitas gunung terus meningkat secara

signifikan dengan demikian pada tanggal 9 Desember 2016 dinaikan

status ke level III SIAGA, dengan radius daerah Bahaya 6 Km.

Pada tanggal 10 Desember 2016 dilakukan pengamatan visual

dari pelawangan sembalun radius 3 km, menunjukkan aktifitas terus

meningkat dengan tinggi kolom asap letusan mencapai 5.000 meter

dari kawah baru jari, yang menyebabkan terjadi hujan abu yang agak

kasar jatuh di sebelah Timur Tenggara Gunung Rinjani , pada saat itu

terukur sedimen abu letusan + 1 cm, satu minggu kemudian endapan

abu sudah mencapai ketebalan + 7 cm, beberapa minggu kejadian

erupsi berlangsung yang disertai dengan arah angin yang berrubah

ubah sehingga dampak abu vulkanik dirasakan di seluruh Pulau

Lombok bahkan sampai ke Pulau Bali dan Jawa Timur, namun

20

mengingat arah angin dominan ke arah Timur dan Tenggara Gunung

Rinjani, maka beberapa desa yang ada di wilayah itu mengalami

dampak yang cukup besar.

Dengan kondisi ini maka daerah yang sungainya berhulu di lereng

Rinjani bagian Timur Tenggara apabila terjadi hujan akan menimbulkan

banjir bandang yang sebabkan oleh endapan abu letusan,untuk itu

diharapkan agar meningkatkan kewaspadaan.

Pada tanggal 15 Desember 2016 limpahan air danau segara

anak mulai terjadi dengan suhu air pada saat itu + 50 derajat C yang

menyebabkan ekosistem di danau terganggu. Limpahan air danau

terjadi yang disebabkan oleh material letusan yang berupa larva, bom

Vulkanik dan viroclastic yang masuk kedalam danau sehingga

menyebabkan luapan air sungai kali putih mencapai kurang lebih 7

meter, dan merusak jembatan yang berada di kali putih dusun Dasan

Kembar.

Dari kejadian bencana erupsi Gunung Baru Jari tersebut tercatat

dampak yang ditimbulkan di beberapa wilayah kabupaten yaitu

kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara.

C. Skenario Dampak Bencana

Dari skenario atau asumsi kejadian bencana erupsi Gunung Api

Barujari tersebut, selanjutnya dikembangkan skenario atau asumsi

dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan, yakni aspek

kependudukan, aspek Sarana dan Prasarana, aspek Ekonomi, aspek

Pemerintahan, dan aspek Lingkungan di 3 Kabupaten.

1. Dampak Aspek Kependudukan

Tabel : Jumlah Penduduk yang terdampak di 3 Kabupaten

21

SKENARIO DAMPAK BENCANA LETUSAN G. BARU JARI

KECAMATAN Radius

Jiwa Terancam Meninggal Hilang Pindah Pengungsi

Keadaan Pengungsi

DAN DESA Jumlah s/d Luka

Ringan Luka

Sedang Luka Berat Non-Rawatan

Jiwa (Km) % Jumla

h (%)

Jumlah

(%) Jumlah

(%) Jumla

h (%) Jumlah (%)

Jumlah

(%) Jumlah

(%) Jumlah

(%) Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

A. KECAMATAN SUMBANG

Sembalun

Tempat Pengungsian

1 Sembalun Lawang

4.308

6 s/d 7 20% 862 0% 0 0% 0 8% 69 92% 792

0% 2

0% 0

0% 2

99% 788

1 Kantor Camat Sembalun

2 Sembalun Bumbung

6.021

6 s/d 7 20% 1.204 0% 0 0% 0 8% 96 92% 1.108

0% 4

0% 0

0% - 100% 1.103

2 Kantor Camat Sembalun

3 Sembalun Timba Gading

1.461

6 s/d 7 20% 292 0% 0 0% 0 8% 23 92% 269

1% 3

0% 1

0% 1

98% 264

3 Kantor Camat Sembalun

4 Sembalun

2.134

6 s/d 7 20% 427 0% 0 0% 0 8% 34 92% 392

1% 5

1% 2

0% 1

98% 385

4 Kantor Camat Sembalun

Suela

1 Bebidas

6.175

25% 1.544 0% 0 0% 0 9% 139 91% 1.405

0% 4

0% -

0% - 100% 1.401

1 Kebun Raya Lombok

Wanasaba

1 Karang Baru

2.417

25% 604 0% 0 0% 1 9% 54 91% 549

1% 5

0% 2

0% 1

98% 540

1 Lapangan Suela

Aik Mel

1 Lenek Daya

4.337

25% 1.084 0% 0 0% 1 9% 98 91% 985

0% 4

0% 0

0% 2

99% 979

1 Mesjid Besar Lenek

Pringgasela

1 Timba Nuh

1.996

25% 499 0% 0 0% 1 7% 36 93% 462

1% 5

0% 2

0% 1

98% 455

1 Kantor Camat Pringgasela (Pesanggrahan)

22

2 Jurit Baru

6.298

15% 945 0% 0 0% 0 8% 72 92% 872

0% 3

0% -

0% - 100% 869

2 Kantor Camat Pringgasela (Pesanggrahan)

3 Pengadangan Barat

3.657

30% 1.097 0% 1 0% 0 8% 90 92% 1.007

0% 3

0% 4

0% 2

99% 998

3 Kantor Camat Pringgasela (Pesanggrahan)

Sikur

1 Kembang Kuning

1.423

10% 142 0% 0 0% 0 9% 13 91% 129

1% 1

0% 1

0% 0

98% 127

1 Kantor Camat Sikur

2 Tete Batu

5.821

10% 582 0% 0 0% 0 10% 56 90% 525

0% 2

0% -

0% - 100% 523

Kantor Camat Sikur

3 Jeruk Manis

1.680

10% 168 0% 0 0% 0 10% 17 90% 151

1% 2

0% 1

0% 0

98% 148

Kantor Camat Sikur

4 Tete Batu Selatan

4.310

10% 431 0% 0 0% 0 11% 46 89% 385

0% 1

0% 2

0% 1

99% 382

Kantor Camat Sikur

Montong Gading

1 Perian

7.330

10% 733 0% 0 0% 0 12% 86 88% 647

0% 3

0% -

0% - 100% 645

Kantor Camat Sikur

2 Jenggik Utara

4.167

10% 417 0% 0 0% 0 12% 51 88% 366

0% 1

0% 1

0% 1

99% 363

Kantor Camat Sikur

3 Pesanggrahan

6.566

10% 657 0% 0 0% 0 13% 83 87% 573

0% 2

0% 2

0% - 99% 569

Kantor Camat Sikur

4 Pringgajurang Utara

4.269

15% 640 0% 0 0% 0 13% 84 87% 556

0% 1

0% 2

0% 1

99% 551

Kantor Camat Sikur

B. KAB. LOMBOK TENGAH

Kec .Batu Keliang Utara

1 Karang Sideman

6.960 15% 1.044 0% 0 0% 0 12% 122 88% 922

0% 4

0% -

0% - 100% 919

1 SMP 2 Batu Keliang Utara

2 Lantan 5.690 15% 854 0% 1 0% 0 12% 104 88% 749

0% 1

0% 3

0% 1

99% 743

1 Kantor Camat Batu Keliang Utara

3 Aik Berik 8.058 15% 1.209 0% 1 0% 0 13% 153 87% 1.055

0% 3

0% 4

0% - 99% 1.047

1 Kantor Camat Batu Keliang Utara

4 Setiling 7.857 15% 1.179 0% 1 0% 0 13% 155 87% 1.023

0% 2

0% 4

0% 2

99% 1.014

1 Lapangan Pasar Setiling

23

Kec. Kopang

1 Aik Bual 4.710 15% 707 0% 1 0% 0 14% 97 86% 609

0% 1

1% 4

0% 1

99% 604

1 Kantor Camat Batu Keliang Utara

2 Waje Gesang 10.467 15% 1.570 0% 2 0% 0 14% 222 86% 1.346

0% 1

1% 10

0% 3

99% 1.332

1 Lapangan Waje gesang

C. KAB. LOMBOK UTARA

1 Sambik Elen 1.500 15% 225 0% 0 0% 0 12% 26 88% 199

0% 1

0% -

0% - 100% 198

1 Lapangan Sambik Elen

2 Loloan 2.250 15% 338 0% 0 0% 0 12% 41 88% 296

0% 1

0% 1

0% 1

99% 294

1 Lapangan Sambik Elen

3 Senaru 325 20% 65 0% 0 0% 0 13% 8 87% 57

0% 0

0% 0

0% - 99% 56

1 Lapangan Senaru

4 Karang bajo 3.566 15% 535 0% 0 0% 0 13% 70 87% 464

0% 1

0% 2

0% 1

99% 460

1 Lapangan Senaru

5 Bayan Beleq 2.750 15% 413 0% 0 0% 0 14% 56 86% 356

0% 1

1% 2

0% 1

99% 352

1 Lapangan Senaru

JUMLAH 128.503

20.464

9

3

2.203

18.249

67

51 22 18.109

Tanggap Darurat 14 Hari

POSKO UTAMA di Kantor BPBD Provinsi Posko Kabupaten di BPBD Kabupaten

Pos Lapangan di Kantor Kecamatan terdampak

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 24

2. Dampak Aspek Sarana dan Prasarana

Erupsi Gunung Rinjani memberikan dampak utama dan dampak ikutan.

Dampak utama yakni awan panas diperkirakan mengenai hanya pada

KRB III sejauh 3 kilometer dari puncak. Berdasarkan inventarisasi fasilitas

yang diperkirakan terkena dampak awan panas erupsi Gunung Rijani

berupa fasilitas umum jalur tracking Gunung Rinjani beserta pos-pos

pendakian. Selain itu, Erupsi Gunung Rinjani memberikan dampak ikutan

yaitu Abu Lahar dingin (aliran piroklastik) dapat diatas KRB III yakni

hingga KRB I sejauh 8 kilometer. Hal ini diperkirakan akan mengancam

fasilitas atau prasarana serta aset yang berada di wilayah 3 Kabupaten.

Berdasarkan inventarisasi fasilitas yang diperkirakan terkena dampak

ikutan bencana erupsi Gunung Rijani adalah sebagai berikut:

Tabel : Dampak Fasiltas Sarana Prasarana Akibat Lahar Dingin di 3 Kabupaten

No Jenis Kerusakan

Prosentase

Kerusakan

(%)

Keterangan

1. Prasarana jalan dan jembatan 45 Rusak Berat

2. Sekolah 35 Rusak Sedang

3. Fasilitas Kesehatan 35 Rusak Sedang

4. Kantor Pemerintahan 35 Rusak Sedang

5. Instalasi Listrik 35 Rusak Sedang

6. Telekomunikasi (BTS) 35 Rusak Sedang

7. Prasarana Sumber Daya Air 45 Rusak Berat

8. Rumah Ibadah 35 Rusak Sedang

9. Prasarana Pemukiman 45 Rusak Berat

10.

Prasarana Ekonomi (Pasar, Toko,

Peternakan, Perikanan, Perkebunan,

Pertanian) 35

Rusak Sedang

11. Penginapan 40 Rusak Sedang

Sarana yang terancam kurang dari 50% diasumsikan masih bisa

digunakan dengan perbaikan seperlunya (rusak ringan hingga sedang).

Sedangkan yang terancam diatas 50% maka diasumsikan mengalami

kerusakan berat dan perlu perbaikan sebelum digunakan.

Selain itu, Erupsi Gunung Rinjani memberikan dampak ikutan yaitu Abu

Vulkanik dapat diatas KRB III yakni hingga KRB I sejauh 8 kilometer. Hal

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 25

ini diperkirakan akan mengancam fasilitas atau prasarana serta aset yang

berada di wilayah 3 Kabupaten. Berdasarkan inventarisasi fasilitas yang

diperkirakan terkena dampak ikutan bencana erupsi Gunung Rijani

adalah sebagai berikut:

Tabel : Dampak Fasilitas Sarana Prasarana Akibat Abu Vulkanik di 3 Kabupaten

No Jenis Kerusakan Terancam

(%)

Keterangan

1. Prasarana jalan dan jembatan 30 Rusak Ringan

2. Sekolah 30 Rusak Ringan

3. Fasilitas Kesehatan 30 Rusak Ringan

4. Kantor Pemerintahan 30 Rusak Ringan

5. Instalasi Listrik 30 Rusak Ringan

6. Telekomunikasi (BTS) 30 Rusak Ringan

7. Prasarana Transportasi Darat 30 Gangguan operasional

Prasarana Transportasi Laut 30 Gangguan operasional

Prasarana Transportasi Udara 80 Tidak beroperasi

8. Rumah Ibadah 30 Rusak Ringan

9. Prasarana Pemukiman 30 Rusak Ringan

10.

Prasarana Ekonomi (Pasar, Toko,

Peternakan, Perikanan,

Perkebunan, Pertanian) 30

Rusak Ringan

11. Penginapan 30 Rusak Ringan

3. Dampak Aspek Ekonomi di 3 Kabupaten

Dari Sektor Ekonomi, erupsi Gunung Rinjani diperkirakan akan

mempunyai dampak berupa kerusakan pasar secara fisik maupun non

fisik, hilangnya mata pencaharian petani akibat kerusakan lahan

perkebunan dan pertanian.

Tabel : Sektor Ekonomi di 3 Kabupaten

Jenis Kerusakan Terancam (%)

Pasar/Pertokoan 50

Kebun 60

Sawah 85

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 26

4. Dampak Aspek Pemerintahan di 3 Kabupaten

Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap

pemerintahan di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok

Utara pada umumnya, khususnya di Kecamatan Sembalun, Suela,

Wanasaba, Aik Mel, Peringgasela, Sikur dan Montong Gading Kabupaten

Lombok Timur. Kecamatan Batu Keliang Utara dan Kecamatan Sikur

Kabupaten Lombok Tengah dan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok

Utara. Diperkirakan perkantoran dan sebagian pegawai pemerintah

tingkat kecamatan dan desa menjadi korban atau angota keluarganya

menjadi korban terutama pengungsian.

Tabel : Sektor Pemerintahan di 3 Kabupaten

Jenis Kerusakan Terancam

(%)

Kantor Desa 70

Pegawai / PNS 80

Kantor tidak aktif 75

5. Dampak Aspek Lingkungan 3 Kabupaten

Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap

lingkungan berupa berupa kerusakan cukup parah pada lingkungan

perkebunan, hutan dan sawah. Berikut skenario yang ditimbulkan seperti

pada tabel dibawah.

Tabel : Sektor Lingkungan di 3 Kabupaten

Jenis Kerusakan Terancam (%)

Hutan 80

Sawah 90

Perkebunan 100

Sumber Air Bersih 75

Lingkungan Pemukiman 80

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 27

BAB V

KEBIJAKAN DAN STRATEGI TANGGAP DARURAT

Kebijakan atau tujuan serta strategi tanggap darurat merupakan prinsip

emergency respons untuk menanggapi keadaan saat tanggap darurat sesuai

dengan skenario kejadian bencana dan skenario dampak bencana yang telah

ditetapkan. Merupakan penjelasan tujuan secara umum yang akan dicapai oleh

masing-masing klaster dalam penanganan darurat. Sementara strategi

merupakan kegiatan teknis operasional yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan. Tujuan penanganan darurat difokuskan kepada upaya-upaya

penyelamatan jiwa, manajemen dan koordinasi tanggap darurat, pemenuhan

kebutuhan dasar, pengungsian, kesehatan, pemenuhan logistik serta perbaikan

sarana dan prasarana vital serta fasilitas umum sesegera mungkin.

Untuk menghadapi kemungkinan kejadian bencana erupsi Gunung

Rinjani/Barujari dengan letusan abu yang pekat yang dapat mengancam

penduduk, merusak fasilitas umum, tanaman pertanian, perkebunan dan ternak

penduduk di lereng Gunung Rinjani. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat

akan menetapkan kebijakan-kebijakan dan strategi dalam penanggulangan

bencana tersebut. Kebijakan dan strategi yang akan diterapkan bertujuan untuk

mengatur pelaksanaan operasi tanggap darurat agar dapat terlaksana dengan

lancar dan dengan prinsip utama adalah penyelamatan jiwa manusia.

A. Kebijakan Tanggap Darurat

1. Memastikan peringatan kepada seluruh operator dan pengguna transportasi udara, darat, dan laut, untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

2. Melakukan evakuasi masyarakat yang masih tinggal di daerah terlarang, dan melarang masyarakat masuk ke daerah terlarang sesuai PVMBG.

3. Mengerahkan segala sumber daya dan potensi yang ada di daerah untuk dimobilisasikan dalam tanggap darurat penanggulangan bencana.

4. Mengkoordinasikan kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh berbagai lembaga baik pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

5. Penanganan korban bencana dengan kegiatan evakuasi, penyelamatan korban luka-luka, dan layanan kesehatan.

6. Penanganan pengungsi korban bencana dengan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, layanan kesehatan, hunian sementara, dan MCK serta air bersih, dan penagamanan.

B. Strategi Tanggap Darurat

1. Pembentukan Posko Induk Penanggulangan Bencana di Provinsi dan Posko di setiap Kabupaten terdampak, serta Pos Pendukung Lapangan di setiap Kecamatan terdampak.

2. Mengkoordinasikan kegiatan penanganan bencana yang dilakukan oleh berbagai lembaga baik pemerintah, swasta dan masyarakat.

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 28

3. Memerintahkan seluruh Instansi/lembaga/masyarakat untuk mengerahkan segala sumber daya dengan mempergunakan sarana dan prasarana yang diperlukan, serta pelibatan semua elemen masyarakat dan sumber daya lokal yang tersedia dalam penanggulangan bencana.

4. Pendirian tenda darurat dan sanitasi di lokasi pengungsian yang memenuhi syarat kesehatan, dan MCK terpisah antara laki-laki dan perempuan di lokasi pengungsian.

5. Penyediaan Logistik dan fasilitas pengungsian bagi pengungsi, serta pos-pos kesehatan, di setiap titik pengungsian, menyiapkan obat-obatan, penyediaan darah, dokter dan paramedis.

6. Memastikan semua korban (dalam hal ini manusia), dapat segera di tolong, bagi korban yang luka-luka diberikan pengobatan, sedangkan yang meninggal dunia segera dimakamkan.

7. Pengawalan/pengamanan distribusi bantuan. pengawasan dan monitoring penerimaan dan penyebaran bantuan.

8. Memastikan bantuan dapat sampai kedaerah pengungsian dengan mengerahkan seluruh petugas, relawan dan armada angkutan .

9. Memastikan inventarisasi dan penyelamatan aset dokumen penting Negara.

10. Publikasi informasi terkait letusan gunung api Barujari melalui media cetak dan elektronik harus selalu berkonsultasi dengan narasumber resmi seperti Pos Pemantau Gunungapi, BMKG, BPBD dan PVMBG.

11. Apabila intensitas dampak yang ditimbulkan semakin besar, maka perlu dilakukan koordinasi dengan tingkat pusat.

12. Memastikan berjalannya Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah-sekolah yang masih aman digunakan dan di lokasi penampungan, atau mendirikan sekolah darurat (tenda), menyediakan tenaga pengajar, buku pelajaran, dan alat tulis.

13. Memastikan kegiatan keagamaan tetap terlaksana. 14. Memprioritaskan kelompok rentan lansia, anak-anak, pasien rumah

sakit, penyandang cacat, ibu hamil, orang stres. 15. Mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan yang sudah dilaksanakan

serta tindak lanjut yang direncanakan.

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 29

BAB VI

PERENCANAAN KLASTER

Perencanaan kluster disusun untuk merespons situasi yang diakibatkan oleh

dampak buruk letusan Gunung Api Barujari, dengan di “payungi” dan sesuai dalam

koridor kebijakan dan strategi tanggap darurat. Untuk itu perlu membentuk

organisasi tanggap darurat dengan beberapa kluster yang disesuaikan dengan

kebutuhan. Pada saat status darurat dan Komandan Darurat ditetapkan, segera

dibentuk Organisasi Tanggap Darurat dengan Struktur organisasi dengan

mempertimbangkan skenario kejadian bencana dan skenario dampak bencana serta

ketersediaan sumberdaya yang ada di daerah.

Pada saat PVMBG menaikkan status G. Barujari ketingkat/level yang lebih

tinggi, tindakan segera yang perlu diambil yakni :

1. Mengaktivasi Pusdalops menjadi Pos Komando (Posko) Induk di BPBD

Provinsi NTB, dan Posko Kabupaten di BPBD Kabupaten Lombok Utara,

Lombok Tengah, dan Lombok Timur.

2. Atas dasar masukan dari PVMBG dan BMKG, segera memperingatkan

otoritas bandara-bandara terdampak untuk mengambil tindakan dan langkah-

langkah yang diperlukan sesuai prosedur untuk pengamanan transportasi

udara.

3. Segera mengerahkan Tim SAR untuk mengevakuasi masyarakat yang masih

tinggal di daerah terlarang, serta Taman Nasional G. Rinjani (TNGR)

melarang masyarakat masuk ke daerah terlarang sesuai radius yang

ditetapkan oleh PVMBG.

4. Apabila PVMBG menaikkan status G. Barujari ketingkat yang lebih tinggi lagi,

maka tindakan-tindakan harus dilakukan sesuai dengan langkah-langkah

didalam rencana kontinjensi ini.

A. Manajemen dan Koordinasi (Posko)

1. Situasi

Gambaran umum situasi apabila terjadi erupsi Gunung Barujari diprediksikan

terjadi situasi panik terutama desa-desa yang dekat dengan kawah, adanya

korban awan panas asumsi yang meninggal 9 orang, hilang 3 orang, luka

ringan 67 orang, luka sedang 51 orang, luka berat 22 orang, sebanyak 18.249

jiwa harus melakukan evakuasi dari desa-desa terdampak menuju ke daerah-

daerah yang aman dalam waktu segera. Asumsi yang pindah 2.203 jiwa.

Semua infrastrukur serta aset yang ada di daerah terdampak akan porak-

poranda, baik karena hujan abu pekat maupun hujan pasir. Terganggunya

roda pemerintahan di desa dan kecamatan terdampak, beberapa jembatan

dan jalan terputus. Perlunya segera mengkoordinasikan berbagai pihak terkait

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 30

dalam penanggulangan kedaruratan bencana. Berbagai bantuan datang dari

pihak-pihak dengan berbagai macam bentuk baik berupa obat-obatan,

sandang, pangan dll.

2. Sasaran

a. Terwujudnya koordinasi seluruh pemangku kepentingan tanggap darurat.

b. Terlaksananya aktivasi Pusdalops menjadi Pos Komando (Posko) utama

di BPBD Provinsi dan Pos Pedukung di masing – masing BPBD

Kabupaten, serta Posko lapangan di setiap kecamatan terdampak, serta

mengaktifkan Media Center.

c. Terbentuknya pos di titik-titik kumpul sementara dan lokasi evakuasi.

d. Tergeraknya seluruh sumber daya yang ada untuk melakukan evakuasi

pengungsi.

e. Terkoordinirnya segala bentuk bantuan bencana untuk pengungsi.

f. Terinventarisirnya data pengungsi,kerugian dan korban yang ditimbulkan.

g. Terlaksananya operasi tanggap darurat dengan baik dan lancar.

3. Kegiatan

a. Membentuk Posko Induk di Provinsi, dan Posko Pendukung di 3

Kabupaten, serta Pos lapangan di setiap kecamatan terdampak dan Pos

Pengungsi di tempat pengungsian.

b. Mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC)

c. Mengkoordinasikan kegiatan sektoral / klaster

d. Menerima dan menyampaikan informasi

e. Menyiapkan kebutuhan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi,

serta mengaktifkan Media Center

f. Mengkoordinir penyaluran bantuan-bantuan dan logistic ke setiap lokasi

pengungsi dan lokasi evakuasi, serta keamanan.

NO. KEGIATAN PELAKU/INSTANSI WAKTU

1. Membuat posko Seluruh Tim Sektor Manajemen

Setelahnya adanya status Waspada, Siaga dari PVMBG,

2. Menyiapkan tim Semua Kluster Setelahnya adanya status Waspada, Siaga dari PVMBG,

3. Mengkoordinasikan kegiatan sektoral

BPBD Kabupaten Setelahnya adanya status Waspada, Siaga dari PVMBG,

4. Membuat laporan menyeluruh BPBD Kabupaten Selama tanggap darurat

5. Memberikan arah pelaksanaan Insinden Komando Selama tanggap darurat

6. Menerima dan menyampaikan informasi tentang perkembangan situasi

Bag. Humas, Dinhubkominfo, Orari-RAPI, SenKom

Selama tanggap darurat

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 31

7 Menyiapkan kebutuhan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi. Internet, telp, fax dll

Bag. Humas, Dinhubkominfo, Orari-RAPI, SenKom

Selama tanggap darurat

8. Mengkoordinir kebutuhan–kebutuhan di lapangan dan keamanan

Bag. Kesra dan Bag. Umum, Dinsosnakertrans

Selama tanggap darurat

STATUS MAKNA TINDAKAN

AWAS

MENANDAKAN GUNUNG BERAPI

SEGERA/SEDANG MELETUS/ADA

KEADAAN KRITIS YG MENIMBULKAN

BENCANA

LETUSAN PEMBUKAAN DIMULAI DGN

ASAP

LETUSAN BERPELUANG TERJADI

DLM WKT 24 JAM

WIL YG TERANCAM

BAHAYA

DIKOSONGKAN

KOORDINASI DILAKS

SCR HARIAN

PIKET SIAGA PENUH

SIAGA

MENANDAKAN GUNUNG BERAPI YG

SDG BERGERAK KE ARAH

LETUSAN/MENIMBULKAN BENCANA

PENINGKATAN INTENSITAS

KEGIATAN SEISMIK

DATA MENUNJUKKAN AKTIFITAS

DPT SGR BRLANJUT KE KEADAAN

YG DPT TIMBULKAN BENCANA

JIKA TREN PENINGKATAN

BERLANJUT, LETUSAN DPT TERJADI

DLM WAKTU 2 MINGGU

SOSIALISASI DI WIL YG

TERANCAM/TERDAMPA

K

PENYIAPAN SARANA

DARURAT

KOORDINASI HARIAN

PIKET SIAGA PENUH

WASPADA

ADA AKTIFITAS APAPUN

BENTUKNYA

TERDAPAT KENAIKAN AKTIFITAS

DIATAS LEVEL NORMAL

PENINGKATAN AKTIFITAS SEISMIK &

KEJADIAN VULKANIS LAINNYA

SEDIKIT PERUB AKTIFITAS YG

DIAKIBATKAN OLEH AKTIFITAS

MAGMA, TEKTONIK & HIDROTERMAL

PENYULUHAN/SO

SIALISASI

PENILAIAN

BAHAYA

PENGECEKAN

SARPRAS

PELAKS PIKET

TERBATAS

NORMAL

TDK ADA GEJALA AKTIFITAS

TEKANAN MAGMA

LEVEL AKTIFITAS DASAR

PENGAMATAN

RUTIN

SURVEY &

PENYELIDIKAN

NO. KEGIATAN PELAKU/INSTANSI WAKTU

1. Menutup jalur pendakian radius 3 Km PVMBG dan TNGR, Dari Normal ke Waspada

2. Menginfokan peta rawan bencana kepada masayarakat

SKPD terkait (TNI, Polri, SAR, BPBD)

Dari Normal ke Waspada

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 32

3. Pengisian Peta dilokasi dan pengisian data-data

SKPD terkait (TNI, Polri, BPBD, SAR,)

Dari Normal ke Waspada

4. Pembagian tugas dan fungsi masing-masing Satker : - Menentukan titik kumpul - Menentukan koordinator - Menentukan jalur evakusi - Menentukan tempat pengungsian - Menentukan dapur umum, Poskes dan MCK - Pendataan jumlah penduduk dan ternak - Pemasangan tanda-tanda bahaya - Pengenalan tanda bahaya melalui sirene, kentongan dll - Menyusun rencana sosialisasi

SKPD terkait dan 3 pilar(Babinsa, Babinkamtibmas dan Kades)

Dari Normal ke Waspada, Siaga

5. Melaks brifing awal utk pelaksanaan gladi simulasi

SKPD terkait dipimpin oleh Bupati ttg peningkatan status

Dari Normal ke Waspada

6. Menutup aktifitas warga radius 6 Km PVMBG dan TNGR Dari Waspada ke Siaga

7. Mendirikan Posko Utama di BPBD Provinsi, Tenda-tenda pengungsi, Dapur Umum, Poskes dan MCK di tempat yang sudah dintentukan.

SKPD terkait (TNI, Polri, Orari, Rapi, BPBD, PMI, Dinsos, SAR, Tagana)

Dari Waspada ke Siaga

8. Menyusun Organisasi Posko SKPD terkait (TNI, Polri, Orari, Rapi, BPBD, PMI, Dinsos, SAR, Tagana)

Dari Waspada ke Siaga

9. Menyiapkan kebutuhan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi. Internet, telp, fax, Pemasangan repiter. Dll

TNI, Polri, Orari, Rapi, Dishub

Dari Waspada ke Siaga

10. Melaksanakan latihan simulasi di lokasi yang terdampak erupsi Gunung api

Seluruh masyarakat, dan instansi terkait

Dari Waspada ke Siaga

11. Mengendalikan proses evakuasi dan pengungsian penduduk

Seluruh masyarakat, dan instansi terkait (TNI, Polri, Orari, Rapi, BPBD, PMI, Dinsos, SAR, Tagana)

Dari Siaga ke Awas

12. Mengirim tim satgas, medis dan dan kebutuhan logistic ke daerah pengungsi

Seluruh masyarakat, dan instansi terkait (TNI, Polri, Orari, Rapi, BPBD, PMI, Dinsos, SAR, Tagana)

Dari Siaga ke Awas

13. Melakukan pendataan pengungsi dan ternak yang diungsikan

SKPD terkait (TNI, Polri, BPBD, SAR)

Dari Siaga ke Awas

14. Memantau secara terus menerus aktifitas gunung api

PVMBG dan pos mat Dari Siaga ke Awas

15. Melaporkan ke Komando Atas perkembangan situasi setiap saat

Piket Posko dan tiap tiap satker

Dari Siaga ke Awas

16. Melaksanakan patroli gabungan di wilayah yang ditinggal

Satgas pengamanan wilayah

Dari Siaga ke Awas

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 33

17. Memonitor dampak erupsi Gunung guna mengambil langkah selanjutnya

SKPD terkait (TNI, Polri, Orari, Rapi, BPBD, PMI, Dinsos, SAR, Tagana)

Saat terjadi erupsi

18. Melaporkan ke Komando Atas perkembangan situasi saat terjadi erupsi

SKPD terkait (TNI, Polri, Orari, Rapi, BPBD, PMI, Dinsos, SAR, Tagana)

Saat terjadi erupsi

19. Melaporkan jumlah korban : - Data kerugian baik pers maupun materiil - penempatan kembali pengungsi ke rumah masing-masing

SKPD terkait (TNI, Polri, Orari, Rapi, BPBD, PMI, Dinsos, SAR, Tagana)

Sesudah terjadi bencana

4. Kebutuhan

No Jenis Barang Kebutuha

n Ketersediaan

Kekurangan

Ket

1 Laptop 5 - 5 Masing2 Pos

2 Printer inkjet Ip 2770 5 - 5 Masing2 Pos

3 inject catride warna 5 - 5 Masing2 Pos

4 Whiteboard 120 x 90 + kaki

12 - 12 Masing2 Pos dan

Pos Lapangan

5 Spidol besar dan kecil

36 - 36 Masing2 Pos dan

Pos Lapangan

6 Jepitan kertas 24 - 24

7 Snelhekter folio 24 Set - 24 Set

No Jenis Barang Kebutuha

n Ketersedi

aan Kekurang

an Anggaran

8 Kertas HVS 70 gram

12 - 12 460.000 APBD II

9 Kertas manila 100 - 100 500.000 APBD II

10 Bolpoint 144 - 144 35.000 APBD II

11 Tipe X 24 - 24 40.000 APBD II

12 Peforator 24 - 24 15.000 APBD II

13 Paper clip 60 - 60 11.000 APBD II

14 Meja 50

50 - Bag umum

15 Kursi 128

128 - Bag umum

16 Internet (Fi) 5 - 5 55.000 APBD II

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 34

No Jenis Barang Kebutuha

n Ketersedia

an Kekurang

an Anggaran

17 Card Reader 5 - 5 160.000 APBD II

18 USB Flash Disc 4 GB

5 - 5 250.000 APBD II

19 Pesawat Rig 12 - 12 -

20 HandyTalky 35

35 - ORARI/RAPI

21 Telepon/HP 12

12 - Dinas Kominfo

22 Kendaraan roda 4 (1 van & 4 truk (pick up))

10

10 - Bag umum

23 Kendaraan roda 2 (trail & Win)

14

14 - Bag umum

24 BBM Operasional 18.200 ltr - 18.200 ltr

kendaraan roda 4

11.550.000 Roda 2

3.640.000

Kendaraan Roda 4 = 5 unit x 30

liter x 14 hr Kendaraan

Roda2 = 4 unit x 10 liter x 14 hari

25 Jas hujan 100 - 100 175.000 APBD II

26 Payung 100 - 100 75.000 APBD II

27 Akomodasi :

- -

28 Snack 420 - 420 7.560.000 APBD I / APBN

29 Makan 420 - 420 15.120.000 APBD I/APBN

30 Roll Kable 24 - 24 90.000 APBD I/APBN

31 Senter 100 - 100 1.200.000 APBD I/APBN

32 Honor Piket dan Transportasi

100 - 100 12.600.000 APBD I / APBN

33 Sopir 30 - 30 4.200.000 APBD I/APBN

34 Handycamp 12 - 12 1.401.000 APBD I / APBN

35 LCD 5 5 - - Pemda

Kabupaten

36 Velbet 100 - 100 - Kodim

37 TV ( 10 stasiun ) 5 - 5 30.000.000 APBD I / APBN

38 Gen Set 12 - 12 1.540.000 APBD I/APBN

110.116.000

5. Sumberdaya Personil

Kekuatan Posko, Personil 100 Orang :

a. SKPD (sesuai jadwal) 40 orang

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 35

d. Bagian Humas 5 orang

e. Orari/RAPI /SenKom 24 orang

f. Dinas PSDA 1 orang

g. Bagian Kesra 10 orang

h. Sepuluh Kecamatan 20 orang

STRUKTUR ORGANISASI POSKO

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 36

B. Penutupan Aktifitas Bandara

Informasi dari PVMBG apabila terjadi letusan Gunung Rinjani/Barujari, untuk

selanjutnya di informasikan kepada berbagai pihak. Apabila kondisi abu vulkanik

Gunungapi Barujari mulai mengkhawatirkan bagi dunia penerbangan, BMKG

memberikan isyarat peringatan kepada Otoritas Bandara-Bandara diwilayah

kemungkinan terdampak abu Gunung Barujari.

Catatan :

Notice To Airmen atau NOTAM merupakan pemberitahuan yang

disebarluaskan melalui peralatan telekomunikasi yang berisi informasi mengenai

penetapan, kondisi atau perubahan di setiap fasilitas aeronautika, pelayanan,

prosedur atau kondisi berbahaya, berjangka waktu pendek dan bersifat penting

untuk diketahui oleh personel operasi penerbangan. Tujuan penerbitan NOTAM

adalah untuk mencapai tujuan informasi penerbangan dalam upaya menjamin

kelancaran operasional, keamanan, keselamatan penerbangan, dan kegiatan

terkait lainnya

Kriteria informasi yang harus diterbitkan melalui NOTAM di Indonesia antara

lain, peristiwa letusan gunung berapi berikut lokasi, tanggal dan waktu letusan,

besar serta luasan awan debu berikut arah pergerakan, dan ketinggiannya serta

bagian rute yang terpengaruh (dipublikasikan tersendiri melalui penerbitan

ASHTAM).

NOTAM di Indonesia diterbitkan melalui NOTAM Office Kementerian

Perhubungan, NOTAM yang dibuat dan diterbitkan untuk ruang udara Indonesia

(Jakarta Flight Information Region/FIR dan Ujung Pandang FIR) didistribusikan

dalam 3 (tiga) Seri yang diidentifikasi dengan huruf A, B, dan C:

1. NOTAM Seri A: untuk pendistribusian nasional dan internasional.

2. NOTAM Seri B: untuk pendistribusian nasional dan internasional terbatas

negara tetangga.

3. NOTAM Seri C: untuk pendistribusian nasional.

(sumber: Wikipedia).

C. Klaster Pencarian Dan Penyelamatan

Klaster pencarian dan penyelamatan bertugas melaksanakan perencanaan,

penyelenggaraan, monitoring serta evaluasi kegiatan di bidang pencarian dan

penyelamatan pada saat terjadi bencana.

1. Situasi

Akibat dari dinaikkannya status Gunung Rinjani dari Waspada (Level Il) 6

km, menjadi Siaga (Level III) 3 km, yang terjadi di 3 (tiga) kabuten: kab.

Loteng, KLU dan Kab. Lotim dengan massa tanggap darurat selama 14

(empat belas) hari untuk mengambil langkah-langkah kesiapsiagaan,

sehingga semua penduduk yang ada di sekitar Gunung Rinjani radius 3 Km

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 37

prioritas harus segera di evakuasi ketempat yang lebih aman. Sementara

desa-desa radius 6 Km segera diungsikan. Jumlah penduduk yang terancam

20.464 jiwa, asumsi meninggal 9 jiwa, asumsi hilang 3 jiwa, mengungsi

18.249 jiwa, Luka ringan 67 orang, Luka Sedang 51 orang, Luka Berat 22

orang, evakuasi mandiri asumsi 18.109 orang. Tim SAR Gabungan

melakukan mengevakuasi ketempat-tempat penampungan dan selain

mengevakuasi jiwa manusia juga ikut mendukung evakuasi ternak warga

karena jika ternak tersebut tidak di evakuasi maka warga tidak mau ikut

menggungsi.

2. Sasaran

a. Terselamatkan dan terevakuasinya masyarakat ke tempat yang lebih

aman.

b. Teridentifikasinya penduduk dari semua daerah terdampak.

c. Terkoordinasinya kegiatan evakuasi dan penyelamatan.

d. Terlaksananya kegiatan evakuasi dengan baik.

e. Terlaksananya dukungan evakuasi ternak milik warga ketempat yang

aman.

3. Tugas

Tugas pokok personil evakuasi :

a. Melakukan pencarian korban

b. Melakukan penyelamatan dan penilaian medis sesuai dengan kondisi

korban yang ditemukan

c. Memberikan penatalaksanaan gawat darurat medis ( pertolongan

pertama) sesuai dengan kondisi korban yang ditemukan

d. Memberikan rujukan atau tindak lanjut sesuai dengan kondisi korban

e. Pendataan dan dokumentasi korban yang ditemukan

f. Menyesuaikan kegiatan dengan instansi penanggulangan bencana

lainnya

g. Pembagian area pencarian

Tabel : Tugas Klaster Pencarian dan Penyelamatan

TUGAS SKPD/Instansi yang terlibat

1. Mengerahkan, mengkoordinir, serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian, penyelamatan, dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat, efisien dan efektif.

2. Melaksanakan briefing mengenai areal pencarian, pembagian tim SAR Gabungan sesuai kemampuan masing-masing dan jalur evakuasi yang di gunakan terhadap personil Tim SAR gabungan beserta.

3. Pengelolaan informasi di bidang pencarian dan penyelamatan.

4. Melakukan pencarian korban 5. Melakukan penyelamatan dan penilaian medis sesuai

1. Basarnas 2. TNI 3. Polri 4. BPBD Provinsi 5. BPBD Kabupaten 6. PMI 7. Senkom 8. Satpol PP Provinsi 9. Satpol PP Kabupaten 10. ORARI

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 38

TUGAS SKPD/Instansi yang terlibat

dengan kondisi korban yang ditemukan 6. Memberikan penatalaksanaan gawat darurat medis (

pertolongan pertama) sesuai dengan kondisi korban yang ditemukan

7. Memberikan rujukan atau tindak lanjut sesuai dengan kondisi korban

8. Pendataan dan dokumentasi korban yang ditemukan 9. Menyesuaikan kegiatan dengan instansi penanggulangan

bencana lainnya 10. Pembagian area pencarian

11. RAPI 12. DinsosDukCapil 13. Dinas Sosial Kabupaten 14. Dinas Kesehatan

Tabel : Kebutuhan Klaster Pencarian dan Penyelamatan

NO JENIS

KEBUTUHAN SAT Kebutuhan Ketersediaan Kesenjangan HR

HARGA (Rp.)

JUMLAH (Rp.)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Tandu Buah 205 200 -5 - - -

2. RIG Buah 3 2 -1 - - -

3. Handy Talky Buah 69 50 - 19 - - -

4. Accu Buah 15 10 -5 - - -

5. Petugas SAR Orang 469 400 - 69 - - -

6. Lokasi Pmkmn

Lokasi 3 2 - 1 - - -

7. Jas Hujan Buah 1106 600 -506 - - -

8. Sarung Tngn Buah 469 600 +131 - - -

9. Masker Box 21933 5000 -16933 - - -

10. Kacamata Buah 469 600 + 42 - - -

11. Ambulance Buah 30 15 -15 - - -

12. Truck Terbuka

Buah 69 50 -19 - - -

13. Cangkul Buah 300 75 + 225 - - -

14. Sekop Buah 150 50 -100 - - -

15. Linggis Buah 30 50 + 20 - - -

16. Parang Buah 50 100 +50 - - -

17. Senter Unit 150 40 -110 - - -

18. Baterai Buah 600 120 -480 - - -

19. Antena / Kabel

Set 3 8 + 5 - - -

22. Sepatu boat Pasang 469 200 -269 - -

21. Helm Safety Buah 469 200 -269 - -

22. Baju Lapang Buah 469 500 +1 - - -

23. Gergaji Mesin Unit 15 8 -7 - - -

24. Lampu Tembk

Unit 9 8 -1 - - -

25. Masker Safety

Buah 469 21 -448 - - -

26. BBM Liter 20072 - - 14

27. DAMKAR Unit 6 5 - 1 - - -

28. Megaphone Unit 69 20 - - -

29. Spinal Board Buah 12 6 -12 - - -

30. Neck Collar Buah 12 36 + 26 - - -

31. Medical Kit Set 250 250 - - - -

32. Logistik Tim S Ls 1500 1500 - - - -

33. Genset Buah 10 10 - - - -

34. TendaT SAR Buah 25 25 - - - -

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 39

35. Air Mineral Minum

Liter 938 1000 -

36. Eskavator Unit 3 3 -

37. Truk Angkut Ternak

Unit 67 67 -

38. Heli Unit 2 2 -

T O T A L

D. Jalur Evakuasi

Untuk dapat mengevakuasi warga masyarakat yang berada disekitar G. Barujari

perlu ditetapkan jalur-jalur evakuasi, yang pada prinsipnya menjauh dari puncak

Gunung Barujari. Masyarakat yang akan dievakuasi adalah :

1. Masyarakat Berada disekitar Segara Anak

Para pendaki gunung Rinjani dan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun

wisatawan mancanegara, yang sudah terlanjur berada disekitar Danau

Segara Anak atau terlanjur berada pada radius 3 Km dari puncak, perlu

dilakukan evakuasi keluar dan menjauh melalui jalur-jalur pendakian,

dengan dipandu Tim SAR serta pemandu wisata.

2. Masyarakat Perdesaan di Radius 6 Km di Sepanjang Jalur Jalan

Desa-desa yang terletak dalam radius 6 Km dari puncak Gunungapi

Barujari, perlu dilakukan evakuasi melalui jalan-jalan mobil yang sudah

ada, menuruni gunung dan menjauh dari puncak Gunungapi Barujari,

menuju ketempat-tempat titik kumpul dan tempat pengungsian yang

ditentukan.

3. Pendaki gunung dan Wisatawan yang akan Masuk ke Gunung

Pada saat PVMBG menaikkan status Gunungapi Barujari, TNGR (Taman

Nasional Gunung Rinjani) melakukan langkah-langkah untuk mencegah

para pendaki gunung dan Wisatawan yang akan naik ke Gunung,

memasuki kawasan radius 3 Km dan menjauh dari radius 3 Km dari puncak

gunung.

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 40

E. Lokasi Pengungsian Dan Titik Kumpul

LOKASI PENGUNGSIAN DAN TITIK KUMPUL

ERUPSI GUNUNGAPI RINJANI (G. BARUJARI) Kab. Lombok Tengah

PROVINSI NTB

No Lokasi Latitude Longitude Keterangan Gambar

1 LAPANGAN WAJE GESANG

-8,58189400

116,37380700 Lokasi pengungsian

2 SDN BUAL -

8,56106900 116,37901100 Titik kumpul

3 LAPANGAN PASAR BUAL

-8,54772700

116,38031600 Titik kumpul

4 SDN SEKEDEK -

8,54415800 116,36384900 Titik kumpul

5 PASAR DESA SITILING

-8,55875300

116,35762600 Lokasi pengungsian

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 41

6 BENANG STOKEL

-8,53584300

116,34304000 Titik kumpul

7 KANTOR KEPALA DESA AIK BERIK

-8,56100200

116,33206400 Titik kumpul

8

KANTOR CAMAT BATUKLIANG UTARA

-8,58854700

116,32671700 Titik kumpul

9 SD-SMP LANTAN

-8,57301700

116,31202000 Lokasi pengungsian

10 SDN PEMASIR -

8,55320500 116,31920100 Titik kumpul

11 HORTIKULTURA PARK

-8,54499800

116,31749200 Titik kumpul

12 SMPN 2 BATUKELIANG UTARA

-8,56760300

116,30592000 Lokasi pengungsian

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 42

LOKASI PENGUNGSIAN DAN TITIK KUMPUL

ERUPSI GUNUNGAPI RINJANI (G. BARUJARI) Kab. Lombok Timur

PROVINSI NTB

No Lokasi Latitude Longitude Ket Gambar

1 LAPANGAN RINJANI

-8,58954300

116,42174400 Lokasi pengungsian

2 SMPN 3 TETE BATU

-8,56577800

116,41989300 Titik kumpul

2 LAP SUELA -

8,52341500 116,57525400

Lokasi pengungsian

3 SDN 4 BEBIDAS

-8,49563100

116,54774000 Titik kumpul

4 SDN 3 SAPIT -

8,49210700 116,55297000 Titik kumpul

5

LAPANGAN BOLA SEMBALUN BUMBUNG

-8,38903200

116,54278600 Titik kumpul

6 LAPANGAN CAMAT SEMBALUN

-8,36000600

116,52634800 Titik kumpul

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 43

7 LAPAGAN SAJANG

-8,31851300

116,48944200 Titik kumpul

8 SDN 1 BILOK PETUNG

-8,29798600

116,48351600 Titik kumpul

9 KANTOR CAMAT SAMBELIA

-8,37901900

116,68812500 Titik kumpul

10 LAPANGAN SAMBELIA

-8,38811700

116,70646000 Lokasi pengungsian

KECAMATAN DAN DESA KK TEMPAT PENGUNGSIAN

B. KAB. LOMBOK TIMUR

Kec. Sembalun

1 Sembalun Lawang

4.308

Kantor Camat Sembalun

2 Sembalun Bumbung

6.021

Kantor Camat Sembalun

3 Sembalun Timba Gading

1.461

Kantor Camat Sembalun

4 Sembalun

2.134

Kantor Camat Sembalun

Kec. Suela

1 Bebidas

6.175

Kebun Raya Lombok

Kec. Wanasaba

1 Karang Baru

2.417

Lapangan Suela

Kec. Aik Mel

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 44

1 Lenek Daya

4.337

Mesjid Besar Lenek

Kec. Pringgasela

1 Timba Nuh

1.996

Kantor Camat Pringgasela (Pesanggrahan)

2 Jurit Baru

6.298

Kantor Camat Pringgasela (Pesanggrahan)

3 Pengadangan Barat

3.657

Kantor Camat Pringgasela (Pesanggrahan)

Kec. Sikur

1 Kembang Kuning

1.423

Kantor Camat Sikur

2 Tete Batu

5.821

Kantor Camat Sikur

3 Jeruk Manis

1.680

Kantor Camat Sikur

4 Tete Batu Selatan

4.310

Kantor Camat Sikur

Kec. Montong Gading

1 Perian

7.330

Kantor Camat Sikur

2 Jenggik Utara

4.167

Kantor Camat Sikur

3 Pesanggrahan

6.566

Kantor Camat Sikur

4 Pringgajurang Utara

4.269

Kantor Camat Sikur

B. KAB. LOMBOK TENGAH

Kec .Batu Keliang Utara

1 Karang Sideman 6.960 SMP 2 Batu Keliang Utara

2 Lantan 5.690 Kantor Camat Batu Keliang Utara

3 Aik Berik 8.058 Kantor Camat Batu Keliang Utara

4 Setiling 7.857 Lapangan Pasar Setiling

Kec. Kopang

1 Aik Bual 4.710 Kantor Camat Batu Keliang Utara

2 Waje Gesang 10.467 Lapangan Waje gesang

C. KAB. LOMBOK UTARA

1 Sambik Elen 1.500 Lapangan Sambik Elen

2 Loloan 2.250 Lapangan Sambik Elen

3 Senaru 325 Lapangan Senaru

4 Karang bajo 3.566 Lapangan Senaru

5 Bayan Beleq 2.750 Lapangan Senaru

Lapangan Santong

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 45

F. Klaster Kesehatan

Klaster kesehatan melaksanakan perencanaan, penyelenggaraan, monitoring

serta evaluasi kegiatan di bidang kesehatan pada saat terjadi bencana.

1. Situasi

Akibat meningkatnya aktivitas Gunung Rinjani menjadi Siaga (Level III)

masyarakat yang berada di sekitar radius 6 s/d 7 km menjadi panik

terlebih lagi dengan keluarnya abu vulkanik, dan luapan lumpur yang

melalui beberapa alirang sungai yang berhulu ke gunung rinjani, dari

peristiwa tersebut jumlah penduduk yang terancam di beberapa desa di

wilayah kabupaten Lombok timur,Lombok tengah dan Lombok utara

sebanyak 20.464 jiwa yang mengalami luka ringan 67 orang, luka sedang

51 orang, luka berat 22 orang, hilang 3 orang, meninggal 9 orang dan

jumlah penduduk yang di ungsikan 18.249 Jiwa pada pos-pos pengungsian

yang tersebar di 3 kabupaten dari peristiwa tersebut Pemerintah harus

segera mengambil tindakan karena akan menyebabkan timbulnya penyakit

gangguan pernapasan, penyakit iritasi mata, diare, penyakit kulit serta

gangguan psikologi pada pos pengungsian, maka Peran klaster kesehatan

sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menangani masalah kesehatan

akibat dampak erupsi Gunung Baru Jari.

2. Sasaran

Tersedianya SDM bidang kesehatan untuk tanggap darurat bencana

Terbentuknya Pos Pelayanan Kesehatan di Titik Pengungsian

Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban.

Terlaksananya pendistribusian masker bagi penduduk yang terdampak.

Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi pengungsi.

Terlaksananya rujukan kesehatan secara optimal ke RSUD

R.Suedjono Selong, RSUD Praya RSUD Tanjung dan RSUP. Mataram.

Terlaksananya pengawasan kwalitas air bersih dan sanitasi

lingkungan.

Terlaksannya surveilans Ketat penyakit potensial Wabah dan upaya

penanggulangannya.

Terlaksananya Pemantauan dan Pelayanan Kes. Gizi pada Pos

Pengungsi.

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 46

3. Tugas

Tabel : TugasKlaster Kesehatan

TUGAS SKPD/Instansi yang terlibat

1. Melakukan rapat koordinasi 2. Membentuk Pos Kesehatan di tempat pengungsian 3. Membuat rencana operasional 4. Menyiapkan dan mengirimkan sarana prasarana dan

tim medis (mobile) ketempat yang membutuhkan 5. Pelayanan kesehatan. 6. Pengendalian penyakit. 7. Penyehatan lingkungan. 8. Pemantauan air bersih dan sanitasi Lingkungan 9. Pelayanan kesehatan gizi. 10. Pengelolaan obat bencana. 11. Penyiapan Sarana kesehatan reproduksi dalam

situasi bencana. 12. Penanganan kesehatan jiwa. 13. Penatalaksanaan korban mati. 14. Pengelolaan informasi di bidang kesehatan. 15. Melaporkan secara berkala kepada instansi terkait

1. Dikes Provinsi 2. Dikes Kabupaten 3. RSU Provinsi 4. RSUD. Selong 5. RSUD Praya 6. RSUD Tanjung 7. RS.Swasta 8. Polda (DVI) 9. Kes TNI 10. Kes Polri 11. Kantor Kesehatan

Pelabuhan 12. Palang Merah

Indonesia 13. Relawan

Kesehatan(organisasi Profesi, IDI, IBI, PPNI, PERSAGI.)

Tabel : Kebutuhan Klaster Kesehatan

NO

JENIS KEGIATAN Satuan KBTH PRSDN KSJGN HR HRG /PKT (Rp)

JML

A. PELAYANAN DASAR

1. Pos Kesehatan UNIT 9 9 - 14 - -

2. Tenaga

Cxss

1. Dokter Tulang Org 3 3

14

2. Dokter Forensik Org 3 0 -3 14

3. Dokter SPOG Org 3 3 - 14

4. Dokter Bedah Umum Org 3 3 - 14

5. Dokter Umum Org 27 126 +99 14

6. Perawat & Bidan Org 141 456 +315

14

7. Farmasi Org 50 62 +12 14

8 Gizi

Org 27 90 +63 14

9 Sanitarian

Org 27 212 +185 14

10 Surveilans Epid

Org 27 130 +103 14

11 Psikiater/Psikolog Org 5 5 - 14

12 Supir Org 10 10 - 14

14

3. Peralatan Kesehatan

1. Tensimeter dan Stetoscove

Unit 27 9 -18 14

2. Senter Bh 27 9 -18 14

3. Kasa Gulung Gulg 250 500 +250 14

4. Infus Set Set 150 1.000 +850 14

5. Larutan Infus Btl 500 1.000 +500 14

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 47

NO

JENIS KEGIATAN Satuan KBTH PRSDN KSJGN HR HRG /PKT (Rp)

JML

6. Label Triage Set 100 100 - 14

7. Rekam Medik Lbr 2.500 2.500 - 14

8. Standar Infus Bh 150 50 -100 14

9. Transfusi Set Set 100

-100 14

10.

Minor Set/ Hecting Set Set 50 100 +50 14

11.

Oksigen Set Set 50 100 +50 14

12.

Tabung Oksigen Tbng 25 50 +50 14

13.

Selang Oksigen Set 50 10 -40 14

14.

Plester Glg 100 100 - 14

15.

Masker kotak 36.000 15.000 - 21000 14

16.

Amubeck Bh 15 30 +15 14

17.

Spuit Jarum 5 cc Box 350 500 +150 14

18.

Hand scun Box 100 200 +100 14

19.

Kantong Mayat Bh 10 50 +40 14

Jumlah I

NO JENIS KEGIATAN Satuan KBTH PRSDN KSJGN HR HRG /PKT (Rp)

JML

4. Obat Obatan dan Bahan -

1. Obat dan BHP Pkt 20 30 +10 14

2. Obat Spesialis Pkt 5 10 +5 14

3. Bidan Kit Pkt 20 30 +10 14

4. Individual Kit Pkt 250 500 -250 14

5. RH Kit Pkt 180 30 -150

14

6. Blok 1 Pkt 9 0 -9 14

7. Blok 2 Pkt 3 0 -3 14

8. Blok 3 Pkt 1 0 -1

14

Jumlah

5. Sarana Kesehatan

1. Ambulance Unit 18 20 - 14

2. Ambulance Jenazah Unit 3 10 -

14

3. Brankar/ Bed set Bh 10 12 -

14

4. Bidai/ Spalk Unit 15 20 - 14

5. Neck Coler Bh 10 15

14

6. Mitela Bh 15 30 - 14

7. Tandu Spinal Bh 10 12 - 14

8. Genset Bh 5 10 -

0 14

6 Sarana Transportasi

Mobil Oprasional Unit 9 9

14

Spedamotor Unit 18 18

14

BBM Roda 4 Liter 1000

-1000 14

BBM Roda 2 Liter 500

-500 14

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 48

NO JENIS KEGIATAN Satuan KBTH PRSDN KSJGN HR HRG /PKT (Rp)

JML

B PELAYANAN RUJUKAN

1. RSUD Unit 3 3

14

2. PUSKESMAS Unit 9 9 -

14

3. PUSTU Unit 10 10 - 14

4. POLINDES Unit 10 10 - 14

5. RSU TNI Unit 1 1

14

6. RS. SWASTA Unit 3 3 14

C KESLING

1. Vektor Control KIT 10 0 -10 14

JUMLAH

D

REKREASI THERAPI (TV+DVD) Set 9 0 -9

14

E RADIO MEDIK KOMUNIKASI Bh 0 0 -

14

F RADIO KOMUNIKASI HT. uNIT 45 18 37

14

G

KONSUMSI PETUGAS Pkt 8400

-8400

14

Jumlah TOTAL

G. Klaster Pengungsian Dan Perlindungan

Klaster pengungsian dan perlindungan bertugas melaksanakan perencanaan,

penyelenggaraan, monitoring serta evaluasi kegiatan di bidang pengungsian dan

perlindungan bagi para pengungsi korban bencana pada saat terjadi bencana.

1. Situasi

Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Rinjani menjadi Siaga (Level III),

masyarakat yang berada di sekitar radius 6 s/d 7 km terdampak abu

vulkanik, dan luapan lumpur yang melalui beberapa aliran sungai yang

berhulu ke gunung Rinjani. Jumlah penduduk yang terancam di beberapa

desa di wilayah kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok

Utara sebanyak 20.464 jiwa yang mengalami luka ringan 67 orang, luka

sedang 51 orang, luka berat 22 orang, hilang 3 orang, meninggal 9 orang

dan jumlah penduduk yang di ungsikan 18.249 Jiwa pada pos-pos

pengungsian yang tersebar di 3 kabupaten dari peristiwa tersebut.

Penanganan pengungsi pada klaster pengungsian & perlindungan

merupakan pemberian bantuan keamanan dan perlindungan bagi

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 49

pengungsi secara keseluruhan, bagaimana caranya menciptakan rasa aman

dan pengungsi merasa terlindungi baik secara fisik maupun mental.

2. Sasaran

Mewujudkan dan meningkatkan layanan pengungsian dan perlindungan

kepada pengungsi yang optimal dan menciptakan pengungsi yang sadar

dan optimis dalam menghadapi kehidupan yang lebih baik dimasa depan.

a. Terpenuhinya kebutuhan pangan untuk semua pengungsi

b. Terpenuhinya kebutuhan non-pangan untuk semua pengungsi

c. Tersedianya dapur umum di lokasi pengungsian

d. Tercukupinya bahan logistik untuk semua pengungsi

e. Terlaksananya pemberikan pendampingan dan perlindungan bagi anak

pengungsi yang optimal dan berkesinambungan.

f. Terlaksananya pemberikan pendampingan dan perlindungan bagi

kelompok rentan lainnya.

3. Tugas

Tabel : Tugas Klaster Pengungsian dan Perlindungan

TUGAS SKPD/Instansi yang terlibat

1. Rapat koordinasi dan Konsultasi 2. Mengimbau desa Penyangga menyediakan

makan siang awal 3. Membuat dapur umum 4. Pendataan korban 5. Penyajian Makan malam awal 6. Distribusi Bahan makan 7. Penyajian dan distribusi makanan 8. Manajemen pengungsian dan penyiapan

hunian sementara. 9. Perlindungan kelompok rentan. 10. Pengelolaan informasi di bidang

pengungsian dan perlindungan.

1. BPBD Provinsi 2. BPBD kabupaten 3. DinsosDukCapil 4. Dinas Sosial kabupaten 5. PMI 6. Polri 7. Linmas 8. BP3AKB Provinsi 9. BP3AKB Kabupaten 10. ORARI 11. RAPI 12. Tagana 13. Relawan

4. Manajemen pengungsian dan penyiapan hunian sementara

a. Pendirian tenda/shelter dalam rangka memulihkan konsisi ketidak

normalan maka diperlukan beberapa upaya prioritas, diantaranya;

Pemenuhan Kebutuhan dasar baik sandang, pangan dan papan

Pemenuhan kebutuhan rasa aman

Perlindungan dari kekerasan dan kejahatan

Pengurangan rasa kehilangan dan ketakutan serta kekecewaan

Penyatuan para korban dalam satu atau beberapa lokasi untuk

didekatkan dalam satu atau beberapa lokasi ungtuk didekatkan

pada pelayanan.

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 50

b. Untuk melaksanakan prioritas tersebut diperlukan suatu kondisi

lingkungan yang lebih teratur dan terkendali, maka diperlukan strategi ;

Pendirian shelter/tenda atau penampungan sementara.

Penitipan korban bencana di keluarga, handai tulan, kerabat

korban yang tidak terkena bencana.

Pemindahan kelokasi tertentu yang jauh dari lokasi bencana.

Di kembalikan ketempat asal.

c. Pendirian Shelter dilengkapi dengan penerangan, keamanan,

kebersihan, sarana dan prasarana serta aspek lainnya, tentunya

pendirian shelter bukan untuk mengembalikan kondisi korban seperti

sebelum terjadi bencana atau lebih baik namun lebih diarahkan untuk

pemenuhan kebutuhan dasar darurat sementara.

d. Jenis shelter yang biasa didirikan di daerah2 bencana alam antara lain;

e. Temporary Shelter merupakan penampungan sementara yang

dipergunakan sampai dengan 14 hari sebelum korban bencana

menempati hunian sementara berupa ;

Tenda Pengungsi uk. 9m x 4m x 3m

Tenda keluarga uk. 4m x 3m x 3m

Tenda Dapur umum uk. 6m x 4m x 3m

Tenda Gulung/Terpal uk. 4m x 6m

Veltbed uk. 192cm x 65cm x 45cm

Dapur Umum Lapangan

Matras uk. 200cm x 120cm

Tikar uk. 240cm x 180cm

Mobile water closet

Genset dan lampu sorot

f. Semi Permanen shelter adalah disediakan untuk para korban yang

mengalami pengungsian lebih dari 14 hari perlengkapan sama

g. Permanen shelter adalah hunian sementara berupa gedung-gedung,

fasilitas umum yang dipersiapkan untuk menampung pengungsi

korban bencana alam perlengkapan sama.

5. Pengaturan Shelter

Shelter melibatkan orang banyak baik para korban bencana, pihak relawan,

petugas dan masyarakat umum maka diperlukan pengaturan melalui

pengorganisasian shelter;

Klaster merupakan pembagian dan penempatan pengungsi

berdasarkan kedekatan asal, kekerabatan dan pertimbangan sosial

cultural lainnya. Purposive pembagian dan penempatan pengungsi

oleh petugas berdasarkan tujuan yg ingin dicapai.

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 51

Random pembagian dan penempatan secara acak apa adanya.

Family Group pembagian dan penempatan pengungsi dikelompokkan

untuk masing-masing keluarga inti.

Kepengurusan menggunakan prinsip dari, oleh dan untuk korban bencana

atau pengungsi seperti RT atau lingkungan. Pengendalian dilakukan ketika

mengelola shelter untuk ditata dan diatur kondisi layanan yang aman dan

efisen.

6. Perlindungan Sosial Bagi Anak

Mendefinsikan anak sebagai sesorang yang berusia di bawah 18 tahun.

Anak usia pra sekolah (0-5 tahun) tidak dapat memenuhi kebutuhannya

sendiri

Anak masa usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak mengembangkan

kemampuan mereka untuk berpikir dan memahami apa yang sedang

terjadi disekitar mereka dan mereka lebih cemas dari anak yang

usianya lebih muda.

Dan masa remaja (13-18 tahun) transisi dari anak menjadi dewasa

adalah masa-masa paling sulit karena terjadi perubahan besar pada

fisik dan perubahan hormonal (pubertas)

Permasalahan dampak bencana alam yang dalami oleh para pengungsi

anak selama tinggal di shelter sangat komplek berbagai permasalahan

seperti merasakan kesedihan karena kehilangan orang tua, cenderung

bertingkah laku agresif, menjadi pendiam, suka bolos sekolah dan

perasaan takut akan terjadi lagi bencana.

Kebutuhan anak terkait dengan hahk-hak anakpada intiny hak anak adalah

hak asasi manusia yang dimiliki semua anak dimanapun hak

kelangsungan atas hidupnya. Hak terlindungi dari pengaruh yang

berbahaya.kelompok remaja ini sering diabaikan ketika bantuan diberikan

karena orang sering berpikir bahwa remaja dapat megurus dirinya

sendiri,akibatnya dapat mengarah pada ekploitasi seperti pekerja gelap

dan ekploitasi seksual dan kenakalan remaja.

7. Pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis gender, ditempat

pengungsian, keamanan.

Perlindungan Sosial bagi Perempuan dan Wanita Hamil

Karakteristik. Hidup dipengungsian dan tinggal ditenda/shelter dirasakan

sangat berat bagi kaum perempuan , namun tidak ada pilihan lain kecuali

bertahan dengan kondisi serba terbatas. Perempuan pengungsi menjadi

tulang punggung keluarga dengan bekerja apasaja untuk memenuhi

kebutuhan keluarga, dalam kondisi demikian perempuan selalu

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 52

menunjukkan daya juang tak berujung untuk kelangsungan hidup dirinya,

keluarga dan komunitas.

Masalah kelompok perempuan yang rentan menghadapi berbagai masalah

antara lain:

Kesulitan memperoleh akses bantuan dan layanan dasar

Tidak tersedianya ruangan khusus pemeriksaan kesehatan untuk

perempuan dan ibu hamil

Ada kecenderungan diskriminasi pada perempuan tua, janda dan

perempuan yg bersetatus bukan istri pertama.

Perempuan hampir tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan

misal distribusi bantuan padahal mereka yang lebih mengetahui apa

yg dibutuhkan.

Perempuan rentan mendapat kekerasan di pengungsian, ditemukan

beberapa kasus perempuan dimarahi atau dituduh berslingkuh.

Kebutuhan. Beberapa kebutuhan mendasar bagi perempuan dan ibu hamil

di pengungsian antara lain;

Memiliki akses untuk memperoleh seluruh fasilitas umum yang

terdapat disekitar tenda pengungsian.

Tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi.

Jenis-jenis pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan reproduksi dapat mencegah kematian, penyakit

dan kecacatan terkait dengan kehamilan yang tidak di inginkan dsb.

Pelatihan keterampilan usaha ekonomi produktif bagi perempuan

rawan sosial ekonomi.

Penguatan kapasitas perempuan untuk mengelola proses dan hasil

dari pengungsian.

8. Perlindungan kelompok rentan dan disabilitas

Karateristik Lanjut usia merupakan salah satu peristiwa utama dalam

rentang kehidupan seseorang yaitu diusia 65 tahun usia pertengahan

antara usia menengah dan usia tua.

Permasalahan banyak lanjut usia tidak bias menikmati hari tuanya dengan

baik karena terjadinya sesuatu di luar diri dan kemampuannya. Ini dapat

terjadi karena terjadi situasi darurat seperti bencana alam.

Sebagai manusia lanjut usia memiliki kebutuhan sebagaimana manusia

pada umumnya seperti kebutuhan makanan, perlindungan , perawatan

kesehatan dan kebutuhan sosial lainnya.

Pelayanan lanjut usia meliputi;

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 53

Penyelamatan dan evakuasi lanjut usia korban bencana ke tempat

penampungan sementara menekankan upaya penyelamatan dan

perlindungan

Pemulihan kondisi fisik berupa pemberian bantuan makanan dan lauk

pauk

Pemulihan kondisi psikologis lanjut usia.

9. Pengelolaan informasi di bidang pengungsian dan perlindungan.

Tabel : Kebutuhan Klaster Pengungsian dan Perlindungan

NO JENIS KEBUTUHAN KBTHN SAT PRSDN KSN

JNGN

Harga Satuan HR

JUMLAH (Rp.)

(Rp.)

1. Rakor Internal

a. Rakor Internal 2 kali

b. Rakor Teknis di

Posko 2 kali

2. PERSONIL

a. KOREM 162 WB 20 Org - -

b. KODIM 50 Org - -

c. KODIM LOTIM 10 Org - -

d. TNI AL 30 Org - -

e. TNI AU 5 Org - -

f. POLDA NTB 25 Org - -

g. POLRES Dompu 15 Org - -

h. POLRES Bima 15 Org - -

i. POLRES Sumbawa 30 Org - -

j. POLRES LOTIM 10 Org - -

k. SAT BRIMOBDA 10 Org - -

l. POL PP PROV. 10 Org - -

TOTAL

H. Klaster Logistik

Klaster logistik melaksanakan perencanaan, penyelenggaraan, monitoring serta

evaluasi kegiatan di bidang logistik pada saat terjadi bencana.

1. Situasi

Keadaan yang sangat kacau akibat kejadian erupsi Gunung Rinjani

diperkirakan akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Tentunya

dirasakan sangat berat oleh para pengungsi. Oleh sebab itu, peran klaster

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 54

logistik sangat penting untuk memenuhi kebutuhan korban, terutama

kebutuhan sandang, pangan dan papan.

2. Sasaran

a. Terlaksananya pendataan bagi seluruh pengungsi.

b. Tersedianya dapur umum selama 14 hari pengungsian.

c. Tersedianya kebutuhan makanan bagi pengungsi sebanyak 18.249 jiwa

yang tersebar di berbagai tempat pengungsian selama 14 hari.

d. Tersedianya air minum di titik-titik kumpul, sambil menunggu truk

jemputan menuju tempat pengungsian.

e. Tersedianya tenaga relawan untuk mengevakuasi para pengungsi.

3. Tugas Tabel : Tugas Klaster Logistik

TUGAS SKPD/Instansi yang

terlibat

1. Pengadaan barang: sandang, permakanan, peralatan.

2. Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negeri/diimpor).

3. Penyimpanan/Pergudangan. 4. Distribusi logistik. 5. Keamanan logistik. 6. Pengelolaan informasi di bidang logistik.

1. DinsosDukCapil 2. Dinas Sosial Kab 3. BPBD Provinsi 4. BPBD Kabupaten 5. Biro Kesra 6. Biro Umum 7. PMI 8. Forum PRB

4. Pengadaan barang: sandang, permakanan, peralatan

Pengadaan barang dilakukan sesuai perencanaan logistic yang sudah

dilakukan, apa jenis kebutuhan yang diperlukan dan jumlahnya berapa

sesuai fakta lapangan, pengadaan barang dapat dilakukan di pusat dan

juga di daerah..

5. Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negeri/diimpor).

6. Penyimpanan/Pergudangan.

Penggudangan adalah tempat penyimpanan barang-barang bantuan sosial

hasil pengadaan dan hibah masyarakat untuk disalurkan /didistribusikan

bagi korban bencana. Terdiri dari ;

Penerimaan, meliputi jenis barang yang dimasukkan kedalam gudang

terkait jumlah barang, keadaan barang tersebut, siapa yang

menyerahkan dan siapa yang menerima.

Penyimpanan barang antara lain pemilihan tempat, tipe gudang,

kafasitas, fasilitas, sistim pengamanan dan keselamatan yang sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Dengan tujuan untuk melindungi

barang logistic dan peralatan dari kerusakan, kehilangan dll.

7. Distribusi logistik

Pendistribusian atau penyaluran dilakukan berdasarkan permintaan yang

telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dalam penanggulangan

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 55

bencana dengan tujuan sasaran menerima bantuan dengan tepat jumlah

dan jenis bantuan logistic serta peralatan yang harus disampaikan.

Tabel : Kebutuhan Klaster Logistik

NO JENIS

Beras 18.249 org x 0,4 kg x 14 hr 102.194 Kg

Mie Instan 18.249 org x 2 bks x 14 hr 510.972 Bungkus

Lauk Pauk 3.650 kk 3.650 Paket

Makanan Siap Saji 3.650 kk x 5 bks 18.249 bungkus

Sandang 18.249 kk 18.249 Paket

Peralatan Dapur Keluarga 3.650 kk 3.650 Paket

Family Kit 3.650 kk 3.650 Paket

Kids Ware 2.372 anak-anak/balita 2372,37 Paket

Food Ware 3.650 kk 3.650 Paket

Matras 3.650 kk x 5 lembar 18.249 Lembar

Selimut 3.650 kk x 5 lembar 18.249 Lembar

1 Tenda Keluarga/Gulung 3.650 kk 10 unit/10 lembar

2 Tenda Dapur Umum 18.249 org : 400 : 46 unit

3 Peralatan Dapur Umum 18.249 org : 400 : 46 unit

4 Genset 18.249 kk : 400 46 unit

1 Tenda Pengungsi 18.249 org : 10 1825 Unit

2 Veltbed 18.249 org 18.249 unit

3 Tenda Dapur Umum 18.249 org : 400 : 46 unit

4 Peralatan Dapur Umum 18.249 org : 400 : 46 unit

5 Genset 18.249 kk : 400 46 unit

ANALISIS KEBUTUHANJUMLAH

KEBTUHAN

KEBUTUHAN SHELTER -ALT 1

KEBUTUHAN SHELTER -ALT 2

I. Klaster Pendidikan

Klaster pendidikan melaksanakan perencanaan, penyelenggaraan, monitoring

serta evaluasi kegiatan di bidang pendidikan darurat pada saat terjadi bencana.

1. Situasi

Penanganan pengungsi pada klaster pendidikan merupakan pemberian

bantuan pendidikan darurat bagi pengungsi secara keseluruhan, bagaimana

caranya para korban dapat merasa terbantu secara pendidikan (psikologi

dan traumatik) untuk pulih kembali setelah terkena bencana. Bangunan

sekolah tidak semua hancur, namun untuk sementara tidak dapat

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 56

dipergunakan sebagai kegiatan belajar mengajar. Seluruh anak-anak yang

berada di zona bahaya ikut mengungsi bersama orang tuanya. Dari 18.249

jiwa pengungsi, jumlah anak sekolah yang ikut mengungsi diasumsikan

sebanyak 10.949 anak dengan rincian 2.372 siswa TK, 6.205 siswa SD dan

SMP dan 2.370 siswa SMU. Mengingat banyaknya siswa yang berada di

pengungsian yang tersebar di 3 kabupaten yaitu Lombok Tengah, Lombok

Utara dan Lombok Timur, maka diperlukan penanganan khusus untuk anak

selama masa tanggap darurat 14 hari. Anak sekolah yang mengungsi akan

dititipkan ke sekolah terdekat di lokasi pengungsian dan belajar seperti

situasi normal. Sementara selama berada di pengungsian mereka akan

didampingi oleh fasilitator/relawan untuk mengurangi dampak psikologis

pada anak-anak dan perlindungan anak, termasuk anak-anak yang memiliki

kebutuhan khusus (difabel).

2. Sasaran

Mewujudkan dan meningkatkan layanan pendidikan darurat kepada anak-

anak/siswa pengungsi secara optimal serta menciptakan pengungsi yang

sadar dan optimis dalam menghadapi kehidupan yang lebih baik dimasa

depan.

3. Tugas

Tabel : Tugas Klaster Pendidikan

TUGAS SKPD/Instansi yang

terlibat

1. Pelayanan belajar mengajar formal dan informal. 2. Pendampingan psikososial 3. Penyiapan sekolah darurat. 4. Bimbingan dan penyuluhan bagi pengungsi dan

anak dan dewasa. 5. Kerohanian. 6. Pengelolaan informasi di bidang pendidikan 7. Penyediaan Ruang belajar sementara ramah

anak 8. Pusat informasi dan promosi perlindungan anak

1. Dinas Dikpora Prov 2. Dinas Dikpora Kab 3. BPBD Prov. 4. BPBD Kabupaten 5. Dinas Tamben 6. BLHP 7. Kemenag Prov. 8. Kemenag Kab 9. LSM Konsepsi 10. PMI 11. HIMPSI 12. Forum HIMPAUDI 13. FORUM PKBM 14. FORUM IGRA 15. IGTKI 16. Perguruan tinggi 17. Relawan 18. Forum PRB

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 57

Tabel : Kebutuhan Klaster Pendidikan

NO JENIS

KEBUTUHAN SAT KBTHN PRSDN KSNJNGN

Satuan Harga HR

JUMLAH (Rp.)

(Rp.)

1 Masker pcs 153.286

2 Penyediaan Seragam

stel 8577 - 8577

3 Penyediaan alat Tulis

Pkt 8577

- 8577

4 Sepatu Pasang 8577 -

8577

5

Ruang Belajar Semantara Ramah Anak Ruang 172 172

6 Pendamping RBS Orang 342 342

7 Alat Permainan Edukatif Paket 172 172

Konselor Orang 172 172

TOTAL

J. Klaster Sarana Dan Prasarana

Klaster sarana dan prasarana bertugas melaksanakan perencanaan,

penyelenggaraan, serta evaluasi kegiatan di bidang sarana dan prasarana pada

saat terjadi bencana.

1. Situasi

Disimulasikan pada perubahan status Gunung Rinjani menjadi siaga (level

III), adanya kepanikan masyarakat untuk menuju ketempat pengungsian dan

hidup beberapa tempat pengungsian. Untuk evakuasi masyarakat,

diperlukan jalur-jalur evakuasi yang memadai serta kelancaran

pengangkutan masyarakat ketempat penampungan pengungsi, serta

kebutuhan dasar lainnya seperti air bersih/sanitasi di lokasi penampungan.

Diperkirakan tidak berfungsi adalah sarana prasarana rusak karena hujan

pasir, maupun hujan abu pekat antara lain jalan, fasilitas air bersih, jaringan

listrik, serta jaringan komunikasi.

2. Sasaran

a. Tersedianya peralatan peringatan dini gunung api (radio komunikasi,

TOA)

b. Tersedianya jalur penyelamatan (jalan dan jembatan)

c. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi, salah satunya

pembuatan jembatan darurat di Kokoq Putik.

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 58

d. Tersedianya areal pengungsian dengan sarana dan prasarana yang

memadai sekaligus pengelolaan terkait kebersihan (posko pengungsi:

air bersih, MCK, penerangan/listrik, jaringan komunikasi).

3. Tugas

Tabel : TugasKlaster Sarana dan Prasarana TUGAS SKPD/Instansi yang terlibat

1. Mengoperasikan alat peringatan dini 2. Penyediaan alat transportasi pengungsi 3. Penyediaan hunian sementara. 4. Penyediaan prasarana pengungsian 5. Pembersihan puing-puing (debris clearance). 6. Perbaikan darurat/sementara fasilitas umum

(jembatan, jalan) dan property masyarakat 7. Pengelolaan kebersihan huntara/ pengungsian

(sampah domestic dan biologis)

1. Dishubkominfo, PVMBG 2. Dishubkominfo, 3. Dinas PU, BPBD, Dinas Sosial. 4. BPBD, Dinas Sosial, PDAM, PLN 5. Dinas PU, TNI, POLRI 6. Dinas PU, TNI, POLRI 7. Dinas Kebersihan 8. Dishubkominfo 9. PVMBG (Pos Pengamatan) 10. Dinas PU 11. Relawan 12. Swasta

Tabel : Standar Minimal Pemenuhan Sarana dan prasarana Pengungsian

Jenis Satuan Kapasitas

Truck pengangkut pengungsi unit 30 orang, 5 kali angkut/truck/hari

BBM Truck pengangkut pengungsi liter

Setiap angkut 20 liter/ truk (100 liter/ truk/ hari)

Air bersih untuk 14 hari liter Kebutuhan 15 ltr/hari/org

Pompa portable unit 2 pompa/ lokasi pengungsian

Tenda pengungsian buah 1 tenda 70 orang

Truck pengangkut tenda buah 1 truck 15 tenda

Dapur Umum set 1 dapur umum untuk 500 jiwa

Bahan Bakar Memasak tabung 1 tabung 50 kg/ dapur/ hari

MCK (semi permanen) buah 1 MCK untuk 20 org

Mobil Tinja buah Truck tinja 5000lt

Alat berat unit Excavator

BBM alat berat liter 200ltr/hari

Tempat sampah/kontainer buah Kapasitas 3 m3

Generator buah Kapasitas 5000 wat

Tabel Kebutuhan dan Ketersediaan Sektor Sarana dan Prasarana NO ITEM SAT KEBUTUH

AN KETERSEDIAAN

KEKURANGAN KETERANGAN

1 Truck pengangkut pengungsi

Buah 120

2 BBM Truck pengangkut pengungsi

Ltr 12000

3 Air bersih M3 3780

Pompa Portable Unit

4 Tenda pengungsian Buah 260

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 59

5 Truck pengangkut tenda

Buah 17

6 Bahan Bakar (angkut tenda)

Ltr 340

7 Truck pengangkut sampah

Buah 6 (2 bh/ kab)

8 BBM Truck pengangkut sampah

Ltr 4200

9 Dapur Umum Set 7

10 Truck dapur umum Buah 7

11 BBM truck dapur umum Ltr 210

12 Bahan Bakar Memasak (50kg)

Tabung

98

13 MCK (sebagian menggunakan MCK Warga masy dan jg MCK Fasum)

Unit 270

14 Alat berat (eskavator) – 2 unit/ kab

Unit 6

15 BBM alat berat – 4 hari Ltr 4800

16 Tempat sampah/kontainer – 2 unit/ kab

Unit 6

17 Generator/ 1 unit per lokasi pengungsian

Unit 9

18 BBM Genset 20 liter/ unit/ malam

Liter 2520

TOTAL

K. Klaster Ekonomi

Upaya menyikapi kejadian bencana erupsi Gunung Rinjani (G.Baru Jari) salah

satunya adalah terganggunya prekonomian masyarakat yang ada di Kabupaten

terdampak di Nusa Tenggara Barat antara lain : Kabupaten Lombok Utara,

Kabupaten Lombok Timuir dan Kabupaten Lombok Tengah. Klaster ekonomi

bertugas melaksanakan perencanaan, penyelenggaraan, serta evaluasi kegiatan

di bidang ekonomi pada saat terjadi bencana.

1. Situasi

Akibat dinaikkannya status gunung api Rinjani (G. Barujari) pemerintah

segera mengambil sikap, selain untuk penanganan pengungsi juga

memikirkan kesiapan keberlangsungan kehidupan akibat kejadian bencana

tersebut. Pengungsi membutuhkan perhatian yang komprehensif untuk

tidak menimbulkan dampak sosial lainnya, berbagai pendekatan yang

diberikan antara lain : pemberian stimulasi terhadap aktifitas ekonomi yang

berlangsung di tengah masyarakat/korban bencana setelah hilangnya mata

pencaharian akibat bencana tersebut dengan jumlah pengungsi sebanyak

18.249 jiwa.

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 60

2. Sasaran

Mewujudkan keberlangsungan aktifitas ekonomi kepada pengungsi yang

optimal dan menciptakan pengungsi yang sadar dan optimis dalam

menghadapi kehidupan yang lebih baik di masa depan.

3. Tugas Tabel : Tugas Klaster Ekonomi

TUGAS SKPD/Instansi yang terlibat Prov & Kab

1. Pemanfaatan fasilitas ekonomi yang masih memadai.

2. Penyediaan bantuan modal kerja.

3. Operasi pasar. 4. Pengelolaan informasi di bidang

ekonomi.

1. Bappeda 2. Dinas koperasi 3. Dinas Pertanian 4. Dinas Kelautan & Perikanan 5. Dinas Kehutanan 6. Dinas Perkebunan 7. Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi 8. Badan Ketahanan Pangan 9. Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan 10. Dinas Perindustrian & Perdagangan 11. BPBD 12. POLRI 13. Bulog

Tabel : Kebutuhan Klaster Ekonomi

NO JENIS KEBUTUHAN SAT KBTHN PRSDN KSN

JNGN

Satuan Harga HR

JUMLAH (Rp.)

(Rp.)

1. Penyediaan pasar darurat Bh 3 - 3

2. Operasi pasar Kl 8 - 8

3. Bantuan modal Org 5000 - 5000

4. Bantuan Bibit tanaman Org 3000 - 3000

5. Bantuan Obat ternak Org 2500 - 2500

6. Bantuan pupuk Org 3000 - 3000

TOTAL

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 61

BAB VII

PEMANTAUAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

A. Pemantauan

1. Rencana Kontinjensi ini disusun bersama oleh Dinas/Intansi/Lembaga

Pemerintah dan Non-Pemerintah yang terkait dengan penanganan

bencana erupsi Gunung Api Rinjani di Provinsi Nusa Tenggara Barat

pada situasi dan kondisi bulan Oktober 2016.

2. Rencana Kontinjensi akan ditandatangani oleh Gubernur NTB, berupa

Peraturan Gubernur Provinsi NTB.

3. Apabila terjadi bencana yang sama dengan yang diasumsikan, maka

aktivasi dari Rencana Kontinjensi ini menjadi Rencana Operasional pada

saat terjadi bencana yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi

NTB, dengan masukan data dari kaji cepat di lapangan.

4. Pemantauan situasi dan perubahan kondisi dilakukan setiap 1 (satu)

tahun sekali untuk pemutakhiran data dan informasi.

5. Apabila hingga batas waktu yang diprediksi tidak terjadi bencana, maka

Rencana Kontinjensi ini akan diperpanjang masa berlakunya hingga bulan

Oktober Tahun 2017.

6. Koordinasi untuk penyusunan, pemantauan dan pemutakhiran Rencana

Kontinjensi dilakukan oleh BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama

Dinas/Badan/Instansi terkait lainnya.

B. Rencana Tindak Lanjut

1. Penyusunan standar operasional dan prosedur dalam tanggap darurat

2. Latihan kesiapsiagaan melalui gladi ruang dan gladi lapang

3. Rapat koordinasi tingkat pimpinan daerah

4. Legalisasi rencana kontinjensi

5. Operasionalisasi dan kaji ulang rencana kontinjensi

6. Diperlukan perbaikan prasarana jalur tracking Gunung RInjani menuju

Kecamatan Sembalun dan Desa Senaru

7. Pembangunan Tempat Evakuasi Sementara dan Tempat Evakuasi Akhir

8. Pembuatan MoU dengan Bidang Pariwisata terkait kesiapsiagaan PB

9. Rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana umum dan permukiman.

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 62

C. Tabel Rencana Tindak Lanjut

No Nama Kegiatan Klaste

r I

Klaster II

Klaster III

Klaster IV

Klaster V

Klaster VI

Klaster

VII Waktu

1. Ekspose hasil rumusan di hadapan Gubernur dan Sekretaris Daerah

Tentatif

2. Penyempurnaan Rencana Kontijensi

Tentatif

3. Legalisasi / Formalisasi Rencana Kontigensi oleh Gubernur

Tentatif

5. Ekspose di hadapan para pimpinan DPRD

Tentatif

6. Gladi Posko dan Gladi Lapang

Tentatif

7. Rapat koordinasi dan evaluasi Rencana Kontinjensi

Tentatif

8. Kaji Ulang Rencana Kontinjensi

Oktober2017

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 63

BAB VIII

PENUTUP

Dokumen Rencana Kontinjensi ini disusun sebagai bahan masukan bagi

berbagai pihak, baik pemerintah, pemerintah daerah, elemen masyarakat serta

dunia usaha, sebagai pedoman untuk penanganann dalam kondisi darurat erupsi

Gunung Barujari. Berbagai kebutuhan yang ada dalam rencana kontinjensi dapat

dipenuhi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik dari Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, instansi-instansi vertikal, lembaga-

lembaga swasta, masyarakat, relawan dan lain-lain.

Disadari bahwa dokumen Rencana Kontinjensi ini masih perlu

penyempurnaan dan kaji ulang secara berkala untuk mengaktualkan data yang ada.

Mataram, Oktober 2016

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 64

LAMPIRAN I

PETA JALUR EVAKUASI GUNUNG RINJANI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 65

PETA JALUR EVAKUASI GUNUNG RINJANI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 66

PETA JALUR EVAKUASI GUNUNG RINJANI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 67

LAMPIRAN II

LEMBAR KOMITMEN

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 68

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 69

Rencana Kontinjensi Erupsi Gunung Api Barujari / Rinjani Provinsi NTB 2016 70

DAFTAR HADIR dan Contact Person

Penyusunan Rencana Kontinjensi Menghadapi Ancaman Bencana Erupsi G. Rinjani ( G. BaruJari) di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Golden Palace Hotel, Kota Mataram, Provinsi NTB

No. N a m a Jabatan&Instansi

GOL PNS (II,

III,IV)

HP, Telp, Fax & E-mail

1 Khairil Anwar, SE

Kasi Penyelamatan

dan Evakuasi

BPBD Lombok Timur

IV/a 08175767998

2 Taufan Sapardi Staf PK BPBD

Lombok Timur II/c 081918274737

3 Baiq Husnawati

Kasi Perlindungan

Disosnaker Kab.

Lombok Utara

IV/a 081805733339

4 Mutaharlin Pos pengamat Gn.Api

PVMBG III/a 08199376601

5 Ir. L. Hardi Wijaya,

MT, M.Si

Kabid Pencegahan

dan Kesiapsiagaan IV/b 081916123379

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN KawasanPusatMisiPemeliharaanPerdamaian

Gedung Ina-DRTG, Jl. Anyer, DesaTangkil, Sentul, Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat 16180 Telp. 021-29618777 ; Fax. 021-29618776

Website : http://www.bnpb.go.id

No. N a m a Jabatan&Instansi

GOL PNS (II,

III,IV)

HP, Telp, Fax & E-mail

6 H. Darwis, S.Sos Kasi Pencegahan

BPBD Prov. NTB III/d 081907809915

7 Lale Rasminingsih Humas

8 BQ Cendana Humas

9 Drs. Siswandi. S,MM PDAM Giri Menang D-2 087865634891

[email protected]

10 Suaidi, S.Sos SekeretarisCamat

Bayan IV/a 0878655337983

11 Warjito SPV. K2 & K3 PLN

NTB

081339665789 [email protected]

12 Turmuzi PASITERDIM 1606

Lombok Barat III/c 087862162068

13 H. Lendek Jayadi,

SE.MM

Kabid PK BPBD

Lombok Tengah IV/a 081803762009

14 Suharto

Kasubid. Tanggap

Darurat BPBD

Lombok Tengah

IV/a 08175757527

15 Yulian Mara, ST Kepala UPP Peralatan

DPU Lombok Timur III/c 08170494488

No

Nama

Jabatan & Instansi

GOL PNS (II,III,IV)

HP, Telp, Fax & E-mail

16

Drs. M. Makmun

Sekcam Sembalun

IV/a

081918180860

17

Ponis

Korem 162/WB

Kapten

081353030927

18

Yus Rizal

BNPB D2

IV/b

19

Ali Fikri

Dinas PU Provinsi

IV/a

087865555234

20

Agus Sardiyarso

BNPB

IV/d

08129213664

21

Adison N

Distan Lombok Utara

IV/a

081918120212

22

Ridho Ahyana

BPBD Prov NTB

III

087865615660

23

M. Hutagalung

Kabag Ops

IV

081334641339

24

Darsidep Banyuaji

BPBD KLU

087865966000

25

Iwan Gunawan

DinSos Prov NTB

III

26

H. MBH. Supdi

Kades Sembalun

Bumbung

087863344136

No

Nama

Jabatan & Instansi

GOL PNS (II,III,IV)

HP, Telp, Fax & E-mail

27

HM. Idris

Kades Sembalun

Lawang

087763338341

28

GST. Bambang

Staf BPBD

Prov.NTB

081907153344

29

KT. Tamiana

Kabag.Ops

Lombok Tengah

Komisaris

Polisi

081918078567

30

Edy Sugianto

Polda NTB

Komisaris

Polisi

081805744540

31

L. Sahrip Aripin

Dppkkp Lombok Utara

III

081917926376

32

Taufikqurrahman

Perencana Utama

Dikpora NTB

IV/c

085937041762

33

Isbandono, SKM

Forum PRB Prov NTB

III/d

08123738498

34

Mawardi, S.Sos

Kasi Trantib

Camat Batukliang Utara

III/d

08175717366

35

Muslih

Kasi PKH & POH Prov.

NTB

IV/a

0818052206876

36

Tri Haryanto

Kasi Hansos

BPS NTB

III/d

087865458119

37

I Putu Budi A

Kasi P & K NTB

III/c

081933156888

38

H. Ahmad Hamsiah

Kasi Penyelamatan dan

Evakuasi

BPBD Prov NTB

III/d

081915787290

39

Kertamalip

Kepala Desa

Karang Baru KLU

081915790660

No

Nama

Jabatan & Instansi

GOL PNS (II,III,IV)

HP, Telp, Fax & E-mail

40

Sukardiman

Kasi DinSos Kab.

Lombok Timur

III/d

08175706710

41

Hannie Diah P

Dinas Kesehatan NTB

III

08123710646

42

Muslehudin

Kades Aik Berik Loteng

081805222953 Muslehudinfamily@

gmail.com

43

Sanah

Kades

Karang Sidemen BKU

087864530770

44

Ahmad Wildan, A.Ks

Kasi Bantuan Korban

Bencana

081803662860

45

Imran Iswadi

Bank Indonesia

46

Amir Hamzah,ST

Kasi Pertambangan

Umum

III/d

08175754125

47

Lalu Widiarta

Dinas Pertanian dan

Peternakan Loteng

08175771336

48

H. Sahnan

Kasi Survaelens dan

Penanggulangan

Wabah/Bencana

08593506008

49

Marzuki

BPBD Prov NTB

50

I Nyoman Sudiarta

Kasi Penanggulangan

KLB dan Bencana

Dikes KLU

III/c

081339366707

51

Adrianus Andi

BPBD Prov. NTB

081916087033

52

Isa Rahman

Kepala Desa

KLU Senaru

081803664594

No

Nama

Jabatan & Instansi

Gol PNS

(II,III,IV)

HP,Telf dan Email

53

Hilman

Staf

081803661409 [email protected]

54

M. Zaidan Jauhari

Kasubbag Perpustakaan

Biro Humas

III

0817383479 [email protected]

55

Edi Gustaman

Kasdim 1615 Lombok

Timur

Mayor

CZI

081311050073 [email protected]

56

Drh. Achsan NH

Kasi Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit

Hewan

Disnak

IV/a

081918120212

57

Kariadi

Kades Loloan KLU

081915790365