Proposal Perbaikan 1

48
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah mendasar dalam dunia pendidikan saat ini di samping masalah peningkatan kuantitas untuk memenuhi kebutuhan akan pemerataan dalam memperoleh pendidikan, juga masalah peningkatan kualitas pendidikan guna mencapai relevansi serta mutu yang tinggi. Dalam peningkatan kualitas pendidikan, masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi tenaga pendidik, maupun segi fasilitas pendidikan yang dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan itu sendiri. Untuk peningkatan kualitas pendidikan tersebut membutuhkan keseriusan dari berbagai pihak yang terkait. Khususnya pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bagian dari bahan ajar di berbagai jenjang pendidikan, yang selama ini menjadi momok bagi setiap peserta didik padahal pengajaran bahasa Indonesia memegang peranan yang cukup penting dalam

description

geografi

Transcript of Proposal Perbaikan 1

Page 1: Proposal Perbaikan 1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah mendasar dalam dunia pendidikan saat ini di samping masalah

peningkatan kuantitas untuk memenuhi kebutuhan akan pemerataan dalam

memperoleh pendidikan, juga masalah peningkatan kualitas pendidikan guna

mencapai relevansi serta mutu yang tinggi. Dalam peningkatan kualitas

pendidikan, masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi tenaga pendidik,

maupun segi fasilitas pendidikan yang dapat menunjang peningkatan mutu

pendidikan itu sendiri.

Untuk peningkatan kualitas pendidikan tersebut membutuhkan keseriusan

dari berbagai pihak yang terkait. Khususnya pendidikan dan pengajaran bahasa

Indonesia sebagai bagian dari bahan ajar di berbagai jenjang pendidikan, yang

selama ini menjadi momok bagi setiap peserta didik padahal pengajaran bahasa

Indonesia memegang peranan yang cukup penting dalam mengantar pemikiran

manusia kepada suatu kehidupan sosial yang indisipliner dan sekarang telah

menjadi suatu pendidikan yang ampuh untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK).

Salah satu indikator yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan suatu kegiatan

pembelajaran sangat ditentukan oleh guru, siswa, fasilitas, media pembelajaran

dan model pembelajaran. Oleh karena itu, disamping proses belajar mengajar

Page 2: Proposal Perbaikan 1

2

merupakan kegiatan terpenting dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, model

dan metode pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok di dalam

keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada kreativitas guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya dalam menyampaikan materi.

Jika dihubungkan dengan kreativitas guru maka salah satunya adalah bagaimana

guru menggunakan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Model pembelajaran ini sangat penting dalam penyampaian atau penyajian

materi pelajaran. Suatu metode cocok dengan materi pembelajaran maka secara

otomatis kegiatan pembelajaran akan berhasil dengan maksimal. Untuk mencapai

kriteria ini, adalah tugas dan peran guru dalam memilih dan menggunakan model

yang kreatif dalam membangkitkan semangat dan motivasi belajar siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran geografi.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA

Tridharma Kota Gorontalo menunjukkan bahwa kemampuan siswa tersebut masih

tergolong rendah, hal tersebut nampak pada : 1). Masih banyak siswa yang kurang

memperhatikan penjelasan guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung,

2). Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan

guru, 3). Rendahnya kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal evaluasi, 4).

Guru mata pelajaran geografi belum pernah menerapkan model pembelajaran

Page 3: Proposal Perbaikan 1

3

Cooperative Script khususnya materi sumber daya alam . Rendahnya hasil belajar

siswa terlihat dengan hasil capaian pada kegiatan evaluasi yakni dari 14 orang

siswa hanya 8 orang siswa atau 57% yang memperoleh nilai di atas rata-rata

sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 - 100, sedangkan sisanya

yang memperoleh nilai di bawah rata-rata (74 ke bawah) berjumlah 6 orang siswa

atau 43%. Tentu hasil ini belum sesuai dengan harapan.

Melihat permasalahan diatas, maka perlu sebuah solusi atau penyelesaian

masalah sehingga hal ini bisa berdampak terhadap hasil belajar siswa. Tentu perlu

penerapan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang

bisa diterapkan pada mata pelajaran geografi khususnya materi sumber daya alam

adalah model pembelajaran Cooperative Script.

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu bentuk atau

model metode pembelajaran kooperatif dalam perkembangannya mengalami

perkembangan sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit

berbeda satu dengan yang lainnya. Pada pembelajaran Cooperative Script

khusunya pokok bahasan sumber daya alam terjadi kesepakatan antara siswa

tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama

akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang

mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi

kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling

mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan

bersama. Interaksi aktivitas siswa selama pembelajaran Cooperative Script benar-

benar memberdayakan potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan

Page 4: Proposal Perbaikan 1

4

keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis

yang dikembangkan saat ini.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dan memformulasikannya dalam sebuah judul ”Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Melalui Model Pembelajaran

Cooperative Script Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam (Suatu Penelitian

Pada Siswa Kelas XI SMA Tridharma Kota Gorontalo)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka peneliti

mengidentifikasikan beberapa permasalahan yakni:

1) Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru pada saat

proses belajar mengajar berlangsung.

2) Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan

guru.

3) Rendahnya kemampuan siswa dalam menjawab soal-soaal evaluasi.

4) Guru mata pelajaran geografi belum pernah menerapkan model pembelajaran

Cooperative Script khususnya p sumber daya alam.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti merumuskan

permasalahan penelitian ini yakni : Apakah dengan menerapkan model

pembelajaran Cooperative Script pada pokok bahasan sumber daya alam hasil

belajar siswa SMA Tridharma Kota Gorontalo akan meningkat?

Page 5: Proposal Perbaikan 1

5

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA

Tridharma Kota Gorontalo pada mata pelajaran geografi melalui penggunaan

model pembelajaran Cooperative Script pada pokok bahasan sumber daya alam.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

kepada para guru. Dan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai

referensi untuk penelitian-penelitian yang akan dilakukan oleh para guru.

Penelitian ini juga diharapkan memberikan ilmu kepada para siswa,

sehingga para siswa mendapatkan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi diri

mereka. Hasil dari penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh pihak-

pihak yang membutuhkannya.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi guru, dari hasil penelitian ini guru dapat lebih tepat dalam

menggunakan strategi untuk meningkatkan prestasi geografi siswa

sehingga prestasi belajar yang ingin dicapai dapat diwujudkan.

b) Bagi siswa, siswa akan dapat menggunakan hasil dari penelitian ini

untuk meningkatkan prestasi geografinya.

c) Bagi sekolah, memberi masukan untuk mengetahui pengelolaan

pembelajaran dalam rangka perbaikan pembelajaran geografi pada

khususnya.

Page 6: Proposal Perbaikan 1

6

d) Bagi peneliti, untuk mengetahui efektifitas dan mendapatkan gambaran

tentang hasil belajar geografi dengan pendekatan cooperative script

pada pokok bahasan sumber daya alam.

Page 7: Proposal Perbaikan 1

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Hakekat Hasil Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Hasil belajar adalah

hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan instruksional

tertentu. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa erat kaitannya dengan rumusan

instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Hasil dan bukti belajar

ialah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar yang terjadi karena proses

kematangan dan hasil belajar bersifat relatif menetap, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

H.C Wethrington (dalam Uzer 2001:5) mengemukakan belajar adalah

sesuatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola

baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu

pengertian. Sedangkan belajar menurut Surya (2003:11) adalah suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungannya.

Segala kemampuan atau potensi yang ada pada diri manusia tidak akan

berfungsi. Untuk mengembangkan potensi pada diri manusia dimulai dari hal-hal

yang sifatnya kecil atau kurang berarti, kemudian sedikit demi sedikit dilatih atau

Page 8: Proposal Perbaikan 1

8

dibiasakan yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan. Untuk mencapai hal

tersebut diatas tidak terlepas dari kegiatan belajar.

Hamalik (2004:21) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru, secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, daya

reaksi dan daya penerimaannya pada aspek-aspek individu.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar

adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (dalam Sudrajat 2008)

mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :

1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).

Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari

individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang

bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya

pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat,

dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.

2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).

Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya

merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh

sebelumnya. Begitu juga pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah

diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan

keterampilan berikutnya.

Page 9: Proposal Perbaikan 1

9

3. Perubahan yang fungsional.

Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa

sekarang maupun masa mendatang.

4. Perubahan yang bersifat positif.

Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah

kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang psikologi

pendidikan menganggap bahwa dalam dalam proses belajar mengajar tidak perlu

mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku

dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi

Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip-prinsip

perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia

kelak menjadi guru.

5. Perubahan yang bersifat aktif.

Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif

berupaya melakukan perubahan.

6. Perubahan yang bersifat pemanen.

Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap

dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.

7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.

Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai,

baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya,

seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam

Page 10: Proposal Perbaikan 1

10

panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan

keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk

kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia

ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai

tentang psikologi pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk

mencapai tujuan-tujuan tersebut.

8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.

Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan

semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan

keterampilannya.

Hakekat hasil pembelajaran berkaitan erat dengan tujuan belajar yang

berarti menyatakan bahwa salah satu kategori hasil belajar yakni pengalaman atau

penampilan yang dapat diamati secara langsung.

Mudjiono (2006:26) mengatakan hasil belajar merupakan capaian siswa

dalam evaluasi yang diadakan setelah kegiatan belajar mengajar yang ditandai

dengan nilai. Ini mengisyaratkan bahwa hasil belajar dapat diartikan perolehan

siswa setelah menjalani kegiatan belajar, namun dapat juga diartikan sebagai

prestasi yang dihadapi, dilaksanakan maupun dikerjakan, yang ditandai dengan

nilai.

Hasil belajar dapat diuraikan secara luas berdasarkan konsepsi yang

digunakan. Secara luas belajar di kembangkan berdasarkan taksonomi yang di

ajukan Bloom. Berdasarkan taksonomi Bloom, maka hasil belajar dapat diuraikan

atas tiga komponen ranah atau kawasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 11: Proposal Perbaikan 1

11

Bloom membedakan tujuan untuk jangkauan kognitif termasuk dalam jajaran

kategori utama pengetahuan, pemahaman, penerapan yang merupakan tipe hasil

belajar yang akan ditinjau pada penelitian ini diantaranya:

a) Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali informasi-informasi yang

dipelajari sebelumnya. Mengingat kembali mencakup menyebutkan,

memberikan definisi, dan mengemukakan arti, sedangkan informasi-informasi

meliputi konsep, hukum, fakta, metode dan rumus.

b) Pemahaman adalah kemampuan mentranslasi informasi-informasi yang

dipelajari sebelumnya. Mentranslasi mencakup memberi penjelasan,

menguraikan, memahami, dan menyimpulkan. Sedangkan informasi-informasi

meliputi konsep, hukum, fakta, metode, dan rumus.

Penerapan adalah kemampuan menggunakan informasi-informasi yang

dipelajari sebelumnya kedalam situasi baru dan konkret. Penggunaan informasi

tersebut mencakup pemecahan masalah, menghitung dan memberikan contoh,

sedangkan informasi-informasi meliputi konsep, hukum, fakta dan metode.

Sudjana (1989:56) mengatakan bahwa, siswa dengan hasil belajar optimal

yang dicapai melalui proses belajar mengajar cenderung menunjukan respon

positif seperti berikut ini:

a) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi.

b) Belajar intrinsik pada diri siswa menumbuhkan keyakinan dan kemampuan

bagi dirinya, artinya dia tahu kemampuan dirinya dan percaya ia punya

potensi yang tidak kalah dengan orang lain apabila ia berusaha sebagaimana

seharusnya.

Page 12: Proposal Perbaikan 1

12

c) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti orang lain dalam

ingatannya, membentuk perilaku, bermanfaat untuk memperoleh aspek lain,

misalnya informasi dan pengetahuan lainnya.

d) Hasil belajar dapat diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif) yakni

mencakup ranah kognitif, efektif, dan psikomotor.

e) Kemampuan siswa untuk mengontrol menilai dan mengandalikan dirinya

terutama hasil belajar yang dicapainya menilai proses usaha belajarnya.

Dengan demikian hasil belajar dapat diartikan sebagai komponen siswa

dalam belajar sehingga memiliki pengalaman dalam bentuk penguasaan terhadap

ilmu pengetahuan serta memiliki perubahan sikap dan keterampilan sebagaimana

hasil usaha belajarnya.

Menurut Gagne (dalam Sudrajat 2008), perubahan perilaku yang

merupakan hasil belajar dapat berbentuk:

a) Informasi verbal yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara

tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu

benda, definisi, dan sebagainya.

b) Kecakapan intelektual yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi

dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya:

penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual

adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep

konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan

dalam menghadapi pemecahan masalah.

Page 13: Proposal Perbaikan 1

13

c) Strategi kognitif kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan

pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran,

strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara

berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual

menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih

menekankan pada pada proses pemikiran.

d) Sikap yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk

memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah

keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak

dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur

pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.

e) Kecakapan motorik ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan

yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Sementara itu, Moh. Surya (dalam Sudrajat 2008) mengemukakan bahwa

hasil belajar akan tampak dalam:

a) Kebiasaan seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari

kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya

ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.

b) Keterampilan seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya

motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang

teliti dan kesadaran yang tinggi.

Page 14: Proposal Perbaikan 1

14

c) Pengamatan : yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti

rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga

peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.

d) Berfikir asosiatif yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan

lainnya dengan menggunakan daya ingat.

e) Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar

pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan

“mengapa” (why).

f) Sikap : yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara

baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan

pengetahuan dan keyakinan.

g) Inhibisi, menghindari hal yang mubazir.

h) Apresiasi, menghargai karya-karya bermutu.

i) Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut,

marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Makmun (dalam Mulyasa, 2005:190-191) mengemukakan komponen-

komponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap hasil

belajar, yakni : 1) Masukan mentah (raw-input), menunjuk pada karakteristik

individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses

pembelajaran. 2) Masukan instrumental, diperlukan seperti guru, metode, bahan

atau sumber dan program. 3) Masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi,

kedaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman.

Page 15: Proposal Perbaikan 1

15

Syah (1999:144-155) mengemukakan beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar yakni :

1. Faktor Internal Siswa

a) Aspek fisiologi, kondisi umum jasmani dan tonus (tangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendi lainya,

dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

belajar.

b) Aspek Psikologi aspek ini meliputi : Intelegensi siswa, intelegensi pada

umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik yang mereaksi

ransangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang

tepat, Sikap siswa, sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi

efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response

tendency) dengan cara yang relatif terhadap objek orang, barang, dan

sebagainya, baik secara positif maupun secara negatif, bakat siswa, secara

umum, bakat (aptitude) dalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang,

minat siswa, secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu,

motivasi siswa, pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal

organisasi baik menusia ataupun hewan yang mendorong untuk membuat

sesuatu.

Page 16: Proposal Perbaikan 1

16

2. Faktor Eksternal Siswa

a) Lingkungan sosial, lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat

belajar seorang siswa.

b) Lingkungan nonsosial, faktor yang teramasuk lingkungan nonsosial ialah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang

digunakan siswa.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar, seperti yang telah diuraikan secara panjang lebar pada

sub-bab sebelumnya, dapat dipahami sebagai segala cara atau starategi yang

digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisien proses mempelajari

materi tertentu. Startegi dalam hal ini berarti seperangkat langkah opersional yang

direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan

belajar tertentu.

C. Hakekat Model Pembelajaran Pembelajaran Cooperative Script

Pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu bentuk atau model

metode pembelajaran kooperatif, dalam perkembangannya mengalami

perkembangan sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit

berbeda satu dengan yang lainnya. Beberapa pengertian pembelajaran

Cooperative Script adalah skenario pembelajaran kooperatif Danserau (dalam

Satrio 2009:12-13). Pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang

mengatur interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan

Page 17: Proposal Perbaikan 1

17

lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan

masyarakat yang lebih luas. Pembelajaran Cooperative Script adalah kontrak

belajar yang eksplisit antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai

cara berkolaborasi.

Pada pembelajaran Cooperative Script terjadi kesepakatan antara siswa

tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama

akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang

mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi

kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling

mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan

bersama. Interaksi aktivitas siswa selama pembelajaran Cooperative Script benar-

benar memberdayakan potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan

keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis

yang dikembangkan saat ini.

D. Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Cooperative Script

Danserau (dalam Satrio 2009:14) menjelaskan bahwa langkah-langkah

dalam pembelajaran Cooperative Script sebagai berikut:

a) Guru membagi siswa untuk berpasangan.

b) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasannya.

c) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara

dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

Page 18: Proposal Perbaikan 1

18

d) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar

menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan

membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan

materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

e) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya.

f) Guru membantu siswa menyusun kesimpulan.

E. Manfaat Model Pembelajaran Cooperative Script

Manfaat pembelajaran Cooperative Script Danserau (dalam Satrio

2009:13) menyatakan bahwa pembelajaran Cooperative Script dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa dapat mempelajari materi yang lebih

banyak dari siswa yang belajar sendiri. Pendapat sejenis menyatakan bahwa

Cooperative Script memotivasi siswa memperoleh sesuatu yang lebih dari

aktivitas kooperatif lain yang diberikan penjelasan secara rinci, Cooperative

Script dapat mendorong siswa untuk mendapatkan kesempatan mempelajari

bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya.

Selanjutnya secara lebih rinci berdasarkan tahapan-tahapan dalam

pembelajaran Cooperative Script, Jacobs, et. al. (dalam Satrio 2009:13)

mengungkapkan manfaat metode pembelajaran Cooperative Script yaitu:

a) Bekerja sama dengan orang lain bisa membantu siswa mengerjakan tugas-

tugas yang dirasakan sulit.

b) Dapat membantu ingatan yang terlupakan pada teks.

Page 19: Proposal Perbaikan 1

19

c) Dengan mengidentifikasi ide-ide pokok yang ada pada materi dapat membantu

ingatan dan pemahaman.

d) Memberikan kesempatan siswa membenarkan kesalahpahaman.

e) Membantu siswa menghubungkan ide-ide pokok materi dengan kehidupan

nyata.

f) Membantu penjelasan bagian bacaan secara keseluruhan.

g) Memberikan kesempatan untuk mengulangi untuk membantu mengingat

kembali.

F. Kelebihan Dan Kelemahan Dari Model Pembelajaran Cooperative Script

1. Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Script

Kelebihan model pembelajaran Cooperative Script diantanya adalah

sebagai berikut, Miftahul A’la (2011: 98):

a) Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.

b) Setiap siswa mendapatkan peran.

c) Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

Istarani (2011) mengatakan model pembelajaran Cooperative Script baik

digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru

(dalam pemecahan suatu permasalahan), daya berfikir kritis serta

mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru  yang

diyakininya benar. Model pembelajaran ini  mengajarkan siswa untuk percaya

kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir,

mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. Siswa dilatih untuk

Page 20: Proposal Perbaikan 1

20

mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya,

sehingga dapat membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siwa

yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada.

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang

efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik  dan sosial termasuk

meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu

siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran Cooperative Script banyak

menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan

menilai ketepatan jawaban, sehingga dapat mendorong siswa yang kurang pintar

untuk tetap berbuat (meningkatkan kemampuan berpikir kreatifsiswa). Model

pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga

mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang

lain.

2. Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Script

Kelemahan model pembelajaran cooperative script diantanya adalah

sebagai berikut, Miftahul A’la (2011: 98):

a) Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.

b) Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi

hannya sebatas pada dua orang tersebut).

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,

begitu juga dengan model pembelajaran Cooperative Script ini. Tidak semua

siswa mampu menerapkan model pembelajaran Cooperative Script, sehingga

banyak tersita waktu untuk menjelaskan mengenai model pembelajaran ini.

Page 21: Proposal Perbaikan 1

21

Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengeluarkan ide, takut

dinilai teman dalam kelompoknya. Penggunaan model pembelajaran Cooperative

Script harus sangat rinci melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas

siswa, dan banyak menghabiskan waktu untuk menghitung hasil prestasi

kelompok. Model pembelajaran ini sulit membentuk kelompok yang solid yang

dapat bekerja sama dengan baik. Penilaian terhadap murid atau siswapun secara

individual menjadi sulit karena tersembunyi didalam kelompok.

G. Faktor-Faktor Pendukung Pembelajaran Geografi

Untuk mendapatkan pembelajaran belajar geografi yang baik maka perlu

diperhatikan faktor-faktor yang mendukung. Dan seperti halnya mata pelajaran

lainnya pendukung pembelajaran geografi dapat diuraikan:

1. Karaktistik siswa

Pada dasarnya setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda, oleh

sebab itu guru harus menguasai karakter setiap siswa, karena di samping

bermanfaat terhadap lancarnya proses belajar mengajar juga berakibat lebih besar

terhadap hasil belajar siswa.

2. Kemampuan awal

Menurut Uzer (2001:11) Kemampuan awal (prior knowledge)

didefinisikan sebagai kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman individu yang

diperoleh sepanjang hidup mereka dan apa yang ia bawa kepada suatu

pengalaman baru.

Page 22: Proposal Perbaikan 1

22

H. Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di

dalam kondisi dimana kita menemukannya. Sesuatu yang belum diketahui

manfaatnya tidak dapat dikatakan sebagai sumber daya karena tidak mempunyai

nilai. Sebaliknya, sesuatu yang meskipun ada gunanya tetapi tersedia dalam

jumlah yang relatif besar dibanding dengan permintaan, juga bukan merupakan

sumber daya. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam

sekitar yang merupakan hasil bentukan alam yang dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia.

I. Penggolongan Sumber Daya Alam

Sumber daya alam dapat dibagi menjadi dua berdasarkan kelestarian

pemanfaatannya sebagai berikut:

1. Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui

Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang

jika digunakan secara terus-menerus maka dalam jangka waktu tertentu akan

kembali seperti sediakala dan dapat digunakan lagi untuk diambil manfaatnya.

Contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah air, tanah, tumbuh-

tumbuhan, dan hewan.

2. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi adalah sumber daya alam

jika digunakan secara terus-menerus, maka lama-kelamaan akan habis dan tidak

dapat dihasilkan sendiri oleh manusia. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat

Page 23: Proposal Perbaikan 1

23

diperbarui adalah berbagai barang tambang, mineral logam, mineral bukan logam

dan mineral penghasil energi.

Menurut proses terbentuknya sumber daya alam dapat digolongkan

menjadi tiga, sebagai berikut:

1. Sumber Daya Biotik

Sumber daya biotik adalah sumber daya yang terbentuk karena adanya

proses kehidupan seperti tumbuh dan berkembang biak, misalnya tumbuh-

tumbuhan dan hewan.

2. Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik adalah sumber daya yang terbentuk karena adanya

proses fisik dan kekuatan alam, misalnya tanah, air, udara dan barang-barang

tambang.

3. Sumber Daya Alam Lingkungan

Sumber daya lingkungan adalah perpaduan antara sumber daya fisik dan

sumber daya biotik yang dapat membentuk suatu lingkungan tertentu, misalnya

lingkungan pegunungan, lembah, pantai, gunung api, dan panorama alam yang

lain.

Sumber daya alam menurut nilai kegunaannya atau sumber daya ekonomis

dapat dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut:

1. Sumber daya alam ekonomis tinggi adalah sumber daya alam yang cara

mendapatkannya diperlukan biaya yang besar. Contohnya adalah mineral-

mineral logam mulia seperti emas, perak, dan intan.

Page 24: Proposal Perbaikan 1

24

2. Sumber daya alam ekonomis rendah adalah sumber daya alam yang cara

mendapatkannya dengan biaya yang cukup murah dan tersedia dalam jumlah

yang cukup banyak. Contohnya adalah bahan-bahan bangunan seperti pasir,

batu, dan gamping.

3. Sumber daya alam nonekonomis adalah sumber daya alam yang cara

mendapatkannya tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali atau dengan kata

lain tanpa pengorbanan serta tersedia dalam jumlah tidak terbatas. Contohnya

adalah udara, suhu, sinar matahari, dan angin.

J. Kajian Yang Relevan

Berikut ini akan disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Script.

Penelitian yang dilakukan oleh Laili Subekti, Arif Maftukhin, R. Wakhid

Akhdinirwanto. 2010/2011 mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

Universitas Muhammadiyah Purworejo yang berjudul ”Peningkatan Aktivitas

Belajar IPA Melalui Model Cooperative Script pada Siswa SMP Negeri 1 Puring

Kebumen. Hasil penelitian ini adalah 1) melalui model Cooperative Script dapat

meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa SMP Negeri 1 Puring, 2)

persentase aktivitas belajar siswa sebelum diterapkan model Cooperative Script

adalah 58% meningkat menjadi 64% setelah diterapkan model Cooperative Script

untuk siklus I. Pada siklus II aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 71%.

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Sri Hayati Talipi. 2012. Seorang

mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia Universitas Negeri Gorontalo yang berjudul

”Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil

Page 25: Proposal Perbaikan 1

25

Belajar Konsep Stokiometri Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Gorontalo. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran

Cooperative Script hasil belajar siswa kelas X-1 meningkat dari 48,28% pada

siklus I menjadi 86,21% setelah siklus II.

Berdasarkan penelitian yang relevan diatas maka persamaan dengan

penelitian ini terletak pada model pembelajaran Cooperative Script yang

digunakan kemudian yang menjadi perbedaannya pada peningkatan aktivitas

belajar siswa, partisipasi belajar siswa, kreativitas belajar siswa serta hasil belajar

siswa pada materi yang berbeda dan lokasi penelitian yang berbeda pula.

K. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan penelitian ini yaitu jika guru menggunakan

model pembelajaran Cooperative Script pada pokok bahasan sumber daya alam

maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi akan meningkat.

L. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah apabila persentase siswa yang

memiliki tingkat hasil belajar yang optimal dapat ditingkatkan dari 8 orang

siswa atau (57%) menjadi 12 orang siswa atau (85%). Dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) 75 maka hasil penelitian dinyatakan berhasil.

Page 26: Proposal Perbaikan 1

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Adapun tempat pelaksanaan penelitian adalah SMA Tridharma Kota

Gorontalo.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas XI dengan jumlah siswa laki-laki 11 orang

dan siswa perempuan 3 orang dengan jumlah keseluruhan 14 orang.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian titik saran untuk menjawab permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Input

Menyangkut karakteristik siswa, guru pelaksana tindakan bahwa pelajaran

yang diajarkan sumber belajar yang digunakan, prosedur evaluasi, lingkungan

pembelajaran dan alat pendukung lainnya.

2. Variabel Proses

Menyangkut proses pelaksanaan tindakan kelas yang direncanakan, dalam

hal ini hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi melalui penggunaan model

pembelajaran Cooperative Script pada pokok bahasan sumber daya alam.

Page 27: Proposal Perbaikan 1

27

3. Variable Output

Berupa hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kuhusnya materi

sumber daya alam yang diukur dari peningkatan setiap siklus II.

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yakni:

1) Observasi, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat hal-hal penting yang terjadi pada saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2) Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur hasil siswa pada saat

dilakukan evaluasi setiap akhir materi dan pelaksanaan penilaian setiap

siklus. Hasil evaluasi yang diambil melalui:

a) Hasil lembar kerja siswa diperoleh dari penelitian lembar kerja siswa

yang dikerjakan oleh siswa.

b) Hasil belajar diperoleh dari nilai siklus I dan II.

c) Situasi KBM pada saat dilaksanakan tindakan diperoleh dari

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.

D. Skenario Pembelajaran (Tergambar Di RPP)

1. Siklus I

a) Tahap Perencanaan Tindakan

1) Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan masalah-masalah

berdasarkan hasil observasi yang dijumpai pada proses belajar mengajar.

2) Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan.

Page 28: Proposal Perbaikan 1

28

3) Menyusun RPP.

4) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama

berlangsungnya proses belajar mengajar.

5) Membuat tes siklus I sebagai alat evaluasi untuk melihat apakah

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi

yang diajarkan pada siklus I.

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Mempersiapkan semua perangkat pembelajaran yang akan digunakan

dalam kelas.

2) Menyampaikan materi secara singkat dengan metode ceramah.

3) Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk dipikirkan (berpikir dapat

ditandai dengan siswa mampu bertanya, menjawab dan berpendapat).

4) Membagi siswa ke dalam kelompok dan tiap satu kelompok terdiri dari 2

orang untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sebelumnnya dari

pertanyaan guru selama 10 menit.

5) Setelah selesai diskusi, guru meminta kepada pasangan berbagi untuk

seluruh kelompok tentang apa yang telah dipikirkan sebelumnya dengan

cara setiap kelompok bergiliran untuk mempersentasekan.

6) Membuat kesimpulan dari semua pertanyaan yang sudah didiskusikan.

c) Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini ada dua perlakuan yaitu obesrvasi dan evaluasi.

Pelaksanaan tahap observasi terhadap aktivitas siswa selama berlangsung proses

belajar mengajar yang  menggunakan lembar observasi dengan tujuan untuk

Page 29: Proposal Perbaikan 1

29

melihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan cara mengamati dan

mencatat aktivitas siswa selama pelaksanaan proses belajar mengajar. 

Pelaksanaan evaluasi memberikan tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir

tindakan siklus I dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

d) Analisis dan Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi dikumpul

kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk melihat

apakah rencana telah terlaksana secara optimal atau perlu dilakukan perbaikan.

Aspek-aspek yang dianggap bagus tetap dipertahankan, sedangkan kekurangannya

menjadi pertimbangan dan revisi pada siklus berikutnya yang masih merupakan

masalah dalam siklus I seperti:

1) Masih ada siswa yang sulit berinteraksi dan kurang aktif dalam pembelajaran

sehingga akan diupayakan memberi perhatian khusus dalam kegiatan belajar

mengajar.

2) Hasil belajar siswa masih tergolong rendah, sehingga pada siklus II akan

diupayakan agar perhatian siswa lebih fokus dalam kegiatan belajar mengajar

yang dilaksanakan.

3) Apabila pada siklus I tidak berhasil maka dapat dilanjutkan pada siklus II.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data untuk pengajuan hipotesis penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan secara kualitatif dengan memperlihatkan peningkatan hasil belajar

siswa melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Script pada pokok

bahasan sumber daya alam yang dilaksanakan secara bertahap dan hasil

Page 30: Proposal Perbaikan 1

30

berkesinambungan pada setiap kegiatan akhir siklus dengan menggunakan rumus

persentase (%) yaitu:

1) Ketuntasan Individu = Skor capaian siswa

Skor total × 100%

2) Ketuntasan Klasikal = Jumlah SiswaYang Memperoleh Nilai>75

Jumlah Siswa Keseluruhan ×

100%

Page 31: Proposal Perbaikan 1

31

DAFTAR PUSTAKA

Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara

Mulyasa. 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung. Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Di Univesitas. Bandung. Tarsito

Surya, Mohamad. 2003. Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran. Jakarta. CV. Mahaputra Adidaya

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta. PT. Logos Wacana Ilmu

Sudrajat, Ahmad. 2008. Hakekat Dan Pengertian Belajar. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/ diakses tanggal 25 Agustus 2014

Satrio, Fajri 2009. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau Dari Keaktifan Siswa (Eksperimen Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta) Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Uzer, Moh Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-cooperative script.html / diakses tanggal 05 September 2014

A’la, Miftahul. 2011. Quantum Teaching. Yogyakarta. Diva press

Endarto, Danang. 2009. Geografi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional