PROSIDING SEMINAR NASIONAL - simdos.unud.ac.id · 2015 yang dilaksanakan pada tanggal 7 Desember...
Transcript of PROSIDING SEMINAR NASIONAL - simdos.unud.ac.id · 2015 yang dilaksanakan pada tanggal 7 Desember...
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Tanggal 7 Desember 2015
i
OPTIMALISASI PERAN MIPA DALAM MEMBANGUN
SUMBERDAYA MANUSIA INDONESIA YANG
KOMPETITIF
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2015
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Tanggal 7 Desember 2015
ii
ISBN: 978-602-1213-94-0
Tim Editor:
1. Dr. Ni Made Pujani, M.Si
2. Dr. I Made Kirna, M.Si.
3. Dr. Rer. Nat. I Gusti Ngurah Agung Suryaputra, S.T., M.Sc.
4. Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes.
5. Dr. I Gede Suwekwn, M.Sc.
Tema:
Optimalisasi Peran MIPA dalam Membangun Sumberdaya
Manusia Indonesia yang Kompetitif
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2015
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Tanggal 7 Desember 2015
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rakhmat-Nya
sehingga Prosiding Seminar Nasional FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha
(UNDIKSHA) tahun 2015 dapat diselesaikan. Seluruh makalah yang ada dalam
prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang telah disampaikan dalam kegiatan
seminar nasional yang diselenggarakan pada tanggal 7 Desember 2015.
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA dilaksanakan secara rutin setiap tahun
sekali. Pada Semnas V ini mengambil tema: ‘Optimalisasi Peran MIPA dalam
Membangun Sumberdaya Manusia Indonesia yang Kompetitif’. Untuk mendukung
tema tersebut pada kegiatan semnas disajikan tiga makalah utama dan 73 makalah
pendamping. Makalah-makalah yang disajikan dapat diklasifikasikan ke dalam 4
(empat) bidang utama, yaitu: bidang matematika, fisika, kimia, dan biologi. Semoga
prosiding ini dapat bermanfaat dan ikut berperan dalam menyebarkan hasil-hasil kajian
dan penelitian di bidang MIPA.
Singaraja, 7 Desember 2015
Tim Editor.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Tanggal 7 Desember 2015
iv
SAMBUTAN KETUA PANITIA
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat-Nya-lah Seminar Nasional FMIPA Undiksha tahun 2015
dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan seminar ini merupakan
program tahunan FMIPA Undiksha yang digagas untuk digunakan sebagai suatu forum
ilmiah dalam kerangka mewadahi hasil-hasil pemikiran maupun penelitian yang inovatif
sehingga mampu melahirkan sumberdaya manusia yang kompetitif dan berkarakter.
Seminar Nasional FMIPA Undiksha tahun 2015 merupakan seminar yang ke-5 dengan
tema “Optimalisasi Peran MIPA dalam Membangun Sumberdaya Manusia Indonesia
Yang Kompetitif”. Tema ini, memberikan ruang yang lebih terbuka bagi peneliti murni
maupun kependidikan dari berbagai disiplin ilmu yang ada relevansinya dengan MIPA
untuk saling bertukar pikiran sehingga mampu membuka wawasan yang lebih luas dan
selalu terdorong untuk maju.
Seminar Nasional FMIPA Undiksha ke-5 diikuti oleh 190 peserta yang terdiri dari
73 pemakalah dan 117 non pemakalah dari berbagai berbagai daerah di Bali maupun
luar Bali serta berbagai kalangan seperti guru, dosen dan mahasiswa. Untuk
partisifasinya, ijinkanlah saya atas nama panitia penyelenggara mengucapkan selamat
datang kepada seluruh peserta pada Seminar Nasional FMIPA Undiksha ke-5 tahun
2015 yang dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2015 di Ruang Seminar Ganesha 3
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Bali.
Kegiatan Seminar nasional FMIPA ke-5 tahun 2015 menghadirkan tiga pembicara
utama yaitu Bapak Prof. Dr. John Hendri, MS. Sekretaris Ditjen. Sumberdaya IPTEK
dan DIKTI, kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Bapak Prof. Drs.
Dafik, M.Sc., Ph.D sebagai Sekretaris Lembaga Pendidikan Universitas Negeri Jember
dan Bapak Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si dari Dosen Jurusan Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Ganesha. Atas nama panitia, izinkanlah saya mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggi kepada pembicara utama yang telah
memenuhi permintaan panitia sebagai narasumber dalam kegiatan seminar ini.
Pelaksanaan seminar ini mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini panitia mengucapkan terima kasih kepada (1)
Rektor Universitas Pendidikan Ganesha yang telah mendukung terselenggaranya
kegiatan ini, (2) Dekan FMIPA beserta jajarannya yang telah banyak mengarahkan
kegiatan seminar ini, dan (3) seluruh panitia pelaksana atas kerja keras dan
kerjasamanya demi terselenggaranya kegiatan seminar nasional ini.
Singaraja, 7 Desember 2015
Ketua Panitia
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul
Halaman Editor
Kata Pengantar
Sambutan Ketua Panitia
Daftar Isi
Makalah Paralel
1. Miskonsepsi Siswa SMA Di Bali Tentang Dinamika
Ketut Suma
2. Pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Bidang Sains
Ni Luh Pande Latria Devi
3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Model PRO-BBL untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Fisika SMA
Rai Sujanem
4. Pengaruh Virtual Experiment Terhadap Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi
Belajar Siswa SMA Negeri 1 Singaraja
Putri Sarini
5. Pengaruh Model Siklus Belajar 7E terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan
Proses Siswa SMA Negeri 1 Sawan
Ni Putu Sri Ratna Dewi, Putu Budi Adnyana, I Gusti Agung Nyoman Setiawan
6. Pelatihan Keterampilan Merakit Rangkaian Bagi Guru IPA SMP/MTs Negeri dan
Swasta di Kecamatan Buleleng
Dewi Oktofa Rachmawati
7. Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual React terhadap Pemahaman Konsep
Fisika dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP
Kompyang Selamet
8. Kontinuitas Penelitian Dosen Undiksha Dalam Bidang Kecakapan Hidup (Soft
Skill) Tahun 2009-2014
Nyoman Wijana
9. Ibm Laboratorium Matematika Bagi SD Gugus III Kecamatan Kubu: Upaya
Menciptakan Pembelajaran Matematika SD Yang Eksploratif dan Menyenangkan
I Made Suarsana
10. Rancangan Detektor Gempa Berpotensi Tsunami Berbasis Wireless Sensor
Network dengan Sistem Magnetic Altitude
Putu Artawan1) dan I Ketut Purnamawan
i
ii
iii
iv
v
1
7
13
21
27
33
43
49
56
62
vi
11. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Dan Pemahaman Konsep Fisika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas
X SMA Negeri 1 Seririt
Putu Widiarini
12. Profil Penguasaan Materi Bola Langit dan Tata Koordinat Pada Guru-Guru SMA di
Kabupaten Buleleng
Ni Made Pujani
13. Model Mental Ikatan Kimia Siswa Kelas X Setelah Pembelajaran Dengan Strategi
SiMaYang
Sunyono dan Tasviri Efkar
14. Profile Kit Praktikum Kimia Berwawasan Lingkungan Untuk Menunjang
Laboratorium Kimia Ramah Lingkungan (Green Chemistry Laboratory)
I Ketut Lasia, I Ketut Budiada
15. Penerapan Teknik Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
I Wayan Sarya
16. Pengembangan Startegi Pelibatan Membuat Rancangan Investigasi Dalam
Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik
I.B.N. Sudria
17. Analisis Pembelajaran Berbasis Konten Lokal Pada Mata Pelajaran Kimia di SMA
Negeri 3 Singaraja
Ni Ketut Sepmiarni, I Made Kirna, I Wayan Subagia
18. Aktualisasi Pemikiran Jean Piaget dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Suatu
Kajian Teoritis)
Desak Gede Wirayanti Estini
19. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Larutan Penyangga Dengan Pola Induktif
I Kadek Irvan Adistha Putra, Ida Bagus Nyoman Sudria, I Nyoman Suardana
20. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Gaya Kognitif Terhadap
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Ipa Dengan Mengontrol Motivasi
Berprestasi Pada Siswa Kelas V SD Di Kota Singaraja
I Gede Margunayasa
21. Karakterisasi Batu Mulia Badar Pulaki
I Wayan Karyasa, I Wayan Muderawan, I Wayan Rai
22. Integrasi Pendidikan Karakter Ke Dalam Kurikulum Ilmu Alamiah Dasar
I Wayan Suja
70
76
82
90
96
100
107
113
118
124
130
131
vii
23. Siklus Belajar 7E Berorientasi Budaya Lokal Dan Keterampilan Proses Sains Siswa
SMA
I Nyoman Suardana
24. Menyiapkan Lulusan FMIPA Yang Menguasai Keterampilan Abad XXI
I Wayan Redhana
25. Optimalisasi Peran Pendidikan Matematika Sebagai Pendidikan Nilai-Nilai
. I Nengah Suparta
26. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Analitik Bidang Berorientasi
Masalah Matematika Terbuka Untuk Membentuk Kompetensi Profesional Utuh
Calon Guru Matematika
I Wayan Puja Astawa
27. Optimalisasi Model Nht Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa
Ni Wayan Parwati
28. Aplikasi Pemodelan Fuzzy Pada Indikator Makroekonomi Provinsi Bali
I Komang Gde Sukarsa, I Putu Eka N. Kencana
29. Kontribusi Kecerdasan Spasial Dan Kemandirian Belajar Terhadap Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Sma Negeri Di Kecamatan Buleleng
G. A. Mahayukti1 , D. A. Wibowo2, I W. Sadra3
30. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Bagi Siswa Smp
Kelas VII Dengan Seting Model Kooperatif Murder
Made Juniantari1*, Sariyasa2, I Wayan Sadra3
31. Implementasi Pandangan Ki Hajar Dewantara Pada Pembelajaran Matematika
I.G.A Kartika Natalia
32. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Terhadap
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XIIA
Putu Prima Juniartina
33. Mengakomodasi Minat Siswa Dalam Pembelajaran Matematika di Tingkat Sekolah
Menengah (SMP)
Putu Eka Putra
34. Pembelajaran Pra-Aljabar Dengan Menggunakan Penelusuran Pola Tervisualisasi
Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas V Sekolah
Dasar
Ratih Ayu Apsari
35. Optimalisasi Layanan Laboratorium Pendidikan Kimia Melalui Penerapan Sistem
“OLaS” (Online Laboartory Service)
I Dewa Putu Subamia
137
138
156
157
158
162
168
178
184
188
195
199
205
viii
36. Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX\ A4 SMP
Negeri 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2014/2015 Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered-Head-Together
37. Peningkatan Konsentrasi Sukrosa Terhadap Perbedaan Berat Nata De Cassava Dari
Limbah Cair Pembuatan Tepung Tapioka
Ni Luh Putu Manik Widiyanti, Ni Putu Ristiati, Sanusi Mulyadiharja
38. Isolasi, Identifikasi, Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiosis Dari Dalam Tanah
Ni Putu Ristiati
39. Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Ekstrak Etanol - Air Daun Sirih Merah (Piper
Crocatum) dengan Uji Fitokimia dan GC – MS
I Dewa Gede Abi Darma, Frieda Nurlita, I Wayan Muderawan
40. Perbaikan Kualitas Wine Salak Bali Yang Difermentasi Dengan Saccharomyces
Cerevisiae Isolat Lokal
I Nyoman Tika
41. Isolasi, Identifikasi, dan Pemurnian Asam Risionoleat dari Minyak Biji Jarak
Kepyar (Ricinus comunis, L.)
I Wayan Muderawan dan Luh Lian Pertiwi
42. Penentuan Senyawa Saponin Dari Ekstrak Etanol Daun Senduduk (Melastoma
Malabathricum. L)
Luh Putu Renis Ukirsari, I Wayan Muderawan
43. Uji Pewarnaan Kain Dan Benang Menggunakan Pigmen Merah Dari Jamur Yang
Diisolasi Dari Tanah Tercemar Limbah Susu
Ni Putu Meira Indrawasih, I Dewa Ketut Sastrawidana, Siti Maryam
44. Aktivitas Larvasida Ekstrak Etanol Biji Srikaya (Annona Squamosa) Terhadap
Larva Aedes Aegypti
Ni Putu Wulan Romianingsih, I Wayan Muderawan
45. Integral Choquet
Putu Kartika Dewi, Rini Indrati
46. Perumuman Teorema Titik Tetap Di Ruang Metrik Cone
I Nyoman Budayana1
47. Karakterisasi X-Ray Fluorescence Biomaterial Kalsium Silikoposfat
Made Vivi Oviantari, Gede Agus Beni Widana
48. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Model Generatif Berorientasi Kearifan
Lokal Dalam Tahapan Lesson Study Pada Mata Kuliah Aljabar Linier
I Putu Pasek Suryawan, I Made Suarsana, I Nyoman Gita, I G N Pujawan
211
212
230
236
242
253
254
260
267
271
279
285
291
ix
49. Peta Pengaruh Faktor Determinan Terhadap Anemia Ibu Hamil Berdasarkan
Pengukuran Kadar Hb
Ila Fadila, Deddy A. Suhardi
50. Re-Vegetasi Tanah Vulkanis Tandus Dengan Air Sumur
I Nengah Simpen, I Nyoman Sutarpa Sutama , I Wayan Redana, Siti Zulaikah4
51. Penentuan Konsentrasi Optimum Kurva Standar Antioksidan; Asam Galat, Asam
Askorbat Dan Trolox® Terhadap Radikal Bebas Dpph (2,2-Diphenyl-1-
Picrylhydrazyl) 0,1 Mm
IB Ketut Widnyana Yoga
52. Peningkatan Hasil Beberapa Jenis Sayuran Di Lahan Kering Berbasis Kompos
Limbah Panen Kentang
I Nengah Karnata, Turaini I.W.K, Putra, A.A.G
53. Latihan Fisik Dan Osteoporosis Pada Wanita Menopause
Ni Made Sri Dewi Lestari
54. Produksi Pigmen Warna Merah Dari Jamur Penicillium Purpurogenum Yang
Diisolasi Dari Tanah Tercemar Limbah Susu Kambing Dengan Metode Submerged
Fermentation
I Dewa Gede Agus Sudarma, I Dewa Ketut Sastrawidana, Siti Maryam
55. Lansia Sehat Dan Bahagia Dengan Senam Bugar Lansia
Ni Putu Dewi Sri Wahyuni
56. Penerapan Iptek Keolahrgaan Dalam Meningkatkan Hasil Gateing Pada Olahraga
Woodball
Gede Doddy Tisna
57. Aktivitas Fisik (Olahraga) Pada Penderita Asma
I Made Kusuma Wijaya
58. Latihan Fisik Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner
Putu Adi Suputra
59. Kadar Antioksidan Dan Ic50 Tempe Kacang Merah (Phaseulus Vulgaris L) Yang
Difermentasi Dengan Lama Fermentasi Berbeda
Siti Maryam
60. Estimasi Besar Dana Bpjs Kesehatan Untuk Menanggulangi Risiko Severitas Klaim
Ekstrim Berdasarkan Metode Peaks Over Threshold
Maia Majesta Siregar, Achmad Zanbar Soleh, Gatot Riwi Setyanto
61. Fundamental Teori Black-Hole Dan Calabi-Yau Manifold
Muhammad Yusuf, Tasrief Surungan
297
309
316
322
324
325
331
335
336
342
347
353
354
364
369
x
62. Model Persamaan Struktural Untuk Mengkaji Pengaruh Modal Sosial Melalui
Dimensi Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di
Kabupaten Jembrana, Bali
G K Gandhiadi1, Komang Dharmawan2 dan Kartika Sari3
63. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran
Ni Nyoman Lisna Handayani
64. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Masalah Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Sosial Siswa Kelas Xi Mipa SMA
Negeri 4 Singaraja
I Made Bawa Mulana
65. Pengaruh Perbedaan Sistem Budidaya Terhadap Pola Pita Protein Daging Udang
Vaname (Litopenaeus Vannamei)
Ni Nyoman Dian Martini, Happy Nursyam, Mohamad Fadjar
66. Karakterisasi Limbah Padat Tambak Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei)
Untuk Kultur Murni Chlorella Sp.
Sartika Tangguda, Diana Arfiati, Arning Wilujeng Ekawati
67. Analisis Ultimat Kombinasi Pellet Biosolid Dengan Limbah Kayu
68. Analisis Pertumbuhan Karang Acrofora Formosa Dalam Proses Transplantasi
Karang
Gede Ari Yudasmara
69. Metode Gasing Dengan Setting Siklus Belajar 7e Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah
Dan Kemampuan Pemecahan Masalah
Putu Gede Wartawan
70. Struktur Dan Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Di Sepanjang Pantai
Pembudidayan Udang Di Laut Lepas Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten
Buleleng
Nyoman Wijana
71. Retensi Optimal Untuk Reasuransi Stop-Loss Dengan Pendekatan Buhlmann-Strau
Triana Sucova Sibarani, Achmad Zanbar Soleh, Lienda Noviyanti
72. Studi Tentang Jenis-Jenis Ikan Pelagis Yang Hidup Di Perairan Neritik Dalam
Wilayah Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
Ida Bagus Jelantik Swasta
73. Membangun Insan Yang Literasi Sains & Teknologi Dan Berkarakter Melalui
Implementasi Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat
I Wayan Sadia
355
364
369
375
381
387
388
395
404
410
415
420
420
RE-VEGETASI TANAH VULKANIS TANDUS DENGAN AIR SUMUR
I Nengah Simpen*1, I Nyoman Sutarpa Sutama2 , I Wayan Redana3, Siti Zulaikah4
1) Jurusan Fisika Universitas Udayana, Denpasar2) Jurusan Peternakan Universitas Udayana, Denpasar3) Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana, Denpasar4) Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang, Malang
*)Email: [email protected]
Abstrak. Tanah vulkanis merupakan suatu perlapisan tanah yang terbentuk oleh hamparan material letusan gunung berapi saat meletus. Tanah vulkanis biasanya tandus. Perlu waktu yang lama bertahun-tahun dan bahkan sampai berpuluh-puluh tahun untuk menumbuhkan kembali vegetasi (re-vegetasi) di daerah ini. Untuk itu perlu dicari suatu cara agar pada tanah yang semula tandus dapat sesegera mungkin ditumbuhi tanam-tanaman, sehingga tanah vulkanis menjadi produktif. Melihat kondisinya yang seperti ini dapatlah dianalisa bahwa masalah utama pada daerah tersebut adalah air dan cara mengelolanya. Di sini diberikan salah satu contoh untuk mencari air pada daerah tanah vulkanis tandus yaitu dengan Metoda Geolistrik. Dari hasil yang didapat bahwa walaupun bagian atasnya berupa tanah vulkanik tandus, namun di bawahnya masih terpendam akuifer-akuifer yang dapat disadap airnya. Setelah airnya didapat, airnya mestinya dikelola sehngga dapat dipakai oleh hewan maupun tumbuhan. Simbiosis antara hewan dan tumbuhan dapat mempercepat proses re-vegetasi pada daerah vulkanis tandus. Sebagai hasil studi, dapat dilihat pada beberapa daerah di Kabupaten Karangasem Bali.
Kata kunci: Re-vegetasi, Tanah vulkanis tandus, Metoda Geolistrik, Air sumur
1. PendahuluanTanah vulkanis merupakan suatu perlapisan
tanah yang terbentuk oleh hamparan materialletusan gunung berapi saat meletus. Tanahvulkanis biasanya tandus. Perlu waktu yanglama bertahun-tahun dan bahkan sampaiberpuluh-puluh tahun untuk menumbuhkankembali vegetasi (re-vegetasi) di daerah ini. DiBali telah terjadi letusan gunung Agung padabulan Maret tahun 1963. Banyak material-material dari gunung Agung yang terdamparsaat itu. Penyebaran materialnya denganketebalan beberapa sentimeter sampai berpuluh-puluh meter. Pada saat itu pohon-pohonan atauvegetasi tersapu/tertutup bersih sehingga hanyanampak hamparan material sisa letusan gunungAgung saja. Yang dulunya tanahnya produktifkini menjadi tidak atau kurang produktif. Halseperti ini masih dijumpai sampai sekarangseperti di daerah Kubu, Tianyar, Datah danbeberapa daerah lain di Kabupaten Karangasemwalaupun sudah 52 tahun meletus. Untuk ituperlu dicari suatu cara agar pada tanah yangsemula tandus dapat sesegera mungkinditumbuhi tanam-tanaman, sehingga tanahvulkanis menjadi produktif.
Kalau diperhatikan, tanah vulkanis yangbersifat tandus pada prinsipnya kekurangan air,padahal daerah hulunya yang berupa gunung
menjulang tinggi merupakan daerah tangkapanawan yang akan membentuk hujan serta daerahpenyimpan dan mampu meloloskan air (Purbo,1973). Pada peristiwa gunung meletus, materialyang berupa lava maupun lahar menutupilembah-lembah atau sungai-sungai (Tjia, 1987).Lembah ataupun sungai yang terkubur dapatberfungsi sebagai akuifer-akuifer yangmerupakan tempat cadangan air (Simpen, 2015,Simpen, dkk. 2015). Ini berarti walaupuntanahnya vulkanis tandus, namun di bawahnyamasih tersimpan kandungnan air. Untuk itu perludicari suatu cara untuk mendapatkan sertamengelola air yang ada di lapisan bawah. Salahsatu cara untuk menditeksi akuifer adalahdengan Metoda Geolistrik. Setelah airnyadidapat perlu kiranya dikelola. Salah satucaranya mengelola adalah dengan memanfaatkanair pada bidang peternakan. 2. Dasar Teori2.1 Terbentuknya Tanah Vulkanis danAkuifer
Tanah merupakan salah satu sumber dayaalam yang ada di muka bumi. Tanah terbentukmelalui proses alami yang terbentuk dalamkurun waktu yang sangat lama. Ada hubunganantara perkembangan lapisan tanah denganperkembangan vegetasi, hewan maupun manusiadi tempat tersebut. Antara tanah yang satu
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
309
dengan tanah yang lain memiliki tingkatkesuburan yang berbeda. Perbedaan tersebutdisebabkan oleh bahan induk penyusun tanah,jenis batuan yang terkandung dalam tanah,penyinaran matahari, curah hujan, mikroorganisme yang ada dalam tanah dan vegetasiyang menutupi tanah.
Ada berbagai jenis tanah, beberapa diantaranya yaitu: tanah humus, tanah pasir, tanahvulkanik, tanah kapur dan tanah gambut.Seperti telah dijelaskan di depan bahwa tanahvulkanis terbentuk oleh hamparan materialletusan gunung berapi saat meletus. Tanahvulkanis biasanya tandus sehingga disebut tanahvulkanik tandus. Perlu waktu yang lamabertahun-tahun dan bahkan sampai berpuluh-puluh tahun untuk menumbuhkan kembalivegetasi (re-vegetasi). Faktor utamanya adalahair. Menurut Simpen (2015), material letusangunung berapi menutupi lembah-lembah,daerah-daerah yang lebih rendah atau mengikutialiran sungai sejauh berpuluh-puluh kilometerdengan ketebalan dari beberapa centi metersampai puluhan meter tergantung daerahnya.Demikian juga dengan abu vulkaniknya yangdapat mencapai daerah yang lebih luas lagi.Peristiwa ini berulang secara terus menerusselama gunung api tersebut meletus. Sebagaiakibatnya material hasil letusannyapun akankeliahatan berlapis-lapis sesuai dengan jenismaterial yang diendapkan. Menuurut Tjia(1987), kekerasan material endapan sangattergantung pada suhu dan kandungan materialyang terendapkan. material yang terendapkanmerupakan material-material yang tidak seragamdari yang berukuran besar sampai berukuranpasir dan tanah liat. Ketebalannya dari beberapacenti meter sampai beberapa meter. Material-material hasil letusan sifatnya keras dan tidakbisa ditembus air. Karena sifat inilah makamaterial tersebut merupakan lapisan penutupakuifer. Sedangkan material-material yang tidakkeras dan masih dapat ditembus oleh airmenjadi akuifer.
Berdasarkan letak pengendapan material-material hasil geomorfologi yang membentukakuifer, dapat dibedakan menjadi tiga jenis,yaitu (Simpen, 2015):
1) Material yang mengendap di sepanjangalur sungai atau parit, bagian yang keras akanmenjadi lapisan penutup atau lapisan
pelindungnya, sedangkan lapisan yang tidakkeras dapat ditembus oleh air akan menjadiakuifer. Untuk kasus ini akuifer akan menjadibentuk urat seperti sungai-sungai atau parit-parityang terkubur.
2) Material yang mengendap di daerahberstruktur datar, bagian yang keras menjadilapisan penutup, sedangkan bagian yang lunakdan dapat ditembus oleh air akan menjadiakuifer. Adanya lapisan keras dan lapisan lunakyang berselang seling akan membentuk akuiferdalam bentuk datar.
3) Material yang mengendap di lembah,lapisan keras paling bawah kemudiam terisi olehbagian yang lunak serta ditutupi oleh bagianyang keras dan terakhir ditutupi lagi oleh bagianyang lunak. Susunan material seperti ini akanmembentuk akuifer berupa cekungan.
Melihat keadaan daerah tanah vulkanisseperti ini, dapat diduga bahwa di bawah lapisantanah vulkanis yang kelihatannya tandus masihada kemungkinan ada akuifer-akuifer yang dapatdieksplorasi. Salah satu metoda eksplorasinyaadalah dengan Metoda Geolistrik. 2.2 Pencarian Akuifer dengan MetodaGeolistrik
Metoda Geolistrik merupakan suatu metodadalam Geofisika yang menditeksi kontrasresistivitas batuan di bawah permukaan dengancara melakukan pengukuran di permukaan.Metoda ini biasa dipakai untuk eksplorasi padadaerah dangkal dengan kedalaman 150 200 m.Cara kerja metoda ini adalah dengan caramengalirkan arus ke dalam bumi kemudiandiukur beda potensial yang ditimbulkannyaseperti gambar 1.
Gambar 1. Prinsip Kerja Metoda Geolistrik Dengan memakai jarak antar elektroda yangsama panjang, dikenal dengan konfigurasiWerner, maka resistivitas semu pada titik ukurdapat ditulis (Telford, 1990, Mudiarto, 2013)
(1) dimana
K 2 a
a adalah jarak antar elektrodaK disebut konstanta Werner
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
310
Jadi dengan mengukur kuat arus (IA-B) dan bedapotensial antar elektroda (VM-N) di ataspermukaan tanah akan didapatkan resistivitassemu pada titik ukur. Kemudian resistivitassemu diolah dengan program Res2Divndidapatkanlah penampang resistivitas padamasing-masing lintasan pengukuran. Hasil inilahyang diinterpretasi.
Resistivitas pada suatu formasi dipengaruhioleh beberapa faktor, yaitu porositas batuan,jenis material, kandungan air dalam batuan,kandungan bahan-bahan kimia dan lain-lain. Iniberarti untuk batuan yang sama akan memilikinilai resistivitas yang berbeda kalau kandunganairnya berbeda seperti halnya akuifer. Untukakuifer, memiliki kontras resistivitas yang lebihkecil jika dibandingkan dengan lingkungannyakarena mengandung air (Simpen, dkk, 2015). 2.3 Pemanfaatan Air untuk Peternakan
Dalam peternakan air berfungsi sebagai airminum ternak, memandikan ternak (bila perlu),membersihkan kandang, mebersihkan peralatankandang, menyiram tanam-tanaman yang perludisiram dan untuk keperluan karyawan kandang.Begitu banyaknya keperluan air selain untukkeperluan minum ternak dan bukan untukkeperluan minum. Air bukan untuk keperluanminum bisa termanfaatkan lagi untuk mengairitanaman di sekitar kandang. Dengan demikiandiharapkan vegetasi di sekitar kandang dapattumbuh dengan subur. Demikian juga denganternaknya, dapat diharapkan menjadi lebih sejukdengan adanya vegetasi di sekitar kandang. Jadiadanya simbiosis mutualisme antara ternakdengan vegetasi. 3. Tanah Vulkanis Tandus dan CaraPananganannya
Berikut diberikan tiga buah contoh diKabupaten Karangasem Bali yang memilikitanah vulkanis tandus dan cara penangannya.Secara umum pada daerah ini memiliki formasibatuan berupa formasi batuan gunung apigunung Agung muda. Beberapa daerah tertutupoleh lahar letusan gunung Agung Maret 1963sehingga membentuk daerah vulkanis tandus. 3.1 Daerah Sekumpul
Diberikan suatu contoh di Daerah Sekumpul.Daerah ini memiliki formasi batuan gunung apigunung Agung Muda (Hadiwidjojo, 1971).Gambar Citra Satelit yang diambil bulan Maret2015 nampak seperti gambar 2. Nampak pula
pada gambar lebih detail yang berupa foto tahun1980 an dan foto street view yang diambil bulanMei 2015, gambar 3-4.
Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-8.3005688,115.6110155,396m/data=!3m1!1e3?hl=id Gambar 2. Citra Satelit Daerah Sekumpul
Sumber: Dokumen Pribadi 1980 anGambar 3. Foto Daerah Sekumpul Tahun 1980 an
Sumber: https://www.google.co.id/maps/@8.2994519,115.6125804,3a,75y,261.52h,83.19t/data=!3m6!1e1!3 m4!1sRVRwUaw15gLS_jHm5XWKiw!2e0!7i13312!8i6656!6m1!1e1?hl=id Gambar 4. Foto Daerah Sekumpul Mei 2015
Nampak seperti pada gambar 2-4, bahwapada daerah Sekumpul tidak ada dibangunsumur bor. Daerahnya belum menampakkanadanya perkembangan vegetasi dari tahun 1963,tahun 1980 an ke tahun 2015. Jadi masih tetapberupa daerah vulkanis tandus. 3.2 Daerah Datah
Pada tempat lain di Desa Datah KecamatanAbang Kabupaten Karangasem, ada sumur boryang dibuat oleh Pemda Karangasem tahun 2004dengan kedalaman 100 m. Formasi batuan didaerah ini merupakan formasi batuan gunung apigunung Agung muda (Hadiwidjojo, 1971). Jadi
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
311
Sumber: Dokumen Pribadi Maret 2015
daerahnya merupakan daerah vulkanis tandus.Pada daerah ini sampai dua kali membuat sumurbor. Pada tempat pertama dibuat dekat jalanporos Amlapura - Singaraja di daerah hilir,namun gagal, berikutnya dibuat lagi di daerahhulu kira-kira 2 km dari jalan poros Amlapura Singaraja barulah ditemukan adanya sumber air(akuifer). Air sumur bor hanya dipergunakan
untuk keperluan sehari-hari warga di sekitar.Saat musim hujan tanahnya ditanami kacang-kacangan. Sedangkan pada musim kemarautidak bisa ditanami, daun-daun pohon padameranggas, berguguran. Dampak adanya sumurbor terhadap tumbuhnya berbagai jenis vegetasibelum nampak. Foto-foto dapat dilihat padagambar 5-8.
Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-8.3139877,115.6127858,396m/data=!3m1!1e3?hl=id Gambar 5. Citra Satelit Daerah Datah
Sumber: Dokumen Pribadi, Juli 2014Gambar 6. Sumur Bor di Datah
Sumber: Dokumen Pribadi, Juli 2014Gambar 7. Tanah Pertanian di Datah
Gambar 8. Tanah Pertanian di Datah Menjelang Akhir Musim Hujan 2015 3.3 Daerah Bugbug
Daerah Bugbug bagian selatan dekat muarasungai Buhu, merupakan daerah yang memilikiformasi batuan gunung api gunung Agung muda(Hadiwidjojo, 1971). Sebelum tahun 1990 andaerah ini merupakan daerah tandus. Hanyasemak-semak yang bisa tumbuh pada musimhujan. Pada musim kering nampak kecoklatandan tandus. Tidak ada pohon lain dapat bertahanhidup karena merupakan tanah hamparanmaterial vulkanis sehingga tanah ini dapatdikatagorikan tanah vulkanis tandus. Namunsekarang keadaan tersebut sudah dapat berubahsetelah daerah tersebut dijadikan komplekpeternakan ayam. Beberapa sumur gali dibuat.Permasalahan yang timbul terhadap sumur galiadalah bahwa pada musim kemarau panjangairnya surut sekali, hampir habis. Permasalahanini yang perlu dicarikan solusinya. Walaupundemikian daerah tersebut tetap dapat menghijau,berbagai jenis vegetasi dapat tumbuh di luarkandang dengan baik seperti pohon kelapa,pohon mahoni, pohon mangga, pohon pisangdan berbagai tanaman produktif yang lainnya. Disini semakin nampak adanya simbiosismutualisma antara vegetasi dengan ternak(ayam), sehingga kedua-duanya dapat
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
312
berkembang. Gambar Citra Satelit DaerahBugbug dan foto-foto berbagai vegetasi yangdapat bekembang di sekitar kandang dapatdilihat pada gambar 9-14.
Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-8.4989083,115.5968411,3167m/data=!3m1!1e3?hl=id Gambar 9. Citra Satelit Desa Bugbug
Sumber: Dokumen Pribadi Juli 2015Gambar 10. Berbagai Vegetasi yang Tumbuh Subur
di Sebelah Kandang
Sumber: Dokumen Probadi Juli 2015Gambar 11. Pohon Mahoni dan Mangga yang
Tumbuh di Luar Kandang
Bila dilihat dari kejauhan, daerah peternakantetap kelihatan hijau seperti gambar 14.Walaupun di sekitar peternakan daerahnya sudahnampak menghijau, namun daerah di luarkawasan peternakan masih ada nampak daerahtandus. Hal ini disebabkan oleh pengaruhpemakaian air di peternakan tidak sampai ke
daerah ini karena relatif jauh dengan komplekspeternakan. Gambar 15 merupakan foto yangmasih menjadi daerah tandus di Bugbug.
Sumber: Dokumen Pribadi Juli 2015Gambar 12. Di Luar Kandang yang Tetap Menghijau
Sumber: Dokumen Pribadi Juli 2015Gambar 13. Di Luar Kandang yang Tetap Menghijau
Sumber: Dokumen Pribadi Agustus 2015Gambar 14. Kompleks Kandang yang Tetap
Menghijau
Gambar 15. Daerah Tandus di Bugbug Sumber: Dokumen Prbadi, Juli 2015
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
313
3.4 Penanganan Tanah Vulkanis TandusMemperhatikan ketiga contoh daerah
seperti tersebut di atas, yaitu di DaerahSekumpul, Daerah Datah dan Daerah Bugbug,agar vegetasi dapat berkembang pada tanahvulkanis tandus maka diperlukan adanya air.Sumber air yang paling mungkin untuk daerahini adalah air sumur bor. Air tersebut dikelolamisalnya dimanfaatkan untuk peternakan ayamataupun peternakan sapi (Simantri) sehinggavegetasi dapat mulai tumbuh. Antara vegetasidengan ternak akan terjadi simbiosis mutualismeyang mengakibatkan sama-sama dapat tumbuhdengan baik.
Berikut diberikan contoh pencarian sumberair (akuifer) dengan Metoda Geolistrik dalamrangka mencari sumber air bersih dengankuantitas dan kualitas yang dapat dihandalkanoleh I Nengah Simpen tahun 2015. Pengukurandilakukan di Bugbug Karangasem. Pada daerahyang hendak diekplorasi terlebih dahulu dibikinlintasan-lintasan pengukuran. Dibuat delapanbuah lintasan pengukuran. Masing-masinglintasan panjangnya antara 141 m 200 m.Kemudian pada masing-masing lintasandilakukan pengukuran dengan MetodaGeolistrik, selanjutnya datanya diolah denganprogram Res2Divn sehingga didapatkan gambarpenampang untuk masing-masing lintasanberdasarkan resistivitasnya. Foto daerahpenelitian dan penampang lintasan untukmasing-masing lintasan dapat dilihat padagambar 16 (Sumber: Data hasil penelitian INengah Simpen, 2015)Bila diperhatikan hasil pengukuran dataGeolistrik gambar di atas, telah ditemukanbahwa akuifernya memiliki alur-alur sepertihalnya pembuluh-pembuluh darah dalam tubuhmanusia yang terbentuk dari parit-parit atausungai-sungai kecil yang terkubur oleh materialvulkanik (Simpen, 2015). Berdasarkan hasilpenelitian ini telah dibuat sumur bor padalintasan 7 dengan kedalaman 18,5 m (Sb) sudahditemukan air sesuai dengan hasil penafsiranMetoda Geolistrik. Demikian juga untuk lintasan4 dibuat sumur gali pada kedalaman 17 m sudahdidapatkan akuifer (S6). 3.3 Ulasan Terhadap kuifer
Memperhatikan kedua contoh sumur bortersebut ai atas, yaitu sumur bor di Bugbug dansumur bor di Datah, bila ditinjau dari segi
Sumber: I Nengah Simpen, 2015Gambar 16. Peta Lokasi Penelitian dan Penampang
Resistivitas
akuifer, dapat dikatakan bahwa akuifernya harusdisurvey dengan metoda yang mampumenyurvey akuifer. Salah satunya yaitu MetodaGeolistrik. Dengan melakukan survey terlebihdahulu, kegagalan pengeboran dapat ditekan.Akuifer tidak semuanya berbentuk flat, tetapiada juga yang berbentuk urat ataupun cekungan(Simpen, 2015). Seperti halnya hasil penelitianoleh Simpen (2015) bahwa akuifer yangditemukan berdasarkan penelitian di Bugbug
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
314
dalam bentuk urat. Kegagalan pengeboran yangpertama di Datah karena akuifernya belumketemu. Untuk di Sekumpul, memperhatikanbahwa daerahnya merupakan daerah hamparanmaterial gunung Agung, maka dapat diduga dibawah permukaan ada akuifer-akuifer dalambentuk urat yang merupakan parit atau sungaiyang terkubur pada saat letusan gunung Agung. 3.4 Ulasan Terhadap Pemakaian Air
Pemakaian air di Bugbug untuk peternakanayam, sedangkan pemakaian air di Datah hanyauntuk rumah tangga saja. Ternyata pemakaianair untuk peternakan memberikan dampakpertumbuhan vegetasi yang lebih luas jikadibandingkan air hanya untuk keperluan rumahtangga. Ini terlihat dari daerah yang masihkering walaupun sudah ada sumur bor di Datah.Pemakaian air untuk ternak sangat tergantungdari jenis dan jumlah ternaknya. Sebagai contohseribu ekor ayam memerlukan air 600 liter(Badan Standarisasi Nasional, 2002), ini berartikalau ada ayam 50.000 ekor akan memerlukanair sebanyak 30 m3. Untuk sapi, 25 ekor sapimemerlukan 100 liter air untuk minum (BadanStandarisasi Nasional, 2002), ini berarti untuksatu paket Simantri (20 25 ekor sapi) akanmemerlukan air sebanyak 80 - 100 liter airminum belum dihitung untuk mandinya sapi,membersihkan peralatan dan lain-lain. Denganadanya peternakan akan memberikan dampakyang positif terhadap re-vegetasi karena adanyasimbiosis mutualisma antara vegetasi denganhewan (ternak). Seperti telah dijelaskan di atasbahwa di Bugbug pun masih ada daerah vulkanistandus karena daerah tersebut belumdikembangkan dan terletak jauh dari daerahpeternakan ayam. 4. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atasdapatlahditarik kesimpulan bahwa: 1)Tanah vulkanis tandus terbentuk darihamparan material hasil letusan gunung berapi. 2) Walaupun tanahnya tandus, ada kemungkinandi bawah permukaannya masih ada akuifer-akuifer yang dapat diambil airnya untuk re-vegetasi tanah vulkanis yang masih tandus. 3) Untuk dapat menemukan akuifer, perlu dicarisuatu cara, salah satunya dengan MetodaGeolistrik.
4)Setelah airnya didapat, perlu dikelola sehinggadapat dijadikan sumber re-vegetasi di daerahtersebut misalnya airnya untuk peternakan. 5. Daftar PustakaBadan Standardisasi Nasional. 2002.
Penyusunan neraca sumber daya Bagian 1:Sumber daya air spasial.Standar NasionalIndonesia, SNI 19-6728.1-2002
Hadiwidjojo, Purbo, M.M, Peta Geologi Bali,Direktorat Geologi, 1971.
Mudiarto, A., Supriyadi dan Sugiyanto, 2013,Pemodelan Fisik Untuk MonitoringKebocoran Pipa Air Dengan MetodeGeolistrik, Unnes Physics Journal, Vol.1(1): 1-6.
Purbo Hadiwidjojo, M.M., 1973, Hydrogeologyof Strato Volcanoes, A GeomorphologycalApproach, Mem. I. A. H. Congress 1965.Jil. 7. 293-296.
Simpen, I Nengah, 2015, Solusi PermasalahanSumur Bor Versus Sumur Gali denganMetoda Geolistrik dan Uji PemompaanSumur (Suatu Studi Kasus di BugbugKarangasem Bali), PrsidingSeminarNasional Fisika danPembelajarannya 2015, Universitas NegeriMalang.
Simpen, I Nengah, I Nyoman Sutarpa Sutama, IWayan Redana, Siti Zulaikah, (2015),Pendugaan Akuifer Bawah PermukaanTanah dengan Metoda Geolistrik, ProsidingSeminar Nasional Sains dan Teknologi II2015, 29-30 Oktober 2015, LPPM Universitas Udayana, Denpasar.
Telford, W. M., Geldart, L. P., Sherif, R.E danKeys, D. D. 1990. Applied Geophysics FirstEdition. Cambridge University Press.Cambridge. New York.
Tjia, H.D., 1987. Geomorfologi, Dewan Bahasadan Pustaka Kementrian PendidikanMalaysia, Kuala Lumpur.
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
315