Proposal Perbaikan

28
PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA DI SMA NEGERI 1 MUARADUA 1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang memiliki potensi yang tinggi dalam berkomunikasi dan manusia merupakan makhluk sosial yang suka berteman. Manusia dapat hidup dalam suatu kumpulan serta kebersamaan yang dapat membentuk sebuah kelompok-kelompok. Meskipun suatu kelompok terdiri dari sejumlah orang, tetapi kelompok bukan sekedar kumpulan sejumlah orang. Sejumlah orang yang berkumpul itu baru merupakan “lahan” bagi terbentuknya kelompok. Beberapa unsur perlu ditambahkan apabila kumpulan sejumlah orang itu hendak menjadi sebuah kelompok. Unsur-unsur tersebut yang paling pokok menyangkut tujuan, keanggotaan dan kepemimpinan, serta aturan yang diikuti. Keempat unsur terbentuknya kelompok tersebut berlaku untuk semua jenis kelompok, baik ditinjau dari jumlah anggota maupun sifat dan tujuan terbentuknya kelompok. Menurut jumlah anggotanya dikenal 1

Transcript of Proposal Perbaikan

Page 1: Proposal Perbaikan

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA DI SMA NEGERI 1 MUARADUA

1. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang memiliki potensi yang

tinggi dalam berkomunikasi dan manusia merupakan makhluk sosial yang suka

berteman. Manusia dapat hidup dalam suatu kumpulan serta kebersamaan yang dapat

membentuk sebuah kelompok-kelompok.

Meskipun suatu kelompok terdiri dari sejumlah orang, tetapi kelompok bukan

sekedar kumpulan sejumlah orang. Sejumlah orang yang berkumpul itu baru merupakan

“lahan” bagi terbentuknya kelompok. Beberapa unsur perlu ditambahkan apabila

kumpulan sejumlah orang itu hendak menjadi sebuah kelompok. Unsur-unsur tersebut

yang paling pokok menyangkut tujuan, keanggotaan dan kepemimpinan, serta aturan

yang diikuti. Keempat unsur terbentuknya kelompok tersebut berlaku untuk semua jenis

kelompok, baik ditinjau dari jumlah anggota maupun sifat dan tujuan terbentuknya

kelompok. Menurut jumlah anggotanya dikenal adanya kelompok dua (yang terdiri dari

2 orang), kelompok tiga, dan seterusnya, kelompok kecil (beranggota 2-5 orang),

kelompok sedang (6-15 orang), kelompok agak besar (16-25 orang), kelompok besar

(26-40 orang), dan seterusnya sampai dengan kelompok “raksasa” yang sejumlah

anggotanya ratusan ribu orang (Prayitno dan Erman, 2004:309).

Layanan dengan pendekatan kelompok dalam bimbingan konseling di sekolah,

merupakan bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang memerlukan.

Untuk memperoleh pandangan baru suatu masalah yang di hadapi diperlukan

penguasaan kecakapan berkomunikasi, dalam kegiatan bimbingan kelompok dengan

1

Page 2: Proposal Perbaikan

topik komunikasi menekankan kepada siswa bahwa bimbingan kelompok berfungsi

sebagai pemahaman yang dapat membantu siswa dalam memahami cara melakukan

komunikasi yang baik antar sesama teman sebaya sehingga diharapkan siswa dapat

secara langsung berlatih memberikan tanggapan secara tepat kepada sesama teman

sebayanya dan diharapkan pula mereka mampu mengembangkan hubungan komunikasi

yang lebih baik lagi.

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan communication,

berasal dari kata communicatio atau dari kata communis yang berarti “Sama atau Sama

Maknanya atau Pengertian Bersama”, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap,

prilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam

garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi penyampaian informasi dan

pengertian dari seseorang kepada orang lain (Widjaja, 1993: 8).

Manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, memiliki dorongan

ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi,

karena komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia. Dalam

kata asing berbunyi: “Nature gave us two ears and only one mouth, so that we could

listen twice as much as we speak”, artinya “Alam memberi kita dua telinga dan hanya

satu mulut, sehingga kita bisa mendengarkan dua kali lebih banyak saat kita bicara”

Dalam kata lain pepatah tersebut mengajak kita lebih banyak mendengar dari

pada berbicara (komunikasi). Mengapa demikian? Berbicara itu mudah, tetapi

berkomunikasi dengan baik tidak mungkin demikian halnya. Berbicara saja belum dapat

menjamin apa yang dibicarakan itu dapat sampai kepada yang akan diharapkan

memperolehnya.

2

Page 3: Proposal Perbaikan

Dalam penelitian ini terlebih dahulu saya melakukan observasi awal di lapangan

yang dilaksanakan Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua ini

bahwasannya masih banyak terdapat beberapa siswa yang belum memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan memberikan

layanan bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.

2. Masalah Penelitian

Pada anak usia Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya pada jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) ini kemampuan berkomunikasi siswa tersebut sudah memasuki

tahap yang lebih kompleks dan mengalami peningkatan yang lebih pesat. Akan tetapi

masih banyak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ini yang berada pada tahap

perkembangan yang belum mampu merespon dan mengungkapkan masalah kepada

teman sebaya dikarenakan kemampuan berkomunikasi itu sering terganggu oleh

perasaan, fikiran, persepsi yang tidak objektif, sempit serta tidak efektif. Apabila hal

tersebut tidak segera di atasi oleh para guru khususnya guru bimbingan dan konseling di

sekolah maka akan menyebabkan siswa kesulitan dalam mengungkapkan

permasalahannya.

2.1 Pembatasan Lingkup Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu menyimpang, penulis

hanya membatasi permasalahan yang berkenaan dengan pengaruh layanan bimbingan

kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 1 Muaradua. Penelitian ini dibatasi untuk kelas XI IPA 3, IPS 1, IPS 2.

3

Page 4: Proposal Perbaikan

2.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya

melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012:35). Berdasarkan pembatasan masalah

diatas maka rumusan masalahnya yaitu “berapa besar pengaruh layanan bimbingan

kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 1 Muaradua”.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui besaran pengaruh layanan

bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi Siswa di Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Bagi Siswa, agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan maksimal.

2) Bagi Guru Pembimbing, agar dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh

layanan bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi siswa.

3) Bagi Sekolah, Manfaat penelitian ini yakni sebagai bahan pendidikan dan

perkembangan masa depan sekolah yang bersangkutan.

4

Page 5: Proposal Perbaikan

5. Tinjauan Pustaka

5.1 Kajian Literatur

A. Layanan Bimbingan Kelompok

a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan upaya pembimbing membantu individu untuk mencapai

kemajuan dalam belajar dan siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekolah dan kehidupannya serta berusaha untuk memahami diri sendiri.

Sementara Nurihsan (2007:7) Bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk

membantu mengoptimalkan individu.

b. Tujuan Bimbingan

Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat:

1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya

di masa yang akan datang.

2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.

3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta

lingkungan kerjanya.

4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan

lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

c. Fungsi Bimbingan

Nurihsan (2006:8) mengemukakan minimal ada empat fungsi bimbingan, yaitu

sebagai berikut:

1) Fungsi pengembangan.

5

Page 6: Proposal Perbaikan

2) Fungsi penyaluran.

3) Fungsi adaptasi.

4) Fungsi penyesuaian.

B. Pengertian Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana

kelompok (Prayitno dan Erman, 2004:309).

Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan kepada individu untuk membahas masalah atau topik umum secara luas dan

mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok (Agus Maemun dalam Jurnal

Penelitian, 2012).

Menurut Ariyani Christina (2012) bimbingan kelompok berdasarkan pendekatan

system menjadi media bagi siswa-siswa yang memungkinkan bagi mereka mencontoh

atau meniru hal-hal positif yang terjadi dalam kelompok.

a. Jenis-jenis Kelompok

Menurut Prayitno (1995:18) jenis-jenis Kelompok dapat diklasifikasi. Cara

pengklasifikasian yang umum dipakai ialah pengklasifikasian “dua tipe” atau “dua

arah”, yang satu merupakan kebalikan dari yang lain. Dalam pengklasifikasian seperti

itu dikenali adanya:

1) Kelompok primer dan kelompok sekunder

2) Kelompok sosial dan kelompok psikologikal

3) Kelompok terorganisasikan dan kelompok tidak teroganisasikan

4) Kelompok formal dan kelompok informal

6

Page 7: Proposal Perbaikan

C. Kemampuan Berkomunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, Communis, yang berarti membuat

kebersamaan antau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. (Ikhsanudin,

2012). Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang

lainnya (Sarwono, 2010:185). Adapun pengertian Komunikasi menurut Widjaja

(1993:1) adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun

kelompok. Salah satu macam komunikasi pendidikan yakni komunikasi instruksional,

Istilah komunikasi instruksional berasal dari kata” instruction”. Ini bisa berarti

pengajaran, pelajaran, atau bahkan perintah atau instruksi (Yusup, 1990:17).

b. Fungsi Komunikasi

Menurut Sopiah (2008:142) ada empat fungsi komunikasi, yaitu:

1) Komunikasi berfungsi sebagai pengendali perilaku anggota.

2) Komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi karyawan.

3) Komunikasi berperan sebagai pengungkapan emosi.

4) Komunikasi berperan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

c. Tujuan Komunikasi

Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain:

1) Supaya kita sampaikan itu dapat dimengerti

2) Memahami orang lain

3) Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain.

4) Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu.

7

Page 8: Proposal Perbaikan

d. Jenis-Jenis Komunikasi

Terdapat beberapa jenis-jenis komunikasi menurut (Sarwono, 2009:195).

1) Komunikasi searah, yaitu komunikasi yang dating dari satu pihak saja, sedangkan

pihak yang lain hanya menjadi penerima.

2) Komunikasi dua arah, yaitu penerima dapat berubah fungsi menjadi pengirim berita,

sedangkan pengirim dapat menjadi penerima berita.

e. Komunikasi dalam Kelompok

Adapun tujuan komunikasi dalam kelompok menurut (Sopiah, 2008:147).

1) Kesempatan untuk berinteraksi

2) Status hubungan

3) Kepaduan

5.2 Kajian terdahulu yang relevan

Penelitian tentang bimbingan kelompok ini pernah diteliti oleh Agus Maemun

(2012) diambil dari jurnalnya dengan judul Pengembangan Model Bimbingan

Kelompok Dengan Teknik Modeling Untuk Mengembangkan Budi Pekerti Berbasis

Nilai-Nilai Humanistik, yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Slawi. Berdasarkan hasil uji coba model dapat disimpulkan bahwa model bimbingan

kelompok dengan teknik modeling yang telah dikembangkan efektif dan berpengaruh

terhadap peningkatan budi pekerti berbasis nilai-nilai humanistik siswa.

Selain itu, penelitian tentang bimbingan kelompok ini juga pernah diteliti oleh

Ariyani Christina (2012) diambil dari jurnalnya dengan judul Model Bimbingan

Kelompok Berdasarkan Pendekatan Sistem Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa, yang

8

Page 9: Proposal Perbaikan

dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) TN Magelang. Berdasarkan hasil uji

coba pengembangan model bimbingan kelompok yang berdasarkan pendekatan (Bkp)

ini tercapai dan memberikan dampak yang positif baik bagi siswa, konselor maupun

bagi lingkungan sekolah.

Kemudian, penelitian tentang komunikasi ini pernah diteliti oleh Ikhsanudin

(2012) yang diambil dari jurnalnya dengan judul Pengaruh Komunikasi Inerpersonal

Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji coba hasil

tersebut memberikan pengertian terdapat pengaruh yang signifikan variabel komunikasi

interpersonal dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap intense

berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Agus Maemun (2012) dengan penelitian yang

akan saya lakukan mempunyai perbedaan persamaan hubungan. Hubungannya yaitu

sama-sama meneliti tentang Bimbingan Kelompok. Dengan variabel bebas (x) nya:

Bimbingan Kelompok, dan variabel terikat (y) nya: Teknik Modeling. Sedangkan yang

akan saya teliti yaitu mengenai Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap

Kemampuan Berkomunikasi Siswa. Dengan variabel bebas (x) nya: Layanan bimbingan

kelompok, dan variabel terikat (y) nya: Kemampuan berkomunikasi. Namun Tempat

penelitanya berbeda, Agus Maemun meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

1 Slawi sedangkan saya meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Muaradua.

Selain itu, Penelitian yang dilakukan oleh Ariyani Christina (2012) dengan

penelitian yang akan saya lakukan mempunyai perbedaan persamaan hubungan.

Hubungannya yaitu sama-sama meneliti tentang Bimbingan Kelompok. Dengan

9

Page 10: Proposal Perbaikan

variabel bebas (x) nya: Model Bimbingan Kelompok berdasarkan Pendekatan Sistem ,

dan variabel terikat (y) nya: Meningkatkan Resiliensi Siswa. Sedangkan yang akan saya

teliti yaitu mengenai Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kemampuan

Berkomunikasi Siswa. Dengan variabel bebas (x) nya: Layanan bimbingan kelompok,

dan variabel terikat (y) nya: Kemampuan berkomunikasi. Namun Tempat penelitanya

berbeda, Anna Maria meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) TN Magelang,

sedangkan saya meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Ikhsanudin (2012) dengan penelitian

yang akan saya lakukan mempunyai perbedaan persamaan hubungan. Hubungannya

yaitu sama-sama meneliti tentang Komunikasi. Dengan variabel bebas (x) nya:

Komunikasi Interpersonal dan Lingkungan Keluarga, dan variabel terikat (y) nya:

Intensi Berwirausaha. Sedangkan yang akan saya teliti yaitu mengenai Pengaruh

Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Siswa. Dengan

variabel bebas (x) nya: Layanan bimbingan kelompok, dan variabel terikat (y) nya:

Kemampuan berkomunikasi. Namun Tempat penelitanya berbeda, Arif meneliti di

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 3 Yogyakarta, sedangkan saya

meneliti di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.

6. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dapat

mempengaruhi Kemampuan berkomunikasi siswa khususnya di Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.

10

Page 11: Proposal Perbaikan

7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data (Sugiyono, 2012:64). Berdasarkan pengertian tersebut maka peneliti

mengemukakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini yakni Ada pengaruh yang

signifikan antara layanan bimbingan kelompok terhadap kemampuan berkomunikasi

siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaradua.

8. Kriteria Penguji Hipotesis

Kriteria penguji Hipotesis yang di kemukan dalam penelitian ini adalah:

1) Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan kelompok terhadap

kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Muaradua.

2) H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan kelompok

terhadap kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 1 Muaradua.

9. Prosedur Penelitian

9.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja” yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:38).

11

Page 12: Proposal Perbaikan

Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris variabel dengan arti “ubahan”, “faktor

tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah” (Anas, 2012:36).

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

Variabel bebas (x) : Layanan Bimbingan Kelompok

Variabel terikat (y) : Kemampuan Berkomunikasi Siswa

9.2 Definisi Operasional Istilah

Adapun definisi operasional dari judul dalam penelitian ini adalah:

A. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap sekumpulan

individu yang membentuk sejumlah kelompok untuk membahas suatu masalah dengan

memberikan layanan informasi. Layanan informasi tersebut dapat berupa layanan

informasi karier, layanan informasi pribadi, layanan informasi sosial, dan layanan

informasi belajar.

B. Kemampuan Berkomunikasi

Kemampuan berkomunikasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah sebagai

kemampuan berkomunikasi siswa dalam merespon ungkapan masalah atau kepedulian

kepada sesama teman yang terdiri atas respon yang bersifat menganalisis dan

menafsirkan.

12

Page 13: Proposal Perbaikan

9.3 Populasi dan Sampel

A. Populasi Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di

pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012:80). Yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 1 Muaradua

yang berjumlah 186 Siswa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

TABEL 1

POPULASI PENELITIAN

No KelasJenis Kelamin Jumlah

SiswaLaki-laki Perempuan1 XI IPA 1 9 17 262 XI IPA 2 9 23 323 XI IPA 3 10 22 324 XI IPS 1 14 18 325 XI IPS 2 14 18 326 XI IPS 3 12 20 32

Jumlah 68 118 186Sumber : Kepala Tata Usaha SMA Negeri 1 Muaradua

Berdasarkan tabel diatas diketahui populasi penelitian berjumlah 186 siswa yang

terdiri dari 68 Siswa laki-laki dan 118 Siswa perempuan.

B. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. (Sugiyono, 2012:81).

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 186 orang, berdasarkan tabel

13

Page 14: Proposal Perbaikan

penentuan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%, dari populasi

berjumlah 186 orang, maka sampel dalam penelitian ini mengambil 30 orang dengan

tingkat kesalahan 1% (Sugiyono, 2012:87). Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut:

TABEL II

SAMPEL PENELITIAN

KelasJenis Kelamin

JumlahLaki-laki Perempuan

XI IPA 3 5 5 10XI IPS 1 5 5 10XI IPS 2 5 5 10Jumlah 15 15 30

Teknik pengambilan sampel ini peneliti menggunakan teknik Simple Random

Sampling (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,

2012:82).

9.4 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini metode

yang digunakan adalah dengan penelitian deskriptif kuantitatif. Data-data dihitung

secara statistik untuk mencapai hasil dari pengaruh layanan bimbingan kelompok

terhadap kemampuan berkomunikasi siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1

Muaradua.

14

Page 15: Proposal Perbaikan

9.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,

2012:224). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data

yaitu:

1) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen

yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan “life histories”,

ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya

foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. (Sugiyono,

2012:240). Dokumantasi ini dapat diperoleh melalui Keluarga, Wali Kelas, dan Teman

Sebayanya.

2) Kuesioner (Angket)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataa tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. (Sugiyono, 2012:142). Angket ini akan dibagikan kepada siswa dengan

memberikan soal pertanyaan yang berhubungan dengan layanan bimbingan kelompok

dan kemampuan berkomunikasi dengan pilihan jawaban yang sangat baik diberi skor 5,

baik diberi skor 4, cukup baik diberi skor 3, kurang baik diberi skor 2, sangat tidak baik

diberi skor 1.

15

Page 16: Proposal Perbaikan

3) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan

bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan

bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2012:145).

Jadi peneliti menggunakan teknik observaSi ini untuk mengetahui dan menjaring

siswa yang kurang memiliki kemampuan berkomunikasi di kelasnya.

9.6 Teknik Uji Coba Instrument

A. Validitas

Menurut Sugiyono (2012:267) validitas instrument berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk mengetahui validitas instrument,maka peneliti menggunakan rumus

pearson product moment yaitu:

r =n (∑ x y )−(∑ x )(∑ y )

√[n (∑ x 2 )−(∑ x )2] [n (∑ y2 )−(∑ y )2 ]

(Sugiyono, 2010:183)

Dimana:

rhitung ¿koefisien korelasi

n = jumlah siswa uji sebanyak 10 siswa

∑x = jumlah skor butir x

∑y = jumlah skor butir y

∑x² = jumlah skor butir kuadrat x

∑y² = jumlah skor butir kuadrat y

16

Page 17: Proposal Perbaikan

∑xy = jumlah perkalian x dan skor variabel y

B. Reliabilitas

Untuk mencari Reliabilitas peneliti menggunakan metode Alpha, yaitu sebagai

berikut:

r11 ¿ ( kk−1 )∙(∑ s

st ) (Riduwan, 2012:115)

dimana:

r11 ¿nilai reliabilitas

Si ¿ jumlah varians skor tiap−tiap item

Sτ=varians total

k ¿ jumlah item

9.7 Teknik Analisis Data

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua

variabel yang diteliti, sedangkan untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai

berikut:

Y' = a + bX

Keterangan:

Y' = Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta atau bila harga X = 0

b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

Nilai a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

17

Page 18: Proposal Perbaikan

b =

n (∑ xy )−( (∑ x) (∑ y )n∑ x2− (∑ x )2 a =

(∑ y ) (∑ x2)−(∑ x ) (∑ xy )n (∑ x2 ) (∑ x )2

(Sugiyono, 2010)

9.8 Jadwal Kerja

Jadwal kerja dalam penyelesaian skripsi ini dilakukan selama 5 (lima) bulan,

sebagai berikut :

TABEL III

JADWAL KERJA PENELITIAN

No Kegiatan Bimbingan

Bulan / Minggu Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Usul Judul X X X X2 Proposal X X X3 Seminar X

4 Perbaikan Proposal

X X

5 Bab I X X6 Bab II X7 Bab III X8 Bab IV X9 Bab V X

10 Ujian Skripsi X

11 Perbaikan Skripsi

X

18

Page 19: Proposal Perbaikan

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani Christina, Maria, Anna. 2012. Model Bimbingan Kelompok Berdasarkan Pendekatan Sistem Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa, 2012-04 (Online), (http://journal .unnes.ac.id/sju/index.php/jubk.html, diakses 23 Maret 2013).

FKIP. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi 2013. Palembang: FKIP Universitas PGRI Palembang.

Ikhsanudin, Arif, Muhammad. 2012. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, 14320-2 (Online), (http://eprints.uny.ac.id/).

Maemun, Agus. 2012. Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Modeling Untuk Mengembangkan Budi Pekerti Berbasis Nilai-NilaiHumanistik, 2012-04 (Online), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk.html, diakses 23 Maret 2013).

Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan Dan Konseling (Dalam Berbagai Latar Kehidupan). Bandung: PT. Refika Aditama.

Prayitno, Amti Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, W, Salito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

19

Page 20: Proposal Perbaikan

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Widjaja. 1993. Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.

Yusup, M, Pawit. 1990. Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

20